Anda di halaman 1dari 36

REVIEW JURNAL

Judul Melestarikan Keaekaragaman Hayati melalui pembelajaran di luar


kelas dan tugas yang menantang

Nama Jurnal Jurnal Pendidkan Biologi

Volume dan Volume 6, nomor 1 hlm 38-49


Halaman
Tahun 2014

Penulis Sutoyo

Reviewer Tami Yuliana ( 2111100131 )

Tanggal Rabu, 24 februari 2022

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan sikap melestarikan
keaneka- ragaman hayati pada calon pendidik

Subjek Penelitian Mahasiswa prodi pendidikan biologi peserta Mata kuliah


keanekaragaman tumbuhan pada semester genap 201 2-201 3
sejumlah 36

Metode penelitian Pendekatan yang digunakan dalam peneliti- an ini adalah


pendekatan deskriptif kualitatif. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahap yaitu
1. Perencanaan tindakan,
2. pelaksanaan tindakan,
3. observasi dan
4. refleksi.
Karakteristik PTK adalah:
1. masalah yang diteliti merupakan masalah praktek pembelajaran
yang yang dihadapi oleh guru,
2. diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk memecahkan
masalah dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas,
3. terdapat perbedaan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan,
Definisi keanekaragaman hayati itu diperlukan untuk kelanjutan hidup di
Operasional bumi dan penting bagi manusia. Indonesia menjadi salah satu pusat
Variabel keanekaragaman hayati dunia yang dikenal sebagai negara mega-
Dependent biodiversity

Cara & Alat Ukur Analisis data tentang sikap mahasiswa dilakukan dengan cara:
Variable instrumen yang telah diuji coba digunakan untuk menjaring data
Dependent tentang sikap mahasiswa. Skala Likert yang digunakan adalah skala
Likert dengan 5 (lima) pilihan yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju),
SM (Sama Saja), TS (Tidak Se- tuju), STS (Sangat Tidak Setuju),
berturut- turut diberi skor SS (5), S (4), SM (3 ), TS, (2), STS (1 ).
Setelah mahasiswa mengisi skala Likert selanjutnya masing-masing
mahasiswa ditentukan skornya. Selanjutnya, dicari rerata skor
keseluruhan mahasiswa dalam satu kelas dan simpangan bakunya.
Kategorisasi hasil pengukuran menggunakan distribusi normal. Ada
5 (lima) kategori hasil pengukuran sikap yaitu sangat tinggi, tinggi,
rendah, dan sangat rendah.
Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan sikap mahasiswa.
Selanjutnya dapat dicari sikap kelas terhadap kelestarian keaneka-
ragaman hayati dengan cara mencari rerata skor kelas yaitu
menjumlahkan skor semua mahasiswa dibagi jumlah mahasiswa
kemudian dicocokkan dengan kategorisasi sikap: sangat tinggi,
tinggi, rendah dan sangat rendah.
Definisi Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang berkenaan dengan
Operasional berbagai kehidupan di bumi. Keanekaragaman hayati adalah kekayaan
Independent hidup di bumi, jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme,
genetika yang dikandungnya, dan ekosistem dimana mereka
melangsungkan kehidupannya. Setiap tingkatan organisme tersebut
penting bagi manusia karena merupakan sumber daya yang memiliki
nilai ekonomis dan ekologis yang cukup tinggi. Ekosistem hutan
sebagai contoh, keanekaragaman spesies menghasilkan berbagai
macam flora dan fauna yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber
untuk manusia

Langkah Penelitian Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu
1. Pra penelitian,
dilakukan pada waktu subjek penelitian menempuh mata kuliah
prasyarat yaitu mata kuliah struktur dan perkembangan
tumbuhan II, dan peneliti sebagai dosen pembina mata kuliah
tersebut
2. Pelaksanaan penelitian.
dosen mengamati mahasiswa terkait dengan sikap melestarikan
keanekaragaman hayati, yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku,
tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan berbiji tertutup
Hasil Penelitian Pembelajaran di luar kelas tidak sekedar memindahkan pelajar di
luar kelas, tetapi pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan
mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan aktivitas yang
mengarah pada terwujudnya perubahan tingkah laku siswa terhadap
lingkungan melalui tahap-tahap pengertian, perhatian, penyadaran,
tanggung jawab dan aksi atau tingkah laku.
Dalam penelitian ini bisa ditunjukkan dengan keinginan untuk
melestarikan keanekaragaman lumut dana paku pada khususnya
keanekaragaman hayati pada umumnya sikap yang menunjukkan
ke- pedulian terhadap keanekaragaman hayati yang ada di
lingkungan mereka hidup sehari-hari. Setelah mengetahui manfaat
keanekaragaman hayati, bagaimana pengelolaan
keanekaragama hayati,seberapa tinggi tingkat keanekaragaman
hayati yang dimiliki negara kita dan belum dikelola dengan baik

Kekuatan • Melakukan Evaluasi terus-menerus


Penelitian • Penulis detail dalam memberikan hasil yang didapat dalam
penelitiannya sehingga pembaca dapa mudah memahaminya
• Menyertakan Referensi

Kelemahan • Kesimpulan keseleruhan yang dipaparkan penulis kurang lengkap


Penelitian • Memerlukan waktu yang lama dalam melakukan penilitiannya

Kesimpulan Pada penerapan pembelajaran di luar kelas dan tugas yang


menantang, mahasiwa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru
tetapi juga dengan melihat, menyentuh, merasakan, menyelidiki,
bertanya, mem- buktikan, dan menguji fakta dan mengikuti konsep
bisa dipertanggung jawabkan dengan demikian siswa dapat
membangun pengalaman belajarnya atau pengetahuannya sendiri
keseluruhan proses dari setiap pembelajaran.
MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
MELALUI PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS DAN TUGAS
YANG MENANTANG

Sunarmi
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang
E-mail: hs. narmi @y ahoo . c o m

Abstract: Indonesia is a mega-biodiversity country that has a number of flora and fauna number
2 worldwide. Biological diversity useful for the purposes of food, clothing, and shelter. Based on
the results of pre-study showed that the maj ority (80%) of biodiversity in school learning use
the lecture method and of course have not touched the realm of attitudes to conserve. The goal
of the research is to develop the attitude of preserving biodiversity in the candidate educators
through learning outside the classroom and challenging task. Subjects in this study were
students of biology education study program participant subjects generation plant diversity by
201 2 consist of
3 6 students, 5 male students, and 31 female students. This type of research is the
Classroom Action Research (CAR) conducted during two cycles, the research approach is
qualitative descriptive. Data analysis was done by triangulation of data and percentages.
Observations attitudes using Likert scale, observation sheets, and field notes. The results
showed no increase in the attitude of students as prospective educators before the first cycle, at
the end of the first cycle and the end of the second cycle. Biology teacher recommended to
apply this method, method to conduct learning outside the classroom and give challenging
task in middle and high school students.

Keywords: biodiversity, learning outside the classroom, challenging


task

Abstrak: Indonesia merupakan negara mega-biodiversity yang memiliki jumlah flora dan
fauna nomor 2 sedunia. Keanekaragaman hayati bermanfaat untuk keperluan sandang,
pangan, dan papan. Berdasarkan hasil pra penelitian menunj ukkan bahwa sebagian besar (80%)
pembelaj aran keanekaragaman hayati di sekolah menggunakan metode ceramah dan secara
otomatis belum menyentuh ranah sikap untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Tuj uan
penelitian adalah menumbuhkan sikap melestarikan keanekaragaman hayati pada calon
pendidik melalui pembelaj aran di luar kelas dan tugas yang menantang. Subyek penelitian ini
adalah mahasiswa prodi pendidikan biologi peserta mata kuliah keanekaragaman tumbuhan
angkatan tahun 201 2 sebanyak 3 6 mahasiswa, laki-laki 5 mahasiswa, perempuan 31
mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
selama 2 siklus, pendekatan penelitian adalah deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan
dengan triangulasi data dan persentase. Pengamatan sikap menggunakan skala Likert, lembar
observasi, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan sikap
mahasiswa sebagai calon pendidik sebelum siklus I, akhir siklus I dan akhir siklus II.
Disarankan kepada guru Biologi supaya diterapkan pembelaj aran di luar kelas dan tugas yang
menantang pada siswa SMP dan SMA.

Kata kunci: keanekaragaman hayati, pembelaj aran di luar kelas, tugas


menantang
Keanekaragaman hayati merupakan istilah daya yang memiliki nilai ekonomis dan
yang berkenaan dengan berbagai kehidupan ekologis yang cukup tinggi. Ekosistem hutan
di bumi. Keanekaragaman hayati adalah sebagai contoh, keanekaragaman spesies
kekayaan hidup di bumi, j utaan tumbuhan, menghasilkan berbagai macam flora dan
hewan, dan mikroorganisme, genetika yang fauna yang bisa dimanfaatkan sebagai
dikandungnya, dan ekosistem dimana sumber pangan, tempat bernaung, obat-
mereka melangsungkan kehidupannya. obatan dan kebutuhan hidup lainnya
Setiap tingkatan organisme tersebut penting (Primack et al., 1 998).
bagi manusia karena merupakan sumber Indonesia merupakan negara dengan

38
39 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 39
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .

tingkat keanekaragaman hayati yang sangat hayati Indonesia secara berkelanj utan yang
tinggi artinya Indonesia menj adi salah satu meliputi ekosistem darat dan laut, kawasan
pusat keanekaragaman hayati dunia yang agroekosistem dan kawasan produksi, serta
dikenal sebagai negara mega-biodiversity. konservasi ex-situ. Upaya pelestarian ini
Keanekaragaman hayati dapat di- harus disertai dengan pemeliharaan sistem
kelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1 ) ke- pengetahuan tradisional dan pengembangan
anekaragaman spesies, hal ini mencakup sistem pemanfaatan keanekaragaman hayati
semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan yang dilandasi oleh pembagian keuntungan
protista, 2) keanekaragaman hayati, variasi yang adil.
genetik dalam satu spesies, 3) keaneka- Dalam pembangunan terjadi konversi
ragaman komunitas. Komunitas biologi lahan pertanian untuk keperluan bukan
yang berbeda serta asosiasinya dengan pertanian. Hal ini pasti akan mempengaruhi
lingkungan fisik (ekosistem) masing- keanekaragaman hayatinya karena flora dan
masing. fauna akan kehilangan tempat tumbuh.
Ketiga tingkatan keanekaragaman hayati Maka dari itu penting untuk melakukan
itu diperlukan untuk kelanj utan hidup di konservasi keanekaragaman hayati sehingga
bumi dan penting bagi manusia. Sebagai tidak terjadi kepunahan flora maupun fauna.
negara mega-biodiversity, berdasarkan ke- Dalam rencana aksi untuk melestarikan
anekaragaman jenis menurut Supriatna keanekaragaman hayati, ada tiga prinsip
(2008:1 5), Indonesia menempati papan atas, yang telah dicanangkan dunia yaitu dengan
yaitu urutan kedua dunia setelah Brazil pendekatan save, study, dan use.
untuk mamalia, urutan keempat dunia untuk Pendekatan ini lebih bersifat holistik, yaitu
reptil, urutan kelima dunia untuk burung, pendekatan menyeluruh yang diharapkan
urutan keenam untuk amfibi, urutan keempat dapat melindungi spesies dengan tidak me-
dunia untuk dunia tumbuhan, urutan pertama ninggalkan aspek manfaat (Grumbine dalam
dunia untuk tumbuhan palmae, urutan ketiga Supriatna, 2008). Save atau perlindungan
dunia untuk ikan air tawar setelah Brazil dapat dijabarkan sebagai usaha pengelolaan,
dan Columbia. legislasi, perjanjian internasional, dan se-
Semakin menurunnya keanekaragaman bagainya. Dalam pemanfaatan (use), sering
hayati ini telah disadari semua pihak sebagai direncanakan untuk program-program
akibat perubahan lingkungan yang berasal manfaat bagi masyarakat, berbagai
dari kegiatan manusia, pemukiman, pe- komoditi perdagangan, turisme dan jasa.
rusakan hutan, perluasan area pertanian, dll. Penelitian dalam keanekaragaman hayati
Di samping itu permasalahan yang sangat penting karena penggunaan maupun
dihadapi Indonesia dalam mengelola ke- pelestariannya tidak dapat dilakukan tanpa
anekaragaman hayati mencakup aspek penelitian ilmiah. Sedangkan study atau
pemanfaatan, pelestarian, pengetahuan penelitian dapat meliputi penelitian dasar
dan seperti penelitian keragaman spesies,
kebijakan (Supriatna, 2008). Dalam aspek habitat, komunitas, ekosistem dan juga
pemanfaatan seringkali terdengar adanya perilaku serta ekologi dari spesies. Maka
benturan kepentingan antara sektor ke- dari itu, penelitian terus dikembangkan agar
hutanan, pertanian, transmigrasi, juga pemanfaatan sumber daya hayati dapat
sarana lestari dan berlanjut sesuai dengan cita-cita
umum pada suatu wilayah. Perbenturan manusia agar dapat hidup berdampingan dan
kepentingan antar sektor di kawasan pe- selaras dengan alam.
lestarianpun kadang-kadang tidak dapat Berdasarkan hasil Konferensi Nasional
dihindari bila dalam kawasan pelestarian Pembangunan Berkelanj utan (KNPB) ter-
tersebut ditemukan bahan tambang seperti sebut maka dalam melaksanakan pem-
minyak, batubara dan lain-lainnya. bangunan berkelanj utan tidak dapat lepas
Melihat kenyataan tersebut memang dari rencana tindak pembangunan ber-
tidak mudah melakukan konservasi ke- kelanj utan yang salah satunya adalah
anekaragaman hayati, namun demikian me- keanekaragaman hayati yang mencakup 9
ngingat pentingnya keanekaragaman hayati, sub butir (Kementrian Lingkungan Hidup,
maka perlu melindungi dari ancaman ke- 2004).
punahan sehingga perlu partisipasi semua Adapun 9 sub butir dalam rencana
pihak baik individu, kelompok, swasta tindak tentang keanekaragaman hayati
maupun pemerintah sehingga konservasi adalah: (1 ) Menurunkan laju
keanekaragaman hayati dapat berkelanjutan. kemerosotan/
Adapun fokus pelestarian keaneka- kerusakan keanekaragaman hayati secara
ragaman hayati adalah mengelola kekayaan
40 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 40
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .

nyata melalui peningkatan kelestarian fungsi menerapkan, menganalisis pengetahuan


dan keseimbangan ekosistem sehingga faktual, konseptual, dan prosedural sesuai
tercapai pemulihan kelestarian keaneka- tuntutan Kurikulum 201 3. Oleh karena itu,
ragaman hayati pada tahun 201 0. (2) maka pembelajaran di luar kelas dan tugas
Meningkatkan efesiensi dan keberlanj yang menantang perlu diterapkan. Berdasar-
utan pemanfataan serta mengurangi kan latar belakang masalah untuk me-
degradasi sumber daya keanekaragaman numbuhkan sikap melestarikan keaneka-
hayati. (3 ) Mengefektifkan upaya ragaman hayati pada calon pendidik maka
konservasi (per- lindungan ekosistem pembelajaran di luar kelas dan tugas yang
penyangga kehidupan, pengawetan plasma menantang merupakan alternatif yang perlu
nutfah, pemanfaatan berazas pelestarian), dilakukan.
pengawasan peredaran keanekaragaman
hayati secara terus menerus serta pemberian METODE
sanksi yang tegas pada setiap pelanggaran.
(4) Mengefektifkan keterlibatan masyarakat Tuj uan dari penelitian ini adalah
dan komunitas lokal dalam pengelolaan meningkatkan sikap melestarikan keaneka-
keanekaragaman hayati. (5) Memetakan ragaman hayati pada calon pendidik.
potensi dan ketersediaan keanekaragaman Pendekatan yang digunakan dalam peneliti-
hayati dalam rangka pe- natagunaan dan an ini adalah pendekatan deskriptif
pemanfaatan yang ber- kelanj utan mulai kualitatif. Jenis penelitian ini adalah
tahun 2004. (6) Meng- integrasikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri
pendekatan ekosistem dalam pembuatan dari empat tahap yaitu 1 ) perencanaan
kebijakan pengelolaan keaneka- ragaman tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3)
hayati sejak tahun 2003 . (7) observasi dan 4) refleksi. PTK menjadi
Menyediakan pembiayaan bagi investasi dan suatu pilihan karena penelitian ini muncul
pengelolaan bank genetic, melalui karena adanya permasalahan pembelajaran
mekanisme dana amanah mulai tahun 2004. yang terjadi di dalam kelas. PTK
(8) Mengembangkan balai kliring, riset, dilakukan oleh guru dalam penelitian ini
teknologi rekayasa dengan menerapkan adalah dosen sebagai usaha untuk
prinsip kehati-hatian dini, dan perlindungan memperbaiki dan meningkatkan kinerja
hak atas kekayaan intelektual (intelectual guru dalam merancang kegiatan
property right) bagi individu dan kelompok pembelajaran yang lebih baik, karena guru
masyarakat mulai tahun 2004. (9) Menyusun merupakan orang yang paling
legilasi nasional untuk menjamin akses dan mengetahui segala permasalahan dalam
pembagian keuntungan yang berkeadilan kegiatan pembelajaran. Karakteristik PTK
dalam pengelolaan keanekaragaman hayati. adalah: 1 ) masalah yang diteliti merupakan
Terkait dengan kompetisi inti dan masalah praktek pembelajaran yang yang
kompetensi dasar tentang materi keaneka- dihadapi oleh guru,
ragaman hayati maka seharusnya menanam- 2) diperlukan tindakan-tindakan tertentu
kan konsep keanekaragaman hayati untuk memecahkan masalah dalam rangka
dilakukan secara kontekstual yaitu siswa memperbaiki dan meningkatkan kualitas
diajak mengamati langsung keanekaragaman pembelajaran di kelas, 3) terdapat perbedaan
hayati yang ada di lingkungan secara keadaan sebelum dan sesudah dilakukan
faktual, kemudian ditanamkan konsep tindakan, 4) guru sendiri yang berperan
tentang keanekaragaman hayati mengenai sebagai peneliti, baik secara perorangan
manfaat, keanekaragaman hayati di ke- maupun kelompok (Susilo dkk. , 2008).
hidupan sehari-hari misalnya mulai dari Berdasarkan pendekatan dan jenis
kebutuhan sandang yaitu baju yang mereka penelitian, maka kehadiran dosen di
pakai asalnya dari mana, pangan yaitu lapangan mutlak diperlukan karena peneliti
makanan yang mereka makan tiap hari bertindak sebagai penyusun instrumen, pe-
berasal dari mana, papan yaitu rumah yang rancang tindakan, pelaksanaan tindakan,
mereka tempati, tempat tidur, meja, kursi, penganalisis data penelitian, dan pembuat
obat-obatan, dan lain-lain kebutuhan sehari- laporan penelitian. Selama pelaksanaan
hari semuanya merupakan produk dari tindakan, peneliti dibantu oleh 4 orang
keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, observer yaitu mahasiswa biologi yang
maka siswa diajak untuk mengerti, sudah lulus mata kuliah Keanekaragaman
mengamati, menyadari, melestarikan Tumbuhan dengan nilai minimal A- dan
keanekaragaman hayati Indonesia. Dari sini menjadi asisten.
maka siswa seharusnya memahami, Subyek penelitian adalah mahasiswa
41 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 41
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .

prodi pendidikan biologi peserta Mata Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan
kuliah keanekaragaman tumbuhan pada sikap mahasiswa. Selanjutnya dapat dicari
semester genap 201 2-201 3 sej umlah 3 sikap kelas terhadap kelestarian keaneka-
6 mahasiswa, 5 laki-laki dan 31 perempuan ragaman hayati dengan cara mencari rerata
Data dalam penelitian ini adalah sikap skor kelas yaitu menjumlahkan skor semua
mahasiswa terhadap pelestarian keaneka- mahasiswa dibagi jumlah mahasiswa
ragaman hayati yang diperoleh melalui kemudian dicocokkan dengan kategorisasi
instrumen penelitian berupa skala Likert, sikap: sangat tinggi, tinggi, rendah dan
catatan lapangan, lembar observasi. Sumber sangat rendah.
data adalah refleksi diri mahasiswa prodi Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri
pendidikan biologi peserta mata kuliah dari dua tahap, yaitu 1 ) pra penelitian, dan 2)
keanekaragaman tumbuhan setiap akhir pelaksanaan penelitian.
siklus, hasil isian skala Likert, hasil
observasi, catatan lapangan dan keter- HASIL
laksanaan pembelajaran di luar kelas oleh Pra penelitian. Tahap pra penelitian
dosen dan mahasiswa. dilakukan pada waktu subjek penelitian
Analisis data dalam penelitian ini menempuh mata kuliah prasyarat yaitu mata
melalui teknik triangulasi data yaitu tahap 1 kuliah struktur dan perkembangan tumbuhan
) mereduksi data meliputi penyelesaian, II, dan peneliti sebagai dosen pembina mata
penyederhaan dan pengklasifikasian. Ke- kuliah tersebut. Pada tahap pra penelitian,
giatan ini dilakukan dengan cara membuat dosen mengamati mahasiswa terkait dengan
ringkasan, membuang data yang tidak sikap melestarikan keanekaragaman hayati,
diperlukan dan menata sesuai dengan yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku,
masalah penelitian, 2) penyajian data sesuai tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan
jenisnya yang dilakukan setelah peng- berbiji tertutup. Sikap mahasiswa yang
klasifikasian data. Penyajian data dilaku- tidak melestarikan keanekaragaman hayati
kan dengan mengorganisasikan data yang di sini ditunjukkan dengan kenyataan
sudah direduksi sehingga diperoleh infor- berikut: mahasiswa mengambil bahan
masi tentang proses penelitian, dan 3) amatan tidak sesuai dengan kebutuhan,
penarikan kesimpulan. Penarikan ke- sebagai contoh seharusnya untuk
simpulan dilakukan berdasarkan sajian data mempelajari tata letak daun cukup
dengan cara menganalisis makna seluruh mengambil cabang berdaun 2-3 cabang yang
temuan yang terjadi selama tindakan diamati dalam satu kelompok, tetapi mereka
berlangsung, penarikan kesimpulan sesuai membawa lebih atau bahkan
target penelitian. jumlahnya dua kali lipat dari yang
Analisis data terhadap keterlaksanaan dibutuhkan sehingga jika sikap seperti ini
pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan tidak diperbaiki akan merusak keaneka-
menghitung persentase data keterlaksanaan ragaman tumbuhan. Selanj utnya, bahan sisa
pembelajaran oleh dosen dalam hal ini yang seharusnya bisa ditanam kembali
adalah peneliti dan mahasiswa. dibuang begitu saja. Sikap seperti ini
Analisis data tentang sikap mahasiswa menunj ukkan bahwa mahasiswa tidak
dilakukan dengan cara: instrumen yang telah punya tanggung jawab untuk melestarikan
diuji coba digunakan untuk menjaring data ke- anekaragaman hayati yang sebetulnya
tentang sikap mahasiswa. Skala Likert yang mereka perlukan setiap saat dalam ke-
digunakan adalah skala Likert dengan 5 hidupan sehari-hari. Selain itu, jika
(lima) pilihan yaitu SS (Sangat Setuj u), S mahasiswa mengambil bahan amatan,
(Setuju), SM (Sama Saja), TS (Tidak Se- mereka tidak mempelajari terlebih dahulu
tuj u), STS (Sangat Tidak Setuj u), bagian apa yang akan dipelajari, selain itu
berturut- turut diberi skor SS (5), S (4), SM kapan mengambil bahan mereka kurang
(3), TS, (2), STS (1 ). Setelah mahasiswa memperhitungkan akibatnya mereka meng-
mengisi skala Likert selanjutnya masing- ambil bahan tanpa perencanaan dan per-
masing mahasiswa ditentukan skornya. hitungan yang benar sehingga bahan yang
Selanjutnya, dicari rerata skor keseluruhan dibawa tidak semuanya bisa diamati dalam
mahasiswa dalam satu kelas dan alokasi waktu yang telah ditentukan,
simpangan bakunya. sehingga bahan yang sudah diambil
Kategorisasi hasil pengukuran menggunakan akhirnya dibuang. Menurut pengamatan
distribusi normal. Ada 5 (lima) kategori dosen, mahasiswa tidak merasa salah dengan
hasil pengukuran sikap yaitu sangat tinggi, perbuatan yang telah mereka lakukan
tinggi, rendah, dan sangat rendah.
42 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 42
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .

tersebut. Hal ini dosen ketahui dari sebelum masuk ke tumbuhan lumut, ada
kenyataan bahwa mereka akan mengulang-
ulang perbuatannya tersebut tanpa beban
mengambil dan membuang bahan amatan
yang berupa tumbuhan tersebut.
Fakta berikut juga menunj
ukkan kurangnya kepedulian mahasiswa
terhadap
kelestarian keanekaragaman hayati dalam
skala kecil yaitu terhadap bahan amatan
yang ditanam di sekitar kampus meliputi
tumbuhan paku: Equisetum, Selaginela,
Psilotum, Adiantum, mereka tidak peduli
terhadap kelangsungan hidup tumbuhan
tersebut artinya jika mereka melihat bahwa
tempat tumbuh tanaman tersebut kering
tidak ada satu pun mahasiswa yang secara
sukarela menyiram tumbuhan tersebut.
Selanj utnya karena tidak peduli terhadap
tumbuhan di lingkungan sekitar mereka
maka mahasiswa juga malas untuk mencari
bahan amatan dengan alasan tidak tahu
mana tumbuhan yang dimaksud padahal
tumbuhan tersebut kemungkinan ada di
sekitar mereka. Kenyataan sikap mahasiswa
prodi pendidikan biologi sebagai calon
pendidik tersebut di atas mendasari peneliti
untuk melaksanakan PTK menerapkan
pembelajaran di luar kelas dengan tugas
yang menantang untuk menumbuhkan sikap
melestarikan keanekaragaman hayati.
Se-
bagai data pendukung dosen meminta
mahasiswa untuk mengisi angket untuk
menyaring informasi tentang: 1 )
bagaimana
pelaksanaan pembelajaran biologi tentang
keanekaragaman hayati di sekolah baik
waktu mereka masih SMA/SMP, 2) apakah
mereka tahu apa manfaat keanekaragaman
hayati bagi manusia, dan 3) apakah mereka
tahu seberapa besar keanekaragaman flora
dan fauna yang dimiliki negara Indonesia
sehingga Indonesia termasuk negara mega-
diversity nomor 2 sedunia setelah Brasil.
Pelaksanaan tindakan. Siklus I. Awal
siklus I mahasiswa mengisi skala Likert.
Pada tahap perencanaan tindakan siklus I
sudah dipersiapkan Rencana Perkuliahan
Semester (RPS), Satuan Acara Perkuliahan
(SAP) tumbuhan lumut, bahan ajar, dan
petunj uk praktikum. Membuat
instrumen
skala Likert, format catatan
lapangan,
lembar keterlaksanaan pembelajaran, me-
nentukan tugas yang menantang, yaitu:
mendeskripsi tumbuhan lumut di tempat
yang telah ditentukan. Tagihan berupa
laporan yang berisi ciri-ciri tumbuhan
lumut
yang ditemukan dilengkapi dengan gambar,
dan menentukan nama genus. Pada siklus I,
43 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 42
kegiatan pendahuluan,
aArgmuis, t mahasiswa diberi le0s1t Hayati melalui . . .
tugas mencari artikel tentang keaneka-
ragaman hayati di Indonesia secara mandiri
dan dipresentasikan. Kegiatan pendahuluan
dilakukukan sebanyak 4x tatap muka, yaitu
tanggal 7, 8, 1 4, dan 1 5 Januari 201
4. Mahasiswa mempresentasikan artikel
secara individu untuk membahas
keanekaragaman hayati di Indonesia,
meliputi: apa manfaat keanekaragaman
hayati, seberapa banyak jumlah hewan,
tumbuhan yang dimiliki oleh negara kita
dari jumlah flora dan fauna tersebut
semuanya sudah teridentifikasi atau belum,
apa potensi keanekaragaman tumbuhan yang
ada di daerah tertentu yang tersebar di
Indonesia. Bagaimana keaneka- ragaman di
daerah mangrove, di cagar alam, daerah-
daerah lain yang tersebar di Indonesia. Dari
artikel yang mereka pelajari dan dibuat
analisis kritis, mereka juga membahas
bahwa negara kita adalah negara mega
diversity nomor 2 sedunia setelah Brasil
tapi apakah sudah dikelola dengan baik?
Apakah sumber plasma nutfah di
Indonesia sudah dikelola oleh SDM kita
sendiri? Apakah kita sudah mengetahui
secara pasti jumlah flora dan fauna?
Masalah-masalah tersebut bisa didiskusikan
di kelas.
Selain tugas mendeskripsi, dan mencari
artikel, di awal siklus I mahasiswa juga
diberi tugas terstruktur yang dikumpulkan di
minggu ke-1 8 sebelum masuk materi
tumbuhan berbiji yaitu mencandra tumbuhan
berdasarkan lama hidupnya di daerah asal
masing-masing. Contoh: mangga termasuk
tumbuhan berbunga berbuah berkali-kali,
tumbuhan berkayu, dan umurnya bertahun-
tahun oleh karena itu mangga termasuk
tumbuhan planta polycarpa multienis dan
lignosus. Tagihan berupa laporan yang
berisi: kapan dan dimana (desa, kecamatan)
observasi dilakukan, tanggal, hari dan jam,
dengan siapa, naik apa, berapa kali, ciri
tumbuhan, gambar/foto, nama latin. Tugas
tersebut meskipun dikumpulkan minggu ke
1 8 tetapi peneliti memantau setiap 2
minggu sekali seberapa jauh mereka sudah
melakukan tugas terstruktur tersebut. Tugas
ini diberikan di awal semester dan
dikumpulkan minggu ke 1 8 dengan tuj
uan untuk mempersiapkan mahasiswa
sebelum mempelajari tumbuhan berbiji.
Pertemuan ke 5 dan 6 yaitu tanggal 21 dan
22 Januari
201 4 di luar ruangan mengamati ciri-ciri
morfologi keanekaragaman tumbuhan
lumut. Kemudian pertemuan ke 7, yaitu
tanggal 29
Januari 201 4 pengamatan ciri
43 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 43
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .

anatomi dan identifikasi dilakukan di • Refleksi diri oleh Shila Avila


laboratorium Biologi UM kemudian tentang jurnal yang berjudul:
pertemuan ke 8 dan 9 tanggal 30 Januari Keanekaragaman dan potensi flora di
sampai dengan 5 Februari dilakukan diskusi cagar alam pegunungan Cyclops,
presentasi tumbuhan lumut berdasarkan Papua di tulis oleh: Tahan uji-peneliti
hasil pengamatan dan hasil identifikasi. pusat penelitian Biologi LIPI tahun
Pada saat itu peneliti bertindak sebagai 2005, “setelah membaca, belajar, dan
fasilitator dan memberi penguatan konsep. menganalisis jurnal ini, saya jadi
Selama pembelajaran berlangsung observer termotivasi untuk mempelaj ari lebih
me- ngamati sikap mahasiswa berdasarkan dalam mengenai spesies-spesies
lembar observasi dan analisis kritis artikel tumbuhan yang ada di Indonesia,
yang mereka buat setelah mencari dan terutama untuk tumbuhan yang
mempelajari isi artikel tentang keaneka- endemik beserta dengan manfaatnya,
ragaman hayati di Indonesia. Di akhir siklus sehingga kelak dapat berguna bagi
I mahasiswa diminta untuk membuat diri saya dan orang lain.”
refleksi diri. • Refleksi diri oleh M. Fachrurizal
Berdasarkan analisis data sikap maha- A, Jurnal biodiversitas Vol. 1 No.
siswa dari skala Likert menunj ukkan adanya 1
peningkatan sebelum siklus I sampai setelah Halaman 1 4-20. Judul: tumbuhan
siklus I baik secara perorangan maupun epifit pada tegakan pohon
kelas seperti terdapat pada Tabel 1 dan Schima wallicvhii (D. C) Korth di
Tabel Gunung Lawu, oleh: Achmad Dwi
2. Setiyawan
Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
Tahun 2000, “.....sehingga akan me-
Tabel 1. Persentase Peningkatan Sikap ningkatkan kepedulian saya dalam
Mahasiswa Sebelum Siklus I, men-jaga keanekaragaman hayati di
Akhir Siklus I, Akhir Siklus II Indonesia.”
• Refleksi diri oleh Ervika C. dari pro-
siding seminar FMIPA Universitas
Kategori Sebelum Lampung, 201 3. Judul Keaneka-
Siklus I Siklus II ragaman Tumbuhan Paku (Pterido-
Siklus I
phyta) di Taman Hutan Kenali Kota
Sangat 11% 22% 89% Jambi Oleh Suraida, Prodi Pendikan
tinggi Biologi IAIN Sulthan Thaha Saifudin
Tinggi 11% 72% 11 % Jambi, “setelah saya menganalisis
Rendah 72% 6% - jurnal yang berjudul .... saya me-
Sangat 6% ngetahui lebih jauh tentang keaneka-
rendah ragaman tumbuhan paku dan saya baru
mengetahui bahwa tumbuhan paku
sangat banyak manfaatnya bagi
Tabel 2. Peningkatan Klasikal Sikap manusia, yang sebelumnya saya meng-
Mahasiswa Sebelum Siklus I, anggap tumbuhan paku kurang
A kh ir S iklu s I , A kh ir S iklu s I I bermanfaat bagi manusia. Dengan
Kategori pe- ngetahuan tersebut saya akan
lebih
Sebelum Siklus I Siklus II menghargai keberadaan tumbuhan paku
Siklus I yang ada di sekitar kita.”
• Refleksi diri oleh Nila Wahyuni. Jurnal
Rata-rata 11% 22% 89% Teknik Lingkungan Vol. 1 0 No.
kelas 2
Halaman 1 73 -1 81 Jakarta. Mei 2009.

Kategori rendah tinggi sangat kesadaran untuk melestarikan. Hal ini


tinggi ditunjukkan dengan hasil refleksi diri
berikut:
Berdasarkan hasil analisis kritis dan
refleksi diri akhir siklus nampak kesadaran
mahasiswa untuk mencintai tumbuhan
kekayaan Indonesia dan muncul pula
44 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 43
ISSN aArgmuis,
1 441 t-3 1 5X. Judul: Keaneka- le0s1t Hayati melalui . . .
ragaman Tumbuhan dan Potensinya di
Cagar Alam Tangle Gorontalo. Oleh
Rugayah peneliti di pusat penelitian
biologi LIPI, “dari analisis jurnal tersebut
saya memperoleh banyak informasi
mengenai keanekaragaman tumbuhan,
habitat dan manfaat tumbuhan. Tumbuhan
yang hidup di cagar alam ini memiliki
manfaat yang cukup banyak, oleh karena
itu saya
44 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 44
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .

sebagai mahasiswa juga berkeinginan manusia dan lingkungan, oleh karena


untuk menj aga kelestarian tumbuhan
tersebut. Kita boleh memanfaatkan
tetapi tidak boleh secara besar-besaran
apalagi sampai mengganggu kehidupan
dan ekosistem. Selain itu juga muncul
keinginan untuk mengetahui lebih lanj
ut sej auh mana potensi tumbuhan
yang terdapat di cagar alam ini dapat
digunakan dalam dunia farmasi serta
industri di Indonesia.”
• Refleksi diri oleh Hanif Achmadi. Judul
Analisis Status Flora Cagar Alam Pulau
Sempu Kabupaten Malang oleh Hari
Sulistyowati Jurusan Biologi UNEJ
Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 9 No. 1 Januari
2008, “setelah membaca dan mem-
pelajari jurnal tersebut saya semakin
mengetahui bahwa di Pulau Sempu
sebagian jenis floranya masuk dalam
kualifikasi unik memiliki tingkat
kepunahan yang tinggi, dan secara tidak
langsung membuka mata saya untuk
lebih peduli dan menjaga terhadap
lingkungan sekitar.”
• Refleksi diri oleh Indah Purwaningsih.
Biodiversitas Vol. 5 No. 2 Halaman 71
-
76. Judul Keanekaragaman Tumbuhan
dan Populasinya di Gunung Kelud Jawa
Timur oleh Inge Larasati-Herbarium
Bogorienses, Bidang Botani LIPI,
Bogor. Disetuj ui 1 7 Mei 2004,
“ketika
saya membaca judul ..... saya baru
mengerti betapa banyaknya keaneka-
ragaman yang ada pada kawasan
Gunung Kelud. Namun kerusakan yang
ada pada kawasan hutan yang
diakibatkan karena ulah manusia dapat
mengakibatkan berkurangnya jenis
tumbuhan. Untuk itu kita seharusnya
melestarikan jenis tumbuhan yang ada
agar tetap terjaga kelestariannya.”
• Refleksi diri oleh Nanik Yulianti. Bio-
diversitas Vol. 9 No. 3 Halaman 1
94-
1 98 Judul: Keanekaragaman
Tumbuhan
Di Hutan Pegunungan Waworete
Kecamatan Wawonii Pulau Wawonii,
Sulawesi Tenggara. Oleh Sunarti,
Arief,
H, Rugayah Herbarium Bogoriense
Pusat Penelitian Botani LIPI Bogor,
disetuj ui 26 Juni 2008, “dari
artikel
yang saya baca dan analisis, ternyata
keanekaragaman tumbuhan Indonesia
sangat banyak dan beragam, serta
memiliki karakteristik yang berbeda-
beda. Keberadaan tumbuhan tersebut
mempunyai banyak manfaat bagi
45 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 44
itu kita tharus melestarikannya dengan
aArgmuis, le0s1t Hayati melalui . . .
cara menj aga dan merawat keaneka-
ragaman hayati tersebut supaya tidak
punah dan lestari.”
Berdasarkan hasil observasi pada waktu
pembelajaran di luar kelas yaitu mengamati
macam-macam tumbuhan lumut, mereka
tampak senang karena bisa melihat habitat,
mengamati secara langsung, mendeskripsi,
mengagumi ciptaan Tuhan Yang Maha
Kuasa. Sebelum mereka mengamati
tumbuhan lumut di luar kelas peneliti
mengajukan beberapa pertanyaan yaitu: apa
yang akan saudara pelajari kali ini?,
tumbuhan lumut termasuk kelompok
tumbuhan apa?, ada berapa macam
tumbuhan lumut yang saudara ketahui?, ada
berapa macam tumbuhan lumut yang
saudara ketahui?, apa yang membedakan
macam-macam tumbuhan lumut tersebut?,
apakah saudara sudah pernah mengamati
macam-macam tumbuhan lumut? Per-
tanyaan-pertanyan tersebut tidaklah semua-
nya bisa mereka jawab dengan benar,
mereka bisa menjawab macam-macam
tumbuhan lumut, tetapi mereka tidak tahu
ciri yang membedakan antara tumbuhan
lumut yang satu dengan yang lain sehingga
mereka tidak bisa menentukan ciri khusus
macam-macam tumbuhan lumut tersebut.
Sebagian besar mereka belum pernah
mengamati tumbuhan lumut. Selanjutnya,
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut,
peneliti mengajak mereka untuk mengamati
tumbuhan lumut yang ada di luar kelas
dengan harapan jika pertanyaan-pertanyaan
tersebut peneliti tanyakan lagi setelah
mereka belajar tumbuhan lumut dengan
melihat secara langsung, mendeskripsi,
maka mereka bisa menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut. Mahasiswa mengamati
secara berkelompok dengan senang dan
ceria, mencirikan macam-macam tumbuhan
lumut sambil mencocokkan dengan ciri-ciri
morfologi yang ada di bahan ajar,
selanj utnya mereka mengidentifikasi. Kerja-
sama bagus tetapi kenyataannya mahasiswa
belum lancar menentukan ciri tumbuhan
karena belum membaca bahan ajar secara
detail sebelum ke lapangan. Berdasarkan
kenyataan tersebut, peneliti meminta mereka
untuk mengambil sampel amatan secukup-
nya untuk dipelajari lebih mendalam di
laboratorium sambil diamati juga ciri
anatominya. Mereka kelihatan antusias pada
waktu kerja kelompok banyak pertanyaan-
pertanyaan yang mereka ajukan.
Memang sudah peneliti sampaikan
tidak
45 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 45
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .

akan menjelaskan kalau tidak ada selain menanyakan konsep juga digunakan
pertanyaan dari mahasiswa sehingga untuk untuk menuntun mahasiswa mengamati ciri-
bertanya mereka harus betul-betul meng- ciri tumbuhan secara runtut. Untuk
amati dan membaca bahan ajar terlebih menjawab pertanyaan tersebut mahasiswa
dahulu. Pada waktu pembelajaran dosen wajib membaca dulu bahan ajar, lembar
dibantu oleh 4 asisten sekaligus sebagai PBMP diberikan 1 minggu sebelum
observer. Secara bergiliran dosen men- pembelajaran di luar kelas dilaksanakan.
dampingi di setiap kelompok. Selain men- Tugas yang diberikan pada siklus II ini
jawab pertanyaan mahasiswa dosen me- adalah mendeskripsi, mengidentifikasi
nyadarkan mereka betapa kaya negara kita. tumbuhan paku yang ditemukan meng-
Seperti saudara lihat ini di tanah yang gunakan kunci identifikasi dan membuat
luasnya ± 400 m2 kita bisa menemukan kunci identifikasi berdasarkan tumbuhan
berapa banyak tumbuhan lumut, berapa paku yang ditemukan, menanam sisa bahan
macam tumbuhan lumut yang mana amatan di gelas aqua sampai hidup. Pe-
tumbuhan yang saudara amati ini laksanaan tindakan siklus II yaitu pem-
bermanfaat untuk manusia misalnya sebagai belajaran di luar kelas dilaksanakan pada
bahan untuk obat, kompos, untuk pertemuan ke 1 0, 11 , dan 1 2 pada tanggal
keseimbangan ekosistem, dsb. Apakah 6,
tumbuhan lumut seperti ini ada di Amerika? 1 2, dan 1 3 Februari 201 4 di Jalan
Ada di Kutub? Ada di Arab? Mengapa? Beri Candi
penjelasan. Pada akhir siklus I mahasiswa Blok VA No. 225 Malang, di sebidang
bisa menj awab pertanyaan-pertanyaan yang tanah
di ajukan peneliti di awal pembelajaran dan ± 400 m2 di lahan tersebut terdapat
mahasiswa mengisi skala Likert akhir siklus bermacam-macam tumbuhan paku antara
I. lain Psilotum, Selaginella, Lycopodium,
Berdasarkan tahap ke 4 PTK siklus I Equisetum, Platycerium, Asplenium,
yaitu Refleksi, ada beberapa hal yang Adiantum, Nephrolepis, dan masih banyak
harus dibenahi untuk dasar pada lagi tumbuhan paku yang lain. Tumbuhan
perencanaan tindakan siklus berikutnya, paku yang terdapat pada lahan tersebut
yaitu: 1 ) sebelum pembelajaran di luar sudah mewakili kelompok Tumbuhan Paku
kelas dilaksanakan perlu ditekankan kelas Psilopsida, Lycopsida, Sphenopsida,
kembali tugas masing- masing anggota Pteropsida. Pembelajaran di luar kelas
kelompok, 2) meskipun pembelajaran dilaksanakan secara berkelompok. Masing-
dilakukan secara kelompok masing-masing maisng kelompok terdiri dari 4-5 maha-
anggota kelompok diwajib- kan untuk siswa. Dosen dibantu oleh 4 orang asisten
membaca bahan ajar terlebih dahulu yang bertugas juga sebagai observer.
sebelum ke lapangan, 3) loupe diberikan Peneliti
ke masing-masing kelompok se- belum ke secara bergiliran mendampingi masing-
lapangan, 4) masing-masing kelompok masing kelompok dan membimbing jika ada
diwajibkan untuk membawa kantong plastik pertanyaan dari mahasiswa. Mahasiswa
untuk tempat bahan amatan yang akan mendeskripsi ciri morfologi tumbuhan
diamati di laboratorium. Pada akhir siklus I paku
sudah bisa ditemukan bahwa ada yang ditemukan berdasarkan bahan ajar dan
peningkatan sikap mahasiswa sebelum petunj uk praktikum. Pada waktu
siklus I sampai akhir siklus I dengan skala bimbingan
Likert maupun berdasarkan hasil observasi di kelompok mahasiswa antusias dan senang
siklus dan refleksi analisis kritis mahasiswa, sekali untuk mengamati ciri tumbuhan paku
dan refleksi mahasiswa di akhir siklus II. dan mereka aktif juga kerja kelompok,
Siklus II. Pada tahap perencanaan banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul
tindakan siklus II dipersiapkan RPS dan karena mereka sudah membaca terlebih
SAP berdasarkan hasil refleksi siklus I, dahulu bahan ajar dan lembar PBMP. Hal
yaitu supaya mahasiswa betul-betul ini
membaca bahan ajar terlebih dahulu peneliti ketahui dari pertanyaan-pertanyaan
sebelum ke lapangan peneliti yang muncul pada waktu pengamatan
mempersiapkan lembar PBMP tumbuhan paku. Mereka sudah mengenal
(Pemberdayaan Berpikir Kritis Melalui tipe daun mikrofil yaitu daun
Pertanyaan) yaitu lembar yang berisi yang
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mempunyai satu tulang daun tetapi mana
menuntun mulai dari konsep-konsep yang daun mikrofil yang ada di tumbuhan
umum sampai khusus. Lembar PBMP ini Selaginella mereka tanyakan itu.
Mereka
mengenal sorus adalah kumpulan dari
sporangium tetapi setelah mengamati
46 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 45
mereka belum
aArgmuis, t tahu mana yang dimaksud le0s1t Hayati melalui . . .
sorus pada Nephrolepis, hal-hal seperti itu
menunjukkan bahwa sudah ada persiapan
konsep dari mereka tetapi secara
fakta
46 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 46
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .

mereka masih perlu bimbingan. Di sini mahasiswa setelah mengerjakan tugas


peneliti juga memantau, mengawasi, observasi tumbuhan berbiji dari hasil
mengontrol apakah yang dilakukan/ yang laporan. Mereka observasi ke lapangan di
diamati, cara mengamati mahasiswa sudah daerah asal menentukan lama tumbuhan
sesuai dengan ketentuan yang ada di hidup termasuk planta policarpa atau
petunj uk pengamatan atau belum. Ciri monokarpa, lignosus, herbaceus di daerah
anatomi diamati di laboratorium pada masing-masing. Mereka observasi berkali-
pertemuan ke 1 4 dan 1 5 yaitu tanggal 20 kali tanya ke penduduk berapa lama
dan tumbuhan tersebut berbunga, berbuah,
26 Februari karena pertemuan ke 1 3 mendeskripsi, mengambil foto, meng-
libur. Setelah mengamati ciri anatomi dilanj identifikasi. Dengan demikian mereka akrab
utkan presentasi diskusi pada pertemuan ke 1 dengan tumbuhan yang ada di alam, mereka
6 dan semakin mengagumi betapa kaya negara
1 7 di sini peneliti juga mereview Indonesia. Mereka merasa setelah me-
secara keseluruhan materi tumbuhan paku. ngerjakan tugas tersebut menjadi peduli
Pelaksanaan siklus II berjalan seperti terhadap tumbuhan yang ada di sekitarnya
yang diharapkan karena mahasiswa sudah dan timbul keinginan untuk melestarikan.
ada persiapan sebelumnya sehingga hasil Hal-hal yang menunjukkan peningkatan
deskripsi ciri morfologi dan anatomi keterlaksanaan pembelajaran siklus II adalah
lengkap selanj utnya mereka bisa meng- pada waktu pembelajaran di luar kelas
identifikasi menggunakan kunci identifikasi semua mahasiswa aktif bekerja. Mahasiswa
dengan lancar. Kunci identifikasi yang di- lancar untuk mendeskripsi dan menanyakan
pakai adalah kunci dikotom karangan Van hal yang belum dimengerti, pengamatan
Steenis 1 987. Di akhir siklus II mahasiswa berjalan dengan lancar, karena sudah ada
mengisi skala Likert hasilnya seperti pada persiapan materi/konsep berdasarkan lembar
Tabel 1 dan 2, dan menulis refleksi diri kerja PBMP dan bahan ajar.
akhir
siklus contoh refleksi diri mahasiswa PEMBAHASAN
adalah Peningkatan keterlaksanaan kegiatan
sebagai berikut: pembelajaran di luar ruang kelas karena ada
• Oleh Annas Jannatun Na’im
“.......saya mendapatkan banyak sekali usaha dosen maupun mahasiswa. Adanya
ilmu pengetahuan, wawasan, dan lembar PBMP mahasiswa wajib membaca
pendidikan karakter. Saya sadar bahwa bahan ajar dulu tentang ciri-ciri tumbuhan
bahan sangat penting peranannya. paku sebelum mereka mengamati. Sehingga
Untuk itu harus diusahakan secara kesiapan mahasiswa tersebut akan mempe-
maksimal dan dilestarikan. Dengan ngaruhi kelancaran dalam mengamati,
mengikuti mata kuliah mendeskripsi dan mengidentifikasi
keanekaragaman tumbuhan saya tumbuhan paku. Adanya tugas observasi
menjadi lebih tahu segala sesuatu tumbuhan berdasarkan lama hidup di daerah
tentang tumbuhan paku..” masing-masing menambah wawasan maha-
• Oleh Dini Resita siswa tentang keanekaragaman hayati di
Putri Indonesia. Menurut Anderson (1 981
“.....banyak hal selain materi yang saya ) karakteristik manusia meliputi cara yang
dapatkan dari mata kuliah keaneka- khas (tipikal) dalam berpikir, berbuat, dan
ragaman tumbuhan ini yaitu latihan perasaan. Tipikal berfikir berkaitan dengan
untuk disiplin, bersikap juj ur, berani ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan
bertanya, dan bertanggungjawab untuk dengan ranah psikomotor, dan tipikal
melestarikan tumbuhan...” perasaan berkaitan dengan tanah afektif.
Di akhir siklus II mahasiswa masing- Ketiga ranah tersebut merupakan
masing kelompok menyerahkan tugas karakteristik manusia dan dalam bidang
berupa tumbuhan paku sisa amatan yang pendidikan merupakan hasil belajar.
ditanam di gelas aqua dan tumbuh tersebut Kemampuan afektif merupakan bagian dari
meliputi Pteris, Adiantum, Nephrolepis, hasil belajar dan memiliki peran penting.
Asplenium dan Platycerium. Di akhir siklus Keberhasilan pembelajaran pada ranah
terdapat peningkatan sikap mahasiswa kognitif dan psikomotor siswa sangat
terhadap pelestarian keanekaragama hayati ditentukan oleh kondisi afektif siswa dan
ditunjukkan semua kelompok menanam sebaliknya. Dalam penelitian ini sikap
kembali sisa bahan amatan dan mengambil mahasiswa yang tidak memperdulikan
bahan secukupnya sesuai keperluan.
Hal-hal yang menunjukkan adanya
peningkatan sikap mahasiswa juga bisa
diketahui berdasarkan refleksi diri
47 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 47
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .

keanekaragaman hayati karena mereka yang mempunyai sifat menyenangkan dapat


kurang memahami apa manfaat keaneka- mewuj udkan nilai spiritual siswa mengenai
ragaman hayati dan seberapa besar keindahan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
keanekaragaman hayati di negara kita. dengan cara mengamati, menemukan sendiri
Penerapan pembelajaran di luar kelas segala sesuatu ciptaan Tuhan Yang Maha
mengajak mahasiswa untuk menyatu dengan Kuasa. Hal ini sesuai dengan kompetensi
alam dan melakukan aktivitas yang inti 1 yaitu menghayati dan mengamalkan
mengarah pada terwuj udnya perubahan ajaran agama yang dianutnya.
tingkah laku mahasiswa sebagai calon Berdasarkan penjelasan tentang pem-
pendidik terhadap lingkungan melalui tahap- belajaran di luar kelas maka pembelajaran
tahap pengertian, penyadaran, tanggung yang berorientasi pada lingkungan luar kelas
jawab, dan aksi atau tingkah laku. Pada dapat digunakan sebagai sumber belajar
penelitian ini pembelajaran keanekaragaman karena pembelajaran akan lebih bermakna
hayati yang berorientasi pada alam sekitar jika pembelajaran diprioritaskan di alam
mempunyai sifat menyenangkan sehingga sekitar atau sekitar lingkungan anak.
dapat mewuj udkan nilai spiritual siswa Pembelajaran di luar kelas yang berorientasi
mengenai keindahan ciptaan Tuhan Yang pada alam sekitar sebenarnya dapat
Maha Esa hal ini ditunjukkan dengan dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan
tingkah laku mahasiswa yang senang, dapat mengubah cara belajar monoton yang
kagum, terhadap keanekaragaman tumbuhan hanya mementingkan nilai kuantitatif saj a
lumut dan tumbuhan paku waktu tanpa mengedepankan nilai kualitatif atau
pengamatan di kelas. proses.
Pembelajaran di luar ruangan dalam hal Supaya pembelaj aran di luar kelas bisa
ini di luar kelas atau outdoor activities belajar secara kondusif maka ada beberapa
adalah kegiatan di alam bebas dan mempu- keterampilan yang harus dikuasai guru yaitu
nyai sifat menyenangkan, karena kita bisa 1 ) mengawasi, dan memonitor kegiatan,
melihat, menikmati, mengagumi, dan belajar perilaku, dan kondisi siswa selama kegiatan
mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang dilakukan secara tegas dan disiplin
yang terbentang di alam, yang dapat tetapi tidak menimbulkan tekanan perasaan
disajikan dalam bentuk permainan, dan fisik pada siswa, 2) mengawasi dan
observasi atau pengamatan, simulasi, diskusi memonitor kerja siswa, 3) menjaga ke-
dan petualang sebagai media pembelajaran. tercapaian target perolehan belajar, kontrol
Pembelajaran di luar kelas dapat dilakukan guru ini penting supaya kegiatan rekreatif
berupa kegiatan: bermain di lingkungan dan akademiknya terkontrol, 4) menj aga
sekolah, taman. Pada materi keaneka-
ragaman hayati pembelajaran bisa dilakukan dan membangun iklim hubungan kerja
dengan cara guru mengajak siswa ke luar dan
kelas misal ke kebun sekolah atau hubungan sosioemosional antar individu
lingkungan di luar kelas kemudian siswa yang kondusif untuk terselesaikannya tugas-
diajak untuk mengamati bermacam-macam tugas belajar, 5) membangun kepercayaan
tumbuhan dan hewan kemudian mencatat siswa terhadap dirinya agar dapat menjadi
ciri pada tumbuhan dan hewan yang mereka motivator yang handal khususnya kecakapan
amati. Kemudian di luar kelas tersebut guru untuk mengatasi masalah, 6) memberi
menanamkan konsep tentang keaneka- bantuan jika diperlukan.
ragaman hayati di Indonesia, manfaat Keterampilan yang harus dimiliki guru
keanekaragaman hayati, dan bagaimana cara setelah paska kegiatan yaitu 1 ) memberi
melestarikan keanekaragaman hayati. arahan pada siswa dan contoh untuk
Pembelajaran di luar kelas tidak sekedar menjaga kebersihan dan ketertiban
memindahkan pelajar di luar kelas, tetapi lingkungan, 2) mengawasi dan menjalankan
pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan kegiatan pengawasan dan perawatan per-
mengajak siswa menyatu dengan alam dan alatan yang telah digunakan, memonitor,
melakukan aktivitas yang mengarah pada membimbing pembuatan laporan hasil kerja
terwuj udnya perubahan tingkah laku siswa dan memantau tagihan pada waktu yang
terhadap lingkungan melalui tahap-tahap ditentukan.
pengertian, perhatian, penyadaran, tanggung Menurut Susanto (2002) manfaat pem-
jawab dan aksi atau tingkah laku. belajaran di luar kelas yaitu: 1 ) fakta
Pembelajaran keanekaragaman hayati di luar dan
kelas yang berorientasi pada alam sekitar fenomena yang banyak dij umpai
menjadi
pengetahuan yang sulit dilupakan, 2)
memotivasi siswa untuk belajar karena
banyak kejadian-kej adian menakj
ubkan
48 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 48
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .

yang dij umpai, 3) banyak tantangan komponen afektif. Dalam


yang ditemukan di lingkungan dan mereka pembelajaran
dapat menghadapi dan menyelesaikan sains ada 5 tingkatan afektif yaitu
masalah tersebut secara bersama-sama receiving
dengan be- kerja sama, sehingga siswa
dapat memperoleh pengetahuan dan
kecakapan life skill, hal ini sesuai dengan
kompetensi inti 2 yaitu menghayati dan
mengamalkan perilaku juj ur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerj asama, toleran, damai) atas berbagai
permasalahan dalam berbagai interaksi
dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam,
4) manfaat rekreatif diperoleh siswa.
Menurut Gulo (1 990) manfaat
pembelajaran di luar kelas adalah: 1 ) siswa
dapat memahami dan menghayati aspek-
aspek kehidupan yang ada di lingkungannya,
sehingga dapat membentuk pribadi tidak
asing dengan kehidpan di sekitarnya, serta
dapat memupuk rasa cinta lingkungan, 4)
merupakan pengetahuan faktual hal ini
sesuai dengan kompetensi inti 3 yaitu
memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, 5) kegiatan
belajar
siswa lebih komprehensif dan lebih aktif
sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti mengamati, bertanya,
membuktikan,
menguji fakta hal ini sesuai dengan
tuntutan
Kurikulum 201 3 , 6) mencegah cara
belajar
siswa secara verbal, 7) melatih siswa untuk
mengkonstruk konsep dari pengalaman-
pengalaman yang menyenangkan, 8)
memberikan informasi teknis kepada
peserta
didik secara lamgsung.
Pada penelitian ini tugas mendeskripsi,
mengidentifikasi, mengobservasi tumbuhan
berdasarkan sifat dan lama hidupnya di
daerah masing-masing, menganalisis kritis
artikel tentang keanekaragaman hayati di
Indonesia, dan penerapan pembelajaran di
luar kelas, dapat meningkatkan pemahaman
dan menghayati aspek-aspek kehidupan di
lingkungannya dan dapat memupuk rasa
cinta lingkungan. Mempelajari dan meng-
amati tumbuhan dapat merupakan pem-
belajaran kontekstual dan faktual,
serta
komprehensif karena dilakukan dengan
berbagai cara seperti mengamati, bertanya,
membuktikan, menguji fakta dan mencegah
cara belajar secara verbal, melatih
mahasiswa untuk mengkonstruk konsep dari
pengalaman-pengalaman yang menyenang-
kan.
Menurut Krathwohl dalam Sax (1 980)
hampir semua tujuan kognitif mempunyai
49 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 48
(attending),
aArgmuis, t responding, valuing, le0s1t Hayati melalui . . .
organization, dan characterization. Pada
peringkat Receiving atau attending siswa
memiliki keinginan mengunj ungi suatu
stimulus dalam penelitian adalah tugas
dosen. Peringkat Responding merupakan
partisipasi aktif siswa, yaitu sebagian dari
perilakunya dalam penelitian ini adalah
kegiatan siswa untuk merespon tugas yaitu
mendeskripsi, mengidentifikasi, membuat
laporan, mempresentasikan hasil -.
Kategori valuing adalah sesuatu yang
memiliki manfaat atau kepercayaan adat
sebagai nilai keyakinan atau sikap.
Dalam penelitian ini bisa ditunj ukkan
dengan keinginan untuk melestarikan
keanekaragaman lumut dana paku pada
khususnya keanekaragaman hayati pada
umumnya sikap yang menunj ukkan ke-
pedulian terhadap keanekaragaman hayati
yang ada di lingkungan mereka hidup
sehari-hari. Setelah mengetahui manfaat
keanekaragaman hayati, bagaimana
pengelolaan keanekaragaman hayati,
seberapa tinggi tingkat keanekaragaman
hayati yang dimiliki negara kita dan belum
dikelola dengan baik.
Pada peringkat organisasi, nilai satu
dengan nilai dikaitkan dengan konflik antar
nilai diselesaikan, dan mulai membangun
sistem nilai internal yang konsisten. Dalam
penelitian ini ditunj ukkan dengan tindakan
mereka menanam sisa bahan amatan, tidak
merusak bahan sebelum diamati, dan
mengambil bahan amatan secukupmya
sesuai kebutuhan. Sedangkan tingkatan
tertinggi karakterisasi belum bisa muncul
dalam penelitian ini karena untuk
mengendalikan perilaku hingga termasuk
gaya hidup membutuhkan waktu dan usaha
yang harus dilakukan secara terus-menerus
sehingga membutuhkan waktu yang cukup
lama.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pada penerapan pembelajaran di luar
kelas dan tugas yang menantang, mahasiwa
tidak hanya mendengarkan penjelasan guru
tetapi juga dengan melihat, menyentuh,
merasakan, menyelidiki, bertanya, mem-
buktikan, dan menguji fakta dan mengikuti
keseluruhan proses dari setiap pembelajaran.
sehingga kebenaran konsep bisa
dipertanggung jawabkan dengan demikian
siswa dapat membangun pengalaman
belajarnya atau pengetahuannya sendiri.
49 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 49
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .
50 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 50
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .

Saran
Disarankan kepada para guru untuk menerapkan pembelajaran di luar kelas dan tugas yang
menantang untuk meningkatkan sikap melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia sampai
tingkatan sikap tertinggi yaitu karakterisasi.

DAFTAR RUJUKAN
Anderson, Lorin, W. (1 981 ). Assesing Affective Characteristic In The Schools, Boston:
Allyn an Bacon.
Gulo, W. 2004. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Grasindo, Anggota Ikapi. Jatna Supriyatna. 2008. Melestarikan Alam
Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta. Kementrian Lingkungan Hidup.
2004.
Rencana Tindak Pembangunan Berkelanjutan: Indikator Keberhasilan, Program dan
Kegiatan.
Jakarta, Indonesia.
Larashati, Inge. 2004. Keanekaragaman Tumbuhan dan Populasinya di Gunung Kelud Jawa Timur.
Biodiversitas Vol.5
No. 2 Halaman 71 -76.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 69. 201 3 . Kerangka Dasar Dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta, Indonesia.
Primack, RB, Supriyatna J, Indrawan M, dan Kramadibrata P. 1 998. Biologi. Konservasi.
Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
Rugayah, Sunarti, S. Djarwaningsih, T.
2009. Keanekaragaman Tumbuhan dan Potensinya di Cagar Alam Tangale, Gorontalo. LIPI
Jurnal Tek. Ling, Vol.1 0, No. 2 Halaman 1 73 -1 81 .
51 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 51
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .

Sax, Gilbert. (1 980). Principles Of Educational And Phsychological Measurment


And
Evaluation. Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.
Setyawan, D. A, Tumbuhan Epifit Pada Tegakan Pohon Schima Wallichi (D.C) Korth 2000 di Gunung
Lawu, Biodiversitas Vol.1 , No. 2 Halaman 1 4-
20.
Steenis, CGGJ et al. 1 987. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Terjemahan Muso S. Dkk
1
987. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Sulistyawati, Hari. 2008. Analisis status Flora Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang. Jurusan
Biologi UNEJ. Vol.9
No.1 Halaman 78-81 .
Sunarti. S, Hidayat. A, Rugayah 2008
Keanekaragaman Tumbuhan di Hutan Pegunungan Waworete, Kecamatan Wawonii Timur,
Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara. Herbarium Bogoriense. Biodiversitas, Vol.9, No.3
Halaman 1 94-1 98.
Suraida, Susanti Try, Amriyanto, R. 201 3 .
Keanekaragaman Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Taman Hutan Kenali Kota
Jambi. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.
Susanto, Pudyo. 2002. Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme. Malang:
FMIPA Universitas Negeri Malang.
Susilo, H, Chotimah, H. D. Y. 2008.
Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Bayu Media Publishing.
Uji. T. 2005. Keanekaragaman dan Potensi Flora di Cagar Alam Pegunungan Cyclops, Papua. LIPI
e-jurnal Teknik Lingkungan, Vol.6, No.3 Halaman
485-495.
MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI MELALUI
PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS DAN TUGAS YANG
MENANTANG

Sunarmi
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5
Malang
E-mail: hs. narmi@yahoo . c o m

Abstract: Indonesia is a mega-biodiversity country that has a number of flora and fauna number
2 worldwide. Biological diversity useful for the purposes of food, clothing, and shelter. Based on
the results of pre-study showed that the majority (80%) of biodiversity in school learning use
the lecture method and of course have not touched the realm of attitudes to conserve. The goal
of the research is to develop the attitude of preserving biodiversity in the candidate educators
through learning outside the classroom and challenging task. Subjects in this study were
students of biology education study program participant subjects generation plant diversity by
201 2 consist of
36 students, 5 male students, and 31 female students. This type of research is the Classroom
Action Research (CAR) conducted during two cycles, the research approach is qualitative
descriptive. Data analysis was done by triangulation of data and percentages. Observations
attitudes using Likert scale, observation sheets, and field notes. The results showed no increase
in the attitude of students as prospective educators before the first cycle, at the end of the first
cycle and the end of the second cycle. Biology teacher recommended to apply this method,
method to conduct learning outside the classroom and give challenging task in middle and
high school students.

Keywords: biodiversity, learning outside the classroom, challenging


task

Abstrak: Indonesia merupakan negara mega-biodiversity yang memiliki jumlah flora dan
fauna nomor 2 sedunia. Keanekaragaman hayati bermanfaat untuk keperluan sandang,
pangan, dan papan. Berdasarkan hasil pra penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (80%)
pembelajaran keanekaragaman hayati di sekolah menggunakan metode ceramah dan secara
otomatis belum menyentuh ranah sikap untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Tujuan
penelitian adalah menumbuhkan sikap melestarikan keanekaragaman hayati pada calon
pendidik melalui pembelajaran di luar kelas dan tugas yang menantang. Subyek penelitian ini
adalah mahasiswa prodi pendidikan biologi peserta mata kuliah keanekaragaman tumbuhan
angkatan tahun 201 2 sebanyak 36 mahasiswa, laki-laki 5 mahasiswa, perempuan 31
mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
selama 2 siklus, pendekatan penelitian adalah deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan
dengan triangulasi data dan persentase. Pengamatan sikap menggunakan skala Likert, lembar
observasi, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan sikap
mahasiswa sebagai calon pendidik sebelum siklus I, akhir siklus I dan akhir siklus II.
Disarankan kepada guru Biologi supaya diterapkan pembelajaran di luar kelas dan tugas yang
menantang pada siswa SMP dan SMA.

Kata kunci: keanekaragaman hayati, pembelajaran di luar kelas, tugas menantang

Keanekaragaman hayati merupakan istilah daya yang memiliki nilai ekonomis dan
yang berkenaan dengan berbagai kehidupan ekologis yang cukup tinggi. Ekosistem hutan
di bumi. Keanekaragaman hayati adalah sebagai contoh, keanekaragaman spesies
kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, menghasilkan berbagai macam flora dan
hewan, dan mikroorganisme, genetika yang fauna yang bisa dimanfaatkan sebagai
dikandungnya, dan ekosistem dimana sumber pangan, tempat bernaung, obat-
mereka melangsungkan kehidupannya. obatan dan kebutuhan hidup lainnya
Setiap tingkatan organisme tersebut penting (Primack et al., 1 998).
bagi manusia karena merupakan sumber Indonesia merupakan negara dengan
38
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . .
39

tingkat keanekaragaman hayati yang sangat hayati Indonesia secara berkelanjutan yang
tinggi artinya Indonesia menjadi salah satu meliputi ekosistem darat dan laut, kawasan
pusat keanekaragaman hayati dunia yang agroekosistem dan kawasan produksi, serta
dikenal sebagai negara mega-biodiversity. konservasi ex-situ. Upaya pelestarian ini
Keanekaragaman hayati dapat di- harus disertai dengan pemeliharaan sistem
kelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1 ) pengetahuan tradisional dan pengembangan
ke- anekaragaman spesies, hal ini mencakup sistem pemanfaatan keanekaragaman hayati
semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan yang dilandasi oleh pembagian keuntungan
protista, 2) keanekaragaman hayati, variasi yang adil.
genetik dalam satu spesies, 3) keaneka- Dalam pembangunan terjadi konversi
ragaman komunitas. Komunitas biologi lahan pertanian untuk keperluan bukan
yang berbeda serta asosiasinya dengan pertanian. Hal ini pasti akan mempengaruhi
lingkungan fisik (ekosistem) masing- keanekaragaman hayatinya karena flora dan
masing. fauna akan kehilangan tempat tumbuh.
Ketiga tingkatan keanekaragaman hayati Maka dari itu penting untuk melakukan
itu diperlukan untuk kelanjutan hidup di konservasi keanekaragaman hayati
bumi dan penting bagi manusia. Sebagai sehingga tidak terjadi kepunahan flora
negara mega-biodiversity, berdasarkan ke- maupun fauna.
anekaragaman jenis menurut Supriatna Dalam rencana aksi untuk melestarikan
(2008:1 5), Indonesia menempati papan atas, keanekaragaman hayati, ada tiga prinsip
yaitu urutan kedua dunia setelah Brazil yang telah dicanangkan dunia yaitu dengan
untuk mamalia, urutan keempat dunia untuk pendekatan save, study, dan use.
reptil, urutan kelima dunia untuk burung, Pendekatan ini lebih bersifat holistik, yaitu
urutan keenam untuk amfibi, urutan pendekatan menyeluruh yang diharapkan
keempat dunia untuk dunia tumbuhan, dapat melindungi spesies dengan tidak me-
urutan pertama dunia untuk tumbuhan ninggalkan aspek manfaat (Grumbine dalam
palmae, urutan ketiga dunia untuk ikan air Supriatna, 2008). Save atau perlindungan
tawar setelah Brazil dan Columbia. dapat dijabarkan sebagai usaha pengelolaan,
Semakin menurunnya keanekaragaman legislasi, perjanjian internasional, dan se-
hayati ini telah disadari semua pihak bagainya. Dalam pemanfaatan (use), sering
sebagai akibat perubahan lingkungan yang direncanakan untuk program-program
berasal dari kegiatan manusia, pemukiman, manfaat bagi masyarakat, berbagai
pe- rusakan hutan, perluasan area pertanian, komoditi perdagangan, turisme dan jasa.
dll. Penelitian dalam keanekaragaman hayati
Di samping itu permasalahan yang sangat penting karena penggunaan maupun
dihadapi Indonesia dalam mengelola ke- pelestariannya tidak dapat dilakukan tanpa
anekaragaman hayati mencakup aspek penelitian ilmiah. Sedangkan study atau
pemanfaatan, pelestarian, pengetahuan dan penelitian dapat meliputi penelitian dasar
kebijakan (Supriatna, 2008). Dalam aspek seperti penelitian keragaman spesies,
pemanfaatan seringkali terdengar adanya habitat, komunitas, ekosistem dan juga
benturan kepentingan antara sektor ke- perilaku serta ekologi dari spesies. Maka
hutanan, pertanian, transmigrasi, juga sarana dari itu, penelitian terus dikembangkan agar
umum pada suatu wilayah. Perbenturan pemanfaatan sumber daya hayati dapat
kepentingan antar sektor di kawasan pe- lestari dan berlanjut sesuai dengan cita-cita
lestarianpun kadang-kadang tidak dapat manusia agar dapat hidup berdampingan dan
dihindari bila dalam kawasan pelestarian selaras dengan alam.
tersebut ditemukan bahan tambang seperti Berdasarkan hasil Konferensi Nasional
minyak, batubara dan lain-lainnya. Pembangunan Berkelanjutan (KNPB) ter-
Melihat kenyataan tersebut memang sebut maka dalam melaksanakan pem-
tidak mudah melakukan konservasi ke- bangunan berkelanjutan tidak dapat lepas
anekaragaman hayati, namun demikian me- dari rencana tindak pembangunan ber-
ngingat pentingnya keanekaragaman hayati, kelanjutan yang salah satunya adalah
maka perlu melindungi dari ancaman ke- keanekaragaman hayati yang mencakup 9
punahan sehingga perlu partisipasi semua sub butir (Kementrian Lingkungan Hidup,
pihak baik individu, kelompok, swasta 2004).
maupun pemerintah sehingga konservasi Adapun 9 sub butir dalam rencana
keanekaragaman hayati dapat berkelanjutan. tindak tentang keanekaragaman hayati
Adapun fokus pelestarian keaneka- adalah: (1 ) Menurunkan laju
ragaman hayati adalah mengelola kekayaan kemerosotan/ kerusakan keanekaragaman
hayati secara
40 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49

nyata melalui peningkatan kelestarian menerapkan, menganalisis pengetahuan


fungsi dan keseimbangan ekosistem faktual, konseptual, dan prosedural sesuai
sehingga tercapai pemulihan kelestarian tuntutan Kurikulum 201 3. Oleh karena itu,
keaneka- ragaman hayati pada tahun maka pembelajaran di luar kelas dan tugas
201 0. (2) Meningkatkan efesiensi dan yang menantang perlu diterapkan. Berdasar-
keberlanjutan pemanfataan serta mengurangi kan latar belakang masalah untuk me-
degradasi sumber daya keanekaragaman numbuhkan sikap melestarikan keaneka-
hayati. (3) Mengefektifkan upaya ragaman hayati pada calon pendidik maka
konservasi (per- lindungan ekosistem pembelajaran di luar kelas dan tugas yang
penyangga kehidupan, pengawetan plasma menantang merupakan alternatif yang perlu
nutfah, pemanfaatan berazas pelestarian), dilakukan.
pengawasan peredaran keanekaragaman
hayati secara terus menerus serta pemberian METODE
sanksi yang tegas pada setiap pelanggaran. Tujuan dari penelitian ini adalah
(4) Mengefektifkan keterlibatan masyarakat meningkatkan sikap melestarikan keaneka-
dan komunitas lokal dalam pengelolaan ragaman hayati pada calon pendidik.
keanekaragaman hayati. (5) Memetakan Pendekatan yang digunakan dalam peneliti-
potensi dan ketersediaan keanekaragaman an ini adalah pendekatan deskriptif
hayati dalam rangka pe- natagunaan dan kualitatif. Jenis penelitian ini adalah
pemanfaatan yang ber- kelanjutan mulai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri
tahun 2004. (6) Meng- integrasikan dari empat tahap yaitu 1 ) perencanaan
pendekatan ekosistem dalam pembuatan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3)
kebijakan pengelolaan keaneka- ragaman observasi dan 4) refleksi. PTK menjadi
hayati sejak tahun 2003. (7) Menyediakan suatu pilihan karena penelitian ini muncul
pembiayaan bagi investasi dan pengelolaan karena adanya permasalahan pembelajaran
bank genetic, melalui mekanisme dana yang terjadi di dalam kelas. PTK
amanah mulai tahun 2004. (8) dilakukan oleh guru dalam penelitian ini
Mengembangkan balai kliring, riset, adalah dosen sebagai usaha untuk
teknologi rekayasa dengan menerapkan memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru
prinsip kehati-hatian dini, dan perlindungan dalam merancang kegiatan pembelajaran
hak atas kekayaan intelektual (intelectual yang lebih baik, karena guru merupakan
property right) bagi individu dan kelompok orang yang paling mengetahui segala
masyarakat mulai tahun 2004. (9) Menyusun permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.
legilasi nasional untuk menjamin akses dan Karakteristik PTK adalah: 1 ) masalah yang
pembagian keuntungan yang berkeadilan diteliti merupakan masalah praktek
dalam pengelolaan keanekaragaman hayati. pembelajaran yang yang dihadapi oleh guru,
Terkait dengan kompetisi inti dan 2) diperlukan tindakan-tindakan tertentu
kompetensi dasar tentang materi keaneka- untuk memecahkan masalah dalam rangka
ragaman hayati maka seharusnya menanam- memperbaiki dan meningkatkan kualitas
kan konsep keanekaragaman hayati pembelajaran di kelas, 3) terdapat perbedaan
dilakukan secara kontekstual yaitu siswa keadaan sebelum dan sesudah dilakukan
diajak mengamati langsung keanekaragaman tindakan, 4) guru sendiri yang berperan
hayati yang ada di lingkungan secara sebagai peneliti, baik secara perorangan
faktual, kemudian ditanamkan konsep maupun kelompok (Susilo dkk., 2008).
tentang keanekaragaman hayati mengenai Berdasarkan pendekatan dan jenis
manfaat, keanekaragaman hayati di ke- penelitian, maka kehadiran dosen di
hidupan sehari-hari misalnya mulai dari lapangan mutlak diperlukan karena peneliti
kebutuhan sandang yaitu baju yang mereka bertindak sebagai penyusun instrumen, pe-
pakai asalnya dari mana, pangan yaitu rancang tindakan, pelaksanaan tindakan,
makanan yang mereka makan tiap hari penganalisis data penelitian, dan pembuat
berasal dari mana, papan yaitu rumah yang laporan penelitian. Selama pelaksanaan
mereka tempati, tempat tidur, meja, kursi, tindakan, peneliti dibantu oleh 4 orang
obat-obatan, dan lain-lain kebutuhan sehari- observer yaitu mahasiswa biologi yang
hari semuanya merupakan produk dari sudah lulus mata kuliah Keanekaragaman
keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, Tumbuhan dengan nilai minimal A- dan
maka siswa diajak untuk mengerti, menjadi asisten.
mengamati, menyadari, melestarikan Subyek penelitian adalah mahasiswa
keanekaragaman hayati Indonesia. Dari sini
maka siswa seharusnya memahami,
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . .
41

prodi pendidikan biologi peserta Mata Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan
kuliah keanekaragaman tumbuhan pada sikap mahasiswa. Selanjutnya dapat dicari
semester genap 201 2-201 3 sejumlah 36 sikap kelas terhadap kelestarian keaneka-
mahasiswa, 5 laki-laki dan 31 perempuan ragaman hayati dengan cara mencari rerata
Data dalam penelitian ini adalah sikap skor kelas yaitu menjumlahkan skor semua
mahasiswa terhadap pelestarian keaneka- mahasiswa dibagi jumlah mahasiswa
ragaman hayati yang diperoleh melalui kemudian dicocokkan dengan kategorisasi
instrumen penelitian berupa skala Likert, sikap: sangat tinggi, tinggi, rendah dan
catatan lapangan, lembar observasi. Sumber sangat rendah.
data adalah refleksi diri mahasiswa prodi Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri
pendidikan biologi peserta mata kuliah dari dua tahap, yaitu 1 ) pra penelitian, dan
keanekaragaman tumbuhan setiap akhir 2) pelaksanaan penelitian.
siklus, hasil isian skala Likert, hasil
observasi, catatan lapangan dan keter- HASIL
laksanaan pembelajaran di luar kelas oleh Pra penelitian. Tahap pra penelitian
dosen dan mahasiswa. dilakukan pada waktu subjek penelitian
Analisis data dalam penelitian ini menempuh mata kuliah prasyarat yaitu mata
melalui teknik triangulasi data yaitu tahap 1 kuliah struktur dan perkembangan tumbuhan
) mereduksi data meliputi penyelesaian, II, dan peneliti sebagai dosen pembina mata
penyederhaan dan pengklasifikasian. Ke- kuliah tersebut. Pada tahap pra penelitian,
giatan ini dilakukan dengan cara membuat dosen mengamati mahasiswa terkait dengan
ringkasan, membuang data yang tidak sikap melestarikan keanekaragaman hayati,
diperlukan dan menata sesuai dengan yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku,
masalah penelitian, 2) penyajian data sesuai tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan
jenisnya yang dilakukan setelah peng- berbiji tertutup. Sikap mahasiswa yang
klasifikasian data. Penyajian data dilaku- tidak melestarikan keanekaragaman hayati
kan dengan mengorganisasikan data yang di sini ditunjukkan dengan kenyataan
sudah direduksi sehingga diperoleh infor- berikut: mahasiswa mengambil bahan
masi tentang proses penelitian, dan 3) amatan tidak sesuai dengan kebutuhan,
penarikan kesimpulan. Penarikan ke- sebagai contoh seharusnya untuk
simpulan dilakukan berdasarkan sajian data mempelajari tata letak daun cukup
dengan cara menganalisis makna seluruh mengambil cabang berdaun 2-3 cabang yang
temuan yang terjadi selama tindakan diamati dalam satu kelompok, tetapi mereka
berlangsung, penarikan kesimpulan sesuai membawa lebih atau bahkan jumlahnya dua
target penelitian. kali lipat dari yang dibutuhkan sehingga
Analisis data terhadap keterlaksanaan jika sikap seperti ini tidak diperbaiki akan
pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan merusak keaneka- ragaman tumbuhan.
menghitung persentase data keterlaksanaan Selanjutnya, bahan sisa yang seharusnya
pembelajaran oleh dosen dalam hal ini bisa ditanam kembali dibuang begitu saja.
adalah peneliti dan mahasiswa. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa
Analisis data tentang sikap mahasiswa mahasiswa tidak punya tanggung jawab
dilakukan dengan cara: instrumen yang telah untuk melestarikan ke- anekaragaman hayati
diuji coba digunakan untuk menjaring data yang sebetulnya mereka perlukan setiap
tentang sikap mahasiswa. Skala Likert yang saat dalam ke- hidupan sehari-hari. Selain
digunakan adalah skala Likert dengan 5 itu, jika mahasiswa mengambil bahan
(lima) pilihan yaitu SS (Sangat Setuju), S amatan, mereka tidak mempelajari terlebih
(Setuju), SM (Sama Saja), TS (Tidak Se- dahulu bagian apa yang akan dipelajari,
tuju), STS (Sangat Tidak Setuju), berturut- selain itu kapan mengambil bahan mereka
turut diberi skor SS (5), S (4), SM (3), TS, kurang memperhitungkan akibatnya mereka
(2), STS (1 ). Setelah mahasiswa meng- ambil bahan tanpa perencanaan
mengisi skala Likert selanjutnya masing- dan per- hitungan yang benar sehingga
masing mahasiswa ditentukan skornya. bahan yang dibawa tidak semuanya bisa
Selanjutnya, dicari rerata skor keseluruhan diamati dalam alokasi waktu yang telah
mahasiswa dalam satu kelas dan ditentukan, sehingga bahan yang sudah
simpangan bakunya. Kategorisasi hasil diambil akhirnya dibuang. Menurut
pengukuran menggunakan distribusi pengamatan dosen, mahasiswa tidak merasa
normal. Ada 5 (lima) kategori hasil salah dengan perbuatan yang telah
pengukuran sikap yaitu sangat tinggi, tinggi, mereka lakukan
rendah, dan sangat rendah.
42 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49

tersebut. Hal ini dosen ketahui dari kegiatan pendahuluan, mahasiswa diberi
kenyataan bahwa mereka akan mengulang- tugas mencari artikel tentang keaneka-
ulang perbuatannya tersebut tanpa beban ragaman hayati di Indonesia secara mandiri
mengambil dan membuang bahan amatan dan dipresentasikan. Kegiatan pendahuluan
yang berupa tumbuhan tersebut. dilakukukan sebanyak 4x tatap muka, yaitu
Fakta berikut juga menunjukkan tanggal 7, 8, 1 4, dan 1 5 Januari 201
kurangnya kepedulian mahasiswa terhadap 4. Mahasiswa mempresentasikan artikel
kelestarian keanekaragaman hayati dalam secara individu untuk membahas
skala kecil yaitu terhadap bahan amatan keanekaragaman hayati di Indonesia,
yang ditanam di sekitar kampus meliputi meliputi: apa manfaat keanekaragaman
tumbuhan paku: Equisetum, Selaginela, hayati, seberapa banyak jumlah hewan,
Psilotum, Adiantum, mereka tidak peduli tumbuhan yang dimiliki oleh negara kita
terhadap kelangsungan hidup tumbuhan dari jumlah flora dan fauna tersebut
tersebut artinya jika mereka melihat bahwa semuanya sudah teridentifikasi atau belum,
tempat tumbuh tanaman tersebut kering apa potensi keanekaragaman tumbuhan
tidak ada satu pun mahasiswa yang secara yang ada di daerah tertentu yang tersebar di
sukarela menyiram tumbuhan tersebut. Indonesia. Bagaimana keaneka- ragaman di
Selanjutnya karena tidak peduli terhadap daerah mangrove, di cagar alam, daerah-
tumbuhan di lingkungan sekitar mereka daerah lain yang tersebar di Indonesia. Dari
maka mahasiswa juga malas untuk mencari artikel yang mereka pelajari dan dibuat
bahan amatan dengan alasan tidak tahu analisis kritis, mereka juga membahas
mana tumbuhan yang dimaksud padahal bahwa negara kita adalah negara mega
tumbuhan tersebut kemungkinan ada di diversity nomor 2 sedunia setelah Brasil
sekitar mereka. Kenyataan sikap mahasiswa tapi apakah sudah dikelola dengan baik?
prodi pendidikan biologi sebagai calon Apakah sumber plasma nutfah di
pendidik tersebut di atas mendasari peneliti Indonesia sudah dikelola oleh SDM kita
untuk melaksanakan PTK menerapkan sendiri? Apakah kita sudah mengetahui
pembelajaran di luar kelas dengan tugas secara pasti jumlah flora dan fauna?
yang menantang untuk menumbuhkan sikap Masalah-masalah tersebut bisa didiskusikan
melestarikan keanekaragaman hayati. Se- di kelas.
bagai data pendukung dosen meminta Selain tugas mendeskripsi, dan mencari
mahasiswa untuk mengisi angket untuk artikel, di awal siklus I mahasiswa juga
menyaring informasi tentang: 1 ) diberi tugas terstruktur yang dikumpulkan di
bagaimana pelaksanaan pembelajaran minggu ke-1 8 sebelum masuk materi
biologi tentang keanekaragaman hayati di tumbuhan berbiji yaitu mencandra tumbuhan
sekolah baik waktu mereka masih berdasarkan lama hidupnya di daerah asal
SMA/SMP, 2) apakah mereka tahu apa masing-masing. Contoh: mangga termasuk
manfaat keanekaragaman hayati bagi tumbuhan berbunga berbuah berkali-kali,
manusia, dan 3) apakah mereka tahu tumbuhan berkayu, dan umurnya bertahun-
seberapa besar keanekaragaman flora dan tahun oleh karena itu mangga termasuk
fauna yang dimiliki negara Indonesia tumbuhan planta polycarpa multienis dan
sehingga Indonesia termasuk negara mega- lignosus. Tagihan berupa laporan yang
diversity nomor 2 sedunia setelah Brasil. berisi: kapan dan dimana (desa, kecamatan)
Pelaksanaan tindakan. Siklus I. Awal observasi dilakukan, tanggal, hari dan jam,
siklus I mahasiswa mengisi skala Likert. dengan siapa, naik apa, berapa kali, ciri
Pada tahap perencanaan tindakan siklus I tumbuhan, gambar/foto, nama latin. Tugas
sudah dipersiapkan Rencana Perkuliahan tersebut meskipun dikumpulkan minggu ke
Semester (RPS), Satuan Acara Perkuliahan 1 8 tetapi peneliti memantau setiap 2
(SAP) tumbuhan lumut, bahan ajar, dan minggu sekali seberapa jauh mereka sudah
petunjuk praktikum. Membuat instrumen melakukan tugas terstruktur tersebut. Tugas
skala Likert, format catatan lapangan, ini diberikan di awal semester dan
lembar keterlaksanaan pembelajaran, me- dikumpulkan minggu ke 1 8 dengan tujuan
nentukan tugas yang menantang, yaitu: untuk mempersiapkan mahasiswa sebelum
mendeskripsi tumbuhan lumut di tempat mempelajari tumbuhan berbiji. Pertemuan
yang telah ditentukan. Tagihan berupa ke 5 dan 6 yaitu tanggal 21 dan 22 Januari
laporan yang berisi ciri-ciri tumbuhan lumut 201 4 di luar ruangan mengamati ciri-
yang ditemukan dilengkapi dengan gambar, ciri morfologi keanekaragaman tumbuhan
dan menentukan nama genus. Pada siklus I, lumut. Kemudian pertemuan ke 7, yaitu
sebelum masuk ke tumbuhan lumut, ada tanggal 29 Januari 201 4 pengamatan ciri
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . .
43

anatomi dan identifikasi dilakukan di •


Refleksi diri oleh Shila Avila tentang
laboratorium Biologi UM kemudian jurnal yang berjudul: Keanekaragaman
pertemuan ke 8 dan 9 tanggal 30 Januari dan potensi flora di cagar alam
sampai dengan 5 Februari dilakukan diskusi pegunungan Cyclops, Papua di tulis
presentasi tumbuhan lumut berdasarkan oleh: Tahan uji-peneliti pusat
hasil pengamatan dan hasil identifikasi. penelitian Biologi LIPI tahun 2005,
Pada saat itu peneliti bertindak sebagai “setelah membaca, belajar, dan
fasilitator dan memberi penguatan konsep. menganalisis jurnal ini, saya jadi
Selama pembelajaran berlangsung observer termotivasi untuk mempelajari lebih
me- ngamati sikap mahasiswa berdasarkan dalam mengenai spesies-spesies
lembar observasi dan analisis kritis artikel tumbuhan yang ada di Indonesia,
yang mereka buat setelah mencari dan terutama untuk tumbuhan yang
mempelajari isi artikel tentang keaneka- endemik beserta dengan manfaatnya,
ragaman hayati di Indonesia. Di akhir siklus sehingga kelak dapat berguna bagi
I mahasiswa diminta untuk membuat diri saya dan orang lain.”
refleksi diri. • Refleksi diri oleh M. Fachrurizal A,
Berdasarkan analisis data sikap maha- Jurnal biodiversitas Vol. 1 No. 1
siswa dari skala Likert menunjukkan adanya Halaman 1 4-20. Judul: tumbuhan
peningkatan sebelum siklus I sampai epifit pada tegakan pohon
setelah siklus I baik secara perorangan Schima wallicvhii (D.C) Korth di
maupun kelas seperti terdapat pada Tabel 1 Gunung Lawu, oleh: Achmad Dwi
dan Tabel Setiyawan Jurusan Biologi FMIPA
2. UNS Surakarta Tahun 2000,
“.....sehingga akan me- ningkatkan
kepedulian saya dalam men-jaga
Tabel 1. Persentase Peningkatan Sikap keanekaragaman hayati di Indonesia.”
Mahasiswa Sebelum Siklus I, • Refleksi diri oleh Ervika C. dari
Akhir Siklus I, Akhir Siklus II pro- siding seminar FMIPA
Universitas
Kategori Sebelum Siklus I Siklus II Lampung, 201 3. Judul Keaneka-
Siklus I ragaman Tumbuhan Paku (Pterido-
phyta) di Taman Hutan Kenali Kota
Sangat 11 % 22% 89% Jambi Oleh Suraida, Prodi Pendikan
tinggi Biologi IAIN Sulthan Thaha Saifudin
Tinggi 11 % 72% 11 Jambi, “setelah saya menganalisis
% Rendah 72% 6% - jurnal yang berjudul .... saya me-
Sangat 6% ngetahui lebih jauh tentang keaneka-
rendah ragaman tumbuhan paku dan saya baru
mengetahui bahwa tumbuhan paku
sangat banyak manfaatnya bagi
Tabel 2. Peningkatan Klasikal Sikap manusia, yang sebelumnya saya meng-
Mahasiswa Sebelum Siklus I, anggap tumbuhan paku kurang
Akhir Siklus I, Akhir Siklus II bermanfaat bagi manusia. Dengan pe-
Kategori ngetahuan tersebut saya akan lebih
Sebelum Siklus I Siklus II menghargai keberadaan tumbuhan paku
Siklus I yang ada di sekitar kita.”
• Refleksi diri oleh Nila Wahyuni. Jurnal
Rata-rata 11 % 22% 89% Teknik Lingkungan Vol. 1 0 No.2
kelas Halaman 1 73-1 81 Jakarta. Mei 2009.
Kategori rendah tinggi sangat ISSN 1 441 -31 5X. Judul:
tinggi Keaneka- ragaman Tumbuhan dan
Potensinya di Cagar Alam Tangle
Gorontalo. Oleh Rugayah peneliti di
Berdasarkan hasil analisis kritis dan pusat penelitian biologi LIPI, “dari
refleksi diri akhir siklus nampak kesadaran analisis jurnal tersebut saya
mahasiswa untuk mencintai tumbuhan memperoleh banyak informasi
kekayaan Indonesia dan muncul pula mengenai keanekaragaman tumbuhan,
kesadaran untuk melestarikan. Hal ini habitat dan manfaat tumbuhan.
ditunjukkan dengan hasil refleksi diri Tumbuhan yang hidup di cagar alam
berikut: ini memiliki manfaat yang cukup
banyak, oleh karena itu saya
44 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49

sebagai mahasiswa juga berkeinginan itu kita harus melestarikannya dengan


untuk menjaga kelestarian tumbuhan cara menjaga dan merawat keaneka-
tersebut. Kita boleh memanfaatkan ragaman hayati tersebut supaya tidak
tetapi tidak boleh secara besar-besaran punah dan lestari.”
apalagi sampai mengganggu kehidupan Berdasarkan hasil observasi pada waktu
dan ekosistem. Selain itu juga muncul pembelajaran di luar kelas yaitu mengamati
keinginan untuk mengetahui lebih macam-macam tumbuhan lumut, mereka
lanjut sejauh mana potensi tumbuhan tampak senang karena bisa melihat habitat,
yang terdapat di cagar alam ini dapat mengamati secara langsung, mendeskripsi,
digunakan dalam dunia farmasi serta mengagumi ciptaan Tuhan Yang Maha
industri di Indonesia.” Kuasa. Sebelum mereka mengamati
• Refleksi diri oleh Hanif Achmadi. tumbuhan lumut di luar kelas peneliti
Judul Analisis Status Flora Cagar Alam mengajukan beberapa pertanyaan yaitu: apa
Pulau Sempu Kabupaten Malang oleh yang akan saudara pelajari kali ini?,
Hari Sulistyowati Jurusan Biologi tumbuhan lumut termasuk kelompok
UNEJ Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 9 No. 1 tumbuhan apa?, ada berapa macam
Januari tumbuhan lumut yang saudara ketahui?, ada
2008, “setelah membaca dan mem- berapa macam tumbuhan lumut yang
pelajari jurnal tersebut saya semakin saudara ketahui?, apa yang membedakan
mengetahui bahwa di Pulau Sempu macam-macam tumbuhan lumut tersebut?,
sebagian jenis floranya masuk dalam apakah saudara sudah pernah mengamati
kualifikasi unik memiliki tingkat macam-macam tumbuhan lumut? Per-
kepunahan yang tinggi, dan secara tidak tanyaan-pertanyan tersebut tidaklah semua-
langsung membuka mata saya untuk nya bisa mereka jawab dengan benar,
lebih peduli dan menjaga terhadap mereka bisa menjawab macam-macam
lingkungan sekitar.” tumbuhan lumut, tetapi mereka tidak tahu
• Refleksi diri oleh Indah Purwaningsih. ciri yang membedakan antara tumbuhan
Biodiversitas Vol. 5 No. 2 Halaman 71 lumut yang satu dengan yang lain sehingga
- mereka tidak bisa menentukan ciri khusus
76. Judul Keanekaragaman Tumbuhan macam-macam tumbuhan lumut tersebut.
dan Populasinya di Gunung Kelud Jawa Sebagian besar mereka belum pernah
Timur oleh Inge Larasati-Herbarium mengamati tumbuhan lumut. Selanjutnya,
Bogorienses, Bidang Botani LIPI, berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut,
Bogor. Disetujui 1 7 Mei 2004, peneliti mengajak mereka untuk mengamati
“ketika saya membaca judul ..... saya tumbuhan lumut yang ada di luar kelas
baru mengerti betapa banyaknya dengan harapan jika pertanyaan-pertanyaan
keaneka- ragaman yang ada pada tersebut peneliti tanyakan lagi setelah
kawasan Gunung Kelud. Namun mereka belajar tumbuhan lumut dengan
kerusakan yang ada pada kawasan hutan melihat secara langsung, mendeskripsi,
yang diakibatkan karena ulah manusia maka mereka bisa menjawab pertanyaan-
dapat mengakibatkan berkurangnya pertanyaan tersebut. Mahasiswa mengamati
jenis tumbuhan. Untuk itu kita secara berkelompok dengan senang dan
seharusnya melestarikan jenis ceria, mencirikan macam-macam tumbuhan
tumbuhan yang ada agar tetap terjaga lumut sambil mencocokkan dengan ciri-ciri
kelestariannya.” morfologi yang ada di bahan ajar,
• Refleksi diri oleh Nanik Yulianti. selanjutnya mereka mengidentifikasi. Kerja-
Bio- diversitas Vol. 9 No. 3 Halaman sama bagus tetapi kenyataannya mahasiswa
1 94- belum lancar menentukan ciri tumbuhan
1 98 Judul: Keanekaragaman karena belum membaca bahan ajar secara
Tumbuhan Di Hutan Pegunungan detail sebelum ke lapangan. Berdasarkan
Waworete Kecamatan Wawonii Pulau kenyataan tersebut, peneliti meminta mereka
Wawonii, Sulawesi Tenggara. Oleh untuk mengambil sampel amatan secukup-
Sunarti, Arief, H, Rugayah Herbarium nya untuk dipelajari lebih mendalam di
Bogoriense Pusat Penelitian Botani laboratorium sambil diamati juga ciri
LIPI Bogor, disetujui 26 Juni 2008, anatominya. Mereka kelihatan antusias pada
“dari artikel yang saya baca dan waktu kerja kelompok banyak pertanyaan-
analisis, ternyata keanekaragaman pertanyaan yang mereka ajukan.
tumbuhan Indonesia sangat banyak dan Memang sudah peneliti sampaikan tidak
beragam, serta memiliki karakteristik
yang berbeda- beda. Keberadaan
tumbuhan tersebut mempunyai banyak
manfaat bagi manusia dan lingkungan,
oleh karena
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . .
45

akan menjelaskan kalau tidak ada selain menanyakan konsep juga digunakan
pertanyaan dari mahasiswa sehingga untuk untuk menuntun mahasiswa mengamati ciri-
bertanya mereka harus betul-betul meng- ciri tumbuhan secara runtut. Untuk
amati dan membaca bahan ajar terlebih menjawab pertanyaan tersebut mahasiswa
dahulu. Pada waktu pembelajaran dosen wajib membaca dulu bahan ajar, lembar
dibantu oleh 4 asisten sekaligus sebagai PBMP diberikan 1 minggu sebelum
observer. Secara bergiliran dosen men- pembelajaran di luar kelas dilaksanakan.
dampingi di setiap kelompok. Selain men- Tugas yang diberikan pada siklus II ini
jawab pertanyaan mahasiswa dosen me- adalah mendeskripsi, mengidentifikasi
nyadarkan mereka betapa kaya negara kita. tumbuhan paku yang ditemukan meng-
Seperti saudara lihat ini di tanah yang gunakan kunci identifikasi dan membuat
luasnya ± 400 m2 kita bisa menemukan kunci identifikasi berdasarkan tumbuhan
berapa banyak tumbuhan lumut, berapa paku yang ditemukan, menanam sisa bahan
macam tumbuhan lumut yang mana amatan di gelas aqua sampai hidup. Pe-
tumbuhan yang saudara amati ini laksanaan tindakan siklus II yaitu pem-
bermanfaat untuk manusia misalnya sebagai belajaran di luar kelas dilaksanakan pada
bahan untuk obat, kompos, untuk pertemuan ke 1 0, 11 , dan 1 2 pada tanggal
keseimbangan ekosistem, dsb. Apakah 6,
tumbuhan lumut seperti ini ada di Amerika? 1 2, dan 1 3 Februari 201 4 di Jalan
Ada di Kutub? Ada di Arab? Mengapa? Candi
Beri penjelasan. Pada akhir siklus I Blok VA No. 225 Malang, di sebidang
mahasiswa bisa menjawab pertanyaan- tanah
pertanyaan yang di ajukan peneliti di awal ± 400 m2 di lahan tersebut terdapat
pembelajaran dan mahasiswa mengisi skala bermacam-macam tumbuhan paku antara
Likert akhir siklus I. lain Psilotum, Selaginella, Lycopodium,
Berdasarkan tahap ke 4 PTK siklus I Equisetum, Platycerium, Asplenium,
yaitu Refleksi, ada beberapa hal yang Adiantum, Nephrolepis, dan masih banyak
harus dibenahi untuk dasar pada lagi tumbuhan paku yang lain. Tumbuhan
perencanaan tindakan siklus berikutnya, paku yang terdapat pada lahan tersebut
yaitu: 1 ) sebelum pembelajaran di luar sudah mewakili kelompok Tumbuhan Paku
kelas dilaksanakan perlu ditekankan kelas Psilopsida, Lycopsida, Sphenopsida,
kembali tugas masing- masing anggota Pteropsida. Pembelajaran di luar kelas
kelompok, 2) meskipun pembelajaran dilaksanakan secara berkelompok. Masing-
dilakukan secara kelompok masing-masing maisng kelompok terdiri dari 4-5 maha-
anggota kelompok diwajib- kan untuk siswa. Dosen dibantu oleh 4 orang asisten
membaca bahan ajar terlebih dahulu yang bertugas juga sebagai observer.
sebelum ke lapangan, 3) loupe diberikan Peneliti secara bergiliran mendampingi
ke masing-masing kelompok se- belum ke masing- masing kelompok dan membimbing
lapangan, 4) masing-masing kelompok jika ada pertanyaan dari mahasiswa.
diwajibkan untuk membawa kantong Mahasiswa mendeskripsi ciri morfologi
plastik untuk tempat bahan amatan yang tumbuhan paku yang ditemukan
akan diamati di laboratorium. Pada akhir berdasarkan bahan ajar dan petunjuk
siklus I sudah bisa ditemukan bahwa ada praktikum. Pada waktu bimbingan di
peningkatan sikap mahasiswa sebelum kelompok mahasiswa antusias dan senang
siklus I sampai akhir siklus I dengan skala sekali untuk mengamati ciri tumbuhan paku
Likert maupun berdasarkan hasil observasi dan mereka aktif juga kerja kelompok,
siklus dan refleksi analisis kritis mahasiswa, banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul
dan refleksi mahasiswa di akhir siklus II. karena mereka sudah membaca terlebih
Siklus II. Pada tahap perencanaan dahulu bahan ajar dan lembar PBMP. Hal ini
tindakan siklus II dipersiapkan RPS dan peneliti ketahui dari pertanyaan-pertanyaan
SAP berdasarkan hasil refleksi siklus I, yang muncul pada waktu pengamatan
yaitu supaya mahasiswa betul-betul tumbuhan paku. Mereka sudah mengenal
membaca bahan ajar terlebih dahulu tipe daun mikrofil yaitu daun yang
sebelum ke lapangan peneliti mempunyai satu tulang daun tetapi mana
mempersiapkan lembar PBMP daun mikrofil yang ada di tumbuhan
(Pemberdayaan Berpikir Kritis Melalui Selaginella mereka tanyakan itu. Mereka
Pertanyaan) yaitu lembar yang berisi mengenal sorus adalah kumpulan dari
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat sporangium tetapi setelah mengamati
menuntun mulai dari konsep-konsep yang mereka belum tahu mana yang dimaksud
umum sampai khusus. Lembar PBMP ini sorus pada Nephrolepis, hal-hal seperti itu
menunjukkan bahwa sudah ada persiapan
konsep dari mereka tetapi secara fakta
46 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49

mereka masih perlu bimbingan. Di sini mahasiswa setelah mengerjakan tugas


peneliti juga memantau, mengawasi, observasi tumbuhan berbiji dari hasil
mengontrol apakah yang dilakukan/ yang laporan. Mereka observasi ke lapangan di
diamati, cara mengamati mahasiswa sudah daerah asal menentukan lama tumbuhan
sesuai dengan ketentuan yang ada di hidup termasuk planta policarpa atau
petunjuk pengamatan atau belum. Ciri monokarpa, lignosus, herbaceus di daerah
anatomi diamati di laboratorium pada masing-masing. Mereka observasi berkali-
pertemuan ke 1 4 dan 1 5 yaitu tanggal 20 kali tanya ke penduduk berapa lama
dan tumbuhan tersebut berbunga, berbuah,
26 Februari karena pertemuan ke 1 3 libur. mendeskripsi, mengambil foto, meng-
Setelah mengamati ciri anatomi dilanjutkan identifikasi. Dengan demikian mereka
presentasi diskusi pada pertemuan ke 1 6 akrab dengan tumbuhan yang ada di alam,
dan mereka semakin mengagumi betapa kaya
1 7 di sini peneliti juga mereview negara Indonesia. Mereka merasa setelah
secara keseluruhan materi tumbuhan paku. me- ngerjakan tugas tersebut menjadi
Pelaksanaan siklus II berjalan seperti peduli terhadap tumbuhan yang ada di
yang diharapkan karena mahasiswa sudah sekitarnya dan timbul keinginan untuk
ada persiapan sebelumnya sehingga hasil melestarikan. Hal-hal yang menunjukkan
deskripsi ciri morfologi dan anatomi peningkatan keterlaksanaan pembelajaran
lengkap selanjutnya mereka bisa meng- siklus II adalah pada waktu pembelajaran
identifikasi menggunakan kunci identifikasi di luar kelas semua mahasiswa aktif
dengan lancar. Kunci identifikasi yang di- bekerja. Mahasiswa lancar untuk
pakai adalah kunci dikotom karangan Van mendeskripsi dan menanyakan hal yang
Steenis 1 987. Di akhir siklus II belum dimengerti, pengamatan berjalan
mahasiswa mengisi skala Likert hasilnya dengan lancar, karena sudah ada persiapan
seperti pada Tabel 1 dan 2, dan menulis materi/konsep berdasarkan lembar kerja
refleksi diri akhir siklus contoh refleksi diri PBMP dan bahan ajar.
mahasiswa adalah sebagai berikut:
• Oleh Annas Jannatun Na’ PEMBAHASAN
im
“.......saya mendapatkan banyak sekali Peningkatan keterlaksanaan kegiatan
ilmu pengetahuan, wawasan, dan pembelajaran di luar ruang kelas karena ada
pendidikan karakter. Saya sadar usaha dosen maupun mahasiswa. Adanya
bahwa bahan sangat penting lembar PBMP mahasiswa wajib membaca
peranannya. Untuk itu harus bahan ajar dulu tentang ciri-ciri tumbuhan
diusahakan secara maksimal dan paku sebelum mereka mengamati.
dilestarikan. Dengan mengikuti mata Sehingga kesiapan mahasiswa tersebut akan
kuliah keanekaragaman tumbuhan saya mempe- ngaruhi kelancaran dalam
menjadi lebih tahu segala sesuatu mengamati, mendeskripsi dan
tentang tumbuhan paku..” mengidentifikasi tumbuhan paku. Adanya
• Oleh Dini Resita tugas observasi tumbuhan berdasarkan lama
Putri hidup di daerah masing-masing menambah
“.....banyak hal selain materi yang saya wawasan maha- siswa tentang
dapatkan dari mata kuliah keaneka- keanekaragaman hayati di Indonesia.
ragaman tumbuhan ini yaitu latihan Menurut Anderson (1 981 ) karakteristik
untuk disiplin, bersikap jujur, berani manusia meliputi cara yang khas (tipikal)
bertanya, dan bertanggungjawab untuk dalam berpikir, berbuat, dan perasaan.
melestarikan tumbuhan...” Tipikal berfikir berkaitan dengan ranah
Di akhir siklus II mahasiswa masing- kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan
masing kelompok menyerahkan tugas ranah psikomotor, dan tipikal perasaan
berupa tumbuhan paku sisa amatan yang berkaitan dengan tanah afektif. Ketiga
ditanam di gelas aqua dan tumbuh tersebut ranah tersebut merupakan karakteristik
meliputi Pteris, Adiantum, Nephrolepis, manusia dan dalam bidang pendidikan
Asplenium dan Platycerium. Di akhir siklus merupakan hasil belajar. Kemampuan
terdapat peningkatan sikap mahasiswa afektif merupakan bagian dari hasil belajar
terhadap pelestarian keanekaragama hayati dan memiliki peran penting. Keberhasilan
ditunjukkan semua kelompok menanam pembelajaran pada ranah kognitif dan
kembali sisa bahan amatan dan mengambil psikomotor siswa sangat ditentukan oleh
bahan secukupnya sesuai keperluan. kondisi afektif siswa dan sebaliknya.
Hal-hal yang menunjukkan adanya Dalam penelitian ini sikap mahasiswa
peningkatan sikap mahasiswa juga bisa yang tidak memperdulikan
diketahui berdasarkan refleksi diri
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . .
47

keanekaragaman hayati karena mereka yang mempunyai sifat menyenangkan dapat


kurang memahami apa manfaat keaneka- mewujudkan nilai spiritual siswa mengenai
ragaman hayati dan seberapa besar keindahan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
keanekaragaman hayati di negara kita. dengan cara mengamati, menemukan sendiri
Penerapan pembelajaran di luar kelas segala sesuatu ciptaan Tuhan Yang Maha
mengajak mahasiswa untuk menyatu dengan Kuasa. Hal ini sesuai dengan kompetensi
alam dan melakukan aktivitas yang inti 1 yaitu menghayati dan mengamalkan
mengarah pada terwujudnya perubahan ajaran agama yang dianutnya.
tingkah laku mahasiswa sebagai calon Berdasarkan penjelasan tentang pem-
pendidik terhadap lingkungan melalui belajaran di luar kelas maka pembelajaran
tahap- tahap pengertian, penyadaran, yang berorientasi pada lingkungan luar kelas
tanggung jawab, dan aksi atau tingkah laku. dapat digunakan sebagai sumber belajar
Pada penelitian ini pembelajaran karena pembelajaran akan lebih bermakna
keanekaragaman hayati yang berorientasi jika pembelajaran diprioritaskan di alam
pada alam sekitar mempunyai sifat sekitar atau sekitar lingkungan anak.
menyenangkan sehingga dapat mewujudkan Pembelajaran di luar kelas yang berorientasi
nilai spiritual siswa mengenai keindahan pada alam sekitar sebenarnya dapat
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa hal ini dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan
ditunjukkan dengan tingkah laku dapat mengubah cara belajar monoton yang
mahasiswa yang senang, kagum, hanya mementingkan nilai kuantitatif saja
terhadap keanekaragaman tumbuhan lumut tanpa mengedepankan nilai kualitatif atau
dan tumbuhan paku waktu pengamatan di proses.
kelas. Supaya pembelajaran di luar kelas bisa
Pembelajaran di luar ruangan dalam hal belajar secara kondusif maka ada beberapa
ini di luar kelas atau outdoor activities keterampilan yang harus dikuasai guru yaitu
adalah kegiatan di alam bebas dan mempu- 1 ) mengawasi, dan memonitor kegiatan,
nyai sifat menyenangkan, karena kita bisa perilaku, dan kondisi siswa selama kegiatan
melihat, menikmati, mengagumi, dan belajar yang dilakukan secara tegas dan disiplin
mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa tetapi tidak menimbulkan tekanan perasaan
yang terbentang di alam, yang dapat dan fisik pada siswa, 2) mengawasi dan
disajikan dalam bentuk permainan, memonitor kerja siswa, 3) menjaga ke-
observasi atau pengamatan, simulasi, diskusi tercapaian target perolehan belajar, kontrol
dan petualang sebagai media pembelajaran. guru ini penting supaya kegiatan rekreatif
Pembelajaran di luar kelas dapat dilakukan dan akademiknya terkontrol, 4) menjaga dan
berupa kegiatan: bermain di lingkungan membangun iklim hubungan kerja dan
sekolah, taman. Pada materi keaneka- hubungan sosioemosional antar individu
ragaman hayati pembelajaran bisa dilakukan yang kondusif untuk terselesaikannya tugas-
dengan cara guru mengajak siswa ke luar tugas belajar, 5) membangun kepercayaan
kelas misal ke kebun sekolah atau siswa terhadap dirinya agar dapat menjadi
lingkungan di luar kelas kemudian siswa motivator yang handal khususnya kecakapan
diajak untuk mengamati bermacam-macam untuk mengatasi masalah, 6) memberi
tumbuhan dan hewan kemudian mencatat bantuan jika diperlukan.
ciri pada tumbuhan dan hewan yang mereka Keterampilan yang harus dimiliki guru
amati. Kemudian di luar kelas tersebut guru setelah paska kegiatan yaitu 1 )
menanamkan konsep tentang keaneka- memberi arahan pada siswa dan
ragaman hayati di Indonesia, manfaat contoh untuk menjaga kebersihan dan
keanekaragaman hayati, dan bagaimana cara ketertiban lingkungan, 2) mengawasi dan
melestarikan keanekaragaman hayati. menjalankan kegiatan pengawasan dan
Pembelajaran di luar kelas tidak sekedar perawatan per- alatan yang telah digunakan,
memindahkan pelajar di luar kelas, tetapi memonitor, membimbing pembuatan
pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan laporan hasil kerja dan memantau tagihan
mengajak siswa menyatu dengan alam dan pada waktu yang ditentukan.
melakukan aktivitas yang mengarah pada Menurut Susanto (2002) manfaat
terwujudnya perubahan tingkah laku siswa pem- belajaran di luar kelas yaitu: 1 )
terhadap lingkungan melalui tahap-tahap fakta dan fenomena yang banyak dijumpai
pengertian, perhatian, penyadaran, tanggung menjadi pengetahuan yang sulit dilupakan,
jawab dan aksi atau tingkah laku. 2) memotivasi siswa untuk belajar karena
Pembelajaran keanekaragaman hayati di luar banyak kejadian-kejadian menakjubkan
kelas yang berorientasi pada alam sekitar
48 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49

yang dijumpai, 3) banyak tantangan yang (attending), responding, valuing,


ditemukan di lingkungan dan mereka dapat organization, dan characterization. Pada
menghadapi dan menyelesaikan masalah peringkat Receiving atau attending siswa
tersebut secara bersama-sama dengan be- memiliki keinginan mengunjungi suatu
kerja sama, sehingga siswa dapat stimulus dalam penelitian adalah tugas
memperoleh pengetahuan dan kecakapan dosen. Peringkat Responding merupakan
life skill, hal ini sesuai dengan kompetensi partisipasi aktif siswa, yaitu sebagian dari
inti 2 yaitu menghayati dan mengamalkan perilakunya dalam penelitian ini adalah
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, kegiatan siswa untuk merespon tugas yaitu
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, mendeskripsi, mengidentifikasi, membuat
damai) atas berbagai permasalahan dalam laporan, mempresentasikan hasil -.
berbagai interaksi dalam berinteraksi secara Kategori valuing adalah sesuatu yang
efektif dengan lingkungan sosial dan alam, memiliki manfaat atau kepercayaan adat
4) manfaat rekreatif diperoleh sebagai nilai keyakinan atau sikap.
siswa. Dalam penelitian ini bisa ditunjukkan
Menurut Gulo (1 990) manfaat dengan keinginan untuk melestarikan
pembelajaran di luar kelas adalah: 1 ) keanekaragaman lumut dana paku pada
siswa dapat memahami dan menghayati khususnya keanekaragaman hayati pada
aspek- aspek kehidupan yang ada di umumnya sikap yang menunjukkan ke-
lingkungannya, sehingga dapat membentuk pedulian terhadap keanekaragaman hayati
pribadi tidak asing dengan kehidpan di yang ada di lingkungan mereka hidup
sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta sehari-hari. Setelah mengetahui manfaat
lingkungan, 4) merupakan pengetahuan keanekaragaman hayati, bagaimana
faktual hal ini sesuai dengan kompetensi pengelolaan keanekaragaman hayati,
inti 3 yaitu memahami, menerapkan, seberapa tinggi tingkat keanekaragaman
menganalisis pengetahuan faktual, 5) hayati yang dimiliki negara kita dan belum
kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dikelola dengan baik.
dan lebih aktif sebab dapat dilakukan Pada peringkat organisasi, nilai satu
dengan berbagai cara seperti mengamati, dengan nilai dikaitkan dengan konflik antar
bertanya, membuktikan, menguji fakta hal nilai diselesaikan, dan mulai membangun
ini sesuai dengan tuntutan Kurikulum 201 3, sistem nilai internal yang konsisten. Dalam
6) mencegah cara belajar siswa secara penelitian ini ditunjukkan dengan tindakan
verbal, 7) melatih siswa untuk mereka menanam sisa bahan amatan, tidak
mengkonstruk konsep dari pengalaman- merusak bahan sebelum diamati, dan
pengalaman yang menyenangkan, 8) mengambil bahan amatan secukupmya
memberikan informasi teknis kepada sesuai kebutuhan. Sedangkan tingkatan
peserta didik secara lamgsung. tertinggi karakterisasi belum bisa muncul
Pada penelitian ini tugas mendeskripsi, dalam penelitian ini karena untuk
mengidentifikasi, mengobservasi tumbuhan mengendalikan perilaku hingga termasuk
berdasarkan sifat dan lama hidupnya di gaya hidup membutuhkan waktu dan usaha
daerah masing-masing, menganalisis kritis yang harus dilakukan secara terus-menerus
artikel tentang keanekaragaman hayati di sehingga membutuhkan waktu yang cukup
Indonesia, dan penerapan pembelajaran di lama.
luar kelas, dapat meningkatkan pemahaman
dan menghayati aspek-aspek kehidupan di KESIMPULAN DAN SARAN
lingkungannya dan dapat memupuk rasa
cinta lingkungan. Mempelajari dan meng- Kesimpulan
amati tumbuhan dapat merupakan pem- Pada penerapan pembelajaran di luar
belajaran kontekstual dan faktual, serta kelas dan tugas yang menantang, mahasiwa
komprehensif karena dilakukan dengan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru
berbagai cara seperti mengamati, bertanya, tetapi juga dengan melihat, menyentuh,
membuktikan, menguji fakta dan mencegah merasakan, menyelidiki, bertanya, mem-
cara belajar secara verbal, melatih buktikan, dan menguji fakta dan mengikuti
mahasiswa untuk mengkonstruk konsep dari keseluruhan proses dari setiap pembelajaran.
pengalaman-pengalaman yang menyenang- sehingga kebenaran konsep bisa
kan. dipertanggung jawabkan dengan demikian
Menurut Krathwohl dalam Sax (1 siswa dapat membangun pengalaman
980) hampir semua tujuan kognitif belajarnya atau pengetahuannya sendiri.
mempunyai komponen afektif. Dalam
pembelajaran sains ada 5 tingkatan afektif
yaitu receiving
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . .
49

Saran Sax, Gilbert. (1 980). Principles


Of Educational And Phsychological
Disarankan kepada para guru untuk Measurment And Evaluation.
menerapkan pembelajaran di luar kelas dan Belmont, California: Wadsworth
tugas yang menantang untuk meningkatkan Publishing Company.
sikap melestarikan keanekaragaman hayati Setyawan, D.A, Tumbuhan Epifit Pada
di Indonesia sampai tingkatan sikap Tegakan Pohon Schima Wallichi
tertinggi yaitu karakterisasi. (D.C) Korth 2000 di Gunung Lawu,
Biodiversitas Vol.1 , No.2 Halaman 1
DAFTAR RUJUKAN 4-
Anderson, Lorin, W. (1 981 ). 20.
Assesing Affective Characteristic In Steenis, CGGJ et al. 1 987. Flora
The Schools, Boston: Allyn an Bacon. Untuk Sekolah di Indonesia.
Gulo, W. 2004. Strategi Belajar Terjemahan Muso S. Dkk 1 987.
Mengajar. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Jakarta: PT. Grasindo, Anggota Ikapi. Sulistyawati, Hari. 2008. Analisis status
Jatna Supriyatna. 2008. Melestarikan Alam Flora Alam Pulau Sempu, Kabupaten
Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Malang. Jurusan Biologi UNEJ.
Jakarta. Vol.9
Kementrian Lingkungan Hidup. 2004. No.1 Halaman 78-81
Rencana Tindak Pembangunan .
Berkelanjutan: Indikator Sunarti. S, Hidayat. A, Rugayah 2008
Keberhasilan, Program dan Kegiatan. Keanekaragaman Tumbuhan di Hutan
Jakarta, Indonesia. Pegunungan Waworete, Kecamatan
Larashati, Inge. 2004. Keanekaragaman Wawonii Timur, Pulau Wawonii,
Tumbuhan dan Populasinya di Gunung Sulawesi Tenggara. Herbarium
Kelud Jawa Timur. Biodiversitas Bogoriense. Biodiversitas, Vol.9,
Vol.5 No.3
No.2 Halaman 71 - Halaman 1 94-1
76. 98.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Suraida, Susanti Try, Amriyanto, R. 201 3.
Kebudayaan Nomor 69. 201 3. Keanekaragaman Tumbuhan Paku
Kerangka Dasar Dan Struktur (Pteridophyta) di Taman Hutan
Kurikulum Sekolah Menengah Kenali Kota Jambi. Prosiding
Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta, Semirata FMIPA Universitas
Indonesia. Lampung.
Primack, RB, Supriyatna J, Indrawan M, dan Susanto, Pudyo. 2002. Keterampilan Dasar
Kramadibrata P. 1 998. Biologi. Mengajar IPA Berbasis
Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Konstruktivisme. Malang: FMIPA
Indonesia Universitas Negeri Malang.
Rugayah, Sunarti, S. Djarwaningsih, T. Susilo, H, Chotimah, H. D. Y. 2008.
2009. Keanekaragaman Tumbuhan Penelitian Tindakan Kelas. Malang:
dan Potensinya di Cagar Alam Bayu Media Publishing.
Tangale, Gorontalo. LIPI Jurnal Tek. Uji. T. 2005. Keanekaragaman dan Potensi
Ling, Vol.1 0, No.2 Halaman 1 73-1 81 . Flora di Cagar Alam Pegunungan
Cyclops, Papua. LIPI e-jurnal Teknik
Lingkungan, Vol.6, No.3 Halaman
485-495.

Anda mungkin juga menyukai