Penulis Sutoyo
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan sikap melestarikan
keaneka- ragaman hayati pada calon pendidik
Cara & Alat Ukur Analisis data tentang sikap mahasiswa dilakukan dengan cara:
Variable instrumen yang telah diuji coba digunakan untuk menjaring data
Dependent tentang sikap mahasiswa. Skala Likert yang digunakan adalah skala
Likert dengan 5 (lima) pilihan yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju),
SM (Sama Saja), TS (Tidak Se- tuju), STS (Sangat Tidak Setuju),
berturut- turut diberi skor SS (5), S (4), SM (3 ), TS, (2), STS (1 ).
Setelah mahasiswa mengisi skala Likert selanjutnya masing-masing
mahasiswa ditentukan skornya. Selanjutnya, dicari rerata skor
keseluruhan mahasiswa dalam satu kelas dan simpangan bakunya.
Kategorisasi hasil pengukuran menggunakan distribusi normal. Ada
5 (lima) kategori hasil pengukuran sikap yaitu sangat tinggi, tinggi,
rendah, dan sangat rendah.
Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan sikap mahasiswa.
Selanjutnya dapat dicari sikap kelas terhadap kelestarian keaneka-
ragaman hayati dengan cara mencari rerata skor kelas yaitu
menjumlahkan skor semua mahasiswa dibagi jumlah mahasiswa
kemudian dicocokkan dengan kategorisasi sikap: sangat tinggi,
tinggi, rendah dan sangat rendah.
Definisi Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang berkenaan dengan
Operasional berbagai kehidupan di bumi. Keanekaragaman hayati adalah kekayaan
Independent hidup di bumi, jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme,
genetika yang dikandungnya, dan ekosistem dimana mereka
melangsungkan kehidupannya. Setiap tingkatan organisme tersebut
penting bagi manusia karena merupakan sumber daya yang memiliki
nilai ekonomis dan ekologis yang cukup tinggi. Ekosistem hutan
sebagai contoh, keanekaragaman spesies menghasilkan berbagai
macam flora dan fauna yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber
untuk manusia
Langkah Penelitian Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu
1. Pra penelitian,
dilakukan pada waktu subjek penelitian menempuh mata kuliah
prasyarat yaitu mata kuliah struktur dan perkembangan
tumbuhan II, dan peneliti sebagai dosen pembina mata kuliah
tersebut
2. Pelaksanaan penelitian.
dosen mengamati mahasiswa terkait dengan sikap melestarikan
keanekaragaman hayati, yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku,
tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan berbiji tertutup
Hasil Penelitian Pembelajaran di luar kelas tidak sekedar memindahkan pelajar di
luar kelas, tetapi pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan
mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan aktivitas yang
mengarah pada terwujudnya perubahan tingkah laku siswa terhadap
lingkungan melalui tahap-tahap pengertian, perhatian, penyadaran,
tanggung jawab dan aksi atau tingkah laku.
Dalam penelitian ini bisa ditunjukkan dengan keinginan untuk
melestarikan keanekaragaman lumut dana paku pada khususnya
keanekaragaman hayati pada umumnya sikap yang menunjukkan
ke- pedulian terhadap keanekaragaman hayati yang ada di
lingkungan mereka hidup sehari-hari. Setelah mengetahui manfaat
keanekaragaman hayati, bagaimana pengelolaan
keanekaragama hayati,seberapa tinggi tingkat keanekaragaman
hayati yang dimiliki negara kita dan belum dikelola dengan baik
Sunarmi
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang
E-mail: hs. narmi @y ahoo . c o m
Abstract: Indonesia is a mega-biodiversity country that has a number of flora and fauna number
2 worldwide. Biological diversity useful for the purposes of food, clothing, and shelter. Based on
the results of pre-study showed that the maj ority (80%) of biodiversity in school learning use
the lecture method and of course have not touched the realm of attitudes to conserve. The goal
of the research is to develop the attitude of preserving biodiversity in the candidate educators
through learning outside the classroom and challenging task. Subjects in this study were
students of biology education study program participant subjects generation plant diversity by
201 2 consist of
3 6 students, 5 male students, and 31 female students. This type of research is the
Classroom Action Research (CAR) conducted during two cycles, the research approach is
qualitative descriptive. Data analysis was done by triangulation of data and percentages.
Observations attitudes using Likert scale, observation sheets, and field notes. The results
showed no increase in the attitude of students as prospective educators before the first cycle, at
the end of the first cycle and the end of the second cycle. Biology teacher recommended to
apply this method, method to conduct learning outside the classroom and give challenging
task in middle and high school students.
Abstrak: Indonesia merupakan negara mega-biodiversity yang memiliki jumlah flora dan
fauna nomor 2 sedunia. Keanekaragaman hayati bermanfaat untuk keperluan sandang,
pangan, dan papan. Berdasarkan hasil pra penelitian menunj ukkan bahwa sebagian besar (80%)
pembelaj aran keanekaragaman hayati di sekolah menggunakan metode ceramah dan secara
otomatis belum menyentuh ranah sikap untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Tuj uan
penelitian adalah menumbuhkan sikap melestarikan keanekaragaman hayati pada calon
pendidik melalui pembelaj aran di luar kelas dan tugas yang menantang. Subyek penelitian ini
adalah mahasiswa prodi pendidikan biologi peserta mata kuliah keanekaragaman tumbuhan
angkatan tahun 201 2 sebanyak 3 6 mahasiswa, laki-laki 5 mahasiswa, perempuan 31
mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
selama 2 siklus, pendekatan penelitian adalah deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan
dengan triangulasi data dan persentase. Pengamatan sikap menggunakan skala Likert, lembar
observasi, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan sikap
mahasiswa sebagai calon pendidik sebelum siklus I, akhir siklus I dan akhir siklus II.
Disarankan kepada guru Biologi supaya diterapkan pembelaj aran di luar kelas dan tugas yang
menantang pada siswa SMP dan SMA.
38
39 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 39
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .
tingkat keanekaragaman hayati yang sangat hayati Indonesia secara berkelanj utan yang
tinggi artinya Indonesia menj adi salah satu meliputi ekosistem darat dan laut, kawasan
pusat keanekaragaman hayati dunia yang agroekosistem dan kawasan produksi, serta
dikenal sebagai negara mega-biodiversity. konservasi ex-situ. Upaya pelestarian ini
Keanekaragaman hayati dapat di- harus disertai dengan pemeliharaan sistem
kelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1 ) ke- pengetahuan tradisional dan pengembangan
anekaragaman spesies, hal ini mencakup sistem pemanfaatan keanekaragaman hayati
semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan yang dilandasi oleh pembagian keuntungan
protista, 2) keanekaragaman hayati, variasi yang adil.
genetik dalam satu spesies, 3) keaneka- Dalam pembangunan terjadi konversi
ragaman komunitas. Komunitas biologi lahan pertanian untuk keperluan bukan
yang berbeda serta asosiasinya dengan pertanian. Hal ini pasti akan mempengaruhi
lingkungan fisik (ekosistem) masing- keanekaragaman hayatinya karena flora dan
masing. fauna akan kehilangan tempat tumbuh.
Ketiga tingkatan keanekaragaman hayati Maka dari itu penting untuk melakukan
itu diperlukan untuk kelanj utan hidup di konservasi keanekaragaman hayati sehingga
bumi dan penting bagi manusia. Sebagai tidak terjadi kepunahan flora maupun fauna.
negara mega-biodiversity, berdasarkan ke- Dalam rencana aksi untuk melestarikan
anekaragaman jenis menurut Supriatna keanekaragaman hayati, ada tiga prinsip
(2008:1 5), Indonesia menempati papan atas, yang telah dicanangkan dunia yaitu dengan
yaitu urutan kedua dunia setelah Brazil pendekatan save, study, dan use.
untuk mamalia, urutan keempat dunia untuk Pendekatan ini lebih bersifat holistik, yaitu
reptil, urutan kelima dunia untuk burung, pendekatan menyeluruh yang diharapkan
urutan keenam untuk amfibi, urutan keempat dapat melindungi spesies dengan tidak me-
dunia untuk dunia tumbuhan, urutan pertama ninggalkan aspek manfaat (Grumbine dalam
dunia untuk tumbuhan palmae, urutan ketiga Supriatna, 2008). Save atau perlindungan
dunia untuk ikan air tawar setelah Brazil dapat dijabarkan sebagai usaha pengelolaan,
dan Columbia. legislasi, perjanjian internasional, dan se-
Semakin menurunnya keanekaragaman bagainya. Dalam pemanfaatan (use), sering
hayati ini telah disadari semua pihak sebagai direncanakan untuk program-program
akibat perubahan lingkungan yang berasal manfaat bagi masyarakat, berbagai
dari kegiatan manusia, pemukiman, pe- komoditi perdagangan, turisme dan jasa.
rusakan hutan, perluasan area pertanian, dll. Penelitian dalam keanekaragaman hayati
Di samping itu permasalahan yang sangat penting karena penggunaan maupun
dihadapi Indonesia dalam mengelola ke- pelestariannya tidak dapat dilakukan tanpa
anekaragaman hayati mencakup aspek penelitian ilmiah. Sedangkan study atau
pemanfaatan, pelestarian, pengetahuan penelitian dapat meliputi penelitian dasar
dan seperti penelitian keragaman spesies,
kebijakan (Supriatna, 2008). Dalam aspek habitat, komunitas, ekosistem dan juga
pemanfaatan seringkali terdengar adanya perilaku serta ekologi dari spesies. Maka
benturan kepentingan antara sektor ke- dari itu, penelitian terus dikembangkan agar
hutanan, pertanian, transmigrasi, juga pemanfaatan sumber daya hayati dapat
sarana lestari dan berlanjut sesuai dengan cita-cita
umum pada suatu wilayah. Perbenturan manusia agar dapat hidup berdampingan dan
kepentingan antar sektor di kawasan pe- selaras dengan alam.
lestarianpun kadang-kadang tidak dapat Berdasarkan hasil Konferensi Nasional
dihindari bila dalam kawasan pelestarian Pembangunan Berkelanj utan (KNPB) ter-
tersebut ditemukan bahan tambang seperti sebut maka dalam melaksanakan pem-
minyak, batubara dan lain-lainnya. bangunan berkelanj utan tidak dapat lepas
Melihat kenyataan tersebut memang dari rencana tindak pembangunan ber-
tidak mudah melakukan konservasi ke- kelanj utan yang salah satunya adalah
anekaragaman hayati, namun demikian me- keanekaragaman hayati yang mencakup 9
ngingat pentingnya keanekaragaman hayati, sub butir (Kementrian Lingkungan Hidup,
maka perlu melindungi dari ancaman ke- 2004).
punahan sehingga perlu partisipasi semua Adapun 9 sub butir dalam rencana
pihak baik individu, kelompok, swasta tindak tentang keanekaragaman hayati
maupun pemerintah sehingga konservasi adalah: (1 ) Menurunkan laju
keanekaragaman hayati dapat berkelanjutan. kemerosotan/
Adapun fokus pelestarian keaneka- kerusakan keanekaragaman hayati secara
ragaman hayati adalah mengelola kekayaan
40 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 40
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .
prodi pendidikan biologi peserta Mata Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan
kuliah keanekaragaman tumbuhan pada sikap mahasiswa. Selanjutnya dapat dicari
semester genap 201 2-201 3 sej umlah 3 sikap kelas terhadap kelestarian keaneka-
6 mahasiswa, 5 laki-laki dan 31 perempuan ragaman hayati dengan cara mencari rerata
Data dalam penelitian ini adalah sikap skor kelas yaitu menjumlahkan skor semua
mahasiswa terhadap pelestarian keaneka- mahasiswa dibagi jumlah mahasiswa
ragaman hayati yang diperoleh melalui kemudian dicocokkan dengan kategorisasi
instrumen penelitian berupa skala Likert, sikap: sangat tinggi, tinggi, rendah dan
catatan lapangan, lembar observasi. Sumber sangat rendah.
data adalah refleksi diri mahasiswa prodi Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri
pendidikan biologi peserta mata kuliah dari dua tahap, yaitu 1 ) pra penelitian, dan 2)
keanekaragaman tumbuhan setiap akhir pelaksanaan penelitian.
siklus, hasil isian skala Likert, hasil
observasi, catatan lapangan dan keter- HASIL
laksanaan pembelajaran di luar kelas oleh Pra penelitian. Tahap pra penelitian
dosen dan mahasiswa. dilakukan pada waktu subjek penelitian
Analisis data dalam penelitian ini menempuh mata kuliah prasyarat yaitu mata
melalui teknik triangulasi data yaitu tahap 1 kuliah struktur dan perkembangan tumbuhan
) mereduksi data meliputi penyelesaian, II, dan peneliti sebagai dosen pembina mata
penyederhaan dan pengklasifikasian. Ke- kuliah tersebut. Pada tahap pra penelitian,
giatan ini dilakukan dengan cara membuat dosen mengamati mahasiswa terkait dengan
ringkasan, membuang data yang tidak sikap melestarikan keanekaragaman hayati,
diperlukan dan menata sesuai dengan yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku,
masalah penelitian, 2) penyajian data sesuai tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan
jenisnya yang dilakukan setelah peng- berbiji tertutup. Sikap mahasiswa yang
klasifikasian data. Penyajian data dilaku- tidak melestarikan keanekaragaman hayati
kan dengan mengorganisasikan data yang di sini ditunjukkan dengan kenyataan
sudah direduksi sehingga diperoleh infor- berikut: mahasiswa mengambil bahan
masi tentang proses penelitian, dan 3) amatan tidak sesuai dengan kebutuhan,
penarikan kesimpulan. Penarikan ke- sebagai contoh seharusnya untuk
simpulan dilakukan berdasarkan sajian data mempelajari tata letak daun cukup
dengan cara menganalisis makna seluruh mengambil cabang berdaun 2-3 cabang yang
temuan yang terjadi selama tindakan diamati dalam satu kelompok, tetapi mereka
berlangsung, penarikan kesimpulan sesuai membawa lebih atau bahkan
target penelitian. jumlahnya dua kali lipat dari yang
Analisis data terhadap keterlaksanaan dibutuhkan sehingga jika sikap seperti ini
pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan tidak diperbaiki akan merusak keaneka-
menghitung persentase data keterlaksanaan ragaman tumbuhan. Selanj utnya, bahan sisa
pembelajaran oleh dosen dalam hal ini yang seharusnya bisa ditanam kembali
adalah peneliti dan mahasiswa. dibuang begitu saja. Sikap seperti ini
Analisis data tentang sikap mahasiswa menunj ukkan bahwa mahasiswa tidak
dilakukan dengan cara: instrumen yang telah punya tanggung jawab untuk melestarikan
diuji coba digunakan untuk menjaring data ke- anekaragaman hayati yang sebetulnya
tentang sikap mahasiswa. Skala Likert yang mereka perlukan setiap saat dalam ke-
digunakan adalah skala Likert dengan 5 hidupan sehari-hari. Selain itu, jika
(lima) pilihan yaitu SS (Sangat Setuj u), S mahasiswa mengambil bahan amatan,
(Setuju), SM (Sama Saja), TS (Tidak Se- mereka tidak mempelajari terlebih dahulu
tuj u), STS (Sangat Tidak Setuj u), bagian apa yang akan dipelajari, selain itu
berturut- turut diberi skor SS (5), S (4), SM kapan mengambil bahan mereka kurang
(3), TS, (2), STS (1 ). Setelah mahasiswa memperhitungkan akibatnya mereka meng-
mengisi skala Likert selanjutnya masing- ambil bahan tanpa perencanaan dan per-
masing mahasiswa ditentukan skornya. hitungan yang benar sehingga bahan yang
Selanjutnya, dicari rerata skor keseluruhan dibawa tidak semuanya bisa diamati dalam
mahasiswa dalam satu kelas dan alokasi waktu yang telah ditentukan,
simpangan bakunya. sehingga bahan yang sudah diambil
Kategorisasi hasil pengukuran menggunakan akhirnya dibuang. Menurut pengamatan
distribusi normal. Ada 5 (lima) kategori dosen, mahasiswa tidak merasa salah dengan
hasil pengukuran sikap yaitu sangat tinggi, perbuatan yang telah mereka lakukan
tinggi, rendah, dan sangat rendah.
42 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 42
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .
tersebut. Hal ini dosen ketahui dari sebelum masuk ke tumbuhan lumut, ada
kenyataan bahwa mereka akan mengulang-
ulang perbuatannya tersebut tanpa beban
mengambil dan membuang bahan amatan
yang berupa tumbuhan tersebut.
Fakta berikut juga menunj
ukkan kurangnya kepedulian mahasiswa
terhadap
kelestarian keanekaragaman hayati dalam
skala kecil yaitu terhadap bahan amatan
yang ditanam di sekitar kampus meliputi
tumbuhan paku: Equisetum, Selaginela,
Psilotum, Adiantum, mereka tidak peduli
terhadap kelangsungan hidup tumbuhan
tersebut artinya jika mereka melihat bahwa
tempat tumbuh tanaman tersebut kering
tidak ada satu pun mahasiswa yang secara
sukarela menyiram tumbuhan tersebut.
Selanj utnya karena tidak peduli terhadap
tumbuhan di lingkungan sekitar mereka
maka mahasiswa juga malas untuk mencari
bahan amatan dengan alasan tidak tahu
mana tumbuhan yang dimaksud padahal
tumbuhan tersebut kemungkinan ada di
sekitar mereka. Kenyataan sikap mahasiswa
prodi pendidikan biologi sebagai calon
pendidik tersebut di atas mendasari peneliti
untuk melaksanakan PTK menerapkan
pembelajaran di luar kelas dengan tugas
yang menantang untuk menumbuhkan sikap
melestarikan keanekaragaman hayati.
Se-
bagai data pendukung dosen meminta
mahasiswa untuk mengisi angket untuk
menyaring informasi tentang: 1 )
bagaimana
pelaksanaan pembelajaran biologi tentang
keanekaragaman hayati di sekolah baik
waktu mereka masih SMA/SMP, 2) apakah
mereka tahu apa manfaat keanekaragaman
hayati bagi manusia, dan 3) apakah mereka
tahu seberapa besar keanekaragaman flora
dan fauna yang dimiliki negara Indonesia
sehingga Indonesia termasuk negara mega-
diversity nomor 2 sedunia setelah Brasil.
Pelaksanaan tindakan. Siklus I. Awal
siklus I mahasiswa mengisi skala Likert.
Pada tahap perencanaan tindakan siklus I
sudah dipersiapkan Rencana Perkuliahan
Semester (RPS), Satuan Acara Perkuliahan
(SAP) tumbuhan lumut, bahan ajar, dan
petunj uk praktikum. Membuat
instrumen
skala Likert, format catatan
lapangan,
lembar keterlaksanaan pembelajaran, me-
nentukan tugas yang menantang, yaitu:
mendeskripsi tumbuhan lumut di tempat
yang telah ditentukan. Tagihan berupa
laporan yang berisi ciri-ciri tumbuhan
lumut
yang ditemukan dilengkapi dengan gambar,
dan menentukan nama genus. Pada siklus I,
43 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 42
kegiatan pendahuluan,
aArgmuis, t mahasiswa diberi le0s1t Hayati melalui . . .
tugas mencari artikel tentang keaneka-
ragaman hayati di Indonesia secara mandiri
dan dipresentasikan. Kegiatan pendahuluan
dilakukukan sebanyak 4x tatap muka, yaitu
tanggal 7, 8, 1 4, dan 1 5 Januari 201
4. Mahasiswa mempresentasikan artikel
secara individu untuk membahas
keanekaragaman hayati di Indonesia,
meliputi: apa manfaat keanekaragaman
hayati, seberapa banyak jumlah hewan,
tumbuhan yang dimiliki oleh negara kita
dari jumlah flora dan fauna tersebut
semuanya sudah teridentifikasi atau belum,
apa potensi keanekaragaman tumbuhan yang
ada di daerah tertentu yang tersebar di
Indonesia. Bagaimana keaneka- ragaman di
daerah mangrove, di cagar alam, daerah-
daerah lain yang tersebar di Indonesia. Dari
artikel yang mereka pelajari dan dibuat
analisis kritis, mereka juga membahas
bahwa negara kita adalah negara mega
diversity nomor 2 sedunia setelah Brasil
tapi apakah sudah dikelola dengan baik?
Apakah sumber plasma nutfah di
Indonesia sudah dikelola oleh SDM kita
sendiri? Apakah kita sudah mengetahui
secara pasti jumlah flora dan fauna?
Masalah-masalah tersebut bisa didiskusikan
di kelas.
Selain tugas mendeskripsi, dan mencari
artikel, di awal siklus I mahasiswa juga
diberi tugas terstruktur yang dikumpulkan di
minggu ke-1 8 sebelum masuk materi
tumbuhan berbiji yaitu mencandra tumbuhan
berdasarkan lama hidupnya di daerah asal
masing-masing. Contoh: mangga termasuk
tumbuhan berbunga berbuah berkali-kali,
tumbuhan berkayu, dan umurnya bertahun-
tahun oleh karena itu mangga termasuk
tumbuhan planta polycarpa multienis dan
lignosus. Tagihan berupa laporan yang
berisi: kapan dan dimana (desa, kecamatan)
observasi dilakukan, tanggal, hari dan jam,
dengan siapa, naik apa, berapa kali, ciri
tumbuhan, gambar/foto, nama latin. Tugas
tersebut meskipun dikumpulkan minggu ke
1 8 tetapi peneliti memantau setiap 2
minggu sekali seberapa jauh mereka sudah
melakukan tugas terstruktur tersebut. Tugas
ini diberikan di awal semester dan
dikumpulkan minggu ke 1 8 dengan tuj
uan untuk mempersiapkan mahasiswa
sebelum mempelajari tumbuhan berbiji.
Pertemuan ke 5 dan 6 yaitu tanggal 21 dan
22 Januari
201 4 di luar ruangan mengamati ciri-ciri
morfologi keanekaragaman tumbuhan
lumut. Kemudian pertemuan ke 7, yaitu
tanggal 29
Januari 201 4 pengamatan ciri
43 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 43
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .
akan menjelaskan kalau tidak ada selain menanyakan konsep juga digunakan
pertanyaan dari mahasiswa sehingga untuk untuk menuntun mahasiswa mengamati ciri-
bertanya mereka harus betul-betul meng- ciri tumbuhan secara runtut. Untuk
amati dan membaca bahan ajar terlebih menjawab pertanyaan tersebut mahasiswa
dahulu. Pada waktu pembelajaran dosen wajib membaca dulu bahan ajar, lembar
dibantu oleh 4 asisten sekaligus sebagai PBMP diberikan 1 minggu sebelum
observer. Secara bergiliran dosen men- pembelajaran di luar kelas dilaksanakan.
dampingi di setiap kelompok. Selain men- Tugas yang diberikan pada siklus II ini
jawab pertanyaan mahasiswa dosen me- adalah mendeskripsi, mengidentifikasi
nyadarkan mereka betapa kaya negara kita. tumbuhan paku yang ditemukan meng-
Seperti saudara lihat ini di tanah yang gunakan kunci identifikasi dan membuat
luasnya ± 400 m2 kita bisa menemukan kunci identifikasi berdasarkan tumbuhan
berapa banyak tumbuhan lumut, berapa paku yang ditemukan, menanam sisa bahan
macam tumbuhan lumut yang mana amatan di gelas aqua sampai hidup. Pe-
tumbuhan yang saudara amati ini laksanaan tindakan siklus II yaitu pem-
bermanfaat untuk manusia misalnya sebagai belajaran di luar kelas dilaksanakan pada
bahan untuk obat, kompos, untuk pertemuan ke 1 0, 11 , dan 1 2 pada tanggal
keseimbangan ekosistem, dsb. Apakah 6,
tumbuhan lumut seperti ini ada di Amerika? 1 2, dan 1 3 Februari 201 4 di Jalan
Ada di Kutub? Ada di Arab? Mengapa? Beri Candi
penjelasan. Pada akhir siklus I mahasiswa Blok VA No. 225 Malang, di sebidang
bisa menj awab pertanyaan-pertanyaan yang tanah
di ajukan peneliti di awal pembelajaran dan ± 400 m2 di lahan tersebut terdapat
mahasiswa mengisi skala Likert akhir siklus bermacam-macam tumbuhan paku antara
I. lain Psilotum, Selaginella, Lycopodium,
Berdasarkan tahap ke 4 PTK siklus I Equisetum, Platycerium, Asplenium,
yaitu Refleksi, ada beberapa hal yang Adiantum, Nephrolepis, dan masih banyak
harus dibenahi untuk dasar pada lagi tumbuhan paku yang lain. Tumbuhan
perencanaan tindakan siklus berikutnya, paku yang terdapat pada lahan tersebut
yaitu: 1 ) sebelum pembelajaran di luar sudah mewakili kelompok Tumbuhan Paku
kelas dilaksanakan perlu ditekankan kelas Psilopsida, Lycopsida, Sphenopsida,
kembali tugas masing- masing anggota Pteropsida. Pembelajaran di luar kelas
kelompok, 2) meskipun pembelajaran dilaksanakan secara berkelompok. Masing-
dilakukan secara kelompok masing-masing maisng kelompok terdiri dari 4-5 maha-
anggota kelompok diwajib- kan untuk siswa. Dosen dibantu oleh 4 orang asisten
membaca bahan ajar terlebih dahulu yang bertugas juga sebagai observer.
sebelum ke lapangan, 3) loupe diberikan Peneliti
ke masing-masing kelompok se- belum ke secara bergiliran mendampingi masing-
lapangan, 4) masing-masing kelompok masing kelompok dan membimbing jika ada
diwajibkan untuk membawa kantong plastik pertanyaan dari mahasiswa. Mahasiswa
untuk tempat bahan amatan yang akan mendeskripsi ciri morfologi tumbuhan
diamati di laboratorium. Pada akhir siklus I paku
sudah bisa ditemukan bahwa ada yang ditemukan berdasarkan bahan ajar dan
peningkatan sikap mahasiswa sebelum petunj uk praktikum. Pada waktu
siklus I sampai akhir siklus I dengan skala bimbingan
Likert maupun berdasarkan hasil observasi di kelompok mahasiswa antusias dan senang
siklus dan refleksi analisis kritis mahasiswa, sekali untuk mengamati ciri tumbuhan paku
dan refleksi mahasiswa di akhir siklus II. dan mereka aktif juga kerja kelompok,
Siklus II. Pada tahap perencanaan banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul
tindakan siklus II dipersiapkan RPS dan karena mereka sudah membaca terlebih
SAP berdasarkan hasil refleksi siklus I, dahulu bahan ajar dan lembar PBMP. Hal
yaitu supaya mahasiswa betul-betul ini
membaca bahan ajar terlebih dahulu peneliti ketahui dari pertanyaan-pertanyaan
sebelum ke lapangan peneliti yang muncul pada waktu pengamatan
mempersiapkan lembar PBMP tumbuhan paku. Mereka sudah mengenal
(Pemberdayaan Berpikir Kritis Melalui tipe daun mikrofil yaitu daun
Pertanyaan) yaitu lembar yang berisi yang
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mempunyai satu tulang daun tetapi mana
menuntun mulai dari konsep-konsep yang daun mikrofil yang ada di tumbuhan
umum sampai khusus. Lembar PBMP ini Selaginella mereka tanyakan itu.
Mereka
mengenal sorus adalah kumpulan dari
sporangium tetapi setelah mengamati
46 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 45
mereka belum
aArgmuis, t tahu mana yang dimaksud le0s1t Hayati melalui . . .
sorus pada Nephrolepis, hal-hal seperti itu
menunjukkan bahwa sudah ada persiapan
konsep dari mereka tetapi secara
fakta
46 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 46
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .
Saran
Disarankan kepada para guru untuk menerapkan pembelajaran di luar kelas dan tugas yang
menantang untuk meningkatkan sikap melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia sampai
tingkatan sikap tertinggi yaitu karakterisasi.
DAFTAR RUJUKAN
Anderson, Lorin, W. (1 981 ). Assesing Affective Characteristic In The Schools, Boston:
Allyn an Bacon.
Gulo, W. 2004. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Grasindo, Anggota Ikapi. Jatna Supriyatna. 2008. Melestarikan Alam
Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta. Kementrian Lingkungan Hidup.
2004.
Rencana Tindak Pembangunan Berkelanjutan: Indikator Keberhasilan, Program dan
Kegiatan.
Jakarta, Indonesia.
Larashati, Inge. 2004. Keanekaragaman Tumbuhan dan Populasinya di Gunung Kelud Jawa Timur.
Biodiversitas Vol.5
No. 2 Halaman 71 -76.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 69. 201 3 . Kerangka Dasar Dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta, Indonesia.
Primack, RB, Supriyatna J, Indrawan M, dan Kramadibrata P. 1 998. Biologi. Konservasi.
Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
Rugayah, Sunarti, S. Djarwaningsih, T.
2009. Keanekaragaman Tumbuhan dan Potensinya di Cagar Alam Tangale, Gorontalo. LIPI
Jurnal Tek. Ling, Vol.1 0, No. 2 Halaman 1 73 -1 81 .
51 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, NomoSru1n, uMse2 4ar, ihklamn. K3e8a-4n9ekaragaman 51
aArgmuis, t le0s1t Hayati melalui . . .
Sunarmi
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5
Malang
E-mail: hs. narmi@yahoo . c o m
Abstract: Indonesia is a mega-biodiversity country that has a number of flora and fauna number
2 worldwide. Biological diversity useful for the purposes of food, clothing, and shelter. Based on
the results of pre-study showed that the majority (80%) of biodiversity in school learning use
the lecture method and of course have not touched the realm of attitudes to conserve. The goal
of the research is to develop the attitude of preserving biodiversity in the candidate educators
through learning outside the classroom and challenging task. Subjects in this study were
students of biology education study program participant subjects generation plant diversity by
201 2 consist of
36 students, 5 male students, and 31 female students. This type of research is the Classroom
Action Research (CAR) conducted during two cycles, the research approach is qualitative
descriptive. Data analysis was done by triangulation of data and percentages. Observations
attitudes using Likert scale, observation sheets, and field notes. The results showed no increase
in the attitude of students as prospective educators before the first cycle, at the end of the first
cycle and the end of the second cycle. Biology teacher recommended to apply this method,
method to conduct learning outside the classroom and give challenging task in middle and
high school students.
Abstrak: Indonesia merupakan negara mega-biodiversity yang memiliki jumlah flora dan
fauna nomor 2 sedunia. Keanekaragaman hayati bermanfaat untuk keperluan sandang,
pangan, dan papan. Berdasarkan hasil pra penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (80%)
pembelajaran keanekaragaman hayati di sekolah menggunakan metode ceramah dan secara
otomatis belum menyentuh ranah sikap untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Tujuan
penelitian adalah menumbuhkan sikap melestarikan keanekaragaman hayati pada calon
pendidik melalui pembelajaran di luar kelas dan tugas yang menantang. Subyek penelitian ini
adalah mahasiswa prodi pendidikan biologi peserta mata kuliah keanekaragaman tumbuhan
angkatan tahun 201 2 sebanyak 36 mahasiswa, laki-laki 5 mahasiswa, perempuan 31
mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
selama 2 siklus, pendekatan penelitian adalah deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan
dengan triangulasi data dan persentase. Pengamatan sikap menggunakan skala Likert, lembar
observasi, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan sikap
mahasiswa sebagai calon pendidik sebelum siklus I, akhir siklus I dan akhir siklus II.
Disarankan kepada guru Biologi supaya diterapkan pembelajaran di luar kelas dan tugas yang
menantang pada siswa SMP dan SMA.
Keanekaragaman hayati merupakan istilah daya yang memiliki nilai ekonomis dan
yang berkenaan dengan berbagai kehidupan ekologis yang cukup tinggi. Ekosistem hutan
di bumi. Keanekaragaman hayati adalah sebagai contoh, keanekaragaman spesies
kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, menghasilkan berbagai macam flora dan
hewan, dan mikroorganisme, genetika yang fauna yang bisa dimanfaatkan sebagai
dikandungnya, dan ekosistem dimana sumber pangan, tempat bernaung, obat-
mereka melangsungkan kehidupannya. obatan dan kebutuhan hidup lainnya
Setiap tingkatan organisme tersebut penting (Primack et al., 1 998).
bagi manusia karena merupakan sumber Indonesia merupakan negara dengan
38
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . .
39
tingkat keanekaragaman hayati yang sangat hayati Indonesia secara berkelanjutan yang
tinggi artinya Indonesia menjadi salah satu meliputi ekosistem darat dan laut, kawasan
pusat keanekaragaman hayati dunia yang agroekosistem dan kawasan produksi, serta
dikenal sebagai negara mega-biodiversity. konservasi ex-situ. Upaya pelestarian ini
Keanekaragaman hayati dapat di- harus disertai dengan pemeliharaan sistem
kelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1 ) pengetahuan tradisional dan pengembangan
ke- anekaragaman spesies, hal ini mencakup sistem pemanfaatan keanekaragaman hayati
semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan yang dilandasi oleh pembagian keuntungan
protista, 2) keanekaragaman hayati, variasi yang adil.
genetik dalam satu spesies, 3) keaneka- Dalam pembangunan terjadi konversi
ragaman komunitas. Komunitas biologi lahan pertanian untuk keperluan bukan
yang berbeda serta asosiasinya dengan pertanian. Hal ini pasti akan mempengaruhi
lingkungan fisik (ekosistem) masing- keanekaragaman hayatinya karena flora dan
masing. fauna akan kehilangan tempat tumbuh.
Ketiga tingkatan keanekaragaman hayati Maka dari itu penting untuk melakukan
itu diperlukan untuk kelanjutan hidup di konservasi keanekaragaman hayati
bumi dan penting bagi manusia. Sebagai sehingga tidak terjadi kepunahan flora
negara mega-biodiversity, berdasarkan ke- maupun fauna.
anekaragaman jenis menurut Supriatna Dalam rencana aksi untuk melestarikan
(2008:1 5), Indonesia menempati papan atas, keanekaragaman hayati, ada tiga prinsip
yaitu urutan kedua dunia setelah Brazil yang telah dicanangkan dunia yaitu dengan
untuk mamalia, urutan keempat dunia untuk pendekatan save, study, dan use.
reptil, urutan kelima dunia untuk burung, Pendekatan ini lebih bersifat holistik, yaitu
urutan keenam untuk amfibi, urutan pendekatan menyeluruh yang diharapkan
keempat dunia untuk dunia tumbuhan, dapat melindungi spesies dengan tidak me-
urutan pertama dunia untuk tumbuhan ninggalkan aspek manfaat (Grumbine dalam
palmae, urutan ketiga dunia untuk ikan air Supriatna, 2008). Save atau perlindungan
tawar setelah Brazil dan Columbia. dapat dijabarkan sebagai usaha pengelolaan,
Semakin menurunnya keanekaragaman legislasi, perjanjian internasional, dan se-
hayati ini telah disadari semua pihak bagainya. Dalam pemanfaatan (use), sering
sebagai akibat perubahan lingkungan yang direncanakan untuk program-program
berasal dari kegiatan manusia, pemukiman, manfaat bagi masyarakat, berbagai
pe- rusakan hutan, perluasan area pertanian, komoditi perdagangan, turisme dan jasa.
dll. Penelitian dalam keanekaragaman hayati
Di samping itu permasalahan yang sangat penting karena penggunaan maupun
dihadapi Indonesia dalam mengelola ke- pelestariannya tidak dapat dilakukan tanpa
anekaragaman hayati mencakup aspek penelitian ilmiah. Sedangkan study atau
pemanfaatan, pelestarian, pengetahuan dan penelitian dapat meliputi penelitian dasar
kebijakan (Supriatna, 2008). Dalam aspek seperti penelitian keragaman spesies,
pemanfaatan seringkali terdengar adanya habitat, komunitas, ekosistem dan juga
benturan kepentingan antara sektor ke- perilaku serta ekologi dari spesies. Maka
hutanan, pertanian, transmigrasi, juga sarana dari itu, penelitian terus dikembangkan agar
umum pada suatu wilayah. Perbenturan pemanfaatan sumber daya hayati dapat
kepentingan antar sektor di kawasan pe- lestari dan berlanjut sesuai dengan cita-cita
lestarianpun kadang-kadang tidak dapat manusia agar dapat hidup berdampingan dan
dihindari bila dalam kawasan pelestarian selaras dengan alam.
tersebut ditemukan bahan tambang seperti Berdasarkan hasil Konferensi Nasional
minyak, batubara dan lain-lainnya. Pembangunan Berkelanjutan (KNPB) ter-
Melihat kenyataan tersebut memang sebut maka dalam melaksanakan pem-
tidak mudah melakukan konservasi ke- bangunan berkelanjutan tidak dapat lepas
anekaragaman hayati, namun demikian me- dari rencana tindak pembangunan ber-
ngingat pentingnya keanekaragaman hayati, kelanjutan yang salah satunya adalah
maka perlu melindungi dari ancaman ke- keanekaragaman hayati yang mencakup 9
punahan sehingga perlu partisipasi semua sub butir (Kementrian Lingkungan Hidup,
pihak baik individu, kelompok, swasta 2004).
maupun pemerintah sehingga konservasi Adapun 9 sub butir dalam rencana
keanekaragaman hayati dapat berkelanjutan. tindak tentang keanekaragaman hayati
Adapun fokus pelestarian keaneka- adalah: (1 ) Menurunkan laju
ragaman hayati adalah mengelola kekayaan kemerosotan/ kerusakan keanekaragaman
hayati secara
40 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49
prodi pendidikan biologi peserta Mata Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan
kuliah keanekaragaman tumbuhan pada sikap mahasiswa. Selanjutnya dapat dicari
semester genap 201 2-201 3 sejumlah 36 sikap kelas terhadap kelestarian keaneka-
mahasiswa, 5 laki-laki dan 31 perempuan ragaman hayati dengan cara mencari rerata
Data dalam penelitian ini adalah sikap skor kelas yaitu menjumlahkan skor semua
mahasiswa terhadap pelestarian keaneka- mahasiswa dibagi jumlah mahasiswa
ragaman hayati yang diperoleh melalui kemudian dicocokkan dengan kategorisasi
instrumen penelitian berupa skala Likert, sikap: sangat tinggi, tinggi, rendah dan
catatan lapangan, lembar observasi. Sumber sangat rendah.
data adalah refleksi diri mahasiswa prodi Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri
pendidikan biologi peserta mata kuliah dari dua tahap, yaitu 1 ) pra penelitian, dan
keanekaragaman tumbuhan setiap akhir 2) pelaksanaan penelitian.
siklus, hasil isian skala Likert, hasil
observasi, catatan lapangan dan keter- HASIL
laksanaan pembelajaran di luar kelas oleh Pra penelitian. Tahap pra penelitian
dosen dan mahasiswa. dilakukan pada waktu subjek penelitian
Analisis data dalam penelitian ini menempuh mata kuliah prasyarat yaitu mata
melalui teknik triangulasi data yaitu tahap 1 kuliah struktur dan perkembangan tumbuhan
) mereduksi data meliputi penyelesaian, II, dan peneliti sebagai dosen pembina mata
penyederhaan dan pengklasifikasian. Ke- kuliah tersebut. Pada tahap pra penelitian,
giatan ini dilakukan dengan cara membuat dosen mengamati mahasiswa terkait dengan
ringkasan, membuang data yang tidak sikap melestarikan keanekaragaman hayati,
diperlukan dan menata sesuai dengan yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku,
masalah penelitian, 2) penyajian data sesuai tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan
jenisnya yang dilakukan setelah peng- berbiji tertutup. Sikap mahasiswa yang
klasifikasian data. Penyajian data dilaku- tidak melestarikan keanekaragaman hayati
kan dengan mengorganisasikan data yang di sini ditunjukkan dengan kenyataan
sudah direduksi sehingga diperoleh infor- berikut: mahasiswa mengambil bahan
masi tentang proses penelitian, dan 3) amatan tidak sesuai dengan kebutuhan,
penarikan kesimpulan. Penarikan ke- sebagai contoh seharusnya untuk
simpulan dilakukan berdasarkan sajian data mempelajari tata letak daun cukup
dengan cara menganalisis makna seluruh mengambil cabang berdaun 2-3 cabang yang
temuan yang terjadi selama tindakan diamati dalam satu kelompok, tetapi mereka
berlangsung, penarikan kesimpulan sesuai membawa lebih atau bahkan jumlahnya dua
target penelitian. kali lipat dari yang dibutuhkan sehingga
Analisis data terhadap keterlaksanaan jika sikap seperti ini tidak diperbaiki akan
pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan merusak keaneka- ragaman tumbuhan.
menghitung persentase data keterlaksanaan Selanjutnya, bahan sisa yang seharusnya
pembelajaran oleh dosen dalam hal ini bisa ditanam kembali dibuang begitu saja.
adalah peneliti dan mahasiswa. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa
Analisis data tentang sikap mahasiswa mahasiswa tidak punya tanggung jawab
dilakukan dengan cara: instrumen yang telah untuk melestarikan ke- anekaragaman hayati
diuji coba digunakan untuk menjaring data yang sebetulnya mereka perlukan setiap
tentang sikap mahasiswa. Skala Likert yang saat dalam ke- hidupan sehari-hari. Selain
digunakan adalah skala Likert dengan 5 itu, jika mahasiswa mengambil bahan
(lima) pilihan yaitu SS (Sangat Setuju), S amatan, mereka tidak mempelajari terlebih
(Setuju), SM (Sama Saja), TS (Tidak Se- dahulu bagian apa yang akan dipelajari,
tuju), STS (Sangat Tidak Setuju), berturut- selain itu kapan mengambil bahan mereka
turut diberi skor SS (5), S (4), SM (3), TS, kurang memperhitungkan akibatnya mereka
(2), STS (1 ). Setelah mahasiswa meng- ambil bahan tanpa perencanaan
mengisi skala Likert selanjutnya masing- dan per- hitungan yang benar sehingga
masing mahasiswa ditentukan skornya. bahan yang dibawa tidak semuanya bisa
Selanjutnya, dicari rerata skor keseluruhan diamati dalam alokasi waktu yang telah
mahasiswa dalam satu kelas dan ditentukan, sehingga bahan yang sudah
simpangan bakunya. Kategorisasi hasil diambil akhirnya dibuang. Menurut
pengukuran menggunakan distribusi pengamatan dosen, mahasiswa tidak merasa
normal. Ada 5 (lima) kategori hasil salah dengan perbuatan yang telah
pengukuran sikap yaitu sangat tinggi, tinggi, mereka lakukan
rendah, dan sangat rendah.
42 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49
tersebut. Hal ini dosen ketahui dari kegiatan pendahuluan, mahasiswa diberi
kenyataan bahwa mereka akan mengulang- tugas mencari artikel tentang keaneka-
ulang perbuatannya tersebut tanpa beban ragaman hayati di Indonesia secara mandiri
mengambil dan membuang bahan amatan dan dipresentasikan. Kegiatan pendahuluan
yang berupa tumbuhan tersebut. dilakukukan sebanyak 4x tatap muka, yaitu
Fakta berikut juga menunjukkan tanggal 7, 8, 1 4, dan 1 5 Januari 201
kurangnya kepedulian mahasiswa terhadap 4. Mahasiswa mempresentasikan artikel
kelestarian keanekaragaman hayati dalam secara individu untuk membahas
skala kecil yaitu terhadap bahan amatan keanekaragaman hayati di Indonesia,
yang ditanam di sekitar kampus meliputi meliputi: apa manfaat keanekaragaman
tumbuhan paku: Equisetum, Selaginela, hayati, seberapa banyak jumlah hewan,
Psilotum, Adiantum, mereka tidak peduli tumbuhan yang dimiliki oleh negara kita
terhadap kelangsungan hidup tumbuhan dari jumlah flora dan fauna tersebut
tersebut artinya jika mereka melihat bahwa semuanya sudah teridentifikasi atau belum,
tempat tumbuh tanaman tersebut kering apa potensi keanekaragaman tumbuhan
tidak ada satu pun mahasiswa yang secara yang ada di daerah tertentu yang tersebar di
sukarela menyiram tumbuhan tersebut. Indonesia. Bagaimana keaneka- ragaman di
Selanjutnya karena tidak peduli terhadap daerah mangrove, di cagar alam, daerah-
tumbuhan di lingkungan sekitar mereka daerah lain yang tersebar di Indonesia. Dari
maka mahasiswa juga malas untuk mencari artikel yang mereka pelajari dan dibuat
bahan amatan dengan alasan tidak tahu analisis kritis, mereka juga membahas
mana tumbuhan yang dimaksud padahal bahwa negara kita adalah negara mega
tumbuhan tersebut kemungkinan ada di diversity nomor 2 sedunia setelah Brasil
sekitar mereka. Kenyataan sikap mahasiswa tapi apakah sudah dikelola dengan baik?
prodi pendidikan biologi sebagai calon Apakah sumber plasma nutfah di
pendidik tersebut di atas mendasari peneliti Indonesia sudah dikelola oleh SDM kita
untuk melaksanakan PTK menerapkan sendiri? Apakah kita sudah mengetahui
pembelajaran di luar kelas dengan tugas secara pasti jumlah flora dan fauna?
yang menantang untuk menumbuhkan sikap Masalah-masalah tersebut bisa didiskusikan
melestarikan keanekaragaman hayati. Se- di kelas.
bagai data pendukung dosen meminta Selain tugas mendeskripsi, dan mencari
mahasiswa untuk mengisi angket untuk artikel, di awal siklus I mahasiswa juga
menyaring informasi tentang: 1 ) diberi tugas terstruktur yang dikumpulkan di
bagaimana pelaksanaan pembelajaran minggu ke-1 8 sebelum masuk materi
biologi tentang keanekaragaman hayati di tumbuhan berbiji yaitu mencandra tumbuhan
sekolah baik waktu mereka masih berdasarkan lama hidupnya di daerah asal
SMA/SMP, 2) apakah mereka tahu apa masing-masing. Contoh: mangga termasuk
manfaat keanekaragaman hayati bagi tumbuhan berbunga berbuah berkali-kali,
manusia, dan 3) apakah mereka tahu tumbuhan berkayu, dan umurnya bertahun-
seberapa besar keanekaragaman flora dan tahun oleh karena itu mangga termasuk
fauna yang dimiliki negara Indonesia tumbuhan planta polycarpa multienis dan
sehingga Indonesia termasuk negara mega- lignosus. Tagihan berupa laporan yang
diversity nomor 2 sedunia setelah Brasil. berisi: kapan dan dimana (desa, kecamatan)
Pelaksanaan tindakan. Siklus I. Awal observasi dilakukan, tanggal, hari dan jam,
siklus I mahasiswa mengisi skala Likert. dengan siapa, naik apa, berapa kali, ciri
Pada tahap perencanaan tindakan siklus I tumbuhan, gambar/foto, nama latin. Tugas
sudah dipersiapkan Rencana Perkuliahan tersebut meskipun dikumpulkan minggu ke
Semester (RPS), Satuan Acara Perkuliahan 1 8 tetapi peneliti memantau setiap 2
(SAP) tumbuhan lumut, bahan ajar, dan minggu sekali seberapa jauh mereka sudah
petunjuk praktikum. Membuat instrumen melakukan tugas terstruktur tersebut. Tugas
skala Likert, format catatan lapangan, ini diberikan di awal semester dan
lembar keterlaksanaan pembelajaran, me- dikumpulkan minggu ke 1 8 dengan tujuan
nentukan tugas yang menantang, yaitu: untuk mempersiapkan mahasiswa sebelum
mendeskripsi tumbuhan lumut di tempat mempelajari tumbuhan berbiji. Pertemuan
yang telah ditentukan. Tagihan berupa ke 5 dan 6 yaitu tanggal 21 dan 22 Januari
laporan yang berisi ciri-ciri tumbuhan lumut 201 4 di luar ruangan mengamati ciri-
yang ditemukan dilengkapi dengan gambar, ciri morfologi keanekaragaman tumbuhan
dan menentukan nama genus. Pada siklus I, lumut. Kemudian pertemuan ke 7, yaitu
sebelum masuk ke tumbuhan lumut, ada tanggal 29 Januari 201 4 pengamatan ciri
Sunarmi, Melestarikan Keanekaragaman Hayati melalui . . .
43
akan menjelaskan kalau tidak ada selain menanyakan konsep juga digunakan
pertanyaan dari mahasiswa sehingga untuk untuk menuntun mahasiswa mengamati ciri-
bertanya mereka harus betul-betul meng- ciri tumbuhan secara runtut. Untuk
amati dan membaca bahan ajar terlebih menjawab pertanyaan tersebut mahasiswa
dahulu. Pada waktu pembelajaran dosen wajib membaca dulu bahan ajar, lembar
dibantu oleh 4 asisten sekaligus sebagai PBMP diberikan 1 minggu sebelum
observer. Secara bergiliran dosen men- pembelajaran di luar kelas dilaksanakan.
dampingi di setiap kelompok. Selain men- Tugas yang diberikan pada siklus II ini
jawab pertanyaan mahasiswa dosen me- adalah mendeskripsi, mengidentifikasi
nyadarkan mereka betapa kaya negara kita. tumbuhan paku yang ditemukan meng-
Seperti saudara lihat ini di tanah yang gunakan kunci identifikasi dan membuat
luasnya ± 400 m2 kita bisa menemukan kunci identifikasi berdasarkan tumbuhan
berapa banyak tumbuhan lumut, berapa paku yang ditemukan, menanam sisa bahan
macam tumbuhan lumut yang mana amatan di gelas aqua sampai hidup. Pe-
tumbuhan yang saudara amati ini laksanaan tindakan siklus II yaitu pem-
bermanfaat untuk manusia misalnya sebagai belajaran di luar kelas dilaksanakan pada
bahan untuk obat, kompos, untuk pertemuan ke 1 0, 11 , dan 1 2 pada tanggal
keseimbangan ekosistem, dsb. Apakah 6,
tumbuhan lumut seperti ini ada di Amerika? 1 2, dan 1 3 Februari 201 4 di Jalan
Ada di Kutub? Ada di Arab? Mengapa? Candi
Beri penjelasan. Pada akhir siklus I Blok VA No. 225 Malang, di sebidang
mahasiswa bisa menjawab pertanyaan- tanah
pertanyaan yang di ajukan peneliti di awal ± 400 m2 di lahan tersebut terdapat
pembelajaran dan mahasiswa mengisi skala bermacam-macam tumbuhan paku antara
Likert akhir siklus I. lain Psilotum, Selaginella, Lycopodium,
Berdasarkan tahap ke 4 PTK siklus I Equisetum, Platycerium, Asplenium,
yaitu Refleksi, ada beberapa hal yang Adiantum, Nephrolepis, dan masih banyak
harus dibenahi untuk dasar pada lagi tumbuhan paku yang lain. Tumbuhan
perencanaan tindakan siklus berikutnya, paku yang terdapat pada lahan tersebut
yaitu: 1 ) sebelum pembelajaran di luar sudah mewakili kelompok Tumbuhan Paku
kelas dilaksanakan perlu ditekankan kelas Psilopsida, Lycopsida, Sphenopsida,
kembali tugas masing- masing anggota Pteropsida. Pembelajaran di luar kelas
kelompok, 2) meskipun pembelajaran dilaksanakan secara berkelompok. Masing-
dilakukan secara kelompok masing-masing maisng kelompok terdiri dari 4-5 maha-
anggota kelompok diwajib- kan untuk siswa. Dosen dibantu oleh 4 orang asisten
membaca bahan ajar terlebih dahulu yang bertugas juga sebagai observer.
sebelum ke lapangan, 3) loupe diberikan Peneliti secara bergiliran mendampingi
ke masing-masing kelompok se- belum ke masing- masing kelompok dan membimbing
lapangan, 4) masing-masing kelompok jika ada pertanyaan dari mahasiswa.
diwajibkan untuk membawa kantong Mahasiswa mendeskripsi ciri morfologi
plastik untuk tempat bahan amatan yang tumbuhan paku yang ditemukan
akan diamati di laboratorium. Pada akhir berdasarkan bahan ajar dan petunjuk
siklus I sudah bisa ditemukan bahwa ada praktikum. Pada waktu bimbingan di
peningkatan sikap mahasiswa sebelum kelompok mahasiswa antusias dan senang
siklus I sampai akhir siklus I dengan skala sekali untuk mengamati ciri tumbuhan paku
Likert maupun berdasarkan hasil observasi dan mereka aktif juga kerja kelompok,
siklus dan refleksi analisis kritis mahasiswa, banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul
dan refleksi mahasiswa di akhir siklus II. karena mereka sudah membaca terlebih
Siklus II. Pada tahap perencanaan dahulu bahan ajar dan lembar PBMP. Hal ini
tindakan siklus II dipersiapkan RPS dan peneliti ketahui dari pertanyaan-pertanyaan
SAP berdasarkan hasil refleksi siklus I, yang muncul pada waktu pengamatan
yaitu supaya mahasiswa betul-betul tumbuhan paku. Mereka sudah mengenal
membaca bahan ajar terlebih dahulu tipe daun mikrofil yaitu daun yang
sebelum ke lapangan peneliti mempunyai satu tulang daun tetapi mana
mempersiapkan lembar PBMP daun mikrofil yang ada di tumbuhan
(Pemberdayaan Berpikir Kritis Melalui Selaginella mereka tanyakan itu. Mereka
Pertanyaan) yaitu lembar yang berisi mengenal sorus adalah kumpulan dari
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat sporangium tetapi setelah mengamati
menuntun mulai dari konsep-konsep yang mereka belum tahu mana yang dimaksud
umum sampai khusus. Lembar PBMP ini sorus pada Nephrolepis, hal-hal seperti itu
menunjukkan bahwa sudah ada persiapan
konsep dari mereka tetapi secara fakta
46 Jurnal Pendidikan Biologi Volume 6, Nomor 1, Agustus 2014, hlm. 38-49