DOKUMENTASI KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Dokumentasi Keperawatan”. Kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada
bapak dosen atas segala arahan dan bimbingan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan
utamanya kepada penulis sendiri. Penulis menyadari, bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan
kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dokumentasi adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dapat menjadi
bukti secara hukum. Dokumentasi keperawatan merupakan bagian dari
pelaksanaan asuhan keperawatan yang menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang memilliki nilai hukum yang sangat penting. Tanpa
dokumentasi keperawatan maka semua implementasi keperawatan yang telah
dilaksanakan oleh perawat tidak mempunyai makna dalam hal tanggung jawab
dan tanggung gugat. Dokumentasi keperawatan dapat dikatakan sebagai
“pegangan” bagi perawat dalam mempertanggung jawabkan dan membuktikan
pekerjaannya. Oleh karena itu ada berbagai aturan dan kaidah yang harus ditaati
oleh setiap perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan. Dengan
proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi perawat itu
dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang merugikan atau
menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan kesehatan secara
hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan
respons pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dokumentasi?
2. Bagaimana Tujuan rekaman pelayanan keperawatan?
3. Bagaimana Pedoman hukum untuk dokumentasi?
4. Bagaimana Memelihara kerahasiaan rekaman dan laporan?
5. Apa saja pedoman kualitas untuk dokumentasi dan pelaporan?
6. Bagaimana Hubungan antara dokumentasi dan penggantian biaya pelayanan
kesehatan?
7. Bagaimana Metode penyimpanan rekaman?
8. Apa saja Keuntungan dokumentasi terstandardisasi?
9. Bagaimana Unsur yang harus disertakan dalam dokumentasi pemulangan
klien?
1
10. Bagaimana Aspek penting dalam dokumentasi perawatan rumah dan jangka
panjang?
11. Bagaimana Tujuan dan isi dari laporan pergantian giliran jaga?
12. Bagaimana Cara melakukan verifikasi instruksi telepon?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian dokumentasi
2. Menjelaskan Tujuan rekaman pelayanan keperawatan
3. Menjelaskan Pedoman hukum untuk dokumentasi
4. Menjelaskan Memelihara kerahasiaan rekaman dan laporan
5. Memaparkan pedoman kualitas untuk dokumentasi dan pelaporan.
6. Menjelaskan Hubungan antara dokumentasi dan penggantian biaya
pelayanan kesehatan.
7. Menjelaskan Metode penyimpanan rekaman.
8. Menjelaskan Keuntungan dokumentasi terstandardisasi.
9. Menjelaskan Unsur yang harus disertakan dalam dokumentasi pemulangan
klien.
10. Menjelaskan Aspek penting dalam dokumentasi perawatan rumah dan
jangka panjang.
11. Menjelaskan Tujuan dan isi dari laporan pergantian giliran jaga
12. Menjelaskan Cara melakukan verifikasi instruksi telepon.
2
BAB I
PEMBAHASAN
3
B. Tujuan Rekaman Pelayanan Keperawatan
Sebagai dokumen rahasia yang mencatat semua pelayanan keperawatan
klien, catatan tersebut dapat diartikan sebagai suatu catatan bisnis dan hukum
yang mempunyai banyak manfaat dan penggunaannya.
Tujuan utama dari pendokumentasian adalah untuk :
1. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan
klien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi tindakan,
2. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika. Hal ini juga
menyediakan :
a. Bukti kualitas asuhan keperawatan
b. Bukti legal dokumentasi sebagai pertanggungjawaban kepada klien
c. Informasi terhadap perlindungan individu
d. Bukti aplikasi standar praktik keperawatan
e. Sumber informasi statistik untuk standar dan riset keperawatan
f. Pengurangan biaya informasi
g. Sumber informasi untuk data yang harus dimasukan
h. Komunikasi konsep resiko tindakan keperawatan
i. Informasi untuk murid
j. Persepsi hak klien
k. Dokumentasi untuk tenaga profesional dan tanggung jawab etik dan
mempertahankan kerahasiaan informasi klien
l. Suatu data keuangan yang sesuai
m. Data perencanaan pelayanan kesehatan di masa akan datang,
4
e. Perawat mendapat perlindungan secara hokum
f. Memberikan data bagi penelitian, penulisan karya ilmiah, dan
penyempurnaan standar asuhan keperawatan. ( Zaidin Ali, 199
5
pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Kerahasiaan rekam medis, Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat
penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga
kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas
pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
Contoh data identitas pasien antara lain:
a. Nama
b. Jenis kelamin
c. Tempat tanggal lahir
d. Umur
e. Alamat
f. Pekerjaan
g. Pendidikan
h. Golongan darah
i. Status pernikahan
j. Nama orang tua
k. Pekerjaan orang tua
l. Nama suami/istri
Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal:
a. Untuk kepentingan kesehatan pasien
b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hokum dalam rangka penegak
hokum atas perintah pengadilan
c. Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri
d. Permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan
e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien.
f. Permintaan rekam medis untuk tujuan tersebut di atas harus dilakukan secara
tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
6
E. Pedoman kualitas untuk dokumentasi dan pelaporan.
Pedoman penting harus diikuti untuk dokumentasi dan pelaporan kualitas
dasar faktualisasi keakuratan, kelengkapan, keterkinian, organisasi dan
kerohanian.
1. Dasar Faktual
Informasi tentang klien dan perawatan mereka harus berdasarkan
fakta. Catatan harus mengandung deskripsi. Informasi objektif tentang apa
yang perawat lihat, dengar, rasakan, dan cium. Suatu deskripsi objektif adalah
hasil dari pengamatan dan pengukuran langsung
2. Keakuratan
Catatan klien harus akurat sehingga dokumentasi yang tepat dapat
dipertahankan. Penggunaan pengukuran yang tepat memastikan bahwa
catatan adalah untuk dengan jelas menandatangani entri data, kebijakan
lembaga menjelaskan bagaimana dan kapan harus melakukan tanda-tangan
3. Kelengkapan
Informasi di dalam entri yang dicatat atau laporan harus dilengkapi
mengandung informasi singkat lengkap tentang perawatan klien. laporan atau
catatan yang baik adalah menyeluruh dan mengandung informasi lengkap
tentang klien.
4. Keterkinian
Mengentri data secara tepat waktu penting dalam perawatan berama
klien (JCAHO, 1995) peneundaan dalam pencatatan atau pelaporan dapat
mengakibatkan omisi serius. Aktivitas atau temuan-temuan yang harus
dikomunikasikan pada waktu terjadinya mencakup yang:
a) Tanda-tanda vital
b) Pemberian medikasi atau pengobatan
c) Persiapan untuk pemeriksaan diagnostik atau pembedahan
d) Perubahan status
e) Peneriman, pemindahan, pemulangan, atau kematian klien.
f) Pengobatan untuk perubahan mendadak dalam status kesehatan
7
5. Organisasi
Perawat mengkomunikasikan informasi dalam format atau urutan
yang logis. Anggota tim perawatan kesehatan memahami informasi lebih baik
apabila informasi tersebut disajikan sesuai ketika informasi tersebut terjadi.
8
masalah spesifik mungkin tersebar di seluruh catatan. Bagian catatan perawat
adalah tempat perawat memasukkan deskripsi naratif tentang asuhan
keperawatan dan respon klien.
3. Pencatatan dan Pengecualian
Adalah suatu pendekatan inovatif yang digunakan untuk meringkas
dokumentasi . pencatatan dengan pengecualian mengurangi pengulangan dan
waktu yang digunakan dalam pencatatan. Asumsi dalam pencatatan dengan
pengecualian adalah semua standar memenuhi respon normal atau yang
diharapkan kecuali di dokumentasikan lain.
4. Pencatatan fokus
Format lain untuk dokumentasi adalah pencatatan fokus format
pencatatan ini memungkinkan pendokumentasian segala situasi klien. setiap
entri termasuk data, tindakan, dan respon klien, data, action, client respon.
5. Dokumentasi Terkomputerisasi
Dapat digunakan dalam beragama lingkungan perawatan klien.
Sistem komputer dengan jelas digunakan di rumah sakit besar, tetapi
penggunaanya tidak terbatas bagi fasilitas dengan menggunakan biaya besar.
Dokumentasi terkomputerisasi dapat secara drastic berubah sejalan dengan
peningkatan penggunaan teknologi baru, Nursing Interface (Chu, 1993).
Teknologi automated speech recognition (ASR) atau Voice recognition
memungkinkan dokumentasi untuk mengembangkan horizon baru dalam
kemampuan. Keuntungan yaitu :
a. Dokumentasi keperawatan komprehensif dengan upaya keperawatan
minimal
b. Penurunan kesalahan pencatatan dan penghilangan data
c. Pola dokumentasi yang konsisten
d. Meningkatkan komunikasi interdisiplin ilmu
e. Penghematan waktu yang besar dari perawat
f. Dokumentasi yang jelas ringkas dan dapat dibaca
9
H. Keuntungan Dokumentasi Terstandardisasi
Banyak institusi telah memiliki dokumentasi yang mempermudah perawat
dengan rencana perawatan terstandarisasi. Rencana tersebut merupakan pedoman
institusi yang digunakan bagi klien dengan masalah kesehatan yang sama. Setelah
melakukan pengkajian keperawatan, perawat memodifikasi rencana standar
dengan pulpen untuk menyesuaikan terapi. Sebagian besar rencana standar
mengizinkan perawat untuk menuliskan tujuan hasil spesifikasi dan waktu yang
diingunkan untuk mencapai hasil tersebut. Perawat yang merawat beberapa klien
mungkin harus menulis rencana perawatan yang ekstensif. Banyak institusi
berupaya untuk membuat dokumentasi lebih mudah bagi perawat dengan
standarisasi rencana keperawatan.
Kelebihan dari rencana dokumentasi terstandarisasi adalah adanya standar
perawatan yang sama bagi kelompok klien yang sama. Ini berguna untuk
meningkatkan kualitas. Kelebihan lainnya adalah edukasi. Perawat belajar
mengenali syarat pelayanan bagi klien. Rencana terstandarisasi juga dapat
menggantikan pertimbangan profesional dan pengambilan keputusan oleh
perawat. Selain itu, rencana perawatan harus diperbaharui secara teratur untuk
memastikan kesesuaian dan pembaruan isi, menetapkan standar perawatan yang
bernuansa klinik untuk kelompok klien yang serupa.
10
5. Petunjuk perawatan diri (perawatan luka, perawatan kolostomi, ketentuan
insulin, dan lain-lain).
6. Kapan dan bagaimana perawatan atau pengobatan selanjutnya yang akan
dihadapi setelah dipulangkan. Nama pemberi layanan, waktu, tanggal, dan
lokasi setiap janji untuk control.
7. Apa yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan nomor telepon yang
bisa dihubungi untuk melakukan peninjauan ulang petunjuk pemulangan.
8. Bagaimana mengatur perawatan lanjutan (jadwal pelayanan di rumah,
perawat yang menjenguk, penolong, pembantu jalan/walker, kanul,
oksigen, dan lain-lain) beserta dengan nama dan nomor telepon setiap
institusi yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan.
11
kebutuhan nutrisi, medikasi, prosedur yang akan dilakukan, tindakan
keselamatan, instruksi rujukan, tindakan pencegahan, kontraindikasi.
Sedangkan informasi fisiologis yang harus didokumentasikan yaitu:
a. Tanda-tandavital
b. Keluhan utama
c. Deskripsi kondisi pasien, perubahan kondisi, keluhan lain, potensi
komplikasi yang berhubungan dengan diagnosis dan keutuhan
yangteridentifikasi
d. Pengobatan, medikasi, intervensi keperawatan, dan hasil yangdiharapkan
e. Penyuluhan pasien termasuk instruksi verbal dan tertulis
serta demonstrasi yang diberikan
f. Demonstrasi ulang dan verbalisasi pemaham terhadap instruksi dari
pasien dan keluarga
g. Hasil pasien, respons terhadap pengobatan dan reaksi keluarga
12
e. Evaluasi berisi tentang kondisi pasien dan tujuan perawatan yang telah
dinilai setelah diberikan asuhankeperawatan.
13
telah menderita kolitis ulseratif selama 2 tahun dengan keluhan perdarahan
pada saat buang air besar. Ia masuk ke unit rawat inap pada malam
sebelumnya dengan keluhan nyeri abdomen ringan. Ini adalah pengalaman
operasi pertama bagi Tn. Tolan. Ia tahu bahwa ia membutuhkan operasi
kolostomi. Ia sedang menjalani puasa sejak tengah malam sebelumnya.
• Pengkajian : Tuan tolan mengemukakan sulit tidur pada malam sebelumnya.
Ia ingin bertanya tentang operasi. Pada malam sebelumnya ia
memintabantuan beberapa kali.
• Diagnosis keperawatan : kekhawatiran utama adalah ansietas berhubungan
dengan ketiadaan pengalaman operasi dan risiko gangguan citra diri.
• Rencana pengajaran : ia bertanya tentang operasi. Staf malam menjelaskan
rutinitas pasca operasi. Saya memperkuat informasi pada tuan tolan. Ia
menyatakan bahwa kekhawatirannya telah berkurang setelah mengetahui hal
yang harus diharapkan pascaoperasi.
• Penatalaksanaan : enema dilakukan sampai saluran cerna bawah bersih pada
pukul 21.00; tidak tampak perdarahan. Ia mengeluh merasa kram pada perut
segera setelah enema, tetapi menghilang setelah satu jam. Ia menerima
resporil 15 mg PO pada pukul 21.00 dan saya memijat punggungnya. Saat ia
terjaga pada pukul 06.30, ia menyatakan bahwa ia tidur dengan pulas.
• Informasi keluarga: istri tuan tolan terus bersamanya pada malam sebelumnya
sampai akhir jam kunjungan. Ia telah datang kembali dan berada di kamar
tuan tolan pagi ini.
• Rencana pemulangan : Tuan tolan sangat aktif di rumahnya. Ia mengikuti
olahraga seperti tenis, basket, dan renang. Oleh karena itu, ia merasa khawatir
tentang pengaruh kolostomi. Saya menyarankan rujukan dini kepada ahli
terapi enterostomal jika kolostomi dilakukan.
• Kebutuhan prioritas : saat ini Tuan tolan sedang beristirahat di kamarnya. Izin
operasi telah ditandatangani. Semua prosedur praoperasi telah dilengkapi
kecuali pengobatan praoperasiyang bergantung pada panggilan dari ruang
operasi.
14
Sikap profesional sangat dibutuhkan saat anda memberikan laporan
tentang klien atau anggota keluarga. Interaksi antar klien, perawat, dan anggota
keluarga harus dikemukakan dalam istilah perilaku. Hindari bahsa yang menuduh
seperti tidak kooperatif , sulit, atau buruk saat mendeskripsikan prilaku. Pada
berbagai lingkunganterdapat partisipasi personel penolong keperawatan dalam
laporan pergantian giliran jaga. Personel penolong keperawatan merupakan
bagian dari tim dandapat berkontribusi jika mereka mengetahui kondisi klien dan
prioritas perawatan tim. Perawat RN menggunakan laporan tersebut untuk
menekankan tugas yang harus dilakukan oleh personel penolong keperawatan.
15
5. Ikuti kebijakan lembaga; bebrapa institusi mewajibkan peninjauan instruksi
telepon/lisan dan tanda tangan oleh dua orang perawat.
Panduan komunikasi secara lisan terdiri dari etika komunikasi via telepon,
komunikasi timbang terima (overan shift) perawat menggunakan SBAR dan
komunikasi perintah lisan via telepon. Komunikasi secara lisan via telepon harus
memperhatikan etika sebagai berikut :
1. Jangan membiarkan telepon berdering terlalu lama, maksimal tiga kali
berdering, segeralah angkat dan jawab dengan sopan.
2. Jangan memulai pembicaraan hanya dengan ucapan kata halo tetapi langsung
menyebutkan salam, nama unit dan dan nama penerima telepon, serta
tawarkan bantuan.
3. Dengarkan penelepon bicara dan berkonsentrasi (tidak melamun).
4. Berikan respon secara cepat dan lugas.
5. Berbicaralah dengan kecepatan normal/ tidak tergesa-gesa, nada suara yang
sedang /tidak terlampau keras, jangan memotong pembicaraan, dan hindari
kata-kata yang bisa menyinggung perasaan penelepon.
6. Catat pesan dengan lengkap, minta maaf jika ada kesalahan, dan akhiri
pembicaraan dengan ucapan terima kasih serta letakkan telepon secara
perlahan.
7. Jangan menggunakan pesawat telepon di tempat kerja untuk kepentingan
pribadi.
Komunikasi lisan harus dilakukan secara efektif, akurat, tepat waktu,
lengkap, jelas, dan mudah dipahami agar perintah secara lisan yang diberikan
dapat diterima dengan baik dan benar sehingga dapat dilakukan tindakan yang
tepat untuk kesembuhan pasien. Komunikasi ini dapat meliputi komunikasi lisan
dengan tatap muka/ langsung pada saat timbang terima (overan shift) perawat
menggunakan SBAR dan perintah lisan yang diberikan via telepon.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh
informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan,
menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan
keperawatan yang disusun secara sistematis, valid, dan dapat dipertanggung
jawabkan
Dokumentasi diperlukan untuk menghindari kesalahan, tumpang tindih
dan ketidaklengkapan informasi dalam asuhan keperawatan, terbinanya
koordinasi yang baik dan dinamis antara sesama perawat atau pihak lain
melalui komunikasi tulisan, Meningkatkan efisiensi dan efektifitas tenaga
keperawatan dan Terjaminnya kualitas asuhan keperawatan.
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi
dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah (misconduct) yang berhubungan
dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien
sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi dapat dipergunakan sewaktu-waktu.
Dokumentasi tersebut dapat digunakan sebagai barang bukti dipengadilan.
B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat, jika terdapat kesalahan dalam
penulis maupun penyampaiannya penulis mengharapkan kritikan dan saran
dari pembaca. Atas kritikan dan saran dari pembaca penulis ucapkan terima
kasih.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uki.ac.id/2738/1/MODULDOKUMENTASIKEPERAWATAN.
Pdf. Diakses 16 Juni 2022.