Anda di halaman 1dari 17

MENGOLAH SAMPAH SISA MAKANAN MENJADI

PUPUK ORGANIK CAIR

Laporan Projek Penguatan Profil Pancasila

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna


melakukan projek penguatan profil Pancasila

Disusun oleh:
1. Ahmad Mudhaffar Syah
2. Anisa Zahra Febriani
3. Muhammad Rizqan
4. Nawal Salsabila
5. M Ridha Asyura
6. Shirin Subia

DINAS PENDIDIKAN ACEH


SMAN MODAL BANGSA
2023/2024
KATA PENGATAR

Dengan menyebut nama Allah Swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis panjatkan puja dan puji Syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah berjudul “Mengolah Sampah Sisa Makanan Menjadi Pupuk Organik Cair”.
Karya tulis ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Misra S.Pd., M.Pd. Selaku kepala sekolah
SMAN Modal Bangsa. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Asmaul Husna
S.Pd, Ibu Apriska Kabreta S.Pd, Bapak khudri S.Pd, Ibu Kasminawati S.Pd I ,selaku
pembimbing P5 penulis.
Terlepas dari semua itu, Penulis meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang pupuk cair dapat
bermanfaat untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Aceh Besar, 26 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………...1
1.1 Latar belakang……………………………………………………...............................1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………..............................2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………2
1.4 Manfaat penelitian…………………………………………………………………….2

BAB II LANDASAN
TEORI………………………………………………………………….3
2.1 Pupuk………………………………………………………………………………….3
2.2 sampah……………………………………………………………………...................4
2.3 Jenis jenis
pupuk…………………………………………………………....................4
2.4 Jenis jenis sampah……………...……..
……………………………………………….5
2.4.1 Sampah organik……………………………………………………………..….5
2.4.2 Sampah anorganik……………………………………………………………...5
2.4.3 Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) ……………………………………
5
2.4.4 Sampah
kertas…………………………………………………………………..6
2.4.5 sampah residu…………………………………………………………………..6

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………….……………………


6
3.1 Pendekatan dan jenis penelitian………………………………………………….……
7
3.2 Sumber data…………………………………………………………………………...7
3.3 Tempat dan
waktu……………………………………………………………………..8
3.3.1 Lokasi Penelitian……………………………………………………………….8
3.3.2 Waktu
Penelitian………………………………………………………………..8
3.4 Teknik dan analisis
data……………………………………………………………….8

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………………………..9
4.1 Hasil Penelitian……………………………………………………...
………………...9
4.1.1 Bahan dan Alat Standar Pembuatan Pupuk Cair dan Sisa Makanan ………..
…..9
4.1.2 Langkah–Langkah Pengolahan Sampah Sisa Makanan Menjadi Pupuk Cair
….9
4.2 Pembahasan hasil penelitian …………………………………………………………
10

BAB V PENUTUP……………………………………………………………………………
11
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………...………...11
5.2 Saran……………………………………………………………………....................11
DAFTAR PUSKATA…………………………………………………………………………12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk adalah bahan yang memiliki kandungan satu atau lebih unsur hara yang
diberikan pada tanaman atau media tanam untuk mendukung proses pertumbuhannya agar
bisa berkembang secara maksimal. Secara alamiah, bumi dan atmosfer di atasnya adalah
sumber hara yang tidak terbatas bagi kehidupan tanaman. Namun ketersediaannya tidak
seirama dengan kebutuhan tanaman, sehingga diperlukan campur tangan manusia melalui
biosphere management, di antaranya pengaturan komoditas, klon, masa tanam, lokasi,
pemupukan, irigasi, dll, agar tujuan produksi tinggi dan efisien dapat tercapai.
Tanaman membutuhkan 13 macam unsur hara esensial makro (N, P, K, S, Mg, Ca),
unsur hara mikro (Cl, Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo) dan kurang lebih 5 unsur hara non-esensial /
fungsional (Na, Co, V, Si, Ni). Ke 13 unsur hara essensial wajib diperlukan tanaman untuk
metabolisme yang sempurna, sementara itu 5 unsur hara non essensial, dalam beberapa hal
mampu berfungsi atau menggantikan sementara peran beberapa unsur hara essensial.
Kekurangan hanya salah satu hara essensial akan menyebabkan keterbatasan produktivitas.
Dalam aspek hara, produktivitas tanaman dibatasi oleh hara yang paling minimal.
Pupuk organik padat adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik dengan hasil akhir
berbentuk padat. Pemakaian pupuk organik pada umumnya dengan cara ditaburkan atau
dibenamkan dalam tanah tanpa perlu dilarutkan dalam air. pupuk organik berperan untuk
menyediakan nutrisi bagi tanaman.
Pupuk organik cair adalah ekstrak dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Bahan-
bahan organik ini bisa berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan yang mengandung unsur
haranya lebih satu unsur. Dengan mengekstrak sampah organik tersebut dapat mengambil
seluruh nutriens yang terkandung pada sampah organik tersebut. Selain nutriens juga
sekaligus menyerap mikroorganisme, bakteri, fungi, protozoa dan nematodoa. Pupuk organik
cair mengandung unsur kalium yang berperan dalam setiap proses metabolisme tanaman,
yaitu dalam sintesis asam amino dan protein dari ion-ion ammonium serta berperan dalam
memelihara tekanan turgor dengan baik sehingga memungkinkan lancarnya proses-proses
metabolisme dan menjamin kesinambungan pemanjangan sel.

1
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti peneliti tertarik mengolah sisa sampah makanan
menjadi pupuk organik cair karena beberapa hal. Pertama, sampah dari sisa makanan dapur
selalu di buang, penulis berinisiatif untuk memanfaatkan sisa makanan itu untuk dijadikan
pupuk organik cair, sehingga menjadi lebih berguna. Kedua, pupuk organik cair ini sangat
bermanfaat bagi tumbuhan, sebagai perangsang pertumbuhan tunas baru, merangsang
pertumbuhan kuncup bunga, Mendorong peningkatan pembentukan klorofil daun. Ketiga,
apabila diperjual belikan, pupuk cair ini sangat menguntungkan bagi orang yang
memproduksinya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, rumusan Masalah dari penelitian ini sebagai berikut:
1) Apa yang dimaksud dengan pupuk cair?
2) Bagaimana cara mengolah sisa sampah makanan menjadi Pupuk Organik Cair?
3) Apa pengaruh Pupuk Cair Organik terhadap tumbuhan di sekitar sekolah?

1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah,tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pupuk cair.
2) Untuk mengetahui cara mengolah sisa sampah makanan menjadi organik cair.
3) Untuk mengetahui pengaruh pupuk organik cair untuk tanaman di lingkungan sekolah.
1.4 Manfaat
1) Mengurangi limbah sisa makanan yang dihasilkan dari dapur seperti sisa potongan sayur,
buah dan sisa makanan.
2) Pupuk organik cair yang dihasilkan dapat diaplikasikan pad tanaman di lingkungan
sekolah.
3) Memberikan informasi kepada pembaca tentang keunggulan- keunggulan pupuk organik
cair dibandingkan dengan pupuk organik lainnya.

2
BAB II
LANDASAN TEORETIS
2.1 Pupuk
Pupuk adalah senyawa kimia yang memiliki unsur hara yang baik untuk pertumbuhan
tanaman. Pupuk umumnya pupuk sering dicampur dengan media tanam atau langsung
dikenakan pada tanaman sehingga, nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dapat optimal. Fungsi pupuk sendiri adalah sebagai suplai unsur hara untuk mengatasi
kekurangan unsur hara pada media tanam. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah banyak seperti Phospor, Nitroge, dan Kalium, sedangkan untuk unsur Kalsium,
Magnesium, Besi, Tembaga, Boron, dan Seng dibutuhkan dalam jumlah sedikit (Susetya,
2004).
Pupuk adalah bahan yang memiliki kandungan satu atau lebih unsur hara yang
diberikan pada tanaman atau media tanam untuk mendukung proses pertumbuhannya agar
bisa berkembang secara maksimal. Secara alamiah, bumi dan atmosfer di atasnya adalah
sumber hara yang tidak terbatas bagi kehidupan tanaman. Namun ketersediaannya tidak
seirama dengan kebutuhan tanaman, sehingga diperlukan campur tangan manusia melalui
biosphere management, di antaranya pengaturan komoditas, klon, masa tanam, lokasi,
pemupukan, irigasi, dll, agar tujuan produksi tinggi dan efisien dapat tercapai. Tanaman
membutuhkan 13 macam unsur hara esensial makro (N, P, K, S, Mg, Ca), unsur hara
mikro (Cl, Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo) dan kurang lebih 5 unsur hara non-esensial / fungsional
(Na, Co, V, Si, Ni). Ke 13 unsur hara essensial wajib diperlukan tanaman untuk
metabolisme yang sempurna, sementara itu 5 unsur hara non essensial, dalam beberapa hal
mampu berfungsi atau menggantikan sementara peran beberapa unsur hara essensial.
Kekurangan hanya salah satu hara essensial akan menyebabkan keterbatasan
produktivitas.
Penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian dari pada Sejarah pertanian.
Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal
bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu bentuk primitive dari penggunaan
pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di
daerah aliran sungai-sungai Nil, Efrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan
pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena
menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir, yang terjadi setiap tahun. Di
Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah
mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia.
3
Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan produk buatan
karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik,
harganya pun relatif murah dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat
tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negative terhadap
perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif
penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah
membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik.

2.2 Jenis-Jenis Pupuk


Terdapat berbagai jenis pupuk yang digunakan di dunia pertanian. Pupuk dapat dibagi
menjadi banyak jenis. Salah satu pembagian jenis pupuk yang akan dibahas adalah jenis
pupuk berasarkan bentuk fisiknya, jenis pupuk berdasarkan bentuk fisik dibagi 2, yaitu:
1. Pupuk padat
Pupuk padat adalah pupuk yang berbentuk bahan padat seperti bentuk onggokan,
remahan, butiran, atau kristal. Pemakaian pupuk padat langsung di berikan atau
ditaburkan di media tanam. Contoh pupuk padat antara lain humus, pupuk kendang,
pupuk urea, pupuk NPK mutiara.
2. Pupuk cair
Pupuk cair adalah pupuk yang berbentuk bahan cair, berupa konsentrat atau cairan.
Pemakaian pupuk cair dilakukan dengan penyemprotan dan penyiraman. Contoh pupuk
cair seperti kosarin, pupuk ammonia cair, dan pupuk organik cair.

2.3 Sampah
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah seringkali mengacu kepada material sisa yang tidak diinginkan
atau tidak bermanfaat bagi manusia setelah berakhirnya suatu kegiatan atau proses
domestik. Untuk buangan industri, material yang tidak diinginkan biasanya disebut
dengan limbah industri.

4
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik domestik
(rumah tangga) maupun industri. Dalam Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia
atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik
bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan
dibuang ke lingkungan.
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar,
perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, puingan bahan bangunan
dan besi- besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan hasil sampingan dari
aktivitas manusia yang sudah terpakai.

2.4 Jenis-jenis sampah


2.4.1 Sampah Organik
Sampah organik merupakan sampah yang sifatnya mudah terurai di alam
(mudah busuk) seperti sisa makanan, daun-daunan, atau ranting pohon. Sampah
organik umumnya diwadahi dengan tempat sampah berwarna hijau. Dengan
memisahkan sampah organik dalam wadah tersendiri, maka dapat memudahkan
sampah organik diproses menjadi pupuk kompos.
2.4.2 Sampah Anorganik
Sampah anorganik merupakan sampah yang sifatnya lebih sulit diurai seperti
sampah plastik, kaleng, dan styrofoam. Sampah anorganik umumnya diwadahi
dengan tempat sampah berwarna kuning. Dengan adanya tempat sampah khusus maka
dapat mempermudah pemanfaatan sampah anorganik sebagai kerajinan daur ulang
atau daur ulang di pabrik.

2.4.3 Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Sampah B3 umumnya diwadahi dengan tempat sampah berwarna merah. Sampah
B3 merupakan sampah yang dapat membahayakan manusia, hewan, atau lingkungan
sekitar. Contoh sampah B3 yaitu sampah kaca, kemasan detergen atau pembersih
lainnya, serta pembasmi serangga dan sejenisnya. Agar meminimalisir dampak yang
mungkin ditimbulkan, sampah B3 perlu dikelompokkan secara khusus dalam satu
wadah.
5
2.4.4 Sampah Kertas
Sampah kertas juga merupakan jenis sampah yang dapat dipilah secara khusus
dalam wadah tempat sampah berwarna biru.Pemilahan sampah kertas berguna untuk
memudahkan proses daur ulang kertas. Karton, potongan kertas, pamflet, bungkus
kemasan berbahan kertas, dan buku juga termasuk dalam jenis sampah kertas.

2.4.5 Sampah Residu


Sampah residu merupakan sampah sisa di luar keempat jenis sampah di atas.
Tempat sampah yang diperuntukan bagi tempat sampah residu umumnya berwarna
abu-abu. Contoh sampah residu yaitu seperti popok bekas, bekas pembalut, bekas
permen karet, atau puntung rokok. Setelah mengenal kelima jenis sampah di atas,
semoga Sobat SMP dapat mengelompokkan sampah-sampah yang hendak dibuang
dengan tepat ya. Akan lebih baik lagi kalau Sobat SMP dapat memilah sampah yang
ada di rumah sesuai dengan jenis sehingga memudahkan proses daur ulang.
6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan jenis penelitian


Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif dan menggunakan metode
eksperimen. Hal ini dikarenakan penelitian ini melakukan eksperimen pembuatan pupuk cair
dengan bahan sisa makanan.
Penelitian eksperimen menurut kamus besar bahasa indonesia dapat diartikan sebagai
percobaan untuk digunakan untuk membuktikan kebenaran atas teori atau sebagainya. Secara
sederhana, eksperimen adalah uji coba, Sementara menurut Sugiyono (2012) Eksperimen
adalah metodologi penelitian yang sering digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
dari perlakuan terhadap kondisi yang dikendalikan. Eksperimen yang dilakukan adalah
membuat inovasi baru terhadap sisa makanan yaitu pupuk organik cair.
Secara umum metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh
kembali pemecahan terhadap suatu permasalahan. Metode penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan cara, langkah, dan prosedur yang lebih melibatkan data dan
informasi yang diperoleh melalui responden sebagai subjek yang dapat mencurahkan jawaban
dan perasaannya sendiri untuk mendapatkan gambaran umum yang holistik mengenai suatu
hal yang diteliti. Oleh sebab itu, penelitian ini tergolong kedalam penelitian eksperimen
kualitatif hal ini sesuai dengan tujuan penelitian ini melakukan eksperimen pupuk organik
cair dari bahan sisa makanan.

3.2 Sumber data


Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut dapat diperoleh.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari olahan sampah sisa makanan yang dijadikan bahan
utama. Sumber data primer dalam penelitin ini adalah hasil eksperimen atau percobaan yang
dilakukan, sedangkan sumber data sekunder berupa dokumentasi, seperti catatan atau arsip
yang memuat data-data atau informasi dalam penelitian ini baik berasal dari penelitian-
penelitian sebelumnya atau jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.

7
3.3 Tempat dan waktu
3.3.1 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di SMAN Modal Bangsa.

3.3.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 25 September s.d. 7 Oktober 2023.

3.4 Teknik dan analisis data


Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik kualitatif. Adapun langkah -
langkah analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Larutkan gula pasir atau gula merah ke dalam air.
2. Tambahkan EM4 sebanyak 150 ml.
3. Diamkan hingga EM4 aktif kembali.
4. Haluskan bahan organik sampah dapur.
5. Potong-potong sayuran.
6. Larutkan EM4 ke dalam bahan organik.
7. Diamkan selama 2 minggu.

8
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ialah hasil dari pengumpulan data penelitian yang dirangkum lebih
detail sehingga terlihat lebih rinci dan sistematis.

4.1.1 Bahan dan Alat Standar Pembuatan Pupuk Cair dan Sisa Makanan
a) Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu:
a. Sampah sisa potongan sayur
b. Sampah sisa makanan
c. 75g gula
d. 150 ml EM4
e. 12 liter air
b) Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu:
a. Wadah
b. Penutup wadah
c. Gelas ukur Pengaduk

4.1.2 Langkah–Langkah Pengolahan Sampah Sisa Makanan Menjadi Pupuk Cair


1. larutkan lima sendok makan gula pasir atau gula merah ke dalam dua liter air, aduk
hingga larut.
2. Tambahkan 600 ml MOL atau 150 ml jika menggunakan EM4, aduk hingga merata.
3. Diamkan selama 20 menit agar mikroorganisme dari MOL atau EM4 aktif kembali
dan siap digunakan.
4. Haluskan bahan organik sampah dapur yang bertekstur keras seperti cangkang telur
dan tulang ikan dengan cara menumbuknya hingga halus.
5. Potong-potong sayuran menjadi potongan yang lebih kecil.
6. Sisa potongan sayur, nasi sisa, dan ember berkapasitas 20 liter. Tambahkan larutan
EM4 ke dalam semua bahan organik tersebut kemudian aduk hingga merata.

9
7. Tutup rapat dan diamkan selama dua minggu untuk proses fermentasi, selama proses
fermentasi lakukan pengadukan rutin dengan interval dua hari sekali. Pupuk cair dari
sampah dapur yang sudah jadi ditandai dengan tidak lagi terciumnya bau busuk dari
fermentasi bahan-bahan organik tersebut, dan pupuk cair sampah dapur sudah siap
untuk digunakan.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian


Setelah melakukan serangkaian tahapan untuk melakukan eksperimen membuat
pupuk organik cair dari sampah sisa makanan Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa warna
POC pengadukan pertama berwarna coklat tua berubah warna menjadi kuning kecoklatan
pada saat pengemasan. Warna kuningkecoklatan ini menandakan POC yang baik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hadisuwito(2012), ciri fisik pupuk cair yang baik menurutnya adalah
berwarna kuning kecoklatan bahan pembentuknya sudah membusuk.Aroma yang dihasilkan
dari POC yang diteliti selama 14 hari menimbulkan aroma atau bau alkohol yang tidak terlalu
menyengat biasa disebut fermentasi, ini menandakan keberhasilan POC yang dibuat,
sebagaimana sesuai dengan pendapat Kurniadinata (2008), bahwa pupuk cair harus melalui
proses fermentasi terlebih dahulu, kurang lebih tujuh hari. Pupuk cair dapat digunakan
dengan indikator pupuk cair terlihat warna kehitaman dan bau yang tidak terlalu
menyengat.POC sangat baik digunakan pada tanaman karena unsur haranya dapat terserap
langsung ke akar tanaman.
POC dapat digunakan dengan cara disiram ataupun disemprotkan secara langsung ke
daun atau batang tumbuhan.Hal ini sesuai dengan pendapat Pardosi dkk (2014), yang
menyatakan bahwa unsur hara yang dikandung POC lebih cepat tersedia dan mudah diserap
akar tanaman.Selain dengan cara disiramkan pupuk cair dapat digunakan lansung dengan cara
disemprotkan pada daun atau batang tanaman.
10
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa sisa
samapah makanan bisa dijadikan pupuk organik cair. Pupuk organik cair berbahan dasar sisa sampah
makanan dapat bermanfaat dan bernilai tinggi terhadap pertumbuhan tanaman di lingkungan sekolah.

5.2 SARAN
Setelah temuan penelitian ini, peneliti ajukan beberapa saran, yaitu (1) bahan dasar
pembuatan pupuk organik cair ini tidak sepenuhnya larut dan hancur, hal ini dapat terjadi karena
kurang lamanya waktu fermentasi. (2) Pada umumnya pembuatan pupuk cair dapat menghabiskan
banyak waktu karena perlu difermentasi selama 2-4 minggu.
11
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Annisa Medina. 2023. Pengertian Pupuk Organik, Jenis Dan Manfaatnya. Diakses pada 29
September 2023 dari https://faperta.umsu.ac.id/2023/05/11/pengertian-pupuk-organik-jenis-dan-
manfaatnya/.

Yonatan, Agnes Z.2023. Pupuk Organik Adalah: Pengertian, Jenis, dan Manfaat.Diakses pada
26 September 2023 dari https://www.detik.com/bali/berita/d-6591419/pupuk-organik-
adalah-pengertian-jenis-dan-manfaat.

Pengelola Web Direktorat SMP. 2023. Yuk, Mengenal 5 Jenis Sampah. Diakses pada 06
Oktober 2023 dari https://ditsmp.kemdikbud.go.id/yuk-mengenal-5-jenis-sampah/
12

Anda mungkin juga menyukai