Anda di halaman 1dari 23

Makalah

UNSUR HARA ESENSIAL DAN PENYERAPAN UNSUR HARA


BAGI TUMBUHAN
Dosen Pengampu
Khairuna, M.pd

Diajukan untuk memenuhi tugas pada


Fisiologi Tumbuhan

Oleh Kelompok 3
ANGGRIIAN EL RITLI 0310183118
HALIMAH 0310183112
CHAIRUN NISA 0310183137
MIFTAHUL JANNAH 0310183101

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI 4
SEMESTER 4

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERISUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
  Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Unsur Hara Esensial Dan Penyerapan
Unsur Hara Bagi Tumbuhan Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi memperbaiki tugas yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
            Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan  dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan tugas ini di waktu yang akan datang.

                                                                                         Medan,25 Maret 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumasan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Peran Unsur Hara Bagi Tumbuhan..............................................................3
B. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara............................................................5
C. Faktor Yang Mempengaruhi Zat Hara.........................................................7
D. Unsur Makro Dan Mikro Unsur Hara.........................................................9
E. Gejala Defesiensi Unsur Makro.................................................................16
BAB III: PENUTUP.............................................................................................18
A. Kesimpulan................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................19
Daftar Pustaka......................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman merupakan suatu tumbuhan yang di kelola manusia yang berguna
untuk mengambil hasil atau sering juga disebut budidaya pertanian. Dalam kegiatan
budidaya tanaman, sangat rentang sekali terhadap beberapa faktor-faktor yang sangat
sensitif di antaranya adalah adalah unsur hara, iklim, tanaman dan lain-lain. Di antara
aspek-aspek yang di sebutkan yang perlu di perhatikan adalah ketersedian unsur hara di
dalam media tanam.
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua
faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan
yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu
tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah.
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber
kehidupan tanaman yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe)
dan mangan (Mn) merupakan beberapa contoh unsur hara mikro yang esensial bagi
tanaman karena walaupun diperlukan dalam jumlah relatif sedikit tetapi sangat besar
peranannya dalam metabolisme di dalam tanaman.
Kadar hara dalam tanaman biasanya menurun sejalan dengan pertumbuhan dan
apabila penurunan ini cukup banyak maka laju pertumbuhan menjadi kurang daripada
tanaman yang berkadar hara lebih tinggi. Kadar hara yang menyebabkan laju
pertumbuhan tanaman mulai menurun dibandingkan dengan tanaman yang mempunyai
kadar hara lebih tinggi selagi faktor-faktor tumbuh lainnya berada dalam keadaan
memuaskan dinamakan kadar hara genting (critical nutrient concennatrion). Secara
kuantitatif dapat dikatakan, bahwa kadar genting ialah suatu kadar hara yang
menurunkan pertumbuhan tanaman sebanyak 10 % dibandingkan dengan pertumbuhan
maksimum. Makin lama tanaman berada di bawah kadar genting dan makin awal hal ini
terjadi pada musim tumbuh, makin berkuranglah pertumbuhan atau hasilnya dan makin
besar kebolehjadian tanaman memperlihatkan tanggapan terhadap pemupukan. Jadi
dengan analisa jaringan orang dapat menduga apakah pengadaan hara dalam tanah
sesuai dengan keperluan tanaman akan hara. Dengan analisa jaringan yang dirancang
secara berulang sepanjang masa tumbuh tanaman, orang memperoleh serentetan

1
gambaran tentang keadaan pengadaan hara dalam tanah masing-masing saat selama
musim tumbuh itu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran unsur hara bagi tumbuhan?
2. Bagaimana mekanisme penyerapan unsur hara?
3. Apa faktor yang mempengaruhi zat hara?
4. Apa saja unsur makro dan unsur mikro unsur hara?
5. Apa itu gejala defesiensi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran unsur hara bagi tumbuhan
2. Untuk mengetahui mekanisme penyerapan unsur hara
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi zat hara
4. Untuk mengetahui unsur makro dan mikro unsur hara
5. Untuk mengetahui gejala defesiensi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Unsur Hara Bagi Tumbuhan
Unsur hara merupakan komponen penting dalam pertumbuhan tanaman, unsur
hara banyak tersedia dialam, sehingga tumbuhan bisa memanfaatkannya untuk
kebutuhan metabolismenya. Tetapi ketersediaan unsur hara di beberapa tempat tidak
sama, ada yang berkecukupan sehingga pertumbuhan tanaman menjadi baik namun ada
juga yang kekurangan, sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat.1
Salah satu faktor yang menunjang tanaman untuk tumbuh dan berproduksi
secara optimal adalah ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang cukup di dalam tanah.
Jika tanah tidak dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman, maka
pemberian pupuk perlu dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut. Setiap jenis
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi, kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Dalam memberikan unsur hara pada tanaman tentunya
sangat penting dijaga keseimbangan dan pengaturan kadar pemberian unsur hara
tersebut, sebab jika kelebihan dalam pemberiannya akan tidak baik dampaknya,
demikian pula halnya jika yang diberikan tersebut krang dari takaran yang semestinya
diberikan.
Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi
hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu
hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali.
Disamping itu umumnya tanaman yang kekurangan atau ketiadaan suatu unsur hara
akan menampakkan gejala pada suatu orrgan tertentu yang spesifik yang biasa disebut
gejala kekahatan.
Menurut hasil penelitian, setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur
(ada yang menyebutkan zat) agar pertumbuhannya normal. Dari ke-16 unsur tersebut, 3
unsur (karbon, hidrogen, dan oksigen) diperoleh dari udara, sedangkan 13 unsur lagi
disediakan oleh tanah. Jadi tanah sebagai dapur bagi tanaman setidaknya harus tersedia
13 menu agar pertumbuhannya normal. Ke-13 unsur tersebut adalah nitrogen (N), fosfor

1
Soebiham. 1996. Prinsip – Prinsip Dasar Uji Tanah. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

3
(P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur atau belerang (S), klor (Cl),
ferum atau besi (Fe), mangan (Mn), kuprum atau pembaga (Cu), zink atau seng (Zn),
boron (B) dan molibdenum (Mo).
Mengenai faedah atau kegunaan unsur-unsur hara tersebut bagi tanaman adalah sbb:
1. Nitrogen
Peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang
pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain
itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat
berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentuk protein,
lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya.
2. Fosfor
Unsur fosfor (P) bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar,
khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor berfungsi sebagai
bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu; membantu
asimilasi dan pernapasan; serta mempercepat pembungaan, pemasalan biji, dan
buah.
3. Kalium
Fungsi utama Kalium (K) ialah membantu pembentukan protein dan
karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun,
bunga, dan buah tidak mudah gugur. Yang tidak bisa dilupakan ialah Kalium
pun merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan
dan penyakit.
4. Kalsium
Bagi tanaman, Kalsium (Ca) bertugas untuk merangsang pembentukan bulu-
bulu akar, mengeraskan batang tanaman, dan merangsang pembentukan biji.
Kalsium yang terdapat pada batang dan daun ini berkhasiat untuk
menetralisasikan senyawa atau suasana yang tidak menguntungkan pada tanah.
5. Magnesium
Agar tercipta hijau daun yang sempurna dan terbentuk karbohidrat, lemak,
dan minyak-minyak, magnesiumlah biangnya. Magnesium (Mg) pun memegang
peranan penting dalam transportasi fosfat dalam tanaman. Dengan demikian,

4
kandungan fosfat dalam tanama dapat dinaikkan dengan jalan menambah unsur
magnesium.
6. Beleran
Belerang (S) berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar. Sulfur ini
merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein seperti asam amino.
Unsur ini pun membantu pertumbuhan anakan. Selain itu, sulfur merupakan
bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai,
kubis, dan lain-lain.
7. Klor
Memperbaiki dan meninggikan hasil kering tanaman seperti tembakau, kapas,
kentang, dan tamanam sayuran umumnya adalah peran dari klor (Cl). Unsur ini
pun banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman.
8. Besi
Untuk pernapasan tanaman dan pembentukan hijau daun merupakan peran
dari besi (Fe). Kehadirannya tidak boleh dianggap enteng. Sekali tidak ada,
terutama pada tanah yang mengandung banyak kapur, tanaman akan langsung
merana.
B. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara
Unsur hara akan diserap secara difusi jika konsentrasi di luar sitosol (pada
dinding sel atau larutan tanah) lebih tinggi daripada konsentrasi di dalam sitosol. proses
difusi ini dapat berlangsung karena konsentrasi beberapa ian di dalam sitosol
dipertahankan untuk tetap rendah, karena begitu ion ion tersebut masuk dalam sitosol
akan segera dikonversi ke bentuk lain, misalnya NO3- segera di reduksi menjadi NH4-
yang selanjutnya digunakan dalam sintesis asam amino dan selanjutnya protein. Ion
SO42- juga segera digunakan dalam sintesis asam amino dan protein. Sedangkan
H2PO4- dikonversi menjadi gula fosfat nukleotida, RNA, atau DNA. dengan demikian
konsentrasi ketiga anion ini dalam sitosol cenderung untuk tetap rendah dan
menyebabkan proses difusi dapat terus berlangsung.
Ion menembus membran secara difusi melalui protein integral pada membran, di
mana protein ini mempercepat laju difusi tersebut. beberapa antibiotik polipeptida
(protein berukuran kecil) telah terbukti dapat mempercepat pengangkutan kation.
Senyawa anti biotik ini disebut ionofor (Ionophore), karena kemampuannya untuk

5
mengangkut kation menembus membran. Ionofor mempunyai bentuk seperti kue donat
dengan sisi hidrofilik pada tepi lubangnya dan sisi hidrofobik pada tepi luarnya. Ionofor
ini tersusun rapi dari sisi luar membran sampai ke sisi dalam membran sehingga
membentuk struktur seperti pipa saluran, yang sering disebut sebagai saluran protein
pada membran. kation and diangkut melalui saluran ini adalah ion dalam bentuk
terhidrasi dan molekul air pada ion-ion tersebut akan terlepas selama proses
pengangkutan nya.
Ukuran saluran ionofor ini yang akan menentukan selektivitas membran untuk
menentukan jenis kation yang akan diangkut. Misalnya valinomisin (valinomycin) dapat
mengangkut 1000 ion K+ per detik, tetapi mengangkut ion Na+ , Cl-, dan H2BO3-.
Kation-kation bervalensi 2 seperti kalsium, magnesium, besi, seng, mangan, dan
tembaga dapat segera terikat pada gugus bermuatan negatif dari molekul protein,
sehingga mengurangi jumlah kation-kation tersebut yang dalam bentuk bebas pada
sitosol sel.
Jika konsentrasi ion-ion di dalam sitosol lebih tinggi daripada konsentrasi nya di
luar sitosol, maka proses difusi tidak dapat berlangsung, pada kenyataannya, walaupun
konsentrasi di dalam sitosol jauh lebih tinggi, proses serapan yang masih terus
berlangsung, pada kondisi seperti ini serapan ion akan tergantung pada ketersediaan
ATP, berarti pula tergantung pada kemampuan sel untuk melangsungkan respirasi untuk
menghasilkan ATP2
Mekanisme penyediaan unsur hara dalam tanah melalui tiga mekanisme, yaitu:
1. Mekanisme Aliran Massa (Mass Flow)
Mekanisme aliran massa adalah suatu mekanisme gerakan unsur hara di
dalam tanah menuju ke permukaan akar bersama-sama dengan gerakan massa air.
Selama masa hidup tanaman mengalami peristiwa penguapan air yang dikenal dengan
peristiwa transpirasi. Selama proses transpirasi tanaman berlangsung, terjadi juga proses
penyerapan air oleh akar tanaman. Pergerakan massa air ke akar tanaman akibat
langsung dari serapan massa air oleh akar tanaman terikut juga terbawa unsur hara yang
terkandung dalam air tersebut. Peristiwa tersedianya unsur hara yang terkandung dalam
air ikut bersama gerakan massa air ke permukaan akar tanaman dikenal dengan
Mekanisme Aliran Massa. Unsur hara yang ketersediaannya bagi tanaman melalui
2
( Benyamin Lakitan,1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Radja Grafindo
Persada hlm: 85-89 )

6
mekanisme ini meliputi: nitrogen (98,8%), kalsium (71,4%), belerang (95,0%), dan Mo
(95,2%).
2. Mekanisme Difusi
Ketersediaan unsur hara ke permukaan akar tanaman, dapat juga terjadi
karena melalui mekanisme perbedaan konsentrasi. Konsentrasi unsur hara pada
permukaan akar tanaman lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi hara dalam
larutan tanah dan konsentrasi unsur hara pada permukaan koloid liat serta pada
permukaan koloid organik. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar unsur hara tersebut
telah diserap oleh akar tanaman. Tingginya konsentrasi unsur hara pada ketiga posisi
tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa difusi dari unsur hara berkonsentrasi tinggi
ke posisi permukaan akar tanaman. Peristiwa pergerakan unsur hara yang terjadi karena
adanya perbedaan konsentrasi unsur hara tersebut dikenal dengan mekanisme
penyediaan hara secara difusi. Beberapa unsur hara yang tersedia melalui mekanisme
difusi ini, adalah: fosfor (90,9%) dan kalium (77,7%).
3. Mekanisme Intersepsi Akar
Mekanisme intersepsi akar sangat berbeda dengan kedua mekanisme
sebelumnya. Kedua mekanisme sebelumnya menjelaskan pergerakan unsur hara menuju
ke akar tanaman, sedangkan mekanisme ketiga ini menjelaskan gerakan akar tanaman
yang memperpendek jarak dengan keberadaan unsur hara. Peristiwa ini terjadi karena
akar tanaman tumbuh dan memanjang, sehingga memperluas jangkauan akar tersebut.
Perpanjangan akar tersebut menjadikan permukaan akar lebih mendekati posisi dimana
unsur hara berada, baik unsur hara yang berada dalam larutan tanah, permukaan koloid
liat dan permukaan koloid organik. Mekanisme ketersediaan unsur hara tersebut dikenal
sebagai mekanisme intersepsi akar. Unsur hara yang ketersediaannya sebagian besar
melalui mekanisme ini adalah: kalsium (28,6%).
C. Faktor Yang mempengaruhi Zat Hara
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan zat hara, yaitu:3
1. Sifat fisikokimia ion. Ion dengan valensi sama, laju penyerapannya berkolerasi
negatif dengan jari-jari ion (r). Contoh : Li, Na, dan K dengan r masing-masing
0,38; 0,36; dan 0,33 nm laju penyerapannya berturut-turut 2; 15 dan 26 mol/g
akar segar/3 hari. Laju penyerapannya semakin menurun dengan makin tinggi
3
I Wayan Wiraatmaja, Bahan Ajar Pergerakan Hara Mineral dalam Tanaman, (Bali: Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNUD, 2016), h.23-26.

7
muatannya, karena muatan yang lebih tinggi menyebabkan interaksinya dengan
muatan membran meningkat. Dengan kata lain : laju penyerapan molekul tak
bermuatan >> kation (+)/ anion (-)>> kation (+2)/anion (-2)>> kation (+3)/anion (-3).
2. Interaksi antar ion. Interaksi antar ion ada yang interaksi kompetisi dan interaksi
sinergieme. Pada interaksi kompetisi, ion dengan jari-jari dan valensi sama atau
hampir sama akan berkompetisi atau bersaing masuk ke sel akar. Contoh:
1) Jari-jari K+ mirip dengan Rb+, padahal dalam metabolisme Rb+ tidak dapat
menggantikan K+. Bila K+ dan Rb+ sama-sama ada dalam larutan tanah, Rb+
menghambat penyerapan K+ karena alat angkut pada membran sel akar rupanya
tidak bisa membedakan antara K+ dengan Rb+.
2) Na+, Cs+ dan K+ walaupun valensinya sama, namun afinitas K+ terhadap alat
angkut jauh lebih besar dari yang lain. Oleh karena itu K + menang dalam
kompetisi.
3) Mg+2 penyerapannya dihambat oleh Ca+2 karena afinitas Mg+2 terhadap alat
angkut lebih rendah.
4) Kompetisi antar anion terjadi antara NO3-dan Cl-. Bila Cl- tinggi, serapan NO3-
turun dan sebaliknya.
Kompetisi menggambarkan selektivitas membran tidak berdasarkan atas kebutuhan
hara tanaman untuk metabolisme, tetapi didasarkan atas kemiripan fisik dan kimia ion
hara yang bersangkutan. Artinya adalah tanaman tidak dapat menghindari penyerapan
ion-ion hara yang tidak bermanfaat karena secara fisik dan kimia ion-ion tersebut mirip.
Pada interaksi sinergisme, terjadi rangsangan penyerapan ion oleh ion lainnya dan
rangsangan penyerapan kation oleh anion atau sebaliknya. Contoh:
1) Pada pH rendah disertai tidak ada Ca+2, terjadi hambatan penyerapan K+ oleh
H+ karena kompetisi. Dengan adanya Ca+2 pada pH rendah tersebut terjadi
rangasangan penyerapan K+. Disini Ca+2 mengimbangi pengaruh negatif H+.
2) Pada pH tinggi: peranan Ca+2 untuk merangsang penyerapan K+ menurun,
bahkan menghambat karena terjadi kompetisi.
3) Pada tanah dengan kadar garam rendah, Ca+2 meningkatkan penyerapan K+
dengan meningkatkan influx, selanjutnya pada tanah salin (kadar garam tinggi)
Ca+2 meningkatkan penyerapan K+ dan menurunkan penyerapan Na+.

8
4) Konsentrasi Larutan Luar. Konsentrasi larutan luar meningkat, maka
penyerapan hara juga ikut meningkat
5) Konsentrasi hara internal. Umumnya makin tinggi konsentrasi hara tertentu
dalam jaringan tanaman (status nutrisi tanaman tinggi) laju penyerapannya
semakin menurun. Mungkijn karena: bocor, alat angkut mengangkut kembali
hara tersebut keluar dan tekanan osmotik meningkat kemudian turgor menurun
sehingga sel tidak efektif lagi.

Besarnya Penyerapan Hara antara Ujung Akar dan Pangkal Akar


Walaupun pangkal akar masih mampu menyerap hara, namun umumnya laju
penyerapan hara dari ujung ke pangkal semakin menurun. Faktor-faktor yang
menentukan, karena pada pangkal akar telah terjadi:
(1) Pembentukan suberin (gabus) pada rhizodermis
(2) Pembentukan endodermis sekunder dan tersier yang menyebabkan hambatan
angkutan hara secara radial ke stele
(3) Degenerasi sel-sel kortek menjadi aerenchyma.
D. unsur Makro dan Unsur Mikro
Berdasarkan jumlah kebutuhan tanaman, hara esensial dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu: hara makro adalah dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak, yang terdiri dari 9
unsur (C, H, O, N, P, K, S, Ca dan Mg) dan hara mikro yaitu dibutuhkan dalam jumlah
relatif sedikit yang terdiri dari 7 unsur (Fe, B, Mn, Zn, Cu, Mo dan Cl). Dasar
pembagiannya menjadi hara makro dan mikro ini sembarang dan tidak jelas.4
Berdasarkan mobilitasnya dalam floem hara terdiri atas hara mobil seperti K, Na,
Mg, P, S, Cl dan Rb; hara intermediet seperti Fe, Mn, Zn, Co, dan Mo; dan hara
immobil seperti Li, Cs, Sr, Ba dan B. Kecuali menurut kuantitas yang dibutuhkan
tanaman, ada cara pengelompokan lain yang menggunakan dasar berbeda yaitu seperti
Mengel dan Kirkby (1982) mengelompokkan unsur hara tanaman menjadi 4 kelompok
menurut sifat biokimia dan fungsi fisiologi mereka yaitu: Kelompok 1 : terdiri dari C,
H, O, N dan S.5

4
I Wayan Wiraatmaja, Bahan Ajar Pergerakan Hara Mineral dalam Tanaman, (Bali: Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNUD, 2016), h.1.
5
Mengel, K. and E.A. Kirkby, Principles of plant nutrition. International potash institute, (Bern:,
Switzerland, 1982), h.10..

9
Unsur ini merupakan penyusun utama bahan organik, terlibat dalam proses
enzimatik dan reaksi-reaksi oksidasi-reduksi. Kelompok 2: terdiri dari P dan B. Unsur
ini terlibat dalam reaksi transfer energi dan esterifikasi dengan gugus-gugus alkohol di
dalam tanaman. Kelompok 3 : terdiri dari K, Ca, Mg, Mn dan Cl. Unsur ini berperan
dalam osmotic dan keseimbangan ion. Juga memiliki fungsi-fungsi yang spesifik dalam
konfirmasi enzyme dan katalisis. Dan kelompok 4: terdiri ari Fe, Cu, Zn, dan Mo. Unsur
ini hadir sebagai chelate structural, dan memungkinkan terjadinya transportasi elektron
melalui perubahan valensi. Selain itu, unsur hara tanaman juga dapat dikelompokkan
menjadi kelompok metal (logam) seperti K, Ca, Mg, Fe, Zn, Mn, Cu dan Mo serta
kelompok non metal seperti N, P, S, B dan Cl.
Menjaga dan mengontrol nutrisi tanaman merupakan salah satu aspek yang sangat
fundamental dalam pertanian modern. Pengaruh menguntungkan penambahan hara
mineral ke dalam tanah untuk memperbaiki pertumbuhan. Untuk tanaman tingkat tinggi
terdapat 13 jenis hara esensial yang terdiri atas kelompok hara makro (N, P, K, S, Mg
dan Ca) den kelompok hara mikro (Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo dan Cl) (Janick et al, 1974;
Hartman et al., 1981; Baligar dan Duncan, 1990). Selanjutnya Brown et al. (1987 dalam
Salisbury dan Ross,1992) menyajikan daftar unsur hara esensial dan konsentrasinya
dalam jaringan yang diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dengan baik.6
Disebutkan bahwa nilai konsentrasi tesebut menjadi pedoman yang berguna bagi
para ahli fisiologi, pengelola kebun dan petani, karena konsentrasi unsur-unsur dalam
jaringan (terutama dalam daun terpilih) lebih dapat dipercaya dari analisis tanah untuk
menunjukkan apakah tanaman akan tumbuh lebih baik dan/atau lebih cepat jika unsur
tertentu diberikan lebih banyak. Hampir 90% dari seluruh berat segar tanaman herba
adalah air, dan sisanya 10% berupa bahan kering terutama terdiri atas 3 elemen yaitu
carbon, hidrogen dan oksigen. Sebagian kecil dari bahan kering tersebut, tetapi
merupakan fraksi yang penting terdiri atas elemen-elemen lain yang secara absolut
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yaitu 13 elemen yang dikelompokkan sebagai
hara esensial bagi tanaman tingkat tinggi.
Ketiga belas hara esensial tersebut dibagi lagi menjadi 2 kelompok berdasarkan atas
banyaknya jumlah yang dibutuhkan tanaman yaitu hara makro dibutuhkan dalam jumlah
yang relatif banyak, biasanya dinyatakan dalam persen per unit bahan kering (meliputi
6
Hartmann, H. T., W. J. Flocker and A. M. Kofranek, Plant Science. Prentice Hall, Inc. (New Jersey.
p.206-215., 1981), h.24.

10
N, P, K, Ca, Mg dan S) dan hara mikro dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit,
biasanya dinyatakan dalam ppm (part per million) per unit bahan kering (meliputi Fe,
Mn, Zn, B, Mo, Co dan Cl) (Janick et al, 1974).
Salah satu metode untuk menentukan unsur hara yang esensial bagi tanaman dan
berapa banyaknya adalah dengan menganalisis secara kimia semua unsur yang
dikandung oleh tumbuhan sehat dan berapa banyaknya unsur itu. Salisbury dan Ross
(1992) menyebutkan berdasarkan hasil analisis modern terhadap daun yang paling dekat
dengan tongkol jagung muda (daun bendera) yang diambil dari daun jagung dikebun
yang dipupuk dengan baik menunjukkan adanya konsentrasi 3 unsur esensial tambahan
pada jagung yaitu seng, tembaga dan boron.
a. Unsur Hara Makro
Unsur Hara Makro yaitu unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah
besar, meliputi: N, P, K, Ca, Mg, S. Fungsi Unsur Hara Makro (n-p-k) yaitu:
1). Nitrogen ( N )
a) Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
b) Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
c) Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
d) Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
e) Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun
hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat
menguning dan mati.
2). Phospat ( P )
a) Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
b) Merangsang pembungaan dan pembuahan
c) Merangsang pertumbuhan akar
d) Merangsang pembentukan biji
e) Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
f) Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji
berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
3). Kalium ( K )
a) Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan
mineral termasuk air.

11
b) Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
c) Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi
lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat,
ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
b. Unsur Hara Mikro
Unsur Hara Mikro yaitu unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah
kecil, meliputi : Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl.
1. Besi (Fe)
Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+)
ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan
organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit
(FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga
diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe
yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang lain. Fe dalam
tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe
lewat daundianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama
pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun
sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun
klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom
merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase
digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase : H2O + H2O  O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O  A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses
metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase
nitrat. Kekurangan Fe  menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya
juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan
kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan
kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan
mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim.
2. Mangaan (Mn)

12
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn
dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering
disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat
dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah
berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2),
manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya
terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan
dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral
sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah
berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau
mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan
pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi
Mn.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis
protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam
siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada
indikasi  dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada
tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi
lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak
warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal
daun muda, split seed pada tanaman lupin.
3. Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis
mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm
bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat
diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar
Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara
lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit
(ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam
oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super
okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase.
Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang.

13
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan
sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi
sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek,
daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan
intermedier serta adanya nekrosis.
4. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam
bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra
acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam getah
tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks
senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam
bentuk kompleks.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya
kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit
(Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit
[Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa
ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung
satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan
plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase,
askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme
protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan
terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi /
kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda
kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan
tangkai daun lemah.
5. Molibden (Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan
toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga
berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro

14
yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah
mineral cukup mengandung  Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara
lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan
sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat
adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo
membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang
disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan
karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat
reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir
menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman,
daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo
dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun 
menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya
terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan.
6. Boron (B)
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar
antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron
yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron
ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan
difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga
banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan
Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin
(H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut
terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit
(Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat.
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat,
karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam
pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan
perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan

15
terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas
rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit.

7. Klor(Cl)
Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman
dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun.
Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang
terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran
hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan
mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena
itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan
masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman,
meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki
penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang
penting. Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam
evolusi oksigen.
Adapun defisiensi klor adalh antara lain : pola percabangan akar abnormal,
gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada
tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
E. Gejala Defesiensi Unsur Hara
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan
tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolisme nyah yang secara visual dapat
terlihat dari penyimpangan- penyimpangan pada tumbuhan nya. Gejala kekurangan
unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun yang terhambat
(kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman.
Gejala yang ditampakkan tanaman karena kekurangan suatu unsur hara dapat
menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang bersangkutan. Pengetahuan tentang
gejala kekurangan masing-masing unsur hara dapat digunakan oleh petani dalam
menentukan jenis pupuk yang harus digunakan dan merupakan peringatan bagi petani
untuk segera melakukan pemupukan agar tanaman dapat tumbuh normal kembali.
Walaupun kekurangan unsur hara dapat menyebabkan gangguan pada fungsi dan
pertumbuhan akar gejala yang umum dilaporkan adalah zat jalan tampak pada bagian

16
tajuk tanaman, karena gejala pada tajuk ini lebih mudah diamati dan memberikan
manfaat praktis bagi petani.
Gejala kekurangan suatu unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu
sama gejala tersebut dapat berbeda tergantung spesies tanaman, disamping itu tanaman
dapat mengalami kekurangan dua unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan,
sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks.
Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yakni:
(1) fungsi dari unsur hara tersebut dan (2) kemudahan bagi unsur hara tersebut untuk di
translokasi kan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk di trans
lokasi kan tergantung pada sholubilitas (kepatutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut
di dalam jaringan tanaman dan kemudahan nya untuk dapat masuk ke dalam pembuluh
floem. Beberapa unsur dengan mudah dapat di translokasi kan dari daun tua ke daun
muda dan organ penampung seperti organ reproduktif atau umbi.7

7
Benyamin Lakitan. 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Radja Grafindo
Persada.hlm: 69-71

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut:
1. Unsur hara merupakan komponen penting dalam pertumbuhan tanaman, unsur
hara banyak tersedia dialam, sehingga tumbuhan bisa memanfaatkannya untuk
kebutuhan metabolismenya. Tetapi ketersediaan unsur hara di beberapa tempat
tidak sama, ada yang berkecukupan sehingga pertumbuhan tanaman menjadi
baik namun ada juga yang kekurangan, sehingga pertumbuhannya menjadi
terhambat.
2. fungsi unsur hara merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya
batang, cabang, dan daun, untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar
benih dan tanaman muda, membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman, dan
merangsang pembentukan biji. berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
3. Mekanisme penyerapan unsur hara yaitu : Unsur hara akan diserap secara difusi
jika konsentrasi di luar sitosol (pada dinding sel atau larutan tanah) lebih tinggi
daripada konsentrasi di dalam sitosol. proses difusi ini dapat berlangsung karena
konsentrasi beberapa ian di dalam sitosol dipertahankan untuk tetap rendah,
karena begitu ion ion tersebut masuk dalam sitosol akan segera dikonversi ke
bentuk lain, misalnya NO3- segera di reduksi menjadi NH4- yang selanjutnya
digunakan dalam sintesis asam amino dan selanjutnya protein. Ion SO42- juga
segera digunakan dalam sintesis asam amino dan protein. Sedangkan H2PO4-
dikonversi menjadi gula fosfat nukleotida, RNA, atau DNA. dengan demikian
konsentrasi ketiga anion ini dalam sitosol cenderung untuk tetap rendah dan
menyebabkan proses difusi dapat terus berlangsung.
4. Berdasarkan jumlah kebutuhan tanaman, hara esensial dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu: hara makro adalah dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak,
yang terdiri dari 9 unsur (C, H, O, N, P, K, S, Ca dan Mg) dan hara mikro yaitu
dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit yang terdiri dari 7 unsur (Fe, B, Mn, Zn,
Cu, Mo dan Cl).

18
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan zat hara, yaitu Sifat fisikokimia
ion, Interaksi antar ion
B. SARAN
Berdasarkan pemaparan yang kami buat, kami berharap pembaca dapat
memahami apa yang kami tulis, dan dapat menerapkan pemahamannya dalam
kehidupan sehari-hari, apa lagi yang kami tulis ini adalah materi mengenai unsur hara
yang sangat berkaitan dengan tumbuhan, jika pembaca ingin melakukan cocok tanam,
maka tulisan ini dapat membantu sebagai referensi. dan kami berharap pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun terhadap tulisan kami

19
DAFTAR PUSTAKA
Hartmann, H. T., W. J. Flocker and A. M. Kofranek, Plant Science. Prentice Hall, Inc.
New Jersey. p.206-215., 1981
I Wayan Wiraatmaja, Bahan Ajar Pergerakan Hara Mineral dalam Tanaman, (Bali:
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNUD, 2016
Lakitan,Benyamin 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Radja Grafindo
Persada
Mengel, K. and E.A. Kirkby, Principles of plant nutrition. International potash
institute, Bern:, Switzerland, 1982
Soebiham. 1996. Prinsip – Prinsip Dasar Uji Tanah. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

20

Anda mungkin juga menyukai