(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Nutrisi Tumbuan di Ampuh oleh
Dr. Jusna Ahmad, M.Si )
Di Susun
KELOMPOK 2 :
MOH. ALWI
WILAN MIYODU
SARAH
Biologi A Non-dik
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
atas berkat dan hidayah-Nya penyusun bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Nutrisi
Tumbuhan dengan judul “ Sumber Nutrisi pada Tumbuhan”. Di dalam tugas
ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu penyusun ingin mengucapkan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Adapun isi dari makalah ini penulis
dapatkan dari berbagai sumber-sumber referensi dari berbagai media yang mana
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan penyusun sangat
membutuhkan banyak masukan yang bersifat membangun dan mendidik sehingga
penyusun mendapat pelajaran dan pengalaman yang dapat diterapkan dalam
melalui pendidikan ini.
Kritik dan saran akan penyusun terima sebagai suatu masukan yang baik
untuk penyusun kedepannya. Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikan tugas
ini. Mudah-mudahan semua bantuannya diberikan balasan yang terbaik oleh Allah
SWT. Untuk itu, sekali lagi penyusun ucapkan maaf yang sebesar-besarnya,
mudah-mudahan tugas ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
3.1 Kesimpulan.................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal),
tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal
tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsure tersebut tidak tersedia bagi
tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsure tersebut
dan pertumbuhan tanaman akan terganggu. Berdasarkan jumlah yang diperlukan
kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro
diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar (0.5- 3% berat tubuh
tanaman). Sedangkan unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah
yang relatif kecil ( beberapa ppm/ part per million dari berat keringnya). Unsur
Hara terbagi menjadi 2 Hara Makro, unsur – unsur yang terjadi dalam konsentrasi
tinggi di dalam bahan tanaman atau cairan di dalam tanaman, Hara Mikro unsur –
unsur yang hanya penting pada jumlah/konsentrasi yang sangat rendah.
Unsur hara makro antara lain: C, H, O, N, P, K, S, Ca, dan Mg. Sedangkan
yang termasuk unsure hara mikro adalah : Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, dan Cl.
Beberapa unsur ada yang esensial bagi tanaman tertentu, misalnya Na, Si dan Co.
Karbon diambil oleh tumbuhan dalam bentuk gas CO2 , hydrogen diambil dalam
bentuk air (H2O), sedangkan oksigen selain dalam bentuk CO2 dan H2O juga
dapat diambil dalam bentuk O2, maupun senyawa lainnya. Unsur C, H, dan O m
perupakan penyusun utama makromolekul, seperti: karbohidrat, lipid, protein dan
asam nukleat. Setelah C, H, dan O, nitrogen merupakan unsur hara makro
terpenting.
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber
kehidupan tanaman yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng (Zn), besi
(Fe) dan mangan (Mn) merupakan beberapa contoh unsur hara mikro yang
esensial bagi tanaman karena walaupun diperlukan dalam jumlah relatif sedikit
tetapi sangat besar peranannya dalam metabolisme di dalam tanaman.
Pemupukan yang tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya
memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak
terpenuhi. Padahal meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur
mikro ini tidak kalah pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen
struktural sel yang terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim.
Ketersediaan unsur-unsur esensial didalam tanaman sangat ditentukan oleh pH, N
pada pH 5.5 – 8.5, P pada pH 5.5 – 7.5 sedangkan K pada pH 5.5 – 10 sebaliknya
unsur mikro relatif tersedia pada pH rendah. Hal ini disebabkan karena pada pH
tersebut semua unsur hara esensial baik makro maupun mikro berbeda dalam
keadaan yang siap untuk diserap oleh akar tanaman sehingga dapat menjamin
pertumbuhan dan produksi tanaman.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan nutrisi pada tumbuhan ?
2. Bagaimana sumber nutrisi pada tumbuhan ?
3. Apa saja peranan unsur mineral pada tumbuhan ?
4. Bagaimana cara penyerapan dan pemindahan zat terlarut?
5. Bagaimana cara penyerapan garam mineral oleh perakaran tumbuhan?
6. Apa faktor lingkungan yang mempengaruhi sumber nutrisi pada
tumbuhan?
1.3 Tujuan
1. Mendeskrisikan nutrisi pada tumbuhan
2. Untuk mengetahui sumber nutrisi pada tumbuhan
3. Untuk mengetahui peranan unsur mineral pada tumbuhan
4. Untuk mengetahui cara penyerapan dan pemindahan zat terlarut
5. Untuk mengetahui cara penyerapan garam mineral oleh perakaran
tumbuhan
6. Untuk mengetahui faktor lingkungan yang mempengaruhi sumber nutrisi
pada tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nutrisi pada Tumbuhan
Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk
tumbuh, berkembang, dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami
malnutrisi, tumbuhan menunjukkan gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang
terlalu sedikit atau yang terlalu banyak dapat menimbulkan masalah.
2.2 Sumber Nutrisi Tumbuhan
Sejumlah besar bahan beragam dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi
tanaman. Ini dapat berupa limbah alami, sintetis, daur ulang, atau serangkaian
produk biologis termasuk inokulan mikroba. Pasokan sumber mineral dan
nutrisi organik tertentu hadir di tanah, tetapi sering harus dilengkapi dengan
aplikasi eksternal untuk pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Dalam
pertanian praktis, berbagai sumber dapat ditemukan digunakan meskipun ada
perbedaan besar dalam sifatnya, kandungan nutrisi, bentuk, sifat fisikokimia
dan laju pelepasan nutrisi. Sumber hara umumnya diklasifikasikan sebagai
organik, mineral atau biologis. Sumber nutrisi organik sering digambarkan
sebagai pupuk kandang atau pupuk organik. Sebagian besar sumber nutrisi
organik, termasuk bahan limbah, miliki komposisi sangat beragam dan
seringkali hanya konsentrasi nutrisi yang rendah, yang berbeda dalam
ketersediaannya. Beberapa di antaranya, seperti jerami psdi, hanya
melepaskan nutrisi perlahan Tambahan, berbagai macam produk yang
diperoleh dari daur ulang tanaman, hewan, manusia dan limbah industri dapat
dan memang berfungsi sebagai sumber nutrisi tanaman. Signifikan jumlah N
tersedia melalui BNF oleh sejumlah mikroorganisme di tanah baik secara
mandiri atau simbiosis dengan tanaman tertentu. Inokula semacam itu mikro-
organisme biasanya disebut sebagai pupuk hayati, yang biasa digunakan untuk
itu meningkatkan pasokan N untuk tanaman. Jumlah nutrisi yang dapat
diterima juga bisa berasal dari hujan (mis. pengendapan atmosfer nitrat dan
sulfat) dan dengan irigasi air (R. N. Roy, et al, 2006).
Tumbuhan umumnya memperoleh unsur mineralnya dari larutan tanah.
Enam unsur mineral, nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca),
magnesium (Mg) dan belerang (S), diperlukan dalam jumlah besar, sedangkan
klorin (Cl), boron (B), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn),
diperlukan dalam jumlah yang lebih kecil. Di wilayah geografis dengan
ketersediaan fito yang rendah, elemen mineral esensial dipasok ke tanaman
sebagai pupuk untuk mencapai hasil yang lebih besar. Selain itu, pupuk yang
mengandung unsur mineral penting untuk nutrisi manusia kadang-kadang dipasok
ke tanaman untuk meningkatkan konsentrasi mereka dalam porsi yang dapat
dimakan untuk manfaat kesehatan manusia (White, Philip & Brown, Patrick,
2010).
1. Sumber Nitrogen
Semua N dalam pupuk berasal dari gas nitrogen (N2) di atmosfer, yang
mengandung 79 persen N volume. Di atas setiap hektar lahan di
permukaan laut, di sana adalah 78.000 ton N2. Ini adalah N yang diubah
menjadi amonia di pabrik pupuk, dan ini juga N yang difiksasi secara
biologis menjadi ammonium oleh berbagai mikroorganisme. Dengan
demikian, ada banyak persediaan N untuk produksi pupuk nitrogen (R. N.
Roy, et al, 2006).
Produksi pupuk N Fitur utama dari produksi pupuk N adalah (R. N. Roy,
et al, 2006).:
1. Ammonia: Ini adalah titik awal dan perantara dasar untuk produksi pupuk
N. Ini disintesis oleh reaksi Haber-Bosch yang bergabung molekul N2
atmosfer yang sangat stabil dengan hidrogen, mis. dari gas alam, di bawah
tekanan 200 atmosfer pada 550 ° C: udara + gas alam + air →Amonia +
karbon dioksida O2 + N2 + CH4 + H2O → NH3 + CO2
2. Pupuk nitrat: Dalam hal ini, asam nitrat (HNO3) diproduksi oleh oksidasi
amonia kemudian dinetralkan dengan bahan-bahan seperti kalsium
karbonat (CaCO3) untuk menghasilkan kalsium nitrat Ca (NO3)2. Pupuk
nitrat dapat juga berasal dari sumber lain seperti Chili saltpetre.
3. Fertil Pupuk amonium nitrat (AN): Ini dihasilkan dengan cara menetralkan
asam nitrat (berasal dari oksidasi amonia) dengan amonia. HNO3 + NH3
→ NH4NO3 asam nitrat + ammonia → Amonium nitrat (larutan)
4. AN dengan kapur: Diproduksi: (i) dengan mencampurkan AN dengan
kalsium karbonat ke memperoleh kalsium amonium nitrat (CAN); dan (ii)
melalui reaksi kalsium nitrat dengan amonia dan CO2.
5. Urea: Diproduksi oleh reaksi NH3 dan CO2 pada 170 atmosfer tekanan
dan suhu 150°C.
6. Perawatan diperlukan selama pengeringan untuk memastikan bahwa biuret
yang terbentuk adalah minimum dan dalam batas yang diizinkan yang
ditetapkan dalam standar kualitas pupuk.
2. Sumber fosfor
Sumber utama fosfat dalam pupuk adalah mineral apatit, yaitu
trikalsium fosfat [Ca3(PO4)2]. Bahan baku dasar untuk produksi pupuk
fosfat. Ini mengandung fosfat batuan ditemukan dalam endapan geologi
dan beberapa mengandung fosfat bijih besi atau senyawa P lainnya. PR
terdiri dari berbagai jenis apatites. Tergantung pada dominasi F, Cl atau
OH dalam kristal apatit itu dikenal sebagai fluorapatite, chlorapatite atau
hydroxyapatite. Proses Pelapukan selama periode waktu yang lama
menghasilkan akumulasi primer apatit atau tulang, gigi (R. N. Roy, et al,
2006) Deposito PR dalam jumlah besar ada di beberapa bagian dunia,
misalnya:
Afrika Utara (Maroko, Aljazair, Tunisia, dll.) Dalam bentuk organogenik
fosfor, baik sebagai batuan keras kurang lebih atau sebagai fosfat tanah
lunak;
Amerika Serikat, mis. Florida apatite, yang dalam bentuk kerikil yang
cukup keras dan gigi serta tulang hewan laut.
Federation Federasi Rusia, dalam bentuk tanah keras, apatit kristal kasar,
mis. apatit Kola magmatik.
Superphosphate, atau lebih tepatnya SSP, adalah pupuk mineral pertama
yang diproduksi di pabrik di tahun 1840-an di Inggris. Ada dua cara utama
memproduksi pupuk P dari PRs (R. N. Roy, et al, 2006).:
1. Pelarutan kimia atas PR menjadi bentuk yang larut dalam air sepenuhnya
atau sebagian dengan:
Asam sulfat menghasilkan SSP: Ca3(PO4)2 + H2SO4 →Ca(H2PO4)2
+ CaSO4 tricalcium phosphate + sulphuric acid → [monocalcium
phosphate + gypsum] = SSP
Asam fosfat menghasilkan triple superphosphate (TSP) sebagai
berikut: Ca3(PO4) 2 + H3PO4 →Ca (H2PO4) 2tricalcium phosphate
+ asam fosfat →[monocalcium phosphate] = (TSP)
Kelarutan sebagian dari PR dengan jumlah asam sulfat yang lebih
sedikit untuk menghasilkan apa yang dikenal sebagai batuan fosfat
yang diasamkan sebagian (PAPRs).
2. Penggilingan halus mekanis PR reaktif untuk aplikasi langsung sebagai
pupuk.
3. Untuk evaluasi komersial PR, total konten P mereka ditentukan
menggunakan asam mineral kuat. Sebagian besar pupuk P dievaluasi oleh
"reaktif" atau "tersedia" bagian dari total konten fosfat. Ini didasarkan
pada kelarutan kimia, yang seharusnya sesuai dengan ketersediaan pabrik.
Beberapa pelarut digunakan untuk ekstraksi bagian "tersedia" dari Pupuk
P.
4. Air: untuk SSP, TSP, dll.; ekstraksi fosfat yang larut dalam air.
5. Amonium sitrat netral untuk SSP, PR, dll. Digunakan di beberapa negara
untuk menentukan fosfat kerja cepat. Dalam beberapa kasus, ekstrak
pertama dibuang dan ekstrak kedua diambil untuk evaluasi PR. Kelarutan
tinggi dalam sitrat (> 17 persen) menunjukkan reaktivitas tinggi.
6. Asam sitrat (2 persen) untuk nitro fosfat dan Thomas fosfat.
7. Asam format (2 persen) untuk PR di beberapa negara.
8. Kelarutan tinggi (> 55 persen) menunjukkan efektivitas tinggi.
3. Sumber Kalium
Pupuk kalium pertama adalah garam K mentah yang mengandung 13
persen K2O. Ini masih digunakan sampai batas tertentu untuk pemupukan
padang rumput untuk memasok K dan Na. Mereka juga diterima dalam
biofarming sebagai pupuk alami. K utama pupuk yang digunakan saat ini
adalah garam murni. Produksi kalium klorida (KCl) atau MOP melibatkan
penggilingan batuan garam, yang terdiri dari mineral seperti kainite (19
persen K2O) dan karnalit (K2O 17 persen). Komponen yang tidak
diinginkan seperti Na, Mg dan Cl kemudian dipisahkan, yang melibatkan
pemanasan (pembubaran garam) diikuti oleh kristalisasi KCl saat
pendinginan. Dalam proses flotasi yang lebih baru, kristal KCl
digabungkan dengan agen organik, melayang ke permukaan dan
dikeluarkan. Elektrostatik metode memisahkan kristal padat KCl dari
senyawa lain. Kalium sulfat diproduksi oleh reaksi kimia dari garam kasar
yang berbeda seperti juga oleh reaksi KCl dengan asam sulfat. Selain
endapan garam, ada produk limbah industri yang mengandung K, mis.
debu dari produksi semen, itu dapat berfungsi sebagai pupuk K (R. N.
Roy, et al, 2006).
4. Sumber Sulfur
Kebanyakan pupuk yang mengandung S sebenarnya adalah garam
senyawa sulfat yang juga mengandung nutrisi atau mikronutrien utama
lainnya. Pupuk yang mengandung S seperti AS, SSP dan SOP telah
dibahas di atas di bagian masing-masing pada pupuk yang mengandung
pupuk N, P atau K. Multinutrien termasuk NP / NPK kompleks yang
mengandung S juga pupuk cair (mis. amonium tiosulfat) dibahas di bagian
selanjutnya. Satu-satunya pupuk S bergizi tunggal adalah produk elemen S
(R. N. Roy, et al, 2006).
Beberapa sumber S adalah:
ammonium sulfat (NH4) 2 SO4: mengandung 24 persen S;
amonium sulfat nitrat (NH4) 2SO4.NH4NO3: mengandung 12 persen S;
SSP: mengandung 12 persen S;
amonium fosfat sulfat: mengandung 15 persen S;
kalium sulfat (K2SO4): mengandung 18 persen S;
kalium magnesium sulfat (K2SO4.2MgSO4): mengandung 22 persen S;
magnesium sulfat monohidrat (MgSO4.H2O): mengandung 22 persen S;
magnesium sulfat heptahidrat (MgSO4.7H2O): mengandung 13 persen S;
gypsum / phosphogypsum (CaSO4.2H2O): mengandung 13-17 persen S;
produk unsur S: mengandung 85-100 persen S;
belerang bentonit: mengandung 90 persen S;
pyrites (FeS2): mengandung 18–22 persen S;
garam sulfat mikronutrien: mengandung jumlah variabel S.
d. Pengangkutan Intravasikuler
Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju atas ini
berlangsung melalui berkas pengangkut, yaitu Xylem, sehingga proses
pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler. Setelah melewati sel – sel akar,
air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui
epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian
mengalir naik ke pembuluh xylem sampai pucuk tumbuhan (batang sampai ke
mesofil daun). Pembuluh Xylem (kayu) disusun oleh beberapa jenis sel,
namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan
mineral ini adalah sel – sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka
membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xylem seperti pipa kapiler ini
terjadi karena sel – sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi
(penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di
atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xylem.
2.6 Faktor lingkungan yang Mempengaruhi Sumber Nutrisi Pada
Tumbuhan
Faktor Internal
a. Gen
Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari
induk ke generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat
makhluk hidup dimana pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh,
warna bunga, dan rasa buah. Gen juga menentukan kemampuan
metabolisme sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut. Tanaman yang memiliki gen tumbuh
yang baik akan tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan
periodenya.
Meskipun faktor dari gen sangat penting, namun faktor ini bukan satu-
satunya yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Di
samping itu ada faktor lingkungan yang ikut berpengaruh. Misalnya pada tanaman
yang memiliki sifat unggul, hanya dapat tumbuh dengan cepat, berbuah lebat, dan
rasanya manis di lahan yang subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan
tandus dan kondisinya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini
tidak akan optimal.
b. Hormon
Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan
berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon
memberikan pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam
tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada tanaman ada beragam jenisnya.
1. Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan, pembelahan, dan
diferensiasi sel.
2. Giberlin, berperan untuk pembentukan biji serta perkembangan dan
perkecambahan embrio.
3. Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.
4. Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti
merangsang pembentukan akar dan cabang tanaman.
5. Asam absisat, berperan untuk proses penuaan dan gugurnya daun.
6. Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.
7. Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami
kerusakan jaringan.
Faktor Eksternal
a. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses
metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan
nutrisi berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses
fotosintesis, air dan karbon dioksida diubah menjadi zat makanan. Zat
hara tidak berperan langsung dalam proses fotosintesis, namun sangat
diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
b. Cahaya Matahari
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk
fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat
pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin
yang terdapat pada ujung batang.
c. Air dan Kelembaban
Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa
air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Kelembaban
mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh tanaman
mengurangi penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali
terhadap pemanjangan sel. Kelembaban juga penting untuk
mempertahankan stabilitas bentuk sel.
d. Suhu
Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Contohnya pada padi yang ditanam pada awal
musim kemarau dimana suhu rata-rata tinggi akan lebih cepat dipanen
daripada padi yang ditanam pada musim penghujan dimana suhu rata-
rata lebih rendah. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam
pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis,
penguapan, dan pernapasan pada tanaman dipengaruhi oleh suhu.
e. Tanah
Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila
kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan
unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain,
misalnya suhu, kandungan mineral, air, dan derajat keasaman atau pH.
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Nutrisi yang diperlukan oleh tumbuhan terdiri dari unsur mikronutrien dan
makronutrien.
2. Sumber Nutrisi TumbuhanSejumlah besar bahan beragam dapat berfungsi
sebagai sumber nutrisi tanaman. Ini dapat berupa limbah alami, sintetis,
daur ulang, atau serangkaian produk biologis termasuk inokulan mikroba
3. Peranan unsur mineral pada tumbuhan terdiri dari mikro dan makro yang
memiliki fungsi masing-masing.
4. Mekanisme proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses
imbibisi, difusi, osmosis dan transpor aktif
5. Penyerapan garam mineral oleh perakaran tumbuhan terbagi menjadi tiga
car, yaitu difusi, aliran massa dan akar yang tumbuh.
6. Faktor yang mempengaruhi pengangkutan mineral terdiri dari : a. Suhu b.
Konsentrsi pH c. Cahaya d. Pengudaraan tanah e. Interaksi
DAFTAR PUSTAKA
Adhimursandi, Doddy. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat
Kewirausahaan. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Mulawarman, Vol. 13, No. 1.
Anonim. 2009. Investing in the future: a united call to action on vitamin and
mineral deficiencies.www.unitedcalltoaction.org/download 12 Maret
2011.
Arifin Zainal. 2008. Beberapa unsur mineral esensial mikro dalam sistem biologi
dan metode analisisnya. Jurnal Litbang Pertanian 27(3): 99-105.
White, Philip & Brown, Patrick. 2010. Plant nutrition for sustainable
development and global health.Annals of Botany 105: 1073–1080, 2010