Anda di halaman 1dari 5

A.

Sanitas dan Higienitas


Pengertian Higiene dan sanitasi merupakan suatu tindakan atau upaya untuk
meningkatkan kebersihan dan kesehatan melalui pemeliharaan dini setiap individu dan
faktor lingkungan yang mempengaruhinya, agar individu terhindar dari ancaman kuman
penyebab penyakit (Depkes RI, 2005).Kata Higiene berasal dari Bahasa Yunani yaitu
"hygieine" yang beraarti healthfull dan dalam bahasa indonesia dapat diartikan sehat,
diambil dari nama seorang dewi kesehatan Yunani (Hygieia)
Aspek sanitasi lingkungan sangat luas cakupannya bahkan hampir di sebagian
besar kehidupan manusia. WHO telah membuktikan melalui penelitiannya di seluruh
dunia dengan menghasilkan data bahwa angka kematian (mortalitas), angka kematian
orang sakit (morbiditas) serta seringnya terjadi epidemi ditemukan di tempat-tempat yang
kondisi hygiene dan sanitasi lingkungannya buruk, seperti banyak sampah menumpuk,
lalat, nyamuk, kondisi air yang buruk, keadaan sosial ekonomi yang jelek. Dengan
demikian, sanitasi lingkungan sangat penting untuk mencegah berbagai timbulnya
penyakit dengan memutus atau mengendalikan faktor lingkungan yang menjadi mata
rantai penularan penyakit.
B. Kondisi dan kelayakan Pabrik Tahu yang seharusnya
Tahu merupakan salah satu makanan tradisional yang populer. Selain rasanya
enak, harganya murah dan nilai gizinya pun tinggi. Bahan makanan ini diolah dari kacang
kedelai. Meskipun berharga murah dan bentuknya sederhana, ternyata tahu mempunyai
mutu yang istimewa dilihat dari segi gizi. Hasil-hasil studi menunjukkan bahwa tahu
kaya protein bermutu tinggi, tinggi sifat komplementasi proteinnya, ideal untuk makanan
diet, rendah kandungan lemak jenuh dan bebas kholesterol, kaya mineral dan vitamin
(Koswara,2006).
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rizky Prayoga, 2009
tentang penilaian sanitasi pabrik tahu di Kota Semarang menghasilkanbahwa dari 14
industri pabrik tahu yang diteliti hanya terdapat 6 pabrik tahu yang memiliki persyaratan
sanitasi kondisi pabrik tahu memenuhi syarat dan terdapat 8 pabrik tahu yang memiliki
persyaratan sanitasi tidak memenuhi syarat. Pabrik tahu yang beroperasi di Kota
Gorontalo tercatat pada tahun 2011 terdapat 8 industri.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan semakin banyak dan berkembang
industri tahu dari tahun ke tahun yang seiring dengan tingginya kebutuhan masyarakat
akan bahan makanan yang terbuat dari kedelai ini mendorong industri tahu tidak lagi
memperhatikan hygiene sanitasi. Karena disisi lain pemilik insudtri tahu berpikir dengan
menggunakan system ekonomi yaitu dengan mengeluarkan modal yang kecil demi
keuntungan yang besar. Kondisi hygiene sanitasi industri tahu di Kota Gorontalo masih
kurang baik.
Hal ini terlihat dari tidak tersedianya fasilitas cuci tangan yang dilengkapi dengan
sabun. Lokasi, bangunan dan fasilitasnya masih kurang baik karena berada di dekat area
persawahan, dekat saluran air, bahkan dihalaman banyak sampah yang berserakan dan
dihinggapi lalat. Tempat pengolahan bahan bakunya pun terbuka hanya ada atap tanpa
ada langit-langit sementara dindingnya hanya seadanya saja. Sumber air bersih berasal
dari air PDAM, dan air sisa pembuangan hanya dibiarkan mengalir ke got-got sekitar
industri. Untuk pembuangan sampah, sampah hanya dibuang dihalaman dan pengolahan
selanjutnya adalah pembakaran dimana untuk pembakaran sampah ini bisa saja dapat
mengkontaminasi tahu.
Pada pengolahan makanan (Tahu) karyawannya sendiri masih kurang kesadaran
akan hygiene perseorangan hal ini terlihat dari karyawan industri tahuyang tidak
menggunakan celemek atau menggunakan baju yang tidak bersih pada saat mengolah
makanan kadang kala kalau udaranya sangat panas mereka membuka baju mereka.
Karyawan pun sering lupa untuk mencuci tangan sebelum mengolah makan. Hal-hal
demikianlah yang dapat mengkontaminasi makanan tahu.
C. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu
Pengolahan limbah cair secara umumterbagi tiga metode, yaitu: pengolahanlimbah
cairsecara fisika,kimia, danbiologis ( Woodard Frank,2001)
a. Pengolahan secara Biologis
Pengolahan limbah cair industritahusecara biologis merupakanpengolahan yang
melibatkan keberadaan mikroorganisme untuk mendegradasi bahan organik yang berada
padasistem pengolahan (Woodard, 2001)
1. Pengeolahan secara Biofilter
Pengolahan biofilter merupakan reaktor biologis dengan bangun tetap dimana
mikroorganisme melekat pada permukaan media yang kaku seperti plastik atau batu
(Metcalf,dkk,2003). Pengolahan biofil terdapat dilakukan dalam kondisi anaerobik,
aerobik atau gabungan anaerobik-aerobik, proses anaerobik dilakukan tanpa oksigen
dalam reaktor danproses aerobik dilakukan dalam kondisi adanya oksigen terlarut pada
reactor (Said, 2002). Pengolahan Biofiter fixed bed digester merupakan system
pengolahan limbah cair industri tahuyang mengandung bahan berpori tetap, bakteri
dilekatkanpada permukaan media, aliran air limbah pada proses ini dilakukan dengan
aliran atas ke bawah (down flow) (Woodard, 2001).
2. Biodegradasi dengan Biofilter
Biodegradasi pada pengolahan biofilter anaerobik dilakukan dengan
memanfaatkan mikroorganisme dalam mendegradasi substrat dalam kandungan limbah
cair menjadi bahan bebas pencemaran (Metcalf, dkk, 2003). Pengolahan ini
mengakibatkan pembentukan biogas dengan konversi biologis anaerob dalam proses
biometanas\
3. Proses Biometanasipada Biofilter
a. Transformasi mediator yang dimediasi enzim dari bahan organik yang tidak larut dan
senyawa massa molekul yang lebih tinggi (limbah organik, karbohidrat, protein, dan
lemak) menjadi bahan organik terlarut atau senyawa yang sesuai sebagai sumber
energi dan karbonsel (monosakarida,danasam amino), tahap ini disebut hidrolisis dan
dilakukan oleh anaerob ketat (bactericides,dan clostridia) dan bakteri fakultatif
(streptococci sp.,) (Garcia Heras, 2003)
b. Proses asidogenesis dan asetogenesis, dimana bakteri fermentasi melakukan
fermentasi produk yang dihasilkan dari tahap hidrolisis menjadi asam lemak
volatil/volatile fatty acid(VFA) (asam propionat, butirat) selanjutnya, bakteri asetogen
(asetat hidrogen) mengubah VFA bersama dengan etanol menjadi asam asetat, H2
dan CO2, dikenal sebagai asetogenesis (Sreekrishnan, T. R., Kohli, S., Rana, 2004).
c. Pembentukan biogas, asam asetat, hydrogen dan karbon dioksida diubah menjadi
campuran metana dan karbon dioksidaoleh bakteri metanogenik, bakteri metanogenik
merupakan bakteri yang dimanfaatkan sebagai pelarut asetat (methanosarcina spp,
dan methanothrix sp.) pelarut hidrogen dan format (methanobacterium, dan
methanococcus) (Khanal, 2011).
Referensi :

Garcia Heras, J. L. (2003). Reactor Sizing, Process Kinetics and Modelling of Anaerobic
Digestion of Complex Wastes. Biomethanization of the Organic Fraction Of Municipal
Solid Wastes, 31-43

Khanal, S. K. (2011). Anaerobic Biotechnology for Bioenergy Production: Principles and


Applications. John Wiley & Sons: Ltd. Iowa. USA.

Koswara, 2006, Teknologi Modifikasi Pati. Ebook Pangan

Metcalf. Eddy. (2003). Wastewater Engineering Treatment, Disposal and Reuse. 4th ed:
McGraw Hill Book Co. New York.

Said, N. I. (2002). Teknologi Pengolahan Limbah Cair dengan Proses Biologis. Teknologi
Pengolahan Limbah Cair Industri, (79-147)

Sreekrishnan, T. R., Kohli, S., & Rana, V. (2004). Enhancement of Biogas Production from
Solid Substrates Using Different Techniques. a review. Bioresource technology, 95(1),
1-10.

Woodard, F. (2001). Industrial Waste Treatment Handbook. Butterworth Heinemann: Oxford.


UK

Anda mungkin juga menyukai