FISIOLOGI TUMBUHAN
NUTRISI TANAMAN
OLEH:
KELOMPOK V
Artika Maulida : (180104035)
Sais Sularsah : (180104037)
Milleni Safitri : (180104040)
Ulfa Desiana Putri : (180104050)
i
KATA PENGANTAR
Kelompok V
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
BAB III METODOLOGI......................................................................................6
A. Pelaksanaan..............................................................................................6
B. Alat dan Bahan.........................................................................................6
C. Cara kerja.................................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................8
A. Hasil pengamatan....................................................................................8
B. Analisis data............................................................................................9
C. Pembahasan..........................................................................................1O
BAB V PENUTUP................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................12
B. Saran......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk hidup dari lingkungannya.
Nutrisi yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terdiri
dari hara makro dan hara mikro. Hara makro diperlukan tanaman dalam
jumlah yang relatif banyak, sedangkan hara mikro diperlukan tumbuhan
dalam jumlah yang relatif sedikit.
Makronutrien merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman
dalam jumlah yang banyak. Yang terbagi lagi dalam unsur utama dan unsur
sekunder. Elemen makronutrien yang tergolong di dalam unsur utama ialah
Karbon (C), Hidrogen (H) , Oksigen (O) ,Nitrogen (N) , Fosforus(P) dan
Kalium(K). Unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen cukup mudah
diperoleh tanaman melalui udara dan air. Unsur-unsur nitrogen, fosfordan
kalium biasanya diberikan kepada tanaman melalui pemupukan. Setiap unsur
ini mempunyai peranan tersendiri dalam kegiatan hidup suatu tanaman.
Unsur-unsur esensial tersebut diperlukan oleh tumbuhan untuk proses
tumbuh dan berkembang serta sangat penting dalam melengkapi siklus
hidupnya. Oleh karena itu, keberadaan unsur-unsur esensial ini tidak dapat
digantikan oleh unsur-unsur yang lainnya, selain fungsi dari unsur-unsur
tersebut bersifat langsung.
Pada kondisi tertentu, tanaman dapat kekurangan salah satu unsur hara
yang diperlukan yang berakibat pada timbulnya gejala-gejala defisiensi yang
kadangkala gejala tersebut sangat khas untuk unsur tertentu secara
bersamaan. Melalui medium kultur ini, gejala kekurangan hara tertentu akan
dengan mudah dapat diamati (Rahayu, 2011)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gejala yang ditimbulkan tanaman Jarak akibat kekurangan hara
tertentu?
C. Tujuan Penelitian
1
Untuk mengamati gejala yang ditimbulkan tanaman Jarak akibat kekurangan
hara tertentu.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam
tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16
unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan
siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro
dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai
unsur -unsur esensial. Menurut ARNON dan STOUT ada tiga kriteria yang harus
dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial seperti, Unsur
tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal
(biji - -- biji). Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses
biokhemis tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan
atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain. Peranan dari unsur tersebut
dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak
langsung (Guritno, 1995).
Semua tanaman membutuhkan unsur–unsur hara esensial. Terdapat 16
unsur hara esensial bagi tumbuhan, sebagian besar diperoleh dari dalam tanah
yaitu sebanyak 13 jenis, sisanya yaitu C, H dan O berasal dari udara. Berdasarkan
perbedaan konsentrasinya yang dianggap berkecukupan dalam jaringan tumbuhan,
maka unsur hara esensial dibedakan menjadi unsur makro dan unsur mikro. Yang
tergolong unsur makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S) adalah unsur esensial
dengan konsentrasi 0,1 % (1000 ppm) atau lebih; sedangkan unsur dengan
konsentrasi kurang dari 0,1 % digolongkan sebagai unsur mikro (Cl, Fe, B, Mn,
Zn, Cu dan Mo). Kekurangan unsur hara akan menyebabkan terjadinya
hambatan dalam pertumbuhan dan gejala-gejala lain yang dapat mengganggu
mutu pertumbuhan tanaman dan pada akhirnya menurunkan produksi yang
dihasilkan (Filter, 1991).
Efek yang merugikan dari kekurangan unsur hara tergantung dari macam
tanaman dan macam unsurnya.Gangguan pada tanaman dapat terjadi karena efek
langsung dari unsur-unsur tertentu pada protoplasma sel-sel tanaman termasuk
gangguan pada enzim-enzimnya atau gangguan pada fungsi-fungsi utamanya.
Selain itu unsur-unsur tertentu dapat pula mengganggu absorbsi atau fungsi dari
4
unsur-unsur lainnya sehingga akan timbul gejala defisiensi dari unsur yang
diganggu (Sitompul, 1995).
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan
berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap
jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Oleh
karena itu anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih rasional dan
berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan hara
tanaman itu sendiri sehingga efisiensi penggunaan pupuk dan produksi meningkat
tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan (Salisbury, 1992).
5
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Mei 2020
b. Waktu : 15.54 – 16.30 WITA
c. Tempat : Stay at home
B. Alat dan Bahan
a. Botol bermulut lebar atau wadah dengan kapasitas minimal 250 ml 8 buah
b. Kertas karbon
c. Tutup botol dari bahan gabus atau bahan steroform
d. Kapas
e. Gelas ukur
f. Gelas beker
g. Pipet
h. Pisau atau gunting
i. Spesies tanaman jarak untuk percobaan, 8×3 buah.
j. Larutan makronutrien, yang masing-masing dengan konsentrasi 1 M,
terdiri dari :
1. Ca(NO3)2
2. KNO3
3. MgSO4.7H2O
4. KH2PO4
5. NaNO3
6. MgCl2
7. NaSO4
8. CaCl2
9. KCl
k. Larutan mikro nutrient, yang terdiri dari :
1. H3BO3 2,86 g
2. MnCl2.4H2O 1,81 g
6
3. ZnCl2 0,11 g
4. CuCl2.2H2O 0,05 g
5. NaMo4.2H2O 0,025 g
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Siapkan larutan media yang di perlukan.
3. Berilah label pada setiap botol sesuai dengan jenis perlakuan yang
diberikan. Misalnya –N untuk difisiensi N dst.
4. Isi tiap botol percobaan dengan larutan media 250 ml, kemudian berilah
tanda tinggi larutan dalam botol dengan menggunakan spidol tahan air.
5. Memasukkan tamaman ke dalam setiap botol melalui lubang tutup botol
sebagai penyangga.
6. Bungkus botol tersebut dengan kertas karbon, sehingga bagian akar
terlindung dari cahaya.
7. Simpan tanaman percobaan pada green house, kemudian periksa tinggi
larutan setiap minggu dalam satu bulan.
8. Susutnya larutan di dalam botol harus digantikan oleh aquades sehingga
mencapai tinggi semula.
9. Ganti larutan secara keseluruhan setiap minggu.
10. Catat hasol pengamatan selama percobaan berupa gejala-gejala
yang muncul akibat kekurangan salah satu hara dalam medium tanamnya.
11. Percobaan ini memakan waktu 4 minggu
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
– N 150 80 Akar
bertambah
banyak
3 – Mg 150 0 Akar
bertambah
banyak daun
8
segar
– N 10 50 Akar – N
bertambah
banyak
– N 150 25 Akar
bertambah
banyak
– K 150 150 Akar tetap
B. Analisis Data
Pada minggu pertama unsur –Mg dari volume awal 150 ml menjadi
125 dan akar bertambah banyak, daun bertambah banyak, -N dari volume
awal 150 ml menjadi 150 ml, akar tidak ada perubahan. Pada minggu kedua
unsur –Mg volume awal 150 ml menjadi 105 ml dan akar bertambah banyak
dibandingkan saat minggu pertama. Unsur –N volume awal 150 ml menjadi
80 ml dan akar menjadi bertambah banyak sedangkan pada unsur –K volume
awalnya 150 ml dan volume akhirnya tidak berubah atau tetap 150 ml dengan
akar tetap tidak mengalami perubahan.
Pada minggu ketiga unsur –Mg volume awalnya 150 ml dan volume
akhir 0 ml akar bertambah banyak, unsure –N volume awalnya adalah 150 ml
dan volume akhirnya 50 ml, unsure K volume awalnya 150 ml dan volume
akhirnya 150 dengan tidak ada perubahan pada akar. Minggu keempat unsur
-Mg volume awalnya adalah 150 ml volume akhirnya 75 ml akar banyak,
unsure –N volume awal 150 ml dan volume akhir 25 ml, akar banyak dan
unsure-K volume awal 150 ml dan volume akhir 150 ml dengan akar tetap.
C. Pembahasan
Lakitan (1993) dalam Anonim 2011 menyatakan gejala defisiensi hara
dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun yang terhambat (kerdil)
9
dan klorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman. N sebagai penyusun
protein dan Mg sebagai penyusun klorofil, sehingga defisiensinya dapat
menyebabkan hambatan pertumbuhan dan klorosis. Tjitrosomo (1985) dalam
Anonim 2011 menyatakan defisiensi salah satu unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman akan menyebabkan terganggunya metabolisme sehingga
menghambat pertumbuhan. Kekurangan unsur nitrogen (N) menyebabkan
tajuk daun berwarna hijau terang, daun tua menguning, kering dan berwarna
coklat muda. Tanaman yang kekurangan N daunnya akan layu dan tampak
kuning. Kekurangan N menyebabkan pertumbuhan tanaman tertekan dan
daun-daun menjadi kering, gejala klorosis mula-mula timbul pada daun yang
tua sedangkan daun-daun muda tetap berwarna hijau. Apabila akar tidak
dapat mengambil cukup unsure N untuk pertumbuhannya maka senyawa N di
dalam daun-daun yang tua menjalani proses autolisis, protein dirubah menjadi
bentuk yang larut dan ditranslokasi ke bagian-bagian yang muda dimana
jaringan meristemnya masih aktif. Pada keadaan kandungan N yang rendah
sekali, daun akan menjadi coklat dan mati.
Pada penelitian tanaman jarak ini tidak mengalami perubahan akan
tetapi akar semakin bertambah banyak dan daun berwarna hijau. Minggu
pertama larutan tidak berkurang karena kemungkinan tumbuhan tidak
memerlukan larutan yang minus unsur N karena unsur N merupakan unsur
makro yang penting bagi tanaman. Pada minggu kedua hingga minggu
keempat tanaman Jarak ini menyerap larutan dengan baik hal ini dibuktikan
dengan adanya penurunan volume air. Kemungkinan tanaman jarak ini
memiliki adaptasi yang baik terhadap lingkungan yang ekstrim sekalipun.
Kekurangan unsur Magnesium (Mg) akan mengakibatkan daun
berwarna kekuningan. Hal ini terjadi karena Mg menyebabkan tanaman tidak
mampu berfotosintesis dengan baik. Fungsi Mg adalah sebagai penyusun
klorofil dan dapat bergabung dengan ATP.
Dalam berbagai reaksi. Mg juga merupakan aktivator dari berbagai
enzim dalam reaksi fotosintesis, respirasidan pembentuk DNA dan RNA.
Pada penelitian tanaman jarak ini tidak mengalami perubahan akan tetapi akar
10
semakin bertambah banyak dan daun berwarna hijau. Minggu pertama larutan
berkurang karena larutan yang diserap merupakan larutan –Mg dan masih
banyak unsur lain yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga larutan tersebut
tetap diserap oleh tanaman. Pada minggu kedua hingga minggu keempat
tanaman Jarak ini menyerap larutan dengan baik hal ini dibuktikan dengan
adanya penurunan volume larutan. Air merupakan cairan yang berisi hara
sehingga tanaman Jarak menyerap air dengan maksimal dibandingkan saat
hanya diberi larutan –Mg. Kemungkinan tanaman jarak ini memiliki adaptasi
yang baik terhadap lingkungan yang ekstrim sekalipun.
Defisiensi unsur K daun-daun menjadi kuning, melemahkan batang
dari tanaman biji-bijian dan mengakibatkan mudah rebah. Kekurangan kalium
akan menyebabkan produksi tanaman berkurang. Kekurangan kalium juga
mengurangi resistensi terhadap penyakit. Serangan pouldry dan penyakit
busuk akar pada tanaman alfalfa, mildew pada gandum bertambah hebat pada
tanah-tanah yang kekurangan kalium. Pengaruh kalium juga terlihat pada
kualitas buah. Pada tanaman jarak ini tidak ada perubahan baik dalam volume
larutan maupun akar dan daunnya. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh
tanaman jarak yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik sehingga tidak
mengalami perubahan akibat defisiensi yang ekstrim walaupun tidak ada
pertumbuhan akar yang terlihat jelas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan yakni
unsur hara sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Kekurangan
hara juga dipengaruhi oleh adaptasi tanaman tersebut terhadap kondisi kritis
sehingga gejala kekurangan hara menjadi tidak nampak tanaman jarak
memiliki tingkat adaptasi yang tinggi.
B. Saran
Sangat di sayangkan praktikum kali ini harus berhadapan dengan
pandemic covid-19 sehingga praktikum ini tidak berjalan dengan lancar dan
tidak ada bimbingan dari yang sudah ahli atau co.ass dan dosen pengampu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Persada.
Press.