Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN
NUTRISI TANAMAN

OLEH:
KELOMPOK V
Artika Maulida : (180104035)
Sais Sularsah : (180104037)
Milleni Safitri : (180104040)
Ulfa Desiana Putri : (180104050)

JURUSAN TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat


dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat mengerjakan tugas ini tanpa adanya
halangan. Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah dan rekan-
rekan yang bersedia memberikan waktu untuk menyelesaikan laporan ini.
Laporan Praktikum Nutrisi Tanaman ini disusun berdasarkan hasil
pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan dan dibahas dengan dukungan
oleh literatur yang relevan dengan pengamatan dan percobaan yang telah
dilaksanakan.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini dari segi penulisan dan
penyajian materi masih sangat jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk lebih
kearah perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.

Mataram, 16 Mei 2020

Kelompok V

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
BAB III METODOLOGI......................................................................................6
A. Pelaksanaan..............................................................................................6
B. Alat dan Bahan.........................................................................................6
C. Cara kerja.................................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................8
A. Hasil pengamatan....................................................................................8
B. Analisis data............................................................................................9
C. Pembahasan..........................................................................................1O
BAB V PENUTUP................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................12
B. Saran......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk hidup dari lingkungannya.
Nutrisi yang esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terdiri
dari hara makro dan hara mikro. Hara makro diperlukan tanaman dalam
jumlah yang relatif banyak, sedangkan hara mikro diperlukan tumbuhan
dalam jumlah yang relatif sedikit.
Makronutrien merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman
dalam jumlah yang banyak. Yang terbagi lagi dalam unsur utama dan unsur
sekunder. Elemen makronutrien yang tergolong di dalam unsur utama ialah
Karbon (C), Hidrogen (H) , Oksigen (O) ,Nitrogen (N) , Fosforus(P) dan
Kalium(K). Unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen cukup mudah
diperoleh tanaman melalui udara dan air. Unsur-unsur nitrogen, fosfordan
kalium biasanya diberikan kepada tanaman melalui pemupukan. Setiap unsur
ini mempunyai peranan tersendiri dalam kegiatan hidup suatu tanaman.
Unsur-unsur esensial tersebut diperlukan oleh tumbuhan untuk proses
tumbuh dan berkembang serta sangat penting dalam melengkapi siklus
hidupnya. Oleh karena itu, keberadaan unsur-unsur esensial ini tidak dapat
digantikan oleh unsur-unsur yang lainnya, selain fungsi dari unsur-unsur
tersebut bersifat langsung.
Pada kondisi tertentu, tanaman dapat kekurangan salah satu unsur hara
yang diperlukan yang berakibat pada timbulnya gejala-gejala defisiensi yang
kadangkala gejala tersebut sangat khas untuk unsur tertentu secara
bersamaan. Melalui medium kultur ini, gejala kekurangan hara tertentu akan
dengan mudah dapat diamati (Rahayu, 2011)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gejala yang ditimbulkan tanaman Jarak akibat kekurangan hara
tertentu?
C. Tujuan Penelitian

1
Untuk mengamati gejala yang ditimbulkan tanaman Jarak akibat kekurangan
hara tertentu.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengetahuan tentang nutrisi tanaman telah dihimpun sejak zaman sebelum


masehi, misalnya diketahui dari penemuan Herodatus pada 2500 SM di lahan
pertanian Mesopotamia (daerah yang dibatasi oleh delta tigris dan sungai Euphrat)
diketemukan fakta bahwa bila tanaman satu jenis ditanam terus-menerus pada
lahan yang sama mengakibatkan kesuburan tanahnya menurun. Namun apabila
tanah tersebut diberi pupuk kandang maka kesuburan tanahnya dapat
dipertahankan, dengan perkataan lain bahwa organ tanaman yang dipanen
menguras bahan-bahan yang ada dalam tanah sehingga tanpa penambahan bahan
pupuk kandang mengakibatkan banyak bahan yang terkuras akhirnya kesuburan
tanah dan hasil tanaman makin berkurang. Dari penemuan tersebut sudah
diketahui bahwa adanya indikasi bahwa terdapat sumber makanan yang berada
dalam tanah dan berguna bagi tanaman (Heddy, 1990).
Pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai proses bertambahnya
ukuran dan jumlahsel-sel tanaman yang diikuti adanya pertumbuhan berat kering
tanaman, sedangkan perkembangan tanaman dapat diartikan sebagai suatu proses
menuju tercapainya kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terbagi menjadi dua fase yaitu fase pertumbuhan vegetatif dan fase pertumbuhan
generatif. Pada fase pertumbuhan vegetatif, perbandingan atau rasio daun (pucuk)
dan akar sangat menentukan perkembangan selanjutnya terutama dalam hal
produksi. Bila pertumbuhan akar lebih cepat dari daun (pucuk) maupun
sebaliknya akan berpengaruh kurang baik pada pertumbuhan dan produksi
tanaman itu sendiri. Disini jelas dibutuhkan adanya keseimbangan antara rasio
pertumbuhan daun dengan akar. Artinya agar baik pertumbuhan akar maupun
daun sama-sama tumbuh dan berkembang secara normal dan seimbang tanpa
saling mendominasi (Lakitan, 2007).
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh
dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor
lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan

3
produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam
tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16
unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan
siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro
dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai
unsur -unsur esensial. Menurut ARNON dan STOUT ada tiga kriteria yang harus
dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial seperti, Unsur
tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal
(biji - -- biji). Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses
biokhemis tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan
atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain. Peranan dari unsur tersebut
dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak
langsung (Guritno, 1995).
Semua tanaman membutuhkan unsur–unsur hara esensial. Terdapat 16
unsur hara esensial bagi tumbuhan, sebagian besar diperoleh dari dalam tanah
yaitu sebanyak 13 jenis, sisanya yaitu C, H dan O berasal dari udara. Berdasarkan
perbedaan konsentrasinya yang dianggap berkecukupan dalam jaringan tumbuhan,
maka unsur hara esensial dibedakan menjadi unsur makro dan unsur mikro. Yang
tergolong unsur makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S) adalah unsur esensial
dengan konsentrasi 0,1 % (1000 ppm) atau lebih; sedangkan unsur dengan
konsentrasi kurang dari 0,1 % digolongkan sebagai unsur mikro (Cl, Fe, B, Mn,
Zn, Cu dan Mo). Kekurangan unsur hara akan menyebabkan terjadinya
hambatan dalam pertumbuhan dan gejala-gejala lain yang dapat mengganggu
mutu pertumbuhan tanaman dan pada akhirnya menurunkan produksi yang
dihasilkan (Filter, 1991).
Efek yang merugikan dari kekurangan unsur hara tergantung dari macam
tanaman dan macam unsurnya.Gangguan pada tanaman dapat terjadi karena efek
langsung dari unsur-unsur tertentu pada protoplasma sel-sel tanaman termasuk
gangguan pada enzim-enzimnya atau gangguan pada fungsi-fungsi utamanya.
Selain itu unsur-unsur tertentu dapat pula mengganggu absorbsi atau fungsi dari

4
unsur-unsur lainnya sehingga akan timbul gejala defisiensi dari unsur yang
diganggu (Sitompul, 1995).
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan
berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap
jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Oleh
karena itu anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih rasional dan
berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan hara
tanaman itu sendiri sehingga efisiensi penggunaan pupuk dan produksi meningkat
tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan (Salisbury, 1992).

5
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Mei 2020
b. Waktu : 15.54 – 16.30 WITA
c. Tempat : Stay at home
B. Alat dan Bahan
a. Botol bermulut lebar atau wadah dengan kapasitas minimal 250 ml 8 buah
b. Kertas karbon
c. Tutup botol dari bahan gabus atau bahan steroform
d. Kapas
e. Gelas ukur
f. Gelas beker
g. Pipet
h. Pisau atau gunting
i. Spesies tanaman jarak untuk percobaan, 8×3 buah.
j. Larutan makronutrien, yang masing-masing dengan konsentrasi 1 M,
terdiri dari :
1. Ca(NO3)2
2. KNO3
3. MgSO4.7H2O
4. KH2PO4
5. NaNO3
6. MgCl2
7. NaSO4
8. CaCl2
9. KCl
k. Larutan mikro nutrient, yang terdiri dari :
1. H3BO3 2,86 g
2. MnCl2.4H2O 1,81 g

6
3. ZnCl2 0,11 g
4. CuCl2.2H2O 0,05 g
5. NaMo4.2H2O 0,025 g
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Siapkan larutan media yang di perlukan.
3. Berilah label pada setiap botol sesuai dengan jenis perlakuan yang
diberikan. Misalnya –N untuk difisiensi N dst.
4. Isi tiap botol percobaan dengan larutan media 250 ml, kemudian berilah
tanda tinggi larutan dalam botol dengan menggunakan spidol tahan air.
5. Memasukkan tamaman ke dalam setiap botol melalui lubang tutup botol
sebagai penyangga.
6. Bungkus botol tersebut dengan kertas karbon, sehingga bagian akar
terlindung dari cahaya.
7. Simpan tanaman percobaan pada green house, kemudian periksa tinggi
larutan setiap minggu dalam satu bulan.
8. Susutnya larutan di dalam botol harus digantikan oleh aquades sehingga
mencapai tinggi semula.
9. Ganti larutan secara keseluruhan setiap minggu.
10. Catat hasol pengamatan selama percobaan berupa gejala-gejala
yang muncul akibat kekurangan salah satu hara dalam medium tanamnya.
11. Percobaan ini memakan waktu 4 minggu

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan

Minggu ke- Unsur yang Volume Volume Akhir Keterangan


digunakan Awal

1 – Mg 150 125 Akar


bertambah
banyak

– N 150 150 Akar


bertambah
banyak
– K 150 150 Tidak ada
perubahan

2 – Mg 150 105 Akar


bertambah
banyak

– N 150 80 Akar
bertambah
banyak

– K 150 150 Akar tetap

3 – Mg 150 0 Akar
bertambah
banyak daun

8
segar
– N 10 50 Akar – N
bertambah
banyak

– K 150 150 Akar tetap


4 – Mg 150 75 Akar banyak

– N 150 25 Akar
bertambah
banyak
– K 150 150 Akar tetap

B. Analisis Data
Pada minggu pertama unsur –Mg dari volume awal 150 ml menjadi
125 dan akar bertambah banyak, daun bertambah banyak, -N dari volume
awal 150 ml menjadi 150 ml, akar tidak ada perubahan. Pada minggu kedua
unsur –Mg volume awal 150 ml menjadi 105 ml dan akar bertambah banyak
dibandingkan saat minggu pertama. Unsur –N volume awal 150 ml menjadi
80 ml dan akar menjadi bertambah banyak sedangkan pada unsur –K volume
awalnya 150 ml dan volume akhirnya tidak berubah atau tetap 150 ml dengan
akar tetap tidak mengalami perubahan.
Pada minggu ketiga unsur –Mg volume awalnya 150 ml dan volume
akhir 0 ml akar bertambah banyak, unsure –N volume awalnya adalah 150 ml
dan volume akhirnya 50 ml, unsure K volume awalnya 150 ml dan volume
akhirnya 150 dengan tidak ada perubahan pada akar. Minggu keempat unsur
-Mg volume awalnya adalah 150 ml volume akhirnya 75 ml akar banyak,
unsure –N volume awal 150 ml dan volume akhir 25 ml, akar banyak dan
unsure-K volume awal 150 ml dan volume akhir 150 ml dengan akar tetap.
C. Pembahasan
Lakitan (1993) dalam Anonim 2011 menyatakan gejala defisiensi hara
dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun yang terhambat (kerdil)

9
dan klorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman. N sebagai penyusun
protein dan Mg sebagai penyusun klorofil, sehingga defisiensinya dapat
menyebabkan hambatan pertumbuhan dan klorosis. Tjitrosomo (1985) dalam
Anonim 2011 menyatakan defisiensi salah satu unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman akan menyebabkan terganggunya metabolisme sehingga
menghambat pertumbuhan. Kekurangan unsur nitrogen (N) menyebabkan
tajuk daun berwarna hijau terang, daun tua menguning, kering dan berwarna
coklat muda. Tanaman yang kekurangan N daunnya akan layu dan tampak
kuning. Kekurangan N menyebabkan pertumbuhan tanaman tertekan dan
daun-daun menjadi kering, gejala klorosis mula-mula timbul pada daun yang
tua sedangkan daun-daun muda tetap berwarna hijau. Apabila akar tidak
dapat mengambil cukup unsure N untuk pertumbuhannya maka senyawa N di
dalam daun-daun yang tua menjalani proses autolisis, protein dirubah menjadi
bentuk yang larut dan ditranslokasi ke bagian-bagian yang muda dimana
jaringan meristemnya masih aktif. Pada keadaan kandungan N yang rendah
sekali, daun akan menjadi coklat dan mati.
Pada penelitian tanaman jarak ini tidak mengalami perubahan akan
tetapi akar semakin bertambah banyak dan daun berwarna hijau. Minggu
pertama larutan tidak berkurang karena kemungkinan tumbuhan tidak
memerlukan larutan yang minus unsur N karena unsur N merupakan unsur
makro yang penting bagi tanaman. Pada minggu kedua hingga minggu
keempat tanaman Jarak ini menyerap larutan dengan baik hal ini dibuktikan
dengan adanya penurunan volume air. Kemungkinan tanaman jarak ini
memiliki adaptasi yang baik terhadap lingkungan yang ekstrim sekalipun.
Kekurangan unsur Magnesium (Mg) akan mengakibatkan daun
berwarna kekuningan. Hal ini terjadi karena Mg menyebabkan tanaman tidak
mampu berfotosintesis dengan baik. Fungsi Mg adalah sebagai penyusun
klorofil dan dapat bergabung dengan ATP.
Dalam berbagai reaksi. Mg juga merupakan aktivator dari berbagai
enzim dalam reaksi fotosintesis, respirasidan pembentuk DNA dan RNA.
Pada penelitian tanaman jarak ini tidak mengalami perubahan akan tetapi akar

10
semakin bertambah banyak dan daun berwarna hijau. Minggu pertama larutan
berkurang karena larutan yang diserap merupakan larutan –Mg dan masih
banyak unsur lain yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga larutan tersebut
tetap diserap oleh tanaman. Pada minggu kedua hingga minggu keempat
tanaman Jarak ini menyerap larutan dengan baik hal ini dibuktikan dengan
adanya penurunan volume larutan. Air merupakan cairan yang berisi hara
sehingga tanaman Jarak menyerap air dengan maksimal dibandingkan saat
hanya diberi larutan –Mg. Kemungkinan tanaman jarak ini memiliki adaptasi
yang baik terhadap lingkungan yang ekstrim sekalipun.
Defisiensi unsur K daun-daun menjadi kuning, melemahkan batang
dari tanaman biji-bijian dan mengakibatkan mudah rebah. Kekurangan kalium
akan menyebabkan produksi tanaman berkurang. Kekurangan kalium juga
mengurangi resistensi terhadap penyakit. Serangan pouldry dan penyakit
busuk akar pada tanaman alfalfa, mildew pada gandum bertambah hebat pada
tanah-tanah yang kekurangan kalium. Pengaruh kalium juga terlihat pada
kualitas buah. Pada tanaman jarak ini tidak ada perubahan baik dalam volume
larutan maupun akar dan daunnya. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh
tanaman jarak yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik sehingga tidak
mengalami perubahan akibat defisiensi yang ekstrim walaupun tidak ada
pertumbuhan akar yang terlihat jelas.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

11
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan yakni
unsur hara sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Kekurangan
hara juga dipengaruhi oleh adaptasi tanaman tersebut terhadap kondisi kritis
sehingga gejala kekurangan hara menjadi tidak nampak tanaman jarak
memiliki tingkat adaptasi yang tinggi.
B. Saran
Sangat di sayangkan praktikum kali ini harus berhadapan dengan
pandemic covid-19 sehingga praktikum ini tidak berjalan dengan lancar dan
tidak ada bimbingan dari yang sudah ahli atau co.ass dan dosen pengampu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman.

Yogyakarta. UGM Press.

Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.

Yogyakarta. UGM Press.

Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. . Jakarta. Rajawali Press

Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta. Raja Grafindo

Persada.

Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung. ITB Press..

Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta. UGM

Press.

Anda mungkin juga menyukai