Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN

PANGAN

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

Oleh:

MULIYANA
NIM. D1E120026

JURUSAN/PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

Laporan
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian praktikum Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Pangan

Oleh:

MULIYANA
NIM. D1E120026

JURUSAN/PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIA


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Budidaya Tanaman Jagung (Zea mays)

Nama : Muliyana

NIM : D1E120026

Kelas : Penyuluh Pertanian-B

Menyetujui,

Koordinator Asisten Praktikum Mata Kuliah Asisten Praktikum Mata


Teknologi Budidaya Tanaman Pangan, Kuliah Teknologi Budidaya
Tanaman Pangan,

Muhammad safarrudin Amar Muarif Musa. S.P


NIM. D1B117083

Mengetahui,

Koordinator Mata Kuliah Koordinator Praktikum Mata


Teknologi Budidaya Tanaman Pangan, Kuliah Teknologi Budidaya
Tanaman Pangan,

Prof. Dr. Halim, S.P, M.P. Waode Nuraida, S.P, M.P.


NIP. 197310282003121 NIDN. 009108806002

Tanggal Disetujui :
HALAMAN PERSETUJUAN ASISTEN

Judul : Budidaya Tanaman Jagung (Zea mays)

Nama : Muliyana

NIM : D1E120026

Kelas : Penyuluh Pertanian-B

Telah diperiksa dan telah diperbaiki sesuai dengan saran-saran asisten praktikum
Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Pangan.

Kendari, Januari 2023

Asisten Praktikum:

1. Muhammad Safarrudin (D1B117083) (…………………)

2. Amar Muarif Musa S.P (…………………)

3. Ardiansyah S.P (…………………)

4. Muhammad Aprizal S.P (…………………)


UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat

serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian kegiatan

praktikum dan penyusunan laporan lengkap praktikum Teknologi Budidaya

Tanaman Pangan. Dalam menyelesaikan laporan lengkap ini, penulis tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk, arahan dan

saran yang berarti selama kegiatan praktikum Teknologi Budidaya Tanaman

Pangan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. H. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc. selaku Rektor

Universitas Halu Oleo, Prof. Dr. Ir. H. R. Marsuki Iswandi, M.Si. selaku

Dekan Fakultas Pertanian, Salahuddin, S.P., M.Sc. selaku Ketua Jurusan

Penyuluhan Pertanian yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada

penulis untuk mengikuti pendidikan di Jurusan Penyuluhan Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Halu Oleo.

2. Prof. Dr. Halim, S.P., M.P. koordinator mata kuliah Teknologi Budidaya

Tanaman Pangan.

3. Waode Nuraida, S.P, M.P. selaku Koordinator praktikum Teknologi

Budidaya Tanaman Pangan.

4. Semua teman yang selalu membantu, tak lupa kepada kedua orang tua yang

selalu menjadi semangat bagi penulis untuk menyelesaikan laporan ini.


Serta kepada Semua asisten dosen pada praktikum Mata Kuliah Teknologi

Budidaya Tanaman Pangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, karena

telah rela meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu, bimbingan, kritik,

petunjuk, dan saran yang sangat positif kepada penulis sejak pelaksanaan

praktikum sampai dengan penulisan laporan lengkap ini.

Kendari, Januari 2023

Penulis
RIWAYAT HIDUP

Muliyana adalah nama penulis laporan ini. Penulis lahir


dari pasangan La Saliki dan Wa Lena sebagai anak ke tiga
dari enam orang bersaudara. Penulis lahir di Labungka,
Desa Baluara, kecamatan Batukara, Kabupaten Muna
pada hari Sabtu,4-Januari-2002. Penulis menempuh
pendidikan di mulai dari TK pada tahun 2007. Melanjutkan pendidikan ke SD
Negeri 8 Wakorumba Selatan pada tahun 2008 . Kemudian melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 2 Wakorumba Selatan pada tahun 2014. Setelah itu
meemilih berpisah bersama orang tua dengan alasan untuk menjadi anak yang
mandiri melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Wakorumba Selatan dengan
memilih jurusan Matematika dan Ilmu Alam atau biasa di singkat(MIA) .
Sekarang penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Halu
Oleo Jurusan Penyuluhan Pertanian (PPT). Alasan penulis memilih jurusan
Penyuluhan Pertanian (PPT) karena Indonesia saat ini sangat membutuhkan
seorang penyuluh untuk melakukan pembangunan dan pemberdayaan sektor
pertanian. Penulis merasa sangat berperan penting dalam pertanian saat ini.

Kendari, Januari 2023

Penulis
ABSTRAK

Muliyana . “Budidaya tanaman jagung (zea mays) ”.


Jagung merupakan makanan pokok kedua setelah padi di Indonesia.
Jagung secara spesifik merupakan tanaman pangan yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia ataupun hewan. Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di
dunia, jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi. Tanaman jagung
hingga kini dimanfaatkan oleh masyarakat dalam berbagai bentuk penyajian,
seperti: tepung jagung (maizena), minyak jagung, bahan pangan, serta sebagai
pakan ternak dan lain-lainnya. Khusus jagung manis (sweet corn), sangat disukai
dalam bentuk jagung rebus atau bakar.

Kata Kunci: Jagung


ABSTRACT

Muliyana: “Cultivation of maize (zea mays)”.


Corn is the second staple food after rice in Indonesia. Corn is specifically
a food plant that is very beneficial for human or animal life. Based on the order of
staple foods in the world, corn ranks third after wheat and rice. Corn plants are
used by the community in various forms of presentation, such as: corn flour
(maizena), corn oil, food ingredients, as well as animal feed and others.
Especially for sweet corn, it is preferred in the form of boiled or roasted corn.

Keywords: Corn
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul..............................................................................
Halaman Judul..................................................................................
Halaman Pengesahan.......................................................................
Halaman Persetujuan ......................................................................
Ucapan Terima Kasih......................................................................
Riwayat Hidup..................................................................................
Abstrak..............................................................................................
Abstract..............................................................................................
Daftar Isi............................................................................................
Daftar Lampiran...............................................................................

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang.......................................................................
I.2. Rumusan Masalah..................................................................
I.3. Tujuan dan Kegunaan............................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1................................................................................................. Deskripsi
Teori........................................................................................
2.2.1.Pengertian tanaman jagung............................................
2.1.2.Morfologi tanaman jagung............................................
2.1.3. Syarat tumbuh...............................................................
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu...............................................................
3.2. Bahan dan Alat.....................................................................
3.3. Prosedur Kerja......................................................................
3.3.1. Pembukaan Lahan.............................................................
3.3.2. Pengolahan Lahan.............................................................
3.3.3. Pemupukan........................................................................
3.3.4. Penanaman.........................................................................
3.3.5. Pemeliharaan.....................................................................
3.3.6. Pemanenan.........................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan..........................................................................

V. SIMPULAN DAN SARAN


5.1. Simpulan...............................................................................
5.2. Saran.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Dokumentasi……………………………………………………….
I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jagung merupakan tanaman yang diprioritaskan pada program agropolitan

oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis

tanaman pangan yang kedudukanya adalah sebagai sumber utama karbohidrat,

protein dan juga merupakan bahan baku utama industry pakan ternak serta

industry lainnya, dan merupakan komoditas penting dalam upaya diversifikasi

pangan.Sehingga mempunyai potensi yang besar untuk meningkatkan pendapatan

petani dalam pertumbuhannya tanaman jagung banyak dipengaruhi oleh berbagai

faktor antra lain faktor jarak tanam yang juga turut menentukan produksi.

Jagung menempati posisi penting dalam perekonomian nasional karena

merupakansumber karbohidrat dan bahan baku industri pakan dan pangan. Di

samping bijinya, biomas hijauan jagung diperlukan dalam pengembangan ternak

sapi. Kebutuhan jagung dalam negeri untuk pakan sudah mencapai 4,9 juta ton

pada tahun 2005 dan menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2009 (Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan 2009). Produksi Jagung Gorontalo tahun 2010 sebanyak

674.193 ton, sedngkan Angka Sementara (ASEM) produksi jagung periode

Januari –April 2011 diperkirakan sebanyak 285.339 ton. Selanjutnya angka

produksi jagung untuk tahun 2011 ini diprediksi kurang lebih 686.344 ton. (BPS,

2011) Menurut Suprapto (1997), dalam 100 g bahan jagung mengandung 2,4 g

protein, 0,4 g lemak, 6,10 g karbohidrat, 43 mg kalsium, 50 mg fosfor, 1,0 mg


besi, 95,00 IU vitamin A dan 90,30 g air. Selain sebagai makanan pokok, jagung

juga merupakan bahan baku makanan ternak.

Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini

didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan

semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Jagung merupakan bahan

dasar/bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol, asam organic,

makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan ternak untuk unggas

membutuhkan jagung sebagai komponen utama sebanyak 51,40%.

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada

endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan

kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa

dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya

merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan

gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis

diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan

fitoglikogen dan sukrosa, untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai

kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein

yang lebih banyak.

Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga

dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat

diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik.

Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik

menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.


Penelitian oleh berbagai institusi pemerintah maupun swasta telah

menghasilkan teknologi budidaya jagung dengan produktivitas 4,5 - 10,0 ton/ha,

bergantung pada potensi lahan dan teknologi produksi yang diterapkan (Subandi

dkk., 2006). Salah satu faktor yang menyebabkan besarnya senjang hasil jagung

antara di tingkat penelitian dengan di tingkat petani adalah lambannya proses

diseminasi dan adopsi teknologi. Berbagai masalah dan tantangan perlu diatasi

dalam diseminasi teknologi. Teknologi yang didiseminasikan kepada petani pun

harus memenuhi sejumlah persyaratan. Selain itu, kebijakan pemerintah dalam hal

diseminasi teknologi diperlukan untuk mendukung pengembangan agribisnis

jagung. Selama periode tahun 2005 - 2009 pertumbuhan produksi tanaman jagung

di Kabupaten Subang secara konsisten mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada tahun 2005 produksi jagung sebanyak 18.795 ton biji pipilan kering,

meningkat menjadi 26.263 ton biji pipilan kering pada tahun 2009, terjadi

peningkatan produksi padi sebesar 7.468 ton biji pipilan kering, atau terjadi

peningkatan produksi jagung sebesar 7,95% per tahunnya.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam laporan ini yaitu

bagaimana cara membudidayakan tanaman jagung.

1.3.Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara

membudidayakan tanaman jagung.

Kegunaan dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui

bagaimana cara membudidayakan tanaman jagung.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Teori

2.1.1. Tanaman jagung (Zea mays)

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan

berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit

berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung

termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3 bulan (Nuridayanti, 2011).

Kedudukan taksonomi jagung adalah sebagai berikut, yaitu: Kingdom: Plantae,

Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledone, Ordo:

Graminae, Famili: Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea mays L. (Paeru

dan Dewi, 2017).

Secara umum tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika

(Taksonomi) tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Subclass : Commelinidae

Order : Cyperales

Family : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.


Berbagai jenis jagung yang dikenal di Indonesia, salah satu diantaranya

adalah jagung manis atau sering disebut sweet corn. Jagung manis hampir sama

dengan jagung biasa, perbedaannya yang mencolok adalah mengandung zat gula

yang lebih tinggi (5–6%) dibanding dengan jagung biasa sekitar (2–3%) dan umur

panennya rata-rata 60–70 hari setelah tanam (Sirajuddin, 2010).

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m

meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah

cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang

membantu menyangga tegaknya tanaman (Burhanuddin, 2010).

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara

pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang

daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun

jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki famili Poaceae. Setiap stoma

dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam

respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun (Budiman, 2012).

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu

tanaman sehingga disebut bunga berumah satu. Bunga jantan diujung tanaman

sedangkan bunga betina berada di ketiak daun. Bunga betina berbentuk gada

berwarna putih panjang dan biasa disebut rambut jagung. Bunga betina menerima

tepung sari di sepanjang rambutnya (Suprapto dan Marzuki, 2005).

Tanaman jagung menghendaki daerah yang beriklim sedang hingga

subtropik atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak antara 0°-500° LU
hingga 0°-400° LS. Tanaman jagung juga menghendaki penyinaran matahari yang

penuh. Suhu optimum yang dikehendaki adalah 21°-340° C. Curah hujan yang

ideal untuk tanaman jagung adalah 85-200 mm/bulan dan harus merata.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman

jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil

biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah (TimKarya Tani

Mandiri, 2010).

Tanaman jagung ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai

didaerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 mdpl.

Sedangkan daerah yang optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 0-600

mdpl . Jagung manis siap dipanen pada umur 7-8 minggu. Hasil tanaman jagung

manis ditentukan oleh bobot segar tongkol pertanaman, semakin tinggi bobot

tongkol pertanaman maka akan didapat hasil yang semakin tinggi. Hasil pada

tanaman jagung manis ini selain ditentukan oleh bobot segar tongkol juga

ditentukan oleh kualitasnya yaitu ukuran tongkol dan kandungan gulanya. Ukuran

tongkol yang disukai konsumen adalah tongkol yang beratnya 200-250 gram atau

4-5 buah tongkol jagung muda (Susylowati, 2001).

2.1.2. Morfologi tanaman jagung

a. Biji

Biji jagung tunggal berbentuk pipih dengan permukaan atas yang cembung

atau cekung dan dasar runcing. Bijinya terdiri atas tiga bagian, yaitu pericarp,

endosperma, dan embrio. Pericarp atau kulit merupakan bagian paling luar
sebagai lapisan pembungkus. Endosperma merupakan bagian atau lapisan kedua

sebagai cadangan makanan biji (Paeru dan Dewi, 2017).

b. Daun

Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar, tebal,

sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari

sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm), lebar (9,1-11 cm),

hingga sangat lebar (>11 cm) (Subekti dkk., 2008).

c. Batang

Batang jagung tidak bercabang dan kaku. Bentuk cabangnya silinder dan

terdiri atas beberapa ruas serta buku ruas. Adapun tingginya tergantung varietas

dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-250 cm (Paeru dan Dewi, 2017).

d. Akar

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar

seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar

yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar yang

semula berkembang dari buku di ujung mesokotil. Akar kait atau penyangga

adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan

tanah.

e. Bunga

Bunga jagung juga termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki

petal dan sepal. Alat kelamin jantan dan betinanya juga berada pada bunga yang

berbeda sehingga disebut bunga tidak sempurna. Bunga jantan terdapat di ujung
batang. Adapun bunga betina terdapat di bagian daun ke-6 atau ke-8 dari bunga

jantan (Paeru dan Dewi, 2017).

f. Rambut jagung

Rambut jagung adalah kepala putik dan tangkai kepala putik buah Zea

mays L., berupa benang-benang ramping, lemas, agak mengkilat, dengan panjang

10-25 cm dan diameter lebih kurang 0,4 mm. Rambut jagung (silk) adalah

pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung

tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung

kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot.

g. Tongkol

Tanaman jagung menghasilkan satu atau beberapa tongkol. Tongkol

muncul dari buku ruas berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi tongkol.

Pada tongkol terdapat biji jagung yang tersusun rapi. Dalam satu tongkol terdapat

200-400 biji (Paeru dan Dewi, 2017).

2.1.3. Syarat Tumbuh

Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri

denganlingkungan di luar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan

lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan

pada kondisi tanah yang agak kering. Tetapi untuk pertumbuhan optimalnya,

jagung menghendaki beberapa persyaratan, antara lain :

1. Iklim

Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah

daerahdaerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang


basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga

0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini

memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada

fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air.

Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.

Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/ merana, dan

memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34O C, akan tetapi bagi

pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27O C.

Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar

30O C. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik

daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan

pengeringan hasil.

2. Tanah

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya

dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.Jenis tanah

yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi),

latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat

(grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan

pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat

(latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.


3. Ketinggian Tempat

Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di

daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah

dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik

bagi pertumbuhan tanaman jagung.

4. Jarak tanam

Jarak tanam pada tanaman jagung menggunakan 70 cm X 20 cm,

tanaman/lubang (Yasin 2013). Menurut Paeru (2017), setelah tanah yang di beri

pupuk dasar siap di tanami, langkah langkah selanjutnya adalah membuat jarak

tanam. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panen. Semakin lama umur

panennya, tanaman akan semakin tinggi dan memerlikan tempat yang libih luas.

Oleh karena itu, jarak tanam nya lebih lebar atau jarak antar tanaman lebih

renggang. Jarak tanam jagung berumur panjang dengan waktu panen sekitar 110

hari setelah tanam, yaitu 100 x 25 cm (1 biji/lubang).


III. METODELOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Lahan I, Fakultas

Pertanian Universitas Halu Oleo. Dari September sampai Desember 2022 sampai

selesai.

III.2. Prosedur Kerja

3.3.1. Pembukaan Lahan

Sebelum melakukan pembukaan lahan terlabih dahulu siapkan alat dan

bahan berupa parang, cangkul dan sabit yang akan digunakan untuk memotong

kayu atau pun rumput. Sebelum melakukan pembersihan langkah pertama yang

dilakukan ialah menentukan lahan sekaligus melakukan pengukuran dengan

menggunakan meteran roll yang akan digunakan sebagai tempat budidaya,

kemudian lahan tersebut dibersihkan dengan menggunakan parang, sabit dan

cangkul.

3.3.2. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan di lakukan dengan tujuan untuk mempersiapkan lahan

sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung agar

memperoleh hasil yang lebih maksimal. Apabila lahan sudah bersih selanjutnya

pembuatan bedengan untuk pembagian lahan tiap orang dengan luas bedengan 2

m × 2 m lalu diberi patok kayu sebagai pembatasnya sesuai jarak yang telah

ditentukan. Membuat garis lurus menggunakan tali rafia agar bedengan dan

drainase yang dibuat lebih rapi dengan ukuran 30 cm agar air tidak tergenang

disekitar bedengan dan dapat menghubungkan bedengan yang satu dengan


bedengan yang lain dan yang terakhir melakukan penggemburan tanah dengan

menggunakan cangkul.

3.3.3. Pemupukan

Pupuk yang digunakan pada pemupukan ini yaitu pupuk kandang ayam.

Pemupukan di lakukan secara langsung dengan mencampur pupuk sekaligus

melakukan penggemburan pada bedengan.

3.3.4. Penanaman

Sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu membuat lubang tanam

dengan menggunakan tugal dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm, di setiap lubang

tanam berisi 1 benih jagung, kemudian menutup kembali lubang tanam yang telah

terisi dengan benih menggunakan tanah.

3.3.5. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan melakukan penyiraman rutin

pada pagi dan sore hari dengan air menggunakan gembor, agar tanaman tidak

mengalami cekaman kekeringan. Melakukan penyiangan disekitar tanaman

dengan membersihkan gulma agar tidak terjadi kompetisi antara tanaman

kangkung dan gulma dalam hal pemanfaatan air, unsur hara dan ruang tumbuh.

Melakukan penyemprotan hama dan Pemberian pupuk urea.

3.3.6. Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman kangkung sudah berumur 3

bulan. Proses panen dilakukan dengan cara memotong batang dan mengambil

buahnya.
IV. PEMBAHASAN

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan dari keluarga

rumput-rumputan yang digolongkan dalam tanaman biji-bijian. Jagung dikenal

luas oleh masyarakat Indonesia karena tanaman jenis zea ini bisa dijadikan bahan

makanan pokok pengganti nasi dan berbagai macam makanan olahan. Selain itu

bagian dari tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti

daun, batang, klobot dan janggelnya. Tanaman jagung tumbuh didataran rendah

sampai tinggi hingga 1200 meter dpl, memerlukan media tanah lempung, lempung

berpasir, tanah vulkanik, yang subur, gembur, kaya bahan organic, memerlukan

sinar matahari minimal 8 jam per hari suhu udara 20-33 derajat celsius, curah

hujan sedang, ph tanah 5,5-7 dengan drainase yang baik.

Di Indonesia, jagung yang banyak dibudidayakan adalah jenis jagung

hibrida berkualitas unggul.Jagung hibrida mampu menghasilkan biji jagung lebih

banyak dan dapat diterima pasar. Jagung hibrida merupakan jenis jagung

keturunan langsung (F1) hasil dari persilangan 2 galur atau lebih yang sifat-sifat

individunya Heterozygot dan Homogen serta memiliki sifat-sifat unggul dari

masing-masing varietasnya.

4.1 Teknis Penanaman Jagung

keberhasilan budidaya jagung juga ditentukan oleh teknis, budidaya,

hingga proses panen. kemudian keberadaan mikroba didalam tanahnya juga

menjadi salah satu factor keberhasilan menanam jagung. Untuk lebih jelasnya

berikut uraian teknik budidaya tanaman jagung yang baik dan benar agar

menghasilkan produksi jagung yang tinggi.


a. Pemilihan Benih Jagung

Pilihlah benih jagung hibrida yang telah bersertifikat. Pada setiap provinsi

di Indonesia telah tersedia benih jagung jenis unggul ini. Biasanya benih jagung

telah diberi perlakuan seed treatment, yaitu dengan melapisi fungisida pada benih

yang berfungsi agar tanaman terlindung dari berbagai serangan penyakit dan

mempermudah syarat tumbuh tanaman jagung.

4.2 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

Pada umumnya tanaman jagung dapat tumbuh di berbagai kondisi

lingkungan. Namun untuk hasil yang maksimum, ada beberapa syarat tumbuh

tanaman jagung. Berikut adalah syarat tumbuh tanaman jagung:

1. Iklim

Beriklim subtropis atau tropis dan didaerah terletak antara 0-500 LU

hingga 0-400 LS. Curah hujan ideal adalah 85-200 mm/bulan dan harus

merata.Suhu optimimum yang baik adalah 21-34 CIntensitas cahaya matahari

langsung, minimal 8 jam per hari. Tanaman jagung tidak ternaungi, agar

pertumbuhan tidak terhambat atau merusak biji bahkan tidak membentuk buah.

2. Media Tanah

Memiliki tekstur tanah yang gembur (lakukan proses pembajakan agar

tekstur tanah gembur). Mengandung cukup kandungan unsur hara. pH tanah 5,5-

7,5 (apabila pH tanah asam atau < 5,5 sebaiknya taburkan dolomit/kapur

pertanian). Jenis tanah yang dapat ditoleran ditanami jagung adalah andosol,

latosol dengan syarat pH harus memadai untuk ditanami. Memiliki ketersediaan

air yang cukup.Kemiringan tanah kurang dari 8%. Ketinggian Memiliki


Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m

dpl (diatas permukaan laut). waktu dan cara menanam jagung yang benar pada

kondisi musim yang normal, waktu yang tepat saat menanam jagung adalah

dibulan Mei-Juli. Karena pada saat itu intensitas curah hujan telah berkurang

bahkan telah selesai, sehingga pada bulan-bulan tersebut sangat cocok untuk

melakukan budidaya jagung. Taburi lahan dengan pupuk

kandang/kompos/bokashi sebanyak 10-20 ton per hektar. Kemudian semprot

dengan GDM Black Bos sebanyak 5 kg per ha. Hal ini bertujuan untuk

mempercepat proses remediasi tanah dari residu pupuk kimia, pestisida kimia dan

sisa-sisa bahan organik (jerami, daun-daunan) agar tanah menjadi gembur dan

subur. Bakteri (mikroba) yang terkandung dalam Black Bos mampu menghasilkan

enzim dan antibiotik yang berfungsi untuk menekan perkembangan penyakit tular

tanah (busuk akar, busuk batang, bulai).

Setelah itu lakukan proses olah tanah saat 5 hari sebelum tanam, dengan

cara dibajak/traktor dengan kedalaman 20-30 cm, yang bertujuan untuk membalik

dan membuat struktur tanah agar menjadi gembur, menambah oksigen dalam

tanah, memudahkan perakaran tanaman masuk ke dalam tanah dan menyerap

unsur hara serta memperbaiki aerasi tanah.

3. Jarak Tanam Jagung

Pada kondisi tanah yang berjenis tanah becek, sebaiknya dibuatkan

bedengan/guludhan agar benih tidak tergenang air dan tidak busuk. Sehingga

benih akan tumbuh cepat dan maksimal. Lebar bedengan adalah 100 cm dan jarak

antar bedengan adalah 50 cm. Sedangkan jarak didalam barisnya adalah 20-25 cm,
sehingga jarak tanam jagung, baik menggunakan bedengan ataupun yang tidak

mengunakan bedengan adalah 75cm x 25cm atau 75cm x 20cm.

Setelah itu buatlah lubang tanam dengan cara tugal sedalam 5-10 cm

kemudian masukkan benih jagung dan tutup dengan bokashi. Setelah itu, semprot

dengan POC GDM pada bekas lubang tanam. Ini berfungsi untuk mempercepat

pertumbuhan tanaman dan melindungi tanaman dari serangan penyakit.

4. Pemupukan Tanaman Jagung

Setelah tanaman jagung tumbuh ,lakukan penyemprotan dengan pupuk

organik cair GDM spesialis tanaman pangan sayur setiap 10 hari sekali dengan

dosis 2 gelas air mineral pada tanaman dan daerah perakaran untuk

memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Sedangkan pupuk kimia diberikan pada

saat tanaman jagung berumur 10, 21 dan 50 HST dengan memberikan 400 Kg

pupuk NPK dan 200-300 pupuk kandungan Nitrogen.

4.3 Pemeliharaan Tanaman Jagung

Pemeliharaan tanaman jagung dapat dilakukan dalam berbagai tahap,

yaitu:Penjarangan dan Penyulaman yang dilakukan pada saat tanam ada dua atau

lebih benih jagung yang tertanam, sehingga tumbuh dua atau lebih tanaman

jagung. Oleh sebab itu, harus dilakukan penjarangan.Proses penyulaman tanaman

jagung dilakukan apabila ada tanaman yang mati dengan mengantikan tanaman

baru.

4.4 Panen Dan Pasca Panen


Tanaman jagung siap panen terlihat dari daun klobotnya yang mulai

mengering dan bewarna kecoklatan. Umumnya tanaman jagung bisa dipanen

sekitar 100 HST. Ciri-Ciri Tanaman Jagung Siap Panen :


 Tanaman jagung dapat di panen saat kondisi masak fisiologis berumur

100-110 HST pada dataran rendah dan tergantung dari jenis varietasnya.

 Kulit klobotnya telah berwarna coklat.

 Rambut jagung pada tongkol telah kering dan berwarna hitam.

 Jumlah populasi untuk klobot kering mencapai 90%.

 Tekstur keras pada biji jagung dengan ditandai apabila ditekan kuku tidak

hancur/keras.

 Terdapat titik hitam (black layer) pada bagian ujung biji jagung.

Setelah panen, jagung harus dikeringkan terlebih dahulu. Cara

mengeringkan jagung yang paling umum yaitu dengan menjemurnya di ladang

atau diatas terpal. Kerusakan pada jagung masih bisa saja terjadi saat proses

pengeringan, terutama saat panen jagung dilakukan pada musim hujan. Jagung

yang dalam keadaan basah sangat rentan dengan serangan jamur atau cendawan.

Serangan jamur atau cendawan bisa merusak hasil panen jagung hingga lebih dari

50%.

4.4 Hama Dan Penyakit Tanaman Jagung

1. Hama

a. Ulat Daun (prodenia litura)


Ulat Daun (prodenia litura) hama ulat daun ini akan menyerang bagian

pucuk daun dan biasanya tanaman jagung yang berumur sekitar 1 bulan diserang

ulat daun. Daun tanaman jagung yang bila sudah besar menjadi rusak.Pencegahan

dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida yang tepat seperti folidol

atau yang lainnya dengan dosis sesuai dengan anjuran.

b. Lalat bibit(Atherigona exigua)

Lalat bibit(Atherigona exigua), tanaman jagung yang terserang hama ini

akan memiliki bekas gigitan pada bagian daun, pucuk daun layu, dan akhirnya

tanaman jagung akan mati.Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara

melakukan penyemprotan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

c. Ulat Grayak atau Ulat Agrotis.


Bagian Tanaman jagung yang diserang hama ini adalah bagian batang

yang masih muda, batang akan putus dan akhirnya tanaman jagung mati. Hama

Agrotis sp. Menyerang pada malam dan siang hari. Ada 3 jenis ulat grayak/agrotis

yaitu:Agrotis segetum : memiliki warna hitam dan ulat ini sering ditemukan di

daerah dataran tinggi.Agrotis interjection : memiliki warna hitam dan banyak di

temukan di pulau jawa.Pengendalian ulat ini dapat dilakukan dengan melakukan

penyemprotan menggunakan insektisida yang sesuai dan menggunakan dosis

sesuai anjuran.

2. Penyakit

a. Hawar daun turcicum

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini yaitu berupa adanya bercak

kecil berbentuk jorong dan berwarna hijau kelabu. Lama kelamaan bercak tersebut

kemudian menjadi besar dan berwarna coklat serta berbentuk seperti kumparan,

bila parah maka daun seperti terbakar. Penyebab penyakit ini adalah Helminthos

porrirum turcicum.
b. Hawar daun maydis

Gejala yang dialami tanaman jagung yang terserang hawar ini berupa

bercak coklat abu-abu pada seluruh permukaan daun. Bila parah penyakit ini akan

menyerang hingga bagian jaringan tulang daun yang akhirnya jaringan daun

tersebut mati.

c. Hawar daun corbonum

Tanaman jagung yang terserang penyakit hawar ini akan timbul gejala

berupa bercak coklat muda kekuningan bersudut-sudut memanjang yang dapat

menyatu dan mematikan daun. Penyebabnya adalah cendawan Dreschslera

zeicola. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan

penyemprotan fungisida atau dengan menggunakan thiram dan karboxin, serta

pengasapan atau perawatan suhu panas selama 17 menit dengan suhu 55°C
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan

berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit

berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung

termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3.Cara membudidayakan

tanaman jagung yaitu

 Pilihlah bibit jagung yang berkualitas unggul

 Siapkan tanah yang gembur sebagai media tanam

 Menanam bibit jagung

 Waktu penyiraman jagung yang tepat

 Berikan pupuk tambahan

5.2. Saran

Untuk memperoleh hasil yang optimal petani harus melakukan teknis

budidaya sesuai dengan anjuran, seperti memperhatikan pengaturan jarak tanam

yang lebih tepat, jenis dan jumlah pemakaian pupuk, sebaiknya petani

menggunakan pupuk sesuai dengan anjuran, pemakaian benih serta pemeliharaan

yang lebih intensif terutama penyiangan. Karena teknik pembudidayaan yang baik

akan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas jagung yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Taufik, M., Maintang, M.B. Nappu. (2015). Kelayakan Usaha Tani Jagung di
Sulawesi Selatan. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian 18 (1) : 67-80.

Yasin, H.M.N., Nor’aini, A.R., Hasfalina, C.M., Yusoff, M.Z.M., Hassan, M.A.,
2011. Microbial characterization of hydrogen-producing bacteria in
fermented food waste at different pH values. Int. J. Hydrogen. Energy. 36,
9571e9580.

Adisarwanto, T., Y. E. Widyastuti.2008. Meningkatkan ProduksiJagung di Lahan


Kering, Sawah dan Pasang Surut. Penebar Swadaya. Jakarta.

Husen, E., R. Saraswati dan R.D. Hastuti. 2008. Rizobakteri Pemacu Tumbuh
Tanaman. www.nuance.com

M. c. Millan, S. 2007. Promoting Growth with PGPR. Soil Foodweb. Canada Ltd.
Soil Biology Laboratory and Learning Centre

Hindersah, R. dan T. Simarmata. 2004. Artikel Ulas Balik. Potensi Rizobakteri


Azotobacter dalam Meningkatkan Kesehatan Tanah. Jurnal Natur
Indonesia. Vol.5(2). P : 127-133.

Umiyasih, U. dan Y.N. Anggraeny. 2005. Evaluasi limbah dari beberapa varietas
jagung siap rilis sebagai pakan sapi potong. Pros. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 12 – 13 September 2005.
Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 125 – 130.

Suryana, A. 2006. Strategi, kebijakan dan program penelitian jagung. Makalah


dipresentasikan pada Seminar Nasional Inovasi Teknologi Jagung.
Makassar, 15 September 2006. Balit Serealia, Maros. 3 hlm.

Sariubang, M., L.M. Gufroni dan Sahardi. 2006. Pengkajian sistem integrasi
tanaman jagung sapi potong di lahan kering, Sulawesi Selatan. Pros.
Lokakarya Nasional Jejaring Pengembangan Sistem Integrasi Jagung –
Sapi. Pontianak, 9 – 10 Agustus 2006. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm.
209 – 213.
LAMPIRAN

1. Pengolahan lahan 2. Pengkapuran

2. Pemupukan 4. Pembibitan
5. Penanaman 6. Pemeliharaan

7. Pemanenan

Anda mungkin juga menyukai