Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN

PANGAN

BUDIIDYA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

Oleh:

MUHAMMAD DANI JAMALU


NIM. D1E120063

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

i
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUIDAYA TANAMAN PANGAN

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

Laporan
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
Ujian praktikum Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Pangan

Oleh:

MUHAMMAD DANI JAMALU


NIM. D1E120063

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Budidaya Tanaman Jagung (Zea mays)

Nama : Muhammad Dani Jamalu

NIM : D1E120063

Kelas : Penyuluhan Pertanian-A

Menyetujui,

Koordinator Asisten Praktikum Mata Kuliah


Teknologi Budidaya Tanaman Pangan,

Muhammad Safarrudin
NIM. D1B117083

Mengetahui,

Koordinator Mata Kuliah Koordinator Praktikum Mata


Teknologi Budidaya Tanaman Pangan, Kuliah Teknologi Budidaya
Tanaman Pangan,

Prof. Dr. Halim, S.P., M.P Waode Nuraida, S.P.,M.P.


NIP. 197310282003121 NIDN. 009108806

Tangal Disetujui:

iii
HALAMAN PERSETUJUAN ASISTEN

Judul : Budidaya Tanaman Jagung (zea mays)

Nama : Muhammad Dani Jamalu

NIM : D1E120063

Kelas : Penyuluhan Pertanian-A

Telah diperiksa dan telah diperbaiki sesuai dengan saran-saran asisten

praktikum Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Pangan

Kendari, Januari 2023

Asisten Praktikum:

1. Muhammad Safarrudin (D1B117083) (…………………)

2. Amar Muarif Musa, S. P (D1B117040) (…………………)

3. Ardiyansyah, S. P (D1B117043) (…………………)

4. Muhammad Aprizal, S. P (D1B117177) (…………………)

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat

serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian kegiatan

praktikum dan penyusunan laporan lengkap praktikum Teknologi Budidaya

Tanaman Pangan. Dalam menyelesaikan laporan lengkap ini, penulis tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk, arahan dan

saran yang berarti selama kegiatan praktikum Ilmu dan Teknologi Benih. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. H. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc. selaku Rektor

Universitas Halu Oleo, Prof. Dr. Ir. H. R. Marsuki Iswandi, M.Si. selaku

Dekan Fakultas Pertanian, Salahuddin, S.P., M.Sc. selaku Ketua Jurusan

Penyuluhan Pertanian yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada

penulis untuk mengikuti pendidikan di Jurusan Penyuluhan Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Halu Oleo.

2. Prof. Dr. Halim, S.P., M.P. koordinator mata kuliah Teknologi Budidaya

Tanaman Pangan.

3. Selaku Koordinator praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Pangan.

4. Semua teman yang selalu membantu, tak lupa kepada kedua orang tua yang

selalu menjadi semangat bagi penulis untuk menyelesaikan laporan ini.

Serta kepada Semua asisten dosen pada praktikum Mata Kuliah Teknologi

Budidaya Tanaman Pangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, karena

telah rela meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu, bimbingan, kritik,

v
petunjuk, dan saran yang sangat positif kepada penulis sejak pelaksanaan

praktikum sampai dengan penulisan laporan lengkap ini.

Kendari, Januari 2023

Penulis

vi
RIWAYAT HIDUP

Muhammad Dani Jamalu adalah

nama penulis ini. Penulis lahir di Nggele

pada tanggal 2 Februari 2003. Penuis anak

ke 3 dari empat bersaudara, satu adik

perempuan dan dua kakak laki-laki, saling

sayang menyayangi satu sama lain.

Penulis anak dari ayah dan ibu yang sangat luar biasa di bumi ini, ayahku

bernama La Jamalu dan ibuku Dahlia. Mereka sangat handal dalam mendidik dan

membimbbing kami anak-anaknya, kami dari keluarga yang sederhana namun

selalu bahagia.

Aku tinggal dikampung di Desa Nggele, kecamatan Taliabu Barat Laut,

Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara. Di tahun 2007, aku

menyelesaikan sekolahku di tingkat TK/RA selama 2 tahun lamanya dan di tahun

2009, aku melanjutkan sekolahku di SD Negri 1 Talibu Barat Laut selama 6

tahun, di tahun 2014, aku melanjutkan sekolahku di MTS N 1 Talubu Barat Laut

selama 3 tahun. Di hatun 2017, aku menjutkan sekolahku di jenjang sekolah

menengah atas di Aliyah N 1 Talibu selama 3 tahun. Di tahun 2020, aku

melanjutkan sekolahku di jenjang perguruan tinggi pada salah satu Universitas

Negri di Sulawesi Tenggara yaitu di Universitas Halu Oleo (UHO).

Pada awal kuliah tahun 2020 samapai sekarang 2023 saya masi semester 5

dan tidak lama lagi selesai pengimputan nilai, pada bulan januari. pada bulai

februari 2023 saya mengijak semester 6, saya sudah senang masuk di kampus

vii
pertanian walapun banyak mata kuliah yang tidak begitu saya pahami namun saya

bisa menyesuaikan diri dengan cukuk baik.

Dari dulu saya sudah senang bertani karena didikan dari orang tua saya.

Setelah lulus kuliah saya akan melanjutkan usaha orang tua saya namun dengan

fersi yang berbeda yaitu petani mileneal dengan inovasi dan teknologi moderen.

Email : ganimuhammad910@gmail.com

viii
ABSTRAK

MUHAMMAD DANI JAMALU “Budidaya tanaman jagung (zea mays)”


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko produksi usahatani
jagung serta mengetahui pengaruh penggunaan input usahatani jagung terhadap
risiko produksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey. Lokasi ditentukan secara purposive. Data diperoleh melalui wawancara
dengan 60 orang petani jagung sederhana secara acak. Metode yang digunakan
adalah analisis koefisien variasi (CV) dan analisis regresi linier berganda dengan
metode heteroskedastis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiko produksi
usahatani jagung dengan luas lahan < 1 ha lebih tinggi dibandingkan dengan
usahatani jagung dengan luas lahan 1 ha. Risiko produksi dipengaruhi oleh tenaga
kerja , dengan nilai koefisien -0,027 ??dan nilai probabilitas 0,09 . Jumlah tenaga
kerja berpengaruh nyata terhadap variasi produksi jagung, artinya penambahan
tenaga kerja berpengaruh terhadap resiko produksi usahatani jagung.

Kata kunci: produksi, resiko, usahatani jagung

ix
ABTRACT

Muhammad Dani Jamalu “Cultivation of maize (zea mays)”.

This study aims to analyze the production risk of maize farming and also
find effect of using maize farming input toward the production risk. the method
used in this study is a survey method. the location is determined by purposive.
data obtained through interviews with 60 randomly simple maize farmers. the
method used is coefficient of variation (cv) analysis and multiple linear regression
analysis with heteroscedastic method. the results showed that the production risk
of maize farming with land area < 1 ha higher than maize farming with land
area ??1 ha. the production risk is influenced by labor , with coefficient value is -
0.027 ??and probability value is 0.09 . the number of labor significantly influence
the variation of maize production, so that means additional labor affect
production.

risk of maize farming. key words: production, risk, maize farming

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL..................................................................... I
HALAMAN JUDUL......................................................................... II
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................... III
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................ IV
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................ V
RIWAYAT HIDUP........................................................................... VI
ABSTRAK......................................................................................... VII
ABSTRACT........................................................................................ VIII
DAFTAR ISI..................................................................................... IX
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... X

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang....................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah.................................................................. 5
I.3. Tujuan dan Kegunaan............................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1................................................................................................. Pengertian
Tanaman Jagung..................................................................... 6
2.2. Morfologi Tanaman Jagung................................................. 10
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung ........................................ 12

III. METODE PENELITIAN


3.1. Tempat dan Waktu............................................................... 14
3.2. Bahan dan Alat..................................................................... 14
3.3. Prosedur Kerja...................................................................... 14
3.3.1. Pembukaan Lahan............................................................. 14
3.3.2. Pengolahan Lahan............................................................. 15
3.3.3. Pemupukan........................................................................ 15
3.3.4. Penanaman......................................................................... 15
3.3.5. Pemeliharaan..................................................................... 16
3.3.7. Pemanenan......................................................................... 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil..................................................................................... 18

xi
4.2. Pembahasan.......................................................................... 25

V. SIMPULAN DAN SARAN


5.1. Simpulan............................................................................... 29
5.2. Saran..................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Dokumentasi................................................................................25

xiii
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jagung manis (Zea mays sacaratha L.) merupakan tanaman yang cukup

populer di masyarakat Indonesia, selain rasanya enak, kandungan karbohidrat,

protein, vitamin serta kadar gulanya cukup tinggi tetapi kandungan lemaknya

rendah. Selain dijadikan sebagai sayuran jagung manis juga bisa direbus dan

dibakar. Permintaan pasar terhadap jagung manis terus meningkat seiring dengan

munculnya pasar swalayan yang senantiasa membutuhkan dalam jumlah yang

cukup besar. Kebutuhan yang cenderung meningkat dan harga yang tinggi

merupakan faktor yang dapat merangsang para petani untuk mengembangkan

usaha tanaman jagung manis. Namun untuk memenuhi kebutuhan tersebut petani

pada umumnya dalam hal proses pemupukan masih dominan menggunakan pupuk

anorganik.

Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah

suplai unsur hara melalui pemupukan. Pupuk adalah sebuah bahan yangdiberikan

ke dalam tanah dengan tujuan untuk memperbaiki sifat fisik, kimiadan biologi

tanah. Pemupukan sangat berperan penting dalam meningkatkan produksi

tanaman, terlebih lagi dengan banyaknya penggunaan varietas unggul yang

mempunyai respon yang tinggi terhadap pemupukan. Pemupukan merupakan

salah satu cara untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah dan meningkatkan

produksi tanaman. Pemupukan dapat dilakukan melalui tanah dan daun.

Pengembangan budidaya jagung manis di Provinsi sulawesi tenggara setiap

tahunnya terus meningkat, pada tahunnya produksi jagung manis di Provinsi

1
ratsulawesi tenggara mengalami peningkatan 7,24 ton dari produksi tahun 2020

yang hanya mencapai 6,31 ton. Budidaya jagung di Provinsi Gorontalo tersebut

ratsulawesi tenggara – rata masih menggunakan pupuk anorganik untuk

meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung manis. Hal ini dapat berdampak

kurang baik pada kesuburan tanah, karena penggunaan pupuk anorganik yang

berlebihan dapat menyebabkan degradasi lahan dan penurunan kesuburan tanah

secara berkelanjutan.

Pengembangan budidaya jagung manis di Provinsi Gorontalo akan terus

berkelanjutan, jika para petani bisa lebih bijaksana dalam memelihara kesuburan

tanah dengan menggunakan bahan organik dan anorganik sebagai bahan

pemupukan untuk tanaman jagung manis. Pemberian pupuk anorganik sangat

dibutuhkan oleh tanaman jagung menurut Koswara Saragih., et al.,(1983)

menjelaskan bahwa tanaman jagung mengambil N sepanjang hidupnya. Nitrogen

diserap tanaman selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji,

sehingga tanaman ini menghendaki tersedianya N secara terus menerus pada

semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Pemberian pupuk yang tepat

selama pertumbuhan tanaman jagung dapat meningkatkan hasil jagung.

Menurut Nurdin., et al., (2008) mengemukakan bahwa persentase kontribusi

pupuk N berpengaruh secara nyata terhadap umur berbunga betina untuk pupuk N

dan pupuk P berpengaruh secara nyata terhadap tinggi tanaman dan berat 100

butir jagung tetapi tidak berpengaruh secara nyata terhadap persentase tinggi

tongkol terhadap tinggi tanaman dan berat jerami kering jemur. Persentase

kontribusi pengaruh kombinasi pupuk N (200 kg/ha) dan P (100 kg/ha) berbeda

2
nyata terhadap umur berbunga betina, tetapi tidak berbeda nyata terhadap tinggi

tanaman, persentase tinggi tongkol terhadap tinggi tanaman, berat jerami kering

jemur dan berat 100 butir jagung.

Pada penelitian selanjutnya mengenai pemupukan anorganik P dan K sering

mengalami perkembangan. tanaman jagung dengan pemberian pupuk P (150

kg/ha) dan K (100 kg/ha) medapatkan hasil pipil kering terendah untuk hibrida

sebesar 5,71 t/ha dan komposit sebesar 5,23 t/ha. Uraian tersebut akan dijadikan

sebagai rekomendasi untuk penelitian mengenai pertumbuhan dan produksi

jagung manis melalui pemberian pupuk urea dan phonska.

Penelitian oleh berbagai institusi pemerintah maupun swasta telah

menghasilkan teknologi budidaya jagung dengan produktivitas 4,5 - 10,0 ton/ha,

bergantung pada potensi lahan dan teknologi produksi yang diterapkan (Subandi

dkk., 2006). Salah satu faktor yang menyebabkan besarnya senjang hasil jagung

antara di tingkat penelitian dengan di tingkat petani adalah lambannya proses

diseminasi dan adopsi teknologi. Berbagai masalah dan tantangan perlu diatasi

dalam diseminasi teknologi. Teknologi yang didiseminasikan kepada petani pun

harus memenuhi sejumlah persyaratan. Selain itu, kebijakan pemerintah dalam hal

diseminasi teknologi diperlukan untuk mendukung pengembangan agribisnis

jagung. Selama periode tahun 2005 - 2009 pertumbuhan produksi tanaman jagung

di Kabupaten Subang secara konsisten mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada tahun 2005 produksi jagung sebanyak 18.795 ton biji pipilan kering,

meningkat menjadi 26.263 ton biji pipilan kering pada tahun 2009, terjadi

3
peningkatan produksi padi sebesar 7.468 ton biji pipilan kering, atau terjadi

peningkatan produksi jagung sebesar 7,95% per tahunnya.

1.2. Rumusan Masalah

Pemberian pupuk anorganik pada budidaya jagung manis akan berdampak

baik pada kesuburan tanah apabila penggunaan dosis sesuai rekomendasi sehingga

tanah tersebut dapat secara berkelanjutan digunakan untuk usaha pertanian

berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah penilitian ini adalah:

1. Bagaimana pertumbuhan dan produksi jagung manis melalui pemberian

pupuk urea dan pupuk kandang?

2. Perlakuan pupuk urea dan pupuk kandang manakah yang terbaik dalam

mempengaruhi pertumbuhan dan produksi jagung manis?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pertumbuhan dan produksi jagung manis melalui pemberian pupuk

urea dan pupuk kandang.

2. Mengetahui perlakuan pupuk urea dan pupuk kandang yang terbaik dalam

mempengaruhi pertumbuhan dan produksi jagung manis

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TANAMAN JAGUNG

A. Pengertian Tanaman Jagung

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan

berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit

berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung

termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3 bulan. Kedudukan taksonomi

jagung adalah sebagai berikut, yaitu: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta,

Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledone, Ordo: Graminae, Famili:

Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea mays L.

Jagung semi (baby corn) adalah tongkol jagung yang dipetik ketika masih

sangat muda dan sebelum biji terbentuk. Pada prinsipnya baby corn dapat

dihasilkan dari setiap jenis jagung. Namun untuk mendapatkan hasil baby corn

yang tinggi diperlukan jenis jagung yang khusus. Baby corn dipanen pada umur

yang relatif muda, yaitu sebelum tongkol mengalami pembuahan dan masih lunak.

Baby corn memiliki umur produksi yang lebih singkat sehingga dalam

pengusahaannya lebih menguntungkan petani daripada jagung biasa. Baby corn

digolongkan ke dalam sayursayuran yang dikonsumsi dalam keadaan segar

dengan kelobot atau tanpa kelobot atau berupa produk olahan yang disajikan

dalam kemasan kaleng yang diawetkan.

5
B. Morfologi tanaman jagung

Morfologi tanaman jagung adalah sebagai berikut:

a. Biji

Biji jagung tunggal berbentuk pipih dengan permukaan atas yang cembung

atau cekung dan dasar runcing. Bijinya terdiri atas tiga bagian, yaitu pericarp,

endosperma, dan embrio. Pericarp atau kulit merupakan bagian paling luar

sebagai lapisan pembungkus. Endosperma merupakan bagian atau lapisan kedua

sebagai cadangan makanan biji.

b. Daun

Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar, tebal,

sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari

sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm), lebar (9,1-11 cm),

hingga sangat lebar (>11 cm).

c. Batang.

Batang jagung tidak bercabang dan kaku. Bentuk cabangnya silinder dan

terdiri atas beberapa ruas serta buku ruas. Adapun tingginya tergantung varietas

dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-250 cm.

d. Akar

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar

seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar

yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar yang

semula berkembang dari buku di ujung mesokotil. Akar kait atau penyangga

6
adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan

tanah.

e. Bunga

Bunga jagung juga termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki

petal dan sepal. Alat kelamin jantan dan betinanya juga berada pada bunga yang

berbeda sehingga disebut bunga tidak sempurna. Bunga jantan terdapat di ujung

batang. Adapun bunga betina terdapat di bagian daun ke-6 atau ke-8 dari bunga

jantan.

f. Rambut jagung

Rambut jagung adalah kepala putik dan tangkai kepala putik buah Zea mays

L. berupa benang-benang ramping, lemas, agak mengkilat, dengan panjang 10-25

cm dan diameter lebih kurang 0,4 mm. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan

dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh

dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot.

Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot (Subekti

dkk., 2008).

C. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

Syarat tumbuh bagi tanaman jagung manis yakni cahaya matahari cukup

atau tidak ternaungi, suhu optimum 24 – 30˚C, curah hujan merata sepanjang

umur tanaman antara 100 – 200 mm perbulan, ketinggian tempat optimal hingga

300 mdpl (Emedinta, 2004). Pertumbuhan jagung manis optimal pada tanah

lempung berdebu dan derajat kemasaman 5,0 – 7,0 serta bebas dari genangan air.

7
Jagung merupakan tanaman C4 yang memiliki daya adaptasi pada faktor-faktor

pembatas pertumbuhan seperti intensitas radiasi surya tinggi, suhu siang dan

malam yang tinggi, curah hujan rendah serta kesuburan tanah yang rendah.

Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri

denganlingkungan di luar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan

lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan

pada kondisi tanah yang agak kering. Tetapi untuk pertumbuhan optimalnya,

jagung menghendaki beberapa persyaratan, antara lain:

1. Iklim

Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah

daerahdaerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang

basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga

0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini

memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada

fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air.

Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.

Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/ merana, dan

memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.

Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34O C, akan tetapi bagi

pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27O C.

Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar

8
30O C. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik

daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan

pengeringan hasil.

2. Tanah

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya

dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanah

yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi),

latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat

(grumosol) masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan

pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat

(latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.

3. Ketinggian Tempat

Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di

daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah

dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik

bagi pertumbuhan tanaman jagung.

4. Jarak tanam

Jarak tanam pada tanaman jagung menggunakan 70 cm X 20 cm,

tanaman/lubang (Yasin 2013). Menurut Paeru (2017), setelah tanah yang di beri

pupuk dasar siap di tanami, langkah langkah selanjutnya adalah membuat jarak

tanam. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panen. Semakin lama umur

9
panennya, tanaman akan semakin tinggi dan memerlikan tempat yang libih luas.

Oleh karena itu, jarak tanam nya lebih lebar atau jarak antar tanaman lebih

renggang. Jarak tanam jagung berumur panjang dengan waktu panen sekitar 110

hari setelah tanam, yaitu 100 x 25 cm (1 biji/lubang).

10
III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Lahan 1, Fakultas

Pertanian Universitas Halu Oleo. Dari September sampai Desember 2022 sampai

selesai.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu benih jagung (Zea

Mays), pupuk kandang ayam, plastik, tali rafiah dan label. Alat yang digunakan

dalam praktikum ini yaitu parang, patokan, sabit, cangkul, sekop, meteran roll,dan

alat penyiram.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1. Pembukaan Lahan

Sebelum melakukan pembukaan lahan terlabih dahulu siapkan alat dan

bahan berupa parang, cangkul dan sabit yang akan digunakan untuk memotong

kayu atau pun rumput. Sebelum melakukan pembersihan langkah pertama yang

dilakukan ialah menentukan lahan sekaligus melakukan pengukuran dengan

menggunakan meteran roll yang akan digunakan sebagai tempat budidaya,

kemudian lahan tersebut dibersihkan dengan menggunakan parang, sabit dan

cangkul.

11
3.3.2. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan di lakukan dengan tujuan untuk mempersiapkan lahan

sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung agar

memperoleh hasil yang lebih maksimal. Apabila lahan sudah bersih selanjutnya

pembuatan bedengan untuk pembagian lahan tiap orang dengan luas bedengan 2

m × 2 m lalu diberi patok kayu sebagai pembatasnya sesuai jarak yang telah

ditentukan. Membuat garis lurus menggunakan tali rafia agar bedengan dan

drainase yang dibuat lebih rapi dengan ukuran 30 cm agar air tidak tergenang

disekitar bedengan dan dapat menghubungkan bedengan yang satu dengan

bedengan yang lain dan yang terakhir melakukan penggemburan tanah dengan

menggunakan cangkul.

3.3.3. Pemupukan

Pupuk yang digunakan pada pemupukan ini yaitu pupuk kandang ayam.

Pemupukan di lakukan secara langsung dengan mencampur pupuk sekaligus

melakukan penggemburan pada bedengan.

3.3.4. Penanaman

Sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu membuat lubang tanam

dengan menggunakan tugal dengan jarak tanam 15 cm x 15 cm, di setiap lubang

tanam berisi 1 benih jagung, kemudian menutup kembali lubang tanam yang telah

terisi dengan benih menggunakan tanah.

3.3.5. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan melakukan penyiraman rutin

pada pagi dan sore hari dengan air menggunakan gembor, agar tanaman tidak

12
mengalami cekaman kekeringan. Melakukan penyiangan disekitar tanaman

dengan membersihkan gulma agar tidak terjadi kompetisi antara tanaman

kangkung dan gulma dalam hal pemanfaatan air, unsur hara dan ruang tumbuh.

Melakukan penyemprotan hama dan Pemberian pupuk urea.

3.3.6. Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada saat tanaman kangkung sudah berumur 3

bulan. Proses panen dilakukan dengan cara memotong batang dan mengambil

buahnya.

13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Prosedur Kerja

Berdasarkan hasil pratikum yang dilakukan pada tanaman jagung manis

Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut yang telah diuraikan di atas, pembahasan

pengaruh dosis pupuk kandang kambing terhadap gulma dan pertumbuhan

tanaman adalah sebagai berikut.

4.1.1 Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi Terhadap Bobot Kering Gulma.

adanya peningkatan bobot kering gulma seiring dengan peningkatan dosis

pupuk kandang yang diberikan. Pada perlakuan A dengan dosis pupuk kandang 0

ton/Ha terdapat bobot gulma sebesar 1.25g, perlakuan B dengan dosis

pupuk kandang 5 ton/Ha terdapat bobot gulma sebesar 1.32g, perlakuan C dengan

dosis pupuk kandang 10 ton/Ha terdapat bobot gulma sebesar 1.47g, perlakuan D

dengan dosis pupuk kandang 15 ton/Ha terdapat bobot gulma sebesar 1.54g, dan

perlakuan E dengan dosis pupuk kandang 20 ton/Ha terdapat bobot gulma sebesar

1.81g.

Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan bobot kering gulma seiring

dengan adanya peningkatan dosis pupuk kandang kambing. Hal ini disebabkan

oleh adanya kandungan unsur hara pada pupuk kandang yang terurai pada tanah

seperti unsur esensial makronutrien N, P, dan K.

Ada sembilan makronutrien, yang meliputi enam unsur penyusun utama

senyawa organik; karbon, oksigen, hydrogen, nitrogen, sulfur dan fosfor. Tiga

makronutrien lainnya adalah kalium, kalsium, dan magnesium.

14
pemberian bahan organik dapat menambah unsur hara esensial yang

dibutuhkan oleh tanaman terutama unsur N yang fungsi utamanya adalah untuk

membantu pertumbuhan vegetatif pada tanaman. akibat kayanya unsur hara yang

terkandung pada pupuk kandang, pupuk kandang juga dapat menjadi tempat

tumbuh dan berkembangnya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) karena

mengandung mikroorganisme, biji gulma, serta parasit lainnya sehingga dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman.

Pemberian pupuk kandang berpengaruh terhadap hadirnya gulma sebab

pupuk kandang dapat mengandung biji atau benih gulma, dan dapat menciptakan

lingkungan yang baik bagi pertumbuhan gulma. Menurut Sembodo dalam Olasya

(2014), terdapat sifat-sifat fisiologis yang unggul pada gulma, yakni dormansi

pada biji, daya adaptasi yang tinggi, penyerbukan serta penyebarannya yang cepat

dan luas. Berdasarkan hasil dan pemaparan di atas dapat disimpulkan terjadi

peningkatan bobot kering gulma seiring dengan adanya penambahan dosis pupuk

Kandang sapi.

4.1.2 Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung.

Berdasarkan pengukuran tinggi tanaman jagung pada setiap perlakuan dosis

pupuk kandang, menunjukkan hasil bahwa seiring meningkatnya dosis pupuk

kandang pada perlakuan A, B, dan C terjadi juga peningkatan rata-rata tinggi

tanaman jagung. Yaitu pada perlakuan A dengan dosis pupuk kandang kambing 0

ton/Ha tinggi tanaman jagung sebesar 11.69 cm, perlakuan B dengan dosis pupuk

kandang kambing 5 ton/Ha sebesar 12.68 cm, perlakuan C dengan dosis pupuk

kandang kambing 10 ton/Ha sebesar 14.75 cm. Hal ini disebabkan oleh adanya

15
kebutuhan tanaman yang tinggi terhadap unsur hara esesnsial terutama

makronitrien N, P, dan K yang terdapat pada pupuk kandang.

Menurut Pranata (2010), pupuk kandang dapat meningkatkan pertumbuhan

dan hasil tanaman karena selain memiliki daya ikat ion yang tinggi dan dapat

memperbaiki struktur tanah, pupuk kandang juga memiliki kandungan unsur hara

yang lengkap di dalamnya terutama unsur N, P, dan K.Pemberian bahan organik

dapat menambah unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman terutama

unsur N yang fungsi utamanya adalah untuk membantu pertumbuhan vegetatif

pada tanaman.

Namun pada hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman jagung, terjadi

penurunan pertumbuhan pada perlakuan D dan E seiring dengan peningkatan

dosis pupuk kandang. Pada perlakuan D dosis pupuk kandang 15 ton/Ha dengan

rata-rata bobot gulma 1.54 g dan perlakuan E dosis pupuk kandang 20 ton/Ha

dengan rata-rata bobot gulma sebesar 1.81 g menunjukkan tinggi tanaman jagung

yang menurun dari dosis sebelumnya yaitu 13.6 cm dan 13 cm. Hal ini dapat

diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu disebabkan oleh adanya

faktor kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dengan gulma yang muncul.

Persaingan dapat terjadi diantara tanaman apabila terdapat interaksi diantara

tanaman, pada hal ini yaitu tanaman budidaya dan gulma (Moenadir, 1993).

Seperti yang disampaikan Sembodo dalam Olasya (2014), bahwa terdapat sifat-

sifat fisiologis yang unggul pada gulma, yakni dormansi pada biji, daya adaptasi

yang tinggi, penyerbukan serta penyebarannya yang cepat dan luas. Hal ini

menyebabkan daya rusak pada gulma amatlah tinggi melebihi daya rusak yang

16
dihasilkan oleh serangga dan patogen. Menurut Korppf dan Lar (1993), gulma di

lahan pertanian dapat merugikan tanaman budidaya karena menjadi pesaing

kebutuhan hidup dalam hal unsur hara, air, cahaya matahari, CO2 dan ruang

tumbuh sehingga pada akhirnya dapat menurunkan kuantitas dan kualitas hasil

pertanian. Menurut Sembodo dalam Olasya (2014), pada tanaman jagung masa-

masa kritis kompetisi dengan gulma salah satunya adalah pada awal masa

pertumbuhan yakni minggu ke-2 setelah tanam. Dimana kondisi morfologi dan

fisiologinya belum sekuat dan sestabil pada masa generatif. Berdasarkan hasil dan

pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa dosis pupuk kandang kambing

dengan pertumbuhan tanaman jagung paling optimal berada pada dosis 10 ton/Ha

dengan tinggi tanaman 14.75 cm.

17
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan

Usahatani merupakan suatu tindakan usaha tani, dari laporan ini

menjelaskan uasaha budidaya dari awal pembukaan lahan hingga akhir melakukan

penanaman yang di lakukan usaha pembudidayaan. Hal ini di mulai dari

pengenalan visi misi, mengapa melakukan pembudidayaan tanaman jagung pana

merah, permasalaan yang di hadapai sejak berusah tani, tindakan yang dilakukan,

sampai pada tahap penyelesaian untuk di mendapatkan hasil produktivitas yang

berkualitas.

5.2 saran

Semoga dari penulisan laporan pembudidayaan tanaman pangan jagung

manis pana merah ini dapat bermanfaat bagi pemaca dan penulis itu sendiri.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, 2006. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Penerbit PT.

Gramedia.

Dewanto, Londok, Tuturoong, dan Kaunang (2013). Pengaruh Pemupukan

Anorganik Dan Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai

Sumber Pakan. Jurnal Zootek Vol. 32, No. 5, 2013. Hlm. 1-8.

Fadilah dan Akbar, K. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Fosfat Dan Jarak Tanam

Yang Tepat Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis(Zea

mays saccharata sturt). Agrosamudra, Jurnal Penelitian. Vol. 2 No. 2.

Hindersah, R. dan T. Simarmata. 2004. Artikel Ulas Balik. Potensi Rizobakteri

Azotobacter dalam Meningkatkan Kesehatan Tanah. Jurnal Natur

Indonesia. Vol.5(2). P: 127-133.

M. c. Millan, S. 2007. Promoting Growth with PGPR. Soil Foodweb. Canada Ltd.

Soil Biology Laboratory and Learning Centre

Purwono, M dan Hartono, R. 2007. Bertanam Jagung Manis. Penebar Swadaya.

Bogor

Suryana, A. 2006. Strategi, kebijakan dan program penelitian jagung. Makalah

dipresentasikan pada Seminar Nasional Inovasi Teknologi Jagung.

Makassar, 15 September 2006. Balit Serealia, Maros. 3 hlm.

Sariubang, M., L.M. Gufroni dan Sahardi. 2006. Pengkajian sistem integrasi

tanaman jagung sapi potong di lahan kering, Sulawesi Selatan. Pros.

19
Lokakarya Nasional Jejaring Pengembangan Sistem Integrasi Jagung –

Sapi. Pontianak, 9 – 10 Agustus 2006. Puslitbang Peternakan, Bogor.

hlm. 209 – 213.

20
LAMPIRAN

1. Pengolahan Lahan

2. Penanaman

3. Pemeliharaan 4. panen

21

Anda mungkin juga menyukai