Anda di halaman 1dari 83

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PERKEBUNAN KELAPA

SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN


PT CIPTA FUTURA PLANTATION, MUARA ENIM,
SUMATERA SELATAN

OLEH
MUHAMMAD NU’MAN
A24050538

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
PENGELOLAAN TENAGA KERJA PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN
PT CIPTA FUTURA PLANTATION, MUARA ENIM,
SUMATERA SELATAN

Skripsi sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh
MUHAMMAD NU’MAN
A24050538

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Judul : PENGELOLAAN TENAGA KERJA PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI
PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION,
MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.
Nama : Muhammad Nu’man
NRP : A24050538

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, M.Sc


NIP : 19490119 197412 1 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Prof. Dr. Ir. Bambang Sapta Purwoko, M.Sc


NIP : 19610218 198403 1 002

Tanggal Lulus :
RINGKASAN

MUHAMMAD NU’MAN. Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa


Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation,
Muara Enim, Sumatera Selatan. Dibimbing oleh SUDIRMAN YAHYA.

Tenaga kerja perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu faktor


produksi yang menyerap biaya cukup besar sehingga perlu upaya-upaya untuk
meningkatkan efisiensi. Selain itu kegiatan perkebunan kelapa sawit berfluktuasi
sepanjang tahun karena adanya pekerjaan yang berkaitan dengan musim, lahan,
curah hujan, dan bulan panen puncak dan panen rendah. Hal tersebut
menunjukkan perlunya pengelolaan tenaga kerja yang cermat, efektif dan efisien.
Kegiatan magang ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
profesional dan keterampilan kerja dalam memahami proses kerja nyata
pengelolaan perkebunan kelapa sawit, meningkatkan kemampuan teknik budidaya
dan manajerial pengelolaan perkebunan kelapa sawit, mengetahui dan memahami
pengelolaan tenaga kerja perkebunan kelapa sawit, dan menganalisis
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan tenaga kerja serta memberikan
solusi terbaik yang harus dilakukan.
Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan menggunakan metode
langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data sekunder). Data primer
merupakan informasi yang diperoleh secara langsung di lapangan meliputi
pengamatan kegiatan substandar pemupukan, pengamatan pupuk tercecer pada
pemupukan CIRP, pengamatan penunasan/pruning, pengamatan substandar
pemanenan, pengamatan brondolan tersangkut di ketiak pelepah, dan pengamatan
brondolan tinggal di TPH serta diskusi langsung dengan staf, nonstaf dan tenaga
kerja lapangan. Data sekunder diperoleh melalui data kebun yang berkaitan
dengan kondisi umum perusahaan, keadaan tanah dan iklim, tata guna lahan,
kondisi pertanaman dan produksi, struktur organisasi, dan ketenagakerjaan.
Analisis data menggunakan metode deskriptif.
Pengelolaan tenaga kerja lapangan Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
menggunakan sistem borongan. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja pada
setiap jenis pekerjaan sangat bergantung kepada kehadiran tenaga kerja dan
standar kerja. Realisasi pekerjaan di lapangan telah dilaksanakan sesuai dengan
target yang direncanakan dan dengan kualitas kerja yang baik. Peningkatan
kualitas dan prestasi kerja dilakukan dengan pengawasan dan disiplin terhadap
karyawan serta penerapan sanksi yang efektif. Permasalahan yang sedang
dihadapi Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation adalah kekurangan tenaga kerja
pemanenan. Berdasarkan pengamatan penulis masih ditemukan kegiatan yang
tidak memenuhi standar dalam berbagai kegiatan diantaranya pemanenan,
pemupukan, penunasan, dongkel anak kayu, dan transportasi tandan buah segar.
Proyeksi Indeks Tenaga Kerja (ITK) perkebunan Afdeling VII PT Cipta
Futura Plantation bulan Mei 2009 adalah sebesar 0.18 orang/ha. Penggunaan
tenaga kerja tersebut sudah efisien tetapi tidak efektif. Nilai ITK tersebut tidak
konstan, ketersediaan tenaga kerja yang berkurang disebabkan musim panen padi
dan hari setelah gajian.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi
kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi magang
yang berjudul Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation, Muara Enim,
Sumatera Selatan dengan baik.
Skripsi magang ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
pada Program Sarjana, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua (Bapak Fahrur Rozi dan Ibu Wijiatin), Kakakku tercinta
Abdul Wahid dan Fathul Mubin serta kakak iparku Nurdiantini dan
Sukristinah. Keponakanku Faradilla Cahya Firsta dan Faisal Hilmi.
2. Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, M.Sc sebagai dosen pembimbing skripsi,
atas segala saran dan bimbingan dalam penyusunan skripsi magang ini.
3. Dr. Ahmad Junaedi, M.S dan Dwi Guntoro SP, M.Si selaku dosen penguji.
4. Dr. Ir. Endang Murniarti, M.S sebagai dosen pembimbing akademik, atas
bimbingan selama pelaksanaan perkuliahan.
5. PT Cipta Futura Plantation yang telah bersedia menerima penulis untuk
melaksanakan kegiatan magang.
6. Sutan Hutasoit, SP selaku Asisten Afdeling VII dan seluruh karyawan
Afdeling VII yang telah memberikan informasi selama kegiatan magang.
7. Teman-teman magang PT Cipta Futura Plantation (Haryo Purwanto,
Robby Panggabean, Armita Rayendra, dan Wenny Widyawati).
8. Teman-teman Wisma Combi (Andi, Gofir, Hariadi, Novan, Rinto, Surya,
Ari, Rikza, dan Dodi).
9. Keluarga Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Ronggolawe Tuban (IPMRT).
10. Indra, Warno, Isti, Nita, Bagus, Esther, Yunus, dan rekan-rekan Agronomi
dan Hortikultura Angkatan 42.
Bogor, September 2009
Penulis
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tuban, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 27


November 1986. Penulis merupakan anak ketiga dari Bapak Fahrur Rozi dan Ibu
Wijiatin.
Penulis lulus dari SDN Margomulyo II pada tahun 1999, kemudian pada
tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di SLTPN 1 Tuban. Selanjutnya penulis
lulus dari SMAN 1 Tuban pada tahun 2005. Tahun yang sama penulis diterima
menjadi mahasiswa IPB melalui jalur USMI, selanjutnya tahun 2006 penulis
diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian.
Selama menjalani pendidikan di Institut Pertanian Bogor, pada tahun 2007
penulis pernah magang di Balai Penelitian Sayuran, Lembang, Bandung. Tahun
ajaran 2008-2009 penulis menjadi Asisten Praktikum Mata Kuliah Ekologi
Pertanian.
DAFTAR ISI

Halaman
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
Latar Belakang...................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................... 2

METODE MAGANG ..................................................................................... 3


Tempat dan Waktu ................................................................................. 3
Metode Pelaksanaan .............................................................................. 3
Pengamatan dan Pengumpulan Data....................................................... 3

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG...................................................... 5


Letak Geografis dan Administratif ......................................................... 5
Keadaan Tanah dan Iklim ...................................................................... 5
Tata Guna Lahan ................................................................................... 5
Kondisi Pertanaman dan Produksi .......................................................... 6
Struktur Organisasi ................................................................................ 7
Ketenagakerjaan .................................................................................... 7

PELAKSANAAN MAGANG......................................................................... 10
Pelaksanan Aspek Teknis Kebun ........................................................... 10
Pelaksanaan Manajemen Kebun ............................................................. 35

PEMBAHASAN ............................................................................................. 42
Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan .................................................. 42
Indeks Tenaga Kerja .............................................................................. 49

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 51


Kesimpulan............................................................................................ 51
Saran ..................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53

LAMPIRAN ................................................................................................... 54
DAFTAR TABEL

Nomor
Halaman
1. Produksi Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation (Ton) .................. 6
2. Jumlah dan Posisi Tenaga Kerja Perkebunan PT Cipta Futura
Plantation Afdeling VII Bulan Mei 2009 ......................................... 8
3. Jenis dan Jumlah Perumahan Afdeling VII PT Cipta Futura
Plantation ........................................................................................ 9
4. Intensitas Serangan Hama Ulat Api Afdeling VII PT Cipta
Futura Plantation............................................................................. 17
5. Realisasi Pemupukan CIRP di Afdeling VII Berdasarkan
Bobot Pupuk/HK dan ha/HK Pada Tanggal 1-6 Mei 2009 ............... 20
6. Kualitas Pemupukan Harian PT Cipta Futura Plantation
Tanggal 17 April 2009 .................................................................... 20
7. Pengamatan Kegiatan Substandar pada Pemupukan CIRP ............... 21
8. Pengamatan Pupuk Tercecer pada Pemupukan CIRP ...................... 21
9. Pengamatan Pruning/Penunasan ..................................................... 22
10. Alat Panen Kelapa Sawit dan Kegunaannya .................................... 23
11. Sanksi Panen Pekerjaan Substandar di Afdeling VII PT Cipta
Futura Plantation............................................................................. 28
12. Sanksi Kepada Pemanen Afdeling VII Periode April 2009 .............. 28
13. Kualitas Pemanenan Harian PT Cipta Futura Plantation
Tanggal 17 April 2009 .................................................................... 30
14. Program dan Realisasi Pemanenan Afdeling VII Periode
Januari-Maret 2009 ......................................................................... 30
15. Pengamatan Substandar Pemanenan ................................................ 31
16. Pengamatan Brondolan Tersangkut di Ketiak Pelepah ..................... 32
17. Pengamatan Brondolan Tertinggal di TPH ...................................... 33
18. Persentase Unsur Hara dalam Janjangan Kosong ............................. 34
DAFTAR GAMBAR

Nomor
Halaman
1. Pembuatan Tapak Timbun ................................................................ 11
2. Semprot Pasar 2:1 ............................................................................ 14
3. Alat Engine Power Spraying (EPS) .................................................. 16
4. Pemupukan MOP pada Tanaman Menghasilkan .............................. 19
5. Aplikasi Janjangan Kosong ............................................................. 35
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
Halaman
1. Jurnal Harian Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL)
di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ....................................... 54
2. Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Mandor di
Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ........................................... 58
3. Jurnal Harian Magang sebagai Pendamping Asisten Afdeling
di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ....................................... 61
4. Peta Areal Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling
VII .................................................................................................. 64
5. Keadaan Curah Hujan dan Hari Hujan Perkebunan PT Cipta
Futura Plantation............................................................................. 65
6. Rekapitulasi Populasi Tanaman di Perkebunan PT Cipta Futura
Plantation Afdeling VII ................................................................... 66
7. Struktur Organisasi Tingkat Afdeling Perkebunan PT Cipta
Futura Plantation............................................................................. 71
8. Blanko Deteksi Hama Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ........ 72
9. Rekomendasi pemupukan Afdeling VII Perkebunan PT Cipta
Futura Plantation............................................................................. 73
10. Surat Pengantar Buah Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ........ 75
11. Bon Gudang Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ...................... 76
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu
jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting di sektor pertanian
umumnya, dan sektor perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan dari sekian
banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang
menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi
Pertanian, 1990).
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu sumber minyak nabati yang
telah menjadi komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia, baik sebagai
sumber pendapatan bagi jutaan keluarga petani, sebagai sumber devisa negara,
penyedia lapangan kerja, serta sebagai pendorong tumbuh dan berkembangnya
industri hilir berbasis minyak kelapa sawit (CPO) di Indonesia.
Pada tahun 2007 luas areal kelapa sawit di Indonesia sebesar 6 611 000 ha,
dengan jumlah produksi kelapa sawit sebesar 17 373 000 ton minyak sawit
dengan ekspor sebanyak 12 400 000 ton minyak sawit. Tujuan ekspor kelapa
sawit Indonesia adalah India, China, Belanda, Singapura, Jerman, Spanyol,
Malaysia, Vietnam, Italia, Meksiko dan tujuan ekspor minyak inti sawit antara
lain Belanda, India, Spanyol, Meksiko dan Italia (Direktorat Jenderal Perkebunan,
2008).
Perkebunan kelapa sawit memiliki karakteristik padat karya dengan
ketersediaan tenaga kerja yang melimpah dengan keahlian yang cukup dan murah
merupakan faktor yang sangat menentukan untuk tercapainya skala bisnis
perkebunan kelapa sawit. Namun posisi keunggulan tenaga kerja Indonesia
semakin lama semakin melemah karena adanya kenaikan upah buruh yang tidak
proporsional dengan kenaikan produktivitas kerja (Pahan, 2006).
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang menyerap biaya
cukup besar sehingga perlu upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi. Salah satu
cara mengukur efisiensi tenaga kerja dengan menghitung produktivitas kerja.
Produktivitas kerja merupakan perbandingan antara tenaga kerja yang digunakan
untuk menghasilkan produksi dalam satuan waktu tertentu (Hartopo, 2005).
Kebutuhan tenaga kerja kelapa sawit dipengaruhi oleh luas kebun, jenis
pekerjaan, topografi dan iklim, teknologi, komposisi/umur tanaman. Untuk itu
pengelolaan tenaga kerja harus memperhatikan fungsi-fungsi manajemen yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan tenaga kerja
penting untuk dilakukan dalam menjamin terlaksananya pekerjaan dengan baik
(Ginting, 2005).
Pekerjaan dalam pemeliharaan cukup banyak memerlukan biaya dan
tenaga, dan merupakan syarat untuk mendapatkan tanaman yang baik. Selain itu
kegiatan perkebunan kelapa sawit berfluktuasi sepanjang tahun karena adanya
pekerjaan yang berkaitan dengan musim, lahan, curah hujan, dan bulan panen
puncak dan panen rendah (Lubis, 1992). Hal tersebut menunjukkan perlunya
pengelolaan tenaga kerja yang cermat, efektif dan efisien.

Tujuan
Tujuan kegiatan magang ini adalah:
1. Meningkatkan kemampuan profesional dan keterampilan kerja dalam
memahami proses kerja nyata pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
2. Meningkatkan kemampuan teknik budidaya dan manajerial pengelolaan
perkebunan kelapa sawit.
3. Mengetahui dan memahami pengelolaan tenaga kerja perkebunan kelapa
sawit.
4. Menganalisis permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan tenaga kerja
serta memberikan solusi terbaik yang harus dilakukan.
METODE MAGANG

Tempat dan Waktu


Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dimulai dari tanggal
12 Februari 2009 sampai 12 Juni 2009 bertempat di Perkebunan PT Cipta Futura
Plantation, Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera
Selatan.

Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan magang dilaksanakan dengan bekerja langsung di lapangan
selama empat bulan sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL), pendamping
mandor, dan sebagai pendamping asisten afdeling. Kegiatan yang dilakukan
menyangkut aspek teknis dan manajemen.
Kegiatan sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) dilaksanakan selama dua
bulan dengan melaksanakan semua tugas yang diperintahkan sesuai dengan
kebutuhan kebun seperti pembuatan parit, perawatan parit, pembuatan tapak
timbun, pengendalian hama, pemupukan, susun janjangan kosong, pengendalian
gulma, penunasan, dan pemanenan. Kegiatan lainnya adalah mengisi jurnal
harian, mencatat prestasi kerja, dan bahan dan alat yang digunakan. Jurnal
kegiatan sebagai KHL dapat dilihat pada Lampiran 1.
Kegiatan sebagai pendamping mandor dilaksanakan pada bulan ketiga
yang bertugas melakukan apel pagi, mengisi jurnal harian magang sebagai
pendamping mandor, mengawasi pekerjaan di lapangan, mengisi buku kerja
mandor, mengisi absen karyawan, dan berdiskusi dengan mandor. Jurnal kegiatan
sebagai pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 2. Kegiatan sebagai
pendamping asisten afdeling dilaksanakan pada bulan keempat. Kegiatan sebagai
pendamping asisten afdeling sama dengan kegiatan sebagai pendamping mandor
Jurnal sebagai pendamping asisten dapat dilihat pada Lampiran 3.

Pengamatan dan Pengumpulan Data


Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan menggunakan metode
langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data sekunder). Data primer
merupakan informasi yang diperoleh secara langsung di lapangan meliputi
pengamatan kegiatan substandar pemupukan, pengamatan pupuk tercecer pada
pemupukan CIRP, pengamatan penunasan/pruning, pengamatan substandar
pemanenan, pengamatan brondolan tersangkut di ketiak pelepah, dan pengamatan
brondolan tinggal di TPH serta diskusi langsung dengan karyawan staf, karyawan
nonstaf dan tenaga kerja lapangan. Analisis data menggunakan metode deskriptif.
Data sekunder diperoleh melalui data kebun yang berkaitan dengan
kondisi umum perusahaan, keadaan tanah dan iklim, tata guna lahan, kondisi
pertanaman dan produksi, struktur organisasi, dan ketenagakerjaan.
PELAKSANAAN MAGANG

Pelaksanaan Aspek Teknis Kebun


Pada pelaksanaan teknis magang ini penulis diberi tugas sebagai
Karyawan Harian Lepas (KHL). Sebagai KHL penulis melakukan beberapa
kegiatan antara lain : pembuatan parit, perawatan parit, pembuatan tapak timbun,
pengendalian gulma, pengendalian hama, penunasan dan pemanenan, pemupukan,
dan susun janjangan kosong. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di Afdeling VII
PT Cipta Futura Plantation.

Pembuatan Parit
Parit merupakan saluran yang menghubungkan lembah/bukit satu dengan
yang lainnya agar air dapat dialirkan ke bawah dan masuk saluran pembuangan.
Pembuatan parit bertujuan untuk mencegah genangan air pada daerah datar
rendahan dan areal yang sering mengalami banjir serta untuk drainase air hujan.
Kegiatan pembuatan parit di Afdeling VII dilakukan secara manual.
Pembuatan parit di areal berbentuk kubus dengan lebar 1.5 m dan kedalaman 1 m,
bahan galian diletakkan 0.5 m dari tepi parit untuk menghindari masuknya
kembali tanah ke dalam parit. Untuk parit di samping jalan berbentuk trapesium
dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Alat yang digunakan dalam pembuatan
parit adalah cangkul, parang dan dodos (untuk meratakan tepi parit).
Norma kerja pembuatan parit yang diterapkan oleh kebun adalah 10
m/HK, sedangkan prestasi kerja penulis adalah 5 m/HK.

Perawatan Parit
Perawatan parit bertujuan melancarkan saluran air yang tertutup/tersumbat
oleh semak, kayu, pelepah maupun tertimbun lumpur dan meluruskan parit yang
berliku serta memperdalam parit. Kondisi parit di Afdeling VII umumnya tertutup
semak dan lumpur terutama di areal perluasan yang masih tinggi tingkat erosinya.
Kegiatan rawat parit di Afdeling VII dilakukan setiap tahun sekali.
Standar rawat parit antara lain parit yang tersumbat harus dialirkan, parit
harus bersih dari rumput, kayu, pelepah, dan kotoran lainnya, krokos yang ada di
parit harus dinaikkan ke badan jalan, parit yang dangkal harus diperdalam, untuk
bibir parit dibuka 1-1.5 m.
Alat yang digunakan adalah cangkul, dodos, dan parang. Norma kerja
perawatan parit yang diterapkan oleh kebun adalah 20 m/HK, sedangkan prestasi
kerja penulis adalah 20 m/HK.

Pembuatan Tapak Timbun


Pembuatan tapak timbun dilaksanakan pada daerah rendahan atau pasang
surut yang kemungkinan besar tanaman tergenang apabila curah hujan cukup
tinggi. Tujuan pembuatan tapak timbun agar pokok sawit tidak tergenang dan
mengurangi pencucian pada saat pemupukan. Selain itu pembuatan tapak timbun
juga berfungsi memperkokoh akar tanaman agar tidak mudah rebah karena
terkikis air. Kondisi kelapa sawit yang tergenang air biasanya kerdil.
Tapak timbun dibuat berbentuk lingkaran penuh dengan jari-jari 2 m dan
diamater tidak boleh kurang dari 4 m. Pembuatan tapak timbun dilakukan dengan
mengambil tanah di sekeliling tanaman, kemudian tanah ditimbun dengan
ketinggian 0.5 m. Pada jari-jari 0.5 m dari pokok tanaman kelapa sawit dibuat
cekung ke arah dalam agar pangkal sawit tidak tercekik dan optimal dalam
penyerapan akar. Permukaan tapak timbun harus padat dan datar, pemadatan
dilakukan dengan cara memukulkan pangkal pelepah. Tapak timbun harus bersih
dari tunggul-tunggul dan akar-akar. Pembuatan tapak timbun dapat dilakukan
sebelum atau sesudah penanaman.
Norma kerja pembuatan tapak timbun adalah 2 pokok/HK, sedangkan
prestasi penulis 0.4 pokok/HK.

Gambar 1. Pembuatan Tapak Timbun


Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma pada tanaman merupakan kegiatan yang sangat
penting. Pengendalian gulma di Afdeling VII terdiri dari Dongkel Anak Kayu
(DAK), semprot piringan, semprot pasar 2:1, dan semprot lain-lain. Jenis gulma
yang banyak dijumpai di Afdeling VII antara lain Clidemia hirta (beludru),
Mimosa vigra (kucingan), Mimosa pudica (putri malu), Mimosa invisa (kalandra),
Axonopus compressus (antalobang), Setaria plicata (bambuan), Asystasia intrusa
(akar ruas-ruas), Eleusine indica (lulangan), Clibadium surinamensis,
Chromolaena odorata (putihan), Melastoma malabatricum (senduduk), Scleria
sumatrensis (kerisan), Mikania micrantha, Cyperus rotundus (teki), Boreria alata,
Boreria laevis, dan Imperata cylindrica (alang-alang).
Dongkel anak kayu. Dongkel anak kayu merupakan pengendalian gulma
dengan cara mendongkel/membongkar gulma sampai ke akarnya menggunakan
tenaga manusia. Alat yang digunakan adalah cangkul dan tidak diperbolehkan
menggunakan parang pada saat mendongkel. Cara DAK dengan mendongkel anak
kayu yang berada di piringan dan gawangan, memecah bongkahan tanah yang
melekat di akar, menurunkan kacang-kacangan dan Mikania micrantha yang
merambat di pokok sawit dan mengeluarkannya dari piringan, sampah berupa
daun kering, dahan kering, pelepah kering, dan sebagainya sebaiknya dibersihkan,
dan membersihkan piringan dengan ukuran piringan adalah 2 m dari pokok sawit.
Rotasi pengendalian gulma untuk TBM dibagi menjadi beberapa rotasi.
Pengendalian gulma pada TBM 1 (1x1) dilakukan satu bulan sekali selama tiga
bulan berturut-turut pada awal penanaman. Selanjutnya pada TBM 1 dilakukan
pengendalian gulma dengan rotasi (1x3), yaitu pengendalian gulma dilakukan tiga
bulan sekali. Pada TBM 2 (1x3), artinya pengendalian gulma dilakukan tiga bulan
sekali dalam satu tahun, sedangkan pada TBM 3 dan TM (1x6) pengendalian
gulma dilakukan enam bulan sekali dalam satu tahun.
Kegiatan dongkel anak kayu bersamaan dengan kegiatan babat dempes
yaitu pembabatan gulma yang dilakukan dengan menebas gulma hingga 5 cm di
atas permukaan tanah dengan menggunakan parang.
Tenaga kerja Afdeling VII dalam kegiatan dongkel anak kayu merupakan
karyawan harian lepas borongan terdiri dari tiga kemandoran. Kemandoran satu
berjumlah 14 orang, kemandoran dua berjumlah 5 orang, dan kemandoran tiga
berjumlah 5 orang. Norma kerja kebun kegiatan DAK pada TBM 2 yaitu 0.14
ha/HK. Prestasi kerja karyawan adalah 0.15 ha/HK, sedangkan prestasi kerja
penulis adalah 0.03 ha/HK.
Penulis melaksanakan DAK di Blok 70P pada TBM 2. Kendala yang
dihadapi dalam kegiatan DAK adalah pada lokasi dengan gulma yang terlalu rapat
sehingga membutuhkan waktu yang lama dan cuaca yang terik.
Semprot piringan (Circle spraying). Piringan merupakan tempat jatuhnya
buah dan brondolan. Piringan harus bersih dari gulma agar tanaman dapat
memperoleh unsur hara yang dibutuhkan tanpa bersaing dengan gulma. Semprot
piringan merupakan kegiatan pengendalian gulma dengan cara melakukan
penyemprotan gulma yang berada di piringan tanaman kelapa sawit. Bahan kimia
yang digunakan adalah SMART yang termasuk herbisida Glyphosat dengan jenis
AS (Aquaeous Solution). Konsentrasi yang digunakan adalah 7 ml/l air dengan
dosis 0.45 l/ha. Alat semprot yang digunakan adalah knapsack sprayer tipe SOLO
menggunakan nozel merah.
Penyemprotan yang dilakukan harus merata di sekeliling tanaman dengan
lebar piringan 2 m untuk tanaman menghasilkan. Norma kerja kebun dalam
semprot piringan adalah 1.25 ha/HK
Semprot pasar 2:1. Semprot pasar 2:1 merupakan kegiatan pengendalian
gulma yang bertujuan untuk mempermudah pengangkutan buah dari piringan ke
TPH. Pasar 2:1 merupakan jalan yang dibuat di gawangan dengan perbandingan 1
pasar/jalan dalam 2 gawangan. Bahan kimia yang digunakan adalah SMART yang
termasuk herbisida Glyphosat dengan jenis AS (Aquaeous Solution). Konsentrasi
yang digunakan adalah 7 ml/l air dengan dosis 0.25 l/ha. Alat semprot yang
digunakan adalah knapsack sprayer tipe SOLO menggunakan nozel merah.
Penyemprotan pasar 2:1 harus dilakukan secara merata dengan lebar
semprot minimal 1 m. Semprot pasar 2:1 diusahakan harus lurus (tidak berbelok-
belok) dan tidak boleh ditukar-tukar pada setiap penyemprotan. Dalam semprot
pasar 2:1 sekaligus dilakukan semprot TPH dengan ukuran 3 m x 4 m yang
terdapat di awal dan ujung pasar 2:1. Hasil semprotan diperiksa pada satu minggu
setelah penyemprotan dan gulma harus mati dalam dua minggu.
Gambar 2. Semprot Pasar 2:1

Jumlah tenaga kerja semprot pasar 2:1 adalah 25 orang dari satu
kemandoran. Norma kerja kebun dalam semprot pasar 2:1 adalah 5 ha/HK dan
prestasi kerja karyawan adalah 4.49 ha/HK sedangkan prestasi kerja penulis 4
ha/HK.
Semprot lain-lain. Semprot lain-lain merupakan pengendalian gulma
yang tumbuh di gawangan mati, rendahan, tebing, dan pinggir jalan.
Penyemprotan ini diutamakan gulma berdaun lebar (kuping gajah), pakis kawat,
Asystacia, Acasia, Mikania, dan gulma jenis rumput-rumputan.
Herbisida yang digunakan dalam semprot pasar 2:1 adalah SMART yang
termasuk Glyphosate, dengan jenis AS (Aquaeous Solution). Konsentrasi yang
digunakan adalah 7 ml/l air dengan dosis 3 l/ha. Untuk pakis kawat digunakan
Gulmason 276sl (solouble solid) yang termasuk paraquat, Alat semprot yang
digunakan adalah knapsack sprayer tipe SOLO menggunakan nozel merah.
Pada saat penulis menjadi pendamping mandor tenaga kerja semprot lain-
lain berjumlah 14 orang dengan prestasi kerja karyawan 0.5 ha/HK. Norma kerja
kebun 0.5 ha/HK. Tenaga kerja penyemprot merupakan tenaga kerja borongan.
Pengupahan dilakukan sesuai dengan hasil yang diperoleh penyemprot.

Pengendalian Hama dan Penyakit


Pengendalian hama dan penyakit merupakan kegiatan yang harus
dilakukan agar populasi hama dan penyakit tidak melebihi ambang ekonomi.
Dalam periode ini hanya dilakukan pengendalian hama, sedangkan pengendalian
penyakit tidak dilakukan. Pengendalian penyakit tidak dilakukan karena tidak
ditemukan kerugian produksi yang ditimbulkan oleh penyakit. Hama di PT Cipta
Futura Plantation yang selalu menjadi perhatian adalah hama ulat api. Jenis hama
ulat api yaitu Tosea asigna, Setora nitens, dan Darna trima, sedangkan hama ulat
kantung adalah Mahasena corbetti.
Pengendalian manual. Pengendalian hama secara manual yaitu kutip ulat.
Kegiatan kutib ulat dapat dilakukan untuk TBM hingga TM 2, apabila lebih dari
TM 2 tinggi tanaman sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan kutip ulat. Ulat
api yang telah dikutip dimasukkan ke dalam botol dan dihitung berdasarkan jenis
ulat.
Pengendalian biologis. Pengendalian biologis ulat api dilakukan melalui
penanaman bunga pukul delapan (Turnera subulata) yang merupakan tanaman
inang predator ulat api. Bunga pukul delapan memiliki karakteristik warna bunga
yang menarik serta aroma yang wangi sehingga diharapkan dapat mengundang
kepik predator ulat api.
Persemaian dilakukan di dalam polibag berukuran kecil dengan panjang
10 cm, lebar 5 cm, dan tebal 0.1 mm. Pengisian polibag menggunakan tanah top
soil dan harus padat dengan membentuk bidang yang rata. Perbanyakan bunga
pukul delapan dilakukan dengan stek batang keras dengan ukuran 12-15 cm.
Penanaman diawali dengan pembuatan bedengan dengan jarak tanam 20 cm x 20
cm. Penanaman dilakukan di samping jalan pada petak/blok yang terserang hama
ulat api.
Prestasi kerja penulis dalam stek batang di polibag 200 polibag/HK,
pembuatan bedengan 20 m/HK, dan penanaman 177 tanaman/HK.
Pengendalian kimiawi. Pengendalian hama ulat api dilakukan secara
kimiawi. Bahan yang digunakan adalah insektisida Decis 2.5 EC (Emulsivisible
Concentrate) mengandung bahan aktif deltametrin 25 g/l yang merupakan jenis
insektisida lambung dan kontak dan Agristick yang merupakan bahan perata dan
perekat yang mengandung bahan aktif alkilaril poliglikol eter 400 ml/l.
Konsentrasi Decis dan Agristick masing-masing yang digunakan adalah
0.4 ml air kemudian dimasukkan ke dalam knapsack sprayer 15 l tipe keep SOLO.
Penyemprotan menggunakan knapsack sprayer diaplikasikan pada kelapa sawit
yang masih rendah, sedangkan untuk kelapa sawit yang tinggi menggunakan alat
EPS (Engine Power Spraying).
Engine Power Spraying (EPS) merupakan alat penyemprot bertekanan
dengan bahan bakar bensin. EPS terdiri dari mesin penyemprot, selang dengan
panjang 200 m dan diameter 3 cm, stick sprayer, drum (tempat pencampuran
insektisida), jerigen (wadah mengambil air dari tangki atau parit), bambu (alat
bantu mengikatkan stick untuk pohon yang tinggi), dan dump truk sebagai alat
angkut alat dan air yang harus selalu ada di lokasi penyemprotan.

Gambar 3. Alat Engine Power Spraying (EPS)

Konsentrasi Decis dan Agristick masing-masing yang digunakan adalah 7


ml/20 l air. Penyemprotan menggunakan EPS dimulai dari pelepah daun teratas
sampai daun terbawah bertujuan penyemprotan merata pada seluruh daun. Ulat
yang terkena insektisida akan mati sekitar 30 menit dengan perut pecah dan warna
berubah menjadi coklat.
Penyemprotan EPS dalam satu tim terdiri dari empat orang yang terdiri
dari penyemprot, penarik selang, operator mesin dan bahan, dan pengambil
sample ulat. Pengambilan sample ulat dilakukan secara acak untuk mengetahui
tingkat serangan. Prestasi kerja penulis dalam penyemprotan hama ulat api
menggunakan knapsack sprayer adalah 94 pokok/HK dan penyemprotan
menggunakan EPS adalah 225 pokok/4HK.
Deteksi hama. Deteksi hama bertujuan mengetahui intensitas serangan
ulat api pada blok/petak yang diamati sehingga dapat ditentukan kapan waktu
pengendalian yang tepat. Dalam deteksi hama terdapat tiga aksi antara lain row
1/10 pada areal yang tidak ada serangan, row 1/5 untuk serangan ringan, dan row
½ untuk serangan sedang sampai berat. jenis serangan dibagi menjadi tiga antara
lain serangan ringan (ulat 1-5 per pohon), sedang (ulat 6-10 per pohon), dan berat
(>10 per pohon). Deteksi hama dilakukan dengan cara mengambil pokok pertama
pada baris pertama. Pokok berikutnya adalah kelipatan dari aksi yang digunakan.
Misalnya pada aksi 1/10 pokok kedua yang diamati adalah pokok ke-10 dari
pokok pertama dan untuk berikutnya pokok ke-10 dari pokok kedua dan
seterusnya untuk menentukan pokok sample.
Jenis ulat api yang terdapat di Afdeling VII antara lain Tosea asigna (larva
warna kehijauan pekat dengan corak melbar seperti gambar tengkorak), Setora
nitens (larva berwarna kehijauan dengan corak lurus di tengah punggungnya,
Darna trima (larva berwarna coklat tua dengan bagian bawah berwana hijau dan
kepala lebih besar daripa badannya.
Deteksi hama dilakukan oleh 2 orang/grup, satu orang sebagai pengait dan
memasukkan ulat ke dalam botol serta satu orang sebagai pencatat. Dalam deteksi
hama setiap pokok sample harus diamati dengan teliti, kemudian setiap spesies
ulat yang diperoleh dicatat jenis dan jumlahnya pada blanko deteksi hama.
Apabila pengamatan telah selesai seluruh blanko dikumpulkan untuk dirata-rata
ulat per pokok dan intensitas serangan pada setiap petak yang diamati. Blanko
deteksi hama dapat dilihat pada Lampiran 8.
Setelah melakukan deteksi hama, maka total ulat hasil deteksi dihitung
berdasarkan jumlah ulatnya, sehingga dapat diketahui persen serangan masing-
masing ulat tersebut. Intensitas serangan hama ulat api Afdeling VII PT Cipta
Futura Plantation dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil pengamatan deteksi hama di
Afdeling VII adalah sebagai berikut:
Total JPSB : 540 pokok
Total pokok sampel : 73 pokok

Tabel 4. Intensitas Serangan Hama Ulat Api Afdeling VII PT Cipta Futura
Plantation
Setora Thosea Darna Mahasena
Jenis Ulat
nitens Asigna trima corbetti
Jumlah Ulat 32 28 22 15
Jumlah Pokok terserang 18 22 21 12
Rata-rata serangan per
1.78 1.27 1.05 1.25
tanaman
Intensitas Serangan 3.33 4.07 3.89 2.22
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Contoh perhitungan intensitas serangan ulat api :
∑ SN
Rata-rata Setora nitens per tanaman =
∑ pokok terserang SN
32
=
18
= 1.78
Intensitas Serangan Setora nitens = ∑ pokok terserang SN
x 100%
Total JPSB
= 18
x 100%
540
= 3.33%

Pemupukan
Pupuk yang digunakan di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation yaitu ZA
(Amonium Sulfat), MOP (Muriate Of Potash), RP (Rock Phosphate), Kieserite,
dan HGFB (Borat) dengan dosis masing-masing secara berurutan adalah 1 – 1.5
kg/pokok, 1 – 1.5 kg/pokok, 2 – 2.5 kg/pokok, 0.5 – 1.5 kg/pokok, dan 0.8
kg/pokok. Rekomendasi pemupukan berasal dari PT Asian Agri. Rekomendasi
pemupukan Afdeling VII dapat dilihat pada Lampiran 9.
Pelaksanaan pemupukan. Pelaksanaan pemupukan dimulai dari
pengangkutan pupuk dari gudang menggunakan dump truk. Kemudian pupuk
didistribusikan ke blok/petak yang akan dipupuk dengan mengecer pupuk di
pinggir jalan blok/petak. Dalam pengeceran pupuk perlu diperhatikan kondisi
areal dan panjang jalur/barisan pokok kelapa sawit. Tiga macam cara pengeceran,
yaitu 1 : 2, 1 : 3, dan 1 : 4. Eceran 1 : 2 adalah jika areal baris yang gawangannya
panjang, 1 karung pupuk untuk 2 jalur gawangan, sedangkan eceran 1 : 3 dan 1 : 4
adalah jika areal/gawangan pendek, 1 karung pupuk untuk tiga atau empat jalur
tanaman. Pemupukan dilakukan hingga ke tengah petak kemudian dibalas penabur
pupuk didepannya. Pemupukan harus sesuai dosis yang dianjurkan dan ke semua
pokok.
Alat yang digunakan dalam pemupukan adalah ember 17 kg dan mangkok
yang telah dikalibrasi (700 g). Setelah kegiatan pemupukan selesai dilakukan,
karung pupuk digulung sepuluh-sepuluh dan dibawa ke kantor afdeling, kemudian
karung pupuk dikembalikan ke gudang. Tujuan pengembalian karung pupuk
untuk menghindari/mencegah pencurian pupuk.
Cara pengaplikasian pupuk pada tanaman menghasilkan (TM) yaitu
dengan menabur pupuk (ZA, MOP, RP, Kieserite, dan HGFB) di samping pelepah
pada gawangan mati secara merata dan tidak diperbolehkan memupuk di tengah
pelepah atau di piringan. Pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM)
diaplikasikan pada piringan dengan menggunakan pupuk NPK dengan dosis 2.5
kg/pokok. Untuk lahan berbentuk tapal kuda, pupuk ditebar merata pada bagian
atas yang lebih tinggi. Tujuannya apabila tercuci akan jatuh ke bagian bawah atau
tepat di pokok kelapa sawit.
Frekuensi pemupukan di Afdeling VII dilakukan tiga kali setahun dan
sekali setahun. Pupuk ZA dan MOP diberikan tiga kali setahun, sedangkan RP,
Kieserite, dan HGFB diberikan sekali setahun. Pengaplikasian pada tahap pertama
pupuk ZA dan MOP diberikan pada bulan Februari/Maret, tahap kedua pada bulan
Juni, dan tahap ketiga pada bulan September/Oktober. Pupuk RP diberikan pada
bulan April, Kieserite pada bulan Juni/Juli, dan HGFB pada bulan Agustus.

Gambar 4. Pemupukan MOP pada Tanaman Menghasilkan

Kegiatan pemupukan yang dilakukan penulis menggunakan pupuk MOP


dengan kandungan 60% K2O dengan dosis 1.5 kg/pokok. Norma kerja pemupukan
2 ha/HK. Prestasi kerja karyawan 2 ha/HK, sedangkan prestasi kerja penulis 1
ha/HK.
Tenaga kerja pemupukan. Tenaga kerja pupuk di Afdeling VII terdiri
dari dua kemandoran. Kemandoran satu terdiri dari 22 orang, sedangkan
kemandoran dua terdiri dari 25 orang. Tenaga kerja pupuk di Afdeling VII
berstatus Karyawan Harian Lepas (KHL) borongan. Realisasi Pemupukan CIRP
berdasarkan bobot pupuk/HK dan ha/HK dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Realisasi Pemupukan CIRP di Afdeling VII Berdasarkan Bobot


Pupuk/HK dan ha/HK Pada Tanggal 1-6 Mei 2009
Jumlah Jumlah Standar
Tgl Blok ha kg/HK ha/HK
Pupuk (kg) HK ha/HK
83 A dan 93
1 62.26 16188 33 490.55 1.89
D DP
2 94 A B 49.45 12858 30 428.60 1.65
4 93 A B C 66.73 18923.25 35 540.66 1.91 2.00
94 C D dan
5 74.67 19414 37 524.70 2.02
95 D
6 95 P 51.26 13326 34 391.94 1.51
Rata-rata 475.29 1.79 2.00
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa standar ha/HK yang diperoleh


karyawan di bawah standar yang berlaku dan lebih kecil 0.21 ha/HK dari standar
(<10.5%).
Kualitas kerja pemupukan. Kualitas kerja pemupukan merupakan salah
satu ukuran untuk mengetahui pemupukan yang dilaksanakan pada kurun waktu
tersebut sesuai dengan standar atau tidak. Dengan mengetahui kualitas
pemupukan diharapkan dapat dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaan
pemupukan. Kualitas pemupukan harian PT Cipta Futura Plantation terdapat pada
Tabel 6.

Tabel 6. Kualitas Pemupukan Harian PT Cipta Futura Plantation Tanggal 17


April 2009
Blok Pokok Sub Kualitas Kuantitas
Afd Tinggal
Inspeksi Inspeksi standard (%) (%)
7 70 238 4 0 98.3 100
1 38 215 5 0 97.7 100
6 54 209 7 0 96.7 100
8 26 204 7 0 96.6 100
Cipta Futura 866 23 0 97.3 100
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Berdasarkan Tabel 6. kualitas pemupukan Afdeling VII lebih baik
dibandingkan afdeling lainnya. Apabila kualitas pemupukan di bawah 95% maka
mandor pupuk dapat dikenai penalti.
Pengamatan Kegiatan Pemupukan Substandar
Kegiatan pemupukan di Afdeling VII masih ditemukan banyak kegiatan
pemupukan yang substandard terutama pemupukan di tengah pelepah dan di
piringan. Pemupukan yang dilakukan di tengah pelepah dan di piringan
menyebabkan pupuk yang diaplikasikan tidak sesuai dengan standar pemupukan
(Tabel 7).

Tabel 7. Pengamatan Kegiatan Substandar pada Pemupukan CIRP


Substandar Persentase Substandard (%)
Jumlah
Blok Tengah
Pokok Piringan Piringan Tengah Pelepah
Pelepah
93 DP 111 8 22 7.2 19.8
94 B 97 1 12 1.0 12.4
93 B 92 1 6 1.1 6.5
93 C 91 1 8 1.1 8.8
95 P 132 4 19 3.0 14.4
Rata-Rata Substandard 2.7 12.4
Sumber : Hasil Pengamatan

Pengamatan Pupuk Tercecer


Permasalahan yang sering terjadi pada kegiatan pemupukan adalah pupuk
yang tercecer mencapai 22% dan persentase pupuk yang dikeruk mencapai 63.3%
(Tabel 8). Hal ini dikhawatirkan mempengaruhi dosis pupuk yang diaplikasikan.

Tabel 8. Pengamatan Pupuk Tercecer pada Pemupukan CIRP


Jumlah Pupuk Persentase Persentase
Pemupuk
Karung Tercecer Dikeruk Tercecer (%) Dikeruk (%)
1 10 2 1 20 50
2 10 3 0 30 0
3 10 2 2 20 100
4 10 3 2 30 66.6
5 10 1 1 10 100
Rata-rata 22 63.3
Sumber : Hasil Pengamatan
Penunasan (pruning)
Penunasan (pruning) merupakan upaya untuk mengatur jumlah pelepah
yang perlu dipertahankan di pohon. Penunasan bertujuan mempermudah
pekerjaan potong buah (melihat dan memotong buah masak), menghindari
tersangkutnya brondolan pada ketiak pelepah, memperlancar penyerbukan alami,
melakukan sanitasi sehingga menciptakan lingkungan yang dapat menghambat
tanaman dan mempermudah pengamatan buah matang pada saat pekerjaan potong
buah.
Penunasan di Kebun Ujan Mas menggunakan sistem songgo dua yakni dua
pelepah di bawah tandan tidak dipotong sedangkan yang berada dibawahnya harus
dibuang. Selain itu penunasan dilakukan pada pelepah yang sengkleh dan pelepah
kering. Pemotongan pelepah harus rapat dengan pangkal pelepah maksimal 2 cm
dengan bekas potongan pelepah dengan batang berbentuk tapal kuda (membentuk
huruf ‘V’) dan pelepah tidak boleh sengkleh. Pelepah yang telah dipotong disusun
di gawangan mati dan tidak boleh menutup pasar 2:1. Pada areal lereng, pelepah
disusun seperti tangga mengikuti kontur untuk mencegah buah menggelinding
saat dipanen, sedangkan untuk areal yang datar disusun membentuk huruf ‘I’.
Kegiatan penunasan di Afdeling VII menggunakan rotasi satu tahun dan
merupakan kegiatan sisipan pemanenan dan menjadi tanggung jawab mandor
panen dan biasanya dilakukan dua hari setiap akhir bulan. Dalam hal ini tenaga
kerja penunasan merupakan tenaga kerja panen. Upah yang diperoleh pekerja
berdasarkan jumlah pokok yang ditunas yaitu Rp 600,-/pokok dan tidak
menerapkan sistem premi. Prestasi kerja penulis dalam kegiatan penunasan 0.97
ha/HK. Pengamatan pruning/penunasan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengamatan Pruning/Penunasan


Songgo Jumlah
Blok Pemanen
Tanpa Satu Dua Tiga Pokok
70 A 1 0 0 23 3 26
2 1 2 19 1 23
3 0 1 20 0 21
Total 1 3 62 4 70
Persentase 1.42 4.29 88.58 5.71 100
Sumber : Hasil Pengamatan
Berdasarkan Tabel 9, penunasan telah memenuhi sistem songgo dua
meskipun masih ditemukan tanpa songgo, songgo satu, dan songgo tiga.

Pemanenan
Panen merupakan aspek penting dalam rangkaian kegiatan budidaya
kelapa sawit. Tujuan panen adalah untuk mendapatkan minyak dan inti sawit
sebanyak-banyaknya serta mendapatkan kualitas terbaik. Serangkaian kegiatan
panen dimulai dari memotong tandan matang sesuai kriteria, mengumpulkan dan
mengutip brondolan serta menyusun tandan di TPH.
Persiapan panen. Persiapan panen di afdeling VII pada saat perpindahan
TBM menjadi TM antara lain perawatan pasar 2:1 dan piringan, pemasangan
jembatan 2:1, pemasangan tanda blok tanaman, pemeliharaan jalan, perencanaan
pengadaan panen, sanitasi dan persiapan pengangkutan, TPH, dan perencanaan
kebutuhan tenaga kerja.
Peralatan panen. Peralatan panen yang digunakan harus memenuhi
standar perkebunan kelapa sawit, salah satu standar alat panen adalah dapat
disesuaikan dengan tinggi tanaman. Alat panen kelapa sawit dan kegunaannya
dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Alat Panen Kelapa Sawit dan Kegunaannya

No Nama Alat Fungsi/kegunaan


1 Dodos Kecil Alat yang memiliki mata dodos dengan lebar ± 8 cm
digunakan untuk penunasan pada TBM
2 Dodos besar Alat yang memiliki mata dodos dengan lebar ± 14 cm
dengan diameter gagang 5 cm digunakan untuk
pemanenan pada pohon yang tidak terlalu tinggi
3 Pisau egrek Alat untuk pemotongan pelepah dan pemotongan tangkai
buah pada saat panen dan digunakan pada tanaman tinggi
4 Pipa Egrek Gagang pisau egrek yang terbuat dari allmunium pole
5 Kapak Alat pemotong tangkai tandan yang terlalu panjang
6 Batu asah Alat asah untuk mata dodos dan pisau egrek
7 Karet Pengikat pisau egrek/dodos dengan gagang kayu atau pipa
8 Tojok Alat untuk pengangkutan TBS ke dalam angkong atau
untuk menaikkan TBS ke dump truk
9 Gancu Alat untuk memuat dan membongkar TBS dari dump truk
10 Karung Tempat atau wadah brondolan diangkut ke TPH
11 Angkong Alat pengangkutan TBS dan brondolan ke TPH
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Alat kerja untuk pemanenan disediakan oleh kebun. Hal ini apabila
pemanen mengambil alat dari kebun mereka harus membayar/membeli dengan
cara mencicil dari gaji bulanan mereka.
Sistem dan rotasi panen. Sistem panen yang digunakan adalah sistem
hanca tetap yaitu setiap pemanen memiliki hanca sendiri dengan luasan yang telah
ditentukan oleh perusahaan dan bersifat tetap (tidak berpindah-pindah) untuk
panen berikutnya. Namun apabila dalam satu hari panen, pemanen mampu
mengerjakan lebih dari satu hanca dapat berpindah ke hanca yang lainnya dengan
pertimbangan waktu dan cuaca serta atas izin mandor. Satu hanca panen sama
dengan 2.5 ha/HK. Nomor hanca tertulis di pokok sawit dengan tinta/cat warna
biru.
Hanca tetap yang diterapkan perusahaan memiliki kekurangan dan
kelebihan. Kelebihan hanca tetap antara lain pemanen lebih menguasai areal
sehingga lebih mudah untuk mencari solusi apabila menemukan kesulitan,
pemanen memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap hanca mereka
sendiri (mutu hanca baik). Kekurangan hanca tetap antara lain pelaksanaan potong
buah tidak mengacu kepada banyak atau sedikitnya buah karena luas hanca
tertentu, terdapat kesan bahwa mandor panen malas karena karyawan langsung
mengetahui hanca masing-masing, peran mandor terkesan menyempit yaitu
sebagai pemberi penalti (kontrol setelah kerja) bukan sebagai pembimbing
(kontrol saat kerja), transpor kurang efektif karena buah lambat keluar untuk itu
perusahaan menerapkan sistem muat bebas dimana pengangkutan dilaksanakan
tanpa pembagian wilayah kerja.
Rotasi panen adalah lamanya waktu antara satu panen dengan panen
berikutnya. Rotasi panen di Afdeling VII dibagi menjadi tiga bagian antara lain 2
rotasi (10/15), 3 rotasi (7/10), dan 4 Rotasi (5/7). Rotasi panen 10/15 artinya 10
hari memanen dalam waktu 15 hari kerja, 5 hari untuk hari panen cadangan,
begitu juga untuk rotasi panen 7/10 dan rotasi panen 5/7.
Rotasi panen 10/15 dilaksanakan pada saat luasan yang akan dipanen besar
dan jumlah buah yang akan dipanen sedikit. Rotasi panen 7/10 dilaksanakan pada
saat luasan yang akan dipanen sedang dan jumlah buah yang akan dipanen
sedang. Rotasi panen 5/7 dilaksanakan pada saat luasan yang akan dipanen kecil
dan jumlah buah yang akan dipanen banyak. Rotasi panen yang digunakan saat ini
adalah 2 rotasi (10/15).
Tenaga kerja panen. Perencanaan dan pengorganisasian tenaga kerja
panen merupakan aspek penting untuk menjamin TBS yang dipanen pada hari
yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Pemanen di Kebun Ujan Mas
diberi hanca dengan luasan 2.5 ha/HK. Jumlah nomor hanca di Afdeling VII
adalah 124, sedangkan jumlah tenaga kerja panen di Afdeling VII yang tersedia
75 orang. Hal ini disebabkan banyak tenaga kerja panen yang mengundurkan diri.
Terhitung pada tahun 2009 sampai bulan April terdapat 18 pemanen yang
mengundurkan diri.
Untuk penambahan jumlah tenaga kerja panen, tenaga kerja panen pemula
akan diberi kesempatan magang selama satu bulan untuk mendapatkan bimbingan
dan mempelajari pelaksanaan panen dan pruning. Setelah satu bulan apabila
sudah memenuhi kriteria akan diterima sebagai pemanen dengan pemberian
nomor pemanen.
Kriteria matang panen. Kriteria matang panen yang digunakan adalah
tandan yang telah membrondol. Buah yang tidak membrondol termasuk buah
mentah meskipun warna buah sudah masak berwarna kuning kemerahan.
Pengelompokan mutu TBS di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) didasarkan pada jumlah
buah yang membrondol sampai di Loading Ramp dinyatakan sebagai fraksi buah.
Fraksi buah ialah derajat kematangan TBS yang diterima di pabrik dan
diklasifikasikan sebagai berikut :
 Fraksi 00 (sangat mentah) ialah TBS normal (bukan kategori buah sakit)
yang belum mempunyai buah lepas membrondol 0%.
 Fraksi 0 (mentah) ialah TBS yang memiliki buah lepas membrondol, 12.5 %
dari permukaan luar.
 Fraksi I (kurang matang) ialah TBS yang memiliki buah lepas membrondol
12.5% - 25% dari permukaan luar.
 Fraksi II (matang) ialah TBS yang memiliki buah lepas membrondol 25% -
50% dari permukaan luar.
 Fraksi III (matang II) ialah TBS yang memiliki buah lepas membrondol
50% - 75% dari permukaan luar.
 Fraksi IV (lewat matang) ialah TBS yang memiliki buah lepas membrondol
75% - 100% dari permukaan luar.
 Buah busuk ialah buah yang telah membusuk akibat terlalu lama dibiarkan
di piringan. Bentuk fisiknya yang berair dan berwarna hitam.
Pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen dilaksanakan setiap hari kecuali
hari libur, gajian, dan pruning. Tugas yang harus dilakukan pemanen adalah
memotong semua tandan masak dan tidak boleh tinggal di pokok maupun di
piringan, memotong cabang dan pelepah tanpa sengkleh, menyusun pelepah di
gawangan mati dengan rapi, mengumpulkan brondolan dalam karung, dan
mengumpulkan TBS dan brondolan ke TPH.
Pemotongan buah masak dimulai dengan pemotongan pelepah dengan rapat
terhadap pokok tanaman atau yang dikenal dengan tapal kuda. Pelepah yang telah
dipotong dan disusun di gawangan mati membentuk huruf ‘I’ dengan rapi. Setiap
tandan yang dipotong harus dilakukan dengan sempurna dan tidak boleh ada
bagian yang buah yang tertinggal di batang atau brondolan yang tertinggal di
batang atau disebut gonjes dan semua tangkai dipotong rapat ke arah dalam (≤ 2
cm). TBS yang telah dipotong dan brondolan dalam karung diangkut ke TPH dan
disusun rapi. Buah yang telah disusun diberi nomor pemanen. Manfaat pemberian
nomor pemanen untuk mempermudah krani buah dan mandor panen untuk
mengetahui kondisi buah yang telah terangkut dan posisi buah yang belum
terangkut.
Organisasi panen. Pengorganisasian panen harus dilakukan dengan baik
supaya kegiatan panen dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai target
produksi. Organisasi panen apabila dilaksanakan dengan baik akan mendukung
perusahaan untuk mendapatkan produksi yang tinggi dengan kadar asam lemak
bebas yang rendah.
Pada Afdeling VII terdapat lima kemandoran panen, kemandoran 1 terdiri
dari 16 orang, kemandoran 2 terdiri dari 17 orang, kemandoran 3 terdiri dari 14
orang, kemandoran 4 terdiri dari 10 orang, dan kemandoran 5 terdiri atas 18
orang. Kemandoran 4 tidak memiliki mandor panen, untuk itu tugas mandor 4
digantikan oleh mandor lainnya. Mandor panen bertanggung jawab kepada
supervisor panen agar TBS yang dipanen sesuai dengan kriteria panen, supervisor
panen bertanggung jawab kepada asisten afdeling.
Basis dan premi panen. Kegiatan panen di Afdeling VII menerapkan
sistem basis borong. Penentuan basis panen berdasarkan jumlah tandan bukan
berdasarkan berat atau tonase. Basis borong adalah jumlah tandan yang harus
diselesaikan dalam satu hari kerja oleh setiap pemanen. Basis borong yang
ditetapkan perusahaan adalah 75 TBS/HK dengan upah Rp. 400,-/TBS. Apabila
panen melebihi basis borong maka pemanen berhak mendapatkan premi. Premi
potong yang diterapkan berdasarkan jumlah janjang buah/TBS yang didapat yaitu
sebesar Rp. 1 500,-/TBS, sedangkan untuk kutip brondolan, pemanen
mendapatkan upah Rp. 65,-/kg dengan asumsi berat satu karung 27 kg, karung
yang digunakan adalah karung bekas pupuk 50 kg. Sehingga apabila dalam satu
hari pemanen mendapat 150 TBS dan 5 karung brondolan, upah yang diperoleh
sebagai berikut:
Basis : 75 TBS x Rp 400,- = Rp 30 000,-
: 5 karung x (Rp 65,- x 27 kg) = Rp 8 775,-
Premi : (150 TBS – 75 TBS) x Rp 1 500,- = Rp 112 500,-
Total pendapatan yang diperoleh = Rp 151 275,-
Premi panen merupakan penghargaan yang diberikan kepada pemanen
karena jumlah TBS yang diperoleh melebihi basis yang telah ditentukan dengan
mutu buah yang sesuai dengan ketentuan panen. Manfaat pemberian premi adalah
untuk merangsang pemanen menghasilkan TBS sebanyak mungkin, artinya
semakin banyak TBS yang dipanen semakin banyak tambahan uang yang akan
diterima. Sistem pembayaran premi dilakukan pada saat gajian, hal ini tentunya
sangat efektif untuk tujuan premi.
Sanksi panen. Tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan standar akan
dikenai sanksi. Tujuan penerapan sanksi untuk menghindari kesalahan pekerjaan
yang dilakukan tenaga kerja pemanenan yang menyebabkan kerugian bagi
perkebunan. Selain itu untuk memberikan efek jera agar kesalahan tersebut tidak
terulang kembali. Sanksi panen pekerjaan substandar di Afdeling VII PT Cipta
Futura Plantation dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Sanksi Panen Pekerjaan Substandar di Afdeling VII PT Cipta Futura
Plantation

No Pekerjaan Sanksi/Pinalti
1 Tandan matang tidak Basis, premi, dan brondolan dipotong semua
dipanen
2 Tandan matang dipanen Basis, premi, dan brondolan dipotong semua
tidak dikumpul
3 Tandan mentah dipotong Basis, premi, dan brondolan dipotong semua
4 Brondolan tidak dikutip Dapat basis, premi dan brondolan dipotong
semua
Belum dapat basis, basis dan brondolan
dipotong semua
5 Tangkai panjang Dipotong 5 TBS
6 Pelepah Sengkleh Dipotong 10 TBS/pokok (basis maupun premi)
7 Tandan tidak disusun di Dipotong 5 TBS
TPH
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)

Jumlah pemanen yang dikenai sanksi pada bulan April mencapai 24%.
Kesalahan pemanen yang dikenai sanksi paling banyak adalah buah tinggal di
piringan maupun di pokok sawit (Tabel 12).

Tabel 12. Sanksi Kepada Pemanen Afdeling VII Periode April 2009
Kesalahan Panen
Nomor
No Buah Brondolan Buah Tangkai
Pemanen Sengkleh
Tinggal Tinggal Mentah Panjang
1 3 2
2 14 1 1 1
3 18 1 1
4 20 1
5 24 1
6 26 1
7 28 1
8 29 1 1
9 43 1
10 39 1 1
11 45 1
12 63 1
13 72 1
14 77 1 1
15 79 1
16 86 1
17 97 1
18 101 1
Total Sanksi 10 4 5 5 1
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Faktor yang menyebabkan buah tinggal adalah pohon yang terlalu tinggi,
pohon terletak di tepi sungai/parit atau daerah rendahan, infrastruktur hanca, dan
pemanen yang kurang teliti melihat buah yang telah membrondol. Pemberian
sanksi kepada pemanen kadang-kadang kurang efektif karena masih ada pemanen
yang melakukan kesalahan yang sama.
Kualitas kerja panen. Kualitas kerja panen merupakan salah satu ukuran
untuk mengetahui pemanenan yang dilaksanakan pada periode waktu tersebut
sesuai dengan standar atau tidak. Dengan mengetahui kualitas panen diharapkan
dapat dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaan panen. Kualitas pemanenan
ditentukan oleh tim inspeksi kebun. Kualitas kerja pemanenan dapat dilihat pada
Tabel 13.
Berdasarkan Tabel 13, kualitas pemanenan Afdeling VII lebih baik
dibandingkan afdeling lainnya. Apabila kualitas pemanenan di bawah 95% maka
mandor panen dapat dikenai penalti.
Program dan realisasi panen. Program merupakan perencanaan untuk
mencapai target yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pemanenan. Untuk
mengetahui program yang dilaksanakan berjalan sesuai program dapat diketahui
melalui realisasi pelaksanaan pemanenan. Mutu pelaksanaan pemanenan
merupakan ukuran pelaksanaan pemanenan berjalan dengan baik atau tidak.
Program dan realisasi panen dapat dilihat pada Tabel 14.
Realisasi hektar panen pada triwulan pertama tahun 2009 melebihi
program yang direncanakan menunjukkan rotasi panen yang dijalankan tidak
mengalami ketertinggalan. Apabila terjadi ketertinggalan, faktor penghambat
tertinggalnya rotasi panen yaitu kurangnya tenaga pemanen karena musim dan
pekerjaan sampingan, kehadiran pemanen (sakit/izin, hari gajian, tempat tinggal,
dan kerusakan alat kerja), infrastruktur hanca (jalan angkong dan jembatan 2:1),
dan faktor alam (tingginya curah hujan).
Realisasi tonase lebih rendah dari yang ditargetkan. Turunnya produksi
panen disebabkan perubahan rotasi panen menjadi lebih cepat ketika semua blok
telah terealisasi, umur tanaman yang semakin tua, dan kurangnya jumlah hari
hujan.
Tabel 13. Kualitas Pemanenan Harian PT Cipta Futura Plantation Tanggal 17 April 2009

Substandard
Blok Pokok Buah Kualitas Kuantitas
Afd Tanpa
Inspeksi Inspeksi Gonjes Sengkleh Brondolan Mentah Tinggal (%) (%)
Songgo
7 108 354 0 0 0 8 0 0 97.7 100
6 41/42 342 0 0 1 9 0 0 97.1 100
8 85 301 0 1 0 7 0 2 96.7 99.3
1 89/90 259 0 2 3 5 0 0 96.1 100
Cipta Futura 1256 0 3 4 29 0 2 96.9 99.8
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)

Tabel 14. Program dan Realisasi Pemanenan Afdeling VII Periode Januari-Maret 2009

Ha Real Ton Real Rp/ha Real Mutu


Triwulan I
Program Realisasi (%) Program Realisasi (%) Program Realisasi (%) (%)
Januari 3 715.86 3 857.78 103.8 3 777.41 2 371.495 62.8 50 000 31 645 63.3 97.5
Februari 3 715.86 3 709.62 99.8 2 930.06 2 125.392 72.5 50 000 29 984 59.9 97.7
Maret 3 715.86 3 715.86 100 3 402.79 2 724.673 80.0 50 000 38 393 76.8 96.2
Total 11 147.58 11 283.26 101.2 10 110.26 7 221.560 71.7 50 000 33 340 66.6 97.1
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Pengawasan panen. Pengawasan panen bertujuan untuk menjaga agar
kegiatan pemanenan dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan,
pengawasan pemanenan lebih diarahkan kepada kualitas kerja pemanen.
Hal yang perlu menjadi perhatian dalam pengawasan panen yaitu tandan
matang yang tidak dipanen menyebabkan buah akan busuk, tandan mentah yang
dipanen karena pemotongan tandan mentah menyebabkan hilangnya minyak dan
inti karena tersingkir saat rotasi dan apabila tandan diolah akan menimbulkan
gangguan dalam pengolahan, brondolan yang ada di piringan, gawangan, atau
sekitar areal kelapa sawit harus dikutip hingga bersih karena dapat menyebabkan
kerugian dalam produksi, tandan buah dipotong membentuk mulut kodok atau
dengan ukuran 2 cm dari pangkal buah, pemotongan pelepah sengkleh yang ada,
dan pengaturan pelepah yang telah dipotong sesuai dengan ketentuan yang ada
dan disusun serapi mungkin agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan
pemanenan.
Pengamatan Substandard Kegiatan Pemanenan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, kegiatan substandard
umumnya disebabkan oleh brondolan yang tidak dikutip terutama di piringan
dekat gawangan mati dan pasar 2:1, dan masih ditemukan pelepah sengkleh, tanpa
songgo dan buah tinggal (Tabel 15).

Tabel 15. Pengamatan Substandard Pemanenan


Substandard Sub
Blok Petak Pkk Tanpa Brondol Buah standard
Gonjes Sengkleh
Songgo Tinggal Tinggal (%)
104 A 51 0 0 0 16 0 31.4
B 52 0 2 1 7 2 23.1
C 56 0 4 1 4 0 16.1
D 50 0 0 0 9 0 18.0
103 A 51 0 2 0 4 0 11.8
107 A 51 0 0 0 12 0 23.5
B 53 0 0 0 13 0 24.5
C 52 0 0 0 15 0 28.9
D 50 0 0 0 6 1 14.0
106 A 51 0 0 0 7 0 13.7
Afd. VII 517 0 8 2 93 3 20.5
Sumber : Hasil Pengamatan
Pengamatan Brondolan Tersangkut di Ketiak Pelepah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis masih ditemukan
brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah namun dengan jumlah yang sedikit
(Tabel 16). Rata-rata pemanen tidak melakukan penurunan brondolan yang
tersangkut di pelepah meskipun telah ditetapkan penalti brondolan.

Tabel 16. Pengamatan Brondolan Tersangkut di Ketiak Pelepah


Blok Petak Brondolan Jumlah Pokok Sample Rata-Rata
104 A 8 10 0.8
B 9 10 0.9
C 5 10 0.5
D 17 10 1.7
103 A 3 10 0.3
107 A 13 10 1.3
B 16 10 1.6
C 10 10 1
D 6 10 0.6
106 A 6 10 0.6
Rata-Rata Brondolan Tersangkut di Ketiak 0.93
Sumber : Hasil Pengamatan

Prestasi karyawan rata-rata adalah 98 TBS/HK sedangkan prestasi penulis


10 TBS/HK. Perbedaan tersebut disebabkan penulis belum terampil dalam
penggunaan alat.

Pengangkutan Hasil Panen


Pengangkutan hasil panen merupakan kegiatan pengangkutan TBS dan
brondolan dari TPH ke pabrik. Buah yang dipanen harus segera diangkut pada
hari itu juga setelah buah dipanen. Perencanaan angkutan dilakukan oleh krani
buah dan asisten afdeling.
Pengangkutan dimulai setelah absen dan apel pagi dimulai. Sistem yang
biasa diterapkan di Afdeling VII adalah sistem muat bebas. Kelebihan sistem
muat bebas adalah TBS lebih cepat terangkut terutama pada musim hujan.
Kekurangannya adalah lebih banyak bahan bakar yang digunakan. Alat yang
digunakan dalam pengangkutan adalah dump truk dan tojok. Setelah pengambilan
TBS dan sebelum diangkut ke pabrik, mobil harus ke kantor afdeling untuk
mendapatkan surat tugas dan surat pengantar buah. Blanko surat pengantar buah
dapat dilihat pada Lampiran 10.
Pengamatan Brondolan Tinggal di TPH
Permasalahan yang terjadi dalam pengangkutan TBS adalah masih ada
brondolan yang tidak terangkut di TPH (Tabel 17). Hal tersebut karena pekerja
yang tergesa-gesa dan kurangnya kesadaran. Pada saat musim hujan permasalahan
yang timbul adalah kondisi jalan yang rusak sehingga menyebabkan banyak mobil
yang terpuruk. sedangkan alat penarik jumlahnya hanya satu sehingga sangat
menghambat pengangkutan TBS.

Tabel 17. Pengamatan Brondolan Tertinggal di TPH


Blok Petak Jumlah Brondolan Jumlah TPH Sample Rata-rata
104 A 31 10 3.1
B 24 10 2.4
C 28 10 2.8
D 54 10 5.4
103 A 42 10 4.2
107 A 21 10 2.1
B 25 10 2.5
C 18 10 1.8
D 22 10 2.2
106 A 22 10 2.2
Rata-Rata Brondolan Tinggal di TPH 2.87
Sumber : Hasil Pengamatan

Tenaga kerja pengangkutan terdiri dari sopir dump truk dan pemuat.
Tenaga kerja angkut TBS akan mendapatkan premi apabila menyelesaikan basis
yang ditetapkan. Jumlah basis yang ditetapkan adalah 150 ton/bulan dengan harga
Rp. 10.000.-/ton. Apabila kurang dari satu bulan telah mendapatkan basis akan
memperoleh premi sebesar Rp. 30.000.-/ton.

Susun Janjangan Kosong (SJJK)


Janjangan kosong merupakan bentuk limbah padat yang berasal dari
pabrik kelapa sawit (PKS) setelah TBS diproses di sterilizer dan stripper,
sehingga perlu pengelolaan yang baik. Janjangan kosong mengandung bahan
organik dan hara yang bermanfaat bagi tanaman.
Aplikasi janjangan kosong bertujuan meningkatkan proses dekomposisi
sehingga kandungan fisik, biologi, dan kimia pada tanah meningkat. Aplikasi
janjangan kosong sebagai mulsa dapat menurunkan suhu tanah. mempertahankan
kelembaban tanah (Pahan. 2006). Untuk Kebun Ujan Mas yang memiliki curah
hujan tinggi >2 500 mm sangat efektif untuk mengurangi kerugian hara melalui
proses pencucian dan aliran permukaan serta mencegah terjadinya erosi.
Menurut Pahan (2006) aplikasi janjangan kosong sangat sesuai untuk
menggantikan sebagian pupuk anorganik, asalkan jumlah pasokan hara sebanding
dengan pupuk anorganik tersebut.

Tabel 18. Persentase Unsur Hara dalam Janjangan Kosong


Persentase Unsur Hara
dalam Janjangan Kosong Sebanding dengan Pupuk
Hara Utama
per Ton Janjangan Kosong
Kisaran Rata-rata
Nitrogen (N) 0.32 - 0.43 0.37 8.00 kg Urea
Fosfor (P) 0.03 - 0.05 0.04 2.90 kg RP
Potassium (K) 0.89 - 0.95 0.91 18.30 kg MOP
Magnesium (Mg) 0.07 - 0.10 0.08 5.00 kg Kieserit
Sumber : Pahan (2006)

Pengangkutan janjangan kosong dari PKS ke lapangan dilakukan


menggunakan dump truk milik kebun sendiri. Penurunan janjangan kosong
dilakukan di tepi jalan dan harus sedekat mungkin dengan tempat aplikasi.
Apabila sopir dump truk melakukan kesalahan dalam penurunan janjangan
kosong dapat dikenai penalti.
Aplikasi janjangan kosong di Afdeling VII dilakukan secara manual.
Aplikasi janjangan kosong dilakukan dengan menyusun janjangan kosong
diantara dua pokok sawit tetapi di luar piringan berbentuk persegi panjang dengan
panjang 12 janjang dan lebar 10 janjang serta ujung janjangan kosong menghadap
pasar 2:1. Susunan janjangan kosong tidak boleh menutup parit. Penumpukan
dalam aplikasi janjangan kosong tidak diperbolehkan karena dapat mempercepat
perkembangbiakan kumbang Oryctes rhinoceros pada tumpukan. Janjangan
kosong hanya diaplikasikan satu tahun sekali. Selain itu aplikasi janjangan kosong
tidak boleh diaplikasikan di gawangan mati. Alat yang digunakan dalam
penyusunan janjangan kosong adalah angkong dan gancu.
Gambar 5. Aplikasi Janjangan Kosong

Sistem upah susun janjang kosong adalah sistem borongan. Kebutuhan


tenaga kerja susun janjangan kosong bergantung jumlah tumpukan di lapangan.
Tenaga kerja yang terlibat dalam susun janjangan kosong merupakan satu tim
khusus berjumlah 12 - 14 orang yang seluruhnya wanita. Prestasi kerja karyawan
susun janjangan kosong adalah 2.12 ton/HK sedangkan prestasi kerja penulis 2
ton/HK
Metode aplikasi janjangan kosong di Afdeling VII dilakukan secara
disposal karena tidak didasari oleh sifat hara dan tanah yang dibutuhkan tanaman
kelapa sawit dan hanya didasari topografi lahan yang datar yaitu pada blok 106
dan 107. Menurut Pahan (2006) Janjangan kosong yang diaplikasikan secara
disposal tidak diperbolehkan karena secara prinsip merugikan, karena
pemanfaatan hara oleh tanaman tidak optimal dan menjadi penyebaran kumbang
Oryctes.

Pelaksanaan Manajemen Kebun

Pengelolaan Tenaga Kerja Lapangan


Tenaga kerja lapangan di Kebun Ujan Mas merupakan Karyawan Harian
Lepas (KHL) borongan. Tenaga KHL berasal dari lokasi kebun dan dari daerah
sekitar kebun misalnya Ulak Bandung dan Muara Enim. Pekerjaan dimulai dari
apel pagi pukul 06.00 WIB dan selesai pukul 15.00 WIB. Waktu istirahat pukul
12.00 WIB sampai 13.00 WIB.
Tenaga KHL tidak terikat oleh perusahaan dan pemakaiannya tergantung
kebutuhan perusahaan. Penerimaan KHL langsung dilakukan oleh kantor afdeling,
KHL minimal berumur diatas 17 tahun, dan tidak cacat fisik. Para pekerja
mendapatkan upah sesuai dengan jumlah hasil kerja dan prestasi kerja yang
diperoleh dan telah ditentukan oleh perusahaan. Pemberian gaji kepada KHL
diberikan langsung di kantor afdeling pada minggu pertama setiap bulannya.

Pengelolaan Karyawan Non Staf


Karyawan non staf terdiri dari karyawan yang memiliki pangkat dibawah
supervisor yaitu mandor (senior, 1st, dan 2nd) dan operator (senior, 1st, dan 2nd).
Sesuai pangkatnya, karyawan non staf memiliki tugas, wewenang, dan tanggung
jawab yang tertuang dalam booklet perusahaan.
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab pangkat Operator Senior antara
lain memiliki disiplin dan loyalitas kerja yang tinggi, melaksanakan perintah
atasan, menguasai teknis/operasional pekerjaan KHL, hasil kerja sesuai standar,
merawat alat yang menjadi tanggung jawabnya, menguasai pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya, dan memberi laporan hasil kerja per hari.
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab pangkat Mandor Senior antara lain
memiliki disiplin dan loyalitas kerja yang tinggi, melaksanakan perintah atasan,
menguasai pekerjaan operator, hasil kerja sesuai standar, yang menjadi tanggung
jawabnya (memakai dan merawat alat, pemakaian bahan, tenaga kerja, dapat
menghitung pemakaian biaya, dan laporan hasil kerja harus akurat), memimpin
bawahan dengan baik, memiliki data program dan realisasi kerja.
Pembayaran gaji karyawan non staf diberikan pada awal bulan melalui
bank yang ditunjuk perusahaan sesuai dengan pangkat yang dimiliki dan hari
kerja. Karyawan non staf mendapatkan tunjangan dari perusahaan berupa Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK).

Krani Afdeling
Krani afdeling berfungsi sebagai kontrol seluruh kegiatan dan laporan
kegiatan afdeling sebelum dikirim ke kantor kebun. Kegiatan yang dilakukan
mencakup kegiatan produksi (pemanenan), perawatan (pemupukan, dongkel, dan
semprot) dan kegiatan penunjang produksi (rawat jalan, rawat parit, dan lain-lain).
Tugas krani afdeling yaitu pengalokasian kegiatan kebun dan
pengalokasian kegiatan kendaraan (transportasi). Pengalokasian kegiatan kebun
antara lain perhitungan tenaga, pengecekan buku mandor, pembuatan laporan
harian, pembuatan laporan bulanan. Seluruh kegiatan afdeling harus dilaporkan
secara jelas dan terperinci ke kantor kebun setiap hari. Termasuk kegiatan
pengangkutan TBS ke PKS dan pengangkutan karyawan dari kantor afdeling ke
lapangan atau sebaliknya. Krani afdeling bertanggung jawab kepada asisten
afdeling
.
Pendamping Mandor
Mandor afdeling merupakan pengawas yang berhubungan langsung
dengan karyawan di lapangan. Tugas mandor secara umum adalah mengabsen
karyawan, mengarahkan pekerjaan, mengawasi pelaksanaan pekerjaan, mengisi
buku laporan tenaga, laporan hasil, dan buku kerja mandor (BKM) setiap harinya.
Mandor afdeling terdiri dari mandor panen, mandor pupuk, mandor hama dan
penyakit, mandor semprot, mandor dongkel, dan mandor infrastruktur (rawat
jalan, rawat parit, dan tapak timbun).
Selama penulis berstatus menjadi pendamping mandor, jenis pekerjaan
yang diawasi adalah pemupukan, pemanenan, penyemprotan, susun janjang
kosong, dan pengangkutan TBS.
Pemupukan. Selama menjadi pendamping mandor pemupukan kegiatan
yang dilakukan penulis di antaranya melakukan pengawasan setiap kegiatan dari
pengambilan pupuk di gudang, distribusi pupuk sampai selesainya kegiatan di
lapangan.
Tugas mandor pupuk adalah membuat perencanaan blok/petak yang akan
dipupuk atas persetujuan asisten afdeling, membuat permintaan bahan/bon gudang
yang disetujui asisten afdeling, manager kebun, dan manager kepala, meminta
kendaraan pengangkutan pupuk ke krani afdeling, menghitung banyaknya tenaga
kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan dipupuk, apel pagi dan
memberikan pengarahan kepada karyawan, mengawasi pengambilan pupuk di
gudang, mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari gudang ke lapangan,
mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pemupukan. Setelah selesai kegiatan di
lapangan, mandor pupuk menghitung gaji yang diperoleh karyawan, mengisi
absen karyawan, mengisi buku laporan tenaga, laporan hasil, dan mengisi buku
kerja mandor (BKM). Blanko bon gudang dapat dilihat pada Lampiran 11.
Untuk mempermudah dan mengefisienkan pekerjaan pemupukan di
lapangan dibentuk organisasi pemupukan yang terdiri dari mandor lapangan,
pengecer pupuk, dan penabur pupuk.
Permasalahan yang sering terjadi selama menjadi pendamping mandor
pemupukan antara lain dosis yang diberikan tidak sesuai dengan rekomendasi
karena tenaga kerja pupuk terlalu tergesa-gesa dan tidak mengeruk pupuk yang
tercecer di jalan maupun dump truk dan distribusi pemupukan yang tidak merata.
Kesalahan tenaga kerja bagian penabur adalah melakukan pemupukan di piringan
dan di tengah pelepah.
Pemanenan. Panen merupakan bagian kegiatan yang berhubungan
dengan produksi dan merupakan tujuan akhir dari keseluruhan kegiatan budidaya
tanaman kelapa sawit. Selama berstatus menjadi pendamping mandor panen,
penulis diberi tanggung jawab untuk mengawasi beberapa hanca yang dipanen
untuk menjaga agar tidak terjadi buah tinggal, brondolan tidak dikutip,
pemanenan buah mentah, dan pelepah sengkleh serta memberikan sanksi kepada
pemanen apabila melakukan kesalahan. Selain itu kegiatan sebagai pendamping
mandor panen adalah menghitung jumlah TBS yang dipanen di TPH dan inspeksi
buah mentah.
Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan blok/petak yang harus
dipanen atas persetujuan asisten afdeling, kemudian melakukan apel kepada
karyawan dengan memberikan pengarahan tentang standar pelaksanaan panen dan
keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga pengabsenan karyawan untuk
mengetahui jumlah tenaga kerja panen. Kemudian mandor panen memberi hanca
kepada masing-masing pemanen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen
menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang
dipanen pada hari tersebut, mengisi absen karyawan, mengisi buku krani buah,
mengisi buku laporan tenaga, dan mengisi buku kerja mandor (BKM). Norma
kerja ditentukan oleh berapa banyak TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi
pemanen yang melebihi basis maka pemanen tersebut berhak mendapatkan premi.
Tugas lain dari mandor panen adalah melakukan sensus buah dan mengambil
sample hama tikus.
Permasalahan yang dihadapi oleh Afdeling VII adalah kekurangan jumlah
pemanen dan kekosongan mandor panen, banyaknya penalti akibat buah tinggal,
masih ditemukan brondolan yang tinggal di ketiak, piringan, dan pasar 2:1, dan
tidak ada perhatian terhadap songgo.
Semprot. Penyemprotan merupakan salah satu pengendalian gulma
dengan menggunakan herbisida. Selama berstatus mandor semprot kegiatan yang
dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan pengambilan herbisida di
gudang dan pelaksanaan kegiatan penyemprotan di lapangan. Untuk permintaan
herbisida, mandor terlebih dahulu membuat bon gudang yang disetujui asisten
afdeling, manager kebun, dan manager kepala. Pembuatan bon gudang
dilaksanakan satu hari sebelum kegiatan penyemprotan dilaksanakan.
Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas
persetujuan asisten afdeling, melakukan apel pagi dan pengabsenan karyawan,
mengawasi pekerjaan di lapangan, mengawasi penggunaan herbisida. Setelah
selesai kegiatan di lapangan, mandor semprot menghitung gaji yang diperoleh
karyawan, mengisi absen karyawan, dan menghitung penggunaan bahan yang
dipakai, buku laporan tenaga, laporan hasil, serta mengisi buku kerja mandor
(BKM).
Permasalahan dalam kegiatan penyemprotan adalah penggunaan bahan
yang berlebihan, sehingga mengakibatkan kekurangan bahan dan terlalu
mengibaskan stick sehingga gulma tidak tersemprot dengan baik. Selain itu
laporan penggunaan bahan yang dilakukan mandor semprot tidak sesuai dengan
bahan yang tersedia. Kebutuhan air untuk penyemprotan tidak menjadi
permasalahan, karena kebun Ujan Mas memiliki banyak sumber air.
Susun janjangan kosong. Dalam pekerjaan susun janjangan kosong
penulis diberi tanggung jawab menjadi mandor. Kegiatan yang dilakukan adalah
melakukan apel pagi karyawan, pengabsenan karyawan, menghitung jumlah
tumpukan janjangan kosong di lapangan, dan pengawasan di lapangan. Setelah
selesai kegiatan menghitung sisa tumpukan janjangan kosong di lapangan,
menghitung gaji yang diperoleh karyawan, mengisi absen karyawan, buku laporan
tenaga, laporan hasil, serta mengisi buku kerja mandor (BKM).
Krani buah. Tugas krani buah adalah menjamin pengangkutan TBS dari
TPH ke pabrik kelapa sawit dan melakukan pengawasan terhadap kualitas buah.
Kegiatan yang dilakukan adalah koordinasi dengan mandor panen hanca yang
dipanen, menentukan jalur yang harus diambil oleh pemuat, menentukan buah
sample dan buah larangan, melakukan apel pagi dan mejelaskan peraturan yang
berlaku.
Kegiatan di lapangan adalah melakukan pengawalan mobil untuk
menjamin jumlah buah yang telah diangkut di nota muat buah, membuat surat
pengantar buah (SPB), dan mengisi buku kontrol TBS untuk mengetahui
keberadaan buah yang belum terangkut. Kesalahan yang terjadi dalam
pengangkutan buah adalah tertinggalnya brondolan di TPH.

Pengelolaan Karyawan Staf


Karyawan staf adalah karyawan yang memiliki pangkat supervisor ke atas.
Karyawan staf ditingkat afdeling terdiri atas asisten afdeling, supervisor afdeling,
supervisor pemeliharaan, dan supervisor panen.
Karyawan staf dengan pangkat Senior Supervisor memiliki tugas,
wewenang, dan tanggung jawab antara lain memiliki disiplin dan loyalitas kerja
yang tinggi, melaksanakan perintah atasan, menguasai pekerjaan mandor, hasil
kerja sesuai standar, memiliki inisiatif yang menjadi tanggung jawabnya
(pengawasan, data produksi dan realisasi kerja, inventaris alat, bahan, dan
karyawan, membuat program kerja, target realisasi per hari, pemakaian tenaga
kerja per hari, memberikan penilaian hasil kerja terhadap bawahan, membimbing
bawahan, membuat laporan keuangan, membuat laporan kemajuan kerja,
membuat program prioritas kerja, memberikan solusi dan pemecahan masalah),
serta membina hubungan kerja sama dalam tim kerja dan lingkungan tempat
tinggal.
Asisten Afdeling
Perkebunan PT Cipta Futura Plantation terdiri atas empat orang asisten
afdeling yang terdiri dari afdeling 1, 6, 7, dam 8. Setiap asisten afdeling
bertanggung jawab terhadap afdeling yang dipimpinnya. Dalam kegiatan teknis
lapangan asisten afdeling melaksanakan fungsi-fungsi manajemen antara lain :
Fungsi perencanaan. Perencanaan yang dilaksanakan oleh seorang
asisten afdeling antara lain merencanakan jadwal pekerjaan setiap hari
berdasarkan program prioritas yang dibuat oleh manajer kebun. Selain itu bersama
supervisor afdeling membuat program kerja tahunan yang meliputi RUKB
(Rencana Kerja Uang Bulanan) dan RKH (Rencana Kerja Harian).
Fungsi pengorganisasian. Dalam satu afdeling asisten memimpin
organisaasi afdeling. Asisten afdeling dibantu oleh supervisor afdeling, supervisor
panen, supervisor perawatan, krani afdeling, mandor lapangan, dan lain-lain.
Fungsi pengorganisasian terwujud dalam apel pagi yang diikuti oleh seluruh
personil.
Fungsi pengarahan. Asisten afdeling memberikan pengarahan pada apel
pagi yang dimulai pukul 05.30 WIB selama 30 menit mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilaksanakan kepada seluruh personil. Pengarahan
dilaksanakan melalui pemberian instruksi kerja dan memberikan teguran serta
motivasi kepada supervisor dan mandor serta karyawan untuk menempatkan
prestasi kerjanya. Asisten afdeling juga harus bersedia menampung aspirasi dari
karyawan.
Fungsi pengendalian. Asisten afdeling setiap hari melakukan kontrol
pekerjaan di lapangan dan memeriksa laporan hasil pekerjaan serta mengevaluasi
hasil kerja yang telah direncanakan.
PEMBAHASAN

Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan


Pengelolaan tenaga kerja perkebunan PT Cipta Futura Plantation meliputi
pembagian kerja, pendelegasian wewenang, rentang pengawasan, kesatuan
perintah, waktu kerja, hubungan kerja, koordinasi, dan fleksibilitas. Hubungan
kerja yang dimaksud meliputi hubungan antar orang-orang dalam afdeling
maupun perusahaan mulai dari staf maupun karyawan.
Pembagian kerja bertujuan untuk menghindari terjadinya tumpang tindih
suatu pekerjaan. Pembagian kerja yang dilakukan berdasarkan fungsi yaitu fungsi
perawatan, pemanenan, dan administrasi. Untuk pembagian kerja KHL
disesuaikan dengan kegiatan di lapangan. Untuk mempermudah pekerjaan, setiap
karyawan memiliki program yang harus dilaksanakan. Koordinasi merupakan
tindakan untuk menciptakan keselarasan dalam pekerjaan. Untuk menghindari
terjadinya konflik, tumpang tindih pekerjaan, kekosongan pekerjaan, dan lepas
tanggung jawab satu sama lain sangat diperlukan koordinasi yang menjamin
kesatuan sikap, tindakan, kebijakan, dan implementasi.
Pendelegasian wewenang merupakan penyerahan sebagian
kekuasaan/wewenang oleh seorang pimpinan kapada bawahannya untuk
mengambil keputusan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawab tetap
dijalankan dengan baik. Pendelegasian wewenang di tingkat afdeling dilakukan
oleh asisten afdeling kepada para bawahannya. Asisten afdeling mendelegasikan
wewenang kepada supervisor/mandor besar, dan supervisor mendelegasikan
wewenang kepada mandor. Mandor sebagai pelaksana di lapangan
mendelegasikan kepada bawahannya.
Rentang pengawasan adalah jumlah karyawan yang dapat dipimpin
langsung secara efektif oleh atasan. Pengawasan di lapangan merupakan tanggung
jawab mandor untuk pekerjaan dan luasan tertentu. Untuk tingkat afdeling
merupakan tanggung jawab asisten afdeling dibantu oleh supervisor afdeling.
Perintah dalam pekerjaan hendaknya hanya mendapat perintah dan bertanggung
jawab kepada satu atasan. Apabila lebih dari satu perintah akan terjadi tumpang
tindih pekerjaan dan akan menimbulkan kebingungan dan keraguan kepada para
bawahannya.
Pengaturan waktu kerja sangat mendukung kelancaran suatu pekerjaan.
Meskipun bersifat borongan, waktu kerja KHL dimulai dari apel pagi pukul 06.00
WIB sampai pukul 15.00 WIB. Pengaturan waktu kerja sangat bergantung kepada
kondisi di lapangan. Waktu kerja untuk tingkat karyawan staf dan non staf
merupakan salah satu ukuran prestasi kerja.
Kebijakan maupun sistem yang telah ditetapkan dan dijalankan hendaknya
dapat diubah untuk disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Tujuannya untuk
memperlancar suatu pekerjaan tanpa mengurangi aktivitas pekerjaan yang sedang
berjalan. Kebijakan maupun sistem yang telah ditetapkan dapat diubah misalnya
sanksi/denda kepada karyawan, penentuan tandan buah masak, sistem panen
maupun rotasi panen, dan sistem muat buah.

Manajemen Organisasi
Program kerja tahunan yang meliputi RUKB (Rencana Kerja Uang
Bulanan) dan RKH (Rencana Kerja Harian) di tingkat afdeling merupakan
pedoman dan pegangan setiap tahun anggaran afdeling. Program kerja tahunan di
tingkat afdeling dibuat oleh asisten afdeling dibantu oleh supervisor afdeling atas
persetujuan manajer kebun.
Program kerja merupakan perencanaan untuk mengendalikan seluruh
kegiatan afdeling. Pembuatan program kerja tahunan harus disusun secara rasional
dan berdasarkan kondisi di lapangan. Setiap bulan jadwal pekerjaan setiap harinya
berdasarkan program prioritas yang dibuat oleh manajer kebun sesuai dengan
rotasinya.
Pekerjaan di lapangan dilaksanakan berdasarkan target yang dibuat setiap
afdeling, sehingga mandor harus menggerakkan pekerja agar target yang telah
ditentukan dapat tercapai dengan standar kualitas yang baik. Penilaian dilakukan
oleh asisten afdeling melalui Buku Kerja Mandor (BKM). BKM merupakan
laporan kegiatan harian yang harus sesuai dengan hasil di lapangan. Hasil
pekerjaan di lapangan setiap harinya dicatat oleh krani afdeling dalam buku
realisasi afdeling.
Asisten afdeling di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation membawahi
areal yang sangat luas. Agar pengawasan berjalan dengan efektif dan efisien
asisten afdeling dibantu oleh supervisor afdeling yang bertindak sebagai wakil
asisten afdeling apabila asisten afdeling berhalangan. Seluruh karyawan di tingkat
afdeling merupakan pelaksana atas program kerja yang telah disusun.
Pengendalian di tingkat afdeling dilakukan dengan melakukan kontrol
pekerjaan di lapangan dan pemeriksaan laporan hasil pekerjaan serta
mengevaluasi hasil kerja yang telah direncanakan.

Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang bekerja di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan dan berbagai daerah di
Indonesia. Untuk masyarakat dari luar daerah banyak berasal dari NTT dan Jawa.
Menurut sejarahnya mereka didatangkan langsung dari tempat asalnya saat
konflik di Timor dan yang berasal dari pulau Jawa merupakan transmigran.
Karyawan harian lepas sangat dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan di kebun
dari kegiatan pemeliharaan sampai pemanenan.
Masalah yang sedang dihadapi perkebunan saat ini adalah sulitnya
mendapatkan tenaga kerja terutama di bagian pemanenan. Untuk mengatasi
masalah tersebut pihak kebun melakukan ekspedisi ke berbagai daerah di
Sumatera untuk mencari tenaga kerja yang bersedia direkrut perusahaan. Untuk
pemeliharaan tidak banyak kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja, karena
tenaga kerja pemeliharaan sebagian besar merupakan tenaga kerja yang tinggal di
sekitar perkebunan yaitu dari Desa Ulak Bandung dan Muara Enim. Tanggung
jawab mencari tenaga kerja diserahkan kepada supervisor atau mandor pada
pekerjaan yang bersangkutan.
Jenis pekerjaan yang ditangani oleh karyawan harian lepas tidak
membutuhkan pendidikan secara formal. Pekerja yang bekerja di bagian
pemanenan akan diberi kesempatan untuk mendapatkan pelatihan selama satu
bulan yang terdiri dari dua minggu pruning dan dua minggu panen. Untuk bagian
pemeliharaan dapat menguasai pekerjaan melalui instruksi mandor maupun
melihat dan bertanya kepada teman yang telah menguasai. Tenaga kerja harian
lepas diwajibkan memiliki kartu tanda penduduk apabila ingin diterima sebagai
karyawan. Penerimaan tenaga kerja harian lepas merupakan tanggung jawab
afdeling masing-masing.
Sistem kerja borongan yang diterapkan bagi KHL memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dari sistem kerja borongan biasanya dapat memacu
pekerja untuk mendapatkan prestasi kerja, sedangkan kekurangan biasanya adalah
mutu kerja yang kurang baik. Untuk mencegah pekerjaan dengan mutu yang
kurang baik/substandar perkebunan menerapkan sistem penalti pada semua bagian
pekerjaan. Penalti yang diberikan oleh perusahaan/afdeling kepada karyawan
berupa pemotongan gaji atau gaji pada hari tersebut tidak dibayar. Karena sistem
yang diterapkan adalah borongan, untuk mengetahui dan mengendalikan
mutu/kualitas pekerjaan yang dilakukan setiap afdeling dilakukan inspeksi harian,
mingguan, bulanan, dan triwulan yang dilakukan oleh tim inpeksi kebun.
Karyawan staf dan non staf harus mendapatkan bimbingan terlebih
dahulu. Karyawan yang masih dalam masa bimbingan disebut kadet. Bimbingan
dan pelatihan khusus efektif dilakukan selama empat bulan. Karyawan dalam
masa bimbingan telah memiliki pangkat namun belum memiliki jabatan.
Penempatan kadet ke posisi jabatan di perkebunan merupakan kebijaksanaan dari
pihak perkebunan dengan waktu yang tidak ditentukan. Pendidikan karyawan staf
dan non staf baru diselenggarakan oleh pihak PT Cipta Futura Plantation yang
berpusat di Afdeling VII.
Peningkatan pangkat karyawan tetap bulanan (non staf dan staf) dilakukan
tidak secara berkala, namun melalui promosi yang dilakukan atasan. Karyawan
dengan pangkat mandor dipromosikan oleh asisten afdeling, sedangkan karyawan
dengan pangkat operator dipromosikan oleh supervisor yang bersangkutan. Syarat
kenaikan pangkat di PT Cipta Futura Plantation harus melalui beberapa tahapan
antara lain tes fisik yaitu tes lari dengan jarak 5 km dari gerbang G2 sampai posko
blok 95 dan harus ditempuh dalam waktu 30 menit untuk laki-laki dan 35 menit
untuk perempuan, tes kesehatan, psikotes, pembuatan makalah pekerjaan yang
telah dilakukan, dan presentasi makalah dihadapan manager kebun.
Penerimaan gaji yang diperoleh karyawan staf dan non staf berdasarkan
pangkat yang dimiliki dan bukan berdasarkan jabatan yang merupakan
kebijaksanaan perusahaan. Pemberian gaji karyawan staf dan non staf dilakukan
melalui transfer rekening bank yang ditunjuk oleh perusahaan. Perbedaan pangkat
berdasarkan gaji yang diberikan. Karyawan PT Cipta Futura Plantation tidak
memiliki perhimpunan serikat pekerja yang dapat menampung aspirasi dan
keluhan dari karyawan.

Pengelolaan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit


Pengendalian gulma. Permasalahan yang terjadi dalam dongkel anak
kayu yaitu piringan yang tidak memenuhi standar (< 2 m) dan masih terdapat
anak kayu berukuran kecil tidak didongkel. Hal tersebut dikarenakan pekerja
ingin mendapatkan hasil yang tinggi sehingga tidak mempedulikan kualitas kerja.
Mandor dongkel harus lebih melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan
mengenai kualitas kerja yang sesuai standar. Selain itu untuk ukuran piringan agar
seragam, masing-masing pekerja perlu dibekali alat ukur piringan.
Pada kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi secara umum
dilaksanakan dengan baik. Pekerja memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaan dan telah menguasai kondisi areal yang disemprot. Namun pada
semprot pasar 2:1 masih ditemukan gulma yang tidak mati.
Kekurangan dalam kegiatan penyemprotan adalah pekerja tidak dilengkapi
pakaian pelindung ataupun dihimbau untuk memakai pakaian pelindung. Dalam
kasus tertentu pernah terjadi keracunan akibat penyemprotan. Solusi yang dapat
dilakukan adalah kebun seharusnya memberikan perhatian terhadap kesehatan
pekerja dengan memberikan perlengkapan pelindung, susu untuk penetralisir
racun, dan ekstrapudding. Apabila terjadi keracunan pekerja seharusnya
mendapatkan perawatan dari pihak kebun.
Untuk menghindari pencurian kebun telah menerapkan cara yang tepat
yaitu dengan mencampur bahan dengan air dengan perbandingan 1:1. Namun
demikian perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencegah pencurian pestisida oleh
pekerja.
Pemupukan. Permasalahan yang sering terjadi dalam pemupukan adalah
dosis yang diberikan per pokoknya tidak sesuai dengan rekomendasi. Hal ini
disebabkan oleh pemupuk yang tergesa-gesa dan distibusi pemupukan yang tidak
merata. Selain itu disebabkan pupuk yang tercecer dan tidak dilakukan
pengerukan. Keterlambatan pendistribusian pupuk dari gudang ke lapangan yang
disebabkan kondisi jalan yang rusak, keterlambatan tersebut menjadikan proses
bekerja menjadi terganggu.
Permasalahan yang dilakukan tenaga kerja adalah pemupukan yang
dilakukan di tengah pelepah maupun di piringan. Pengarahan terhadap
pelaksanaan teknis pemupukan harus dilakukan setiap hari agar pelaksanaan
pemupukan dilakukan dengan baik. Serta perlengkapan pemupukan harus tersedia
dan memenuhi ketentuan yang berlaku. Peningkatan kualitas pemupukan dapat
dilakukan dengan pelatihan tentang prinsip pemupukan yang baik dan benar.
Mandor pupuk harus selalu berada di tengah areal untuk memastikan
pemupukan dilaksanakan dengan baik. Untuk menjaga tidak terulang kembalinya
kesalahan, penerapan penalti substandard harus dilaksanakan dengan efektif.
Pencegahan terhadap pencurian yaitu dengan pemeriksaan tas pemupuk setelah
kegiatan dilaksanakan.
Penunasan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis
menunjukkan penunasan menggunakan sistem songgo dua. Namun mutu
pekerjaan penunasan belum stabil karena masih terdapat songgo yang tidak
melingkar yaitu di satu sisi songgo dua dan di sisi lain songgo tiga. Selain itu
masih terdapat tanpa songgo, songgo satu, dan songgo tiga.
Permasalahan dalam pemotongan pelepah adalah potongan pelepah yang
kurang rapat dengan pangkal pelepah yang dikhawatirkan brondolan masih dapat
tersangkut di ketiak pelepah. Mandor panen harus melakukan pengarahan tentang
penunasan yang memenuhi standar dan melakukan pengawasan dan pengecekan.
Apabila terjadi sering kesalahan, sistem penalti perlu dilaksanakan untuk menjaga
kualitas penunasan. Rata-rata pekerjaan penunasan telah selesai pada pukul 11.30
WIB.
Pemanenan. Permasalahan yang sedang dihadapi oleh afdeling VII adalah
kekurangan tenaga kerja akibat pemanen yang mengundurkan diri. Meskipun
dengan jumlah sekarang realisasi panen telah memenuhi target. Penambahan
tenaga kerja panen bertujuan untuk mengurangi pengeluaran premi perusahaan
dan untuk menjaga tingkat kehadiran pemanen agar tidak mempengaruhi rotasi
panen. Penambahan tenaga kerja panen dapat dilakukan antara lain dengan
menjadikan kenek (pembantu) pemanen menjadi pemanen, mencari pemanen
baru, menghubungi kembali pemanen yang sudah berhenti untuk menjadi
pemanen kembali, dan perlu untuk menpertahankan tenaga kerja panen yang ada.
Kesalahan pemanen yang dikenai sanksi paling banyak adalah buah
tinggal di pokok sawit. Faktor yang menyebabkan buah tinggal adalah pohon yang
terlalu tinggi, pohon terletak di tepi sungai/parit atau daerah rendahan,
infrastruktur hanca, dan pemanen yang kurang teliti melihat buah yang telah
membrondol. Dalam hal ini mandor panen harus aktif dalam pengawasan buah
dan harus selalu di tengah areal sehingga semua buah matang tidak ada yang
tertinggal. Pemberian sanksi kepada pemanen kadang-kadang kurang efektif
karena terdapat pemanen yang melakukan kesalahan yang sama.
Penggunaan tenaga kerja pembantu sangat memudahkan dalam
pelaksanaan pemanenan. Pemanen yang menggunakan tenaga kerja pembantu
akan memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan pemanen yang tidak
membawa tenaga kerja pembantu. Tenaga kerja pembantu terdiri dari pengumpul
TBS ke TPH dan pengutip brondolan. Namun pada akhirnya pemanen sangat
bergantung kepada tenaga pembantu sehingga apabila tidak memiliki tenaga
pembantu mereka akan absen bekerja.
Pemanenan yang dilakukan menggunakan sistem borongan lebih
mengutamakan kuantitas daripada kualitas. Untuk menjaga kualitas pemanenan
dilakukan inspeksi harian, mingguan, bulanan, dan triwulan. Untuk menjaga mutu
hanca mandor panen harus melakukan kontrol hanca setiap hari sehingga apabila
ditemukan masalah dapat teratasi secepatnya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis ditemukan brondolan
yang tidak dikutip terutama di piringan dekat gawangan mati dan pasar 2:1
maupun brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah tidak dilakukan
penyogrokan. Hal tersebut merupakan kategori brondolan tinggal yang dapat
dikenai penalti. Menghindari brondolan yang tidak dikutip harus dilakukan
kontrol hanca dengan baik oleh mandor panen dan penerapan penalti brondolan
dijalankan sesuai aturan. Permasalahan lainnya adalah tidak diterapkannya songgo
dua, hal tersebut disebabkan penerapan penalti songgo belum dilaksanakan
dengan baik.
Pelaksanaan pemanenan agar berjalan efektif perlu koordinasi yang baik
antara mandor panen dan krani buah agar komunikasi berjalan dengan baik.
Motivasi terhadap pemanen perlu dilaksanakan setiap pagi karena secara tidak
langsung sangat menentukan tingkat keberhasilan pemanenan dengan indikator
hasil yang diperoleh lebih tinggi.
Pengangkutan hasil panen. Permasalahan dalam pengangkutan hasil
panen adalah brondolan yang tidak dikutip di TPH. Hal ini disebabkan pemuat
yang tergesa-gesa karena sistem muat bebas yang diberlakukan. Selain itu
penerapan penalti brondolan tinggal belum dijalankan dengan baik.
Permasalahan lainnya penyusunan TBS di TPH yang tidak disusun rapi
dan dikhawatirkan mengganggu perhitungan. Apabila TBS tidak disusun tetap
diangkut namun tidak termasuk dalam hasil panen.

Indeks Tenaga Kerja


Penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan dilakukan melalui analisis kebutuhan tenaga kerja yang salah satu
metodenya yaitu menggunakan indeks tenaga kerja (ITK). Nilai ITK dapat
mencerminkan apakah jumlah tenaga kerja pada suatu perusahaan efisien atau
tidak.
Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling VII memiliki 330 orang
karyawan dan 311 di antaranya adalah Karyawan Harian Lepas. Jika luas areal
yang dipelihara adalah 1885.17 ha maka akan diperoleh Indeks Tenaga Kerja
Afdeling VII sebesar 0.18 orang per ha. Di bawah ini rumus perhitungan Indeks
Tenaga Kerja (ITK) :

Jumlah Karyawan
ITK =
Luasan Areal dipelihara
330
=
1 885.17
= 0.18 orang/ha
Penggunaan tenaga kerja Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation bulan
Mei 2009 sudah efisien tetapi tidak efektif. Nilai ITK tersebut tidak konstan,
ketersediaan tenaga kerja yang berkurang disebabkan musim panen padi dan hari
setelah gajian.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Pengelolaan tenaga kerja lapangan Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
menggunakan sistem borongan. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja pada
setiap jenis pekerjaan sangat bergantung kepada kehadiran tenaga kerja dan
standar kerja. Standar kerja yang berlaku harus dimengerti oleh semua pelaksana
pekerjaan di lapangan untuk menghasilkan prestasi dan kualitas kerja yang baik.
Realisasi pekerjaan di lapangan telah dilaksanakan sesuai dengan target
yang direncanakan dan dengan kualitas kerja yang baik. Peningkatan kualitas dan
prestasi kerja dilakukan dengan pengawasan dan disiplin terhadap karyawan serta
penerapan sanksi yang efektif.
Permasalahan yang sedang dihadapi Afdeling VII PT Cipta Futura
Plantation adalah kekurangan tenaga kerja pemanenan. Berdasarkan pengamatan
penulis masih ditemukan kegiatan yang tidak memenuhi standar dalam berbagai
kegiatan diantaranya pemanenan, pemupukan, penunasan, dongkel anak kayu, dan
transportasi tandan buah segar.
Proyeksi Indeks Tenaga Kerja (ITK) perkebunan Afdeling VII PT Cipta
Futura Plantation bulan Mei 2009 adalah sebesar 0.18 orang/ha. Penggunaan
tenaga kerja tersebut sudah efisien tetapi tidak efektif. Nilai ITK tersebut tidak
konstan, ketersediaan tenaga kerja yang berkurang disebabkan musim panen padi
dan hari setelah gajian.

Saran
Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilaksanakan, penulis
menyampaikan beberapa saran kepada pihak manajemen perkebunan PT Cipta
Futura Plantation.
1. Penambahan tenaga kerja pemanenan perlu dilaksanakan secepat mungkin
untuk menjamin tingkat kehadiran pemanen yang dapat mengganggu
rotasi panen.
2. Penambahan mandor panen, krani buah, dan mandor pupuk harus
terealisasi agar pengawasan di lapangan berjalan dengan efektif.
3. Peningkatan pengelolaan tenaga kerja agar perkebunan berjalan dengan
efektif dan efisien.
4. Peningkatan kemampuan mandor baik teknis dan manajemen, serta
peningkatan pengawasan kegiatan di lapangan.
5. Penerapan sanksi harus dijalankan dengan efektif guna menjamin kualitas
kerja yang sesuai dengan standar.
6. Pemberian insentif kepada karyawan yang berprestasi sangat diperlukan
untuk memberikan semangat dan motivasi.
7. Permasalahan yang dihadapi di lapangan harus diselesaikan dengan baik
dengan mencari solusi yang tepat untuk menjaga kualitas suatu pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA

Balai Informasi Pertanian. 1990. Pedoman Budidaya Kelapa Sawit. Departemen


Pertanian. Medan. 32 hal.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Statistika Perkebunan Kelapa Sawit


Indonesia. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. Jakarta.

Ginting, D. 2005. Pengelolaan Tenaga Kerja Panen dan Sistem Pengangkutan


Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) di PT. Agrowiyana
Jambi. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB.
Bogor. 89 hal.

Hartopo, M. 2005. Pengelolaan Tenaga Kerja pada Pemeliharaan dan Pemetikan


Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT. Tambi Unit Perkebunan
Bedakah Wonosobo, Jawa Tengah. Skripsi. Program studi Agronomi,
Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 72 hal.

Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat
Penelitian Perkebunan Marihat. Bandar Kuala. 435 hal.

Pahan, I. 2006. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya.
Jakarta. 412 hal.
Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation

Prestasi kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Keterangan
Penulis Buruh Standar
12 Februari 2009 Rawat Parit 20 m 20 m 20 m 83 P Masa Pengenalan Kebun
13 Februari 2009 Rawat Parit 20 m 20 m 20 m 83 P Kendala : Parit Berlumpur
14 Februari 2009 Rawat Parit 20 m 20 m 20 m 83 P
15 Februari 2009 Libur - - - - -
16 Februari 2009 Rawat Parit 20 m 20 m 20 m 83 P
17 Februari 2009 Rawat Parit 20 m 20 m 20 m 83 P Kendala : Cuaca Hujan
18 Februari 2009 Rawat Parit 20 m 20 m 20 m 93 C Kendala : Cuaca Terik
19 Februari 2009 Pembuatan Parit 10 m 10 m 10 m 70 P
20 Februari 2009 Susun Janjangan Kosong 0,6 ton 3 ton 3 ton 107 D 3 ton/5 orang = 0.6 ton
21 Februari 2009 Pembuatan Parit 5m 10 m 10 m 70 P Kendala : Kerusakan Alat
22 Februari 2009 Libur - - - - -
23 Februari 2009 Pembuatan Parit 8m 10 m 10 m 82 B
24 Februari 2009 Susun Janjang Kosong 2 ton 3 ton 3 ton 107 D 6 ton/3 orang = 2 ton
25 Februari 2009 Tanam Bunga Pukul Delapan 160 tan 200 tan 200 tan 81
26 Februari 2009 Susun Janjang Kosong 1 ton 3 ton 3 ton 107 D 3 ton/3 orang = 1 ton
27 Februari 2009 Susun Janjang Kosong 1.2 ton 5 ton 3 ton 104 A 107 D 6 ton/5 orang = 1.2 ton
2 pokok/5 orang = 0.4
28 Februari 2009 Tapak Timbun 0.4 pokok 2 pokok 2 pokok 95 P
pokok
1 Maret 2009 Libur - - - - -
2 Maret 2009 Pembuatan Bedengan 30 m - - 69 B 60 m/ 2 orang = 30 m
3 Maret 2009 Stek Bunga Pukul Delapan 200 tan - - 103 A
Lampiran 1 . (Lanjutan)

Prestasi kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Keterangan
Penulis Buruh Standar
4 Maret 2009 Deteksi Hama - - - 67
5 Maret 2009 Susun Janjang Kosong 2 ton 3 ton 3 ton 106 A 6 ton/3 orang = 2 ton
6 Maret 2009 Susun Janjang Kosong 2 ton - 3 ton 106 A 6 ton/3 orang = 2 ton
7 Maret 2009 Penerimaan Gaji - - - Kantor Afdeling 7
8 Maret 2009 Libur - - - - -
Maulid Nabi Muhammad
9 Maret 2009 SAW - - - - -
10 Maret 2009 Susun Janjang Kosong 1 ton 1 ton 3 ton 106 A 3 ton/ 3 orang = 1 ton
11 Maret 2009 Susun Janjang Kosong 2 ton 3 ton 3 ton 106 A 6 ton/3 orang = 2 ton
12 Maret 2009 Deteksi Hama 83 A B C D P
13 Maret 2009 Deteksi Hama 93 A B C D
14 Maret 2009 Deteksi Hama 94 A B C D 95 D
15 Maret 2009 Libur - - - - -
16 Maret 2009 Penanaman bunga pukul 8 340 tan 400 tan 69 A
17 Maret 2009 Pemanenan 16 TBS 75 TBS 69 A 1 RK = 5 Orang
18 Maret 2009 Pemanenan 26 TBS 75 TBS 81 A 1 RK = 5 Orang
19 Maret 2009 Pemanenan 26 TBS 75 TBS 81 A 1 RK = 5 Orang
20 Maret 2009 Penunasan (Pruning) 0.4 Ha 2 Ha 93 1 RK = 5 Orang
21 Maret 2009 Pemanenan 29 TBS 75 TBS 94 A 1 RK = 5 Orang
Penunasan (Pruning) 0.58 Ha 2 Ha
22 Maret 2009 Libur - - - - -
23 Maret 2009 Pemanenan 49 TBS 75 TBS 94 A 1 RK = 5 Orang
Lampiran 1. (Lanjutan)

Prestasi kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Keterangan
Penulis Buruh Standar
Penunasan (Pruning) 0.97 Ha 2 Ha
24 Maret 2009 Pemanenan 17 TBS 75 TBS 94 A 1 RK = 5 Orang
Penunasan (Pruning) 0.375 Ha 2 Ha
25 Maret 2009 Susun Janjang Kosong 1.2 ton 3 ton 107 D 6 ton/5 org = 1.2 ton
26 Maret 2009 Nyepi - - - - -
27 Maret 2009 Susun Janjang Kosong 1.2 ton 3 ton 106 A 6 ton/5 org = 1.2 ton
Semprot Hama (Knapsack
28 Maret 2009 Sprayer) 5 keep 5 keep 62 A P 68 C
29 Maret 2009 Libur - - - - -
30 Maret 2009 Semprot Hama (EPS) 72 pokok 94 C 1 RK = 4 orang
31 Maret 2009 Semprot Hama (EPS) 204 pokok 94 C 1 RK = 4 orang
01 April 2009 Semprot Hama (EPS) 239 pokok 94 B 1 RK = 4 orang
02 April 2009 Semprot Hama (EPS) 262 pokok 69 B 1 RK = 4 orang
03 April 2009 Semprot Hama (EPS) 247 pokok 69 B 1 RK = 4 orang
04 April 2009 Penerimaan Gaji 103 A
05 April 2009 Libur - - - - -
06 April 2009 Semprot Hama (EPS) 227 pokok 69 B 1 RK = 4 orang
07 April 2009 Semprot Hama (EPS) 269 pokok 94 A 1 RK = 4 orang
08 April 2009 Semprot Hama (EPS) 279 pokok 94 A 1 RK = 4 orang
09 April 2009 Pemilu Legislatif - - - - -
10 April 2009 Wafat Yesus Kristus - - - - -
11 April 2009 Pemupukan MOP 250 Kg 525 Kg 525 Kg 109 C 5 krg x 50 kg=250 kg
Lampiran 1. (Lanjutan)

Prestasi kerja
Tanggal Uraian Kegiatan Lokasi Keterangan
Penulis Buruh Standar
12 April 2009 Libur - - - - -
13 April 2009 Semprot Pasar 2:1 5 Keep 107C
14 April 2009 Dongkel Anak Kayu (DAK) 0.03 ha 0.15 ha 0.14 ha 70P
Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation

Prestasi Kerja Penulis


Jumlah Luasan Lama
Tanggal Uraian Kerja Lokasi Keterangan
KH yang Areal yang Kegiatan
diawasi diawasi (jam)
Apel Pagi Hasil 7 tumpuk x 3 ton
15 April 2009
Susun Janjangan Kosong 8 8 107 C = 21 ton
Apel Pagi
16 April 2009
Semprot Lain-Lain 14 7 ha 9,5 66 B C Smart 19.5 l
Apel Pagi Gulmaxon 14.5 l
17 April 2009
Pemupukan CIRP 29 36,51 ha 9,5 70 C D 214 Karung
Apel Pagi
18 April 2009
Pemupukan CIRP 28 49, 24 ha 9,5 67 A P 68 D 245 Karung
19 April 2009 Libur
Apel Pagi
20 April 2009
Pemanenan 3 5 ha 10 69 D Hanca 48, 49
Apel Pagi
21 April 2009
Pemanenan 2 7,5 ha 11 69 D Hanca 49, 50
Apel Pagi
22 April 2009
Pemanenan 2 7,5 ha 12 83 D Hanca 72,73, 74
Apel Pagi Hasil 11 tumpuk x 3 ton
23 April 2009
Susun Janjangan Kosong 26 8 107 C = 33 ton
Apel Pagi Hasil 16 tumpuk x 3 ton
24 April 2009
Susun Janjangan Kosong 27 8 107 C = 48 ton
Lampiran 2. (Lanjutan)

Prestasi Kerja Penulis


Jumlah Luasan Lama
Tanggal Uraian Kerja Lokasi Keterangan
KH yang Areal yang Kegiatan
diawasi diawasi (jam)
Apel Pagi Hasil 19 tumpuk x 3 ton
25 April 2009
Susun Janjangan Kosong 25 8 107 C = 57 ton
26 April 2009 Libur - - - - -
Apel Pagi
27 April 2009
Pemanenan 6 15 ha 12 104 D 6 Hanca
Apel Pagi
28 April 2009
Pemanenan 3 7,5 ha 12 107 C Hanca 85, 87, 89
Apel Pagi Smart 22.5 l
29 April 2009
Semprot Lain-Lain 26 12 ha 9 66 C Gulmaxon 13.5 l
Apel Pagi Hasil 11 tumpuk x 3 ton
30 April 2009
Susun Janjangan Kosong 14 10 107 C = 33 ton
Apel Pagi
01 Mei 2009
Pemupukan CIRP 12 62,26 10 95 D P 16 188 kg
Apel Pagi
02 Mei 2009
Pemupukan CIRP 30 49,45 12 94 A B 12 858 kg
03 Mei 2009 Libur - - - - -
Apel Pagi
04 Mei 2009
Pemupukan CIRP 34 66,73 12 93 A B C 18 923.5 kg
Apel Pagi
05 Mei 2009
Supervisi PKS 9 PKS
Lampiran 2. (Lanjutan)

Prestasi Kerja Penulis


Jumlah Luasan Lama
Tanggal Uraian Kerja Lokasi Keterangan
KH yang Areal yang Kegiatan
diawasi diawasi (jam)
Apel Pagi
06 Mei 2009
Pemupukan CIRP 34 74,67 10 95 P 13 326 kg
Apel Pagi
07 Mei 2009
Pemupukan CIRP 37 91,26 11 95 D 17 795 kg
Apel Pagi
08 Mei 2009
Penerimaan Gaji - - - - -
09 Mei 2009 Hari Raya Waisak - - - - -
10 Mei 2009 Libur - - - - -
Apel Pagi
11 Mei 2009
Pemupukan CIRP 15 23,91 10 102 A 6216.6 kg
Apel Pagi
12 Mei 2009
Pemanenan 2 5 12 104 B C Hanca 34 dan 35
Apel Pagi
13 Mei 2009
Pemanenan 11 73,96 11 109 C D Cek TBS
Apel Pagi
14 Mei 2009
Pemanenan 20 108,86 12 109 A B A/P Cek TBS
Apel Pagi
15 Mei 2009
Pemanenan 5 12.5 11 68 A B C Cek TBS
Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten Afdeling di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation

Prestasi Kerja Penulis


Jumlah Luasan Lama
Tanggal Uraian Kerja Lokasi Keterangan
KHL yang Areal yang Kegiatan
diawasi diawasi (jam)
Apel Pagi 10 25 10 70 A B P1 P2 Cek TBS di TPH
16 Mei 2009
Cek TBS di TPH
17 Mei 2009 Libur - - - - -
Apel Pagi 6 15 10 Afdeling VI 52 53 Transfer ke Afdeling VI
18 Mei 2009
Pemanenan
Apel Pagi 25 11 80 D
19 Mei 2009 Semprot Lain-Lain
Laporan Kerja
Apel Pagi 24 10 81 D
20 Mei 2009 Semprot Lain-Lain
Laporan Kerja
21 Mei 2009 Libur
Apel Pagi 10 10 67 C
22 Mei 2009 Pemupukan ZA
Laporan Kerja
Apel Pagi 23 42,84 10 68 A B
23 Mei 2009 Pemupukan ZA
Laporan Kerja
24 Mei 2009 Libur - - - - -
Lampiran 3 . (Lanjutan)

Prestasi Kerja Penulis


Tanggal Uraian Kerja Jumlah Luasan Lama Lokasi Keterangan
KH yang Areal yang Kegiatan
diawasi diawasi (jam)
Apel Pagi 14 10 107 C Hasil 11 tumpuk x 3 ton = 33 ton
25 Mei 2009 Susun Janjang Kosong
Laporan Kerja
Apel Pagi 35 10 107 C Hasil 23 tumpuk x 3.5 ton
26 Mei 2009 Susun Janjang Kosong = 80.5 ton
Laporan Kerja
Apel Pagi 25 75 10 82 C D
27 Mei 2009 Pemupukan ZA
Laporan Kerja
Apel Pagi 4 13 108 Pengawalan 4 mobil
28 Mei 2009 Transportasi Buah
Laporan Data Muat Buah
Apel Pagi 8 10 107 C Hasil 3 tumpuk x 3.5 ton
29 Mei 2009 Susun Janjang Kosong = 10.5 ton
Laporan Kerja
Apel Pagi 2 13 66 67 68 Pengawalan 2 mobil
30 Mei 2009 Transportasi Buah
Laporan Data Muat Buah
31 Mei 2009 Libur - - - - -
Lampiran 3 . (Lanjutan)

Prestasi Kerja Penulis


Jumlah Luasan Lama
Tanggal Uraian Kerja Lokasi Keterangan
KH yang Areal yang Kegiatan
diawasi diawasi (jam)
Apel Pagi 5 12,5 10 70 A P1 P2 Hanca 66, 67, 68, dan 69
01 Juni 2009
Pemanenan
Apel Pagi 6 15 10 70 B C D No 69, 104, 55, 103, 93, dan 74
02 Juni 2009
Pemanenan
Apel Pagi 9 22,5 10 82 A B No 58, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 13,
03 Juni 2009
Pemanenan 58, dan 69
Apel Pagi 10 25 10 83 B C D No 38, 73, 53, 94, 34, 97, 76, 74,
04 Juni 2009
Pemanenan dan 93
Apel Pagi 10 25 10 95 P dan 94 B No 92, 76, 15, 69, 107, 86, dan 7
05 Juni 2009
Pemanenan
06 Juni 2009 Penerimaan Gaji
07 Juni 2009 Libur - - - - -
Apel Pagi 13 32,5 10 103 B C D No 110, 103, 100, 109, 111, 112,
08 Juni 2009 Pemanenan 106, 105, 95, 97, dan 108
Laporan Kerja
Apel Pagi 11 10 107 C Hasil 11 tumpuk x 3 ton = 33 ton
09 Juni 2009 Susun Janjang Kosong
Laporan Kerja
Apel Pagi 15 10 107 C
10 Juni 2009
Susun Janjang Kosong
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)

Lampiran 4. Peta Areal Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling VII


Lampiran 5. Keadaan Curah Hujan dan Hari Hujan Perkebunan PT Cipta Futura Plantation

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Bulan
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
Januari 396 14 311 16 221 14 362 17 362 18 733 23 507 21 251 20 277 17 444 20
Februari 189 15 188 6 262 14 333 17 397 21 640 25 238 20 324 22 321 19 161 13
Maret 306 14 400 10 157 14 522 22 331 17 246 16 511 20 251 17 218 15 434 15
April 3 1 275 6 219 15 255 16 312 20 582 22 215 13 169 11 473 21 348 15
Mei 183 10 99 6 242 11 171 9 139 10 260 12 195 10 185 8 171 10 229 8
Juni 228 4 102 6 214 10 118 9 13 14 140 5 43 7 89 9 117 8 155 7
Juli 53 2 162 6 27 4 162 12 152 7 207 11 96 7 119 7 77 7 19 5
Agustus 56 4 155 4 91 9 44 2 219 6 35 4 140 10 5 0,67 94 7 116 11
September 51 5 148 6 229 11 85 9 147 9 131 8 220 9 66 5 208 9 160 13
Oktober 472 18 128 10 244 16 87 8 522 17 166 14 169 12 139 4 161 12 273 16
November 260 12 287 12 496 22 346 22 422 14 282 12 429 19 247 16 250 16 284 18
Desember 448 17 104 8 525 13 382 18 635 19 397 24 43 8 327 18 448 17 406 20
Total 2645 116 2359 96 2928 153 2868 161 3651 172 3823 176 2805 157 2172 142 2813 158 3027 162
BB 8 11 10 9 11 11 9 9 10 11
BK 4 0 1 1 1 1 2 1 - 1
Sumber : Perkebunan PT Cipta Futura Plantation

Kriteria Curah Hujan Schmidth – Ferguson : Rata-rata Bulan Kering 1.2 BB :


Tipe Iklim = x 100% =
Bulan Basah ( > 100 mm) Rata-rata Bulan Basah 9.9
= 12.21%
BK : Bulan Kering ( < 60 mm) Tipe Iklim = A
Lampiran 6. Rekapitulasi Populasi Tanaman di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling VII

TM TBM 3 TBM 2 TBM 1 TBM 1 Ha Ha


Blok Petak Tanaman Jul s/d Jun 07 Tanaman Jul s/d Des 07 Tanaman Jan s/d Juni 08 Tanaman Jul s/d Des 08
Pokok Ha Ha. Ukur Tanam Stment
Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur
66 A 792 6.09 5.81 185 1.42 1.42 7.51 7.23
B 1 655 12.73 14.93 12.73 14.93
C 1 153 8.87 8.63 8.87 8.63
Sub Total 3 600 27.69 29.37 185 1.42 1.42 29.11 30.79
67 A 2 330 17.92 18.75 17.92 18.75
B 2 718 20.91 19.79 20.91 19.79
C 330 2.53 2.04 2.53 2.04
D 828 6.37 7.12 6.37 7.12
P 1 495 11.49 11.49 11.49 11.49
Sub Total 7 701 59.22 59.19 59.22 59.19
68 A 2 270 17.45 16.03 17.45 16.03
B 2 856 21.97 21.59 21.97 21.59
C 3 201 24.63 24.31 24.63 24.31
D 2 577 19.83 22.98 19.83 22.98
AP 445 3.42 6.04 3.42 6.04
Sub Total 11 349 87.30 90.95 87.30 90.95
69 A 2 514 19.34 21.18 19.34 21.18
B 4 032 31.02 32.74 31.02 32.74
C 2 668 20.52 23.84 20.52 23.84
D 3 875 29.81 30.04 29.81 30.04
Sub Total 13 089 100.69 107.80 100.69 107.80
70 A 1 408 10.83 8.47 10.83 8.47
B 2 647 20.36 23.00 20.36 23.00
C 2 643 20.33 22.50 20.33 22.50
Lampiran 6. (Lanjutan)
TM TBM 3 TBM 2 TBM 1 TBM 1 Ha Ha
Blok Petak Tanaman Jul s/d Jun 07 Tanaman Jul s/d Des 07 Tanaman Jan s/d Juni 08 Tanaman Jul s/d Des 08
Pokok Ha Ha. Ukur Tanam Stment
Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur
D 2 104 16.18 13.00 16.18 13.00
P 7 589 58.38 57.49 660 5.08 5.08 1 220 9.38 10.05 72.84 72.62
Sub Total 16 391 126.08 124.46 660 5.08 5.08 1 220 9.38 10.05 140.54 139.59
80 A 3 401 26.17 27.27 26.17 27.27
AP 660 5.08 5.08 546 4.20 4.20 9.28 9.28
Sub Total 4 061 31.25 32.35 546 4.20 4.20 35.45 36.55
81 A 2 773 21.33 14.31 21.33 14.31
B 1 925 14.81 20.39 14.81 20.39
C 1 165 8.97 14.92 8.97 14.92
D 3 397 26.13 28.73 26.13 28.73
DP 80 0.62 0.62 0.52 0.62
Sub Total 9 340 71.86 78.97 71.86 78.97
82 A 2 847 21.90 21.46 21.90 21.46
B 4 234 32.57 29.99 32.57 29.99
C 2 076 15.97 18.98 15.97 18.98
D 1 622 12.48 17.07 12.48 17.07
Sub Total 10 779 82.92 87.50 82.92 87.50
83 A 3 720 28.62 19.75 28.62 19.75
B 2 307 17.75 20.28 17.75 20.28
C 3 019 23.22 21.85 23.22 21.85
D 3 228 24.83 24.82 24.83 24.82
AP 11 607 89.28 94.76 530 4.08 4.08 93.36 98.84
Sub Total 23 881 183.70 181.46 530 4.08 4.08 187.78 185.54
Lampiran 6. (Lanjutan)

TM TBM 3 TBM 2 TBM 1 TBM 1 Ha Ha


Blok Petak Tanaman Jul s/d Jun 07 Tanaman Jul s/d Des 07 Tanaman Jan s/d Juni 08 Tanaman Jul s/d Des 08
Pokok Ha Ha. Ukur Tanam Stment
Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur
93 A 2 092 16.09 21.28 16.09 21.28
B 4 201 32.32 28.63 32.32 28.63
C 2 382 18.32 20.71 18.32 20.71
D 2 923 22.48 25.58 22.48 25.58
DP 1 451 11.16 11.16 11.16 11.16
Sub Total 13 049 100.37 107.36 100.37 107.36
94 A 3 401 26.16 28.54 26.16 28.54
B 3 028 23.29 25.80 23.29 25.80
C 3 377 25.98 25.74 25.98 25.74
D 2 893 22.25 23.79 22.25 23.79
Sub Total 12 699 97.68 103.87 97.68 103.87
95 A 3 473 26.72 29.74 26.72 29.74
B 3 191 24.55 25.93 24.55 25.93
C 3 211 24.70 24.96 24.70 24.96
D 3 437 26.44 26.26 26.44 26.26
AP 6 423 49.41 53.49 240 1.85 1.85 51.26 55.34
Sub Total 19 735 151.82 160.38 240 1.85 1.85 153.67 162.23
102 A 3 108 23.91 23.91 23.91 23.91
Sub Total 3 108 23.91 23.91 23.91 23.91
103 A 2 964 22.80 25.67 22.80 25.67
B 3 367 25.90 25.01 25.90 25.01
C 3 368 25.91 26.21 25.91 26.21
D 1 058 8.14 7.88 8.14 7.88
Sub Total 10 757 82.75 84.77 82.75 84.77
Lampiran 6. (Lanjutan)

TM TBM 3 TBM 2 TBM 1 TBM 1 Ha Ha


Blok Petak Tanaman Jul s/d Jun 07 Tanaman Jul s/d Des 07 Tanaman Jan s/d Juni 08 Tanaman Jul s/d Des 08
Pokok Ha Ha. Ukur Tanam Stment
Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur
104 A 3 744 28.80 31.53 28.80 31.53
B 3 247 24.98 27.65 24.98 27.65
C 3 089 23.76 21.05 23.76 21.05
D 3 239 24.92 26.19 24.92 26.19
AP 870 6.69 6.69 160 1.23 1.23 7.92 7.92
Sub Total 14 189 109.15 113.11 160 1.23 1.23 110.38 114.34
105 A 400 3.08 3.08 3.08 3.08
Sub Total 400 3.08 3.08 3.08 3.08
106 A 3 099 23.84 22.32 23.84 22.32
B 2 913 22.41 23.66 22.41 23.66
C 2 451 18.85 19.67 18.85 19.67
D 1 402 10.78 13.01 10.78 13.01
Sub Total 9 865 75.88 78.66 75.88 78.66
107 A 5 795 44.58 38.60 44.58 38.60
B 3 025 23.27 20.19 23.27 20.19
C 3 063 23.56 23.24 23.56 23.24
D 3 072 23.63 24.00 23.63 24.00
Sub Total 14 955 115.04 106.03 115.04 106.03
108 A 4 195 32.27 26.61 32.27 26.61
B 5 177 39.82 33.32 39.82 33.32
C 3 368 25.91 22.75 25.91 22.75
D 4 165 32.03 31.86 32.03 31.86
P1 A 678 5.22 8.34 5.22 8.34
P1 C 237 1.82 1.82 1.82 1.82
Lampiran 6. (Lanjutan)

TM TBM 3 TBM 2 TBM 1 TBM 1 Ha Ha


Blok Petak Tanaman Jul s/d Jun 07 Tanaman Jul s/d Des 07 Tanaman Jan s/d Juni 08 Tanaman Jul s/d Des 08
Pokok Ha Ha. Ukur Tanam Stment
Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur Pokok Ha Ha. Ukur
108 P2 A 594 4.57 4.57 4.57 4.57
P2 B 320 2.46 2.46 2.46 2.46
P2 C 80 0.62 0.62 0.62 0.62
Sub Total 18 814 144.72 132.35 144.72 132.35
109 A 5 558 42.76 33.00 42.76 33.00
B 4 525 34.80 26.90 34.80 26.90
C 4 502 34.63 33.67 34.63 33.67
D 4 143 31.87 31.21 31.87 31.21
P2 A 2 424 18.64 21.60 18.64 21.60
P2 B 1 646 12.66 13.38 12.66 13.38
P2 C 226 1.74 1.74 1.74 1.74
P2 D 744 5.72 8.45 5.72 8.45
Sub Total 23 768 182.82 169.95 182.82 169.95
1 1
Grand Total
241 530 1 857.93 1 875.52 1 131 8.70 8.70 530 4.08 4.08 660 5.08 5.08 1 220 9.38 10.05 885.17 903.43
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII
Ha Pengukuran : 1 903.43 Pada bulan Sept s/d Nov ada penumbangan Sawit untuk pelebaran jalan,
Ha TM : 1 857.93 untuk TM 438 pk <3.37 ha> (Blok 80,81,82,83,93,94,95,103,104,106,107,
Ha TBM : 8.70 108, dan 109) dan TBM II 18 pk <0.14 ha> diblok 108 P1 A dan 109 P2 A.
Blok 66 C ditambah 0.73
Blok 103 B penumbangan 93 pokok untuk lapangan sekolah (0.72 Ha).

Total Ha Tanam : 1 885.17


Lampiran 7. Struktur Organisasi Tingkat Afdeling Perkebunan PT Cipta Futura Plantation

Manager Kebun

Asst. Afdeling

Supv. Afdeling

Supv. Perawatan
Supv. Panen

Krani Afdeling
Mdr. Panen I Krani Buah I

Mdr. Panen II Krani Buah II

Mdr.
Mdr.Panen
Panen III
I Krani Buah III

Mandor Mdr. Hama Mandor Mandor Mandor


Mdr. Panen IV Krani Buah IV
Dongkel dan Penyakit Infrastruktur Semprot Pemupukan

Mdr.
Mdr. Panen
Panen V
V Krani Buah V
Lampiran 8. Blanko Deteksi Hama Perkebunan PT Cipta Futura Plantation

DETEKSI HAMA
BLOK : BULAN :
DIVISI : AKSI : TANAM :
DETEKTOR : TANGGAL : TOTAL HA :
UK UB L
NB NP JPSB
MC MP CP SN DT DT TM RAT

DETEKSI : RINGAN. Ulat 1-5 per pohon ; SEDANG, Ulat 6-10 per pohon ; BERAT > 10
per pohon. DETEKSI Row 1/10 pada areal tidak ada serangan : DETEKSI Row 1/5 serangan
ringan : DETEKSI Row ½ serangan sedang-berat. Serangan Ringan > 5% deteksi 1x sebulan.
Serangan tahun lalu, deteksi 1x 2 bulan. Serangan tidak ada lebih dari 2 tahun, deteksi @ 3
bulan.
NB : Nomor Baris NP : Nomor Pokok UK : Ulat Kantong
UB : Ulat Biasa TM : Tirathaba CP : Cremastopsyche pendula
MC : Mahasena corbetti MP : Metisa plana DT : Darna trima
SN : Setora nitens TA : Thosea asigna RAT : Tikus
JPSB : Jumlah Pokok Sebaris
Lampiran 9. Rekomendasi Pemupukan Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation

KG PUPUK PER POHON


Jumlah
Blok Petak Ha ZA MOP Egyp-RP KIES HGFB
Pohon Total
Feb/Mart Juni Sept/Okt Total Feb/Mart Juni Sept/Okt Total April Juni/Juli Agust
66 ABC 29.11 3785 1.5 1.5 1 4 1.5 1.5 1 4 2.25 1 0.08 11.33
67 ABCDP 59.22 7701 1.5 1.5 1 4 1.5 1.5 1 4 2.25 1 0.08 11.33
68 ABP 42.84 5571 1.5 1.5 1 4 1.5 1.5 1 4 2.25 1 0.08 11.33
68 CD 44.46 5778 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
69 AB 50.36 6546 1.5 1.5 1 4 1.5 1.5 1 4 2 1 0.08 11.08
69 CD 50.33 6543 1.5 1.5 1 4 1.5 1.5 1 4 2 1 0.08 11.08
70 AB 31.19 4055 1.5 1.5 1.25 4.25 1.5 1.25 1 3.75 2.25 1 0.08 11.33
70 CD 36.51 4747 1.5 1.5 1.25 4.25 1.5 1.25 1 3.75 2.25 1 0.08 11.33
70 P 58.38 7589 1.5 1.5 1.25 4.25 1.5 1.5 1 4 2 1 0.08 11.33
80 AP 35.45 4607 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2.25 1 0.08 11.08
81 AB 36.14 4698 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2.25 1.5 0.08 11.58
81 CD 35.72 4642 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2.25 1 0.08 11.08
82 AB 54.47 7081 1.5 1.5 1.25 4.25 1.5 1.5 1 4 2 1.5 0.08 11.83
82 CD 28.45 3698 1.5 1.5 1.25 4.25 1.5 1.5 1 4 2 1.5 0.08 11.83
83 AB 46.37 6027 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
83 CD 48.05 6247 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2.25 1 0.08 11.08
83 AP 89.28 11607 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 0.5 0.08 10.33
93 AB 48.41 6293 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2.25 1 0.08 11.08
93 CDP 51.96 6756 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
94 AB 49.45 6429 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
94 CD 48.23 6270 1.5 1.5 1.25 4.25 1.5 1.5 1 4 2 0.5 0.08 10.83
95 AB 51.27 6664 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
95 CD 51.14 6648 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
Lampiran 9. (Lanjutan)

KG PUPUK PER POHON


Jumlah
Blok Petak Ha ZA MOP Egyp-RP KIES HGFB
Pohon Total
Feb/Mart Juni Sept/Okt Total Feb/Mart Juni Sept/Okt Total April Juni/Juli Agust
95 AP 51.26 6663 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 0.5 0.08 10.33
102 AP 23.91 3108 1.5 1.5 1.25 4.25 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 11.08
103 AB 48.7 6331 1.5 1.5 1.25 4.25 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 11.08
103 CD 34.05 4426 1.5 1.5 1.25 4.25 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 11.08
104 ABP 61.7 8021 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
104 CD 48.68 6328 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2.25 1 0.08 11.08
105 A 3.08 400 1.5 1.5 1.25 4.25 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 11.08
106 A 23.84 3099 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
106 BCD 52.04 6766 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
107 A 44.58 5795 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
107 BC 46.83 6088 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
107 D 23.63 3072 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
108 ABP 84.34 10964 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
108 CDP 60.38 7850 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
109 AP 61.4 7982 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2.25 1 0.08 11.08
109 BP 47.46 6171 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
109 CDP 73.96 9615 1.5 1.5 1 4 1.5 1.25 1 3.75 2 1 0.08 10.83
Total 1866.63 242661 1.5 1.5 1.0625 4.06 1.5 1.31 1 3.81 2.075 1 0.08 11.0238
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
Lampiran 10. Surat Pengantar Buah Perkebunan PT Cipta Futura Plantation

PT. Cipta Futura Plantation SURAT PENGANTAR BUAH

Divisi : Diangkut dengan truk No. Pol. ............. Supir :

Tanggal Blok HK Ha TBS Rata2 Per TBS Kg TBS Brondolan Total Kg Tanda Afkir Kg

Dibuat oleh Diperiksa oleh

Krani Buah Asisten Divisi


Lampiran 11. Bon Gudang Perkebunan PT Cipta Futura Plantation

Tanggal ...................... No. : .............................

BON GUDANG
Minta : Model PB. 001 A

Banyaknya Satuan Nama Barang

Untuk :
No. Rek Perincian

Yang Menerima Asisten Manager Manager Kepala

Anda mungkin juga menyukai