OLEH:
SUDIMAN INDRAWAN
B1D016275
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019
1
TATALAKSANA PRODUKSI RUMPUT RAJA SEBAGAI PAKAN TERNAK DI
BBPTU-HPT BATURRADEN JAWA TENGAH
OLEH:
SUDIMAN INDRAWAN
B1D 016 275
MENYETUJUI :
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukkur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rezeki, umur
panjang, memberikan nikmat iman serta kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapang yang berjudul “Tatalaksana Produksi Rumput Raja
Sebagai Pakan Tenak di BBPTU-HPT BATURRADEN JAWA TENGAH ” dapat
diselesaikan sebagimana mestinya. Sholawat serta salam Nabi Besar Muhammad SAW
sehingga laporan Praktik Kerja Lapang ini disusun verdasarkan hasil kegiatan yang
dimulai pada tanggal 15 Juli 2019 – 15 Agustus 2018 yang bertempat di Balai Besar
Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden, Jawa
Tengah.
Dengan rasa hormat saya menyucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Maskur. M,Si Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
2. Bapak. Ir. Mastur, M. Si Dosen Pembibing PKL.
3. Bapak Dr. Ir. M. Ashari. M,Si Ketua Jurusan Ilmu Peternakan.
4. Bapak Drh. Sintong H.M.T Hutasoit, M.Si selaku Kepala Balai Besar Pembibitan
Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden (BBPTU-HPT)
Baturraden.
5. Bapak Warsan Pembimbing Lapangan Hijauan Makanan Ternak
6. Semua staff di BBPTU-HPT Baturraden yang tidak dapat disebutkan namanya
satu persatu yang telah memberikan kesan selama melakukan PKL.
7. Teman-teman seperjuangan anggota PKL yang telah membantu menguatkam dan
memberikan motivasi selama PKL.
Saya menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat dibutuhkan demi kesempurnaan laporan serupa
dikemudian hari.
Hormat saya
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hijauan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia karena hijauan
mengandung zat-zat yang berguna, seperti untuk pertumbuhan, sumber energi, produksi
dan reproduksi. Hijauan memegang peran penting dalam peningkatan populasi ternak
ruminansia untuk dapat bertahan hidup dan berproduksi. Hal ini disebabkan hampir 90%
pakan ternak ruminansia berasal dari hijauan dengan konsumsi segar perhari 10–15%
dari berat badan, sedangkan sisanya adalah konsentrat dan bahan pakan tambahan
(feed supplement) (Sirait dkk., 2005).
Upaya untuk meningkatkan produksi peternakan secara cepat hanya dapat
dicapai apabila ditunjang dengan penyediaan pakan yang berkualitas. Produksi
ternak yang tinggi perlu didukung oleh ketersediaan pakan hijauan yang cukup dan
kontiniu (Suryana, 2009). Kendala dalam penyediaan pakan hijauan yang berkualitas
adalah tidak tersedianya lahan yang subur untuk penanaman pakan hijauan ternak,
karena penggunaan lahan yang subur biasanya digunakan untuk tanaman bernilai
ekonomis tinggi seperti jagung, cabe, kelapa sawit dan karet, hal ini mengakibatkan
peternak di daerah mengalami kesulitan mencari hijauan makanan ternak.
Salah satu solusi untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan cara
pemanfaatan lahan–lahan marjinal atau kurang produktif dengan pemberian unsur hara
yang diperlukan tamanan dengan cara pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman (Fanindini dkk., 2005). Pada saat ini banyak berkembang suatu sistem
pertanian salah satunya sistem pertanian organik. Sistem pertanian organik ini dapat
memanfaatkan bahan–bahan organik yang ada sehingga dapat menghemat biaya
pengeluaran dalam memproduksi hijauan makanan ternak. Pupuk organik sangat
mudah di temukan dan mempunyai kandungan nutrisi yang sangat baik untuk tanaman.
Pupuk organik juga dapat memperbaiki unsur hara tanah yang sudah rusak oleh pupuk
kimia. Pupuk organik bermacam- macam, ada yang berasal dari kotoran ternak dan ada
juga yang berasal dari mikroba seperti Effective Microorganism 4 (EM4).
Produksi yang tinggi pada lahan yang tingkat kesuburannya rendah dapat
dilakukan dengan penggunaaan pupuk organik. Penyediaan unsur hara terutama nitrogen
(N), phosphor (P), dan kalium (K) dalam tanah secara optimal bagi tanaman dapat
meningkatkan produksi tanaman dan juga penambahan pupuk kandang yang berasal dari
4
feses ternak juga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Selain upaya penyediaan unsur
hara perlu juga dilakukan pemilihan jenis hijauan unggul yang cocok dan responsif
terhadap pemupukan.
Menanggulangi masalah kekurangan pakan hijauan telah di kenal dan
dikembangkan bermacam macam jenis hijauan, salah satu sumber utama pakan hijauan
adalah berasal dari rumput. Rumput yang sangat potensial dan sering diberikan pada
ternak ruminansia adalah rumput raja (pennisetum purpuphoides). Rumput ini
merupakan hasil persilangan antara rumput gajah (pennisetum purpereum) dengan
rumput barja (pennisetum typhoides). Rumput raja adalah tanaman tahunan (perenial),
tumbuh tegak membentuk rumpun, perakarannya dalam, bentuknya mirip dengan
tanaman tebu, tingginya 4m dan apabila di biarkan tumbuh tegak dapat mencapai 7 m,
berbatang tebal dan keras, berbulu serta memiliki tutul pada daun. Rumput raja memiliki
pertumbuhan yang sangat cepat mengalahkan rumput gajah.produksi rumput raja sangat
tinggi dapat mencapai 1,076 ton rumput segar/ha/tahun (Suyitman dkk.,2003).
C. Keguanan kegiatan
Adapun kegunaan praktik lapangan ini adalah dapat memberikan sumbangsi
informasi bagi kalangan masyarakat, terkhusus akademisi ilmu peternakan mengenai
hijauan makanan ternak.
5
B. Tujuan dan Kegunaan Praktik Kerja Lapang
Adapun tujuan dari praktik kerja lapangan sebagai berikut ;
1. Untuk mengetahui proses tatalaksana ladang
2. Dapat mengetahui sistem pemeliharaan rumput raja sebagai pakan ternak
3. Untuk mengetahui proses pengolahan pakan ternak
D. Keguanan kegiatan
Adapun kegunaan praktik lapangan ini adalah dapat memberikan
informasi bagi peternak tentang pemanfaatan pupuk kandang untuk budidaya
rumput raja serta memberi pedoman pengguan pupuk kandang di tambah EM4
dalam mendukung sistem pertanian organik.
BAB II
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG
2.1.Waktu dan Tempat PKL
Kegiatan Praktik Kerja Lapang dilaksakan pada bulan Juli – Agustus
2019, bertempat di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan
Pakan Ternak Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah.
BAB III
HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG
i. Penanaman
Kegiatan penanaman rumput gajah dilakukan pada musim
penghujan, agar pada waktu musim kemarau akar tanaman sudah kuat.
Hujan memiliki pertumbuhan yang besar terhadap pertumbuhan
rumput gajah. Bila hujan terus-menerus maka pertumbuhan rumput
akan terus berlanjut, sedangkan jika kekurangan pertumbuhan udara
akan terhambat. Jika pengairan cukup dapaat dilakukan sepanjang
tahun.
ii. Pemeliharaan
Pemeliharaan rumput yang baik dan teratur dapat dilakukan
setalah proses penanaman sehinga dapat memperoleh hasil yang baik.
Adapun urutan teknik yang dilakukan terhadap rumput yang di tanam
di BBPTU HTP Baturraden adalah sebagai berikut :
1. Perawatan atau penyiangan
Perawatan rumput dapat dilakukan dengan
pengairan 3-4 kali pertahun atau penyiangan dilakukan
setiap kali pemangkasan tergantung dari kondisi daerah
masing-masing.
2. Penyulaman atau peremajaan
Bertujuan untuk melihat kondisi rumput yang
ditanan sehingga dapat memperbaiki produksi rumput.
Penyulaman dilakukan pada rumput yang mati atau tidak
tumbuh dan diganti dengan bibit yang lain agar
pertumbuhan tanaman bisa merata didalam mempertahan
produksi dan pertumbuhannya.
3. Penyiraman atau pengairan
Dilakukan ketika keluar tunas dan lama pengairan
dilakukan selama 1- 10 hari setalah dilkukan penanaman.
Hal ini dilkukan pada musim hujan, akan tetapi jika
penanaman dilakukan pada musim kemarau pengairaan
dilakukan setiap hari. Dengan tujuan agar tanaman secara
cepat memperbaiki pertumbuhan
3.1.5 Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk memberikan zat-zat
makanan pada tanaman, dapat mempertahankan kesuburan
tanah dan memperbaiki struktur tanah. Pemupukan biasanya
dilakukan 2 hari setelah penanaman,sedangkan untuk tanaman
yang sudah dilakukan pemotongan harus dilakukan
pemupukan 15 hari setalah pemotongan, dipupuk dengan
pupuk kandang (feses sapi), kemudian pupun anorganik
diberikan pada saat rumput berumur 35 hari,biasanya pupuk
anorganik yang biasa digunakan adalah pupuk urea dengan
dosis 250 kg/ha atau 8 kg/ petak.
Gambar. 5 pemupukan
Gambar.6. pemangkasan
3.1.9 Pemerahan
Proses pemerahan merupakan aspek penting dalam
peternkan sapi perah. Produk utama yang dihasilkan dari ssapi
perah adalah susu dan jika tidak tangani dengan baik kualitas susu
yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar yang telah di
tetapkan. Susu sebagai bahan yaang kaya dengan kandungan
nutrisi menyebabkan mikroba mudah berkembangbiak pada susu,
demikian juga berbagai pencemaran lainnya berupa material fisik
dari lingkungan sekitar daan juga susu sangat mudah menyerap
baau yang ada. Dibutuhkan penanganan khusus sebelum, ketika,
dan setelah pemerahan ternak. Susu yang dihasilkn harus segara
di tangani dengan baik dan benar. Tujuan utamanya adalah untuk
menghindari kerusakan psda produk susu yang telah di perah.
Pemerahan dilakukan secara moderen menggunakan alat bucket
system atau sistem ember.
Sistem ember adalah salah satu sistem pemerahan yang
mengunakan mesin sebagai penganti tangan yang dapat dipindah
ke tempat satu ke tempat yang lain. Pemerahan dengan system
ember diharapkan dapat mennekan kandungan bakteri dibanding
meenggunakan pemerahan tangan. Pemerahan dilakukan 2 kali
sehari yaitu pagi hari ( pukul 07.00 WIB) dan sore hari (pukul
16.00WIB).
Gambar. 9 pemerahan
BAB IV
5.2 Saran
Adapun saran dalam Praktik Kerja Lapangan ini yaitu sebaiknya
dalam pengolahaan lahan tepatnya pada saat pengemburan tanah di
campur dengan pupuk kandang sebagai pengganti guna untuk menetralisir
bahan bahan organik tanah pada lahan yang akan di tanam rumput unggul.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, A. 2003. Model Usaha Rumput Gajah Sebagai Pakan Sapi Perah Di
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Lokakarya Nasional
Tanaman Pakan Ternak. Semarang.
Sari, N. K. 2009. Produksi Bioethnol Dari Rumput Gajah Secara Kimia. Jurnal
Teknik Kimia, 4 (1) :265 – 273.