Oleh :
Diaul Maftuha
NIM. P07134121010A
Oleh :
Diaul Maftuha
NIM. P07134121010A
i
PENGESAHAN
Mengesahkan :
Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Tim Penguji
Tanggal Lulus :
ii
PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Diaul Maftuha
P07134121010A
Menyetujui,
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan HIV dan hepatitis B, dari pemeriksaan
tersebut di dapatkan 0,28% ibu hamil yang positif HIV dan 1,88% ibu hamil
dikaitkan dengan sifilis dan sebanyak 102.000 kasus bayi yang terinfeksi
kasus tahun 2018 ditemukan 14 kasus yang terjangkit HIV dan 10 kasus
AIDS, sedangkan tahun 2019 adalah 24 kasus HIV dan 8 kasus AIDS.
1
2
memiliki pola penularan yang relatif sama yaitu ditularkan melalui hubungan
Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak telah dilaksanakan
sejak tahun 2018 dan akan berlanjut menjadi sebuah kebiasaan baru untuk
melindungi bayi dan anak di Indonesia dari infeksi ketiganya (Kemenkes RI,
2019).
eliminasi. Target deteksi dini Tahun 2018 sebanyak 60%, tahun 2019
sebanyak 70%, tahun 2020 sebanyak 80%, tahun 2021 sebanyak 90% dan
tahun 2022 ditargetkan sebanyak 100% dari seluruh ibu hamil yang dilayani
ANC. Program triple eliminasi mempunyai target untuk mencapai zero pada
tahun 2030 sesuai dengan apa yang tertulis pada Peraturan Menteri
Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis dari Ibu ke Anak (Kemenkes, 2019).
langsung pada kesehatan reproduksi dan anak melalui infertilitas, kanker dan
dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi. Ketiganya mempunyai jalur
penularan yang sama berupa hubungan seksual, darah, dan vertikal dari ibu
ke janin. Transmisi ini kebanyakan terjadi melalui transmisi vertikal dari ibu ke
janin saat masa kehamilan. Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B pada anak
dari ibu pasien berdampak pada kesakitan, kecacatan, dan kematian (WHO,
2017).
sekali data mengenai progres maupun keadaan saat ini tentang program
apakah kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan target, sasaran, dan
cakupan kegiatan yang telah ditetapkan. Selain itu, data ibu hamil yang
menderita ketiga penyakit berupa HIV, sifilis, hepatitis B juga sangat minim.
perlu dilakukan.
B. PERUMUSAN MASALAH
Kecamatan Buer ?
4
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Kecamatan Buer.
2. Tujuan Khusus
hamil.
1. Manfaat Teoritis
mengenai jumlah ibu hamil yang menderita HIV, sifilis, dan hepatitis B
2. Manfaat Aplikatif
mengenai jumlah ibu hamil yang menderita HIV, sifilis, dan hepatitis B
Selain itu, diharapkan juga dapat menjadi bahan evaluasi, kontrol, dan
dibuat. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan dasar bagi penelitian
aplikatif klinis.
A. KERANGKA TEORITIS
1. HIV
a. Definisi
6
7
b. Etiologi
c. Gejala Klinis
seperti :
a) Diare kronis
c) Pnumocystis carinii
d. Patofisiologi
(Masriadi, 2017).
e. Cara Penularan
terjadi penularan .
HIV.
melalui plasenta.
tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular HIV
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Tes Serologi
a) Tes cepat
b) Tes ELISA
blot.
12
(Wijoyo, 2020).
hamil yang telah positiv HIV yang baru melahirkan atau pada
bayi yang baru lahir yang di duga terpapar HIV. Pada bayi
yang baru lahir tes ini dianjurkan pada anak berusia kurang
dari 18 tahun.
segera.
13
darah lengkap.
darah.
antibodi dan p24 protein antigen. Jika tes ini positif, maka
2. SIFILIS
a. Definisi
area kulit, selaput lendir dan juga organ tubuh. Penyakit sifilis
b. Etiologi
(Elvinawaty, 2014).
c. Gejala Klinis
sebagai berikut:
18
terinfeksi sifilis.
sebagai berikut:
lainnya.
berikut:
tubuh lain.
2010).
menular.
d. Cara Penularan
oleh pengidap.
terstandardisasi.
25
ABS),
3. HEPATITIS B
a. Definisi
b. Etiologi
c. Manisfestasi Klinis
kolestitis.
3) Fase icterus Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga
yang berlanjut lebih dari enam bulan sejak timbul keluhan dan
sangat tinggi.
terhadap VHB.
e. Patofisiologi
virus dan semakin berat kerusakan sel hati. Respon imun host
f. Cara Penularan
g. Diagnosis Hepatitis B
2013).
1) Pemeriksaan Biokimia
ALT kembali menurun 2-10 kali nilai normal dan kadar albumin
2) Pemeriksaan serologis
saat terjadinya gejala klinis. Saat infeksi akut, anti HBc IgM
2004).
dan PCR. Metode EIA dan PCR tergolong mahal dan hanya
3) Pemeriksaan Molekuler
a. Pengertian
ke anak".
b. Tujuan
anak;
36
akibat HIV, Sifilis, dan Hepatitis B pada ibu dan anak; dan
kegiatan:
1) Promosi kesehatan
ditujukan untuk:.
bayi;
2) Surveilans kesehatan;
3) Deteksi dini;
52 tahun 2017).
4) Penanganan kasus.
b) Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV, Sifilis, dan/atau
2017).
38
B. KERANGKA KONSEP
Pemeriksaan
HIV, Sifilis, HBsAg
: Mempengaruhi
: Bagian
BAB III
METODE PENELITIAN
dan akan dilaksanakan pada bulan Januari 2022 sampai dengan bulan
Maret 2022.
B. RANCANGAN PENELITIAN
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada di
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien ibu hamil yang
39
40
adalah didapatkan dari siapa saja ibu hamil yang datang memeriksakan
E. VARIABEL PENELITIAN
F. DEFINISI OPERASIONAL
2. Hasil Pemeriksaan HIV adalah hasil reaktif atau non reaktif dari
pemeriksan virus HIV yang dilakukan dengan metode test cepat HIV.
3. Hasil Pemeriksaan Sifilis adalah hasil reaktif atau non reaktif dari
4. Hasil pemeriksaan HBsAg adalah hasil reaktif atau non reaktif dari
cepat HBsAg.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer yaitu
data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari
Puskesmas Buer.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Spuit 3 cc
b. Alkohol swab
c. Torniquet
d. Plester
e. Label
i. Mikropipet
j. Bolpoint
2. Cara Kerja
5) Dibaca hasil tes setelah 10 menit. Hasil tes bisa dibaca sampai
20 menit.
menggunakan mikropipet
5) Dibaca hasil tes setelah 5 menit. Hasil tes bisa dibaca sampai
20 menit.
menggunakan mikropipet
Data hasil pemeriksaan HIV, Sifilis dan HBsAg pada ibu hamil di
Tabel 3.1. Hasil Pemeriksaan HIV, Sifilis dan HBsAg ibu hamil di
Puskesmas Buer.
Pemeriksaan
No Kode Sampel
HIV Sifilis HBsAg
dst
2. Analisis Data
Data hasil pemeriksaan HIV, Sifilis dan HBsAg pada ibu hamil di
Dikes.sumbawakab.go.id/assets/konten/files/Dokument/PROFIL%202019
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. Tes dan Konseling HIV Terintegrasi di Sarana
Kesehatan (PITC) Pedoman Penerapan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2012.
Hardjoeno UL. 2007. Kapita selekta hepatitis virus dan interpretasi hasil
laboratorium. Makassar: Cahya Dinan Rucitra: hlm. 5-14.
44
45
Mullooly, C., & Higgins, S. P. (2010). Secondary syphilis: the classical triad
ofskin rash, mucosal ulceration and lymphadenopathy. International
Journalof STD & AIDS, 21(8), 537–545.
Prince SA & Wilson LM, 2006. Sifilis dalam Patofisiologi Konsep Klinis
Proses- Proses Penyakit, 6th, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
hlm. 1338- 40.
Rebecca E. LaFond & Sheila A. Lukehart, 2006. Biological Basis for Syphilis,
Volume 19, Nomor 1, Halaman 29-49, Departments of Pathobiology and
Medicine, University of Washington, Seattle, Washington.
Sabrina S. Plitt PD, Dana Mihalicz MD, Ameeta E. Singh BMBS, M.Sc.,,
Gayatri Jayaraman PD, M.P.H.,, Stan Houston MD, Bonita E. Lee MD,
M.Sc. Time to Testing and Accessing Care among a Population of
Newly Diagnosed Patients with HIV with a High Proportion of Canadian
Aboriginals, 1998–2003. AIDS Patient Care and STDs. 2018;23(2):93-9.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid 3, edisi ke-5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia