No. Dokumen :
SPO No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1 dari 6
UPT PUSKESMAS DR. SISKA FITRIANA
KECAMATAN Nip.19870526 201503 2 002
BUER
1. Pengertian Perdarahan post partum (PPP) adalah perdarahan yang masif yang berasal
dari tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir, dan jaringan
sekitarnya dan merupakan salah satu penyebab kematian ibu disamping
perdarahan karena hamil ektopik dan abortus. Definisi perdarahan post
partum adalah perdarahan pasca persalinan yang melebihi 500 ml setelah
bayi lahir atau yang berpotensi mengganggu hemodinamik ibu.
2. Tujuan Menegakkan diagnosis perdarahan post partum dan memberikan tata laksana
yang tepat
Faktor Risiko
Perdarahan post partum merupakan komplikasi dari 5-8% kasus persalinan
pervaginam dan 6% dari kasus SC
a. Faktor Risiko prenatal:
• Perdarahan sebelum persalinan, Solusio plasenta,
• Plasenta previa,
• Kehamilan ganda,
• Preeklampsia,
• Hidramnion,
• IUFD,
• Anemia (Hb< 5,8),
• Multiparitas,
• Mioma dalam kehamilan,
• Gangguan faktor pembekuan dan
• Riwayat perdarahan sebelumnya serta obesitas.
b. Faktor Risiko saat persalinan pervaginam:
• Kala tiga yang memanjang,
• Episiotomi,
• Distosia,
• Laserasi jaringan lunak,
• Induksi atau augmentasi persalinan dengan oksitosin,
• Persalinan dengan bantuan alat (forseps atau vakum),
• Sisa plasenta, dan bayi besar (>4000 gram).
c. Faktor Risiko perdarahan setelah SC :
• Insisi uterus klasik,
• Amnionitis,
• Preeklampsia,
• Persalinan abnormal,
• Anestesia umum,
• Partus preterm dan postterm.
• Akibat anestesi
• Multiparitas
2. Sisa plasenta
• Plasenta susenturiata
• Ruptura uteri
c. Gangguan koagulasi
• Trombofilia
• Sindrom HELLP
• Preeklampsi
• Solutio plasenta
Pemeriksaan Fisik
a. Nilai tanda-tanda syok: pucat, akral dingin, nadi cepat, tekanan darah
rendah.
b. Nilai tanda-tanda vital: nadi > 100x/menit, pernafasan hiperpnea, tekanan
darah sistolik < 90 mmHg, suhu
c. Pemeriksaan obstetrik:
1. Perhatikan kontraksi, letak, dan konsistensi uterus
2. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilaia danya: perdarahan,
keutuhan plasenta, tali pusat, dan robekan didaerah vagina.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah rutin: terutama untuk menilai kadar Hb < 8 gr%.
b. Pemeriksaan golongan darah.
c. Pemeriksaan waktu perdarahan dan waktu pembekuan darah (untuk
menyingkirkan penyebab gangguan pembekuan darah).
Komplikasi
a. Syok
b. Kematian
Penatalaksanaan Komprehensif
Penatalaksanaan
Tatalaksana Awal
a. Nilai sirkulasi, jalan napas, dan pernapasan pasien.
b. Bila menemukan tanda-tanda syok, lakukan penatalaksanaan syok
a. Berikan oksigen.
b. Pasang infus intravena dengan kanul berukuran besar (16 atau 18) dan
mulai pemberian cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat atau
Ringer Asetat) sesuai dengan kondisi ibu
c. Periksa kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan, parut luka, dan
tinggi fundus uteri.
d. Periksa jalan lahir dan area perineum untuk melihat perdarahan dan
laserasi (jika ada, misal: robekan serviks atau robekan vagina).
e. Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban.
f. Pasang kateter Folley untuk memantau volume urin dibandingkan dengan
jumlah cairan yang masuk. (CATATAN: produksi urin normal 0.5-1
ml/kgBB/jam atau sekitar 30 ml/jam)
g. Jika kadar Hb< 8 g/dl rujuk ke layanan sekunder (dokter spesialis obsgin)
h. Jika fasilitas tersedia, ambil sampel darah dan lakukan pemeriksaan:
kadar hemoglobin (pemeriksaan hematologi rutin) dan penggolongan
ABO.