Anda di halaman 1dari 20

GANGGUAN PERDARAHAN

ANTEPARTUM

Ns.KRISCILLIA MOLLY MORITA,M.Kep

Sample footer 1
ASUHAN KEPERAWATAN PERDARAHAN AWAL KEHAMILAN

A. Pengertian
Pendarahan antepartum adalah pendarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu. Pendarahan antepartum merupakan
pendarahan dari traktus genitalis yang terjadi antara kehamilan
minggu ke 28 awal partus.

Sample footer 2
B. Etiologi
Pendarahan antepartum dapat disebabkan oleh :
A. Bersumber dari kelainan plasenta
1. Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir ( osteum uteri internal )

Plasenta previa diklasifikasikan menjadi 3 :


a. Plasenta previa totalis : seluruhnya ostium internus ditutupi plasenta.
b. Plasenta previa lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta.
c. Plasenta previa marginalis : hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan plasenta.
Plasenta previa dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain :
- Endometrium yang kurang baik
- Chorion leave yang peresisten
- Korpus luteum yang berreaksi lambat

Sample footer 3
2. Solusi plasenta
Solusi plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas
dari perlekatannya sebelum janin lahir. Biasanya dihitung kehamilan 28 minggu.
Solusi plasenta dapat diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan tingkat gejala klinik antara
lain :
a. Solusi plasenta ringan
• Tanpa rasa sakit
• Pendarahan kurang 500cc
• Plasenta lepas kurang dari 1/5 bagian
• Fibrinogen diatas 250 mg %
b. Solusi plasenta sedang
• Bagian janin masih teraba
• Perdarahan antara 500 – 1000 cc
• Plasenta lepas kurang dari 1/3 bagian
c. Solusi plasenta berat
• Abdomen nyeri-palpasi janin sukar
• Janin telah meninggal
• Plasenta lepas diatas 2/3 bagian
• Terjadi gangguan pembekuan darah

Sample footer 4
B. Tidak bersumber dari kelainan plasenta, biasanya tidak begtu
berbahaya, misalnya kelainan serviks dan vagina ( erosion, polip,
varises yang pecah ).

C. Patofisiologi
1. Plasenta previa
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus.
Kadang-kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada
segmen bawah uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai
plasenta previa. Karena segmen bawah agak merentang selama
kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi
serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding usus
sampai tingkat tertentu tidak dapat dihindarkan sehingga terjadi
pendarahan.

Sample footer 5
2. Solusi Plasenta
Perdarahan dapat terjadi pada pembuluh darah plasenta atau
uterus yang membentuk hematom pada desisua, sehingga
plasenta terdesak akhirnya terlepas. Apabila perdarahan sedikit,
hematom yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan plasenta,
peredaran darah antara uterus dan plasenta belum terganggu
dan tanda serta gejalanya pun tidak jelas.
Kejadiannya baru diketahui setelah plasenta lahir yang pada
pemeriksaan didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya
dengan bekuan darah lama yang warnanya kehitam-hitaman.
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus menerus karena
otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak mempu
untuk lebih berkontraksi menghentikan pendarahannya.
Akibatnya, hematom retroplasenter akan bertambah besar,
sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta terlepas dari
dinding uterus. Sample footer 6
D. Tanda dan Gejala
1. Plasenta previa
a ) Perdarahan terjadi tanpa rasa sakit pada
trimester III
b ) Sering terjadi pada malam hari saat
pembentukan S.B.R
c ) Perdarahan dapat terjadi sedikit atau
banyak sehingga menimbulkan gejala
d ) Perdarahan berwarna merah segar
e ) Letak janin abnormal

Sample footer 7
2. Solusi plasenta
a ) Perdarahan disertai rasa sakit
b ) Jalan asfiksia ringan sampai kematian
intrauterin
c ) Gejala kardiovaskuler ringan sampai
berat
d ) Abdomen menjadi tegang
e ) Perdarahan berwarna kehitaman
f ) Sakit perut terus menerus
Sample footer 8
E. Komplikasi
1. Plasenta previa
a ) Prolaps tali pusat
b ) Prolaps plasenta
c ) Plasenta melekat sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu dibersihkan dengan
kerokan
d ) Robekan-robekan jalan lahir
e ) Perdarahan post partum
f ) Infeksi karena perdarahan yang banyak
g ) Bayi prematuritas atau kelahiran mati
a. Langsung
- Perdarahan
- Infeksi
- Emboli dan obstetrik syok
b. Komplikasi tidak langsung
- Couvelair uterus kontraksi tak baik, menyebabkan pendarahan post partum
- Adanya hipo fibrinogenemia dengan perdarahan post partum
- Nekrosis korteks renalis, menyebabkan anuria dan uremia,

Sample footer 9
F. Penatalaksanaan
1. Plasenta previa
a. Tiap-tiap perdarahan triwulan ketiga yang lebih dari show ( perdarahan inisial harus
dikirim ke rumah sakit tanpa melakukan suatu manipulasi apapun baik rectal apalagi
vaginal)

b. Apabila ada penilaian yang baik, perdarahan sedikt janin masih hidup, belum inpartus.
Kehamilan belum cukup 37 minggu atau berat badan janin di bawah 2500 gr. Kehamilan
dapat ditunda dengan istirahat. Berikan obat-obatan spasmolitika, progestin atau
progesterone observasi teliti.

c. Sambil mengawasi periksa golongan darah, dan siapkan donor transfusi darah.
Kehamilan dipertahankan setua mungkin supaya janin terhindar dari premature.

d. Harus diingat bahwa bila dijumpai ibu hamil yang disangka dengan plasenta previa,
kirim segera ke rumah sakit dimana fasilitas operasi dan tranfuse darah ada.

e. Bila ada anemi berikan tranfuse darah dan obat-obatan.

Sample footer 10
2. Solusio plasenta
a. Terapi konsrvatif
Prinsip :
Tunggu sampai paerdarahan berhenti dan partus
berlangsung spontan. Perdarahan akan berhenti sendiri
jika tekanan intra uterin bertambah lama, bertambah
tinggi sehingga menekan pembuluh darah arteri yang
robek.

Sambil menunggu atau mengawasi berikan :


1. Morphin suntikan subkutan
2. Stimulasi dengan kardiotonika seperti coramine,
cardizol, dan pentazol.
3. Tranfuse darah.

18 Maret 2020 Sample footer 11


b. Terapi aktif
Prinsip :
Melakukan tindakan dengan maksud anak segera diahirkan dan perdarahan segera
berhenti.
Urutan-urutan tindakan pada solusio plasenta :
1. Amniotomi ( pemecahan ketuban ) dan pemberian oksitosin dan dan diawasi serta
dipimpin sampai partus spontan.
2. Accouchement force : pelebaran dan peregangan serviks diikuti dengan pemasangan
cunam villet gauss atau versi Braxtonhicks.
3. Bila pembukaan lengkap atau hampir lengkap, kepala sudah turun sampai hodge III-
IV : a. Janin hidup : lakukan ekstraksi vakum atau forceps.
b. Janin meninggal : lakukan embriotomi
4. Seksio cesarea biasanya dilakukan pada keadaan :
a. Solusio plasenta dengan anak hidup, pembukaan kecil
b. Solusio plasenta dengan toksemia berat, perdarahan agak banyak,
pembukaan masih kecil.
c. Solusio plasenta dengan panggul sempit.
d. Solusio plasenta dengan letak lintang.

Sample footer 12
5. Histerektomi dapat dikerjakan pada keadaan :
a. Bila terjadi afibrinogenemia atau hipofibrino-
genemia kalau persediaan darah atau fibrinogen
tidak ada atau tidak cukup.
b. Couvelair uterus dengan kontraksi uterus yang
tidak baik.
6. Ligasi arteri hipogastrika bila perdarahan tidak
terkontrol tetapi fungsi reproduksi ingin dipertahankan.
7. Pada hipofibrinogenemia berikan :
a. Darah segar beberapa botol
b. Plasma darah
c. Fibrinogen

Sample footer 13
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data Subjektif
A. Data umum
Biodata, identitas ibu hamil dan suaminya.
B. Keluhan utama
Keluhan pasien saat masuk RS adalah perdarahan pada kehamilan 28 minggu.
C. Riwayat kesehatan yang lalu
D. Riwayat kehamilan
- Haid terakhir
- Keluhan
- Imunisasi
E. Riwayat keluarga
- Riwayat penyakit ringan
- Penyakit berat
Keadaan psikososial
- Dukungan keluarga
- Pandangan terhadap kehamilan
Sample footer 14
F. Riwayat persalinan

G. Riwayat menstruasi
- Haid pertama
- Sirkulasi haid
- Lamanya haid
- Banyaknya darah haid
- Nyeri
- Haid terakhir

H. Riwayat perkawinan
- Status perkawinan
- Kawin pertama
- Lama kawin

Sample footer 15
Pemeriksaan fisik
1. Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan ibu hamil.
a. Rambut dan kulit
- Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
- Laju pertumbuhan rambut berkurang.
b. Wajah
- Mata : pucat, anemis
- Hudung
- Gigi dan mulut
c. Leher
d. Buah dada / payudara
- Peningkatan pigmentasi areola putting susu
- Bertambahnya ukuran dan noduler

Sample footer 16
e. Jantung dan paru
- Volume darah meningkat
- Peningkatan frekuensi nadi
- Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah pulmonal.
- Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
- Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
- Diafragma meningga.
- Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
f. Abdomen
Palpasi abdomen :
- Menentukan letak janin
- Menentukan tinggi fundus uteri
g. Vagina
- Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick )
- Hipertropi epithelium
h. System musculoskeletal
- Persendian tulang pinggul yang mengendur
- Gaya berjalan yang canggung
- Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal

Sample footer 17
2. Khusus
- Tinggi fundus uteri
- Posisi dan persentasi janin
- Panggul dan janin lahir
- Denyut jantung janin
3. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan inspekulo
- Pemeriksaan radio isotopic
- Ultrasonografi
- Pemeriksaan dalam

Sample footer 18
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perpusi jaringan ( plasental )
B/D kehilangan darah.
2. Takut B/D keprihatinan ibu tentang
kesejahteraan diri dan bayinya.

Sample footer 19
Sample footer 20

Anda mungkin juga menyukai