c. Cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan (SC,
Kuret,dll).
g. Plasenta besar pada hamil ganda dan eritoblastosis atau hidrops fetalis.
D. Klasifikasi
Klasifikasi dari plasenta previa (empat tingkatan):
1). Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi
seluruh ostium uteri internum. Pada jenis ini, jelas tidak mungkin bayi
dilahirkan secara normal, karena risiko perdarahan sangat hebat.
2). Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium
uteri internum. Pada jenis inipun risiko perdarahan sangat besar, dan
biasanya janin tetap tidak dilahirkan secara normal.
3). Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada
pinggir ostium uteri internum. Hanya bagian tepi plasenta yang
menutupi jalan lahir. Janin bisa dilahirkan secara normal, tetapi risiko
perdarahan tetap besar.
4). Plasenta letak rendah, plasenta lateralis, atau kadang disebut juga
dangerous placenta adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang
2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap
plasenta letak normal. Risiko perdarahan tetap ada namun tidak
besar, dan janin bisa dilahirkan secara normal asal tetap berhati-hati
E. Diagnosis
Diagnosis placenta previa dapat dilakukan dengan pemeriksaan
ultrasonografi (USG). Apabila pemeriksaan USG dilakukan
sebelum kehamilan berusia 28 minggu menunjukkan hasil bahwa
placenta berada di bagian bawah, maka perlu dilakukan
pemeriksaan ulang pada trimester ke-tiga untuk mengevaluasi
perkembangan posisi placenta dalam hubungannya dengan
perkembangan cerviks dan pembentukan segmen bawah rahim
menjelang persalinan. Apabila perkembangan placenta sampai
menutupi OUI, maka persalinan tidak dapat dilakukan
pervaginam.
F. Komplikasi
a. Anemia dan syok hipovolemik
b. Plasenta inkreta dan plasenta akreta
c. Kehamilan prematur dan gawat janin
d. Solusio plasenta
e. Kematian maternal akibat perdarahan
f. Disseminated intravascular coagulation (DIC)
g. Infeksi sepsis
Solusio Plasenta
A. Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan
plasenta dari implantasi normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20
minggu dan sebelum janin lahir.
B. Klasifikasi
a. Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta menurut derajat pelepasan
plasenta :
- Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.
- Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.
- Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta yang terlepas.
b. Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk perdarahan (4)
- Solusio plasenta dengan perdarahan keluar.
- Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, yang membentuk hematoma
retroplacenter.
- Solusio plasenta yang perdarahannya masuk ke dalam kantong amnion .
C. Etiologi
1). Faktor kardio-reno-vaskuler
2). Faktor trauma
3). Faktor paritas ibu
4). Faktor usia ibu
5). Faktor pengunaan kokain
6). Faktor kebiasaan merokok
7). Riwayat solusio plasenta sebelumnya
D. Gambaran Klinis
1. Solusio plasenta ringan
Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus
marginalis, dimana terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta
yang tidak berdarah banyak. Apabila terjadi perdarahan
pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit sakit.
Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya
terus menerus.
2. Solusio plasenta sedang
Dalam hal ini plasenta terlepas lebih dari 1/4 bagian,
tetapi belum 2/3 luas permukaan Tanda dan gejala dapat timbul
perlahan-lahan seperti solusio plasenta ringan, tetapi dapat
juga secara mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus,
yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan
pervaginam.
3. Solusio plasenta berat
Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya.
Terjadi sangat tiba-tiba. Biasanya ibu telah jatuh dalam
keadaan syok dan janinnya telah meninggal. Uterus sangat
tegang seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan
pervaginam tampak tidak sesuai dengan keadaan syok ibu,
terkadang perdarahan pervaginam mungkin saja belum
sempat terjadi. Pada keadaan-keadaan di atas besar
kemungkinan telah terjadi kelainan pada pembekuan darah
dan kelainan/gangguan fungsi ginjal.
E. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada Ibu :
a. Syok perdarahan
b. Gagal ginjal
c. Kelainan pembekuan darah
d. Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)