Anda di halaman 1dari 36

Laporan Kasus

P3A1 Post Partum Spontan 21


jam (diluar), dengan HPP dini e.c
Sisa Plasenta + Anemia Sedang

Stefany Ledy C. Umboh, S.Ked.


H1AP21029
 
 
Pembimbing :
dr. Violita, Sp.OG
BAB 1 Laporan Kasus

Identitas
Nama : Ny. CE
No. MR : 100466
Usia : 38 Tahun
Suku : Bengkulu
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Pulau Ban, Muko - Muko
MRS : Senin, 02 Mei 2022,
pukul 19.30 WIB
Riwayat
Kehamilan atau Melahirkan
Perkawinan
Pernikahan pertama, lama 20 tahun,
sebagai istri sah. Riwayat hubungan
seksual selain dengan suami disangkal

Riwayat Reproduksi
Menarch : 16 Tahun Antenatal Care (ANC)
Siklus haid : Teratur Pasien mengaku melakukan Antenatal (ANC) sebanyak 1x di
Lama haid : 4-5 hari dokter spesialis kandungan dan sebanyak 2x di bidan.
Banyak haid: 2-3 kali ganti
pembalut Penyakit Dahulu
Tidak ada
KB : Selama 7 tahun
menggunakan KB suntik Riwayat Keluarga
Ada hipertensi
Anamnesis

Keluhan Utama
Keluar darah dari kemaluan (+)
 
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien merupakan rujukan dari Puskesmas datang dengan keluhan lemas
setelah melahirkan secara pervaginam ditolong bidan 1 hari SMRS. Dari
keterangan surat rujukan, pasien mengalami perdarahan setelah plasenta
dilahirkan, jumlah perdarahan sekitar 500 cc dengan Hb 7,1 gr/dl.
Dilakukan manual plasenta, kemudian perdarahan berhenti. Pasien
sempat pingsan sekitar 5 menit.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
P3A1 Post Partum Spontan 21 jam (diluar), dengan HPP dini e.c Sisa Plasenta

Tatalaksana
• Observasi keadaan umum, tanda vital ibu
• IVFD RL + Drip Neurobion 2x1 amp gtt xx/menit
• Amoxicilin 3x 500 mg
• Asam mefenamat 3x1 PO
• Antasida 3x1 PO
• Transfusi WB 1 koli dan PRC 2 kolf
• R/ USG di poli kebidanan tanggal 3 Mei 2022
Prognosis
Dubia ad bonam
Follow Up
Follow Up
Laporan Kuretase
Follow Up post
kuretase
BAB 2 Tinjauan Pustaka

Perdarahan Post Partum (HPP)


Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500cc yang terjadi
setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1.000 ml setelah persalinan
abdominal

HPP terbagi menjadi 2 berdasarkan waktunya :

Perdarahan Post Partum dini

Perdarahan Post Partum lanjut


Etiologi
Perdarahan post partum primer
disebabkan oleh :

Tonus Tissue

Trauma Trombin
Faktor Risiko HPP
karena ketidaksiapan ibu dalam menghadapi
01 Paritas persalinan yang pertama atau uterus yang terlalu
meregang (bisa juga karena hidramion, hamil ganda)

Umur paling aman bagi seorang wanita untuk hamil


02 Umur dan melahirkan adalah umur antara 20 – 35 tahun

cenderung menimbulkan kerusakan pada sistem


reproduksi wanita baik secara fisiologis ataupun
Jarak hamil kurang
03 dari 2 tahun
patologis sehingga memberi kemungkinan terjadi
anemia pada ibu bahkan sampai dapat menimbulkan
kematian

mengurangi jumlah pengiriman oksigen dan cakupan


04 Anemia nutrisi ke uterus yang menyebabkan kontraksi uterus
tidak adekuat
Diagnosis
Cara yang paling tepat untuk menentukan
apakah seseorang mengalami perdarahan
postpartum adalah dengan menghitung
kehilangan darah yang terjadi. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara mengukur atau
memperkirakan jumlah darah yang hilang saat
persalinan
Tatalaksana
Umum Khusus
1. Nilai ABC pasien 1. Oksitosin 20-40 iu dalam 1000 ml
2. Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana syok NaCl atau RL dengan kecepatan 60
3. Berikan oksigen dan asang infus NaCl 0,9% atau RL tpm
4. Cek Hb, golongan darah, CT, BT, PT, APTT, trombosit, 2. peregangan tali pusat terkendali
dan fibrinogen 3. Manual Plasenta
5. Lakukan pemeriksaan tanda tanda vital 4. evakuasi vakum manual atau
6. Periksa kondisi abdomen dilatasi dan kuretase
7. Periksa jalan lahir dan area perineum 5. histerektomi
8. Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
9. Pasang kateter
10. Siapkan transfusi darah jika Hb <8
Tatalaksana
Rest plasenta (sisa plasenta)
Tertinggalnya bagian plasenta dan membrannya dalam kavum uteri / sisa
plasenta yang masih tertinggal di dalam uterus dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan.
Etiologi
• Grande multipara
• Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
• Persalinan yang dilakukan tindakan
• Pertolongan kala uri sebelum waktunya
• Pertolongan persalinan oleh dukun
• Persalinan dengan tindakan paksa
• Pengeluaran plasenta tidak hati-hati
• Kelainan uterus
• Kelainan plasenta
Inpaartu kala III

Pelepasan plasenta

Plasenta lahir lengkap Plasenta lahir tidak lengkap

Patofisiologi Retensio sisa plasenta


Kontraksi uterus baik
sisa plasenta
Kontraksi uterus jelek
Perdarahan sedikit

Perdarahan bertambah

Eksplorasi Perdarahan (+)

Perdarahan (-) Kuretase


Faktor resiko

 Umur
 Paritas
 Status anemia dalam kehamilan
Diagnosis
• Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
• Memeriksa plasenta apakah lengkap atau tidak
• Lakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari sisa plasenta
• Robekan rahim
• Plasenta suksenturiata
• Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah
• Pemeriksaan USG
• Pemeriksaan laboratorium ( Hb, COT)
Tatalaksana
• Pemasangan infus dan pemberian
uterotonika untuk mempertahankan
• Mungkin perlu dirujuk ke rumah sakit
keadaan umum ibu dan merangsang
untuk dilatasi dan kuretase bila terdapat
kontraksi uterus.
• perdarahan
Kosongkan kandung kemih
• Bila kadar HB 8 gr%, berikan sulfas
• Berikan antibiotik untuk mencegah
ferosis 600mg/hari selama 10 hari
infeksi
• Observasi tanda – tanda vital dan
perdarahan
Komplikasi
Komplikasi sisa plasenta :
• Polip plasenta; artinya plasenta masih tumbuh dan dapat menjadi besar
• Degenerasi ganas menuju koridor karsinoma
• Terjadi anemia
• Infeksi puerperalis
• Kematian akibat perdarahan
Anemia
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal yang berbeda menurut kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologis.
Etiologi
Kekurangan zat besi dalam tubuh tersebut disebabkan antara lain karena :

a. Konsumsi makanan sumber zat besi yang kurang, terutama yang berasal dari
hewani.
b. Kebutuhan yang meningkat, seperti pada masa kehamilan, menstruasi pada
perempuan dan tumbuh kembang pada anak balita dan remaja
c. Menderita penyakit infeksi, yang dapat berakibat zat besi yang diserap tubuh
berkurang (kecacingan), atau hemolisis sel darah merah (malaria)
d.Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk menstruasi
yang berlebihan dan seringnya melahirkan.
e. Konsumsi makanan yang rendah sumber zat besi tidak dicukupi dengan
konsumsi TTD sesuai anjuran.
Tanda dan gejala

Gejala anemia tergantung pada tingkat kehilangan


darah.
Biasanya meliputi kelemahan, kelelahan, kelesuan,
nafas pendek terutama saat beraktivitas dan nyeri
dada pada anemia yang lebih berat. Berbeda halnya
dengan anemia ringan yang seringkali bersifat
asimptomatik
Pembahasan
BAB 3
Bagaimana Diagnosis pada kasus ini?
Diagnosis Pasien ini adalah P3A1 Post Partum Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
Spontan 21 jam (diluar), dengan HPP dini e.c Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi
Sisa Plasenta + Anemia Sedang. baik, massa (-), nyeri tekan (-), tanda cairan bebas
Diagnosis kerja ini ditegakkan berdasarkan (-), perdarahan sekitar 50cc. Kontraksi uterus pada
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan pasien ini ditemukan baik, hal ini menandakan
penunjang. Berdasarkan anamnesis, pasien penyebab dari perdarahan pasien bukan
sudah melahirkan anak ke 3 nya secara dikarenakan kontraksi uterus yang buruk. Pada
pervaginam di bidan 21 jam sebelum masuk pemeriksaan juga tidak ditemukan laserasi perineum
rumah sakit. Pasien datang dalam kondisi sehingga sumber perdarahan juga bukan
perdarahan aktif. Nyeri perut bagian bawah (+), disebabkan laserasi jalan lahir.
lemas (+), pusing (-), mual (-), muntah (-).
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami perdarahan post partum.
Bagaimana Diagnosis pada kasus ini?

Pada pemeriksaan penunjang ditemukan:


Pada pemeriksaan USG didapatkan kesan sisa plasenta dan
pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hemoglobin
8,1 gr/dl dan peningkatan sedikit kadar leukosit:
15.000/mm3. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pasien
dalam keadaan anemia sedang dan infeksi walaupun tanda
infeksi lain tidak terlihat
Bagaimana tatalaksana pada kasus ini?

01.
02.
Misoprostol
Misoprostol memiliki kandungan Ceftriaxone
prostaglandin yang berperan dalam
meningkatkan kontraksi uterus dan Tatalaksana ini sudah tepat karena
menghentikan perdarahan. mempertimbangkan kadar leukosit
darah yang meningkat
Bagaimana tatalaksana pada kasus ini?

03.
04.
Metilergometrin
Metilergometrin untuk mengatasi Asam mefenamat
perdarahan post partum
asam mefenamat dilaporkan memiliki
kemampuan analgesik yang baik dan
aman digunakan selama kehamilan
dan menyusui. Oleh karena iu, terapi
analgesik pada pasien ini sudah tepat
Bagaimana tatalaksana pada kasus ini?

05.
04.
USG
Tindakan ini sudah tepat untuk KURETASE
memastikan apakah terdapat sisa
plasenta atau tidak Tindakan ini sudah tepat untuk
mengatasi Perdarahan post partum
dikeranakan sisa plasenta
Kesimpulan

Penegakan diagnosis pasien pada kasus ini sudah tepat dengan diagnosis P3A1
Post Partum Spontan 12 jam (diluar), dengan HPP dini e.c Sisa Plasenta + Anemia
Sedang

Tindakan Kuretase pada pasien ini sudah tepat karena diperlukan untuk sisa plasenta
agar menghilangkan sumber perdarahan.

Penatalaksanaan awal dan khusus pada pasien ini sudah tepat dengan pemberian
Ceftriaxone 2x1 IV, Metilergometrin 3x1 IV, Misoprostol 4x2 tab/rectal dan Asam
mefenamat 3x1 PO
Thanks!
Apakah ada pertanyaan?

Please keep this slide for attribution


CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
, including icons by Flaticon and infographics & images by including icons by Flaticon and infographics & images by
Freepik Freepik

Anda mungkin juga menyukai