Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kasus

Hemoragic Post Partum


Oleh: Rahman Wahyudin
Prereceptor: dr. Msy. Yenny Indriani, Sp. OG

BAB I
PENDAHULUAN

Perdarahan pasca persalinan/ hemoragik post partum (HPP) adalah perdarahan atau hilangnya
darah 500 cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi sebelum,
selama, atau sesudah lahirnya plasenta

Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah


melahirkan. Atonia uteri terjadi karena kegagalan mekanisme ini

Perdarahan post partum dapat menyebabkan kematian ibu 45% terjadi 24 jam
pertama setelah bayi lahir, 68-73 % dalam satu minggu setelah bayi lahir, dan 8288% dalam dua minggu setelah bayi lahir.
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%),
dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi peripartum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perdarahan Pasca Persalinan adalah perdarahan 500 cc atau lebih yang terjadi setelah plasenta
lahir. Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian

Perdarahan
postpartum
primer

Perdarahan
postpartum
Sekunder

Angka kejadian perdarahan postpartum setelah persalinan


pervaginam yaitu 5-8 %.

Perdarahan postpartum adalah penyebab paling umum


perdarahan yang berlebihan pada kehamilan, dan hampir
semua tranfusi pada wanita hamil dilakukan untuk
menggantikan darah yang hilang setelah persalinan.

Etiologi
1. Tone Dimished : Atonia uteri
2. Tissue
Retensio plasenta
Sisa plasenta
Plasenta accreta dan variasinya
3. Trauma
Ruptur uterus
Inversi uterus
Perlukaan jalan lahir
Vaginal hematom

4. Thrombin : Kelainan
pembekuan darah

Faktor Resiko
Grande multipara
Perpanjangan
persalinan
Chorioamnionitis
Kehamilan multiple
Injeksi Magnesium sulfat

Diagnosis
Perdarahan yang tidak dapat
dikontrol
Penurunan tekanan darah
Peningkatan detak jantung
Penurunan hitung sel darah merah
( hematocrit )
Pembengkakan dan nyeri pada
jaringan daerah vagina dan sekitar
perineum

Berikut langkah-langkah sistematik untuk


mendiagnosa perdarahan postpartum :
1. Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan
tinggi fundus uteri
2. Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah
lengkap atau tidak
3. Lakukan ekplorasi kavum uteri untuk mencari :
a. Sisa plasenta dan ketuban
b. Robekan rahim
c. Plasenta succenturiata

4. Inspekulo : untuk melihat robekan pada cervix,


vagina, dan varises yang pecah.
5. Pemeriksaan laboratorium : bleeding time, Hb,
Clot Observation test dan lain-lain.

Menajemen Pendarahan Post Partum


Tujuan utama pertrolongan pada pasien dengan perdarahan postpartum adalah menemukan dan
menghentikan penyebab dari perdarahan secepat mungkin

a. Resusitasi dan manajemen yang baik terhadap perdarahan


b. Manajemen penyebab hemorraghe postpartum

Syok Hipovolemik

gangguan sirkulasi yang mengakibatkan penurunan kritis perfusi jaringan vital atau
menurunnya volume darah yang bersirkulasi secara efektif

Atonia Uteri
lemahnya tonus atau kontraksi uterus tidak mampu menutup
pendarahan

Etiologi
1. Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion, anak terlalu besar atau
paritas tinggi.
2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua
3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek
4. Partus lama
5. Malnutrisi.
6. Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya plasenta belum terlepas dari
dinding uterus.
7. Hipertensi dalam kehamilan (Gestosis).
8. Riwayat atonia sebelumnya
9.Tindakan operatif dengan anestesi umum yang terlalu dalam.

Manajemen

BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas

Nama : Ny. S.M


Umur : 34 tahun
Pekerjaan: IRT
Alamat : Ds. Karang Kemiri Belitang
Agama: Islam
Tgl. MRS : 21/9/2014 Pukul 09:45 WIB
No. RM

: 115823

Anamnesa

Keluhan Utama : Pendarahan setelah melahirkan spontan.

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :

Pasien datang ke PONEK RSUD Palembang Bari diantar oleh bidan dengan keluhan mengalami pendarahan
setelah melahirkan spontan 3 jam yang lalu. anak ke 3 dengan berat 3100 gr dan Panjang 49 cm dengan
diagnosis hemoragik post partum ec susp sisa Plasenta. Menurut Bidan yang mengantar, pendarahan
dialami pasien terus menerus setelah melahirkan. kelahiran plasenta 5 menit setelah kelahiran bayi.
Saat plasenta lahir keadaan plasenta utuh tetapi pendarahan pervaginam aktif terus menerus dan
kontraksi uterus yang kurang adekuat. Jumlah pendarahan cukup banyak sehingga pasien harus berganti
sarung sebanyak 5x. Os dirujuk ke RSUD Palembang Bari. Saat tiba di RS. Bari kondisi pasien cukup lemah
dengan wajah pucat. Pada tangan kanan terpasang IVFD RL.

Riwayat Mensturasi:
Menarche
: 15 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 56 hari

Riwayat Persalinan:
Tahun
1.

2006

JK
Perempuan

BBL
3000gr

PBL
-

Spontan
pervaginam

1.

2010

Perempuan

3500gr

Spontan
pervaginam

1.

2014

Laki-laki

3100gr

Spontan
pervaginam

Riwayat Penyakit Dahulu:


Asma
: (-)
Penyakit jantung
: (-)
Diabetes militus
: (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit paru-paru : (-)


Hipertensi
: (-)
Alergi obat dan makanan : (-)

Penyakit paru-paru

Asma

: (-)

Penyakit jantung
Diabetes militus

: (-)
: (-)
: (-)

Hipertensi
Alergi obat dan makanan : (-)

: (-)

Kepala :
-

Mata : konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-)

Hidung : nafas cuping hidung (-), secret (-)

Leher

: tidak ada kelainan

Nadi : 122 x/ menit

Thorak

: tidak ada kelainan

RR : 26 x/ menit

Abdomen

Ekstremitas : Acral dingin +

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


- Mulut : tidak ada kelainan
Kesadaran
: compos mentis
- Telinga : tidak ada kelainan
Tanda vital
: TD: 120/70 mmHg

T: 36,2oC

: tidak ada kelainan

Status obstetri
Pemeriksaan luar :
TFU

: Sepusat

Pemeriksaan dalam :
Vagina /vulva

: tidak ada kelainan

OUE : terbuka. Pendarahan tidak aktif


Dilakukan eksplorasi didapat stool sel. Jaringan tidak ada.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 21/9/14
HB : 6,2 gr/dl
Leukosit : 21.800/ui
Trombosit: 200.000/ui
Hematocrit : 18%
Golongan darah: O
Rhesus

:+

Clotting time

: 10

Bleeding time

:2

DIAGNOSIS BANDING

Hemoragik Post Partum ec Atonia Uteri


Hemoragik Post Partum ec Sisa Plasenta
Hemoragik Post Partum ec Perlukaan jalan Lahir.

PENEGAKAN DIAGNOSIS
Dari Anamnesis didapatkan Ny. S.M/ 34 th. datang ke Ponek RSUD Palembang Bari dengan keluhan
mengalami pendarahan pasca melahirkan sejak 3 jam SMRS. Menurut Bidan yang mengantar,
pendarahan dialami pasien terus menerus setelah melahirkan. kelahiran plasenta 5 menit
setelah kelahiran bayi. Saat plasenta lahir keadaan plasenta utuh tetapi pendarahan pervaginam
aktif terus menerus dan kontraksi uterus yang kurang adekuat.

Pemeriksaan fisik: KU : Tampak sakit sedang. Kesadaran: Delirium pada pemeriksaan vital
sign TD: 120/70 mmHg Nadi: 122 x/menit. Suhu badan 36,20C.
Pemeriksaan fisik spesifik. Konjungtiva anemis +, acral dingin +.
Pemeriksaan obstetric : PL: TFU Sepusat. PD: Vulva dan Vagina tidak ada kelainan. OUE
Terbuka. Pendarahan Aktif (-). Dilakukan Eksplorasi Uterus didapatkan Stool Cell (+) jaringan
(-)
Pemeriksaan Laboratorium: Hb: 6,2 gr/dl . Leukosit : 21.800/ui

Diagnosis Kerja
P3A0 Post Partus spontan dengan Hemoragik Post Partum ec Atonia
uteri

Diagnosis Kerja
Hemoragik Post Partum ec Atonia uteri
Penatalaksanaan (PONEK)
Observasi Vital sign dan pendarahan
Cek Labor darah rutin (Hb) cito Rencana Transfusi Darah jika HB< 9
IVFD RL + 2 amp oksitosin gtt XX x/m tangan Kanan
IVFD NaCl gtt XX x/m tangan Kiri

Eksplorasi Vagina tidak terdapat sisa plasenta. Stol sel (+)


Inj Ceftriaxon 2x1 gr
Inj Dexametason I amp I x order
Observasi urin output pasang kateter

BAB IV
ANALISA KASUS

Pasien rujukan datang bersama bidan dalam keadaan delirium, pucat, keluar banyak darah dari
vagina. Pasien rujukan datang dengan diagnosis P3 A0 post partus spontan dengan pendarahan susp
sisa plasenta. Menurut Bidan yang mengantar, pendarahan dialami pasien terus menerus setelah
melahirkan. kelahiran plasenta 5 menit setelah kelahiran bayi. Saat plasenta lahir keadaan
plasenta utuh tetapi pendarahan pervaginam aktif terus menerus dan kontraksi uterus yang kurang
adekuat. Jumlah pendarahan cukup banyak sehingga pasien harus berganti sarung sebanyak 5x

Pemeriksaan fisik: KU : Tampak sakit sedang. Kesadaran: KOMPOS MENTIS pada pemeriksaan vital
sign TD: 120/70 mmHg Nadi: 122 x/menit. Suhu badan 36,2 0C, konjungtiva anemis +, acral dingin
+. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan vital sign tesebut pasien memang tampak lemah, nadi cepat
dan acral dingin tetapi tekanan darah pasien dalam batas normal. Pasien sudah bias dikategorikan
mengalami syok hipovolemik ringan.

Pemeriksaan obstetric : PL: TFU Sepusat. PD: Vulva dan Vagina tidak ada kelainan. OUE
Terbuka. Pendarahan Aktif (-). Dilakukan Eksplorasi Uterus didapatkan Stool Cell (+) jaringan
(-). Berdasarkan pemeriksaan obstetric vulva dan vagina tidak ada kelainan sehingga HPP ec
perlukaaan jalan lahir bisa disingkirkan. Pendarahan aktif (-) sehingga kompresi bimanual
atau tamponade tidak perlu dilakukan. Pada pemeriksaan eksploarsi uteru tidak ditemukan
sisa plasenta sehingga HPP ec sisa plasenta dapat disingkirkan.

Tatalaksana pada pasien ini adalah memperbaiki keadaan umum


pasien dari keadaaan anemia berat dengan cara melakukan
transfusi darah dan observasi keadaan umum, vital sign dan
perdarahan

BAB V
KESIMPULAN
.Perdarahan pasca persalinan/ hemoragik post partum (HPP)
adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc atau lebih yang
terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi sebelum,
selama, atau sesudah lahirnya plasenta

Banyak faktor potensial yang dapat menyebabkan


hemorrhage postpartum, faktor-faktor yang
menyebabkan hemorrhage postpartum adalah atonia
uteri, perlukaan jalan lahir, retensio plasenta, sisa
plasenta, kelainan pembekuan darah

Pada laporan ini di dapatkan kasus Ny SM/34 th/ P3A0/ datang diantar bidan
dengan diagnosis HHP ec susp sisa plasenta. Kedaan umum pasien tampak sakit
dengan 21.800/ui
tingkat kesadaran delirium. Vital sign TD: 120/70 mmHg Nadi: 122
sedang
leukosit
x/menit. Suhu badan 36,20C, konjungtiva anemis +, acral dingin +. Berdasarkan
pemeriksaan fisik dan vital sign tesebut pasien memang tampak lemah, nadi cepat
dan acral dingin tetapi tekanan darah pasien dalam batas normal. Pasien sudah
bias dikategorikan mengalami syok hipovolemik ringan.

Pemeriksaan obstetric : PL: TFU Sepusat. PD: Vulva dan


Vagina tidak ada kelainan. OUE Terbuka. Pendarahan Aktif
(-). Dilakukan Eksplorasi Uterus didapatkan Stool Cell (+)
jaringan (-) Pendarahan aktif (-).Pemeriksaan
Laboratorium: Hb: 6,2 gr/dl dan

Tatalaksana pada pasien ini adalah memperbaiki keadaan umum


pasien dari keadaaan anemia berat dengan cara melakukan
transfusi darah dan observasi keadaan umum dan vital sign

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono. 2011. Ilmu kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta; Indonesia
Yiadom A Y Maame. Postpartum Hemorrhage in Emergency Medicine
http://emedicine.medscape.com/article/796785-clinical Akses 23/9/14
Atonia Uteri repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24044/4/Chapter %20II.pdf Akses 23/9/14
Smith, John R. Postpartum Hemorrhagehttp://emedicine.medscape.com/ article/275038-overview
Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifudin, Triatmojo Rachimhadhi. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiharjo.Jakarta. 2010
General Java Online. Maternal & Neonatal Health. OBSTETRIC & NEONATAL EMERGENCY. 2003
Walling, D. Anne. American Academy Family of Physician. Risk of Hemorrhage and scarring in placenta
accreta. August 1999
Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo. Jakarta. 2009
Gabbe : Obstretics Normal and Problem Pregnancies,4th ed.,Copyright 2002 Churchil Livingstone, Inc.
Mochtar Rustam,2008, Sinopsis Obstretis, edisi 2 jilid 1. EGC. Jakarta
Mansjoer Arif . Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke tiga Jilid Pertama , Binarupa Aksara. Jakarta:1996
Manuaba, I.B. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri, edisi 1. EGC; Jakarta

Anda mungkin juga menyukai