Anda di halaman 1dari 39

MANAJEMEN PENYEDIAAN PAKAN DALAM PEMELIHARAAN

DOMBA DI CV MITRA TANI FARM


CIAMPEA BOGOR JAWA BARAT

MUHAMMAD LUTHFI ZAKARIA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan laporan akhir berjudul Manajemen Penyediaan


Pakan dalam Pemeliharaan Domba di CV Mitra Tani Farm Ciampea Bogor Jawa
Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir laporan akhir ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2019

Muhammad Luthfi Zakaria


NIM J3I116052
RINGKASAN

MUHAMMAD LUTHFI ZAKARIA. Manajemen Penyediaan Pakan dalam


Pemeliharaan Domba di CV Mitra Tani Farm Ciampea Bogor Jawa Barat.
Dibimbing oleh FARIZ AM KURNIAWAN.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 12 Minggu, dimulai


dari tanggal 4 Februari 2019 sampai tanggal 26 April 2019. Tempat pelaksanaan
PKL adalah di CV Mitra Tani (MT) Farm Jl. Manunggal 51, RT/RW: 004/005,
No. 39, Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Tujuan pelaksanaan PKL adalah menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat
selama perkuliahan, menambah wawasan dan pengalaman di peternakan domba
di MT Farm. Praktik Kerja Lapangan juga juga bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami persoalan dilapangan khususnya pada aspek penyediaan pakan.
Adapun data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini meliputi data primer
dan data skunder. Data tersebut didapatkan melalui pengamatan langsung
dilapangan, pengambilan sampel data, wawancara dengan pembimbing lapangan
dan staf karyawan, serta mencatat informasi penting yang bersumber dari data
perusahaan.
Usaha peternakan domba masih layak untuk dikembangkan mengingat
masih terbukanya pasar dalam negeri maupun luar negeri. Pada tahun 2018,
Indonesia mengekspor domba ekor tipis ke malaysia sebanyak 60 000 ekor per
tahun (DPKH 2018). Hal ini didukung dengan peningkatan populasi domba dalam
negeri. Berdasarkan data dari DPKH (2017), populasi domba pada tahun 2017
mencapai 17.1 juta ekor dan meningkat sebesar 9.07 % dari tahun sebelumnya.
Populasi yang meningkat dan pasar yang masih terbuka luas menjadikan peluang
usaha domba semakin menjanjikan.
Mitra Tani Farm merupakan perusahaan peternakan domba di Kabupaten
Bogor. Mitra Tani3 Farm memiliki populasi domba dengan rataan 450 ekor. Jenis
domba yang dipelihara di MT Farm yaitu: domba ekor tipis, domba ekor gemuk,
domba garut/periangan, domba wonosobo, domba persilangan ekor tipis dan
garut, serta persilangan domba ekor gemuk dan garut. Domba tersebut dipelihara
didalam kandang intensif yang mempunyai luasan total 450 m2 (panjang: 36 m,
lebar: 12.5 m). kandang tersebut menggunakan tempat makan berbentuk balok
yang terbuat dari kayu yang memiliki volume 0.06 m3/pen ( 250 cm x 15 cm x 20
cm). MT Farm memiliki 2 bentuk tempat minum balok dan setengah tabung,
kedua tempat minum tersebut terbuat dari talang air PVC. Tempat minum balok
memiliki volume 34.5 L, sedangkan tempat minum setengah tabung memliki
volume 22 L.
Sistem pemeliharaan di MT Farm adalah sistem pemeliharaan intensif.
Sistem ini mengharuskan MT Farm untuk menyediakan pakan ternak dalam
kandangnya. Bahan pakan yang disediakan di MT Farm adalah sebagai berikut:
rumput, konsentrat komersil, singkong afkir, dan ampas tahu. Rumput diperoleh
dari lahan hijauan MT farm, konsentrat komersil diperoleh dari pabrik pakan di
Klaten, ampas tahu diperoleh dari pabrik tahu di Kabupaten Bogor, dan singkong
afkir diperoleh dari sekitar farm. Penggunaan singkong afkir harus dicacah
terlebih dahulu untuk memudahkan pelayuan singkong, memudahkan
pencampuran pakan dan mudah dikonsumsi ternak. Pakan yang diberikan di MT
Farm berupa pakan komplit yang dibuat secara manual. Pencampuran pakan
komplit menggunakan garpu pengaduk dan juga sekop untuk membalik
tumpukan bahan pakan agar homogen. Pencampuran pakan dilakukan pada pagi
hari, tepatnya pukul 6.30 WIB sebelum pemberian pakan pagi dan 8.00 setelah
pemberian pakan pagi (untuk stok pakan sore hari). Pemberian dilakukan dua kali
sehari pukul 07.00 dan 14.30 WIB. Proses pemberian pakan dilakukan dengan
manual atau hand feeding. Air minum ternak diberikan secara adlibitum.
Manajemen pakan dapat dievaluasi dengan indikator performa ternak.
Adapun performa ternak ditinjau dari aspek pakan meliputi konsumsi pakan,
pertambahan bobot badan (PBB), dan efisiensi pakan. Mitra Tani Farm memiliki
standar konsumsi pakan 2 Kg/ekor/hari, namun pemberian pakan melebihi standar
tersebut, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya pakan yang tercecer
ataupun tidak terkonsumsi. Pertambahan bobot badan domba di MT Farm rata –
rata 3.56 Kg/ekor/bulan. Rataan PBB tersebut telah memenuhi target yang
ditetapkan MT Farm yakni sebesar 3 Kg/ekor/bulan. Efisiensi pakan domba di
MT Farm sebesar 12.05 %.
Manajemen penyediaan pakan di MT Farm telah mencapai target
pertambahan bobot badan, serta tidak menimbulkan adanya gangguan kesehatan
pada ternak. Manajemen penyediaan pakan tersebut meliputi penyediaan bahan
pakan, pencampuran bahan pakan, dan pemberian pakan.

Kata kunci: hijauan, konsentrat, pemberian pakan, pemeliharaan domba,


penyediaan pakan.
MANAJEMEN PENYEDIAAN PAKAN DALAM PEMELIHARAAN
DOMBA DI CV MITRA TANI FARM
CIAMPEA BOGOR JAWA BARAT

MUHAMMAD LUTHFI ZAKARIA

Laporan Tugas Akhir


Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
Pada
Program Studi Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
Judul Laporan Akhir : Manajemen Penyediaan Pakan dalam Pemeliharaan Domba
di CV Mitra Tani Farm Ciampea Bogor Jawa Barat
Nama : Muhammad Luthfi Zakaria
NIM : J3I116052

Disetujui oleh

Fariz Am Kurniawan, SPt, MSi


Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Arief Darjanto, MEc Yuni Resti, SPt, MSc


Dekan Ketua Program Studi

Tanggal lulus :
ix

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) dan penyusunan Laporan Tugas Akhir yang berjudul Manajemen
Penyediaan Pakan dalam Pemeliharan Domba di CV Mitra Tani Farm Ciampea
Bogor Jawa Barat.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua yang telah memberikan motivasi dan dukungan morel
maupun materi sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di
Institut Pertanian Bogor.
2. Fariz Am Kurniawan, SPt, MSi selaku dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
3. Yuni Resti, SPt, MSc selaku Ketua Program Studi Teknologi dan
Manajemen Ternak beserta jajaran tenaga pendidik, dan tenaga
kependidikan.
4. Pimpinan CV Mitra Tani Farm dan seluruh staf karyawan yang telah
memberikan bantuan fasilitas dan ilmu selama pelaksanaan PKL.
5. Teman-teman PKL dan teman-teman angkatan 53 atas persaudaraan yang
telah terjalin dan kerjasamanya dalam pelaksanan perkuliahan dan juga
pelaksanaan PKL.
kami menyadari bahwa penyusunan Laporan Tugas Akhir ini jauh dari
kesempurnaan, kami berharap adanya saran dan kritik membangun dari pembaca.
Akhir kata, semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2019

Muhammad Luthfi Zakaria


x

DAFTAR ISI

1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
2 MATERI DAN METODE 1
2.1 Waktu dan tempat pelaksanaan 1
2.2 Metode Pelaksanaan 2
3 KEADAAN UMUM 2
3.1 Lokasi dan Tata Letak 2
3.2 Sejarah dan Perkembangan 2
3.3 Struktur Organisasi 3
3.4Ketenagakerjaan 3
4 SARANA PRODUKSI 4
4.1 Luas lahan dan Penggunaannya 4
4.2 Sumber Air dan listrik 4
4.3 Populasi dan Komposisi Domba 5
4.4 Peralatan Produksi 6
4.5 Sarana Transportasi` 6
4.6 Perkandangan 7
5 PENYEDIAAN PAKAN DOMBA 9
5.1 Jenis Bahan Pakan 9
5.1.1 Hijauan 9
5.1.2 Konsentrat 10
5.1.2.1 Konsentrat komersil 10
5.1.2.2 Ampas tahu 11
5.1.2.3 Singkong afkir 11
5.2 Pencampuran pakan 11
5.3 Metode pemberian pakan dan minum 13
6 PEMELIHARAAN DOMBA 14
6.1 Awal Kedatangan Bakalan 14
6.2 Pengembangbiakan Domba 14
6.3 Penggemukan Domba 15
6.3.1 Konsumsi Pakan 16
6.3.2 Pertambahan Bobot Badan 17
6.3.3 Efisiensi Pakan 18
7 SIMPULAN 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 21
xi

DAFTAR TABEL

1 Tenaga kerja di CV Mitra Tani Farm 4


2 Populasi domba 5
3 Peralatan produksi 6
4 Spesifikasi perkandangan 7
5 Proporsi bahan pakan 12
6 Kandungan bahan kering (BK) dalam pakan 16
7 Konsumsi pakan harian 17
8 Pertambahan bobot badan (PBB) 18
9 Efisiensi pakan 18

DAFTAR GAMBAR

1 Struktur organisasi CV MT Farm 3


2 Penampung air di CV MT Farm 5
3 Transportasi ternak 6
4 Sketsa tempat pakan di CV Mitra Tani Farm 8
5 Tempat minum di MT Farm. Balok (a) dan Setengah lingkaran (b) 8
6 Rumput lapang (a) dan Pencacahan rumput (b) 10
7 kandungan nutrisi (a) dan Bentuk (mesh) konsentrat komersil (b) 10
8 Pencacahan singkong afkir 11
9 Urutan bahan pakan pencampuran pakan di CV Mitra Tani Farm 12
10 Pencampuran pakan komplit 13
11 Pemasukkan domba ke pen 14
12 Pengembangbiakan domba 15
13 Penimbangan bobot domba 17

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peralatan pakan di CV MT Farm 23


2 Alat dan Obat- obatan utama di CV MT Farm 23
3 Kegiatan pemeliharaan 23
1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Domba merupakan ruminansia kecil yang dibudidayakan untuk diambil


wool dan dagingnya, tetapi di Indonesia pada umumnya hanya dimanfaatkan
dagingnya. Usaha peternakan domba masih layak untuk dikembangkan mengingat
masih terbukanya pasar dalam negeri maupun luar negeri. Pada tahun 2018,
Indonesia mengekspor domba ekor tipis ke malaysia sebanyak 60 000 ekor per
tahun (DPKH 2018). Hal ini didukung dengan peningkatan populasi domba dalam
negeri. Berdasarkan data dari DPKH (2017), populasi domba pada tahun 2017
mencapai 17.1 juta ekor dan meningkat sebesar 9.07 % dari tahun sebelumnya.
Populasi yang meningkat dan pasar yang masih terbuka luas menjadikan peluang
usaha domba semakin menjanjikan.
Sistem pemeliharaan domba umumnya ada tiga, yaitu: ekstensif, semi
intensif, dan intensif. Pemeliharaan sistem intensif mengharuskan peternak untuk
menyediakan pakan dalam kandang. Untuk itu manajemen penyediaan pakan
harus tepat agar mencukupi kebutuhan nutrisi, disukai ternak, konsisten, dan
ekonomis. Penyediaan pakan tersebut dapat dipenuhi dari hasil sampingan
agroindustri, sumber daya alam sekitar peternakan (rumput dan legum) dan bahan
pakan lokal lainnya yang tidak membahayakan kesehatan ternak. Adapun
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam manajemen penyediaan pakan,
diantaranya : harga pakan, ketersediaan bahan baku, cara pengolahan pakan,
kandungan nutrisi, frekuensi pemberian pakan, dan dampaknya terhadap performa
ternak, seperti kesehatan ternak dan pertambahan bobot badan harian / average
daily gain (ADG).
Mitra Tani (MT) Farm merupakan salah satu peternakan domba yang fokus
pada penggemukan domba dengan sistem pemeliharaan intensif. Hal ini yang
mengharuskan peternakan ini untuk mengatur penyediaan pakannya sebaik
mungkin, agar dapat mencapai target penggemukan domba.

1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah menerapkan ilmu


pengetahuan yang telah didapat selama perkuliahan, menambah wawasan dan
pengalaman di peternakan domba di MT Farm. Praktik Kerja Lapangan juga juga
bertujuan agar mahasiswa dapat memahami persoalan dilapangan khususnya pada
aspek penyediaan pakan.

2 MATERI DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 12 Minggu, dimulai


dari tanggal 4 Februari 2019 sampai tanggal 26 April 2019. Tempat pelaksanaan
2

PKL adalah di CV Mitra Tani (MT) Farm Jl. Manunggal 51, RT/RW: 004/005,
No. 39, Desa Tegal Waru, Ciampea Bogor, Jawa Barat.

2.2 Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan selama pelaksanaan PKL adalah melakukan praktik


kerja secara langsung sesuai jadwal dan arahan dari pembimbing lapangan,
melakukan praktik kerja sesuai dengan pembagian divisi di perusahaan (divisi :
domba, sapi, transportasi, limbah, dan kantor), mengikuti rutinitas diperusahaan,
diskusi dengan pembimbing lapangan dan staf karyawan perusahaan, serta
mencatat informasi penting yang digunakan untuk penyusunan laporan tugas
akhir. Data yang digunakan meliputi data primer dan data skunder. Data tersebut
didapatkan melalui pengamatan langsung dilapangan, pengambilan sampel data,
wawancara dengan pembimbing lapangan dan staf karyawan, serta mencatat
informasi penting yang bersumber dari data perusahaan.

3 KEADAAN UMUM

3.1 Lokasi dan Tata Letak

Peternakan CV MT Farm berlokasi di Jl. Baru Manunggal 51 No. 39,


RT/RW 04/05, Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Lokasi ini berada di dataran rendah dengan kontur tanah yang datar,
memiliki ketinggian 187 m diatas permukaan laut. Suhu lingkungan berkisar 300
C. Peternakan ini berada di sekitar pemukiman masyarakat. Secara geografis desa
Tegal Waru berbatasan dengan desa Cibuntu disebelah Utaranya, sebelah Selatan
berbatasan dengan desa Bojong Rangkas, sebelah Timur berbatasan dengan desa
Cinangka, dan sebelah Barat berbatasan dengan desa Cicadas.

3.2 Sejarah dan Perkembangan

Perusahaan CV MT Farm didirikan oleh Budi Susilo Setiawan, SPt., Amrul


Lubis, SPt., Mochamad Afnaan Wasom, SPt., dan Bahruddin, SPt. Beliau
merupakan lulusan fakultas peternakan IPB. Cikal bakal perusahaan ini dimulai
dari pengalaman usaha menjual domba saat masih kuliah. Usaha tersebut dinilai
menguntungkan dan memiliki prospek yang baik dimasa depan. Sehingga setelah
lulus kuliah beliau berempat bertekad untuk mendirikan sebuah peternakan domba
dan kambing. Pada bulan September 2004 perusahaan ini resmi berdiri. Pada awal
berdiri, perusahaan ini fokus pada usaha penggemukan domba saja.
Setelah empat tahun didirikan, MT Farm memiliki progres yang baik. Hal
ini karena berkembangnya jaringan pasar dan naiknya permintaan pasar. Tepatnya
pada tahun 2008 penjualan domba mencapai 1 800 ekor, dan pada tahun
selanjutnya penjualan domba mencapai 2 100 ekor. Perusahaan ini terus
berinovasi dan mengembangkan usahanya. Sehingga saat ini perusahaan ini
memiliki berbagai bidang usaha seperti: aqiqah, ketring, pengalengan domba,
pengolahan kulit, kedai makan, bahkan usaha dibidang properti dan agrowisata.
3

3.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi penting dalam perusahaan, karena digunakan sebagai


acuan jalur komando agar seluruh kegiatan perusahaan lebih terorganisasi. Bagan
struktur organisasi di MT Farm dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur organisasi CV MT Farm

MT Farm dipimpin oleh direktur utama yang mempunyai kewenangan


untuk mengorganisasi semua kegiatan di perusahaan. Namun untuk memudahkan
jalur komando direktur utama mengorganisasi setiap kepala direktur produksi,
pemasaran, breeding, pasca panen dan bagian administrasi. Selanjutnya setiap
direktur bertanggung jawab untuk mengorganisasi bagian yang ada di bawah jalur
komandonya. Bagian administrasi bertanggung jawab atas segala bentuk kegiatan
administrasi perusahaan dan juga alur keuangan harian.

3.4 Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan salah faktor yang sangat mempengaruhi


keberhasilan suatu perusahaan. Semakin baik dan kompeten tenaga kerja, semakin
baik perusahaan dalam mencapai keberhasilan. Peternakan MT Farm memiliki 31
tenaga kerja yang berasal dari berbagai daerah, namun mayoritas tenaga kerja di
peternakan ini adalah warga setempat (Tegal Waru). Tenaga kerja di peternakan
ini juga memiliki usia dan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. MT
4

Farm mengedepankan faktor sosial dan kekeluargaan, sehingga peternakan ini


tidak pernah memberhentikan tenaga kerjanya.
Para tenaga kerja bekerja delapan jam per hari. Pada umumnya mereka
bekerja mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB dengan waktu istirahat
dua jam yakni mulai pukul 11.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Namun, ada juga
beberapa kelompok tenaga kerja yang terkadang tidak sesuai dengan jadwal
normal seperti bagian transportasi, keamanan, dan kebersihan. Hal ini karena
mereka menyesuaikan kondisi dilapangan. Data ketenagakerjaan dapat dilihat
pada Tabel 1.

Tabel 1 Tenaga kerja di CV Mitra Tani Farm


Bidang Pekerjaan Jumlah Tenaga kerja (orang)
Administrasi 4
Produksi sapi 4
Produksi domba/kambing 5
Limbah 1
Transportasi 2
Katering aqiqah dan pengalengan 9
Keamanan 3
Kebersihan 3
Total 31
Sumber: CV Mitra Tani Farm (2019).

4 SARANA PRODUKSI

4.1 Luas Lahan dan Penggunaannya

MT Farm memiliki lahan seluas 2 056 m2 yang digunakan untuk


membangun sarana produksi seperti bangunan kandang kambing dan domba,
kandang sapi, area pengolahan pakan, tempat penyimpanan pakan, tempat potong
hewan, parkir, kantor, gudang dan mess karyawan. Selain itu, MT Farm juga
memiliki lahan dan bangunan yang terpisah dari farm. Lahan dan bangunan
tersebut berjarak ±50 m di depan area utama. Bangunan tersebut merupakan
bangunan aula, cooling room, mess karyawan, dan juga area produksi produk
pasca panen pengalengan domba.

4.2 Sumber Air dan Listrik

Sumber air di MT Farm berasal dari 4 sumur air (1 sumur bor, 3 sumur gali)
yang berada di area peternakan. Air sumur ditampung ke toren air (penampungan)
sebelum dimanfaatkan. Jumlah toren air ada 4 dengan kapasitas 1 000 L/toren .
Air sumur dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air minum ternak, sanitasi
kandang dan peralatan produksi, sanitasi pegawai, serta sanitasi tempat potong
hewan. Untuk mengantisipasi sumur air yang kering dimusim kemarau, CV Mitra
5

Tani Farm memiliki sumber air yang memiliki debit air besar walaupun lokasi
sumber air jauh dari area peternakan. Sumber air dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Penampung air di CV MT Farm

Sumber listrik di MT Farm berasal dari PLN dengan total daya 2 200 watt.
Daya listrik tersebut dapat mencukupi kebutuhan listrik selama proses produksi
peternakan, seperti: penerangan kandang, proses produksi di tempat potong
hewan, pompa air, freezer, produksi katering dan akikah, serta kegiatan di kantor.

4.3 Populasi dan Komposisi Domba

Jenis domba yang dipelihara di MT Farm yaitu: domba ekor tipis, domba
ekor gemuk, domba garut/periangan, domba wonosobo, domba persilangan ekor
tipis dan garut, serta persilangan domba ekor gemuk dan garut. Namun untuk
memudahkan pencatatan rutin (recording), MT Farm menggunakan istilah lokal
dalam mengelompokkan jenis domba. istilah tersebut meliputi: jantan tanduk,
jantan gundul (tidak bertanduk), betina, cempe jantan, dan cempe betina. Data
populasi domba di MT Farm dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Populasi domba


Domba (ekor)
Bulan Jantan Jantan Cempe
Total Betina
tanduk gundul Jantan Betina
Februari 474 217 69 174 2 7
Maret 453 311 61 72 2 7
April 524 349 72 94 2 7
Sumber: CV Mitra Tani Farm (2019).

Data yang disajikan pada Tabel 2 merupakan rataan populasi bulanan.


Populasi domba di peternakan ini berfluktuasi akibat adanya domba yang masuk
(bakalan dari supplier), domba mati, dan domba yang dijual untuk qurban,
pengalengan domba, akikah, katering , dan peternak/mitra. Populasi domba jantan
tanduk selalu lebih banyak dari jenis lainnya. Hal ini karena berdasarkan
pengalaman MT Farm menilai pasar qurban, domba jantan tanduk lebih diminati
6

oleh konsumen qurban didaerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,


dan Bekasi).

4.4 Peralatan Produksi

Ketersediaan peralatan produksi sangat penting untuk mendukung kegiatan


produksi. MT Farm menggunakan peralatan produksi yang sederhana, namun
dapat memenuhi kebutuhan dan fungsi dalam proses produksi. Peralatan tersebut
meliputi peralatan pemeliharaan, peralatan pakan, peralatan limbah, serta
beberapa peralatan penunjang lainnya. Peralatan yamg digunakan di MT farm
dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Peralatan produksi


Peralatan
Pemeliharaan Pakan Limbah Kesehatan Penunjang
 Selang air  Sekop  Sekop  Spuit  Timbangan
 Gunting  Garpu  Pengeruk  Jarum  Penggantung
wool pakan limbah suntik domba
 Tambang  Ember  Karung  Wadah  Sapu lidi
 Sabit  Gerobak obat  Serokan
 Karung
Sumber: CV Mitra Tani Farm (2019).

4.5 Sarana Transportasi

Sarana transportasi di MT Farm digunakan untuk menunjang kegiatan


produksi. Transportasi tersebut yakni mobil mobil pick up, mobil minibus, dan
sepeda motor. Mobil pick up digunakan untuk transportasi ternak, pengambilan
bahan pakan, dan pembuangan limbah ke penampungan. Mobil minibus
digunakan untuk mengantarkan pesanan katering akikah. Sepeda motor digunakan
untuk mobilisasi pegawai. Transportasi ternak dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Transportasi ternak

Ketika menjelang hari raya idul adha, MT Farm membutuhkan sarana


transportasi tambahan untuk mengirimkan pesanan domba qurban. Hal ini karena
MT farm memberikan fasilitas gratis ongkos kirim kepada konsumen domba di
7

area Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) . Alternatif


transportasi yang biasa digunakan adalah angkutan kota (angkot) yang telah
disesuaikan. Angkutan kota telah digunakan dalam beberapa periode qurban.

4.6 Perkandangan

Bangunan perkandangan merupakan fasilitas yang harus tersedia dalam


usaha peternakan. Perkandangan harus baik dan nyaman untuk ternak dan juga
peternaknya. Hal ini karena kandang menjadi tempat ternak untuk kelangsungan
hidupnya dan juga untuk berproduksi (daging). Kandang yang baik dapat
memudahkan peternak dalam melakukan pemeliharaan, seperti kontrol ternak,
pemberian pakan dan minum, dan juga sanitasi kandang. Selain itu kandang yang
baik dapat memberi rasa aman dan nyaman untuk ternak, sehingga sesuai dengan
prinsip dasar animal welfare (kesejahteraan hewan) serta dapat mengoptimalkan
produksi ternak. Spesifikasi perkandangan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Spesifikasi perkandangan


Bagian kandang Keterangan

Sistem Perkandangan Intensif

Luas Kandang(m2) 450

Panjang (m) 36

Lebar (m) 12.5

Tinggi (m) 5.5

Lantai Kayu, panggung

Atap Kandang Gable , bahan asbes

Arah Kandang Melintang timur – barat


Kapasitas (ekor) 700
Sumber: CV Mitra Tani Farm (2019)

Sistem perkandangan di MT Farm yakni sistem perkandangan intensif


dimana domba dipelihara di dalam kandang tanpa digembalakan. Sistem ini
mengharuskan suplai pakan yang baik. Untuk itu diperlukan tata letak dan desain
tempat pakan dan minum yang tepat. Menurut Widyarti dan Oktavia (2011)
tempat pakan ternak merupakan salah satu komponen penting dalam kandang
yang harus disediakan, tempat pakan juga harus disesuaikan dengan ukuran dan
sifat ternak. Kandang di MT Farm menggunakan tempat pakan yang berbentuk
balok yang berbahan papan kayu dengan volume 0.06 m3/pan. Kapasitas ini
mampu mencukupi volume pakan yang diberikan. Hal ini karena pakan yang
diberikan tidak bersifat bulky atau voluminous. Bagian bawah tempat pakan juga
diberikan pembatas agar ternak tidak keluar kandang. Selain itu, pembatas juga
8

digunakan ternak domba sebagai pijakan kaki saat makan. Sketsa tempat pakan
dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Sketsa tempat pakan di CV Mitra Tani Farm


Tempat minum di MT Farm berbentuk setengah lingkaran dan ada beberapa
yang berbentuk balok, keduanya terbuat dari paralon PVC. Tempat minum
setengah lingkaran berukuran panjang 250 cm dan diameter 15 cm, sehingga
memiliki volume total 22 liter. Sedangkan tempat minum yang berbentuk balok
memiliki ukuran panjang 250 cm lebar 12 cm dan tinggi 12 cm, sehingga jika
terisi penuh mampu menampung 34.5 liter air minum.

(a) (b)
Gambar 5 Tempat minum di MT Farm. Balok (a) dan Setengah lingkaran (b)

Penggunaan tempat minum PVC ini harus memperhatikan kemiringan


tempat minum. Tempat minum yang terlalu miring akan menyebabkan volume air
minum yang dapat diisi lebih sedikit dan mudah tumpah. Maka dari itu
penggunaan penyangga tempat minum harus dipastikan supaya rata, selain itu
penyangga tempat minum harus kuat dan dapat menggapit agar tempat minum
tidak mudah bergerak. Satu tempat minum digunakan untuk dua pen sekaligus,
bertujuan agar memudahkan pemberian air minum dan pengkontrolan air minum
ternak. Namun pada blok kandang E satu tempat minum hanya digunakan untuk
satu pen. Tempat minum dapat dilihat pada Gambar 5.
9

5 PENYEDIAAN PAKAN DOMBA

Pakan merupakan kebutuhan primer dalam usaha peternakan yang


berpengaruh terhadap produksi ternak. Untuk itu sebuah peternakan harus
memanajemen penyediaan pakan dengan baik. Pakan didefinisikan sebagai bahan
yang dapat dikonsumsi oleh ternak tanpa mengganggu kesehatan ternak tersebut.
Namun untuk mengoptimalkan produksi ternak dibutuhkan pakan yang bergizi
dan mencukupi kebutuhan nutrisi ternak. Menurut Hastuti et al.(2011), pakan
yang berkualitas adalah pakan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan ternak,
mudah diperoleh, terjamin ketersediaannya sepanjang waktu, disukai ternak,
harga bahan pakan terjangkau, bahan pakan tidak bersaing dengan kebutuhan
manusia, dan tidak mengandung racun atau tidak dipalsukan.

5.1 Jenis Bahan Pakan

Penyediaan pakan merupakan semua kegiatan yang dilakukan untuk


memenuhi kebutuhan pakan mulai dari pengadaan bahan pakan sampai dapat
dikonsumsi oleh ternak. Penyediaan pakan penting dilakukan terutama pada
sistem pemeliharaan intensif, hal ini karena kebutuhan pakan harus disediakan
kedalam kandang.
Pakan yang disediakan di MT Farm adalah pakan dalam bentuk pakan
komplit (complete feed) yang disusun dengan mencampurkan beberapa jenis
bahan pakan. Bahan pakan di MT Farm dihasilkan dari bahan yang bersumber
dari tumbuhan. hal ini sesuai dengan pendapat Sukria dan krisnan (2009), bahwa
ternak ruminansia lebih membutuhkan bahan pakan dari tumbuhan. Berdasarkan
kandungan seratnya, bahan pakan dibagi menjadi dua yaitu hijauan dan
konsentrat. Menurut Sukria dan krisnan (2009), hijauan adalah bahan pakan yang
memiliki kandungan serat kasar lebih dari 18 %, Konsentrat adalah bahan pakan
yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18%.

5.1.1 Hijauan
Hijauan umumnya berasal dari tumbuhan. Hijauan yang disediakan di MT
Farm adalah rumput gajah dan rumput lapang. Namun yang paling sering
digunakan adalah rumput lapang. Rumput diarit di siang hari untuk menghindari
adanya embun pada rumput yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti
cacingan. Rumput tersebut didapatkan dari lahan hijaun yang terletak di
perumahan samping peternakan. Setelah diarit rumput harus dicacah terlebih
dahulu. Proses pencacahan dilakukan secara manual dengan menggunakan golok.
Pencacahan dilakukan untuk mempermudah pencampuran pakan. Rumput yang
telah dicacah kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dilayukan terlebih
dahulu sebelum dicampur dengan bahan pakan lainnya. Proses pelayuan rumput
dilakukan selama satu malam. Pencacahan rumput juga dapat mempercepat proses
pelayuan. Adapun tujuan pelayuan adalah untuk menghindari potensi terjadinya
kembung pada ternak. Menurut Mathius et al.(2018), ada beberapa jenis hiajauan
yang kurang palatable jika diberikan dalam keadaan segar, dan terkadang ada
yang mengandung racun yang dapat mengganggu kesehatan ternak, sehingga
perlu dilakukan pelayuan (dibiarkan semalam / dijemur dibawah terik matahari 2-
3 jam). Rumput lapang dapat dilihat pada gambar 8 .
10

(a) (b)
Gambar 6 Rumput lapang (a) dan Pencacahan rumput (b)

5.1.2 Konsentrat
Konsentrat dapat disebut juga pakan penguat. Menurut pendapat Sukria dan
Krisnan (2009), konsentrat dapat berasal dari pangan atau serealia, kacang
kacangan, umbi-umbian, dan buah-buahan. Adapun bahan pakan konsentrat yang
digunakan di MT Farm antara lain:

5.1.2.1 Konsentrat komersil


Konsentrat komersil yang digunakan berasal dari pabrik pakan di Klaten,
Jawa Tengah. Penyediaan konsentrat dikirim ke farm sekitar 10-14 hari sekali
dengan jumlah 7-8 ton yang dikirim dengan jasa truk ekspedisi. Penyediaan
konsentrat komersil dilakukan dalam jumlah banyak yang bertujuan agar
kebutuhan konsentrat untuk kambing dan sapi di MT Farm tercukupi. Konsentrat
tersebut disimpan disamping tempat pengadukan pakan supaya dapat
mengefisienkan tenaga kerja. Konsentrat komersil memiliki harga Rp.2 400/Kg.
konsentrat memiliki kandungan nutrisi yang baik seperti kandungan bahan kering
tinggi (86%), protein kasar (10%), dan serat kasar 16%. Konsentrat komersil
tersebut dapat mencapai target pemeliharaan (pertambahan bobot badan) sehingga
penggunaanya dipertahankan. Konsentrat komersil dapat dilihat pada Gambar 7.

(a) (b)
Gambar 7 kandungan nutrisi (a) dan Bentuk (mesh) konsentrat komersil (b)
11

5.1.2.2 Ampas tahu


Ampas tahu merupakan bahan pakan yang berasal dari hasil samping
pembuatan tahu dimana kedelainya telah diambil patinya sehingga serat kasarnya
tinggi. Ampas tahu memiliki kandungan serat kasar sebanyak 22.7 % dan
kandungan protein yang tinggi yakni 29.36% (Sutardi dalam Sukria 2009).
kandungan serat kasar ampas tahu tinggi namun ampas tahu tidak termasuk
hijauan, hal ini karena serat kasar bahan dasarnya (kedelai) tidak melebihi 18 %.
Ampas tahu termasuk konsentrat sumber protein karena kandungan proteinnya
lebih dari 20%. Ampas tahu juga memiliki palatabilitas yang tinggi sehingga
dapat meningkatkan konsumsi pakan.
Penggunaan ampas tahu di Mitra Tani Farm sebanyak 37%. Menurut Sukria
dan Krisnan (2009) ampas tahu memiliki kandungan air yang tinggi, maka
pemberiannya sebaiknya tidak lebih dari 41%. Penyediaan ampas tahu dilakukan
setiap hari. Hal ini karena ampas tahu yang digunakan dalam keaadaan segar
,sehingga mudah tengik. Untuk menjaga stok penyediaannya, maka MT Farm
bekerjasama dengan beberapa pabrik tahu disekitar bogor. Harga ampas tahu
bervariasi disetiap pabrik tahunya berkisar antara Rp 600 – Rp 800/kg.

5.1.2.3 Singkong afkir


Singkong afkir di MT Farm merupakan singkong yang tidak lolos seleksi
pembuatan tepung tapioka. Singkong afkir diperoleh dari pengepul singkong
disekitar farm dan dikirimkan tergantung ketersediaan singkong. Harga singkong
afkir dari pengepul adalah Rp 700/kg. Singkong bersifat voluminous yang
membutuhkan volume tempat pakan yang lebih besar, sehingga kurang efisien.
Selain itu singkong utuh lebih susah dikonsumsi oleh domba daripada singkong
cacahan. Untuk itu dilakukan pencacahan sehari sebelum pencampuran pakan.
Pencacahan ini bertujuan untuk memudahkan pencampuran (mixing) pakan,
memudahkan pemberian pakan, dan memudahkan domba dalam
mengkonsumsinya. Selain itu pencacahan juga dapat mengurangi getah pada
singkong dan juga dapat merontokkan tanah yang masih menempel. Pencacahan
singkong afkir dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Pencacahan singkong afkir

5.2 Pencampuran Pakan

Pencampuran dilakukan dengan metode serhana, dengan menggunakan


garpu pengaduk dan juga sekop untuk membalik tumpukan bahan pakan.
12

pencampuran pakan dilakukan pada pagi hari, tepatnya pukul 6.30 WIB sebelum
pemberian pakan pagi dan 8.00 setelah pemberian pakan pagi (untuk stok pakan
sore hari). Beberapa bahan pakan seperti singkong afkir dan rumput lapang harus
dicacah terlebih dahulu untuk memudahkan pengadukan pakan. Metode
pencampuran manual dapat mengaduk bahan secara merata walaupun lebih
banyak tenaga yang dibutuhkan jika dibandingkan dengan penggunaan mixer.
Urutan bahan pakan dalam pencampuran pakan dapat dilihat pada Gambar 9.

konsentrat
Komersil
Ampas Tahu
Konsentrat Komersil
Cacahan rumput
Konsentrat Komersil
Cacahan singkong afkir

Gambar 9 Urutan bahan pakan pencampuran pakan di CV Mitra Tani Farm

Urutan penuangan bahan baku mempengaruhi efisiensi tenaga kerja dalam


pencampuran pakan komplit. karena penuangan bahan pakan yang tepat akan
mempercepat proses pencampuran. Bahan pakan yang berbentuk serbuk (mesh)
akan lebih mudah tercampur. Sehingga porsi penggunaan konsentrat komersil
yang banyak dapat memudahkan proses pencampuran. Dalam pencampuran pakan
terdapat proporsi bahan pakan. Adapun proporsi bahan pakan yang digunakan
dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Proporsi bahan pakan

Proporsi dalam satu kali pencampuran


No Bahan pakan Persentase Jumlah Bobot karung-1 Jumlah total
(%) (Kg) (Kg) (Kg)

1 Konsentrat komersil 47 5 50 250


2 Ampas tahu 34 6 30 180
3 Rumput lapang 7.5 2 20 40
4 Singkong afkir 11.5 2 30 60
Sumber: CV Mitra Tani Farm (2019)

Proporsi diatas telah diterapkan di MT Farm dalam beberapa periode


pemeliharaan. Proporsi pakan yang digunakan dinilai telah mencukupi target
pertambahan bobot badan (PBB) tanpa mengganggu kesehatan ternak.
Pakan komplit yang telah tercampur rata, selanjutnya dimasukkan kedalam
wadah (karung) menggunakan sekop. Satu wadah diisi dengan tiga sekop pakan
komplit atau sekitar 8-10 Kg. Setiap satu wadah tersebut diberikan untuk satu pen
13

per sekali pemberian. Sehingga jumlah wadah harus menyesuaikan jumlah pen
yang terisi domba. Pembagian porsi pakan didalam wadah ini dapat memudahkan
proses pemberian pakan. Pencampuran pakan komplit dapat dilihat pada Gambar
10.

Gambar 10 Pencampuran pakan komplit

5.3 Metode Pemberian Pakan dan Minum

Pakan diberikan dua kali sehari. Pagi pukul 07.00 WIB dan sore pukul 14.30
WIB. Proses pemberian pakan dilakukan dengan cara manual atau hand feeding.
Cara ini dilakukan dengan menuangkan pakan ke dalam tempat pakan. Pakan
yang diberikan dalam kondisi pakan komplit yang telah dibuat dengan
mencampur semua bahan pakan. Pemberian dalam bentuk pakan komplit dapat
meminimalkan pakan yang tidak termakan oleh ternak, sebab ternak tidak terlalu
selektif.
Sebelum pemberian pakan tempat pakan dibersihkan terlebih dahulu, karena
sisa pakan yang tidak dibersihkan dapat berjamur dan menyebabkan gangguan
kesehatan seperti diare. Pembersihan pakan dilakukan dengan menggunakan
sekop sederhana yang telah disesuaikan dengan bentuk dan ukuran tempat pakan.
Bahan pakan yang biasanya tidak termakan biasanya didominasi oleh konsentrat.
Sisa pakan ditampung di dalam karung ataupun ember, kemudian digunakan
kembali untuk pencampuran pakan komplit keesokan harinya.
Air minum di MT Farm bersumber air sumur yang berada didalam farm.
Pemberian air minum dilakukan secara manual dengan mengalirkan air dari
tandon ke tempat minum menggunakan selang . Air minum diberikan secara
addlibitum. Pegawai kandang harus mengontrol dan memastikan bahwa air
minum selalu tersedia. Dalam sehari biasanya pegawai kandang memberikan air
minum sebanyak dua kali. Sehingga dapat mencukupi kebutuhan air minum
ternak. Menurut Mathius et al. (2018), kebutuhan air untuk kambing-domba (per
ekor) per hari adalah 1.5 – 2.5 liter. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2018),
kebutuhan air minum pada kambing dan domba bervariasi, bergantung pada jenis
ternak, cuaca, jenis pakan yang diberikan, aktivitas ternak, umur ternak, dan
kondisi kesehatannya. Mengingat banyaknya variable tersebut sebainya air minum
diberikan secara adlibitum.
14

6 PEMELIHARAAN DOMBA

6.1 Awal Kedatangan Bakalan

Domba bakalan merupakan domba yang masih kecil dengan umur kurang
dari satu tahun yang dipelihara dengan tujuan digemukkan. Domba bakalan di
MT Farm berasal dari pembesaran cempe dalam farm, bakalan dari Jawa Timur,
dan dari beberapa peternak rakyat yang ada di sekitar farm. Domba bakalan yang
didatangkan dari luar farm akan mendapatkan perlakuan tambahan saat datang.
Perlakuan tersebut seperti ditimbang, identifikasi, pengumbaran dalam lorong
kandang sebelum dimasukkan kedalam pen, hal ini bertujuan untuk
mengistirahatkan domba dari proses transportasi ternak. Perlakuan selanjutnya
adalah pemberian obat cacing, antibiotik, dan vitamin. Perlakuan tersebut
dilakukan maksimal tiga hari setelah bakalan datang. Pengumbaran bakalan dan
Pemasukkan domba ke pen dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Pemasukkan domba ke pen

Domba bakalan yang didatangkan dari luar farm tentu memiliki kebiasaan
makan yang berbeda dengan domba bakalan hasil pembesaran cempe sendiri. Hal
ini karena manajemen pemberian pakan disetiap farm berbeda, ada yang biasa
diberi konsentrat ada juga yang tidak. Maka dari itu perlu dilakukan pengenalan
dan penyesuaian pakan. Pengenalan dan penyesuaian pakan dilakukan dengan
memberikan pakan komplit dengan mengurangi jumlah porsi pakannya.
Pengurangan porsi pakan dilakukan karena bakalan perlu beradaptasi dengan
pakan barunya. Penyesuain pakan seperti ini dilakukan sekitar 1 minggu sampai
bakalan dapat mengkonsumsi pakan dengan porsi normal. Menurut Purbowati dan
Tim penulis MT Farm (2009), pemberian konsentrat/pakan komplit pada ternak
yang belum pernah mengkonsumsinya harus dilakukan secara bertahap, agar
mikroorganisme dalam rumen dapat menyesuaikan pakan tersebut sehingga
meminimalkan kemungkinan gangguan pencernaan.

6.2 Pengembangbiakan Domba

Mitra Tani Farm melakukan Pengembangbiakan memanfaatkan indukan


yang berasal dari bakalan yang dipelihara dan telah tumbuh dewasa.
Pengembangbiakan dilakukan dikandang koloni sampai induk bunting dan
dipisahkan ketika perut induk sudah membesar (bunting tua). Induk bunting
15

biasanya juga dapat langsung dijual untuk dipelihara oleh konsumen.


Pengembangbiakan yang dilakukan di MT Farm dapat disebut sebagai sampingan.
Hal ini karena pengembangbiakan dilakukan dengan memanfaatkan ketersediaan
induk yang belum terjual.
Manajemen pakan pada kelompok pengembangbiakan domba harus
diperhatikan. Induk bunting memerlukan asupan nutrisi yang digunakan untuk
kebutuhan hidupnya dan anaknya. Pada induk bunting dan menyusui jenis pakan
yang diberikan sama dengan pakan domba penggemukan. Namun porsi pakan
induk bunting dan menyusui ditambahkan dari porsi normalnya. Dengan demikian
kebutuhan asupan nutrisinya dapat terpenuhi.
Pemeliharaan cempe dilakukan dengan mencampurkannya dengan induknya
sampai lepas sapih. Pencampuran dengan induk tersebut dinilai efisien, karena
kandang tidak perlu menyediakan susu untuk cempe, dan cempe dapat belajar
untuk mengkonsumsi pakan induknya. Sehingga ketika cempe sudah lepas sapih
dapat langsung diberikan pakan yang sama dengan domba lainnya tanpa perlu
penyesuaian pakan. pengembangbiakan domba dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Pengembangbiakan domba

6.3 Penggemukan Domba

Pemeliharaan domba di MT Farm berfokus pada penggemukan domba.


Penggemukan tersebut dilakukan dari bakalan sampai pada bobot yang
ditargetkan. Target bobot badan berkisar sekitar 25-30 Kg ekor-1 dengan target
pertambahan bobot badan harian (PBBH) 100 gram/hari. Penggemukan domba
dilakukan selama 3-4 bulan. Namun penjualan domba di MT Farm dilakukan
dengan fleksibel. Domba akan dipanen ketika ada konsumen yang berminat
walaupun domba belum mencapai target bobot dan target waktu pemeliharaan.
Proses penggemukan domba dilakukan mulai dari penanganan bakalan
datang, penyesuaiaan pakan, pencegahan penyakit (pemberian obat cacing,
vitamin, dan antibiotik secara rutin (setiap bulan)), penanganan penyakit, serta
pemberian pakan yang mencukupi kebutuhan ternak. Pemenuhan kebutuhan
nutrisi tersebut dilakukan dengan penyediaan pakan, pencampuran pakan komplit,
dan pemberian pakan yang baik.
Pemberian pakan yang diberikan diupayakan agar kontinyu. Karena fase
penggemukan domba memerlukan pakan yang konsisten agar tidak menimbulkan
stress pada ternak. Pakan yang konsisten dalam hal ini diartikan sebagai pakan
yang kandungan nutrisinya, jenis pakannya, dan bahan pakannya tetap dan
16

kontinyu. Hal ini dilakukan di MT Farm dengan cara menjaga rantai pasokan
bahan pakan.
Fase penggemukan biasa terdapat beberapa gangguan kesehatan yang dapat
disebabkan oleh pakan. Adapun beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh
pakan yaitu: keracunan, diare, bloat, orf, dan pink eye. Untuk pencegahan
dilakukan dengan menjaga kebersihan, dan kualitas pakan dan minum. Selain itu
juga dapat dilakukan dengan pencampuran bahan pakan, seperti konsentrat dan
ampas tahu yang dapat mengurangi debu konsentrat. Sehingga dapat megurangi
resiko penyakit orf dan pink eye.
Faktor pakan erat pengaruhnya terhadap performa ternak yang digemukkan.
Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2018), kualitas produksi peternakan berkaitan
dengan pakan yang diberikan. Semakin baik kualitas pakannnya, maka hasilnya
semakin baik juga, begitupun sebaliknya. Berikut ini performa ternak yang
ditinjau dari aspek pakan.

6.3.1 Konsumsi Pakan


Konsumsi pakan ruminansia ditentukan dari banyaknya jumlah bahan
kering (BK) yang dikonsumsi. Hal ini karena bahan kering mengandung beberapa
nutrien seperti mineral, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Kandungan
bahan kering (Kg-1 pakan segar) dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Kandungan bahan kering (BK) dalam pakan


BK Persentase Berat segar Berat BK
No Bahan pakan
(%) (%) (gram) (gram)
1 Konsentrat komersil* 85.00 47 470 339.50

2 Ampas tahu1 14.60 34 340 49.64

3 Rumput lapang1 35.41 7.5 75 26.55

4 Singkong afkir1 35.00 11.5 115 40.25

Total 100 1000 455.94

Sumber: *CV Mitra tani Farm (2019); 1Sutardi dalam Sukria (2009)

Standar konsumsi pakan di MT Farm adalah minimal 2 kg pakan segar


perekor perhari. Untuk memastikan standar konsumsi pakan tercapai, maka porsi
pemberian pakan harus dilebihkan untuk mengantisipasi pakan yang tidak
terkonsumsi ataupun pakan yang tercecer. Manajemen pemberian pakan di MT
Farm juga dilakukan dengan mengatur populasi domba dalam pen. Semakin besar
bobot domba maka jumlah domba dalam satu pen semakin sedikit, begitupun
sebaliknya. Sehingga domba dengan bobot semakin besar akan mendapatkan porsi
yang banyak jika dibandingkan dengan domba bobot rendah. Konsumsi pakan
harian dapat dilihat pada Tabel 7.
17

Tabel 7 Konsumsi pakan harian


No Populasi Pemberian pakan Konsumsi Konsumsi BK
pen pen-1 pen-1 hari-1 ekor-1 hari-1 ekor-1 hari-1
(Kg) (Kg) (Kg)
1,2,3 8 16.9 2.11 0.96
4 7 16.9 2.41 1.09
*
sumber : CV Mitra Tani Farm (2019) ; jumlah satu kali pemberian.

Tabel diatas menunjukkan bahwa konsumsi pakan domba di MT Farm telah


memenuhi standar yang diterapkan MT Farm. Konsumsi pakan tersebut dihitung
berdasarkan jumlah pemberian pakan disetiap pen dibagi dengan jumlah populasi
disetiap pennya. Konsumsi pakan di pen 1, 2,dan 3 memiliki kelebihan pakan
sebesar 0.11 Kg ekor-1hari-1, sedangkan di pen 4 sebesar 0.41 Kg ekor-1hari-1.

6.3.2 Pertambahan Bobot Badan


Pertambahan bobot badan (PBB) merupakan salah satu aspek penting yang
diamati dalam pemeliharaan. Hal ini karena PBB digunakan sebagai salah satu
indikator dalam keberhasilan budidaya. PBB dapat diketahui dengan perhitungan
bobot badan (BB) awal dikurangi BB akhir. Menurut Purbowati dan Tim penulis
MT Farm (2009), penimbangan domba dapat dilakukan setiap bulan untuk
mengetahui PBB harian yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
harga jual disamping biaya produksi. Penimbangan domba dapat dilihat pada
Gambar 13.

Gambar 13 Penimbangan bobot domba

Data PBB badan diperoleh dengan melakukan sampling selama satu bulan.
Sampling tersebut dilakukan pada domba bakalan. Bakalan yang digunakan
adalah jantan bertanduk yang berumur kurang dari satu tahun yang telah melalui
masa penyesuaian pakan, sehingga bakalan dapat mengkonsumsi pakan dengan
porsi normal.
Pertambahan bobot badan per bulan di MT Farm sebesar 3.56 Kg. angka
tersebut merupakan rataan dari sampling 31 ekor domba. selama pelaksaan
sampling PBB (30 hari). Adapun beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu :
genetik domba, kompetisi pakan, angka konsumsi, keseragaman bobot awal,
kesehatan ternak, keadaan lingkungan, dan juga umur ternak. Data PBB di MT
Farm dapat dilihat pada Tabel 8.
18

Tabel 8 Pertambahan bobot badan (PBB)


Pen Populasi (ekor) PBB* (Kg)
1 8 2.75
2 8 3.41
3 8 3.7
4 7 4.53
Rataan PBB 3.56
Sumber: CV Mitra Tani Farm (2019) ;* PBB satu bulan bulan.

Tabel diatas menunjukkan bahwa angka PBB terendah terdapat pada pen 1.
Hal ini dikarenakan pen 1 letakknya di depan pintu dekat jalan sehingga banyak
faktor stress. Selain itu domba di pen 1 juga memiliki rataan bobot awal yang
lebih tinggi dari pada pen lainnya, namun pakan yang diberikan di pen 1 tetap
sama, sehingga PBB yang dicapai tidak sebanyak pan lainnya. Pen 4 memiliki
PBB tertinggi. Hal ini karena populasinya yang lebih sedikit, artinya angka
konsumsi pakan lebih tinggi daripada lainnya. Angka konsumsi pakan yang tinggi
sejalan lurus dengan kenaikan PBB.

6.3.3 Efisiensi Pakan


Efisiensi pakan pada domba merupakan persentase daging yang dihasilkan
dalam konsumsi bahan kering. Semakin tinggi angka efisiensi pakan tentunya
semakin efisien domba dalam mengkonversi pakan menjadi daging. Perhitungan
efisiensi pakan membutuhkan data PBB domba dan juga konsumsi bahan
keringnya (BK). Efisiensi pakan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Efisiensi pakan


Pen PBB Konsumsi BK Konsumsi BK Efisiensi
(Kg) ekor-1 hari-1 ekor-1 bulan-1 pakan
(Kg) (Kg) (%)
1 2.75 0.96 28.80 9.55
2 3.41 0.96 28.80 11.84
3 3.70 0.96 28.80 12.85
4 4.53 1.10 33.00 13.73
Rataan 3.6 0.99 29.85 12.05
Sumber: CV Mitra Tani Farm (2019)

7 KESIMPULAN

Manajemen penyediaan pakan di MT Farm telah mencapai target


pertambahan bobot badan, serta tidak menimbulkan adanya gangguan kesehatan
pada ternak. Manajemen penyediaan pakan tersebut meliputi penyediaan bahan
pakan, pencampuran bahan pakan, dan pemberian pakan.
Pemeliharaan domba di MT Farm menggunakan sistem pemeliharaan
intensif. Pemberian pakan menggunakan pakan komplit yang terdiri dari
konsentrat komersil, ampas tahu, singkong afkir dan rumput. Susunan pakan
19

komplit tersebut dapat memenuhi target pertambahan bobot badan domba di MT


Farm, serta tidak menimbulkan adanya gangguan kesehatan pada ternak.

DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi M, Duldjaman M, Herman R. 2014. Penampilan domba lokal yang


dikandangkan dengan pakan kombinasi tiga macam rumput (Brachiaria
humidicola, Brachiaria decumbens, dan rumput alam). Lokarya Nasional
Domba dan Kambing: Strategi Peningkatan Produksi Dan Mutu Bibit
Domba Dan Kambing.
[DPKH] Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2017. Statistik
Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Jakarta (ID). Direktorat Jendral
Peternakan dan Kesehatan Hewan.
[DPKH] Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2018. Ekspor
kambing dan domba, peluang yang menjanjikan [Internet]. [diunduh pada
2019 Jan 15]. Tersedia pada: ditjenpkh.pertanian.go.id/ekspor-kambing-dan-
domba-peluang-yang-menjanjikan.
Mathius IW, Yulistiani D, Wilson A. 2018. Panduan Terlengkap Bagi Peternak
Kambing dan Domba. Ludgate PJ, editor. Depok (ID): Papas Sinar Sinanti.
Purbowati E, Tim Penulis Mitra Tani Farm. 2009. Usaha Penggemukan Domba.
Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Widyarti M, Okatavia Y. 2011. Analisis iklim mikro kandang domba garut sistem
tertutup milik fakultas peternakan IPB. Jurnal Keteknikan Pertanian 25 (1).
Sudarmono AS, Sugeng YB. 2011. Beternak Domba. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Subekti E. 2009. Ketahanan pakan ternak indonesia. Jurnal Mediagro 5(2): 63-71.
Sukria HA, Rantan. 2009. Sumber dan Ketersediaan Bahan Pakan di Indonesia.
Bogor (ID): IPB Press.
Tim Karya Tani Mandiri. 2018. Rahasia Sukses Beternak Kambing dan Domba.
Bandung (ID): Penerbit Nuansa Aulia.
21

LAMPIRAN
23

Lampiran 1 Peralatan pakan di CV MT Farm

Sekop dan garpu pengaduk Serokan sisa pakan Penampung sisa pakan

Karung wadah pakan


Lampiran 2 Alat dan Obat- obatan utama di CV MT Farm
atan pemeliharaan

Vitamin B Kompleks Antibiotik Obat cacing

Lampiran 3 Kegiatan pemeliharaan

Sanitasi Pemberian air minum


25

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur pada


tanggal 15 september 1997. Penulis merupakan anak pertama
dari dua bersaudara dari pasangan bapak Syaiful Huda dan Ibu
Siswati.
Penulis memulai pendidikan formal sejak tahun 2004 di
MI Thoriqul Ulum Sajen dan lulus pada tahun 2010, Penulis
melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Pacet dan lulus
pada tahun 2013. Pada tahun 2013–2016 Penulis melanjutkan
pendidikan formal di SMA A Wahid Hasyim Tebuireng dan
non formal di pesantren Tebuireng Jombang. Pada tahun 2016 penulis diterima
menjadi mahasiswa Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) pada program
studi Teknologi dan Manajemen ternak, melalui jalur penerimaan USMI
(Undangan Seleksi Masuk IPB).
Selama masa perkuliahan mahasiswa aktif dalam beberapa organisasi.
Adapun organsasi yang diikutinya diantaranya Himaterma (Himpunan Mahasiswa
Peternakan Diploma, Ismapeti Wilayah II (Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan
Indonesia), dan Hikmat Jabodetabek (HImpunan Keluarga Mahasiswa Alumni
Tebuireng).
Penulis telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I selama 6
minggu di PT Semesta Mitra Sejahtera Malang, yang bergerak dibidang unggas
potong. Pada PKL 1 penulis fokus pada manajemen pemeliharaan ayam potong.
Penulis juga telah melaksanakan PKL II selama 12 Minggu di CV Mitra Tani
Farm Bogor yang bergerak di peternakan domba. Pada PKL II penulis fokus pada
manajemen pemeliharaan dan penyediaan pakan domba.

Anda mungkin juga menyukai