Anda di halaman 1dari 13

ANGGOTA :

1. Rinto 200110170039
2. Ina Marlina 200110170100
3. Nurhalisa 200110170166
4. Guntur Ibnu D 200110170209
5. Iqbal Susanto P 200110170253
AYAM PETELUR

1. sejarah dan
perkembangannya

2. Tingkat produksi dan


konsumsi ayam ras di
Indonesia

3. Peraturan
perunggasan

4. Permasalahan &
kemungkinan penyelesaian
masalah
1. SEJARAH PERKEMBANGAN AYAM PETELUR

Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina


dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil
telurnya. Asal mula ayam petelur adalah berasal
dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan
dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak.

Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah


dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar,
arah seleksi ditujukan pada produksi yang
banyak. Ayam yang terseleksi untuk tujuan
produksi telur dikenal dengan ayam petelur.

Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit


telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih
dan ayam petelur cokelat.
Jenis ayam petelur yang
beredar di Indonesia

AYAM PETELUR RINGAN


AYAM PETELUR MEDIUM
Tipe ayam petelur ringan disebut
dengan ayam petelur putih dengan ayam petelur medium memiliki bobot tubuh
cukup berat, namun beratnya masih berada
karakteristik berbadan ramping/ diantara berat ayam petelur ringan dan ayam
kecil. Ayam petelur ringan ini broiler. Ayam ini berwarna cokelat sehingga
berasal dari galur murni white disebut ayam petelur cokelat. Ayam ini
leghorn. menghasilkan telur yang cukup banyak dan
Ayam petelur ringan ini mampu juga dapat menghasilkan daging yang banyak,
sehingga ayam ini disebut dengan ayam tipe
bertelur lebih dari 260 telur per Dwiguna
tahun produksi hen house.
.Contoh dari perkembangan peternakan ayam petelur itu sendiri adalah manajemen
pemeliharaan ayam petelur yang dulu diumbar dengan sistem backyard kini
menggunakan sistem kandang closed house dengan rekayasa iklim yang baik
sehingga memberikan kenyamanan terhadap ayam petelur agar dapat berproduksi
tinggi, karena seperti yang kita ketahui ayam petelur memiliki sensitifitas yang
cukup tinggi yang dapat mempengaruhi tingkat produksinya

Kandang closed house


Adapun data statistik perkembangan produksi ayam petelur dibandingkan dengan
komoditas ternaik lainnya dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Populasi ternak 2014-2018


No. Komoditas Tahun / 000 Ekor
Ternak 2014 2015 2016 2017 2018
1. Sapi Potong 14.727 15.420 15.997 16.429 17.060

2. Sapi Perah 503 519 534 540 550


3. Kerbau 1.335 1.347 1.355 1.322 1.356
4. Kuda 428 430 424 409 421
5. Kambing 18.640 19.013 17.826 18.208 18.721
6. Domba 17.398 17.025 15.717 17.142 17.398
7. Babi 7.694 7.808 7.904 8.261 8.542
8. Ayam Buras 275.116 285.304 294.333 299.701 310.960

9. Ayam Ras 146.660 155.007 161.364 176.937 181.752


Petelur
10. Ayam Ras 1.443.349 1.528.329 1.632.801 1.848.731 1.891.435
Pedaging
11. Itik 45.268 45.322 47.423 49.056 51.239
12. Itik Manila 7.414 7.975 8.170 8.502 8.772
13. Kelinci 1.104 1.103 1.202 1.244 1.251
14. Puyuh 12.692 13.782 14.088 14.570 14.877
15. Merpati 2.433 2.154 2.476 2.503 2.526
Berdasarkan data diatas, dapat kita simpulkan bahwa populasi
ayam petelur meningkat pada setiap tahunnya, hal ini
dikarenakan permintaan terhadap telur yang juga ikut
meningkat. Jika dibandingkan ayam buras dan ras pedaging,
populasi ayam petelur masih terhitung rendah, hal ini
dikarenakan satu ekor ayam petelur dapat memproduksi telur
dengan masa produksi yang lama hingga 1-2 tahun,
dibandingkan dengan ayam pedaging dalam satu tahun dapat
beberapa kali pemeliharaan dan dipanen sehingga populasinya
sangat tinggi.
2. TINGKAT PRODUKSI DAN KONSUMSI TELUR
AYAM RAS DI INDONESIA

Total Produksi Telur Nasional 2011-2015


Produksi, Konsumsi dan Neraca Telur Ayam Ras 2016-2020
3. PERATURAN TENTANG AYAM PETELUR
• Ayam ras petelur (Layer) menurut Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
425/KPTS/OT.210/7/2001, ayam dewasa yang sedang menjalani masa bertelur
(berproduksi). Secara garis besar dapat diartikan bahwa peternakan ayam ras petelur
adalah segala urusan yang berkaitan dengan produksi terkait dengan pengolahan,
pemasaran, pengusahaan dan tempat tinggal ternak yaitu ayam ras petelur yang
dikembangkan dari fase anakan hingga fase dewasa yang sedang menjalani masa
berproduksi.

• Pelarangan terhadap penggunaan AGP telah diatur dalam UndangUndang No. 18/2009
juncto Undang-Undang No.41/2014. tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang
menyatakan tentang pelarangan penggunaan pakan yang dicampur dengan hormon
tertentu dan atau antibiotik imbuhan pakan ternak. Melalui Permentan No. 14/2017.
tentang Klasifikasi Obat Hewan, mulai 2018 Pemerintah melarang penggunaan AGP
dalam pakan. Pelarangan ini juga diperkuat dengan Permentan No. 22/2017 tentang
Pendaftaran dan Peredaran Pakan, yang mensyaratkan pernyataan tidak menggunakan
AGP dalam formula pakan yang diproduksi bagi produsen yang akan mendaftarkan
pakan

• Harga acuan yang diterapkan oleh kementrian perdagangan yaitu harga


pembelian ditingkat peternak, harga batas bawah Rp 17.000 dan harga batas
atas sebesar Rp 19.000 dan Harga Pembelian konsumen yaitu Rp 22.000
(PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
58 TAHUN 2018).
4. PERMASALAHAN PETERNAKAN UNGGAS
Ketika pemerintah mengeluarkan larangan
penggunaan antibiothic growth promoters
(AGP), banyak sekali peternak yang tidak siap
untuk menerima konsekuensi larangan yang
mengacu pada UU nomor 41 tahun 2014
tentang peternakan and kesehatan tersebut

Pelarangan Harga jagung


penggunaan AGP meningkat

Jagung merupakan salah satu pakan utama


bagi unggas terutama ayam petelur untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Penggunaan
jagung bagi pakan ternak terutama unggas
rata-rata berkisar 45-55% porsinya
(NRC,1994). Sehingga ketika harga jagung
meningkat, secara otomatis biaya produksi
yang dikeluarkan juga meningkat.

Anda mungkin juga menyukai