BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
PT. Mabar Feed Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang industri pakan ternak ayam petelur dan daging. Produk lain yang
dihasilkan oleh PT. Mabar Feed Indonesia berupa pakan ternak udang dan hewan
lainnya. PT. Mabar Feed Indonesia mulanya merupakan bentuk usaha perorangan
yang didirikan oleh Bapak Rachman pada tanggal 15 Maret 1976.
PT. Mabar Feed Indonesia memproduksi 2 jenis produk pakan ternak utama
yaitu pakan komplit dan pakan konsentrat. Dimana dua jenis produk pakan ternak
ini diklasifikasikan berdasarkan jenis ayam petelur dan pedaging serta umur ayam
tersebut. Adapun produk yang dihasilkan antaranya :
1. Pakan komplit
Pakan ternak jenis komplit adalah pakan ternak yang dapat diberikan
langsung kepada ternak tanpa bahan tambahan dan jenis pakan ternak ini dibagi
adalam dua jenis, yaitu :
a. Pakan komplit tepung
b. Pakan komplit butiran
2. Pakan konsentrat
Pakan konsentrat merupakan pakan ternak yang harus ditambahkan lagi
dengan jagung, dedak dan tepung batu dengan komposisi tertentu. Pakan ternak
jenis konsentrat ini berbentuk tepung.
Adapun tahap-tahap proses pembuatan pakan ayam yang terjadi PT. Mabar Feed
Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Pengeringan (Drying)
2. Penggilingan (Milling)
3. Pencampuran (Mixing)
4. Pembutiran (Pelleting)
5. Pendinginan (Cooling)
6. Penghancuran (Crumbling)
7. Pengayakan (Screening)
8. Pengemasan (Packing)
Salah satu tahap atau proses yang terpenting dalam pengolahan pakan
adalah proses pembutiran (pelleting). Pembutiran bertujuan untuk membetuk hasil
pencampuran menjadi bentuk pellet, hasil pencampuran terlebih dahulu dipanaskan
dengan uap panas bersuhu 980 yang dialirkan ke dalam chamber pellet sehingga
bentuk bahan tersebut menajadi bubur panas. Bubur panas ini kemudian dialirkan
menuju hygieneser yang suhunya 920 dan bertujuan untuk menghigieniskan pakan,
kemudian dialirkan menuju cetakan berbentuk lingkaran dengan saringan
berdiameter 3-5 mm disisinya yang terdapat di ujung mesin pellet dan
ditekan/dipress keluar melalui saringan tersebut.
Hasil pengepresan adalah pakan berbentuk bulat memanjang dengan
diameter yang sesuai dengan diameter saringan pellet. Selanjutnya, pakan dipotong
sesuai ukuran oleh pisau-pisau yang bergerak secara otomatis. Hasil dari proses ini
berbentuk butiran-butiran yang disebut pellet. Pellet kemudian dialirkan melalui pipa
ke mesin pendinginan (cooler). Pembentukan pelet itu sendiri membutuhkan uap
panas (steam) yang berasal dari boiler.
Hal inilah yang mendasari penulis memilih judul karya akhir ini yaitu:
1.2
Perumusan Masalah
Pada proses pembuatan pakan ternak kondisi operasi alat seperti tekanan,
laju masuk bahan, resep atau komposisi bahan, temperature dan yang lainnya
harus selalu dikontrol. Sehingga dengan adanya pengontrolan tersebut dapat
mengurangi terjadinya perubahan perubahan yang tidak diinginkan dan
memperoleh hasil yang sesuai.
Salah satu jenis pakan ternak yang diperoduksi adalah pelet. Dalam
pembentukan pelet itu sendiri tidak terlepas dari kadar air yang berpengaruh
terhadap keawetan bahan pakan. Dengan adanya sejumlah air yang berasal dari
proses conditioning atau pengaliran uap. Proses conditioning adalah proses
pemanasan dengan uap air pada bahan yang ditujukan untuk gelatinisasi agar
terjadi perekatan antar partikel bahan penyusun. Disamping itu juga bertujuan
untuk membuat pakan menjadi steril, terbebas dari kuman atau bibit penyakit
pada suhu tertentu. Proses conditioning dilakukan dengan bantuan steam boiler
yang uapnya diarahkan ke dalam campuran pakan. Pengukusan dengan suhu
terlalu tinggi dalam waktu yang lama akan merusak atau setidaknya mengurangi
kandungan beberapa nutrisi dalam pakan, khususnya vitamin dan asam amino.
Selama proses kondisioning terjadi penurunan kandungan bahan kering sampai
20% akibat peningkatan kadar air bahan dan menguapnya sebagian bahan
organik. Proses conditioning akan optimal bila kadar air bahan berkisar 15 18%.
Oleh karena itu, menghitung jumlah kebutuhan steam yang digunakan
sangat dibutuhan. Dari gambaran masalah diatas, maka untuk pengaliran uap pada
pembentukan pelet agar memperoleh hasil yang sesuai maka yang perlu
ditemtukan adalah :
Berapa jumlah kebutuhan steam yang dibutuhkan untuk pengaliran uap
atau conditioning pada alat pembentuk pelet.
1.3
1.3.2
Manfaat Penelitian
oleh
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pakan
Pakan adalah campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik yang
diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang
diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi. Agar pertumbuhan
dan produksi maksimal, jumlah dan kandungan zat-zat makanan yang diperlukan
ternak juga harus memadai. (Suprijatna, 2005:163)
Pada usaha ternak, pakan berperan sangat strategis. Ditinjau dari aspek
ekonomis, biaya pakan sangat tinggi, mencapai 70% dari total biaya produksi.
Ditinjau dari aspek biologis, pertumbuhan dan produksi maksimal terjadi
apabilakualitas dan kuantitas pakan memadai. Produksi efisien terjadi apabila
tersedia pakan murah dan kebutuhan zat-zat makanan terpenuhi. (Suprijatna,
2005: 163)
Untuk mendapatkan pakan murah dengan zat makanan terpenuhi,
pengetahuan mengenai prinsip-prinsip penyusunan pakan, bahan-bahan pakan,
dan kebutuhan pakan ternak perlu diketahui oleh peternak. Dengan pengetahuan
tersebut, peternak mampu merekayasa pakan sesuai dengan tujuan, kebutuhan,
dan kondisi harga-harga bahan pakan sea produk. (Suprijatna, 2005: 164)
Dimana dua jenis produk pakan ternak ini diklasifikasikan berdasarkan jenis
ayam petelur dan pedaging serta umur ayam tersebut. Adapun produk yang
dihasilkan antaranya :
a. Pakan komplit
Pakan ternak jenis komplit adalah pakan ternak yang dapat diberikan
langsung kepada ternak tanpa bahan tambahan dan jenis pakan ternak ini dibagi
adalam dua jenis, yaitu :
b. Pakan konsentrat
Pakan konsentrat merupakan pakan ternak yang harus ditambahkan lagi
dengan jagung, dedak dan tepung batu dengan komposisi tertentu. Pakan ternak
jenis konsentrat ini berbentuk tepung. (Rika, 2010:3)
2.2 Bahan Baku
Dalam menghasilkan produk pakan ternak ayam dengan mutu yang baik
digunakan bahan-bahan yang mengandung zat-zat makanan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan ternak yang mengkonsumsinya. Untuk menghasilkan
produk tersebut, dibutuhkan bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong.
Bahan baku ialah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan
berperan dalam penentuan mutu produk. Bahan tambahan adalah bahan yang
ditambahkan untuk meningkatkan kualitas produk dan digunakan sebagai
pelengkap pada produk akhir, biasanya untuk pengemasan produk. Bahan
penolong digunakan untuk mendukung proses produksi agar proses produksi
berjalan lancar, tetapi tidak tampak pada produk akhir. (Rika, 2010:28)
Berikut merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
pakan ternak adalah :
2.2.1
10
j.
Tepung Bulu
Bulu unggas memiliki kandungan sebagai sumber protein
hewani dan kaya akan asam amino esensial. Bulu unggas yang
digunakan dalam peroses produksi disuplasi dalam bentuk tepung dan
siap digunakan.
k. Tepung Daging
Tepung daging di gunakan sebagai pengganti tepung ikan
karena memiliki kandungan protein kasar yang sebanding dengan
tepung ikan. Tepung daging juga disuplai dalam bentuk tepung dan
siap digunakan.
l.
Tepung Sawi
Tepung sawi mengandung protein yang cukup tinggi. Tepung
sawi digunakan sekitar 2-5%.
11
ternak. Vitamin yang digunakan yaitu vitamin A, B1, B2, B6, B12, C,
D3, E, K, biotin, asam folat, niasin, asam pantotenat, kolin klorida,
metionim, dan 1ysin. Mineral yang digunakan mangan, besi sulfat,
tembaga, magnesium, seng, iodine, selenium dan kolbalt.
n. Obat-obatan
Obat-obatan seperti anti oksidan, anti jamur dan toksin serta
antibiotik.
o. CPO
CPO (Crude Palm Oil) yang akan ditambahkan bersamaan
dengan obat- obatan. (Rika, 2010: 29)
2.2.2
Bahan Penolong
Bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi pakan
ternak di PT. Mabar Feed Indonesia adalah air yang dipanaskan menjadi
uap panas dan dialirkan untuk mengepres bahan hasil pencampuran agar
padat untuk selanjutnya dibentuk menjadi pellet.
12
pengeringan karena dipasok dengan kadar air yang telah sesuai dengan yang
dibutuhkan. Dalam keadaan normal, umumnya jagung memiliki kadar air 1720 %. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air jaguhg%. Jagung
berkadar air > 16% tidak tahan lama disimpan karena terjadi proses
penjamuran.
Untuk jagung memiliki proses yang lain dari jika dibandingkan dengan
bahan baku yang lain sebelum masuk ke dalam penampungan sementara pada
proses produksi di lantai produksi. Sebelum dikeringkan, terlebih dahulu
jagung ditimbang di bagian penerimaan (receiving), untuk mengetahui berapa
jumlah bahan baku jagung yang masuk dan petugas pengawas mutu (quality
control) mengambil sampel yang akan diperiksa kadar airnya di laboratorium.
Selanjutnya jagung diayak di mesin pengayak jagung basah untuk
memisahkan biji jagung dengan sampah-sampah, seperti tungkul jagung,
batu, pasir, tali plastik dan kotoran lainnya. Kemudian diteruskan ke
penampungan jagung basah (chamber) sementara dengan conveyor dan
elevator untuk selanjutnya dikeringkan.
Pengeringan dapat berlangsung karena adanya udara panas yang
disemburkan oleh blower secara merata di dalam mesin pengering PT. Mabar
Feed Indonesia menggunakan mesin pengering yang semi otomatis dan
terkomputerisasi sehingga suhu dan waktu dapat diatur untuk memperoleh
kadar air jagung yang sesuai dengan standar yang ditentukan. Setelah
dikeringkan, jagung dibawa ke silo jagung kering sebagai tempat
penyimpanan sementara agar kadar air tetap terjaga.
13
b. Penggilingan (Milling)
Proses penggilingan dilakukan terhadap bahan baku berbentuk butiran,
yaitu jagung, bungkil kelapa dan bungkil kacang kedelai untuk diolah
menjadi tepung halus. Sebelum digiling bahan disaring dengan scanner yang
di dalamnya dipasang magnet untuk memisahkan bahan dari benda-benda
logam halus yang dapat mengakibatkan rusaknya mesin giling.
Bahan-bahan halus hasil penggilingan kemudian disimpan sementara
di dalam Bin (chamber) dengan conveyor dan elevator untuk proses
selanjutnya.
c. Pencampuran (Mixing)
Pencampuran bertujuan untuk mencampur semua bahan baku dan
bahan tambahan dengan komposisi tertentu untuk menjadi pakan.
Pencampuran dilakukan berdasarkan formula atau ramuan pakan ternak yang
akan diproduksi. Sebelum dicampur semua bahan ditimbang dengan
timbangan otomatis yang terdapat diatas mesin pencampur dan kemudian
dicurahkan ke dalam mesin pencampur (mixer) untuk dicampur dan diaduk
dengan CPO (Crude Palm Oil), obat-obatan, vitamin dan mineral.
d. Pembutiran (Pelleting)
Pembutiran bertujuan untuk membetuk hasil pencampuran menjadi
bentuk pellet, hasil pencampuran terlebih dahulu dipanaskan dengan uap
panas bersuhu 980 yang dialirkan ke dalam chamber pellet sehingga bentuk
bahan tersebut menajadi bubur panas. Bubur panas ini kemudian dialirkan
14
e. Pendinginan (cooler)
Pendinginan bertujuan untuk mendinginkan pellet dan mengurangi
kelembaban pada pellet akibat dipanaskan dengan uap panas di chamber
pellet. Karena pellet yang masih panas dan mengandung kadar air tinggi akan
mudah terserang jamur sehingga produk tidak tahan lama.
Pellet didinginkan di mesin pendingin (cooler) dengan bantuan dua
blower, blower pertama mengalirkan udara dingin ke pellet, sedangkan
blower kedua menghisap dan mengalirkan udara panas ke udara bebas.
Serpihan atau debu halus dari pellet yang telah dingin akan dihisap oleh suatu
alat penghisap debu (cyclone) yang terdapat pada mesin pendingin dan
dialirkan kembali ke chamber pellet untuk diproses ulang.
15
f. Penghancuran (Crumbling)
Proses ini khusus digunakan untuk produk crumble. Penghancuran
bertujuan untuk menghancurkan pellet menjadi butiran-butiran yang lebih
kecil dan halus yang disebut crumble. Selanjutnya crumble dibawa ke mesin
pengayak dengan elevator.
g. Pengayakan (Screening)
Proses pengayakan untuk memisahkan crumble yang sesuai dengan
ukuran dengan yang melebihi ukuran. Ukuran saringan yang digunakan pada
mesin pengayak adalah 4 dan 6 mesh. Pakan yang sesuai ukurannya langsung
dicurahkan ke penampungan untuk dikemas, sedangkan yang melebihi
ukuran dibawa kembali ke chamber pellet untuk diproses ulang.
h. Pengemasan (Packing)
Produk jadi, baik berupa tepung maupun butiran (pellet), dicurahkan
dari tempat penampungan (bin) masing-masing ke dalam karung plastik
sambil ditimbang di timbangan manual dengan berat 50kg tiap karung.
Kemasan produk jadi kemudian dijahit dengan mesin jahit secara otomatis
dan diangkut ke gudang produk jadi dengan forklift. (Rika, 2010:30-34)
16
2.4
Pelet
Pelet adalah pakan yang berbentuk silinder yang berasal dari
pencetakan bahan-bahan baku pakan dengan menggunakan mesin die
sehingga berbentuk silinderis dengan ukuran dan kekerasan yang berbeda.
Pelet yang berukuran besar umumnya mengandung serat uang berasal dari
dedaunan. Pakan dalam bentuk pelet meruppakan salah satu bentuk
17
ini
lebih
disukai
karena
tidak
banyak
terbuang
pelet
dapat
dikonsumsi
2-3
kali
lebih
cepat
Pelet Akuatik
Pelet aquatic digunakan untuk udang dan ikan. Pelet
akuatik mempunyai 4 kategori yaitu adalah mengapung, semi
basah, tenggelam dan melayang. Pakan akuatik menggunakan
ekstruder untuk menghasilkan pakan mengapung dan tenggelam.
Perbedaan waktu ekstrusi menyebabkan pakan bersifat tenggelam
atau mengapung. (Yuli, 2011: 126-127)
2.4.3
2.5
Pelleter
18
pemapatan dan tenaga tekanan melalui lubang die dengan proses mekanik.
(Robinson, 1971:103)
Komponen utama dalam mesin pelet adalah dua buah roller dan
diering. Kedua roller terletak pada die yang berputar dengan arah yang
sama dan mendesak lubang ke arah die pada diering. Keuntungan
mencetak pakan berbentuk pellet, antara lain sebagai berikut:
1) Meningkatkan densitas pakan
2) Mempermudah handling produk
3) Mengurangi terbentuknya debu
4) Mengurangi penyusutan akibat tercecer
5) Lebih tahan terjadinya kerusakan pada saat penyimpanan
6) Tidak memberi kesempatan pada ternek untuk memilih
7) Meningkatkan jumlah konsumsi pakan
8) Meningkatkan palatabilitas
9) Meningkatkan konversi ransum
10) Menurunkan ongkos oemberian pakan
Klasifikasi mesin pelet berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1) Bentuk atau jenis produk yang dihasilkan:
Hard pelleter dan soft pelleter
2) Letak atau banguna poros:
Horizontal pelleter dan vertical pelleter
3) Penambahan uap air:
Pellet mill dan feed pelleter
4) Pengarah gerak :
Belt drives pelleter dan gear drives pelleter
Fairfield menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi
kualitas atau pembentukan pelt, yaitu bahan baku yang digunakan dalam
adonan campuran pakan, jenis dan kondisi pelleter, suhu pemrosesan di
19
dalam pelleter, dan proses pedinginan setelah pelet keluar dari mesin.
(Yuli, 2011:64-68)
Jenis dan kondisi bahan baku pembuatan adonan campuran pakan
yang dipakai akan mempengaruhi kualitas pelet yang dihasilkan. Bahan
baku yang digunakan harus mengikuti persyaratan yang diperkenankan
untuk membuat pelet. (Thomas, 1998: 59-78)
2.5.1
Pellet Mill
Komponen-komponen yang terdapat pada pellet mill adalah
sebagaoi berikut :
a. Sugre bin : tempat pemasukan adonan mash.
b. Mixing cahmber : tempat pencampuran adonan.
c. Steam conditioning chamber : tempat penambahan uap air pada
bahan baku.
d. Pelleting chamber : tempat pembentukan pelet.
e. Feed plough : meratakan adonan dalam die.
f. Die : lubang tempat pencetakan.
g. Shear pin : pengaturan otomatis dan pelindung dari bahan
logam.
h. Knife : pempton atau pengatur ukuran panjang pelet yang
keluar dari lubang die.
Bahan baku adona masuk melewati sugre bin
ruang
pengadukan
dan
dicampur
secara
kedalam
merata
dengan
yang
20
2.5.2
Pendingin Pelet
Pelet yang keluar dari lubang die basah dan temperaturnya
tinggi. Untuk pembuatan pelet itu sendiri maka pelet siap untuk
didinginkan agar temperaturnya turun dan strukturnya kokoh.
Pendinginan pelet biasanya dilakukan menggunakan pellet cooler.
(Yuli, 2011 : 79)
2.6
Steam
Uap adalah salah satu unit pendukung dibagian produksi. Uap yang
digunakan dihasilakan melaluiu boiler dan seluruhnya dihunakan dibagian
produksi.
Steam adalah jenis fluida yang diperoleh dari air yang telah
mengalami pemanasan sampai temperature mendidih dibawah tekanan
tertentu, atau dengan kata lain stean adalah sejenis fluida yang tidak
berwarna dan bahkan tidak terlibat dalam keadaan murni. (Soejardi,
1989:51)
Kebanyakan pemakaian steam ini digunakan untuk pemanasan,
pemekatan, pemisahan kompponen berdasarkan titik didihnya, dan lainlain. Alasan penggunaan steam sebagai media pemanas adalah karena
mempunyai panas laten yang bernilai tinggi, kurang korosif, dan harganya
murah. Steam dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu:
a. Uap Basah
Uap basah adalah campuran Antara air dan uap dalam keadaan
tertentu, pemanasan dilakukan pada air dengan temperatur 100C
dibawah tekanan standar.
b. Uap Jenuh (Saturated Steam)
Uap jenuh (saturated steam) adalah uap basah yang dipanaskan
sehingga mencapai keadaan jenuh. Bila kalor panas yang ditambahkan
pada uap basah akan mengakibatkan air mengalami penguapan. Uap
semakin bersifat kering apabila terus-menerus dipanaskan sehingga
21
dipanaskan
lanjutan
secara
terus-menerus
dengan
cara
2.7
22
23
Steam yang berkontak dengan pipa yang lebih dingin akan mulai
mengembun dengan segera. Pada saat start-up, laju kondensasi akan
berada pada nilai maksimumnya, hal ini merupakan waktu dimana terjadi
perbedaan suhu yang maksimum antara steam dan pipa kerja. Laju
kondensasi ini biasanya disebut beban permulaan. Begitu pipa kerja telah
dihangatkan, perbedaan suhu antara steam dan pipa kerja menjadi
minimal, namun kondensasi akan terjadi kaerna pipa kerja masih terus
memindahkan panas ke udara sekitar. Laju kondensasi ini disebut beban
berjalan.
Hasil dari kondensasi (kondensat/embun) jatuh ke bagian bawah
pipa dan dibawa oleh aliran steam yang dibantu oleh gaya gravitasi,
karena sudut kemiringan pada saluran pipa steam dibuat diatur turun pada
arah aliran steam. Kondensat kemudian harus dikeluarkan dari berbagai
titik strategis pada saluran pipa steam.
Ketika kran pada pipa steam yang melayani bagian plant yang
menggunakan steam dibuka, steam mengalir dari sistim distribusi masuk
ke plant dan terjadi lagi kontak dengan permukaan yang lebih dingin.
Steam kemudian memindahkan energinya dan menghangatkan peralatan
dan produk (beban permulaan), dan bila telah mencapai suhunya,
pemindahan panas berlanjut ke proses (beban berjalan).
Sekarang terdapat pasokan steam yang sinambung dari boiler
untuk mencukupi beban terhubung dan untuk menjaga pasokan ini, harus
dihasilkan steam yang lebih banyak lagi. Untuk memenuhi kebutuhan ini,
dibutuhkan air yang lebih banyak (dan bahan bakar untuk memanaskan air
ini) untuk dipasok ke boiler sebagai air make up yang sebelumnya sudah
diuapkan menjadi steam. Kondensat yang terbentuk dalam pipa distribusi
steam dan dalam peralatan proses dapat dipakai sebakai pasokan sebagai
24
IN
MIXING
CONDITIONER
HYGINIESER
PRESS FEEDER
OUT
25
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
3.2
Pengumpulan Data
a. Mempelajari gambaran proses pembuatan pakan ternak dari pemsukan
bahan baku hingga pengemasan.
b. Melakukan peninjauan lapangan dan pengamatan secara langsung
terhadap proses pembuatan pakan.
c Melakukan peninjauan terhadap unit yang telah ditentukan.
26
PENUTUP
Proposal karya akhir ini dibuat murni berdasarkan pemikiran penulis dan
berdasarkan sumber yang sebenar-benarnya. Sekian proposal karya akhir ini
dibuat. Mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam penulisan.
Terima kasih.
27
DAFTAR PUSTAKA
28