Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ramuan herbal telah ada sejak dahulu dikenal oleh masyarakat
Indonesia sebagai obat maupun untuk memperbaiki metabolisme.Laporan
ilmiah popular menunjukkan bahwa penggunaan berbagai bahan ramuan herbal
untuk manusia juga ampuh menekan berbagai penyakit pada ternak, namun
fakta ilmiah. Belum banyak mengungkapkannya. Perbaikan metabolisme
melalui pemberian ramuan herbal secara tidak langsung akan meningkatkan
performans ternak melalui zat bioaktif yang dikandungnya. Dengan demikian
ternak akan lebih sehat karena memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, dan
menurut pengamatan peternak aroma daging dan telur ayam yang diberi jamu
tidak amis dibandingkan dengan.
1

Kunyit mengandung minyak atsiri yang dapat memberi efek anti
mikroba dan kurkumin sebagai anti inflamasi, meningkatkan kerja organ,
kunyit mengandungkurkuminoid dan minyak atsiri, aktifitas biologis kunyit
berspektrum luas diantaranya antioksidan, antibakteri dan hipokolesteremik,
mempunyai sifat kolagogum (peluruh empedu), sehingga dapat meningkat-kan
penyerapan vitamin A, D, E dan K. Kandungan minyak atsiri dalam kencur
telah digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas atas dan berperan
sebagai penambah nafsu makan belimbing wuluh dapat memperbanyak

1
Anonim
1
. Jamu Herbal. (Http://Blogspod.com. 2014). Diakses pada tanggal 25 Mei
2014.
pengeluaran cairan empedu. Sirih berfungsisebagai antiseptik, antioksidan dan
fungisida, sedangkan minyak atsiri yang terkandung mampu melawan beberapa
bakteri gram positif dan gram negatif.
2

Adapun yang melatar belakangi praktikum ini adalah untuk
mengetahui tata cara atau metode pembuatan jamu herbal untuk unggas.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini adalah bagaimana cara atau
metode pembuatan jamu herbal?
C. Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tata cara atau
metode pembuatan jamu herbal.
Kegunaan dari praktikum ini adalah dapat mengetahui tata cara atau
metode pembuatan jamu herbal.








2
Anonim
1
.Jamu Herbal. 2014.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum
Ramuan obat tradisional dari bahan alami tumbuh-tumbuhan telah
digunakan secara turun temurun oleh nenek moyang kita untuk menjaga
stamina dan mengobati beberapa jenis penyakit. Ramuan tradisional tersebut
sering dikenal dengan istilah jamu. Saat kini jamu tidak hanya digunakan untuk
manusia saja, tetapi pemberian jamu sudah mulai dikenal di kalangan peternak
unggas. Mereka memanfaatkan beberapa tanaman obat sebagai obat tradisional
untuk ternaknya sebagai pengganti obat-obatan buatan pabrik yang dirasa
cukup mahal terutama bagi peternak skala menengah ke bawah.
3

Allah memang maha kuasa sebagaimana dia telah menciptakan
tumbuh-tumbuhan untuk obat, sebagaimana firmannya dalam Al-quran Surah
An-Nahl Ayat 11 sebagai berikut:
e):LNC7gO)4vOEO-]O+-uCEO-4
OgCEL-4=U4L;N-4}g`4]g4
OEEV-Ep)O)CgOLO4CEOg]N
OO:E4-4C^
Terjemahnya:
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma,
anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.



3
Sumarjo. Jamu Unggas. (Jakarta: Erlangga. 2011). h 27.

Maksud ayat diatas adalah bahwa Allah telah menumbuhkan tanaman
baik itu untuk obat maupun ramuan-ramuan dan menyiramnya dengan air
hujan dan itu bukti kukuasaan Allah dan kita harus memanfaatkannya sebaik
mungkin.
Herbal jamu ternak atau obat nabati merupakan feed additive (pakan
tambahan) bagi ternak yang berasal dari bahanbahan yang berasal dari
lingkungan sekitar kita. Herbal ini sangat mudah diperoleh dan mudah proses
pembuatannya. Namun, bagi orang yang hobi beternak atau pegawai biasanya
lebih cenderung membeli daripada membuat sendiri.Ayam kampung
merupakan salah ternak yang membutuhkan jamu atau herbal untuk
memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit yang umum terjadi
pada unggas seperti CRD (ngorok), Snot (pilek), Colibacillosis, dan lain-lain.
4

Kelebihan dan penggunaan obat-obatan yang terus menerus dalam
tubuh dapat merupakan residu dan sedikit demi sedikit akan tertimbun dalam
tubuh manusia yang akhirnya dapat mengganggu kesehatan manusia. Dari
kedua alasan tersebut peternak berupaya untuk mencari alternative lain sebagai
pengganti obat buatan pabrik yaitu dengan memanfaatkan beberapa tanaman
obat untuk diberikan kepada ternaknya. Ramuan jamu untuk ternak ini dapat
dibuat sendiri dengan harga yang relatif murah. Cara dan aturan pemberiannya
dapat dalam bentuk larutan yang dicampur dalam air minum atau dalam
bentuksimplisia (tepung) yang dicampur kedalam ransum sebagai feed
additive maupun feed supplement.Pemberian herbal lebih cenderung

4
Aninim
2
.Herbal Unggas. (Http://Urope.com/products/freeser dryer.html. 2014). Diakses
pada tanggal 25 Mei 2014.
bersifat pencegahan terhadap penyakit, keunggulan penggunaan herbal
dibanding antibiotik kimiawi bahwa penggunaan herbal tidak akan
mengakibatkan resistensi. Dengan pemberian jamu atau herbal ternak ini, maka
ayam akan lebih kuat dan lebih cepat pulih apabila terkena penyakit.
5

Beberapa jenis jamu atau herbal yang dapat digunakan untuk ternak
ayam seperti curtamol (mengandung ekstrak temulawak dan kunyit dan
vitamin A, D, E), orange (mengandung ekstrak curcuma, vitamin, dan asam
amino), Promix dan Probio (hasil fermentasi sempurna kunyit, jahe, kencur,
temulawak dan bakteri positif untuk memperbaiki sistem pencernaan),
Jampistresa (hasil fermentasi sempurna kunyit, jahe, kencur, temu lawak dan
bakteri positif untuk memperbaiki sistem pencernaan). Banyak macam cara
membuat jamu, karena pada dasarnya membuat jamu jauh lebih mudah
dibandingkan dengan membeli obat dari toko. Jamu hewan atau ramuan
beberapa tanaman obat tersebut dapat dibuat sendiri oleh petani ternak dan
harganya lebih murah dibandingkan obat pabrik, tetapi khasiatnya cukup baik
untuk pencegahan maupun pengobatan pada ternak unggas. Beberapa
diantaranya adalah ramuan jamu hasil pengkajian BPTP Jakarta yang
berfungsi untuk pencegaha terhadap penyakit AI (flu burung/Avian Influenza).
6

Manfaat dari khasiat jamu untuk ternak sudah lama diteliti oleh
beberapa peneliti. Salah satu dilakukan olehbapak Sumadi, sebagai seorang
peneliti dan juga sebagai dosen di salah satu universitas di Semarang. Beliau
meramu tanaman obat-obatan yang terdiri dari buah cabe jawa (Piper

5
Soedarmono, Obat-Obatan Herbal. (Jakarta: Erlangga. 2005). h 5.
6
Anonim
3
. Unggas.(http://www.suaramerdeka.comfarm.com. 2014). Diakses pada Tanggal
24 Mei 2014.
retrofractum Vahl), ekstrak rimpang temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb),
ekstrak rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb), bubuk rimpang
lempuyang wangi (Zingiber aromaticum, Val), madu lebah, gula tebu sebagai
pengawet alamiah, dan air. Ramuan tersebut diberikan pada ayam sebagai
penangkal unggas terhadap penyebaran flu burung. Dalam uji cobanya, beliau
memasukkan ayam mati yang terinveksi flu burung di sekitar kandangnya.
Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis
agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya. Jamu sudah dikenal berabad-
abad di Indonesia yang mana pertama kali jamu dikenal dalam lingkungan
Istana atau kerotan yaitu kesultanan di Djogjakarta dan kesultanan di
Surakarta. Jaman dahulu resep jamu hanya dikenal di kalangan keraton dan
tidak diperbolehkan keluar dari keraton.
7

Dari hasil uji cobanya didapatkan ayam-ayam yang diberi jamu hasil
ramuannya ternyata semua ayam perlakuannya itu lolos alias tidak terinveksi
flu burung. Hasil uji cobanya kemudian diselidiki lebih teliti lagi oleh Balai
Veteriner wates, Yogyakarta.Dan ternyata hasilnya positif. Ayam-ayam yang
diberi jamu tersebut memberi respon positip terhadap pertumbuhan
ayam,mempunyai stamina ayam yang lebih baik (jarang sakit dan mortalitas
rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna
kuning telur lebih orange/skor.
8



7
Soedarmono. Ternak Unggas. (Jakarta: Erlangga. 2008). h 5.
8
Soedarmono. Ternak Unggas. h 5.
diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang jauh lebih
berkurang.
9

B. Tinjauan Khusus
Pada pembuatan jamu tradisional ada beberapa jenis tanaman yang
digunakan yaitu bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas, temulawak, molasses,
dan EM4.
2.1 Bawang Putih
Bawang putih mengandung minyak atsiri dengan unsur utama
allin. Allin secara enzimatis akan dipecah oleh enzim allinase menjadi
senyawa berbau khas yaitu allicin. Senyawa allicin dikenal mempunyai
daya antibakterial yang kuat. Efek antibakteri allicin bekerja dengan cara
menghancurkan kelompok SH, yaitu kelompok Sulfhidril dan disulfida
yang terikat pada protein dan merupakan enzim penting untuk
metabolisme sel bakteri serta merupakan gugus yang penting untuk
proliferasi bakteri atau sebagai stimulator spesifik untuk multiplikasi sel
bakteri. Dengan adanya allicin inilah maka pertumbuhan kuman dapat
dihambat dan proses selanjutnya mengakibatkan terjadinya kematian
kuman.
10

2.2 Daun Sirih
Daun sirih dapat dijadikan pestisida atau obat semprot kandang yang
bisa dicampur dengan obat lain. Biasanya dicampur untuk menyemprot
tempat bertelur ayam agar bebas dari hama penghisap seperti nyamuk.

9
Sumarjo. Jamu Unggas. (Jakarta: Erlangga. 2011). h 27.
10
Anonim
6
. Bawang Putih. (http://faizalnizbahblogspot. com. 2014). Diakses pada tanggal
24 Mei 2014.
Memang daun sirih tidak begitu ampuh untuk menghilangkan bau pada
kotoran ayam namun dengan manfaat daun sirih yang mempunyai fungsi
memperlancar pencernaan dan membunuh bakteri saya rasa cukup
bermanfaat.
11

2.3 Jahe
Jahe mengandung minyak atsiri, gingerol, zingeron, resin, zat pati,
dan gula, rimpang dipakai sebagai obat batuk, antimual, dan dijadikan
minuman pengusir masuk angin dan kembung. Kandungan gingerol zat
antiradang dalam jahe merah lebih tinggi dibanding dua macam jahe
lainnya. Kandungan minyak atsirinya mampu menghangatkan tubuh
sehingga melegakkan saluran pernapasan, meredakan batuk dan asma.
12

2.4 Kunyit
Senyawa yang terkandung dalam tanaman kunyit adalah senyawa
kurkuminoid yang memberi warna kuning pada kunyit. Kurkuminoid
kebanyakan berupa kurkumin yang mempunyai kegunaan sebagai anti
oksidan,, anti inflamasi. Jika ditambahkan dalam pakan, kunyit diharapkan
dapat menigkatkan kerja organ pencernaan, dan akhirnya berpengaruh
teradap kusalitas ayam pedaging.
13





11
Anonim
7
. Daun Sirih. (http://faizalnizbah.blogspot. com. 2014). Diakses pada tanggal
24 Mei 2014.
12
Anonim
8
.Jahe. (http://faizalnizbah.blogspot.com. 2014). Diakses pada tanggal 24 Mei
2014.
13
Anonim
9
. Kunyit, (http: //blospod. com). Diakses pada tanggal 24 Mei 2014.
2.5 Lengkuas
Lengkuas atau laos ( Alpinia galanga) merupakn jenis tumbuhan
umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran
rendah. Umumnya masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran
bumbu masak dan pengobatan tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk
memasak dengan cara menambahkan rimpang kemudian dicelupkan begitu
saja ke dalam campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan tradisional
yang banyak digunakan adalah lengkuas merah Alpinia Purpurata K
Schum.
14

2.6 Temulawak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dapat meningkatkan nafsu
makan,antioksidan, anti mikroba, antikolesterol dan anemia.Zat gizi
yangterkandung dalam temu lawak adalahkurkumin, kurkuminoid,
mineral, atsiri,minyak lemak,karbohidrat danprotein. Temulawak dan
kunyit biasdikonsumsi dalam bentuk minumanguna mencegah
peningkatankonsentrasi sitokin dalam tubuhakibat inveksi virus AI dengan
sub tipeH5N1. Itu efektif, mengingatkandungan curcuma yang ada
padakeduanya berpotensi sebagai inhibitorterhadap sintesis sitokin.
15

2.7 Molasses
Molasses merupakan sember energi esensial dengan kandungan gula
didalamnya. Molasses ini banyak dimanfaatkan sebgai bahan tambahan
pakan ternak dengan kandungan nutrisi atau zat gizi yang cukup baik.

14
Anonim
10
.Temulawak. (Http://www blogspod.com. 2014). Diakses Pada tanggal 24 Mei
2014.
15
Feradis.Temulawak. (Jakarta:Erlangga. 2003).h 56.
Molasses memiliki kandungan protein kasar 3,1 % , serat kasar 0,6 %,
BETN 83,5 %, Lemak Kasar 0,8 % dan abu 11,9 %.
16

2.8 EM4
Pemberian EM4 peternakan pada pakan dan minum ternak akan
meningkatkan nafsu makan karena aroma asam manis yang ditimbulkan.
EM4 peternakan tidak mengandung bahan kimia sehingga aman bagi
ternak.
17

Berikut ini manfaat EM4 di bidang peternakan.
18

1. Menyimbangkan mikroorganisme yang menguntungkan dalam perut
ternak.
2. Memperbaiki dan meningkatkan kesehatan ternak.
3. Meningkatkan mutu daging ternak.
4. Mengurangi tingkat kematian bibit ternak.
5. Memperbaiki kesuburan ternak.
6. Mengurangi stress pada ternak.
7. Mencegah bau tidak sedap pada kandang ternak dan kotoran ternak.






16
Sudarmono. Molasses. (Http://www blogspod.com. 2014). Diakses Pada tanggal 24 Mei
2014.
17
Tim Asisten Dosen. Penuntun Praktikum. (Makassar: UIN Alauddin. 2014). h 34.
18
Tim Asisten Dosen. Penuntun Praktikum.h 34.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. J enis Dan Lokasi Praktikum
Jenis praktikum ini adalah kuantitatif karena menjelaskan tentang
bagaimana mengetahui tata cara atau metode pembuatan jamu herbal.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 23 Mei 2014, Pukul
15.00-17.00 WITA, di Laboratorium ilmu peternakan, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
B. Populasi Praktikum
Alat pada praktikum ini adalah baskom, blender, cutter, ember, gelas
ukur, jirgen, talangan, dan timbangan.
Bahan yang digunakan yaitu air bersih 2,5 liter, bawang putih 6,25
gram, daun sirih 6,25 gram, EM4 250 ml, jahe 6,25 gram, kertas pH, kunyit
6,25 gram, lengkuas 6,25 gram, molasses 6, 25 gram, temulawak, 6,25 gram.
C.I nstrument Praktikum
Cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengupas dan mencuci dengan bersih bahan-bahan yang akan digunakan.
3. Memotong dan mengiris bahan agar mudah diblender.
4. Menimbang bahan sesuai dengan yang dibutuhkan.
5. Menghaluskan bahan menggunakan blender.
6. Mencampur bahan dengan molasses dan EM4 yang telah dicampur/
diaktifkan sebelumnya.
7. Menambahkan air 2,5 liter kedalam bahan kedalam bahan. Kemudian
mengaduk hingga rata.
8. Memasukkan bahan (jamu) ke dalam jergen.
9. Mengamati warna, aroma dan mengukur pH.
10. Menutup jergen dengan rapat. Kemudian melakukanfermentasi selama 14
hari. Setiap hari tutup jergen perlu dibuka sebentar untuk mengeluarkan
gas.
11. Melakukan pengamatan pada hari ke-7 dan ke-14 terhadap jamu yang
difermentasi meliputi pengamatan warna, aroma, dan pengukuran pH.









BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah cara atau metode pembuatan
jamu herbal yaitu dengan pembuatan secara tradisional yaitu menggunakan
tanaman seperti bawang putih, kunyit, jahe, lengkuas, temulawak, molasses
dan EM4, adapun cara pembuatan jamu yaitu menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, mengupas dan mencuci dengan bersih bahan-bahan
yang akan digunakan, memotong dan mengiris bahan agar mudah diblender,
menimbang bahan sesuai dengan yang dibutuhkan, menghaluskan bahan
menggunakan blender, mencampur bahan dengan molasses dan EM4 yang
telah dicampur/ diaktifkan sebelumnya, menambahkan air 2,5 liter kedalam
bahan kedalam bahan. Kemudian mengaduk hingga rata, memasukkan bahan
(jamu) ke dalam jergen, mengamati warna, aroma dan mengukur pH,
menutup jergen dengan rapat. Kemudian melakukan fermentasi selama 14
hari. Setiap hari tutup jergen perlu dibuka sebentar untuk mengeluarkan gas.
B. I mplikasi Praktikum
Adapun impikasi praktikum ini adalah sebaiknya alat yang digunakan
dalam praktikum lebih baik agar memudahkan praktikan.


DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. 1985. Kemajuan Mutachir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas.
Universitas Indonesia: Jakarta.
Anonim
1
. 2012. Sistem Pencernaan Pada Ternak Unggas.
http://pelajaranilmu.blogspot.com. Diakses tanggal 10 Juni 2014.
Anonim
2
. Jamu Herbal.http://Blogspod.com.2014. Diakses pada tanggal 10 Juni
2014.

Feradis. Molasses. Jakarta: Erlangga. 2003.

Marwali.Ilmu Nutrisi Unggas. Jakarta: Erlangga. 2009.

Roni Fadillah. Ilmu Nutrisi. Tangerang: Agromedia Pustaka,2005.

Pudaka, Deo. 2011. Sistem Pencernaan Ayam. http://deopudaka.blogspot.com.
Diakses tanggal 10 juni 2014.
Soedarmono. Dasar-dasar Ilmu Nutrisi. Jakarta: Erlangga. 2003.

Surono. Dasar-Dasar Ilmu Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada, 2001.

Sumarjo. Jamu Unggas. Jakarta: Erlangga. 2011.

Tim Asisten Dosen. Penuntun Praktikum. Makassar: UIN Alauddin.

Anda mungkin juga menyukai