Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH

Disusun Oleh kelompok 4 (3 A2)

Bunia Ulfa B1D022077


Cu Maulana Bahtiar B1D022078
Danu Hardianto B1D022079
Dara Aulia Safitri B1D022080
Darasita Deliva Purwanda B1D022081
Def Saputra Wijaya B1D022082
Doni Saputra B1D022087
Fariz Ramdhani B1D022092

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH


DISERAHKAN GUNA MELENGKAPI 3 SKS, SERTA MENJADI SUATU SYARAT
KELULUSAN DARI MATA KULIAH ILMU PRODUKSI TERNAK PERAH
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM

24 November 2023

Assisten Coordinator Dosen Pengampu

Supirul Hazidin Ir. Muhammad Dohi, M.Si


NIP. 196221024119880331001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Praktikum Ilmu Produksi
Ternak Perah dapat disusun sedemikian rupa dan selesai tepat pada waktunya.

Laporan ini berisi hasil praktikum yang sudah dilengkapi dengan berbagai
referensi, baik dari buku dan jurnal-jurnal ilmiah. Didalam laporan ini, ada empat acara
dalam praktikum ini yaitu, acara-1 Identifikasi Makanan Hijauan Ternak, acara-2
Identivikasi kandang, acara-3 Identivikasi Ternak, acara-4 Sanitasi dan Kesehatan
Ternak. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada: Supirul Hazidin, S.Pt yang telah
banyak membimbing kami dalam praktikum di Tiching farm Lingsar Fakultas
Peternakan Universitas Mataram.

Semua pihak yang telah banyak membantu kami mulai dari pelaksanaan
praktikum sampai proses penyusunan laporan yang mungkin terlalu banyak untuk kami
mencantumkan namanya satu-persatu. Kami menyadari bahwa Laporan Praktikum Ilmu
Produksi Ternak Perah ini masih sangat jauh dari kelengkapan dan kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
kelengkapan dan kesempurnaan dari penulisan laporan ini.

Mataram, 24 November
2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lamtoro .................................................................................................


Gambar 2. Gamal ....................................................................................................
Gambar 3. Daun Turi..............................................................................................
Gambar 4. Rumput Gaja mini..................................................................................
Gambar 5. Pembersihan Kandang ..........................................................................
Gambar 6. Pemotongan kuku kambing...................................................................
Gambar 7. Pengecekan Gigi kambing.....................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengukuran Kambing..............................................................................
Tabel 2. Penimbangan Ternak ..............................................................................
Tabel 3. Pengukuran Kandang…………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kambing perah merupakan salah satu jenis ternak yang biasanya
dimanfaatkan untuk menghasilkan susu, daging dan bibit. Kambing perah
yang banyak di ternakkan salah satunya yaitu jenis Kambing Peranakan
Etawah (PE). Faktor kemampuan adaptasi yang tinggi kambing PE terhadap
kondisi di Indonesia merupakan salah satu alasan jenis ternak tersebut
banyak dipilih oleh peternak. Usaha kambing perah di Indonesia saat ini
mulai adanya peningkatan. Peternak mulai sadar bahwa kambing perah
memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan. Peningkatan ini dapat
membantu kegiatan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan akan protein
hewani terutama susu. Beternak kambing perah untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal diperlukan kambing laktasi yang memiliki
produksi yang tinggi.
Produktifitas kambing perah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain faktor genetis seperti jenis ternak, keturunan, umur, hormon,
kebuntingan dan ukuran badan serta faktor lingkungan seperti faktor pakan,
musim, lama laktasi, pemerahan, penyakit dan obat-obatan. Ternak bibit
unggul sebagai induk diharapkan dapat memberikan hasil produksi
maksimal .
Pentingnya pengukuran ukuran tubuh, menaksir bobot badan, pada
kambing perah merupakan upaya menggali informasi penting dari ternak
tersebut, hasil pengukuran dapat dijadikan sebagai bahan utama informasi
dalam pengembangan produktifitas dari ternak tersebut, dibidang pemuliaan
ternak merupakan informasi dasar dalam peningkatan mutu genetic dari
kambing perah tersebut. Oleh karena itu praktium ini perlu dilakukan untuk
mengetahui panjang muka, panjang telinga, lingkar dada, lebar dada,
panjang badan, tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang
kakidepan, panjang kaki belakang, panjang ekor, bobot badan kambing perah
dan serta pemeriksaan gigi sebagai penentu umur ternak (Prasetyo, 2012).
1.2. Tujuan dan Kegunaan Praktikum
1.2.1. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum manajemen ternak perah antara
lain:
1. Untuk mengidentifikasi ternak
2. Untuk mengidentifikasi kandang ternak
3. Untuk mengidentifikasi pakan ternak
4. Untuk mengidentifikasi sanitasi dan kesehatan ternak
1.2.2. Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan kegunaan praktikumm manajemen ternak
perah antara lain:
1. Agar praktikan dapat mengetahui bagaimana
mengidentifikasi ternak.
2. Agar praktikan dapat mengetahui bagaimana
mengidentifikasi kandang ternak.
3. Agar praktikan dapat mengetahui bagaimana
mengidentifikasi pakan ternak.
4. Agar praktikan dapat mengetahui bagaimana
mengidentifikasi sanitasi dan kesehatan ternak.

1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kambing Perah


Kambing merupakan ruminansia kecil yang memiliki potensi cukup
besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai sumber produk hewani
yang diambil daging dan susunya. Kambing perah merupakan salah satu
jenis ternak penghasil susu selain sapi perah. Kambing perah adalah
kambing yang memiliki produksi susu yang tinggi. Kambing perah pada
umumnya memiliki periode laktasi 8-10 bulan dengan produksi susu
mencapai 1-2 liter/hari. Bangsa-bangsa kambing perah yang dapat
ditemukan di Indonesia adalah kambing Etawa/Jamnapari, kambing
Peranakan Etawa (PE), kambing Jawarandu, kambing Sanen, kambing
Sapera, kambing Muara, kambing Alpen, dan kambing Toggenburg
(Astuti. 2017).
Kambing perah yang paling banyak dikembangkan di Indonesia adalah
jenis kambing Peranakan Etawa (PE) yang mampu memproduksi susu
sebanyak 136-253 liter/laktasi dengan masa laktasi 175-287 hari.
(Mauladi, 2018). Kambing PE merupakan hasil persilangan antara
kambing Kacang asli Indonesia dengan kambing Etawa (Jamnapari) asli
India, sehingga kambing PE memiliki sifat diantara kedua tetuanya namun
lebih mendekati ke arah performa kambing Etawa. Persilangan ini
dilakukan karena kambing Etawa terkenal dengan potensi pertumbuhannya
dan kemampuannya dalam menghasilkan susu sehingga diharapkan dapat
meningkatkan mutu kambing lokal di Indonesia. Kambing Peranakan
Etawa dapat memproduksi susu sekitar 1-1,5 liter per hari (Astuti. 2017).
Kambing PE merupakan hasil persilangan antara kambing Kacang asli
Indonesia dengan kambing Etawa (Jamnapari) asli India, sehingga
kambing PE memiliki sifat diantara kedua tetuanya namun lebih
mendekati ke arah performa kambing Etawa. Persilangan ini dilakukan
untuk mendapatkan potensi pertumbuhannya dan kemampuannya dalam
menghasilkan susu. Kambing Peranakan Etawa dapat memproduksi susu
sekitar 1-1,5 liter per hari (Astuti. 2017).
2.2 Manajemen Kandang
Dalam usaha peternakan kambing peranakan etawa, terlebih lagi jika
pemeliharaan dengan jumlah besar, kambing memerlukan perhatiaan yang
cukup serius, sehingga perlu ditempatkan dalam sebuah kandang.
Membangun kandang untuk kambing etawa seperti membangun rumah
untuk tempat tinggal manusia, sehingga secara hakekat normative harus
sama. Pembangunan kandang memerlukan keterampilan dan keseriusan.
Tujuannya adalah untuk menciptakan desain kandang yang sempurna bagi
kambing yang akan dipelihara agar benar-benar menjadi home sweet
home bagi kambing itu sendiri. Prinsipnya adalah konstruksi kandang
harus dapat membuat kambing merasa nyaman dan aman. Kondisi ini
tentunya akan mejadikan kambing berproduksi secara normal (Slamet
Maulana Dkk, 2014).
2.3 Manajemen Hijaun Pakan
Hijauan pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan berasal dari
tanaman atau rumput termasuk leguminosa baik yang belum dipotong
maupun yang dipotong dari lahan dalam keadaan segar (Akoso,1996) yang
berasal dari pemanenan bagian vegetatif tanaman yang berupa bagian
hijauan yang meliputi daun, batang, kemungkinan juga sedikit bercampur
bagian generatif, utamanya sebagai sumber makanan ternak ruminansia
(Reksohadiprodjo, 1985).
Identifikasi genus/spesies hijauan pakan semakin penting dilakukan
mengingat semakin pentingnya arti hijauan pakan bagi kebutuhan ternak.
Identifikasi hijauan pakan khususnya rumput dapat dilakukan berdasarkan
pada tanda-tanda atau karakteristik vegetatif (Reksohadiprodjo, 1985).
Termasuk kelompok makanan hijauan ini ialah bangsa rumput (graminae),
leguminosa dan hijauan dari tumbuh-tumbuhan lain seperti daun nangka.
daun waru dan lain sebagainya (AAK, 1983).
2.4 Sanitasi dan Kesehatan Ternak
Penyakit merupakan faktor yang berpengaruh dalam suatu usaha
produksi ternak, karena akan menurunkan produktivitas baik daging
maupun susu. Pendekatan mendasar yang diperlukan peternak agar tidak
rugi secara ekonomi adalah mempertahankan kesehatan dan pencegahan
penyakit dengan cara tanggap terhadap kondisi kesehatan ternaknya.
Penyakit pada ternak dapat disebabkan oleh ektoparasit maupun
endoparasit. Lingkungan kandang yang kotor sangat memungkinkan
berkembangnya endoparasit, salah satunya cacing. Selain lingkungan
kandang, pakan yang tercemar cacing atau telur cacing dapat menjadi
sumber penularan (Safitri, 2015).
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
biosecurity, vaksinasi dan medikasi. Tindakan biosecurity dimaksudkan
untuk mencegah penularan penyakit dari berbagai sumber penularan yang
ada di luar tubuh ternak. Prinsip dasar biosecurity adalah sanitasi kandang
pembersihan dan desinfektan. Tindakan tersebut berupa penyemprotan
kandang dengan air bersih untuk menjaga kebersihan kandang dengan cara
desinfeksi secara teratur dengan menggunakan desinfektan di lingkungan
kandang sehingga dapat membunuh penyakit. Tindakan vaksinasi
dilakukan untuk membunuh agen penyakit yang mampu masuk ke dalam
tubuh ternak dengan cara menyediakan zat kebal (antibody) dalam tubuh
ternak. Tujuan vaksinasi untuk menjaga kesehatan ternak sehingga
didapatkan ternak sehat dan mampu berproduksi maksimal selama ternak
masa produkstif. Tindakan program medikasi adalah suatu tindakan
pemberian suplemen dan vitamin untuk menjaga kondisi kesehatan
ternak (Spanca, 2015).
BAB III
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ilmu Produksi Ternak Perah ini dilaksanakan pada hari Sabtu,
18 November 2023 pukul 07:00 – selesai bertempat di Teaching Farm
(Lingsar) Fakultas Peternakan, Universitas Mataram.

3.2 Materi Praktikum


3.2.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
a. Gunting kuku
b. Meteran
c. Sabit
d. Timbangan
e. Tongkat ukur
3.2.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
a. Daun gamal
b. Daun lamtoro
c. Kambing
d. Rumput Odot
e. Daun Turi
3.3 Metode Praktikum
A. Identifikasi ternak (kambing)
1. Pilihlah salah satu kambing sebagai sample untuk diukur.
2. Ambillah meteran untuk mengukur dalam dada, lingkar dada,
lingkar perut, panjang telinga, panjang bulu reos, lingkar
canon, cekung muka, panjang muka dan lebar muka.
3. Ambillah tongkat ukur untuk mengukur tinggi pinggul.
4. Ambillah timbangan untuik menimbang berat manusia yang
akan menggendong kambing.
5. Setelah didapatkan berat manusia, lalu timbanglah manusia
bersama kambing yang digunakan sebagai sampel.
6. Carilah berat kambing dengan mengurangi berat manusia.
7. Kemudian catatlah hasil data yang didapatkan.
B. Identifikasi kandang ternak (kambing)
1. Ambillah meteran yang sudah disediakan.
2. Ukurlah kandang mulai dari panjang, lebar dan tinggi kandang.
3. Setelah itu ukurlah panjang dan lebar panggung.
4. Kemudian catatlah hasil data yang didapatkan.
5. Bersihkanlah kendang agar kambing merasa lebih nayaman.
C. Manajemen pakan
1. Ambillah sabit dan cari pakan jenis apa saja yang bisa dimakan oleh
kambing disekitar kandang sebanyak 10 kg
2. Berikanlah pakan yang sudah didapatkan kepada kambing.
D. Kesehatan ternak
1. Ambillah gunting kuku yang sudah disediakan.
2. Guntinglah kuku kambing secara perlahan agar kambing tidak
kesakitan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Hijaun Pakan Ternak


Gambar 1. Daun Lamtoro

Gambar 2. Daun Gamal

Gambar 3.Daun Turi

Gambar 4.Rumput Gajah Mini


4.2 Identifikasi Ternak
Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran
terhadap ternak kambing yang disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.Pengukuran Kambing

No Bagian Yang Di Ukur Panjang/Cm


1. Panjang Badan 75 Cm
2. Tingggi Pundank 73 Cm
3. Tingggi Pinggul 75 Cm
4. Dalam Dada 31 Cm
5. Lebar Dada 21 Cm
6. Lingkar dada 78 Cm
7. Panjang Kepala 21 Cm
8. Lebar Kepala 13 Cm
9. Cekung Kepala 17 Cm
10. Panjang Rewos 17 Cm
11. Panjang Telingan 31 Cm

Tabel 2.Penimbangan Ternak


BB Manusia BB Manusia +Kambing BB Kambing
70 Kg 100 Kg 30 Kg

Mengukur bagian-bagian tubuh ternak memiliki beberapa fungsi penting, antara


lain:

1) Penilaian Kesehatan: Dengan mengukur berat badan, lingkar dada, dan bagian
lainnya, peternak dapat memantau kesehatan ternak. Perubahan signifikan
dalam ukuran tubuh bisa menjadi indikasi masalah kesehatan.
2) Manajemen Pakan: Pengukuran tubuh ternak dapat membantu peternak dalam
perencanaan pakan yang sesuai. Data ini bisa digunakan untuk mengukur
kebutuhan gizi dan memastikan ternak mendapatkan asupan yang cukup.
3) Pemuliaan Ternak: Mengukur bagian tubuh seperti berat badan dan tinggi
pundak bisa digunakan dalam program pemuliaan ternak untuk memilih
induk yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan.
4) Pemantauan Pertumbuhan: Dengan mengukur bagian-bagian tubuh pada
interval tertentu, peternak dapat melacak pertumbuhan ternak dan
memastikan bahwa mereka tumbuh sesuai dengan harapan.
5) Identifikasi Individu: Mengukur dan mencatat karakteristik fisik seperti
tandatanda unik pada ternak dapat membantu dalam identifikasi individu,
terutama pada ternak yang besar populasi.
6) Penyusunan Rencana Perawatan: Data pengukuran tubuh ternak dapat
digunakan untuk merencanakan perawatan yang tepat, termasuk vaksinasi,
pemberian obat, dan perawatan kesehatan lainnya.
7) Pencatatan Produksi: Data pengukuran tubuh juga bisa digunakan untuk
mencatat hasil produksi seperti berat daging, susu, atau telur, yang dapat
membantu dalam manajemen produksi.
Mengukur bagian-bagian tubuh ternak adalah praktik penting dalam
manajemen peternakan untuk memastikan kesejahteraan dan produktivitas
ternak.
4.3 Identifikasi Kandang Ternak
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapatkan hasil pengukuran
terhadap kandang ternak yang disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.Pengukurn Kandang

No. Pengukuran Kandang Hasil Pengukuran


(Cm)
1. Panjang Kandang 895 cm
2. Lebar Kandang 917 cm
3. Tinggi Kandang 860 cm
4. Panjang Panggung 337 cm
5. Lebar Panggung 150 cm
6. Tinggi Panggug 35 cm
7. Lebar Tempat Kandang 79 cm
8. Dalam Tempat Pakan 33 cm
9. Panjang Tempat Pakan 79 cm

4.4 Sanitasi
Kandang dan Kesehatan Ternak
Kesehatan ternak kambing melibatkan sejumlah aspek penting untuk
memastikan kambing tetap sehat dan produktif. Beberapa aspek utama yang
mencakup kesehatan kambing termasuk:
1. Kebersihan Kandang
Kebersihan kandang ternak sangat penting untuk menjaga kesehatan
dan kesejahteraan hewan ternak serta meningkatkan produktivitas
peternakan. Memastikan kebersihan kandang adalah salah satu langkah
pencegahan penting dalam menjaga kesehatan ternak dan meningkatkan
efisiensi peternakan.
Gambar 5. Pembersihan Kandang

Berikut adalah beberapa praktik penting dalam menjaga kebersihan kandang


ternak:

1. Pembersihan Rutin: Kandang harus dibersihkan secara rutin. Ini


termasuk menghilangkan kotoran, sisa pakan, dan bahan organik
lainnya dari lantai kandang.
2. Pengelolaan Kotoran: Kotoran ternak dapat digunakan sebagai pupuk
atau diolah agar tidak mencemari lingkungan. Pastikan untuk mengelola
kotoran dengan benar.
3. Penggantian Bahan Tidak Bersih: Ganti atau tambahkan bahan tidur,
seperti jerami atau serbuk gergaji, secara teratur untuk menjaga
kebersihan lantai kandang.
4. Pengendalian Bau: Pengendalian bau yang mungkin timbul dari
kandang sangat penting. Ini dapat dilakukan dengan penggunaan bahan
penyerap bau atau ventilasi yang baik.
5. Pemisahan Ternak: Jika ada ternak yang sakit, segera isolasi mereka
dari ternak yang sehat untuk mencegah penyebaran penyakit.
6. Disinfeksi: Lakukan disinfeksi secara berkala terhadap kandang dan
peralatan untuk membunuh mikroorganisme patogen.
7. Kelembaban: Pastikan kandang tidak terlalu lembap, karena
kelembaban berlebih dapat menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan bakteri dan jamur.
8. Kebersihan Air Minum: Pastikan sistem penyediaan air minum juga
bersih dan bebas dari kontaminasi.
9. Pencegahan Serangga dan Hama: Lindungi kandang dari serangga dan
hama yang dapat membawa penyakit atau mengganggu ternak
10. Pemantauan Rutin: Pemantauan rutin kebersihan kandang adalah kunci
untuk menjaga kondisi yang baik.
2. Pemotongan Kuku
Pemotongan kuku pada ternak adalah praktik yang penting untuk menjaga
kesehatan dan kesejahteraan hewan ternak, terutama pada hewan seperti sapi,
kambing, domba, dan kuda.

Gambar 6. Pemotongan Kuku Ternak (Kambing)

Pemotongan kuku pada ternak, seperti sapi, kambing, domba, dan kuda,
memiliki beberapa manfaat penting, antara lain:

a. Kenyamanan Ternak: Pemotongan kuku yang teratur dapat membantu


ternak merasa lebih nyaman. Kuku yang tumbuh panjang dan tidak
terawat bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan rasa sakit saat
berjalan.
b. Kesehatan Kaki: Pemotongan kuku mencegah masalah kesehatan yang
mungkin timbul, seperti infeksi dan luka pada kaki akibat kuku yang
terlalu panjang dan bisa merobek.
c. Meningkatkan Efisiensi Bergerak: Ternak yang memiliki kuku yang
terjaga dengan baik dapat bergerak dengan lebih efisien, menghindari
kekakuan atau ketidakmampuan berjalan dengan baik.
d. Pencegahan Cedera: Kuku yang terlalu panjang pada ternak dapat
memicu cedera pada diri sendiri atau ternak lainnya, terutama jika
mereka berkelompok dalam satu kandang atau padang rumput.
e. Pencegahan Penularan Penyakit: Pemotongan kuku dapat membantu
mengurangi penyebaran penyakit yang mungkin ada di lingkungan
peternakan, karena kuku yang panjang dapat menjadi tempat
penimbunan bakteri dan patogen.
f. Peningkatan Produktivitas: Ternak yang sehat dan nyaman cenderung
lebih produktif dalam hal pertumbuhan dan produksi susu atau daging.
g. Memudahkan Perawatan Kesehatan: Pemotongan kuku dapat
memudahkan perawatan kesehatan, termasuk pemberian obat atau
perawatan medis jika diperlukan.
3. Kondisi Gigi pada Kambing
Gigi pada ternak kambing berfungsi untuk mengunyah makanan.
Kambing memiliki gigi-gigi tipe ruminan yang memungkinkan mereka
untuk mencerna makanan yang sulit dicerna, seperti rumput dan
dedaunan. Mereka memiliki gigi seri di rahang bawah dan tidak memiliki
gigi seri di rahang atas. Selain gigi seri, kambing juga memiliki gigi
taring yang tumbuh pada rahang atas, biasanya pada jantan, dan ini
digunakan dalam perilaku sosial dan pertarungan antara jantan.
Gambar 7. Pengecekan Gigi Kambing

Melihat kesehatan kambing melalui gigi adalah salah satu cara yang
umum dilakukan peternak, salah satu tanda yang dapat membantu menilai
kesehatan kambing melalui gigi adalah warna gigi. Gigi yang sehat biasanya
berwarna putih atau keabu-abuan. Gigi yang berwarna kuning atau coklat
mungkin menunjukkan masalah kesehatan gigi. Jadi berdasarkan gambar
diatas dapat diketahui bahwa kambing yang digunakan sebagai sampel
tersebut memiliki masalah pada kesehatan gigi. Akan tetapi melihat
kesehatan kambing hanya dari gigi adalah metode kasar. Untuk mengetahui
lebih jelas mengenai masalah kesehatan pada kambing, sebaiknya
berkonsultasi dengan seorang dokter hewan yang dapat memberikan
evaluasi yang lebih akurat. Selain untuk mengetahui Kesehatan pada
kambing gigi juga bisa menentukan umur kambing, penentuan umur
kambing berdasarkan gigi ini sepenuhnya tidak akurat. Berdasarakan
gambar diatas dapat diketahui bahwa kambing yang digunakan sebagai
sampel berumur 2-21/2 tahun. Hal ini dikarenakan gambar menunjukkan
bahwa kambing tersebut memiliki dua gigi lebar.

4.5 Pembahasan
4.5.1 Identifikasi Hijaun Pakan Ternak
Lamtoro atau Leucaena leucocephala adalah sejenis tumbuhan
legum yang berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Tumbuhan ini
memiliki banyak manfaat dan telah banyak digunakan di berbagai
bidang. Lamtoro mengandung berbagai mineral seperti kalsium, fosfor,
kalium, magnesium, serta vitamin seperti vitamin A, vitamin B, dan
vitamin C. Mineral ini penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
tulang, metabolisme yang sehat, dan sistem kekebalan tubuh yang baik
pada kambing. Kandungan BK dalam Lamtoro berkisar antara 85-90%,
kandungan PK dalam Lamtoro barkisar antara 15-25%, kandungan SK
dalam Lamtoro biasanya berkisar antana 25-35% (Hasnudi, 2018).
Gamal atau Gliricidia sepium adalah sejenis pohon legum yang
berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Gamal memiliki
banyak manfaat dan telah digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk
sebagai pakan ternak, penutup tanah, pupuk hijau, penahan erosi, dan
kayu bakar. Kandungan BK dalam Gamal berkisar antara 20-30%.
Kandungan PK dalam Gamal berkisar antara 20-30% dan kandungan SK
dalam Gamal berkisar antara 20-30 (Yoselanda, 2023)
Tanaman turi merupakan leguminosa pohon yang banyak
digunakan sebagai sumber protein karena kandungannya yang tinggi
yaitu berkisar antara 25-30%. Pemberian turi sebagai bahan. pakan
tambahan pada ternak yang berkualitas rendah mampu meningkatkan
konsumsi pakan dasar. Tanaman turi sangat baik dikonsumsi pada induk
bunting sampai menyusui, Pemberian turi pada induk sapi dengan bobot
400 kg sebanyak 0,5-5 persen dari bobot badan dapat mempercepat
birahi kembali setelah beranak dan meningkatkan pertumbuhan pedet
dan produksi susu induk (Yoselanda, 2023)

Rumput gajah mempunyai manfaat untuk pakan ternak. Rumput


gajah mengandung nutrisi tinggi, seperti 10,2% protein kasar, 34,2%
serat kasar, dan 11,7% abu. Selain itu, rumput gajah juga tahan dari
cuaca panas dan memiliki ketahanan yang jarang ditemukan pada
tanaman sejenis lainnya. Rumput gajah juga dapat membantu
meningkatkan produksi susu dan daging, serta meningkatkan kesehatan
sapi dengan kandungan seratnya yang dapat membantu menjaga
kesehatan saluran pecernaan sapi (Santoso, 2002).

4.2.1 Identifikasi Ternak


Mengukur berbagai dimensi tubuh kambing untuk mendapatkan
informasi yang berguna dalam manajemen dan pemeliharaan ternak. 13
Pengukuran ini dilakukan untuk mengevaluasi pertumbuhan, ukuran
tubuh, proporsi tubuh, dan kondisi fisik kambing. Pengukuran berat
badan kambing, praktikan melakukan penimbangan dengan cara
menggendong kambing di atas timbangan berat badan. Sebelum
menggendong kambing, praktikan terlebih dahulu menimbang berat
badan dan untuk mendapatkan berat badan kambing digunakan rumus
sebagai berikut, (BB Praktikan – BB Praktikan gendong kambing).
4.2.2 Identifikasi Kandang Kambing
Jika kambing-kambing dipelihara secara berkelompok, misalnya 4
ekor, sebaiknya kandang dibuat dengan ukuran panjang 300 cm, lebar
150 cm, dan tinggi 175 - 225 cm. Untuk induk betina yang sedang
bunting tua atau siap beranak, sebaiknya Ditempatkan di kandang khusus
yang berukuran 125 cm x 150 cm x 175 cm per ekor (Anonim 2023).
Dari identivikasi kandang kambing yang sudah dilakukan didapatkan
hasil, panjang kandang (9,20m), lebar kandang (8,80m2), tinggi kandang
(2,60m2), lebar tempat pakan (1,30m2) dan panjang tempat pakan
(4,30m2).
4.2.3 Sanitasi dan Kesehatan Hewan Ternak
Sanitasi dan kesehatan hewan ternak yang dilakukan ialah, praktikan
melakukan pemotongan kuku kambing yang sudah panjang bertujuan
agar menjegah cedera karena kuku yang tajam dan panjang dapat
merobek atau melukai kambing lain yang ada disekitarnya. Memotong
kuku secara teratur dapat mencegah cidera yang tidak diinginkan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktikum yang telah di lakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Identifikasi pakan ternak
Beberapa macam pakan ternak yang diberikan sebagai pakan ternak
kambing, antara lain adalah: lamtoro (Leucaena leucocephala), turi
(sesbania Grandiflora), gamal (Gliricidia sepium), rumput gajah mini
(axonopus compressus)
2. Identifikasi Ternak
Kami melakukan identifikasi ternak, antara lain yaitu pengukuran tubuh
ternak(kambing), penimbangan bobot badan, dan menentukan umur
ternak dengan melihat jumlah gigi lebar yaitu 2 pasang gigi lebar (umur
2- 21/4tahun
3. Identifikasi kandang
Kami melakukan pengukuran kandang dengan menggunakan meteran
yang mencakup panjang, lebar, dan tinggi kandang. Selain itu kami juga
melakukan pengukuran terhadap panjang dan lebar panggung
4. Sanitasi dan kesehatan
Kami melakukan pemotongan kuku dan melihat kondisi gigi. Kondisi gigi
dapat menentukan umur. Ternak kambing yang kami gunakan berumur 2-
2 1/4 tahun (2 gigi lebar)

5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya diharapkan kepada para praktikan agar
datang tepat waktu saat pelaksanaan praktikum sehingga coast tidak
menunggu lama dan di harapkan bagi praktikan untuk lebih serius dalam
kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Penerbit Kanisiais, Yogyakarta.

Astuti, P., Suripta, H. dan Sukarini. 2017. Produksi dan Komposisi Susu Kambing
Peranakan Ettawa Melalui Pemberian Ekstrak Meniran. Agrisaintifika Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 1, No. 2: 82-8

Hasnudi, N. Grinting, P. Patriani, dan U. Hasanah. 2018. Pengelolaan Ternak Kambing


dan Domba. Sumatra Utara: Universitas Sumatera Utara.

Prasetyo, H.H. 2012. Produksi Dan Kualitas Susu Kambing Sapera Yang
DiberikanTambahan Pakan Daun Som Jawa (Talinum paniculatum (Jacq.)
Gaertn). Skripsi. Program Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Hijauan Rumput dan Legum Pakan Tropik.


BadanPenerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Safitri, 2015. Evaluasi Kesehatan Kambing Perah. Jurnal Agripet.

Santoso, U. 2002. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi Cetakan I. Jakarta:


Penebar Swadaya

Slamet Maulana, Dkk. 2014 Sistem Perkandangan Kambing. Politeknik Negeri


Banyuwangi.

Spanca, 2015. Struktur Populasi dan Performans Reproduski Ternak Babi di


Kabupaten Sumba Timur. Jurnal Sains Peternakan Indonesia.

Yoselanda Marta, 2023. Leguminosa Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. SV Adanu


Abimata, Jawa Barat.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai