Anda di halaman 1dari 14

1

RENCANA KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN II

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN SAPI PEDAGING


DI UPTD BPPT SAPI PEDAGING
CIAMIS JAWA BARAT

IZZA FARHANI PUTRA

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
2

Judul : Manajemen Pemberian Pakan Sapi Pedaging di UPTD


BPPT Sapi Pedaging Ciamis, Jawa Barat
Nama : Izza Farhani Putra
NIM : J3I116037
Program Keahlian : Teknologi dan Manajemen Ternak

Diketahui oleh,

Yuni Resti, Spt, MSc Dr Djakaria, SPt, Msi


Ketua Program Keahlian Pembimbing
3
1

PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat, karunia, serta petunjuk-Nya penyusunan rencana kegiatan Praktik Kerja
Lapangan dengan judul “Manajemen Pemberian Pakan Sapi Pedaging di UPTD
BPPT Sapi Pedaging Ciamis Jawa Barat” dapat terselesaikan.

Proposal kegiatan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan mahasiswa Program Keahlian Teknologi dan Manajemen
Ternak Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor. Adanya rencana kegiatan ini
diharapkan dapat mempermudah dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dari
penyusunan Laporan Tugas Akhir yang merupakan salah satu syarat kelulusan
mahasiswa.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya


kepada dosen pembimbing Bapak Dr. Djakaria, SPt, Msi yang telah membimbing
saya dalam pembuatan rencana kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini hingga selesai,
dan Ibuk Yuni Resti, SPt, MSc selaku Ketua Program Keahlian Teknologi dan
Manajemen Ternak yang telah mengarahkan penulisan proposal kegiatan Praktik
Kerja Lapangan ini, Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pimpinan
UPTD BPPT Sapi Pedaging Ciamis yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan.

Bogor, Januari 2019

Izza Farhani Putra


2

1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
2. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Sapi Pedaging 3
2.2 Perkandangan 3
2.3 Pakan 3
2.4 Sistem Penggemukan 4
2.5 Penanganan Kesehatan 4
2.6 Manajemen Penggemukan 4
2.6.1 Pertambahan Bobot Badan 4
2.6.2 Efisiensi Pakan 4
2.7 Penanganan Limbah 5
3. MATERI DAN METODE 5
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 5
3.2 Metode Pelaksanaan 5
3.2.1 Keadaan Umum Perusahaan 5
3.2.2 Sarana Produksi 6
3.2.3 Sistem Perkandangan 6
3.2.4 Pemeliharaan Sapi 6
3.2.5 Penyediaan Pakan 6
3.2.6 Penanganan Limbah 6
4. TATA TERTIB PELAKSANAAN PKL 7
5. JADWAL KEGIATAN 7
DAFTAR PUSTAKA 8
MATRIKS JADWAL KEGIATAN 9
1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi peternakan sapi pedaging di Indonesia saat ini masih mengalami


kekurangan populasi, karna pertambahan populasi tidak seimbang dengan
kebutuhan nasional, sehingga terjadi impor sapi pedaging dan daging. Dilihat dari
potensi pengembangan/populasi sapi pedaging di Indonesia. Populasi sapi secara
nasional pada tahun 2011 berjumlah 14.824.000 ekor dan pada tahun 2012
berjumlah 15.981.000 ekor dan terus meningkat pada tahun 2013 berjumlah
16.607.000 ekor (Direktorat jendral Peternakan, 2013). Meskipun populasi sapi
secara nasional meningkat Namun peningkatan populasi sapi pedaging di Indonesia
tidak dapat mengimbangi permintaan kebutuhan daging secara nasional, kerena
beberapa hal yang menyebabkan perkembangan atau populasi lambat yaitu
rendahnya produktivitas ternak lokal dan tingginya mortalitas.
Salah satu upaya peningkatan produksi daging sapi pedaging adalah
dengan meningkatan usaha pembibitan ternak sapi pedaging. Usaha pembibitan
adalah kegiatan budidaya menghasilkan bibit ternak untuk keperluan sendiri atau
untuk diperjual belikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
ternak pedaging, antara lain penentuan bibit ternak pedaging yang baik, penyediaan
dan pemberian pakan hijauan yang baik, pembuatan kandang yang memenuhi
persyaratan kesehatan, pemeliharaan yang 2 baik, sistem perkawinan yang baik,
dan pengawasan terhadap penyakit ternak (Direktorat Jenderal Peternakan, 1985).
Bahan pakan sapi yang utama terdiri dari hijauan yang mengandung nutrisi
sebagai sumber serat, energi, dan protein. Bahan pakan sumber serat meliputi
rumput-rumputan, limbah pertanian dan lainnya. Sumber energi meliputi dedak,
katul, onggok, jagung, tetes, dan lainnya. Sumber bahan pakan yang mengandung
protein dapat diperoleh dari legum dan konsentrat yang terdiri dari bungkil,tepung
ikan, ampas tahu, dedak, dan lainnya. Kebutuhan nutrisi bagi ternak sangat
tergantung pada kondisi fisiologis, jenis kelamin, dan kesesuaian berat tubuhnya.
Sebagai contoh, jumlah pakan (bahan kering) yang dibutuhkan oleh sapi dara
berbeda dibandingkan sapi penggemukan walaupun dengan bobot tubuh awal yang
sama.
UPTD BPPT Ciamis merupakan balai yang bergerak di bidang pembibitan
sapi pedaging yang ada di Dusun Kidul, RT 11 RW 04 Desa Cijeunjing Kecamatan
Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

1.2 Tujuan

Tujuan Praktik Kerja Lapangan adalah mengaplikasikan keterampilan dan


ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah sehingga dapat menambah
wawasan tentang dunia kerja serta meningkatkan keterampilan kerja agar lebih
berpengalaman di bidang peternakan khususnya dalam manajemen pemberian
pakan sapi pedaging di UPTD BPPT Ciamis.
2
3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sapi Pedaging

Sapi pedaging merupakan jenis sapi yang dipelihara dengan tujuan utama
yaitu sebagai penghasil daging (Darmono, 1993). Sapi pedaging menurut Santoso
(2012) memiliki ciri-ciri antara lain, tubuh dalam besar dan berbentuk persegi
empat atau balok, kualitas dagingnya maksimum dan mudah untuk dipasarkan, laju
pertumbuhannya cepat dan cepat mencapai dewasa serta efisiensi pakannya tinggi.

2.2 Perkandangan

Kandang yang baik menurut Saparinto dan Yulianto (2011) yaitu mempunyai
konstruksi yang kuat, atap dari bahan yang ringan dan memiliki daya serap panas
yang relatif kecil, lokasi kandang tidak becek dan lembab, cukup sinar matahari,
serta jauh dari rumah penduduk. Secara umum ada dua tipe kandang, yaitu kandang
individu dan kandang koloni (Abidin 2002). Menurut Saparinto dan Yulianto
(2013) kandang individu adalah pemeliharaan ternak di suatu areal terbatas, ruang
gerak ternak dibatasi dan di tambat dengan tali pada patok yang disediakan.
Penempatan sapi pada kandang individu menurut Rianto dan Purbowati (2010)
dibedakan menjadi tiga, yatu:
1) stall tunggal (sapi ditempatkan satu baris dengan kepala searah),
2) stall ganda face to face (sapi ditempatkan dua baris sejajar dengan gang di
tengah dengankepala ternak saling berhadapan) dan
3) stall ganda tail to tail (sapi ditempatkan dua baris sejajar dengan gang di tengah
sedangkan kepala ternak berlawanan arah atau ekor saling berhadapan).
Kandang individu menurut Fikar dan Ruhyadi (2010), setiap sapi menempati
tempatnya sendiri yang berukuran sekitar 2,5 x 1,5 m, sedangkan kandang
model koloni atau kelompok merupakan barak terbuka tanpa sekat diantara
ternak sehingga ternak bebas bergerak padaareal yang cukup luas. Satu ekor
sapi pada kandang koloni memerlukan tempat yang lebih luas dibanding
kandang individu yakni sekitar 2 x 2,5 m.
2.3 Pakan

Menurut Muttaqin dan Novia (2011), umumnya pakan yang diberikan untuk
sapi pedaging adalah hijauan, konsentrat dan pakan tambahan atau suplemen.
Dinyatakan oleh Saparinto dan Yulianto (2013) bahwa pakan hijauan merupakan
pakan berserat yang bisa berupa rerumputan, legum atau limbah pertanian seperti
jerami padi, daun kacang tanah dan jerami jagung. Pakan penguat (konsentrat)
adalah pakan yang memiliki kandungan nutrisi tinggi (TDN minimal 70%, protein
minimal 13% dan lemak kasar maksimal 7%) dengan kandungan serat kasar relatif
rendah (maksimal 35%), mudah dicerna dan kaya nilai nutrisi. Adapun bahan pakan
tambahan berupa vitamin, mineral, hormon, antibiotik dan urea.
4

2.4 Sistem Penggemukan

Terdapat tiga sistem pemeliharaan sapi pedaging yaitu pemeliharaan secara


intensif, pemeliharaan secara ekstensif, dan pemeliharaan secara semi intensif.
Pemeliharaan secara intensif yaitu sapi berada di dalam kandang terus-menerus dan
dikeluarkan pada saat waktu tertentu seperti saat akan dilakukan penimbangan
bobot badan dan pembersihan kandang. Pemeliharaan secara ekstensif, umumnya
kandang yang memakai tipe ini adalah daerah-daerah yang memiliki padang rumput
yang luas. Kandang yang digunakan tentu saja berfungsi secara parsial yaitu pada
malam untuk tidur dan pada waktu hujan lebat. Pemeliharaan secara semi intensif
yaitu penggabungan antara intensif dan ekstensif (Syaifullah dan Bakar, 2013).

2.5 Penanganan Kesehatan

Penanganan kesehatan merupakan salah satu hal penting dalam suatu udaha
penggemukan sapi. Usaha pencegahan ini meliputi karantina atau isolasi ternak,
vaksinasi, deworming, serta pengupayaan peternakan yang higienis (Sudarmono
dan Sugeng, 2008). Pemberian vaksin cukup dilakukan sekali untuk setiap ekor
karena sapi hanya dipelihara dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 3-4 bulan
(Abidin, 2008).

2.6 Manajemen Penggemukan

2.6.1 Pertambahan Bobot Badan


Pertumbuhan bobot badan sapi pedaging diperoleh dengan cara bobot akhir
dikurang bobot awal sapi datang. Bobot awal diperoleh dari penimbangan awal sapi
datang, sedangkan bobot akhir diperoleh dari penimbangan bobot sapi yang telah
siap pedaging atau akhir pemeliharaan. Kunci utama untuk memperoleh
keuntungan yang tinggi dalam penggemukan sapi pedaging adalah penambahan
bobot badan yang tinggi selama pemeliharaan (Fikar dan Ruhyadi,
2012).pertambahan bobot badan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
PBB (Kg)= Bobot badan akhir (Kg) – Bobot badan awal (Kg)

2.6.2 Efisiensi Pakan


Konversi pakan merupakan suatu nilai atau jumlah yang menunjukkan
jumlah/banyaknya pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu satuan
kilogram produk. Nilai konsumsi didapat dari jumlah pakan yang dikonsumsi
dibagi pertambahan bobot badan dan dikali 100 persen. Jumlah dan jenis pakan
yang diberikan harus sesuai dengan tujuan produksi, umur, dan status fisiologis
ternak serta memenuhi standar mutu yang ditetapkan (Permentan, 2015). Efisiensi
pakan juga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
FCR = Konsumsi pakan
` PBB (Pertambahan Bobot Badan)
5

2.7 Penanganan Limbah

Dalam usaha penggemukan sapi pedaging, produk yang dihasilkan tidak


hanya daging tetapi juga menghasilkan produk hasil ikutan berupa kotoran sapi,
urine sapi, sisa pakan, dan air dari proses pembersihan kandang maupun peralatan.
Produk sampingan ternak ini dapat diolah menjadi pupuk kandang, pupuk cair, dan
biogas. Pupuk kandang dan biogas dari kotoran sapi mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi (Fikar dan Ruhyadi, 2012).

3. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) II dimulai dari tanggal 4 Februari 2019


sampai 26 April 2019 selama 12 minggu. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
dilaksanakan di UPTD BPPT Sapi Pedaging Ciamis Jawa Barat, yang bergerak di
bidang pembibitan sapi pedaging. UPTD BPPT Sapi Pedaging Ciamis berlokasi di
Dusun Kidul, RT 11 RW 04 Desa Cijeunjing Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten
Ciamis, Jawa Barat.

3.2 Metode Pelaksanaan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan akan dilakukan selama 12 minggu dengan


membantu pelaksanaan kegiatan pembibitan sapi pedaging di UPTD BPPT Sapi
Pedaging Ciamis. Kegiatan PKL meliputi kegiatan harian teknik-teknik
penggemukan sapi pedaging, menganalisis dan menjabarkan kegiatan yang ada
dengan teori yang pernah diperoleh, mengumpulkan dan menyusun data-data untuk
pembuatan laporan khususnya terkait terkait dengan manajemen penangan
kesehatan sapi pedaging, dibawah pembibing lepangan dari perusahaan. Mencatat
kegiatan harian sebagai jurnal harian yang ditanda tangani pembimbing lapangan.
Data yang didapatkan dari UPTD BPPT Ciamis dibedakan menjadi dua yaitu
data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung ketika
pengamatan di area instansi pembibitan sapi pedaging UPTD BPPT Ciamis dan
data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak instansi terkait. Data-data
tersebut yaitu mengenai keadaan umum perusahaan, sarana produksi, sistem
perkandangan, pemeliharaan sapi, penyediaan pakan, penanganan limbah,
manajemen kesehatan, dan pemasaran. Data-data tersebut mencakup beberapa hal
yaitu sebagai berikut.

3.2.1 Keadaan Umum Perusahaan


Mengumpulkan data dan informasi mengenai keadaaan umum perusahaan
seperti lokasi dan tata letak, sejarah dan perkembangan, visi dan misi instansi,
struktur organisasi, ketenaga kerjaan serta faktor lain yang menunjang kegiatan
pembibitan sapi pedaging di UPTD BPPT Sapi Pedaging Ciamis, Jawa Barat.
6

3.2.2 Sarana Produksi


Pengumpulan data sarana produksi instansi yaitu meliputi luas lahan dan
pengunaannya, sumber air dan pengunaannya, sumber listrik dan pengunaannya,
jumlah populasi dan komposisi sapi pedaging, peralatan produksi, serta gudang
pakan di UPTD BPPT Sapi Pedaging Ciamis, Jawa Barat.

3.2.3 Sistem Perkandangan


Mengumpulkan data dan informasi seperti tipe/jenis kandang, fasilitas,
peralatan kandang, gudang pakan, kapasitas dan ukuran kandang yang digunakan
di UPTD BPPT Sapi Pedaging Ciamis, Jawa Barat.

3.2.4 Pemeliharaan Sapi


Mengumpulkan informasi dan data pemeliharaan sapi pedaging. Data
tersebut meliputi fattening, persiapan kandang, penanganan saat sapi datang,
penimbangan dan pencatatan, serta pemberian pakan dan air minum di UPTD BPPT
Sapi Pedaging Ciamis, Jawa Barat.

3.2.5 Penyediaan Pakan


Mengumpulkan informasi dan data tentang penyediaan pakan yang meliputi,
pengadaan dan penyimpanan pakan berupa konsentrat dan hijauan, penyediaan
lahan, penanaman, pemupukan, perawatan, pemanenan di UPTD BPPT Sapi
Pedaging Ciamis, Jawa Barat.

3.2.6 Penanganan Limbah


Melaksanakan informasi dan mengumpulkan data tentang penanganan
limbah dan sanitasi seperti ; Jenis/produk limbah yang dihasilkan, dan penanganan
limbah di UPTD BPPT Sapi Pedaging Ciamis, Jawa Barat.
676

4. TATA TERTIB PELAKSANAAN PKL

Tata tertib pelaksanaan PKL adalah tata tertib yang ada di perusahaan atau
farm tempat PKL, akan tetapi mahasiswa dihimbau untuk melaksanakan hal sebagai
berikut:
1. Melaksanakan kegiatan sesuai peraturan perusahaan tempat PKL:
a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang ditugaskan,
b. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diperbolehkan,
c. Melaksanaksanakan kegiatan sesuai jam kerja yang ditentukan,
d. Melaksanakan kegiatan khusus yang harus diselesaikan meskipun diluar
jam kerja.
2. Meminta izin apabila akan keluar farm dan melaporkan apabila sudah kembali.
3. Tidak menggunakan, mengambil barang/benda atau merusak meski tampak
tidak berharga tanpa izin pihak perusahaan.
4. Berpakaian sopan sesuai yang ditentukan perusahaan.
5. Khusus pria rambut dipedaging rapi.
6. Membawa perlengkapan pribadi.

5. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama PKL antara lain:


1. Membantu pelaksanaan kegiatan pada perusahaan atau instansi yang ditempati
di dalam mengelola usahanya dengan dibimbing oleh pembimbing lapangan
perusahaan
2. Melakukan kegiatan harian teknik-teknik usaha bidang peternakan khususnya
breeding.
3. Menganalisis dan menjabarkan kegiatan yang ada dengan teori yang pernah
didapatkan.
4. Mengumpulkan dan menyusun bahan-bahan atau data-data untuk pembuatan
laporan.
5. Membuat jurnal harian yang ditanda tangani oleh pembimbing lapangan.
7

DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z. 2008. Penggemukan Sapi Pedaging. Jakarta(ID): PT AgroMedia Pustaka.

Darmono, 1993. Tata Laksana Usaha Sapi Kereman.Yogyakarta(ID) Penerbit


Kanisius

Direktorat Jendral Peternakan. 1985. Pedoman Peningkatan Mutu ternak. Jakarta.

Direktorat Jendral Peternakan. 2013. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan.


Livestock A nd Animal Health Statistic 2013. Jakarta. Direktorat Jendral
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kementrian Pertanian.

[DPKH] Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2016. Statistik


Peternakan dan Kesehatan Hewan 2016. [ internet ]. [Diakses pada tanggal
12 Juni 201].

Fikar S, Ruhyadi D. 2012. Penggemukan Sapi. Jakarta(ID): PT AgroMedia Pustaka.

Muttaqin, M. I. H., dan Novia, Astri. 2011. Beternak, Sapi, Kambing dan Domba
Pedaging. Penerbit Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.

Permentan. 2015. Pedoman Budidaya Sapi Pedaging yang baik. [internet]. [Diakses
pada tanggal 12 Juni 2017]

Rianto, E. 2012. Sapi Dari Hulu ke Hilir dan Info Mancanegara. Jakarta : Agriflo.

Santoso, Singgih. 2012. Analisis SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta(ID): PT.
Elex Media Komputindo.

Sudarmono AS, Sugeng YB. 2008. Sapi Pedaging. Jakarta(ID): Penebar Swadaya.

Syaifullah H, Bakar A. 2013. Beternak Sapi Pedaging. Tangerang(ID): Infra


Pustaka.

Yilianto, P dan C. Saparianto. 2010. Pembesaran Sapi Pedaging Secara Intensif.


Penebar Swadaya. Jakarta.
7

MATRIKS JADWAL KEGIATAN

Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan selama 12 minggu terhitung dari


tanggal 4 Februari 2019 – 26 April 2019 tersaji pada tabel berikut :

Bulan
Januari Februari Maret April Mei
Kegiatan
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
proposal
Persiapan
PKL
Pelaksanaan
PKL
Pengambilan
dan
Pengumpulan
data
Penyusunan
laporan PKL

Anda mungkin juga menyukai