Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia yang diketahui mempunyai
keunggulan-keunggulan dan nyata-nyata disukai oleh petani peternak, sehingga
pengembangannya telah merata hampir di seluruh pelosok nusantara. Hal ini
sejalan dengan usaha yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia,
yaitu sebagai petani. Ternak sapi merupakan bagian dari sebagian kehidupan
petani karena dengan memelihara ternak sapi petani mendapatkan manfaat yang
dapat meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan keluarga petani (Sudirman
ST,2012).

Pakan sapi meliputi semua bahan makanan yang dapat diberikan


dan dimakan ternak serta tidak mengganggu kesehatan apabila hewan ternak
memakannya. Setiap harinya kebutuhan jumlah pakan terhadap sapi ternak
berbeda. Hal ini bergantung pada jenis atau spesies sapi, umur dan tahap
pertumbuhan ternak. Penyediaan pakan harus diusahakan terus-menerus dan
sesuai dengan standar gizi yang dibutuhkan hewan ternak. Pemberian pakan
pada ternak yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi hewan ternak dapat
menyebabkan defisiensi zat makanan, sehingga akan berakibat hewan ternak
mudah terserang penyakit. Pakan untuk ternak sapi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu pakan serat dan konsentrat atau pakan penguat. Kacang-kacangan
atau legum, rumput dan limbah pertanian tanaman pangan termasuk sumber
pakan serat bagi sapi. Kualitas pakan dipengaruhi oleh umur tanaman, apabila
hijauan tanaman pakan dipanen ketika umur tua maka kualitas hijauan tanaman
rendah (Masbidin.net,2019).

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia adalah


dengan pemberian pakan yang bermutu, baik dari segi kualitas maupun segi
kuantitas. Sejauh ini, pola pemberian pakan yang belum sesuai dengan kebutuhan

1
ternak,dilaporkan merupakan faktor utama rendahnya tingkat produktivitas di
daerah tropis. Dengan kata lain, problema utama upaya peningkatan produksi
ternak ruminansia adalah sulitnya penyediaan pakan yang berkesinambungan
baik dalam artian jumlah yang cukup dan kualitas yang baik (Chen ,1990).
Penyediaan pakan pada ternak ruminansia meliputi 2 (dua) aspek, yang pertama
adalah penyediaan sumber pakan yang bermutu baik untuk kebutuhan mikroba
yang nantinya akan menguntungkan ternak ruminansia itu sendiri dan yang
kedua adalah penyediaan pakan untuk kebutuhan ternak sapi itu sendiri.

Lamtoro merupakan tananaman leguminosa yang mengandung gizi lebih


baik dibandingkan dengan rumput lapangan, namun penggunaannya perlu
dibatasi karena mengandung senyawa mimosin yang dapat memberikan efek
negatif pada kulit. Hijaun merupakan salah satu bahan pakan penyusun ransum,
khususnya pakan untuk ternak herbivora. Lamtoro (Leucaena leucocephala)
merupakan legumenosa yang banyak dimanfaatkan untuk makanan ternak.
lamtoro sangat berpotensi untuk pakan ternak, karena mempunyai percabangan
yang kecil dan banyak serta daunnya sangat disenangi ternak ruminansia. Daun
lamtoro mempunyai palatabilitas yang tinggi dan daya cerna yang tinggi. Daya
cerna daun lamtoro sekitar 70% (Egasianturi, 2015).

Onggok merupakan limbah dari industri tapioka yang berbentuk padatan


yang diperoleh pada proses ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini diperoleh
suspensi pati sebagai filtratnya dan ampas yang tertinggal sebagai onggok.
Onggok masih memiliki kandungan pati dan serat kasar karena pada saat
ekstraksi tidak semua kandungan pati terikut dan tersaring bersama filtrat. Pati
dan serat kasar merupakan komponen karbohidrat dalam onggok yang masih
potensial untuk dimanfaatkan. Onggok merupakan bahan sumber energi yang
mempunyai kadar protein kasar rendah, tetapi kaya akan karbohidrat yang mudah
dicerna bagi ternak. Penggunaan onggok sebagai pakan karena harganya murah,
tersedia cukup melimpah, dan mudah didapat. Ditambahkan Suryapratama
(2005) bahwa onggok mengandung 2,20% PK dan SK sebesar 26,90%. Menurut

2
Rasyid et al. (1995) onggok merupakan bahan sumber energi yang mempunyai
kadar protein kasar rendah, tetapi kaya akan karbohidrat yang mudah dicerna
(BETN) bagi ternak serta penggunaannya dalam ransum mampu menurunkan
biaya ransum (Yifan, 2015).

Usaha peternakan sapi cukup menguntungkan apabila didukung


terpenuhinya pakan secara kualitas maupun kuantitas dengan harga seefisien
mungkin. Faktor pakan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan
pertumbuhan. Kekurangan pakan merupakan kendala besar dalam proses
pertumbuhan. Terlebih apabila dalam pakan tersebut banyak zat-zat pakan untuk
pertumbuhan tersedia sangat kurang seperti protein, mineral, dan vitamin. Hal
inilah yang perlu diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pakan ternak.
Salah satu manajemen pemberian pakan yang sering dilakukan peternak adalah
melepaskan ternak atau digembalakan disembarang lokasi yang tidak terdapat
pakan yang berkualitas bagus dan unggul. Sehingga sapi yang dipelihara tidak
mendapatkan pakan yang mampu memenuhi kebutuhannya baik untuk
kebutuhan pokok maupun produksi sekalipun, sehingga produksi menjadi
rendah.

Ransum untuk pakan sapi tidak cukup hanya dipenuhi dari pakan hijauan
saja, melainkan perlu dukungan pakan konsentrat yang memadai. Mengacu pada
hal-hal tersebut di atas maka manajemen dalam pemberian pakan yang baik
sangat diperlukan dengan tujuan meningkatkan produksi sapi. Sapi Bali
merupakan sapi yang banyak dikembangbiakan oleh masyarakat NTB.

Berdasarkan uraian masalah di atas maka perlu dilakukan praktek kerja


lapang (PKL) tentang Manajemen Pemberian Pakan pada Sapi Bali Jantan di
Teaching farm Lingsar Lombok Barat.”. Pelaksanaan PKL ini bertujuan untuk
mengetahui manajemen pemberian pakan yang diterapkan untuk kemajuan
perkembangan usaha pemeliharaan yang dilakukan.

3
1.2. Tujuan dan Kegunaan Praktik Kerja Lapang

1.2.1.Tujuan Kegiatan Pkl

Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapang ini adalah;


1. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara pemberian pakan sapi yang
benar.
2. Untuk dapat mengetahui kualitas pakan lamtoro dan onggok untuk
ternak sapi
3. Untuk bias menerapkan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah khususna
tentang pemberian pakan sapi.

1.2.2. Kegunaan Kegiatan Pkl

Adapun Kegunaan dari Praktik Kerja Lapang ini adalah;


1. Dapat mengetahui secara langsung bagaimana cara pemberian pakan
yang baik dan benar.
2. Bisa mempraktikkan secara langsung sistem pemberian pakan ternak
sapi yang benar sesuai dengan sistem pemeliharaan sapi yang ada di
dalam buku.
3. Dapat bertukar pikiran dengan para peternak yang ada di kelompok
ternak stempat tentang kendala-kendala yang sering di hadapi.

4
BAB II
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG

2.1. Lokasi Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)

Adapun Praktek Kerja Lapang dilaksanakan di kandang “Teaching farm


Fakutltas Peternakan Unram di Desa Lingsar Kecamatan Lingsar Kabupaten
Lombok Barat.

2.2. Waktu Kegiatan

Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini berlangsung pada tanggal 05 Mei


2019 sampai tanggal 05 Juli 2019.

2.3. Macam Kegiatan dalam Praktik Kerja Lapang (PKL)

2.3.1. Tahap Persiapan


Pada tahap persiapan dilakukan persiapan-persiapan seperti :
1. Melapor kepada ketua Kelompok Ternak
2. Survey lokasi
3. Melakukan konsultasi dengan para peternak setempat
4. Mengambil dokumentasi lokasi

2.3.2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini dilakukan kegiatan yang mencakup dengan sistem


pemberian pakan sapi sebagai berikut :
1. Mengamati bagaimana sistim pemberian pakan yang dilakukan di kandan
g kelompok tersebut
2. Ikut melakukan kegiatan yang berlangsung yang terjadi di tempat Praktik
Kerja Lapang(PKL).
1. Membantu peternak di dalam memberikan makan dan minum ternak.
2. Membantu peternak dalam membersihkan kandang
3. Memisahkan bahan pakan berbahaya sebelum diberikan ke ternak

5
4. Melakukan wawancara dengan peternak yang berkaitan dengan kendala
yang dihadapi selama berternak.

2.3.3. Tahap Akhir

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu :

1. Meminta tanda tangan ketua Kandang “Teaching Farm Desa Lingsar,


Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat” dan melengkapi tanda
tangan fasilitator,
2. Pembuatan laporan PKL.
2.4. Manfaat Bagi Mahasiswa

Adapun manfaat yang bisa diambil Mahasiswa setelah dilaksanakan PKL


adalah;
1. Untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman Dalam pemberian
pakan pada Sapi.

2. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan di bangku kuliah, dengan


cara mempraktikkan langsung kepada para peternak yang ada dimasyarakat
cara-cara pemberian pakan dan memelihara sapi yang benar dan
menguntungkan.

2.5. Manfaat Bagi Peternak

Adapun manfaat yang bisa diambil oleh para peternak adalah;

1. Para peternak bisa terbantu dengan adanya PKL dari mahasiswa, karena dapat
membantu mereka dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan
dengan Pemberian pakan Sapi.

2. Para peternak bisa saling konsultasi dengan mahasiswa yang PKL di Kandang
Ternak mereka, tentang kendala yang ditemukan selama mereka berternak.

2.6. Manfaat Bagi Fakultas

6
Adapun manfaat yang bisa diambil oleh pihak Fakultas adalah;

1. Dapat saling membagi informasi mengenai perkembangan usaha peternakan


yang memberikan manfaat bagi para Peternak dan pihak Fakultas
2. Dapat terjalin hubungan yang baik antara para peternak di masyarakat dengan
pihak akademika, yang berkaitan dengan manajemen pemberian pakan sapi.

7
BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN

3.1. Permasalahan

Dalam setiap usaha peternakan ataupun usaha lainnya, tidak terlepas


dari masalah yang dapat merugikan peternak dan masyarakat disekitarnya.
Masalah-masalah yang timbul dalam usaha peternakan yang terjadi di
kandang Teaching Fam Fakultas Peternakan Unram sebagai berikut :

1. Tidak dimanfaatkan sebaik mungkin pengolahan limbah padat (feses) dan


cair (urine) ternak untuk dijadikan pupuk.
2. Terbatasnya penanaman pakan lamtoro

3.2. Pemecahan Masalah

1. Pengolahan limbah padat (feses) dan cair (urine) yang belum diadakan
pemanfaatnnya, untuk itu perlu diadakan pelatihan dan pembinaan
mengenai cara mengolah limbah padat (feses) dan cair (urine) ternak
menjadi pupuk oganik padat dan cair yang bisa memiliki nilai jual dan bisa
menambah penghasilan peternak.

8
BAB IV
HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

4.1. Jumlah Ternak Sapi Bali jantan

Ternak yang dipelihara di Kandang Teaching Farm Desa Lingsar,


Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat adalah dengan jumlah sapi jantan
40 ekor. Pada praktik kerja lapang ini hanya menggunakan 10 ekor sapi bali
jantan.

Table 1. Identifikasi ternak sapi bali jantan di Kandang Teaching Farm Desa
Lingsar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.

Gigi Tetap
No Ternak Diet Umur Keterangan
(Pasang)
901 F 1 pasang 1,5 tahun Jantan
930 F 1 pasang 1,5 tahun Jantan
906 G 1 pasang 1,5 tahun Jantan
908 G 1 pasang 1,5 tahun Jantan
927 H 1 pasang 1,5 tahun Jantan
903 H 1 pasang 1,5 tahun Jantan
921 I 1 pasang 1,5 tahun Jantan
934 I 1 pasang 1,5 tahun Jantan
926 J 1 pasang 1,5 tahun Jantan
910 J 1 pasang 1,5 tahun Jantan

4.2. Kegiatan Utama


Adapun hasil kegiatan utama yang dilakukan di Kandang Teaching Farm
Desa Lingsar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat adalah

1. Menyediakan pakan untuk ternak sapi Bali jantan .

Pakan yang diberikan pada ternak sapi Bali Jantan di Kandang Teaching
Farm Fakultas Peternakan adalah berupa pakan jerami padi, lamtoro, dan
onggok, urea + mineral.

9
Gambar 1 pakan jerami padi

Gambar 2 pakan hijauan [Lantoro]

10
2. Menggiling pakan Lantoro

Pakan digiling untuk memudahkan tenak dalam mengkonsumsi pakan


sehingga pakan yang diberikan tersebut dapat dihabiskan dan di cerna dengan
bak oleh ternak yang diberikan.

Gambar 4 Penggilingan pakan hijauan [Lantoro]

2. Pencampuran pakan yang akan diberikan

Paka yang akan dicampur adalah berupa pakan hijauan lamtoro dan
onggok,mineral dan urea. Pencampuran ini dimaksud untuk meningkatkan
nilai nutrisi dalam pakan dan diharapkan dapat mendorong terjadinya
pertumbuhan sapi dengan baik. Jenis pakan ini sangat membantu dalam
menghasilkan sapi yang berkualitas.

11
Gambar 5 pencampuran kapan

4.Menimbang pakan yang akan diberikan untuk ternak sapi Bali jantan

Pakan ditimbang untuk mengetahui berapa yang dikonsumsi oleh ternak


dan berapa sisa dari pakan yang tidak dimakan setiap harinya.

Jumlah pemberian pakan di Kandang Teaching Farm Desa Lingsar, Kecamatan


Lingsar, Kabupaten Lombok Barat berupa,lamtoro, dan onggok, urea+mineral.
Untuk jumlah pemberian pakan pada sapi bali jantan di Kandang Teaching
Farm Desa Lingsar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat sama setiap
harinya.

12
Gambar 6 penimbangan pakan yang diberikan

5. Pemberian pakan dan air minum untuk ternak sapi Bali jantan
Pemberian pakan dan air minum berupa Jerami padi, lamtoro,
onggok dan urea + mineral. Pemberian pakan pada sapi potong dapat
dilakukan secara ad libitum (Santosa, 2002). Pemberian pakan diberikan 2
kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pada pagi hari yaitu dimulai dari
jam 07.00 sampai dengan jam 12.00 dan pada sore hari dimulai dari jam
16.00 sampai jam 17.30.

13
Gambar 7 Pemberian Pakan

a. Sumber Pakan

Sumber pakan sapi Bali di Kandang Teaching Farm Desa


Lingsar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat berasal dari
kebun lamtoro milik masarakat.Dan sebagian pakan yang lainya berupa
jerami padi juga diperoleh dari kebun milik warga di sekitar kandang.
Dalam pemberiaan pakan peternak memisahkan semua jenis pakan yang
diberikan.

6. Menimbang sisa pakan

Penimbangan sisa pakan supaya mengetahui berapa banyak pakan


yang tidak dimakan oleh ternak. Sisa pakan yang ditimbang biasanya sisa
pakan yang hanya ada didalam tempat pakan saja sedangkan untuk pakan
yang sudah berjatuhan dan bercampur dengan kotoran ternak tidak ditimbang

14
karena berat untuk pakannya akan bercampur dengan berat kotoran dari ternak
tersebut.

Gambar:8 penimbangan sisa pakan

7. Menimbang sapi untuk mengetahui bobot badan ternak setiap minggu

Penimbangan sapi unntuk mengetahui bobot bada ternak setiap


minggu selama Pelaksanaan praktik Kerja Lapang.

Gambar 9 penimbangan sapi

15
Tabel 2. Rata-rata jumlah konsumsi pakan yang diberikan selama 35 hari.

No jumlah pemberin Jumlah sisa jumlah konsumsi


ternak per hari. kosumsi per hari pakan per hari
Diet (kg) (kg) (kg)

Kosentr Jrm kosent Jrm kosentr Jerami


at padi rat padi at padi
901 1F 2911 748,8 546 21,3 2366 727,46
930 2F 2392 1.638 497 150,9 2795 848,8
906 3G 3698 866 322 6,23 3376 861,29
908 4G 3683 909,4 369 0,47 3314 893,03
927 5H 4629 943,1 434 176,9 4196 766,26
903 6H 3678 982,5 343 177,8 3532 804,69
921 7I 2961 856,3 330 58,4 2631 791,6
934 I8 3070 856,3 292 0 2778 675,26
926 9J 2436 772,6 357 0 2080 592,49
910 10J 2409 725,1 351 8,46 2058 716,57
Jumlah 31867 9.298,1 3841 600,5 92126 7.677,5

Usaha ternak sapi potong sangat tergantung pada pemberian pakan.


Pakan yang bergiji baik dengan porsi tepat akan memicu pertumbuhan sapi
secara optimal. Pertumbuhan ternak tergantung dari pakan, genetik dan
perawatan.. Namun, pemenuhan pakan merupakkan faktor dominan
dibandingkan dengan faktor genetik dan perwatan. Denga demikian pakan
yang memenuhi kebutuhan akan memicu dalam pertumbuhan ternak itu
sendiri.
Pakan yang dikonsumsi sapi digunakan untuk pemenuhan hidup dan
produksi. Pakan untuk pemenuhan hidup digunakan untuk menggantikan sel
rusak, metabolisme basall, dan pengaturan suhu tubuh sapi. Sementara
produksi sapi digunakan untuk pertumbuhan, pertambahan bobot dan
produksi.
Kebutuhan pakan sapi tergantung dari bobot,, fase pertumbuhan atau
produki,,dan laju pertumbuhan yang dibutuhkan dalam takaran seimbang.

16
Dengan deikian pemberian pakan sapi disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing ternak.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Bobot Badan Sapi Bali Jantan di Kandang


Teaching Farm Desa Lingsar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.

No BB Bobot Badan Sapi Bali jantan (kg) Minggu Ke-


Ternak awal I II III IV V
F1 122.5 114 115 120.5 122.5 122.5
F2 134.5 136 130 136 131.5 133
G3 136.5 135 136 140.5 146 149
G4 140.5 143.5 142.5 148.5 153.5 155.5
H5 139 142 152.5 155.5 160 162.5
H6 144 147 161 162 163 162
I7 133 131 139 135.5 138 137
I8 127.5 134.5 141.5 141 139.5 144
J9 120.5 121 124 126 124.5 126.5
J10 112.5 116 116.5 117 116.5 118.5

Pertambahan bobot badan yang berbeda juga dipengaruhi oleh jumlah


konsumsi pakan yang diberikan. Karena pakan yang diberikan memiliki
kandungan nutrien yang berbeda. Selain itu, yang lebih utama lagi adalah
faktor genetik (kemampuan tubuh dalam mengubah pakan baik untuk hidup
pokok, pertumbuhan, produksi (daging), bekerja maupun untuk reproduksi
(Santoso, 2002).
Peningkatan pertambahan bobot badan diimbangi dengan meningkatnya
konsumsi pakan. Peningkatan konsumsi pakan disebabkan terjadinya
peningkatan laju cerna serat dan peningkatan laju alir mikroba penyerap
protein. Kemampuan sapi ataupun ternak lainnya dalam mengkonsumsi
ransum adalah terbatas. Keterbatasan ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang
mencakup ternak itu sendiri, keadaan ransum dan faktor luar lainnya seperti
suhu udara yang tinggi dan kelembaban udara. Karena banyaknya faktor yang
mempengaruhi maka tidak mungkin mendapatkan angka yang tepat dan

17
akurat untuk menentukan kemampuaan sapi dalam mengkonsumsi ransum
(Siregar, 1999).

Pengukuran konsumsi pakan pada ternak biasanya berdasarkan bahan


kering (Tillman et al., 1991). Konsumsi bahan kering pada ternak dipengaruhi
oleh beberapa hal, yaitu factor pakan yang meliputi palatabilitas dan daya
cerna, factor ternak yang meliputi bangsa, jenis kelamin, umur dan kondisi
kesehatan (Lubis, 1992). Konsumsi bahan kering memegang peranan penting
karena dalam bahan kering tersebut ternak memperoleh energi, protein,
vitamin dan mineral (Tillman et al., 1991).

Pertambahan bobot badan harian dihitung dari selisih bobot badan


akhir dikurangi bobot badan awal kemudian dibagi dengan lama periode
penggemukan (Rasyaf, 1993). Atau dapat ditulis dengan rumus sebagai
berikut :

Berat badan akhir − Berat badan awal


PBBH =
Lama Pengamatan

Tabel 6. Pertambahan Bobot Badan Harian Sapi Bali jantan di Kandang


Teaching Farm Desa Lingsar Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat

Pertambahan Bobot Badan (kg)


No Ternak PBBH (kg/hari)
Awal Akhir
F1 122.5 122.5 -
F2 134.5 133 -
G3 136.5 149 0,36
G4 140.5 155.5 0,43
H5 139 162.5 0,68
H6 144 162 0,52
I7 133 137 0,12
I8 127.5 144 0,48
J9 120.5 126.5 0,18
J 10 112.5 118.5 0,18

18
Setelah melakukan penimbangan berat badan setelah pelaksanaan
Praktik Kerja Lapang selama 35 hari bahwa pertambahan berat badan yaitu
memiliki menurunan dan peningkatan antar perlakuan ternak masing-masing.

4.3. Kegiatan Umum

Adapun Kegiatan umum yang dilakukan di Kandang Teaching Farm


Desa Lingsar Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat
1. Membersihkan kandang sapi

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapang di Kandang Teaching Farm


Desa Lingsar Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat mengenai
pembersihan kandang dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan pembersihan
kandang dilakukan setiap hari dengan cara yang sangat bersih. Kemudian alat-
alat yang digunakan untuk membersihkan kandang yaitu sekop, sapu lidi serta
air yang diangkut dari tempat minum sapi dan juga pipa. air yang letaknya
langsung didalam kandang dengan pipa yang langsung didalam kandang juga,
guna untuk membersihkan lantai kandang dan tempat pakan ternak.

Kandang sapi dibersihkan setiap hari supaya ternak merasa nyaman


berada didalam kandang dan untuk menghindari berbagai macam penyakit yang
ditimbulkan oleh kotoran ternak maupun sisa pakan. Bukan hanya kandangnya
yang dibersihkan akan tetapi sapinya juga dibersihkan dam dimandikanatau
disikat bagian tubuhnya.

19
Gambar: 11. Membersihkan kandang ternak

2. Membersihkan tempat pakans

Tempat pakan harus selalu dibersihkan supaya bisa menyimpan pakan


yang baru untuk makanan ternak. Jika tempat pakan tidak dibersihkan dan
pakan yang baru dicampur dengan pakan yang lama maka akan membuat nafsu
makan dari ternak itu sendiri menurun karena ternak mempunyai tingkat
palatability yang berbeda-beda terhadap pakan yang disajikan oleh peternak.

20
Gambar 13: membersihkan tempat pakan

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapang di kelompok


Ternak Mada Lemba Jaya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pakan yang diberikan pada ternak sapi Bali berupa hijauan lamtoro dan
Onggok. Dari pakan yang diberikan walaupun pakan sederhana sudah mampu
memenuhi kebutuhan ternak, hal ini dapat dilihat dari persentase pemberian
pakannya yang melebihi 10 % dari bobot badannya.
2. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore

5.2. Sarsan

Adapun saran yang dapat disampaikan dari pelaksanaan PKL di


kelompok Ternak Mada Lemba Jaya adalah diharapkan kepada para peternak
agar menanam banyak lamtoro gamal supaya tidak susah mencari pakan dari
kebun orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Chen,1990,12September).meningkatkanproduksi ternak ruminansia.www.ilmuternak.


Diakses 07, April 2019.

22
Egasianturi,(2015,02 Juli). makalah bahan pakan dan formulasi ransum “
penggunaan lamtoro pada bahan pakan ;https:// blogspot.com.html.
Diakses 28, September 2019.

Net, masbidin.(2019,24 Januari). Jenis Pakan Ternak Sapi dan Cara Pemberiannya
Agar Sapi Cepat Gemuk; https://masbidin.net/pakan-ternak-sapi.Diakses
06,september 2019.

Rahmatumi,(2012,7 November).Tehnik budidaya penggemukan sapi bali; https://rah


matumi.blgspot.com/2012/11/teknik-budidaya-penggemukan-sapi-
bali.html.Diakses 07,September 2019.

St,Sudirman.(2012).proposal-penggemukan-sapi-
bali;https://dirmanbima.blogspot.com/html.Diakses 07, April 2019

Santosa, (2002).Pertambahan bobot badan sapi bali;http://santosa.net/pertambahan-


bobot-badan-sapi-bali.Diakses 24 September 2019

Yifan,(2015, 18 Desember).Onggok untuk pakan ternak;http://www.ilmuternak.com/


Onggok untuk pakan ternak.html. Diakses 28,September 2019.

23
Lampiran 1. Data Pribadi Mahasiswa PKL

1. Nama : Taswir
NIM : BID015242
TTL : Kanbilo, 01 Juli 1997
Agama : Islam
Jurusan : Peternakan
Progran studi : SI Peternakan
Fakultas : Peternakan
Universitas : Mataram
Total SKS : 138
IPK : 2,16
Alamat : Desa Perampuan
No. Tlp/ Hp : 085337154591

24

Anda mungkin juga menyukai