Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

‘GOOD FEEDING PRACTIES SAPI POTONG DAN KERBAU’

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Produksi dan Manajemen Sapi Potong dan Kerbau Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran

Oleh :
Kelas P (Kelompok 4)

Ananda Angel Safitri (200610220010)


Auratu Syadiah Yogaswara (200610220011)
Muhamad Zihni Mufti Lathif (200610220012)

Dosen Pengampu:
Dr. Muhamad Fatah wijaya S.Pt ., M.Si
Ken Ratu Gharizah Alhuur , S.Pt ., M.Si

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “GOOD FEEDING PRACTIES SAPI POTONG DAN
KERBAU”.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Produksi dan Manajemen Sapi Potong dan Kerbau. Selain itu, pembuatan makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai praktik pemberian makanan yang baik adalah
serangkaian tindakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan makanan dengan cara
yang optimal dan sehat kepada bagi para pembaca dan penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Muhamad Fatah wijaya S.Pt ., M.Si ,
Ken Ratu Gharizah Alhuur , S.Pt ., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Bahan Pakan
dan Nutrisi Ternak Dasar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi kami. Kami
ucapkan pula terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Kami mengetahui makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah
yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena keterbatasan waktu dan kemampuan
kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Pangandaran, 12 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB 2
2.1 Pembahasan Good Feed Practice
2.2 Sistem Pemberian Pakan Pada Sapi Potong
2.3 Jenis Pakan Sapi Potong
2.4 Penerapan Langsung Good Feed Practice
2.5 Manfaat Penerapan Good Feed Practice Bagi peternak

BAB 3

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peternakan adalah subsektor yang memiliki peran sangat signifikan, baik dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penyediaan produk hewani yang
berkualitas maupun dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Seiring dengan
pertumbuhan populasi yang terus meningkat, kesadaran masyarakat tentang pentingnya
konsumsi makanan bergizi dan gaya hidup yang semakin tinggi juga berkembang. Akibatnya,
permintaan terhadap produk-produk peternakan semakin meningkat. Hal ini menunjukkan
bahwa di masa depan, usaha di sektor peternakan memiliki prospek yang cerah dan
berpotensi untuk meraih kesuksesan yang besar.
Wawasan peternak terhadap kebutuhan nutrisi adalah aspek penting dalam upaya
meningkatkan produktivitas ternak. Di Indonesia, salah satu penyebab utama ketersediaan
nutrisi yang rendah dalam pakan untuk pembibitan sapi potong adalah kurangnya
pemahaman peternak tentang manajemen pakan. Kurangnya pemahaman ini dapat
berdampak negatif pada sistem pertahanan tubuh ternak dan menurunkan tingkat
produktivitas mereka. Kita harus menyadari bahwa pakan merupakan salah satu komponen
kunci dalam produksi peternakan, dan sekitar 60-70% biaya produksi berasal dari pemenuhan
kebutuhan pakan ternak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mengatur manajemen pakan ternak sapi & kerbau?
2. Bagaimana memaksimalkan nutrisi yang di makan oleh ternak sapi &kerbau?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pola pemeliharaan ternak sapi & kerbau.
2. Untuk mengetahui kesehatan dan kesejahteraan ternak sapi &kerbau.
3. Untuk mengetahui bagaimana mengatur manajemen ternak sapi & kerbau.

1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
a. Hasil makalah diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk menjelaskan
tentang Good feed practice pada Sapi potong
b. Mengimplementasi teori dan ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan.
2. Bagi pembaca
a. Hasil makalah diharapkan bermanfaat sebagai bahan evaluasi penulis.
b. Diharapkan bermanfaat bagi pembaca sebagai penambah wawasan untuk mempelajari
tentang pemeliharaan sapi potong yang baik.
c. Dapat dijadikan acuan dan referensi bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Good Feed Practice
Salah satu aspek kunci dalam GFP adalah manajemen nutrisi, di mana pemeliharaan sapi
potong memerlukan pemahaman yang baik mengenai pemberian pakan yang seimbang dan
berkualitas. Selain itu, manajemen lahan rumput juga penting untuk memastikan tersedianya
pakan hijau yang memadai untuk ternak. Perlindungan sungai dan sumber air menjadi
perhatian lain dalam GFP, dengan upaya menjaga kualitas air dan habitat yang berkelanjutan.

Produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor genetik (30%) dan lingkungan (70%). Pengaruh
faktor lingkungan antara lain pakan, teknik pemeliharaan, kesehatan dan iklim. Pakan
mempunyai pengaruh yang paling besar (60%) dibanding faktor lingkunan lainnya (Rianto &
Purbowati, 2010). Produktivitas ternak sebagian besar dipengaruhi oleh faktor pakan dari
segi kualitas maupun kuantitas. Kegiatan pemenuhan kebutuhan pakan sangat dipengaruhi
oleh musim. Pada musim kemarau, ketersediaan vegetasi alami makin berkurang sehingga
perlu diupayakan pemanfaatan sumber pakan lain seperti produk samping pertanian
(Haryanto, 2003).

Kekurangan nutrisi akibat kualitas dan kuantitas hijauan yang telah berkurang pada
musim kemarau, menyebabkan menurunnya produktivitas ternak. Masalah produktivitas
ternak sering kali dialami oleh peternak. Salah satu contoh masalah tersebut yaitu peternak
memberikan pakan yang menurutnya sudah baik, kandungan nutriennya sudah cukup, akan
tetapi ternak tersebut tidak mampu menghasilkan daging, susu, dan telur yang optimal. Hal
ini terjadi akibat kurangnya pengetahuan peternak mengenai pemanfaatan berbagai macam
bahan baku lokal yang dapat dijadikan sebagai pakan alternatif.

Tingginya ketergantungan terhadap bahan pakan ternak impor untuk memenuhi kebutuhan
pakan ternak pada usaha peternakan dalam negeri juga yang mencapai 35%-40% atau
yang bisa bernilai 65% dari seluruh biaya penyusun ransum (Utomo, 2021), akan
berimplikasi terhadap kinerja dan performa produksi usaha peternakan secara nasional.
Karena permasalahan klasik yang dihadapi pera peternak baik pada skala kecil, menengah
dan besar secara umum masih berkaitan dengan aspek kuantitas, kualitas, kontinuitas dan
harganya yang belum memberikan keuntungan secara ekonomis.

2.2 Sistem Pemberian pakan Pada sapi potong


Terdapat 3 cara dalam sistem pemberian pakan sapi potong yang ditujukan untuk
pemggemukan sapi tersebut diantaranya; penggembalaan (Pasture Fattening), kereman (Dry
Lot Fattening), dan mengkombinasikan keduanya.

1. Metode penggembalaan (Pasture Fattening)Pada sistem ini sapi potong digembalakan di


padang rumput sepanjang hari. Sapi baru dimasukkan ke dalam kandang pada saat malam
hari. Pada metode ini sapi hanya diberikan pakan hijauan berupa rumput, konsentrat tidak
diberikan sama sekali. Padang penggembalaan sebaiknya ditanami tanaman legum seperti
lamtoro, karena legum memiliki kandungan protein yang tinggi. Metode ini lebih murah
karena biayanya yang dikeluarkan untuk pakan dan tenaga lebih rendah. Namun metode ini
memberikan pertambahan berat badan harian yang kecil.

2. Metode Kereman (Dry Lot Fattening)


Pada sistem ini sapi potong hanya dipelihara didalam kandang saja dan tidak digembalakan
sama sekali. Sistem ini banyak dilakukan oleh peternak di Indonesia yang menggemukan
sapinya secara intensif. Tujuannya agar memperoleh pertamabahan bobot harian yang tinggi.
Konsentrat merupakan pakan utama sapi potong yang akan digemukkan dengan metode ini.
Walaupun demikian hijauan juga tetap diberikan. Perbandingan konsentrat dan hijauan yang
diberikan biasanya sekitar 4:6.

3. Metode kombinasi Pasture Fattening dan Dry Lot Fattening


Metode ini dilakukan dengan dua cara. Metode pertama sapi digembalakan terlebih dahulu
pada pagi-siang hari untuk diberikan pakan hijauan, sedangkan pada sore-malam harinya sapi
dikandangkan dan diberi pakan konsentrat secukupnya.
2.3 Jenis Pakan Sapi Potong
1. Pakan Kasar

Pakan kasar adalah pakan yang bervolume besar tetapi berat dari setiap unit volume-nya
rendah. Makanan yang termasuk pakan kasar dapat berasal dari hijauan, antara lain:
Rumput, bisa rumput lapangan, rumput tanaman, rumput grinting, rumput benggala, rumput
kolonjono, rumput tuton.
Daun leguminos.
Sisa hasil panen seperti jerami, baik jerami padi, jerami kedelai, jerami jagung, maupun
jerami kacang tanah.
Pakan ternak yang berasal dari hijauan memiliki kandungan serat kasar sekitar 18% tetapi
memiliki kandungan energi yang rendah. Hijauan yang menjadi sumber nutrisi yang baik
adalah hijauan yang mengandung protein kasar sebanyak 20 % total bahan kering seperti
leguminosa/ kacang – kacangan, Sedangkan, pakan dari sisa hasil panen seperti jerami, hanya
memiliki kandungan protein kasar sekitar 3 – 4 % bahan kering. Dari pakan hijau – hijauan
yang berasal dari daun dan rumput yang berkualitas, hewan ternak seperti sapi hanya dapat
berproduksi 70% dari kemampuan seharusnya.

2. Pakan Penguat (Konsentrat)

Pakan penguat atau disebut juga konsentrat adalah pakan ternak yang memiliki kandungan
serat kasar rendah, dibawah 18%. Nutrisi utama dari pakan konsentrat berupa energi dan
protein. Ada dua perbedaan konsentrat, yakni konsentrat sebagai sumber energi dan sebagai
sumber protein.

Konsentrat sumber energi adalah konsentrat yang memiliki kadar protein kurang dari 20%.
Sebaliknya, konsentrat sumber protein adalah konsentrat yang memiliki kadar protein di atas
20%. Konsentrat merupakan suatu bahan pakan ternak yang diberikan bersamaan dengan
bahan pakan ternak lainnya untuk meningkatkan kandungan gizi pakan ternak yang
dicampurkan sebagai pakan pelengkap.
3. Pakan Fermentasi

Pakan fementasi adalah hasil dari proses amoniasi, atau sering juga disebut sebagai peragian/
pemerana. Tujuan pembuatan pakan fermentasi adalah untuk memaksimalkan pengawetan
kandungan gizi pada pakan hijauan ataupun bahan pakan lainnya agar dapat disimpan dalam
waktu yang lama dan tanpa mengurangi jumlah nutrisinya.

Kebutuhan gizi dan nutrisi yang tercukupi, maka banyak efek positif yang didapatkan.
Kualitas hewan ternak yang semakin baik yang sudah pasti akan berdampak pada nilai jual
hewan ternak. Dengan menggunakan metode fermentasi, maka penyediaan pakan ternak akan
lebih efisien. Adapun ciri – ciri dari pakan fermentasi yang sudah jadi, seperti ada
peningkatan suhu, ada perubahan warna, dan menjadi lebih lapuk/ empuk.

Untuk tahu lebih lengkap tentang pakan ternak fermentasi, bagaimana cara membuat pakan
ternak fermentasi sendiri, dan bagaimana pula cara tepat memberikannya pada hewan ternak
Anda, bisa kunjungi artikel Fermentasi Pakan Ternak.

4. Mineral

Mineral atau zat – zat garam sangat dibutuhkan untuk hewat ternak perah. Zat anorganik
seperti : Kalsium, Kalium, Zat besi, Fosfat, Natrium, Magnesium, dan yang lainnya adalah
macam – macam zat yang dibutuhkan oleh tubuh hewan ternak.

Tambahan mineral memang dibutuhkan sebagai tambahan pada beberapa pakan ternak, tetapi
tidak semua, karena sebagian besar mineral tersebut dapat diperoleh dari bahan – bahan
makanan ternak yang diberikan. Maka dari itu sangat penting untuk mengetahui kandungan
dari pakan ternak yang diberikan, apakah sudah mencukupi kebutuhan mineral hewan ternak
atau tidak.
5. Vitamin

Vitamin sangat penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan, dan menjaga fungsi alami dari
sistem tubuh hewan ternak, ada dua 2 kelompok vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh hewan
ternak, yaitu vitamin yang larut dalam air diantaranya vitamin B kompleks, B6, B12, C,
biotin, kholin, inondol, niacin. Dan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin, A, D, E,
dan K.

Memang vitamin hanya sedikit yang dibutuhkan, tetapi hal ini sama sekali tidak boleh
diabaikan karena tidak semua bahan pakan ternak mengandung vitamin yang lengkap,
mengingat resiko dari hewan ternak yang jika kekurangan vitamin maka dapat
mengakibatkan tubuh hewan ternak lemah, sakit – sakitan, dan bahkan kematian.

6. Pakan Tambahan

Adalah pakan yang digunakan hanya sebagai tambahan dan bukanlah untuk konsumsi pokok
bagi hewan ternak. Pakan tambahan yang dimaksudkan adalah produk yang tidak bernutrisi,
namun berguna untuk menjaga kesehatan, mencegah penyakit, ataupun menyembuhkan
hewan ternak. Diantaranya, antibiotik, anti toksin, obat cacing, hormon, dan yang lainnya.

Pada pemberian antibiotik sendiri, dimaksudkan untuk memodifikasi keseimbangan bakteri


yang berada dalam saluran pencernaan hewan ternak. Keseimbangan antara bakteri yang
menguntungkan dan bakteri yang merugikan akan mencegah terjadinya penurunan produksi
ternak.
2.4 Penerapan Langsung Good Feed Practice

1.penyuluhan adalah penerapan GFP pada agribisnis penggemukan sapi potong melalui
penggunaan aplikasi Sidik (Sistem Identifikasi dan Recording Ternak) berbasis android
ponsel.
Penyuluhan. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan memaparkan berbagai macam bahan
pakan lokal yang potensial dan dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif. Kegiatan
penyuluhan dikombinasikan dengan diskusi bersama dengan peternak untuk
mengidentifikasi bahan pakan yang tersedia di sekitar lokasi peternakan.

2. Penyusunan ransum dilakukan setelah bahan pakan potensial yang tersedia telah
teridentifikasi. Ransum disusun sesuai dengan metode pemberian pakan yang selama ini
dilakukan oleh peternak, dengan memberikan sentuhan teknologi berupa tambahan bahan
pakan lokal. Penyusunan ransum melibatkan peternak dengan menyesuaikan kondisi
lapangan. Ransum yang diformulasikan terdiri dari beberapa jenis dan kombinasi bahan.
Ransum yang telah disusun dapat menjadi reverensi peternak dalam pemberian pakan sapi
potong . Penyusunan ransum berbahan dasar pakan lokal Formulasi ransum yang disusun
dengan mempertimbangkan kecukupan pakan dari segi kuantitas maupun kualitas bagi sapi
potong. Diharapkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki, maka manajemen pemberian
pakan dapat diperbaiki yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas ternak sapi
potong di Desa Galung. Formulasi ransum dengan berbagai kombinasi bahan pakan lokal
yang akan diaplikasikan pada ternak sapi potong.

2.5 Manfaat Penerapan Good Feed Practice Bagi Peternak


Penerapan Good Feed Practice Memiliki efek manfaat yang baik bagi hasil produks yang
di dapatkan oleh para peternak sebagaimana hasil penerapan Good Feed Practice yang
terdapat pada pada jurnal (Prayoga , dkk , 2021) ,yaitu
.Pengetahuan peternak meningkat dengan persentase 39,58 % berada pada kriteri Cukup
Efektif atau Berhasil. Sikap peternak meningkat dengan persentase 37,50 % berada pada
Cukup Efektif atau Berhasil. Dan keterampilan peternak juga meningkat dengan persentase
41,39 % berada pada kriteria Cukup Efektif atau Berhasil
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1.Dalam meningkatkan produksi daging sapi, diperlukan penerapan Good Feed Practice
(GFP).
2. Tujuan GFP untuk meningkatkan dan memaksimalkan produksi dari hewan ternak sapi
potong
3. Penerapan praktik-praktik ini diharapkan dapat meningkatkan produksi daging sapi secara
berkelanjutan sambil menjaga keseimbangan ekologi dan kesejahteraan peternak.
DAFTAR PUSTAKA

Bain, A. (2021). Revitalisasi sistem pengelolaan bahan pakan lokal untuk mewujudkan
swasembada pakan ternak di daerah. Prosiding Seminar Teknologi Agribisnis
Peternakan (STAP) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, 8, 18- 29.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2016. Manajemen Agribisnis
Penggemukan sapi potong. Jakarta.
Fathurohman, F. (2018b ). Peningkatan produktivitas ternak dan manajemen peternakan di
Sentra Peternakan Rakyat (SPR) Cinagarabogo Subang. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Sakai Sambayan, 2(3), 139-142
Maryam, M., Paly, M. B., & Astati, A. (2016). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
penentu pendapatan usaha peternakan sapi potong (Studi Kasus Desa Otting Kab.
Bone). Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan, 3(1), 79-101.
Prayoga ., Wardani ., Kisworo , 2021. Analisis Perubahan Perilaku Dan Usaha Dalam Kaji
Terap Good Farming Practice dan Aplikasi Sidik Di Kecamatan Panjalu Kabupaten
Ciamis. Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 16 No. 1, Mei 2021

Anda mungkin juga menyukai