BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh :
Mohamad Daffa Falih 202110350311082, Peternakan
Rizka Fitriana 202110350311032, Peternakan
Elsha Pramudyansyah 202110350311017, Peternakan
1
DAFTAR ISI
2
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pakan adalah semua makanan yang dapat dimakan oleh hewan ternak, tidak
mengganggu kesehatan, dapat diberikan sebagai asupan sumber energi, dan zat-zat
gizi bagi ternak. Keberhasilan suatu usaha peternakan sangat ditentukan oleh
adanya pemberian pakan yang berkualitas. Kandungan pada bahan pakan yang
harus diperhatikan adalah sumber proteinnya. Protein merupakan satu dari
biomolekul raksasa diantaranya polinukleotida, polisakarida, lipid, dan yang
merupakan penyusun utama dalam perkembangan makhluk hidup. Pakan juga
memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan ternak baik untuk hidup pokok,
pertumbuhan, reproduksi dan produksi. Tiga faktor penting dalam kaitan
menyediakan hijauan bagi ternak ruminansia adalah kesediaan pakan harus ada
dalam jumlah yang cukup, mengandung nutrisi yang baik, dan kesinambungan
sepanjang tahun. Kesediaan hijauan umumnya berfluktuasi mengikuti pola musim,
dimana produksi hijauan melimpah di musim hujan dan sebaliknya terbatas pada
musim kemarau.
Salah satu permasalahan dalam usaha peternakan adalah ketersediaan
sumber pakan. Tingginya kebutuhan bahan pakan bersumber protein tinggi
menyebabkan naiknya biaya pakan menjadi sangat pesat dari tahun ke tahun.
Adanya biaya bahan pakan sumber protein tentunya menjadi perhatian lebih bagi
peternak, karena biaya pakan merupakan komponen terbesar dalam kegiatan usaha
peternakan yaitu kurang lebih sekitar 50 sampai 70%. Ketersediaan bahan pakan
berkualitas yang kurang memadai menjadikan masalah utama dalam menjadi
peternak, sehingga menyebabkan kurang optimalnya hasil panen. Peternak yang
bermitra dengan perusahaan penyedia pakan sering diresahkan dengan biaya yang
mahal, oleh karena itu banyak peternak yang mengalihkan pakan ternak kearah
pakan alternatif, selain dapat menekan biaya, pakan alternatif tetap mempunyai
nutrisi yang cukup bagi hewan ternak. Indonesia menganggarkan kurang lebih US$
200 juta per tahun untuk mengimpor bahan baku utama pembuatan pakan seperti
tepung dan minyak ikan sebagai nutrisi pakan. Semakin meningkatnya biaya pakan,
ancaman mutu atau kualitas pakan ternak, serta meningkatnya permintaan protein
di pasar menyebabkan biaya protein yang berbasis hewan semakin mahal.
Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak, diantaranya
yaitu dengan melakukan riset untuk menghasilkan pakan yang ekonomis atau pakan
alternatif dengan kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Pakan
alternatif sangat menguntungkan bagi peternak maupun hewan ternak. Pakan
alternatif ini jumlahnya sangat melimpah dan juga sangat mudah didapat dari sisa-
sisa konsumsi manusia, kebutuhan nutrisi pakan alternatif juga sangat menjanjikan.
Pakan tersebut dapat dijadikan pakan pokok atau sampingan selain pakan yang telah
tersedia. Pakan alternatif dipilih karena mempunyai nutrisi tinggi diantaranya
protein yang berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan hewan.
2
Penelitian yang sejenis dengan penelitian yang akan saya buat yaitu seperti
Pengaruh Pemberian Batang dan Kulit Pisang Sebagai Pakan Fermentasi untuk
Ternak Sapi Potong. Pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan dalam beternak sapi potong. Syarat pakan yang diberikan harus
berkualitas, mengandung zat gizi untuk kebutuhan hidup pokok ternak sapi potong.
Salah satu bahan pakan yang diberikan pada ternak pada saat musim kemarau
adalah batang pisang, kulit pisang yang dapat diolah dalam bentuk pakan fermentasi
untuk memenuhi kebutuhan ternak sapi. Kebanyakan para pembudidaya tanaman
pisang hanya membuang atau membiarkan batang pisang hingga busuk begitu saja
setelah dipanen buahnya. Di Kabupaten Manokwari umumnya, nilai ekonomis dari
batang pisang dan kulit pisang belum dimanfaatkan, batang pisang masih memiliki
potensi lain yang berguna yaitu sebagai bahan baku pakan ternak. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan November 2017, tempat
pelaksanaan di Kampus STPP Manokwari, bertujuan Untuk mengetahui pengaruh
pemberian batang dan kulit pisang sebagai pakan fermentasi terhadap pertambahan
berat badan ternak sapi potong. Hasil penelitian diperoleh Pada perlakuan A0 (
tanpa pemberian pakan fermentasi ada pertambahan berat badan antara 0,98 kg per
ekor per hari, pada perlakuan A1 (penambahan pakan fermentasi 20 %), terjadi
pertambahan berat badan 2,41 kg per ekor per hari, sedangkan pada perlakuan A2
(penambahan pakan fermentasi 30 %) pertambahan berat badan 2,71 kg per ekor
per hari. Hasil analisis SPSS versi 22, menunjukkan bahwa pemberian pakan
fermentasi batang dan kulit pisang pada level 20 % dan 30 % memberikan pengaruh
nyata ( P < 0,05) , pada pertambahan berat badan harian (Labatar,2018).
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya maka kebaharuan dari
penelitian ini adalah dengan menjadikan batang pisang menjadi bahan utama dan
di tambahkan dengan bahan utama lain yaitu lamtoro yang nantinya akan di jadikan
pakan alternatif pellet yang bisa menjadi pakan hewan – hewan ternak.
Tujuan khusus penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan bisa
memanfaatkan bahan limbah organic yaitu batang pisang dan lamtoro menjadi
sebuah hal yang bermanfaat bagi peternak yaitu di jadikannya pakan alternatif
berupa pellet.
Manfaat dari penelitian ini yaitu meminimalisir kebutuhan pakan ternak
yang kurang dengan menghasilkan pakan alternatif pellet dari batang pisang dan
lamtoro.
Keutamaan penelitian ini adalah dengan menciptakan hal baru yaitu bukan
sekedar pakan alternatif tapi pakan ini dijadikan sebuah pellet yang mana pakan ini
akan bertahan lama.
Temuan yang ditargetkan dari penelitian ini yaitu menemukan pakan
alternatif yang terbuat dari batang pisang dan lamtoro dan bisa di konsumsi oleh
hewan -hewan ternak.
Kontribusi penelitian ini terhadap ilmu pengetahuan adalah penelitian ini
mengenai cara dalam mengatasi kekurangan pakan dalam bidang peternakan
melalui pemanfaatan limbah organic menjadi pakan alternatif hewan ternak.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
iso-protein dan iso-kalori dan mendapatkan hasil yang berbeda nyata terhadap
performans ayam pedaging. Namun daun lamtoro dalam pakan yang digunakan
disubstitusi dengan sorghum dan juga level bahan pakan yang lain ditingkatkan
sehingga diperkirakan kualitas pakannya meningkat. Jull (1951) menyatakan
bahwa dibanding dengan kebanyakan ternak domestik, ayam pedaging bertumbuh
lebih cepat, berat mencapai dua kali lipat dalam dua minggu dan meningkat sampai
sepuluh kali dalam waktu kira-kira enam minggu. Laju pertumbuhan tersebut
ditentukan oleh kemampuan untuk bertumbuh, jenis dan jumlah pakan yang
dikonsumsi, dan kondisi lingkungan selama pemeliharaan. (Susan,2018).
Pengaruh Pemberian Batang dan Kulit Pisang Sebagai Pakan Fermentasi
untuk Ternak Sapi Potong. Pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan dalam beternak sapi potong. Syarat pakan yang diberikan harus
berkualitas .Mengandung zat gizi untuk kebutuhan hidup pokok ternak sapi potong.
Salah satu bahan pakan yang diberikan pada ternak pada saat musim kemarau
adalah batang pisang, kulit pisang yang dapat diolah dalam bentuk pakan fermentasi
untuk memenuhi kebutuhan ternak sapi. Kebanyakan para pembudidaya tanaman
pisang hanya membuang atau membiarkan batang pisang hingga busuk begitu saja
setelah dipanen buahnya. Di Kabupaten Manokwari umumnya, nilai ekonomis dari
batang pisang dan kulit pisang belum dimanfaatkan, batang pisang masih memiliki
potensi lain yang berguna yaitu sebagai bahan baku pakan ternak (Mandey,2015).
Bertujuan Untuk mengetahui pengaruh pemberian batang dan kulit pisang
sebagai pakan fermentasi terhadap pertambahan berat badan ternak sapi potong.
Hasil penelitian diperoleh Pada perlakuan A0 ( tanpa pemberian pakan fermentasi
ada pertambahan berat badan antara 0,98 kg per ekor per hari, pada perlakuan A1
(penambahan pakan fermentasi 20 %), terjadi pertambahan berat badan 2,41 kg per
ekor per hari, sedangkan pada perlakuan A2 (penambahan pakan fermentasi 30 %)
pertambahan berat badan 2,71 kg per ekor per hari. Hasil analisis SPSS versi 22,
menunjukkan bahwa pemberian pakan fermentasi batang dan kulit pisang pada
level 20 % dan 30 % memberikan pengaruh nyata ( P < 0,05) , pada pertambahan
berat badan harian. Dengan adanya keterbatasan pakan hijauan , maka diperlukan
solusi pakan alternatif untuk mengatasi kekurangan hijauan. Pakan merupakan
salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam beternak sapi potong. Pakan
yang diberikan harus berkualitas, mengandung zat gizi untuk kebutuhan hidup
pokok ternak sapi potong. Batang dan kulitnya dicacah dan difermentasi untuk
memperlama umur penyimpanan dan menaikkan nutrisi batang dan kulit pisang
tersebut (Mandey,2015).
Kandungan nutrisi kulit pisang sangat berpotensi sekali sebagai sumber
karbohidrat yang baik untuk semua fase kehidupan ternak. Kandungan karbohidrat
terutama bahan ekstrak tanpa nitrogen sebesar 66,20 % (Heruwatno, dkk. 1993) dan
masih mengandung selulosa dan hemiselulosa sebesar 40 % dari total serat kasar
yang dikandungnya (Parakkasi, 1990) dengan kandungan serat kasar kulit pisang
5
sebesar 13 % (Gohl, 1981). Van Soest (1994) bahwa selulosa dan hemiselulosa
merupakan komponen dinding sel tanaman yang masih dapat dimanfaatkan oleh
ternak ruminansia. Hasil ini sejalan dengan pendapat Ali (2013). Pemberian pakan
fermentasi dengan menambahkan batang dan kulit pisang memiliki komponen
nutrisi yang tinggi dan merupakan limbah tidak diperjualbelikan, memberikan
manfaat ekonomi sebagai pakan ternak. Dengan pemberian pakan fermentasi
batang dan kulit pisang dapat meningkatkan palatabilitas ternak sapi,sehingga
terjadi pertambahan bobot badan (Mandey,2015).
BAB 3
METODE PENELITIAN
1. Persiapan bahan yang akan di buat pada penelitian ini yang berbahan utama
batang pohon dan lamtoro juga bahan tambahan lainnya.
2. Setelah itu bahan utama berupa batang pisang dan lamtoro dicacah dan
dikeringkan di terik matahari.
3. Setelah bahan utama sudah kering maka tahap selanjutnya yaitu pencampuran
dengan bahan tambahan berupa dedeg, jagung dan sedikit air dengan estimasi berat
komposisi masing masing dan dengan Teknik di giling.
4. Setelah dilakukan pengilingan tahap selanjutnya yaitu pencetakan dengan mesin
cetak pellet.
5. Setelah itu pellet yang sudah jadi dibiarkan agar kering dan nantinya bisa di
percobakan pada hewan ternak.
6. Pada penelitian kali ini pakan alternatif ini akan dipercobakan pada hewan
unggas ayam ayam dan hewan kelinci.
7. Nantinya akan kita lihat apabila pakan alternatif ini diberikan kepada hewan
ternak tersebut kita akan melihat dari segi bobot hewan ternak itu.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
DAFTAR PUTAKA
LAMPIRAN
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
4. NIM 202110350311082
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE
11
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
4. NIM 202110350311032
1.
2.
3.
1.
2.
12
3.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE
( Rizka Fitriana )
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
4. NIM 202110350311017
1.
2.
13
3.
1.
2.
3.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE/PKM-RSH
( Elsha Pramudyansyah )