Disusun oleh:
Novita Anggraini
14/366477/PT/06736
Kelompok IX
Latar Belakang
Sapi potong di indonesia mempunyai peranan yang sangat penting.
Sapi potong merupakan penyedia sumber protein asal hewani bagi
masyarakat. Sapi potong juga mempunyai peranan penting dalam
kehidupan petani atau peternak di daerah pedesaan yaitu sebagai
tabungan yang sewaktu-waktu dapat dijual untuk berbagai kebutuhan.
Pemanfaatan limbah peternakan yang sangat berguna bagi masyarakat
sekitar menjadikan banyak orang memelihara ternak terutama
pemeliharan sapi potong.
Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu usaha
yang sudah berkembang secara pesat dan telah menyebar di wilayah
Indonesia. Setiap usaha peternakan harus memperhatikan 3 hal yang
sangat penting untuk keberhasilan usaha penggemukan ternak sapi yaitu
breed, feed, dan manajemen. Ketiga hal tersebut harus berkaitan dan
berhubungan satu sama lain, untuk keberhasilan usaha penggemukan
sapi potong maka yang harus diperhatikan adalah manajemen
pemeliharaan yang terarah dan pengelolaan yang profesional. Usaha
penggemukan sapi potong sangat berkembang pesat karena masyarakat
sadar akan kebutuhan hewani sehingga permintaan daging terus
meningkat.
Pemeliharaan sapi potong maupun ternak kerja lainnya di
Indonesia dilakukan secara intensif dan semi intensif. Sapi-sapi yang
dipelihara seara intensif hampir sepanjang hari berada dalam kandang
dan diberikan pakan sebanyak dan sebaik mungkin sehingga
pertumbuhannya dapat berjalan dengan baik. Pemeliharaan semi intensif
sapi kadang kala dilepas atau diumbar. Bibit sapi potong menjadi suatu
pertimbangan yang penting karean harus dapat beradaptasi dengan
kondisi lingkungan tempat pemeliharaan.
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pemeliharaan sapi adalah mengetahui cara
pemeliharaan ternak potong khususnya komoditas sapi serta mengetahui
manajemen pemeliharaan sapi yang meliputi sistem perkandangan,
manajemen seleksi, manajemen pencatatan, manajemen reproduksi,
manajemen pakan, manajemen perawatan ternak dan manajemen
pengolahan limbah.
Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum sistem pemeliharaan sapi adalah dapat
mengetahui tata cara pemeliharaan ternak potong khususnya komoditas
sapi mulai dari sistem perkandangan, manajemen seleksi, manajemen
pencatatan, manajemen reproduksi, manajemen pakan, manajemen
perawatan ternak dan manajemen pengolahan limbah.
BAB II
KEGIATAN PRAKTIKUM
Kegiatan yang dilakukan selama praktikum tersebut adalah sanitasi
yang dilakukan pada pagi hari, pemberian pakan, pemilihan dan seleksi
ternak, pendataan (recording), mengamati perkandangan reproduksi,
penanganan dan pengamatan biologi dan limbah.
Pemilihan dan Seleksi Ternak
Pemilihan ternak
Kriteria bibit untuk pembesaran. Praktikum pemilihan ternak
sebagai kriteria bibit untuk pembesaran dilakukan dengan mendengarkan
penjelasan dari hasil berdiskusi dengan asisten. Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan dapat diketahui kriteria bibit untuk pembesaran.
Kriteria bibit untuk pembesaran adalah ternak tersebut dalam keadaan
sehat, tidak cacat, dan nafsu makan baik.
Bibit adalah ternak yang mempunyai sifat unggul dan mewariskan
serta memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangkan (Direktorat
Jendral Ternak, 2014). Bibit pembesaran adalah pedet jantan atau betina
yang nantinya akan dipelihara untuk dibesarkan. Pembesaran sapi
dilakukan mulai dari lahir hingga ukuran atau umur sapi siap potong
(Yulianto dan Cahyo, 2010).
Bibit yang baik untuk pembesaran adalah harus berasal dari tetua
yang memiliki genetis yang bagus. Kriteria pemilihan bibit yang bagus
adalah pertumbuhan setelah disapih, penampilan reproduksi, efisiensi
akan, dan bebas dari cacat genetik. Penampilan reproduksi merupakan
sifat yang penting untuk diperhatikan karena mempunyai nilai ekonomis
tinggi (Susilorini et al., 2007). Berdasarkan literatur yang ada, pemilihan
bibit untuk pembesaran di kandang Ternak Potong Kerja dan kesayangan
Fakultas Peternakan UGM telah sesuai dengan literatur yang ada.
P Sr Ss Pg Sr Ss Dicacah kering
g (dilayukan)
individu 200k - 10 - 5 - -
g % Kg
B
B
Limbah Peternakan
Macam limbah
Berdasarkan pada praktikum yang sudah dilakukan, didapatkan
hasil bahwa macam limbah peternakan yang dihasilkan antara lain feses,
urin dan sisa pakan. Limbah hasil sisa dari peternakan dikumpulkan dan
dijual sebagai bahan untuk pembuatan kompos. Namun, pengolahan
limbah peternakan belum ada di kandang. Kaharudin (2010) menjelaskan
bahwa pengelolaan limbah yang dilakukan dengan baik selain dapat
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan juga memberikan nilai
tambah terhadap usaha ternak. Pemanfaatan limbah kotoran ternak
sebagai pupuk kompos dapat menyehatkan dan menyuburkan lahan
pertanian. Selain itu kotoran ternak juga dapat digunakan sebagai sumber
energi biogas.
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha
peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan,
pengolahan produk ternak, dan sebagainya. Limbah tersebut meliputi
limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio,
kulit, lemak, darah, rambut, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-lain.
Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan
semakin meningkat. Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung
dari species ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran
sapi yang terdiri dari feses dan urine merupakan limbah ternak yang
terbanyak dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak
ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan domba (Sihombing, 2000).
Berdasarkan hasil praktikum macam limbah pada ternak kambing dan
domba sesuai dengan literatur.
Penanganan limbah
Praktikum penanganan limbah dilakukan dengan cara
mendengarkan penjelasan dari asisten. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan didapatkan hasil pada penanganan limbah pada Kandang
Ternak Potong belum diolah secara sempurna sehingga hanya dibiarkan
menggunung dan tidak dimanfaatkan secara maksimal. Sudiarto (2008)
menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi limbah peternakan
dapat dikonversi menjadi pupuk organik, bahan bakar dan biomassa
protein sel tunggal atau etanol. Konversi limbah menjadi pupuk organik
paling sering dilakukan menjadi produk yang bermanfaat, maka selain
pencemaran lingkungan hidup dapat diatasi, juga diperoleh nilai tambah
pendapatan bagi pengusaha peternakan. Limbah peternakanjuga sangat
potensial sebagai bahan baku pembuatan biomassa protein sel tunggal
(PST) sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak, udang dan ikan.
Demikian juga sebagai bahan bakar, limbah peternakan merupakan
sumberdaya yang sangat potensial.
Pengolahan limbah
Praktikum penanganan limbah dilakukan dengan cara
mendengarkan penjelasan dari asisten. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan didapatkan hasil pada penanganan limbah pada Kandang
Ternak Potong belum diolah secara sempurna sehingga hanya dibiarkan
menggunung dan tidak dimanfaatkan secara maksimal. Sudiarto (2008)
menyakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi limbah peternakan
dapat dikonversi menjadi pupuk organik, bahan bakar dan biomassa
protein sel tunggal atau etanol. Konversi limbah menjadi pupuk organik
paling sering dilakukan menjadi produk yang bermanfaat, maka selain
pencemaran lingkungan hidup dapat diatasi, juga diperoleh nilai tambah
pendapatan bagi pengusaha peternakan. Limbah peternakanjuga sangat
potensial sebagai bahan baku pembuatan biomassa protein sel tunggal
(PST) sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak, udang dan ikan.
Demikian juga sebagai bahan bakar, limbah peternakan merupakan
sumberdaya yang sangat potensial.
BAB III
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa sistem perkandangan yang digunakan adalah kandang individu,
kandang umbaran, dan kandang beranak. Ukuran kandnag sudah sesuai
dengan kebutuhan ternak. Manajemen perkandangan dapat dikatakan
cukup baik. Fasilitas serta peralatan pendukung sudah lengkap. Pakan
yang diberikan jumlahnya sudah baik dan sesui kisaran normal.
Manajemen sanitasi kandang, temapat pakan dan minum sudah rutin
dilakukan. Pengolahan limbah di kandang masih belum optimal.
Saran
Sebaiknya limbah sisa pemeliharaan ternak dapat diolah menjadi
berbagai produk pupuk sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik dan
akan leibuh mendapatkan banyak keuntungan tambahan.
DAFTAR PUSTAKA