SAMARINDA
Oleh :
SONYA Br TARIGAN
NIM. 1603055032
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
APRIL 2020
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ii
iii
RIWAYAT HIDUP
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat-Nya penulis bisa menyelesaikan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) dan laporan akhir PKL yang berjudul “Manajemen Perkandangan Ayam
Parent Stock DI PT. Super Unggas Jaya Sungai SIRING Samarinda”.
Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
ditempuh oleh setiap mahasiswa Program Studi Peternakan , Fakultas Pertanian,
Universitas Mulawarman guna memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang
kegiatan pada suatu lembaga/instansi/perusahaan tertentu yang berkaitan dengan
bidang Peternakan . Penyusunan laporan dari kegiatan PKL yang telah dilaksanakan
selama 26 hari kerja di PT.Sumber Unggas Jaya Samarinda merupakan salah satu
syarat kelulusan dari mata kuliah itu sendiri.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat, anugerah, kemudahan
dan kelancaran selama pelaksanaan PKL.
2. Orang tua dan adik penulis yang selalu memberikan doa, dukungan dan
semangat dalam melaksanakan kegiatan PKL ini.
3. Bapak Dr. Ir. Rusdiansyah, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian.
4. Ibu Ir.Julinda Romauli Manullang,M.P, selaku Dosen Pembimbing selama
melakukan PKL di PT.Sumber Unggas Jaya Samarinda yang telah memberikan
wawasan selama penulisan laporan PKL, merelakan waktu untuk membimbing
penulis, memberikan saran, bantuan, perhatian serta nasehat selama proses
penyusunan laporan PKL ini.
5. Bapak Egy Fitria Nanda selaku HRD PT.Super Unggas Jaya Unit Samarinda
Kalimantan Timur,Pembimbing Lapangan,selama di lokasi Praktek Kerja
Lapangan
6. Kepada Farm PT.Sumber Unggas Jaya Unit Samarinda Kalimantan Timur
Bapak Habib Abdilah
iv
v
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................ii
RIWAYAT HIDUP......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ix
I. PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................2
C. Manfaat...............................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
A. Ayam Pembibit Broiler.......................................................................................4
B. Sistem Pemeliharaan...........................................................................................5
C. Lokasi dan Tata Letak Kandang.........................................................................5
D. Konstruksi Kandang...........................................................................................6
E. Peralatan Kandang..............................................................................................9
F. Kepadatan Kandang..........................................................................................10
G. Temperatur dan Kelembapan Kandang............................................................10
H. Pencahayaan.....................................................................................................11
I. Sanitasi dan Pencegahan Penyakit....................................................................11
III. METODE PELAKSANAAN...........................................................................12
A. Waktu................................................................................................................12
B. Keadaan Umum Perusahaan.............................................................................12
1. Sejarah Perusahaan.......................................................................................12
2. Letak Geografis Perusahaan.........................................................................13
3. Ketenagakerjaan............................................................................................13
vii
vii
DAFTAR GAMBAR
18
20
22
23
23
24
24
5
7
8
29
30
30
DAFTAR LAMPIRAN
36
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
Ayam pembibit adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan
keturunan yang mempunyai kualitas genetik yang sama atau lebih unggul dari
tetuanya. Ayam “Final Stock” diperoleh melalui beberapa tahapan pemurnian dan
penyilangan. Hasil penyilangan ini diperoleh pembibitan yang menghasilkan “Pure
Line” (PL) atau ayam galur murni, pembibitan yang menghasilkan “Great Grand
Parent Stock” (GGPS) atau ayam bibit buyut, pembibitan yang menghasilkan “Grand
Parent Stock” (GPS) atau ayam bibit nenek dan pembibitan untuk menghasilkan
“Parent Stock” (PS) dan yang terakhir “Final Stock” (Sudarmono, 2003). “Parent
Stock” merupakan bibit dengan spesifikasi tertentu untuk menghasilkan bibit sebar
atau bibit niaga (“Final Stock”) yang memiliki nilai ekonomis tinggi (Syukur, 2006).
“Parent Stock” adalah ayam induk penghasil ayam komersil yang merupakan hasil
persilangan pada “Grand Parent Stock” (Sudaryani dan Santoso, 2011).
Tipe ayam pembibit ada dua macam yaitu tipe ayam bibit petelur dan tipe ayam
bibit pedaging. Ciri ayam bibit petelur adalah berbadan ramping, kecil, mata bersinar
dan berjengger tunggal merah darah. Ayam bibit pedaging mempunyai bobot badan
yang besar, jengger dan pial merah darah serta mata bersinar (Rasyaf, 2008).
Pemeliharaan “Parent Stock” yang kurang baik berdampak buruk pada keturunan
yang dihasilkan, oleh karena itu perlu adanya manajemen pemeliharaan yang baik
(Risyana, 2008).
5
B. Sistem Pemeliharaan
Konstruksi kandang ayam yang baik meliputi ventilasi, dinding kandang, lantai,
atap kandang dan bahan bangunan kandang (Priyatno, 2004). Kandang untuk unggas
memiliki fungsi yaitu untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan
memudahkan pemantauan serta perawatan ternak, serta mempengaruhi kualitas dan
kuantitas hasil peternakan. Menurut Fadilah et al. (2007), bahwa konstruksi kandang
meliputi, atap kandang, dinding kandang dan lantai kandang.
Atap kandang merupakan komponen kandang yang penting, karena atap kandang
akan melindungi ayam dari panas dan hujan. Atap kandang yang paling baik berupa
genteng karena dapat menyerap panas. Atap kandang yang dibuat dari seng sebaiknya
dilapisi paranet hitam atau gabus (styrofoam) sebagai penangkal panas (Fadilah,
2013). Atap kandang jangan terlalu rendah karena panas matahari yang diserap atap
dipancarkan ke dalam kandang. Panas yang berlebih akan mengganggu produksi,
diupayakan bagian terendah atap atap minimal 2,5 m (Suprijatna et al., 2008).
Bentuk atap mempengaruhi sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam kandang.
Bentuk kandang berdasarkan atapnya secara garis besar dibagi menjadi atap tipe semi
monitor, tipe monitor, tipe “A” (gable), tipe jongkok dan tipe gabungan “A” dan
jongkok (Fadilah, 2013). Bahan atap di buat dengan jarak antara dinding kandang dan
7
dinding kiri kandang dengan ujung atap (canopy) minimum 1, 5 meter sehingga
bagian dalam kandang terhindar dari hujan dan sinar matahari.
Aspek konstruksi lantai, kandang dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu kandang tipe
lantai rapat dan kandang tipe lantai renggang atau berlubang. Kandang tipe lantai
rapat adalah kandang sistem “litter’’ atau “deep litter system”. Bahan organik yang
bersifat menyerap air seperti serbuk gergaji, sekam padi, potongan jerami, serutan
kayu dan rumput kering dapat digunakan untuk “litter”. Kandang tipe lantai renggang
atau berlubang adalah “cage/ battery system”, kandang berupa kotak sangkar yang
terbuat dari kawat atau anyaman bambu, “wire floor system” lantai kandang terbuat
dari anyaman kawat, biasanya menggunakan kawat ram dan “slatt floor system”.
lantai kandang menggunakan bahan berupa bilah-bilah yang disusun memanjang
sehingga lantai kandang bercelah-celah. “Litter” merupakan tempat yang cukup baik
untuk perkembangan ulat dan cacing sehingga sekam harus dibalik setiap hari, jangan
dibiarkan menggumpal. “litter” yang paling banyak digunakan di Indonesia berupa
sekam padi (rice hulls) (Fadilah, 2013). Keuntungan kandang diantaranya
pemeliharaan ayam jauh lebih praktis sehingga lebih menghemat tenaga, memberikan
rasa nyaman pada ayam seperti sekam atau serbuk gergaji yang dapat menyerap air
(Fadilah, 2004). Ketebalan “litter” pada awal pemeliharaan dengan ketebalan 5-8 cm,
secara bertahap, “litter” ditambah hingga maksimal 10-13 dan bertambah hingga
maksimal 20-23 cm (Suprijatna dan Kartasudjana, 2010). Gas ammonia memiliki
berat jenis lebih tinggi dibanding dengan udara, sehingga dalam kandang gas
ammonia akan berada pada lapisan udara bagian bawah di atas permukaan lantai
(Darmana dan Sitanggang, 2002). Menurut Rasyaf (2008), keuntungan sistem “litter”
adalah menurunkan peluang ayam lepuh dada, sedangkan kerugiannya yaitu alas
kandang mudah dan cepat basah dan menimbulkan bau tidak sedap yang dapat
menyuburkan bibit penyakit terutama CRD (Chronic Respiratory Disease)
Dinding kandang terbuat dari papan, bilah bambu, ram kawat, dinding kandang
tidak boleh terlalu rapat, disebabkan karena sirkulasi udara dan tidak boleh terlalu
jarang sehing serangga tidak dapat masuk ke dalam kandang (Murni, 2009).
Konstruksi dinding terdapat beberapa tipe kandang, yaitu tipe dinding terbuka satu
sisi, tipe dinding terbuka semua sisi (opened house), tipe tebuka setengah dinding ke
atas dan tipe tertutup semua sisi (closed house). Menurut Fadilah (2004), kandang
closed house merupakan kandang dengan sistem ventilasi yang bisa dikontrol dimana
keadaan di dalam kandang tidak terlalu dipengaruhi oleh keadaan lingkungan luar
seperti udara, panas, hujan, angin dan intensitas sinar matahari. Syarat pembuatan
kandang closed house harus memiliki perlengkapan berupa bangunan tertutup (atap
bukan monitor), kipas (blower), material cooling pad yang dilengkapi dengan inlet,
lighting system dan tunel control. Keuntungan penggunaan kandang tertutup (closed
house) diantaranya meningkatkan kepadatan ayam, ayam lebih tenang segar dan
nyaman, udara tersedia lebih baik, meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan,
mengurangi jumlah tenaga kerja, temperatur dalam kandang lebih dingin dan ayam
tidak terpengaruh cuaca dari luar kandang (Yulianti, 2013).
4. Sistem Ventilasi
E. Peralatan Kandang
1. Tempat Pakan
2. Tempat Minum
Jenis tempat minum ada 2 yaitu otomatis dan non otomatis. Tempat minum non
otomatis dapat dibuat dari bambu atau pipa yang dibelah, seng dan galon plastik
(Priyatno, 2004). Tempat air minum yang digunakan selama proses pemeliharaan
mulai umur 1 hari sampai satu atau 2 minggu adalah “chick found” dengan kapasitas
75 DOC/buah, selanjutnya untuk ayam yang sudah berumur lebih dari 2 minggu
menggunakan tempat air bundar (“round drinker”) baik yang manual atau secara
10
otomatis. Tempat air minum manual, mempunyai kapasitas bervariasi: 600 ml, 1 liter,
1 gallon dan 2 gallon, kapasitas 2 gallon untuk 100 ekor ayam pedaging, sedangkan
tempat air minum otomatis yang “circumference” 110 cm untuk kapasitas 50-75
ekor/buah. Kapasitas tempat air minum berhubungan dengan drinking space, dalam
satu nipple digunakan untuk 8-9 ekor ayam (Suprijatna et al., 2005).
F. Kepadatan Kandang
Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10
ekor/m2, lebih dari angka tersebut suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari
pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan terus menurun, ayam
cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang
penyakit (Fadilah, 2007). Patokan kepadatan kandang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, pada saat musim hujan, kepadatan kandang dibuat lebih tinggi daripada
saat musim kemarau. Tujuannya agar ayam lebih merasa hangat karena populasi
padat. Patokan kepadatan kandang tetap dijadikan acuan hanya ketika kondisi cuaca
normal (kemarau) dan ayam dalam keadaan sehat. Kepadatan kandang dapat diukur
dari kondisi ayam yang terlihat tidak berdesakan, dapat makan dengan nyaman dan
kotoran tidak cepat menumpuk atau menggumpal. Kepadatan awal di kandang
pemeliharaan DOC sekitar 100 ekor/m2, umur 3-4 hari kepadatan dikurangi menjadi
75 ekor/m2, minggu pertama kepadatan dikurangi menjadi 50 ekor/m2, minggu
kedua kepadatan dikurangi menjadi 25 ekor/m2 disusun minggu ketiga, keempat dan
seterusnya kepadatan dikurangi menjadi 15 ekor/m2 dan 10 ekor/m2 (Krista dan
Harianto, 2011).
G. Temperatur dan Kelembapan Kandang
ayam broiler 10-22°C. Kelembapan ideal untuk ayam sekitar 50-70% yang membantu
perkembangan bulu menjadi lebih baik (Johari, 2004).
Suhu optimal yang menjadi zona nyaman (comfort zone) broiler berbeda tiap fase
pertumbuhannya. Suhu optimal untuk hidup Day Old Chick (DOC) broiler 25−29°C
(Priyatno, 2004). Fase finisher yang menginjak usia dewasa antara 28–35 hari
membutuhkan suhu yang lebih rendah yaitu 22−24°C (Rasyaf, 2008). Suhu normal
tubuh ayam adalah sekitar 40−44°C dengan kelembapan sekitar 60-70%. Faktor
cuaca mempengaruhi suhu dan kelembapan baik itu di dalam (mikroklimat) maupun
di luar kandang (makroklimat). Pengaruh cuaca merupakan faktor luar yang sangat
menentukan dalam produksi peternakan (Rasyaf, 2008)
H. Pencahayaan
Kegiatan praktek kerja lapangan dilaksanakan di PT. Super Unggas Jaya Sungai
Siring Samarinda, yang dimulai pada bulan 13 Januari – 13 Februari 2020. Praktek
kerja lapangan dilaksanakan selama 26 hari.
PT. Super Unggas Jaya Unit Samarinda Grup dari Perusahaan Cheiljedang Feed
Livestock Indonesia. Pada tahun 1986 merupakan milik Perusahaan dengan status
resmi permanen. PT. Super Unggas Jaya Unit Samarinda merupakan lanjutan dari
Hatchery PT. Samarinda Harapan oleh karena itu hatchery memulai oprasional sejak
tahun 2002. PT. Super Unggas Jaya Unit Samarinda bergerak di bidang penetasan
DOC Broiler. Perusahaan ini memiliki luas 72.000 Ha. Fasilitas yang dimiliki
Perusahaan antara lain kantor, pos satpam, mushola, guest house, gudang, dan tempat
parkir karyawan.PT Super Unggas Jaya Unit Samarinda merupakan perusahaan
peternakan yang bergerak dalam bidang pembibitan ayam broiler. PT Super Unggas
Jaya Unit Samarinda mempunyai 18 kandang yang dibagi menjadi dua flock, Flock A
terdiri dari kandang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, flock B terdiri dari kandang 9, 10, 11 ,12, 13,
14, 15, 16, 17, 18. Final stock merupakan produk utama dari perusahaan peternakan
PT Super Unggas Jaya Unit Samarinda, selain itu PT Super Unggas Jaya Unit
Samarinda juga menjual hasil sampingan yaitu telur yang tidak masuk kriteria
penetasan biasanya telur yang retak, ukuran telur terlalu kecil, bentuk telur tidak
normal dan telur yang berukuran jumbo. Kandang di flok B kandang mempunyai
populasi ayam sebanyak 23000 dan setiap kandang 2.658 ekor ayam, dengan betina
sebanyak 2.448 dan jantan sebanyak 170 ekor. Setiap kandang di pegang oleh dua
operator kandang yang bertugas meliputi semua kegiatan yang ada di kandang, dari
kegiatan pagi hari sampai sore hari, dengan waktu program kerja yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan.
13
Farm Head
Habib Abdillah
Adm OS
Nugroho
Chif Flok A Chief Flok B HDC Recording HE Adm keu Security Mekanik
Sudarsono M. Rafii Mudzkhir Sumbang Mujono Fatmawati Tingku mik Fadly Ramadan
Spare 13-18
Spare HH 1-6 Spare HH
HH7-14
12 Roni
Nur Adi Tantowi Jumaidin
Ulil Amri
Struktur organisasi adalah hubungan timbal balik antara orang yang mempunyai
tugas, jabatan, wewenang dan tanggung jawab dalam suatu perusahaan. Jabatan
tertinggi PT. Super Unggas Jaya Unit Samarinda dipegang oleh pemilik perusahaan
selaku direktur perusahaan. Direktur membawahi manajer operasional yang
bertanggung jawab terhadap kelancaran seluruh kegiatan operasional peternakan.
5. Peranan Perusahaan
PT. Super Unggas Jaya Unit Samarinda memiliki peranan baik bagi masyarakat
sekitar lokasi peternakan maupun bagi dunia pendidikan di Indonesia. Peranan bagi
masyarakat sekitar antara lain menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar,
karena semua tenaga kerja yang direkrut merupakan penduduk sekitar perusahaan,
PT. Super Unggas Jaya Unit Samarinda visi dan misi yang dapat di lihat pada tabel 1.
Visi Misi
Perusahaan gaya hidup global yang Berkontribusi pada komunitas global
menciptakan kesehatan, kebahagian dan dengan memberikan nilai terbaik
kenyamanan melalui produk dan pelayanan onlyone
PT. Super Unggas Jaya Unit Samarinda masih memiliki peluang yang sangat
besar untuk mengembangkan perusahaanya, karena permintaan DOC semakin
meningkat sehingga pemasaran masih terbuka lebar. Keuntungan perusahaan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan dan ketersediaan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang handal bisa dijadikan modal untuk mengembangkan perusahaan.
6. Pengambilan Telur
7. Penimbangan Telur
8. Grading Telur
9. Fumigasi Telur
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kandang
Kandang yang di gunakan di PT Super Unggas Jaya Unit Samarinda adalah tipe
kandang closed house, berbentuk persegi panjang dengan atap dua sisi menyamping
atau model monitor dengan lantai panggung dan di ujung belakang kandang terdapat
kipas atau exhaust fan. Fungsi menggunkan kandang tertutup agar suhu, kelembaban
dan keadaan kandang akan lebih mudah untuk diatur, agar udara dari luar yang
membawa virus-virus ataupun bakteri serta jamur tidak langsung masuk ke dalam
kandang dan mencegah masuknya hewan-hewan yang dapat membawa bibit
pemyakit seperti tikus, burung dan serangga. Kandang juga sebagai tempat terjadinya
perkawinan pada ayam pembibit
Model kandang ( kontruksi kandang ) yang digunakan di PT. Super Unggas Jaya
Unit Samarinda merupakan model kandang clossed house yang menggunakan
lantai kandang papan dengan sistem full liter.
18
Bahan pembuatan kandang yang digu8nakan oleh PT. Sumber Unggas Jaya Unit
Samarinda merupakan bahan-bahan yang kokoh dan digunakan dalam waktu jangka
panjang,karna ini sangat penting untuk mengurangi biaya pengeluaran dalam
produksi dan akan lebih efesien jika dibandingkan dengan menggunakan bahan-bahan
yang murah tetapi tidak dapat di gunakan dalam waktu jangka panjang jika di hitung
dengan biaya penyusutan kandang pertahun.
c. Jumlah kandang
d. Arah Kandang
Arah kandang yang di gunakan oleh PT Super Unggas Jaya Unit Samarinda
adalah utara dan selatan dengan posisi bagian depan kandang saling berhadapan.
Tujuan dari pembuatan kandang dengan arah utara dan selatan adalah menysusaikan
dengan kondisi tanah yang tersedia. Menurut Mulyantini (2010) bahwa arah kandang
yang baik membujur dari timur kebarat atau sebaliknya. Mulyantono dan isman
(2008) Arah kandang yang baik membujur dari timur ke barat atau sebaliknya, tujuan
19
arah kandang membujur seperti terbit dan tenggelamnya matahari agar kandang tetap
efektif melindungi ayam dari panas yang berlebihan.
e. Konstruksi kandang
Konstruksi kandang terdiri dari beberapa bagian yaitu konstruksi atap, lantai,
dinding, dan ventilasi.
tongkol jagung yang dihaluskan dapat dijadikan bahan litter dengan dicampur bahan
seperti kapur super fosfat aplikasi ketebalan maksimal 20-30 cm.
keluar kandang sehingga ikut tersedot debu dan gas (CO2 dan NH3), exhaust fan
berfungsi untuk mengatur suhu udara dalam kandang. Kandang kecil memiliki 4
exhaust fan dan pada kandang besar 5 exhaust fan. Suhu udara di dalam kandang
umumnya 26-29ºc.
2. Peralatan kandang
Peralatan kandang terdiri dari beberapa peralatan yaitu tempat pakan, tempat
minum, sepatu both, ruang fumigasi, lampu penerang, sangkar (nest), blower,
temptron 304
1. Tempat pakan
Tempat pakan yang digunakan PT Super Unggas Jaya Unit Samarinda adalah
tempata pakan manual untuk pejantan dan tempat pakan manual untuk betina yang
dimana tempat pakan tersebut tidak boleh tertukar karena pakan jantan dan pakan
betina beda jenis atau tipe pakannya jika terjadi pertukaran dapat mengganggu
performa yang akan dihasilkan, untuk mencegah hal tersebut pada pakan pejantan
posisinya diletakkan di tengah dan diposisikan lebih tinggi daripada tempat pakan
betina atau sejajar dengan leher pejantan tersebut sedangkan pada tepat pakan betina
diberi pengaman penutup pakan dari besi berbentuk pagar agar kepala pejantan tidak
bisa masuk ke dalam tempat pakan betina. Tempat pakan terbuat dari bahan plastik,
terdiri dari tempat pakan jantan dan tempat pakan betina. Tempat pakan yang
digunakan disesuaikan dengan jumlah ayam, jumlah tempat pakan rata-rata untuk
setiap pane kandang besar yaitu 8 buah tempat pakan jantan dan 70 buah tempat
pakan betina. Jumlah tempat pakan untuk setiap pane kandang kecil yaitu 4 buah
tempat pakan jantan dan 45 buah tempat pakan betina. Satu tempat pakan jantan
dapat menampung 12 ekor jantan dan satu tempat pakan betina dapat manampung 10
ekor betina.
22
6. Sangkar (nest)
Sangkar atau tempat bertelur yang di gunakan di PT Super unggas Jaya Unit
Samarinda merupakan sangkar manual. Sangkar ini harus mudah di pindahkan, redup,
sirkulasi udara baik dan nyaman untuk ayam ( Fadilah et al., 2007). Sangkar
jumlahnya berbeda pada setiap kandang, pada kandang besar terdapat 6 buah dan
pada kandang kecil terdapat 5 buah pada setiap pane. Sangkar terdiri dari 2 lantai,
setiap lantai terdiri dari 3 kamar dan setiap kamar terdiri dari 2 tempat bertelur.
Sangkar telur sebaiknya diletakkan ditempat yang gelap, sangkar telur dapat di buat
dari bahan kayu atau yang lainnya dengan ukuran 0,6 meter × 2,4 meter per ekor,
sangkar diletakkan di tengah kandang ( Zumrotun dan Tiswo 2005).
Gambar 7. Sangkar
24
7. Exhaust fan
Exhaust fan yaitu kipas besar yang terletak pada bagian belakang kandang yang
berfungsi mengatur suhu udara di dalam kandang dan menyedot debu dan gas (CO2
dan NH3), pada kandang besar dan kandang kecil jumlah exhaust fan berbeda, pada
kandang besar terdapat 5 buah exhaust fan dan 4 buah pada kandang kecil.
3. Tinggi kandang
Tinggi kandang di PT super Unggas Jaya Unit Samarinda terdiri dari beberapa
bagian yaitu: tinggi panggung kandang 150 cm, tinggi lantai kandang sampai plafon
kandang 270 cm, dan tinggi atap kandang 170 cm.
Luas kandang di PT Super Unggas Jaya unit Samarinda terbagi dua yaitu: untuk
kandang yang besar terdiri dari 4 pane dengan luas 50 m × 10 m dan kandang kecil
terdiri dari 5 pane dengan luas 50 m × 8 m, dan pada setiap kandang terdapat 1
kandang karantina dengan luas 2×1 m. Perbandingan jumlah ayam pada setiap
kandang 1:10. Abidin, (2002) idealnya kandang 200 m × 10 m bisa memuat 2000
ekor. Penggunaan kandang harus di sesuaikan dengan kapasitas kandang. Populasi
yang tecrlalu padat mengakibatkan ayam menderita cekaman (stress) sehingga
penurunan laju pertumbuhan dan produksi telur (Suprijatna et al., 2005).
Jarak antar kandang di PT Super unggas Jaya Unit samarinda adalah 25m, antara
kandang satu dengan kandang lainnya, agar meminimalisir resiko menularnya virus
atau bibit penyakit dari satu kandang ke kandang lainnya
1. Biosecurity
program untuk memberantas rodentia dan insect, setiap hari harus mengambil ayam
mati sampai tuntas tidak ada yang tertinggal di kandang, kemudian dimasukkan
kedalam karung lalu diikat rapat selanjutnya dimasukkan kedalam tempat sampah
atau dibakar. Kontrol kebersihan air secara rutin melalui sanitasi, botol atau peralatan
bekas vaksin tidak boleh tertinggal diarea produksi, harus dibakar atau dikubur diluar
area produksi. Menjaga kebersihan gudang pakan, gudang telur, gudang peralatan dan
area dalam farm dengan melalui sanitasi dan fumigasi.
2. Pemberian pakan
Pemberian pakan ayam dilakukan setiap pagi. Utuk pemberian pakan dilakukan
sebanyak 1 kali dalam sehari,di PT. SUJA diberi 1kali sehari,waktu grawing pada jam
07: 00 pagi turun pakan sedangkan laying pada jam 05: 30 pagi turun pakan
.
Gambar 11. Pemberian Pakan
3. Pembalikan litter
Pembalikan litter dilakukan dengan tujuan agar litter pada kandang tidak basah
atau pun tidak lembab,karena litter yang basah atau oun lembab merupakan media
microorganisme tumbuh berkembang dan bibit penyakit akan mudah hinggap. Proses
yang dilakukan adalah pencangkulan alas litter menggunakan alat seperti penggaruk
besi. Setelah di cangkul kemudian bagian atas di hamburi sekam lagi agar litter tetap
kering.
28
Penimbangan telur dilakukan untuk bertujuan untuk mengetahui berat telur untuk
ditetaskan,telur yang baik untuk di tetaskan menjadi DOC berkisar 45- 60 g
7. Pengambilan Telur
Pengambilan telur di lakukan pada saat ayam sudah memasuki fase layer
(produksi),di mana jadwal pengambilan telur dalam kandang di lakukan 5 kali sehari
secara teratur setiap harinya pada saat puncak produksi, untuk mengetaui produksinya
setiap hari.
8. Grading Telur
Penilaian greed telur diruang greeding tidak di lakukan secara senbarang tetapi
telah di tentukan greed masing-masing,karena pada saat telur tersebut akan di
tetaskan pada saat di bawa ke unit hatchery sudah di tentukan greednya akan sangat
berguna untuk dapat membedakan kualitas DOC yang dihasilkan berdasarkan
greednya. Jadwal pengambilan telur di PT. Super Unggas Jaya Unit Samarinda
sebanyak 3 kali karena produksi telur mulai menurun diakibatkan fase ayam
mendekati afkir.
9. Fumigasi Telur
Fumigasi telur adalah kegiatan yang wajib dilakukan sebelum telur di setor ke
hatchery. Tujuan nya agar kuman yang melekat pada kerabang telur tidak terbawa
pada proses penetasan,sehingga telur menjadi steril. Bahkan untuk fumigasi adalah
campuran PK yang dicampurkan dengan formalin dengan dosis 40 gram PK
dicampurkan dengan 80 mI formalin dan biarkan telur di dalam ruang fumigasi
sealam 15 menit.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebaiknya pada saat perbaikan pada kandang lebih diperhatikan agar jika ada
kerusakan dapat cepat terselesaikan dan apabila ada perbaikan sebaiknya dilakukan
hati-hati agar tidak menggangu ayam saat produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Ayam Ras Pedaging. Cetakan Pertama. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Fadilah, R. 2005. Kunci Sukses Beternak Ayam Broiler di Daerah Tropis. Cetakan
ke-2. Agromedia Media Pustaka. Jakarta.
Fadillah, R., A. Polana., S. Alam, & E. Parwanto. 2007. Sukses Beternak Ayam
Broiler. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Fadillah, R., Iswandari, Polana, A. 2007. Berternak Unggas Bebas Flu Burung. Agro
Media Pustaka: Jakarta. Halaman 1-9
Mulyantono dan Isman. 2008. Bertahan Dalam Krisis. Penebar Swadaya, Jakarta
34
Murni, M.C. 2009. Mengelola Kandang dan Peralatan Ayam Pedaging. Departemen
Peternakan. VEDCA. Cianjur.
Priyatno. 2004. Membuat Kandang Ayam. Cetakan ke-8. Penebar Swadaya. Jakarta.
Risyana, wemvi. 2008. Kinerja supply chain mangement komoditi Grand Parent
Stock Broiler Di PT. Galur Prima Cobbindo Sukabumi. Fakultas pertanian.
IPB.
Santoso, H dan T. Sudaryani. 2009. Pembesaran Ayam Pedaging Hari per Hari di
Kandang Panggung Terbuka. Cetakan Pertama. Penebar Swadaya, Jakarta.
Santoso, Hari dan Titik Sudaryani. 2011. Pembesaran Ayam Pedaging Hari per Hari
di Kandang Panggung Terbuka. Jakarta: Penebar Swadaya.
Zumrotun dan Tiswo. 2005. Beternak Ayam Petelur. Musi Perrkasa Utama, Jakarta
36
LAMPIRAN
37
1. Dokumentasi
7. Gambar tempat pakan 8. Gambar box ultra violet (UV) 9. Gambar tandaon
10. Gambar kandang karintina 11. Gambar sower 12. gambar model
kandang