1. Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini mempelajari tentang praktek pengenalan karakteristik ternak, teknik
pengukuran dan penilaian variabel-variabel yang digunakan dalam penentuan keunggulan ternak,
penilaian ternak berdasarkan penampilan, pelaksanaan kontes dan seleksi ternak.
2. Relevansi
a) Mampu mengidentifikasi sifat-sifat unggul berbagai jenis bangsa/ras dan tipe ternak
b) Mampu melakukan penilaian terhadap potensi dan prospek berbagai jenis ternak, baik untuk
tujuan pembibitan, pembesaran, penggemukan, pemotongan, maupun produksi susu (ternak
perah)
c) Mampu memilih ternak berdasarkan hasil penilaian, baik untuk tujuan seleksi dalam
mendapatkan ternak unggul maupun dalam mengidentifikasi ternak yang tidak produktif
untuk pengafkiran ternak.
d) Mampu menjalankan tugas sebagai juri dalam kontes ternak
1.1. Pendahuluan
Pada pokok bahasan ini mahasiswa akan mempelajari tentang berbagai langkah teknis yang
digunakan dalam menilai ternak. Langkah-langkah teknis tersebut meliputi: bagaimana cara
menangani (handling) untuk mendukung kegiatan keperluan penilaian ternak, mengenali
karakteristik ideal dari ternak, menggunakan kartu skor, mengaplikasikan cara penilaian secara
komparatif, dan kompetitif.
1.1.2. Relevansi
Kompetensi dasar yang diperoleh melalui pokok bahasan ini akan dapat digunakan untuk
mendasari pengembangan kemampuan menilai ternak secara komprtehensif
1.1.5. Indikator
a. Mahasiswa mampu menggiring ternak sapi, kambing, dan domba dari lapangan terbuka ke
dalam kandang, mampu merebahkan ternak sapi dengan menggunakan tali dalam waktu
kurang dari 10 menit, dan Mahasiswa mampu menangkap, memegang dan mendudukkan
kambing dan domba tanpa menggunakan tali dalam waktu kurang dari 2 menit
b. Mahasiswa mampu menggunakan ceck-list untuk mendeskripsikan karakteristik fisik ideal
secara tertulis dan lisan terhadap ternak sapi, kambing, domba, babi, dan kuda.
c. Jika diberikan minimal 2 contoh data dalam kartu skor, mahasiswa mampu
memperbandingkan keunggulan 2 ekor ternak tersebut dengan dengan benar
1.2. Penyajian
Pananganan terhadap ternak merupakan aspek penting yang harus dikuasai oleh seorang
peternak terutama karena berhubungan dengan manajemen pemeliharaan ternak. Tindakan-
tindakan yang akan dilakukan terhadap ternak, baik oleh peternak atau dokter hewan biasanya
Buku Ajar | PENILAIAN TERNAK 3
memerlukan penguasaan ternak, sehingga ternak dapat dipersiapkan sesuai yang diinginkan oleh
peternak atau dokter hewan tersebut. ”Handling” merupakan suatu tindakan untuk menguasai dan
mengendalikan ternak agar ternak mudah untuk diperlakukan sesuai dengan kehendaknya (Battaglia
dan Mayrose, 1981).
Handling dalam manajemen ternak dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu untuk
tujuan menguasai ternak sepenuhnya dan untuk menguasai ternak tidak sepenuhnya. Menguasai
ternak sepenuhnya biasanya diperlukan untuk mempersiapkan tindakan-tindakan seperti
penyembelihan ternak, kastrasi, ”dehorning” (pemotongan tanduk) maupun pemasangan tali
kendali. Menguasai ternak tidak sepenuhnya, dalam arti hanya bagian-bagian tertentu saja yang
dikuasai biasanya ditujukan untuk mempersiapkan ternak untuk tindakan-tindakan kecil yang masih
memungkinkan ternak masih dapat bergerak secara terbatas. Perlakuan-perlakuan tersebut misalnya
menggiring ternak, menuntun ternak, membersihkan teracak dan menguasai bagian ekor ternak
(Blakely dan Bade, 1994).
Dalam penanganan ternak untuk tujuan menggiring ternak untuk dapat bergerak ke suatu
tempat atau ruang, peternak harus memperhatikan pola tingkah laku ternak yang akan ditangani.
Ternak besar (sapi, kerbau, kuda) memiliki pola tingkah laku yang khas, sehingga dalam
penanganannya juga sebaiknya disesuaikan dengan tingkah laku masing-masing jenis ternak
tersebut. Berikut dijelaskan beberapa pola tingkah laku ternak yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam menangani ternak:
(1) Ternak memiliki pola bergerak tertentu yang khas, sehingga menghasilkan ada daerah yang dapat
dijangkau oleh indera mata dan daerah yang tidak dapat dijangkau oleh indera mata ternak
tersebut. Peternak harung memahami konsep “flight zone” dan “point of balance” supaya
memudahkan dia dalam memindahkan ternak. Flight zone adalah wilayah personal dari ternak,
luas wilayah ini sangat tergantung dari disposisi atau liar tidaknya ternak tersebut. Ternak yang
jinak praktis tidak memiliki flight zone sama sekali, peternak dapat mendekat dan menyentuhnya
dengan leluasa. Ternak yang masih liar mulai bergerak untuk menghindar ketika peternak mulai
memasuki batas wilayah personalnya. Peternak dapat mendorong ternak untuk bergerak secara
tenang dengan cara menempatkan dirinya pada bagian tepi dan mulai memasukinya, jika ingin
menghentikan gerakan ternak tersebut maka peternak dapat bergerak mundur keluar dari flight
zone. Jika segerombolan ternak berjalan dan menghadapi hambatan bau (seperti asap) atau
bayangan gelap, maka berikan kesempatan kepada salah satu (pimpinannya) untuk melangkah
lebih dulu, sehingga ternak yang lain dapat bergerak mengikutinya. Peternak harus menghindari
wilayah blind spot di bagian belakang tubuhnya, karena ternak dapat terkejut sewaktu-waktu
begitu melihat seseorang berada dekat dengan dirinya.
(2) “Point of balance” adalah pundak dari ternak tersebut. Semua ternak akan bergerak maju jika
kita berada di posisi belakang point of balance, sebaliknya akan bergerak mundur jika kita
berada di depan point of balance. Seringkali terjadi peternak berada pada posisi yang salah saat
akan menggiring ternak untuk bergerak ke depan, yaitu berada di depan point of balance,
sehingga ternak tidak mau bergerak maju.
(3) Beberapa Tip yang dapat dilakukan dalam menangani ternak supaya tetap tenang dan dapat
digerakkan secara alami.
(a) Peternak harus tenang dan kalem, teriakan, hentakan dan gerakan tangan akan
menarik perhatian ternak dan mengagitasi ternak.
(b) Pada waktu mengangkat domba, hindari cara mengangkat dengan menjambak bulu
woolnya.
(c) Gunakan penerangan yang cukup, karena ternak memiliki kecenderungan untuk
bergerak dari daerah gelap menuju ke daerah yang lebih terang
(d) Perkecil sesuatu yang mengganggu perhatian ternak berada di depan jalan masuk
ternak, seperti kaleng yang mengkilat, bayang-bayang, genangan air, karena akan
menghentikan gerakan maju dari ternak.
(e) Arahkan gerakan angin untuk tidak menghembus ke wajah dari ternak, karena
dapat menghentikan gerakan ternak.
Dalam penanganan ternak untuk menguasai sepenuhnya kita harus memperhatikan titik-titik
lemah pada bagian tubuh ternak besar, jika bagian-bagian tubuh tertentu dari ternak besar tersebut
diberi tekanan atau tegangan tertentu, maka ternak tidak mampu bergerak. Lihat sketsa berikut,
kemudian praktekkan dengan menggunakan tali mengikuti sketsa tersebut. Setelah ternak dapat
direbahkan, selanjutnya dapat dilakukan tindakan tertentu kepada ternak, seperti misalnya
pengobatan, pemasangan identitas (contoh: ear tagging), kastrasi dan sebagainya.
Gambar Cara Mengikatkan Tali Kendali pada Ternak Sapi dan Kerbau
Ternak ideal sebenarnya hanya imajiner, artinya hanya ada di angan-angan saja, karena di
dunia ini tidak ada makhluk yang ideal. Biasanya sifat-sifat unggul pada ternak hanya ditemukan
pada bagian-bagian tertentu saja, sedangkan di bagian-bagian yang lain tidak unggul. Sangat sulit
bagi kita untuk dapat menemukan semua sifat-sifat unggul pada seekor ternak. Itulah sebabnya
maka ternak ideal hanya ada di angan-angan. Walaupun hanya ada di angan-angan, gambaran
tentang ternak ideal ini sangat dibutuhkan dalam penilaian ternak, karena berfungsi sebagai
pembanding bagi ternak yang mau dinilai. Ibaratnya ternak ideal memiliki sifat-sifat fisik dengan nilai
100, karena semuanya perfect bagus atau unggul, maka sifat-sifat fisik ternak yang akan dinilai
diperbandingkan dengan ternak idel tersebut.
Sifat-sifat unggul pada ternak dapat dideskripsikan dengan menekankan pada sifat-sifat
khusus sesuai tipe atau tujuan ternak dibudidayakan. Deskripsi ternak ideal untuk ternak potong
tentu saja lebih menekankan pada sifat-sifat fisik yang berhubungan dengan perototan dari ternak
tersebut, sedangkan untuk ternak perah lebih menekankan pada sifat-sifat yang berhubungan
dengan kemampuan dalam menghasilkan susu. Demikian juga dengan ternak calon induk,
difokuskan pada sifat-sifat yang berhubungan dengan kemampuan untuk bunting dan menyusui.
Dengan demikian, deskripsi ternak ideal selalu berkaitan dengan sifat-sifat utama sesuai dengan tipe
atau tujuan ternak tersebut dibudidayakan.
Contoh deskripsi ternak perah ideal:
(1) Penampilan umum: kerangka tubuh (tongkrongan) feminin, kokoh, posisi badan tegak, badan
panjang, lekuk-liku tubuhnya halus sehingga memberikan impresi berjalan yang elegan dan
cantik.
Gambar Menunjukkan perbedaan bentuk tubuh. Sapi di atas sama-sama ras Guerensey, memiliki catatan
produksi susu yang relatif sama besar, tetapi antara keduanya akan memiliki perbedaan kemampuan dalam
mempertahankan produksinya. Sapi sebelah kiri akan memiliki kemampuan mempertahankan produksi lebih
(2) Karakter perah: bentuk tubuh (angularity) dan struktur pertulangan yang halus, permukaan
tubuh yang halus, dan memiliki bukti-bukti kemampuan menghasilkan susu saat laktasi.
Gambar Menunjukkan perbedaan suidut-sudut kerangka tubuh. Sapi sebelah kiri menggambarkan tipe perah
yang nyata berdasarkan tonjolan susut-sudut bentuk tubuh (Kansas 4-H, 1999. Dairy Cattle Leader Notebook, Kansas
State University).
(3) Kapasitas badan (feeding Capacity): Badan relatif besar proporsional dengan ukuran tubuh,
umur dan periode laktasi, menunjukkan ukuran fisik kapasitas yang besar, kokoh, kemampuan
tumbuh dan ketahanan yang bagus.
Gambar perbedaan feeding capacity antara sapi sebelah kiri (lebih bagus) dari sapi sebelah kanan
(W. B. NEVENS and A. F. KUHLMAN. 1935. SELECTING DAIRY CATTLE. Univesrity of Illinois, Urbana)
(4) Sistem ambing: melekat kuat, elastis (lentur), seimbang dengan kapasitas yang cukup, kualitas
bagus (kenyal), mudah mengeluarkan susu, mengindikasikan mampu menghasilkan susu dalam
jumlah besar dalam jangka waktu lama.
(1) Ukuran kerangka tubuh (frame size): berat, badan dalam dan lebar, garis perut relatif rendah
(2) Perototan (muscle ticknes): perototan yang tebal, nampak pada bagian round, berisket, dan loin
Cooperative Extension Service, 1996. Livestock Judging Guide. Kansas State University • Manhattan
Cooperative Extension Service, 1996. Livestock Judging Guide. Kansas State University • Manhattan
Kartu skor dalam penilaian ternak merupakan alat bantu yang digunakan dalam
mengorganisir hasil penilaian untuk memudahkan dalam mengkompilasi hasil penilaian terhadap
Hasil penilaian terhadap ternak yang sudah dituangkan ke dalam kartu skor dapat
disimpulkan secara komparatif maupun kompetitif. Penilaian secara komparatif merupakan
penilaian ternak secara individual, yaitu hanya ingin membandingkan terhadap karakteristik ternak
ideal. Sebagai contoh jika kita ingin tahu beberapa baik seekor ternak sebagai ternak perah? Maka
kita akan menilai ternak tersebut kemudian membandingkannya dengan ternak perah ideal.
Penilaian komparatif juga dapat digunakan untuk membandingkan tingkat keunggulan 2 ekor ternak,
artinya membandingkan hasil penilaian seekor ternak dengan seekor ternak lainnya. Pada
prakteknya dalam penilaian ternak secara komparatif, kita tinggal membandingkan nilai total dari
penilaian dengan kartu skor. Ada kalanya waktu kita akan membandingkan nilai keunggulan dari 2
ekor ternak, kita temukan total nilai kedua ternak tersebut sama besar. Jika hal ini terjadi, maka kita
harus melihat nilai variabel-variabel utama untuk tipe atau tujuan penilaian ternak tersebut. Sebagai
contoh jika kita akan menilai ternak perah, maka variabel-variabel sistem ambing dapat kita
bandingkan untuk menentukan mana diantara dua ekor ternak tersebut yang unggul nilai sistem
ambingnya, itulah ternak yang lebih unggul, walaupun total nilainya sama.
Lihat contoh penilaian komparatif terhadap sapi perah di bawah ini: Jika sapi perah ideal
nilainya 100, maka sapi A memiliki nilai sebesar 64,5, sedangkan sapi B sebesar 71,5. Jika
dibandingkan antara kedua sapi tersebut, maka sapi B lebih baik dari sapi A. Pada kasus sapi C dan D,
kedua ekor sapi memiliki total nilai yang sama, yaitu 76,25. Karena kedua ekor sapi tersebut memiliki
nilai total yang sama, maka untuk memutuskan sapi mana yang lebih baik sebagai sapi perah harus
Sapi A Sapi B
No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir
1 Frame 15 80 12,0 1 Frame 15 80 12,0
2 Dairy strength 25 50 12,5 2 Dairy strength 25 50 12,5
3 Rear feet and legs 20 70 14,0 3 Rear feet and legs 20 75 15,0
4 Udder 40 65 26,0 4 Udder 40 80 32,0
Total Nilai 100 64,5 Total Nilai 100 71,5
Sapi C Sapi D
No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir
1 Frame 15 72 10.8 1 Frame 15 75 11.25
2 Dairy strength 25 73 18.25 2 Dairy strength 25 80 20,0
3 Rear feet and legs 20 74 14.8 3 Rear feet and legs 20 75 15,0
4 Udder 40 81 32.4 4 Udder 40 75 30,0
Total Nilai 100 76.25 Total Nilai 100 76.25
Pada kegiatan ini mahasiswa akan berlatih atau mempraktekkan merebahkan sapi dengan
menggunakan tali. Untuk keperluan ini akan disediakan beberapa ekor sapi dan tali rami dengan
panjang 15 meter yang akan digunakan untuk mengikat ternak pada saat direbahkan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam merebahkan ternak ini adalah sebagai berikut:
(1) Memperbaiki letak dan keeratan tali leher yang sudah ada
(2) Memasang tali lalu membuat simpul mati dengan diikatkan pada bagian leher
ternak.
(3) Membuat simpul hidup pada bagian dada, tepat di belakang kaki depan ternak.
(4) Membuat simpul hidup yang sama dan diikat pada bagian perut, tepatnya di depan
kaki belakang.
(5) Menarik ujung tali leher dan ujung tali bagian belakang secara berlawanan arah sampai
ternak terjatuh (lihat gambar di atas), keempat kaki kemudian diikat, kaki depan diikat
menjadi satu, kaki belakang juga diikat menjadi satu.
(6) Setelah itu mahasiswa dapat memperagakan beberapa tindakan terhadap ternak, seperti
pemotongan kuku, membersihkan luka dan sebagainya.
(1). Tali ”hidung” diikat pada pohon yang kuat sedangkan ujung tali yang lain dililitkan dibagian
badan lalu tariklah berlawanan arah.
(2). Setelah sapi terjatuh, segera ikat keempat kakinya.
Pada praktik handling ternak domba, mahasiswa akan mempraktekkan menguasai ternak
domba dengan cara memegang dengan dua tangan, tanpa menggunakan tali. Untuk
keperluan ini akan disediakan 5 ekor domba dengan berbagai ukuran bobot badan. Langkah-
langkah yang akan dilakukan dalam menguasai ternak domba adalah sebagai berikut:
(1). Menjepit secara pelan ternak domba (diantara kedua kaki) dengan menggunakan kedua
kaki, sambil menahan kepalanya dengan memegang dagu domba.
(2). Tangan yang satu memegang bagian moncong atau ”muzzle”, sedangkan yang lain
menahan badan samping.
(3). Selain cara di atas, juga ada teknik lain yaitu dengan mengunakan dua tangan, tangan yang
satu diposisikan memegang moncong dan tangan yang lain menekan tubuh belakang agar
ternak sedikit rendah posisinya.
Hitunglah nilai akhir masing-masing variabel dari penilaian ternak domba dengan
menggunakan kartu skor di bahwa ini. Cara menghitungnya dilakukian dengan mengalikan nilai
variabel pada kolom nilai dikalikan bobot variabel padakolom bobot dibagi 100. Hasil perhitungan
nilai akhir untuk semua variabel tersebut kemudian dijumlahkan, sehingga diperoleh nilai akhir dari
tenak tersebut.
Hitungnglah nilai akhir masing-masing kelompok variabel pada masing-masing sapi perah
berikut, lalu hitunglah nilai total akhir dari masing-masing ternak tersebut. Buatlah peringkat dari
ternak-ternak tersebut.
Sapi 1 Sapi 2
No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir
1 Frame 15 40 ------------- 1 Frame 15 75 -------------
2 Dairy strength 25 35 ------------- 2 Dairy strength 25 50 -------------
3 Rear feet and legs 20 65 ------------- 3 Rear feet and legs 20 75 -------------
4 Udder 40 75 ------------- 4 Udder 40 85 -------------
Total Nilai 100 ------------- Total Nilai 100 -------------
Sapi 3 Sapi 4
No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir
1 Frame 15 76 ------------- 1 Frame 15 60 -------------
2 Dairy strength 25 85 ------------- 2 Dairy strength 25 80 -------------
3 Rear feet and legs 20 84 ------------- 3 Rear feet and legs 20 85 -------------
4 Udder 40 70 ------------- 4 Udder 40 90 -------------
Total Nilai 100 ------------- Total Nilai 100 -------------
1.2.8. Rangkuman
Seseorang dapat melakukan penilaian ternak dengan benar jika dia didukung oleh
kemampuan dasar: mampu menangani ternak, memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan ternak
ideal, menggunakan karu skor, dan mampu melakukan pengambilan kesimpulan terhadap hasil
pengukuran dan penilaian ternak. Kemampuan menangani ternak dapat dilakukan dengan
1.3 Penutup
(1). Point of balance merupakan titik bagian tubuh ternak yang dapat dimanfaatkan untuk
mengendalikan ternak untuk:
(a) bergerak ke samping kanan dan kiri
(b) bergerak maju dan mundur
(c) rebah dan berdiri
(d) bergerak maju-berhenti-mundur
(2) Posisi tepat point of balance pada seekor sapi berada pada:
(a) pundak
(b) leher
(c) kepala
(d) pangkal ekor
(3) jika kita akan menggerakkan ternak untuk maju, maka posisi kita sebaiknya berada pada
(a) sebelah luar dari point of balance
(b) sebelah dalam point of balance
(c) sebelah belakang point of balance
(d) sebelah depan point of balance
(4) Flight zone merupakan daerah personal dari seekor ternak. Daerah ini berupa lingkaran berada
mengelilingi ternak tersebut. Jika kita ingin menggerakkan ternak, maka posisi kita harusnya
berada di:
(a) bagian dalam batas flight zone di depan ternak
(b) bagian dalam batas flight zone tepat di belakang ternak
(c) bagian dalam batas flight zone di sisi kanan atau kiri belakang ternak
(d) bagian dalam batas flight zone di samping kiri atau kanan tubuh ternak
(5) bentuk fisik punggung domba siap potong yang ideal adalah :
(a) panjang dan lurus
(b) panjang agak cekung
(c) pendek dan lurus
(d) pendek dan cekung
(6) Rump pada domba siap potong yang ideal adalah
(a) pendek tidak begitu tinggi
(b) pendek dan rendah
(c) panjang dan tinggi
(d) panjang dan rendah
(7) Berikut adalah karakteristik paha domba siap potong yang paling tepat
(a) panjang tidak terlalu tebal
Nilai
No. Variabel Bobot Nilai
Akhir
PENAMPILAN UMUM -------------37%
1 Bobot (kesesuaian dengan umur) 4 90 --------
2 Bentuk (punggung dan garis perut lurus, dalam, luas, garis perut 13 75 --------
rendah, kompak, simetris)
3 Kondisi (dalam, perototan, perlemakan pada pangkal ekor, loin, 12 85 --------
punggung, iga, pundak, isi antara brisket dan shoulder)
4 Kualitas ( bulu halus, pertulangan halus dan kuat, kulit tidak tebal) 8 85 --------
KEPALA DAN LEHER ----------------------9%
5 Kepala (penampilan bersih, mulut besar, bibir tipis, lubang hidung 5 80 --------
besar, mata besar dan jernih, wajah pendek, jidad lebar, telinga
tidak kasar, dengan jarak antara keduanya relatif lebar)
6 Leher (pendek, tebal, berisi penuh pada pertemuan dengan pundak) 4 85 --------
TUBUH BAGIAN DEPAN -------------10%
7 Pundak (tertutup dengan daging, kompak pada bagian puncak, 8 80 --------
terhubung secara halus dengan leher dan badan)
8 Belikat (bentuk secara keseluruhan bulat dan lebar) 1 65 --------
9 Kaki (lurus, pendek, saling berjauhan antara keduanya, kuat, penuh 1 74 --------
berisi, peretulangan halus)
BADAN --------------------------------------------18%
10 Dada (lebar, dalam, berisi) 2 80 --------
11 Iga (melengkung dengan baik, panjang, saling berdekatan antara 4 75 --------
bilah satu dengan lainnya, tertutup daging yang tebal)
12 Punggung (luas, lurus, tebal, dan tertutup daging) 6 84 --------
13 Loin (tebal, luas, tertutup daging dengan baik) 6 86 --------
TUBUH BAGIAN BELAKANG-----------------17%
14 Hips (saling berjauhan, dalam, berisi) 1 80 --------
15 Rump (panjang, level, lebar ke arah pangkal ekor, tebal pada 5 90 --------
pangkal ekor)
16 Thight (penuh, dalam, lebar) 5 75 --------
17 Loin (tebal, luas, tertutup daging dengan baik) 5 90 --------
(10) Bandingkan nilai 4 ekor ternak sapi perah berikut ini, lalu buatkan peringkat diantara 4 ekor
ternak tersebut
Sapi 1 Sapi 2
No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir
1 Frame 15 50 ------------- 1 Frame 15 74 -------------
2 Dairy strength 25 85 ------------- 2 Dairy strength 25 55 -------------
3 Rear feet and legs 20 75 ------------- 3 Rear feet and legs 20 80 -------------
4 Udder 40 65 ------------- 4 Udder 40 75 -------------
Total Nilai 100 ------------- Total Nilai 100 -------------
Sapi 3 Sapi 4
No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir
1 Frame 15 78 ------------- 1 Frame 15 70 -------------
2 Dairy strength 25 65 ------------- 2 Dairy strength 25 60 -------------
3 Rear feet and legs 20 74 ------------- 3 Rear feet and legs 20 75 -------------
4 Udder 40 75 ------------- 4 Udder 40 95 -------------
(1) Bandingkan jawaban saudara pada soal-soal tes formatif di atas dengan kunci jawaban yang ada
di butir 1.3.3.. Jika jawaban benar saudara sudah mencapai 90 % berati saudara sudah
kompeten. Selanjutnya perbanyak lagi latihan untuk meningkatkan lagi kompetensi anda. Jika
jawaban benar anda masih di bawah 90% artinya anda belum kompeten. Selanjutnya anda harus
berlatih, dan mengulang lagi untuk mempelajari materi-materi di atas.
(2) Lakukan praktek menangani ternak secara benar, baik berupa merebahkan ternak besar
menggunakan tali, maupun menguasai ternak domba dan kambing. Usahakan masing-masing
dari anda sudah memiliki pengalaman sendiri dalam menangani ternak , bukan hanya
menyaksikan teman mahasiswa lain.
Nilai
No. Variabel Bobot Nilai
Akhir
PENAMPILAN UMUM -------------37%
3.6
1 Bobot (kesesuaian dengan umur) 4 90
Bentuk (punggung dan garis perut lurus, dalam, luas, garis perut 9.75
2 13 75
rendah, kompak, simetris)
Kondisi (dalam, perototan, perlemakan pada pangkal ekor, loin, 10.2
3 12 85
punggung, iga, pundak, isi antara brisket dan shoulder)
6.8
4 Kualitas ( bulu halus, pertulangan halus dan kuat, kulit tidak tebal) 8 85
WOOL-------------------------------------------------9%
Kuantitas (panjang, padat, merata dalam hal kepadatan dan ukuran 2.4
19 3 80
panjang)
2.52
20 Kualitas (ikal, merata pada semua bagian kulit) 3 84
2.34
21 Kondisi (tidak kusam, tidak tercampur dengan material lain) 3 78
82.1
TOTAL 100
Sapi 1 Sapi 2
No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir
1 Frame 15 50 7.5 1 Frame 15 74 11.1
2 Dairy strength 25 85 21.25 2 Dairy strength 25 55 13.75
3 Rear feet and legs 20 75 15 3 Rear feet and legs 20 80 16
4 Udder 40 65 26 4 Udder 40 75 30
Total Nilai 100 69.75 Total Nilai 100 70.85
Sapi 3 Sapi 4
No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir No. Variabel Bobot Nilai Nilai Akhir
1 Frame 15 78 11.7 1 Frame 15 70 10.5
2 Dairy strength 25 65 16.25 2 Dairy strength 25 60 15
3 Rear feet and legs 20 74 14.8 3 Rear feet and legs 20 75 15
4 Udder 40 75 30 4 Udder 40 95 38
Total Nilai 100 72.75 Total Nilai 100 78.5
1.3.4. Senarai
Battaglia, R.A., dan V.B. Mayrose. 1981. Handbook of Livestock Management Techniques. Prentice
Hall., Inc. New Jersey.
Blakely, J. dan D.H. Bade. 1994. The Science of Animal Husbandry. Prentice Hall Career &
Technology,New Jersey.
Grandin, T. 2010. Recommended Animal Handling Guidelines and Audit Guide:A Systematic Approach
to Animal Welfare. American Meat Institute Foundation. Washington, DC.
2.1. Pendahuluan
Pada pokok bahasan ini mahasiswa akan mempelajari tentang variabel-variabel kualitatif
yang digunakan dalam penilaian ternak, bagaimana cara mendiskripsikan, mengukur, dan menilainya.
2.1.2. Relevansi
Kompetensi dasar yang diperoleh melalui pokok bahasan ini berupa kemampuan
mendeskripsikan, mengukur, dan menilai variabel kualitatif akan dapat digunakan sebagai alat untuk
melakukan penilaian terhadap berbagai jenis ternak.
2.1.5. Indikator
3. Penyajian
3.1.1. Konsep
Penilaian terhadap ternak pada prinsipnya merupakan kegiatan menganalisis atau mengurai
sifat-sifat atau karakteristik ternak menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau detail,
kemudian mengukur bagian-bagian sifat atau karakteristik tersebut, lalu melakukan penilaian
dengan cara membandingkan dengan karakteristik standar atau ideal dari ternak tersebut.
Sifat atau karakteristik ternak yang diukur dan dinilai tersebut dikenal dengan nama variabel.
Variabel yang diukur dan dianalisis dalam penilaian ternak dapat dibedakan menjadi variabel
kualitatif dan kuantitatif. Variabel kualitatif adalah variabel yang tidak dapat diukur dengan
ukuran metric, seperti kg, centimeter, dsb., oleh karena itu cara pengukurannya dilakukan
melalui pendekatan-pendekatan. Sedangkan variabel kuantitatif adalah variabel-variabel
yang dapat diukur dengan satuan metrik, seperti kilogram, hari, minggu, bulan, centimeter
dsb.
Contoh:
Gambar pada sisi kiri adalah sapi- Gambar pada sisi kiri adalah ternak domba
sapi bangsa Bos indicus, keduanya berbeda berbeda ras, Domba Ras Merino untuk
ras, sapi atas termasuk ras Ongole, sapi gambar atas, dan Anggora untuk gambar
bawah ras Brahman. Sedangkan sapi pada
bawah. Sedangkan pada sisi kanan Domba
sisi kanan termasuk Bangsa Bos taurus
Ras di atas menunjukkan adanya
perbedaan tipe
Variabel ini mengacu pada hubungan antara panjang, dalam dan lebar badan yang
nantinya akan menggambarkan kapasitas produksi dan efisiensi penggunaan pakan.
Ternak seharusnya memiliki badan yang panjang, kedalaman yang cukup dan tulang iga
Contoh Gambar 2 ekor sapi yang memiliki ukuran yang berbeda, sapi sebelah kiri memiliki
kapasitas yang lebih kecil dibandingkan sapi sebelah kanan
(3) Konformasi
(4) Disposisi
(5) Konstitusi
(6)
Perhatian diagram di bawah ini,gunakan sebagai pedoman, lalu lakukan pengamatan dan
evaluasi terhadap ternak yang sudah disiapkan untuk materi praktikum. Bandingkan dengan
nilai ideal perlemakan untuk ternak bakalan atau ternak siap potong. Jelaskan jawaban
anda pada laporan praktikum.
c. Menguk
ur dan
menilai
volume/skala
Perhatian diagram di bawah ini, gunakan sebagai pedoman, lalu lakukan pengamatan dan
evaluasi terhadap ternak yang sudah disiapkan untuk materi praktikum. Bandingkan hasilnya
dengan nilai ideal volume/skala untuk ternak bakalan atau ternak siap potong. Jelaskan
mana diantara ternak tersebut yang akan memiliki potensi lebih tinggi sebagai bakalan, atau
siap potong?
Perhatian diagram di bawah ini, gunakan sebagai pedoman, lalu lakukan pengamatan dan
evaluasi terhadap ternak yang sudah disiapkan untuk materi praktikum. Bandingkan hasilnya
dengan nilai ideal struktur untuk ternak bakalan atau ternak siap potong. Jelaskan mana
diantara ternak tersebut yang akan memiliki potensi lebih tinggi sebagai bakalan, atau siap
potong?
Lakukan pengukuran dan penilaian BSC terhadap 4 ekor sapi yang sudah disiapkan
sebagai materi praktikum. Gunakan tabel penilaian BCS berikut sebagai alat bantu untuk
mempermudah pengukuran. Gunakan tanda contreng untuk yang memenuhi, dan silang
untuk yang tidak pada masing-masing variabel bagian tubuh ternak. Setelah selesai
buatlah kesimpulan berapa BCS-nya. Buatlah penjelasan sebagai berikut:
(1) Untuk ternak jantan yang saudara nilai, sapi mana yang paling menguntungkan untuk
dipotong dan dijual dengan patokan harga rupiah/kg karkas
(2) Untuk ternak betina yang saudara nilai, sapi-sapi tersebut butuh waktu berapa hari
lagi untuk dipelihara supaya siap dikawinkan?
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pangkal Ekor lemak lemak lemak lemak lemak
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tulang Brisket lemak lemak lemak lemak lemak
Nilai BCS
Bagian Tubuh
6 7 8 9
Catatan:
2. Nilai BCS dapat diperoleh dengan melihat kolom terakhir dari sisi kiri yang semua selnya
terisi dengan tanda silang
3.1. Pendahuluan
Pada pokok bahasan ini mahasiswa akan mempelajari tentang variabel-variabel kuantitatif
yang digunakan dalam penilaian ternak, bagaimana cara mendiskripsikan, mengukur, dan menilainya.
3.1.2. Relevansi
Kompetensi dasar yang diperoleh melalui pokok bahasan ini berupa kemampuan
mendeskripsikan, mengukur, dan menilai variabel kuantitatif. Kemampuan ini dapat digunakan
sebagai alat untuk melakukan penilaian terhadap berbagai jenis ternak.
3.1.5. Indikator
3. 2. Penyajian
Variabel kuantitatif merupakan kelompok variabel lain (selain variabel kualitatif) ang diukur dan
dinilai dalam penilaian ternak. Berbeda dengan variabel kualitatif, variabel kuantitatif dapat diukur
dengan unit ukuran, seperti: kilogram, sentimeter, hari, bulan atau tahun. Dalam pengukuran
variabel kuantitatif kita bisa menggunakan alat ukur, seperti timbangan untuk mengukur bobot,
mistar ukur untuk mengukur ukuran panjang, tinggi, lebar atau kedalaman badan; pita ukur dapat
digunakan untuk mengukur lingkar dada; sedangkan hari/bulan/tahun untuk mengukur umur atau
suatu periode.
Pendugaan umur ternak berdasarkan pertumbuhan tanduk dan cincin tanduk dapat dilakukan
untuk menduga umur induk ternak bertanduk. Prinsip pendugaan umur berdasarkan cincin tanduk
didasarkan pada status nutrisi ternak induk pada saat ternak tersebut bunting dan pergantian musim
hujan dan kemarau. Pada saat seekor ternak mengalami kebuntingan, pada umumnya jumlah
kebutuhan nutrisi (termasuk kalsium dan phosphor) sangat tinggi untuk mendukung pertumbuhan
anak yang dikandungnya, sehingga pertumbuhan tanduk selama periode tersebut akan terganggu,
sehingga akan terbentuk lekukan atau cekungan pada pangkal tanduk. Cekungan pada pangkal
tanduk tersebut lama-lama dengan berjalannya waktu akan bergeser ke arah bagian ujung tanduk,
karena tanduk mengalami pertumbuhan memanjang dari bagian pangkalnya. Berdasarkan jumlah
cincin tanduk yang ditemukan kita dapat memperkirakan umur dari induk, yaitu dengan cara
menambahkan rata-rata umur pertama kali beranak dengan periode jarak beranak (pada umumnya 1
sampai 1,5 tahun dikalikan jumlah cincin tanduk.
Pengukuran umur beradasarkan jumlkah cincin tanduk juga dapat dilakukan terhadap tenak
jantan yang dipelihara di dalam padang penggembalaan pada daerah kering, daerah yang memiliki
fluktuasi yang mencolok dalam hal ketersediaan pakan. Pada musim kemarau ketersediaan pakan
sangat terbatas akan menyebabkan pasokan nutrisi untuk pertumbuhan tanduk menjadi terganggu,
sehingga akan terbentuk cekungan pada bagian pangkal tanduk; sementara pada musim penghujan
Pendugaan umur melalui lingkar atau cincin tanduk dapat dilakukan dengan cara memegang
bagian tanduk sapi atau kerbau kemudian meraba ada tidaknya kerutan menyerupai cincin atau
lingkar tanduk. Jika melalui perbaan ditemukan adanya lingkar atau cincin tanduk, maka hitunglah
berapa jumlah cincin tersebut. Estimasi umur ternak dapat dilakukan cara sebagai berikut:
Keadaan Umur
Tanduk ± 10 cm 1 tahun
C = Caninus/gigi taring
P = Premolar/gigi geraham depan (geraham berganti)
M = Molar/gigi geraham belakang (geraham tetap)
Dalam kegiatan praktikum ini mahasiswa pada awalnya akan diperkenalkan dengan cara
mengidentifikasi gigi geligi berbagai spesies ternak di laboratorium, termasuk memprediksi umur dari
masing-masing spesies ternak tersebut. Setelah menguasai metode identifikasi gigi geligi pada
ternak, kemudian mahasiswa akan praktik mengidentifikasi dan memprediksi umur ternak sapi dan
domba berdasarkan konfigurasi giginya. Pada kegiatan ini akan disediakan 5 ekor sapi dan 5 ekor
domba yang berbeda umurnya. Mahasiswa akan diberi kesempatan untuk membuka mulut dan
mengidentikasi konfigurasi gigi dan melakukan pendugaan umur dari ternak yang telah disediakan.
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tali yang besar dan kuat yang berfungsi
sebagai kendali agar ternak mudah dikuasai sepenuhnya. Pendugaan umur melalui gigi dilakukan
dengan cara membuka mulut sapi dan domba lalu mengamati susunan gigi kedua ternak tersebut.
Agar mulut ternak mudah dibuka, hidung atau moncong dipegang dengan tangan kiri dan agak
diangkat ke atas.
Metode
Metode untuk menduga umur ternak ada dua cara yaitu :
< 1 Tahun
1-2 Tahun
3 tahun
3-4 tahun
>4 tahun
2 tahun
NOTE: Smaller teeth visible to the left and right of the first
permanent incisors are "milk" or "baby" teeth.
3 tahun
5 tahun
>7 tahun
A cow that is aged as "short and solid" will still have all
eight permanent incisor teeth (unless there has been tooth
loss due to some other cause except for age). Compared
to younger ages the teeth will be shorter, and the tops will
be smoother and less sharp. The teeth will also appear
more rounded from side-to-side, as opposed to appearing
more flat from side-to-side as seen in younger ages.
The term "solid" in the age "short and solid" can refer to at
least two things. "Solid" can mean there is no tooth loss,
and/or it can mean that there are not any notable gaps
between the teeth. Exactly what "solid" means (no tooth
loss and/or no gaps) can vary from region to region, sale
barn to sale barn, or person to person.
In some areas, after the age of "short and solid" comes the
age of "short." Not all areas/persons recognize the age
"short" however, and will group cows in the "short" age
group into the "short and solid" age group.
Lakukan pengamatan terhadap gigi geligi ternak yang sudah disiapkan, masing-masing mahasiswa
mengamati 4 ekor ternak. Buatlah prediksi umur ternak yang saudara ukur. Lalu lakukan penilaian
dengan cara membandingkan umur ternak-ternak tersebut dengan capaian bobot hidup. Buatlah
pembahasan dalam laporan praktikum saudara, apakah bobot hidup ternak-ternak tersebut terlalu
kecil atau terlalu besar untuk ternak seumurnya? Dari 4 ekor ternak yang saudara nilai tersebut mana
yang paling cocok (akan menguntungkan lebih banyak) untuk bakalan pada penggemukan? Jelaskan
jawaban saudara.
Bobot badan beberapa spesies ternak dapat dihitung atau diprediksi dengan pendekatan
perhitungan berdasarkan beberapa ukuran tubuh, seperti panjang badan, lingkar dada, dan tinggi
pundak. Oleh karena itu sebelum melakukan perhitungan bobot badan ternak, mahasiswa harus
melakukan pengukuran terhadap ukuran bagian-bagian tubuh tersebut. Bagian-bagian tubuh yang
diukur tersebut antara lain :
1. Tinggi pundak (TP), adalah jarak titik tertinggi pundak sampai dengan tanah.
2. Panjang Badan (PB), adalah jarak lurus dari sendi bahu (humerus) sampai dengan benjolan pada
tulang tapis (tuber ischii).
3. Lingkar Dada, adalah jarak yang diukur dengan cara melingkarkan pita ukur pada bagian dada
ternak (tepat di belakang kaki depan).
1. Rumus Scrool :
100
2. Rumus Winter :
300
10000
Lingkar dada (inchi)x lingkar dada (inchi)x panjang badan (inchi) + 50 = Bobot
330
Dalam kegiatan praktik pendugaan bobot badan ternak, mahasiswa akan berlatih menduga bobot
badan domba dan sapi dengan menggunakan beberapa rumus duga. Objek ternak yang dipakai
dalam praktikum pendugaan bobot badan adalah beberapa ekor ternak sapi. Ternak tersebut
sebaiknya terdiri dari beberapa kelompok bobot badan dan umur, sehingga mahasiswa bisa
membandingkan hasil pengukurannya. Pengukuran terhadap variabel bantu dilakukan dengan
menggunakan penggaris kayu atau mistar, pita ukur, dan tali untuk mengendalikan ternak supaya
mudah dilakukan pengukuran.
Metode
Prosedur pendugaan bobot badan dapat dilakukian dengan urutan sebagai berikut :
1. Mengukur lingkar dada dari masing-masing ternak dengan cara melingkarkan pita ukur pada
posisi di bagian dada ternak (tepat di belakang kaki depan)
2. Mengukur panjang badan ternak dengan cara menggunakan mistar, ditarik garis lurus dari
sendi bahu sampai benjolan pada tulang tapis (pin-bone).
3. Mengukur tinggi pundak dari masing-masing ternak dengan cara menggunakan tongkat ukur,
yaitu ukur jarak titik tertinggi pundak sampai dengan tanah.
4. Menghitung bobot badan duga dengan menggunakan rumus duga.
Tugas
Penilaian terhadap ternak merupakan kegiatan untuk memaknai hasil pengukuran variabel-
variabel penilaian ternak. Dalam memberikan makna terhadap hasil pengkukuran variabel
penilai melakukan komparasi hasil pengukuran dengan nilai ideal untuk kelas atau kategori
ternak yang dinilai. Jenis variabel yang diukur dan dinilai dalam penilian ternak sangat
tergantung pada kelas atau kategori ternak yang dinilai, sehingga antara ternak siap potong
dengan ternak dara calon bibit dinilai dengan variabel yang berbeda. Biasanya bagi para
penilai yang masih pemula menggunakan pedoman kartu skor untuk memudahkan dalam
memilih variabel yang dinilai, mengkompilasi hasil penilaian dan menyimpulkan hasilnya.
Dalam melakukan penilaian ternak, kita bisa menggunakan metode komparasi atau
kompetisi. Metode komparasi dilakukan dengan cara memperbandingkan hasil penilaian
antara seekor ternak dengan seekor ternak lain atau dengan membandingkannya dengan
ternak idel, sedangkan kompetisi dilakukan dengan memperbanding hasil penilaian dari
banyak ternak, kemudian dilakkan perangkingan.
Kegiatan praktikum ini akan dilakukan melalui simulasi (bermain peran), anda
dipersilahkan membentuk kelompok terdiri dari 2 orang, seorang bertindak sebagai
penilai dan seorang lagi sebagai penerima laporan hasil penilaian.
1. Langkah pertama: pilih 2 ekor domba berjenis kelamin sama, lakukan pengamatan
umum dari jarak 2-3 meter. Pengamatan dilakukan dari sisi kanan, sisi kiri, sisi depan,
sisi belakang dan sisi atas. Variabel yang dinilai adalah:
WOOL-------------------------------------------------9%
TOTAL 100
A. Konsep
Livestock Judging contest (lomba penilaian ternak) merupakan kegiatan yang sangat populer
di kalangan ilmuwan dan ahli peternakan di seluruh dunia. Kegiatan ini diselenggarakan
secara periodik pada sentra-sentra industri dan komunitas peternakan, universitas dan
lembaga pendidikan dan pelatihan peternakan, sehingga sudah menjadi agenda rutin bagi
lembaga-lembaga tersebut. Kegiatan livestock judging di samping menjadi sarana proses
pembelajaran bagi para pelajar, mahasiswa dan praktisi muda di bidang peternakan, juga
merupakan ajang komptesisi bagi insan muda dan lembaga-lembaga pendidikan/pelatihan
untuk menunjukkan keunggulan mereka. Sehingga tidak mengherankan jika dalam setiap
tahun banyak digelar kegiatan sejenis ini, mulai dari tingkat universitas, regional, nasional
maupun internasional. Jumlah peserta yang terlibatpun mencapai ratusan orang untuk
setiap evennya untuki memperebutkan kejuaraan yang menjadi kebanggaan bagi diri
maupun lembaga pendidikan tempat mereka menuntut ilmu.
Bagi mahasiswa yang sedang mempelajari peternakan, levestock judging ini menjadi hal
yang sangat penting untuk dikuasai. Pertama, mempelajari livestock judging sebagai ajang
proses pembelajaran untuk mampu mengenali karakteristik ternak-ternak unggul,
menilainya, sehingga nantinya mampu bertindak sebagai seorang profesional dalam
penilaian ternak. Kedua, mempelajari livestock judging sebagai wahana berlatih untuk
mempersiapkan diri mengikuti lomba penilaian ternak. Ketiga, mempelajari livestock
judging sebagai wahana berlatih untuk mempersiapkan diri sebagai penyelenggara kegiatan
lomba penilaian ternak. Dengan demikian memperlajari konsep dan teknis livestock judging
ini dapat memberikan manfaat yang sangat berarti bagi para mahasiswa dalam menunjang
keprofesiannya di bidang peternakan.
Pada umumnya livestock judging contest dilaksanakan dengan acuan sistem Hormel
(dikembangkan oleh University of Minnesota), yaitu sebuah sistem penghitungan atau
kalkulasi terhadap skor yang digunakan untuk menilai kontestan secara adil. Pada sistem ini
nilai tertinggi yang dicapai oleh oleh seorang kontestan dalam menilai ternak adalah 50
dengan deduksi atau dikurangi penalti (cut) terhadap kesalahan yang diperbuat oleh
kontestan yang bersangkutan. Secara teknis kontes penilaian ternak dengan menggunakan
Sistem Hormel ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Dalam penilaian ternak, panitia menyediakan 4 ekor ternak dalam kategori atau kelas
tertentu, misalnya ternak siap potong, ternak dara calon bibit, calon pejantan, dan
sebagainya. Kontestan diminta untuk menilai dan mengurutkan dari 4 ekor ternak
Pada penilaian terhadap 4 ekor domba siap potong (1,2,3,4) akan menghasilkan 6
keputusan hasil penilaian perbandingan sebagai berikut:
(1) 1-2
(2) 1-3
(3) 1-4
(4) 2-3
(5) 2-4
(6) 3-4
Buku Ajar | PENILAIAN TERNAK 54
Jika secara resmi ditentukan bahwa urutan kualitas 4 ekor domba siap potong
tersebut adalah: 4-1-3-2, dengan besarnya penalti untuk: 4-1 sebesar 3 poin, 1-3
sebesar 5 poin, dan 3-2 sebesar 2 poin; kemudian seorang kontestan memberikan
hasil penilaian dengan urutan 4, 3, 1, 2; maka setiap keputusan yang diambil oleh
kontestan harus dievaluasi dengan cara sebagai berikut:
Jumlah penalti 5
6. Contoh 2:
Disediakan ternak siap potong lain. Jika secara resmi ditentukan bahwa urutan
kualitas 4 ekor ternak tersebut adalah: 3-4-2-1, dengan besarnya penalti untuk: 3-4
sebesar 3 poin, 4-2 sebesar 2 poin, dan 2-1 sebesar 5 poin; kemudian seorang
Jumlah penalti 8
7. Contoh 3:
Jumlah penalti 9
8. Contoh 4:
Gunakan ternak pada contoh 2
Jumlah penalti 33
B. Kegiatan Praktikum
1. Instruktur menyediakan 4 ekor domba siap potong yang memiliki nilai berbeda.
Ternak tersebut kemudian ditempatkan pada areal datar, dilengkapi dengan
fasilitas yang dibutuhkan untuk pengamatan.
2. Mahasiswa diminta untuk melakukan pengamatan pada jarak 2-3 meter, dari sisi
samping, atas, depan dan belakang, kemudian diteruskan dengan palpasi
(perabaan) untuk mengkonfirmasi hasil pengamatan.
Lingkari nomor
Pertanyaan identitas ternak yang
paling tepat
A. Perototan (muscling)
C. Volume
PLACING SKOR
1234 3124
1243 3142
1324 3214
1342 3241
1423 3412
1432 3421
2134 4123
2143 4132
2314 4213
2341 4231
2413 4312
2431 4321
CATATAN:
(a) Berilah tanda silang pada sel kosong di sebelah kanan urutan yang
menurut saudara paling tepat
(b) Penilaian terhadap prestasi saudara akan dilakukan dengan
menggunakan Sistem Hormel
(a) Tingkat 1
Terima kasih
(b) Tingkat 2.
Terima Kasih
Selamat pagi/siang/sore
Saya menempatkan ternak pada kelas domba siap potong
sebagai berikut: domba nomor ___, ___, ___, ____.
Pada pasangan atas, saya menempatkan domba nomor ___ di
atas ___ sebab: ______________________________________
_____________
Pada pasangan tengah, saya menempatkan domba nomor ___
di atas ___ sebab: ____________________________________
Pada pasangan dasar, saya menempatkan domba nomor ___ di
atas ___ sebab: ____________________________________
oleh karena itu domba nomor ___ berada pada kualitas paling
rendah.
Atas dasar alasan di atas, maka saya menempatkan urutan
domba siap potong sebagai berikut: domba nomor ___, ___,
___, ___.
Terima kasih.
Selamat pagi/siang/sore
Saya menempatkan urutan kelas domba siap potong ini sebegai
berikiut: domba nomor ___, ___, ___, ____.
Pada pasangan teratas, saya menempatkan domba nomor ___ di
atas ___ , sebab: ______________________________________.
Terima kasih.
Penilaian terhadap kemampuan anda dalam menyampaikan secara lisan hasil penilaian akan
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Abebe, G. dan A. Yami. 2008. Sheep and Goat Management. Ethiopia Sheep and Goat
Productivity Improvement Program.
Battaglia, R.A., dan V.B. Mayrose. 1981. Handbook of Livestock Management Techniques. Prentice
Hall., Inc. New Jersey.
Blakely, J. dan D.H. Bade. 1994. The Science of Animal Husbandry. Prentice Hall Career &
Technology,New Jersey.
Grandin, T. 2010. Recommended Animal Handling Guidelines and Audit Guide:A Systematic Approach
to Animal Welfare. American Meat Institute Foundation. Washington, DC..
Holmgren, L.N., R. Panting, dan D. R. ZoBell. 2005. Scoring Livestock Judging Classes. Cooperative
Extension of Utah State University.
Yourz, H.G. dan A.C. Carlson. 1962. Judging Livestock, Dairy Cattle, Poultry, and Crops.
Villegas, V.E. 1965. Types and Breeds of Farm Animals, How to Judge and Select Them. Univ. of The
Philippines. Los Banos.
Wattiaux, M.A., 2007. Reproduction and Genetic Selection The Babcock Institute for International
Dairy Reseacrh and Development. The University of Wisconsin, Madison.
1.1. Pendahuluan
Pada pokok bahasan ini mahasiswa akan mempelajari tentang : Karakteristik berbagai bangsa
dan tipe kuda yang terkenal, Ukuran produktivitas dan penampilan fisik ideal, Judging (terminologi
bagian tubuh, pengukuran variabel: kualitatif dan kuantitatif, kartu skor, interpretasi hasil penilaian)
pada ternak kuda, dan Aplikasi penilaian ternak dalam menentukan keunggulan ternak kuda, kontes
ternak kuda.
1.1.2. Relevansi
Kompetensi dasar yang diperoleh melalui pokok bahasan ini akan dapat digunakan untuk
mendasari pengembangan kemampuan memilih ternak kuda sesuai dengan tujuan yang diinginkan,
menjadi juri dalam kontes ternak kuda.
a. Mampu mengidentikasi karakteristik fisik berbagai ras dan tipe ternak kuda
b. Mampu melakukan penilaian terhadap ternak kuda secara komprehesif
c. Mampu menjalankan tugas sebagai juri dalam kontes ternak kuda
1.1.5. Indikator
a. Jika diberikan sejumlah contoh ternak kuda mahasiswa mampu memberikan nama ras kuda
tersebut secara benar sebanyak minimal 85%
b. Jika diberikan contoh 2 ekor ternak kuda pada ras dan tipe yang sama mahasiswa bisa
membandingkan keunggulan variable-variabel penting sebanyak 85%
c. Jika diberikan tugas sebagai juri dalam judging ternak kuda, mahasiswa mampu
melaksanakannya secara benar 85%.
1.2. Penyajian
Di dunia ini dikenal banyak bangsa/ras ternak kuda yang dapat ditemukan di beberapa benua,
negara, atau daerah, namun demikian dari sekian banyak ras ternak kuda tersebut hanya
sebagian kecil saja yang memiliki reputasi yang baik dikaitkan dengan kepentingan
masyarakat. Ternak kuda saat ini dibudidayakan manusia untuk beberapa jenis tujuan,