Oleh:
Kelompok 6
Kelas E
kepada kita sehingga kesehatan badan, iman dan pikiran tercurahkan kepada kita
Ternak Perah. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelas teori Mata Kuliah
Budimulyati Salman, MP. yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
kepada semua pihak yang sudah ikut mendukung penyusunan makalah ini. Selanjutnya
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga dapat memotivasi
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan ................................................................. 2
II PEMBAHASAN
2.1 Pemilihan Bibit Sapi Perah FH yang Baik .............................. 3
2.2 Penampilan Umum Sapi Perah yang Baik .............................. 3
2.3 Prasyarat Mutu Sapi Perah ...................................................... 4
2.3.1 Prasyarat Umum ............................................................ 4
2.3.2 Prasyarat Khusus ........................................................... 4
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 7
LAMPIRAN ................................................................................. 8
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
iv
1
PENDAHULUAN
Sapi perah adalah ternak perah yang menghasilkan susu melebihi kebutuhan
dengan perkembangan dan produksi peternakan sapi perah yang disebabkan oleh
keterbatasan sumber daya seperti sumber daya finansial, sumber daya sarana dan
prasarana serta sumber daya tenaga kerja. Peternakan pembibitan sapi perah sangat
berkaitan erat dengan penyediaan stok bibit sapi perah, budidaya, dan keberlangsungan
masih pada tingkatan peternak rakyat yang belum tahu semua cara efisien dalam
beternak. Peternakan rakyat sapi perah di Indonesia masih bersifat subsistem dan
belum mencapai usaha menerapkan secara perkembangan ekonomi. Salah satu faktor
keberhasilan beternak adalah keterampilan memilih bibit ternak sesuai dengan tujuan
pemeliharaan dengan mementingkan sifat kualitatif seperti karakteristik sapi perah
tertentu dengan kualitas yang tinggi. Sifat kuantiatif seperti ukuran tubuh erat
kaitannya dengan produksi dan dapat dijadikan acuan untuk memilih calon bibit selain
calon bibit FH yang baik menurut SNI yaitu dengan melakukan seleksi, judging,
2
recording dan culling sehingga dapat menghasilkan susu dengan jumlah banyak dan
II
PEMBAHASAN
2.1 Pemilihan Bibit Sapi Perah Friesian Holstein (FH) yang Baik
Sapi Perah Friesian Holstein (FH) merupakan jenis ternak perah dengan
produksi susu tinggi yang memiliki kadar lemak rendah yaitu berkisar 6800-17000 kg
per masa laktasi (Makin, 2011). Potensi sapi perah keturunan FH dapat
dimaksimumkan dengan perbaikan mutu bibit, diantaranya dengan cara
mengidentifikasi berbagai sifat kualitatif dan kuantitatif sehingga diperoleh bibit yang
berkualitas. Sifat kualitatif seperti karakteristik sapi perah FH merupakan salah satu
hal yang diperhitungkan dalam pemilihan calon bibit. Sifat kuantiatif seperti ukuran
tubuh erat kaitannya dengan produksi dan dapat dijadikan acuan untuk memilih calon
bibit selain dari catatan produksi susu (Martojo, 1992). Adapun hal-hal yang menjadi
pertimbangan dalam memilih bibit yang baik yaitu sehat dan tidak cacat tubuh, tidak
mengidap penyakit menahun (kronis), mempunyai alat reproduksi (kelamin) yang baik
Penampilan umum bibit sapi yang baik meliputi mata lebar, moncong pendek,
kepala halus, kepala tegak, ambing tumbuh baik, posisi simetris (Bugiwati, 2007).
Bagian kepala harus atraktif yaitu halus, lubang hidung dan mulut besar. Bahu harus
kuat tetapi tidak kasar, berbahu menyayap. Punggung lurus mengindikasikan kokoh
serta kuat dan diharapkan lurus (Sugeng, 1993). Bokong dan pangkal paha harus
4
panjang dan kuat karena keterlibatan dalam menopang ambing sapi perah. Kaki harus
lurus dan kuat serta lebar untuk menyangga ambing yang lebih besar. Pundak harus
tajam melebihi bagian atas punggung lemak tubuh sedikit. Ambing yang baik cukup
besarm bentuk memanjang dari depan ke belakang. Semakin ke belakang semakin baik
(1) Sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang dinyatakan oleh Dokter
(2) Tidak memiliki segala bentuk cacat genetik dan cacat fisik serta cacat organ
(3) Mempunyai silsilah (pedigree) sampai dengan 2 (dua) generasi di atasnya untuk
(4) Ambing simetris, jumlah puting 4 (empat), bentuk puting normal untuk betina.
(5) Bukan berasal dari kelahiran kembar jantan betina (freemartin) untuk betina
(BSN, 2014).
Bibit sapi perah FH Indonesia jantan dan betina mempunyai warna hitam putih
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
produktivitas pada ternak perah. Dalam pemilihan bibit sapi perah dengan
lebar, moncong pendek, kepala halus, kepala tegak, ambing tumbuh dengan baik dan
posisinya simetris. Terdapat persyaratan umum dalam bibit sapi perah seperti sehat dan
bebas dari penyakit, tidak cacat genetic dan fisik, ambing simetris serta bukan dari
kelahiran freemartin. Persyaratan khusus dalam pemilihan bibit sapi perah meliputi
persyaratan kualitatif sepeti pada sapi perah Holstein mempunyai warna hitam putih
atau merah putih. Persyaratan khusus lainnya adalah persyaratan kuantitatif seperti
lingkar dada, tinggi pundak, bobot badan dan juga produksi susu yang dihasilkan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2014. SNI 2735-2014. Bibit Sapi Perah Holstein
Indonesia. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Sugeng. 1993. Hubungan Bobot Badan dengan Lingkar Dada, Tinggi Pundak, dan
Panjang Badan Sapi Perah. Buletin Peternakan. Jakarta.
8
LAMPIRAN