Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK PERAH

PEMILIHAN BIBIT SAPI FRIESIAN HOLSTEIN (FH) SESUAI SNI

Oleh:
Kelompok 6
Kelas E

Dini Pitriani 200110180256


Adisty Meutia F 200110180281
Fatimah Nurul H. 200110180287
Alfin Faturrahman 200110180288
Abdullah Waffa T. 200110180294
M. Brillian Akbar 200110180307

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK PERAH


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat yang Allah Subhanallahu Wa Ta’ala anugerahkan

kepada kita sehingga kesehatan badan, iman dan pikiran tercurahkan kepada kita

melalui rahmat-Nya, oleh karena itu terciptalah Makalah Kelompok Manajemen

Ternak Perah. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelas teori Mata Kuliah

Manajemen Ternak Perah. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada Dosen pengampu Mata Kuliah Manajemen Ternak Perah, Dr. Ir. Hj. Lia

Budimulyati Salman, MP. yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama

penulisan laporan ini.

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang sudah ikut mendukung penyusunan makalah ini. Selanjutnya

kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga dapat memotivasi

dalam perbaikan makalah ini ke depannya.

Sumedang, September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Bab Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................ iii

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan ................................................................. 2

II PEMBAHASAN
2.1 Pemilihan Bibit Sapi Perah FH yang Baik .............................. 3
2.2 Penampilan Umum Sapi Perah yang Baik .............................. 3
2.3 Prasyarat Mutu Sapi Perah ...................................................... 4
2.3.1 Prasyarat Umum ............................................................ 4
2.3.2 Prasyarat Khusus ........................................................... 4

III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 7

LAMPIRAN ................................................................................. 8

iii
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Persyaratan Kuantitatif Bibit Sapi Perah Betina FH Indonesia..... 5


2 Persyaratan Kuantitatif Bibit Sapi Perah Jantan FH Indonesia ..... 5
3 Persyaratan Produksi Susu ............................................................ 5

iv
1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sapi perah adalah ternak perah yang menghasilkan susu melebihi kebutuhan

komsumsi susu anak sapi. Perkembangan usaha peternakan di bidang peternakan

pembibitan sapi perah di Indonesia semakin meningkat seiring berjalannya waktu.


Permintaan susu yang sangat tinggi belum bisa terpenuhi semua karena tidak sebanding

dengan perkembangan dan produksi peternakan sapi perah yang disebabkan oleh

keterbatasan sumber daya seperti sumber daya finansial, sumber daya sarana dan

prasarana serta sumber daya tenaga kerja. Peternakan pembibitan sapi perah sangat

berkaitan erat dengan penyediaan stok bibit sapi perah, budidaya, dan keberlangsungan

perkembangan peternakan rakyat. Peternakan sapi perah di Indonesia sebagian besar

masih pada tingkatan peternak rakyat yang belum tahu semua cara efisien dalam

beternak. Peternakan rakyat sapi perah di Indonesia masih bersifat subsistem dan

belum mencapai usaha menerapkan secara perkembangan ekonomi. Salah satu faktor

keberhasilan beternak adalah keterampilan memilih bibit ternak sesuai dengan tujuan
pemeliharaan dengan mementingkan sifat kualitatif seperti karakteristik sapi perah

tertentu dengan kualitas yang tinggi. Sifat kuantiatif seperti ukuran tubuh erat

kaitannya dengan produksi dan dapat dijadikan acuan untuk memilih calon bibit selain

dari catatan produksi susu.

Cara menemukan karakteristik yang berkualitas menjadi standar pemilihan

calon bibit FH yang baik menurut SNI yaitu dengan melakukan seleksi, judging,
2

recording dan culling sehingga dapat menghasilkan susu dengan jumlah banyak dan

mampu menenuhi kebutuhan atau permintaan dari konsumen.

1.2 Rumusan Masalah

(1) Bagaimana pemilihan bibit sapi perah FH yang baik.

(2) Bagaimana penampilan umum sapi perah yang baik.

(3) Bagaimana prasyarat mutu sapi perah.

1.3 Maksud dan Tujuan

(1) Mengetahui pemilihan bibit sapi perah FH yang baik.

(2) Mengetahui penampilan umum sapi perah yang baik.

(3) Mengetahui prasyarat mutu sapi perah.


3

II

PEMBAHASAN

2.1 Pemilihan Bibit Sapi Perah Friesian Holstein (FH) yang Baik

Sapi Perah Friesian Holstein (FH) merupakan jenis ternak perah dengan

produksi susu tinggi yang memiliki kadar lemak rendah yaitu berkisar 6800-17000 kg

per masa laktasi (Makin, 2011). Potensi sapi perah keturunan FH dapat
dimaksimumkan dengan perbaikan mutu bibit, diantaranya dengan cara

mengidentifikasi berbagai sifat kualitatif dan kuantitatif sehingga diperoleh bibit yang

berkualitas. Sifat kualitatif seperti karakteristik sapi perah FH merupakan salah satu

hal yang diperhitungkan dalam pemilihan calon bibit. Sifat kuantiatif seperti ukuran

tubuh erat kaitannya dengan produksi dan dapat dijadikan acuan untuk memilih calon

bibit selain dari catatan produksi susu (Martojo, 1992). Adapun hal-hal yang menjadi

pertimbangan dalam memilih bibit yang baik yaitu sehat dan tidak cacat tubuh, tidak

mengidap penyakit menahun (kronis), mempunyai alat reproduksi (kelamin) yang baik

serta bentuk ambing normal

2.2 Penampilan Umum Sapi Perah yang Baik

Penampilan umum bibit sapi yang baik meliputi mata lebar, moncong pendek,

kepala halus, kepala tegak, ambing tumbuh baik, posisi simetris (Bugiwati, 2007).

Bagian kepala harus atraktif yaitu halus, lubang hidung dan mulut besar. Bahu harus

kuat tetapi tidak kasar, berbahu menyayap. Punggung lurus mengindikasikan kokoh

serta kuat dan diharapkan lurus (Sugeng, 1993). Bokong dan pangkal paha harus
4

panjang dan kuat karena keterlibatan dalam menopang ambing sapi perah. Kaki harus

lurus dan kuat serta lebar untuk menyangga ambing yang lebih besar. Pundak harus

tajam melebihi bagian atas punggung lemak tubuh sedikit. Ambing yang baik cukup

besarm bentuk memanjang dari depan ke belakang. Semakin ke belakang semakin baik

kemudian jumlah putting sebanyak 4 kuartir (Makin, 2011).

2.3 Prasyarat Mutu Sapi Perah


2.3.1 Persyaratan Umum

(1) Sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang dinyatakan oleh Dokter

Hewan yang berwenang untuk melaksanakan tindakan kesehatan hewan dan

menerbitkan sertifikat kesehatan hewan.

(2) Tidak memiliki segala bentuk cacat genetik dan cacat fisik serta cacat organ

reproduksi sesuai dengan ciri khas FH Indonesia.

(3) Mempunyai silsilah (pedigree) sampai dengan 2 (dua) generasi di atasnya untuk

jantan dan 1 (satu) generasi diatasnya untuk betina.

(4) Ambing simetris, jumlah puting 4 (empat), bentuk puting normal untuk betina.

(5) Bukan berasal dari kelahiran kembar jantan betina (freemartin) untuk betina
(BSN, 2014).

2.3.2 Persyaratan Khusus

(1) Persyaratan Kualitatif

Bibit sapi perah FH Indonesia jantan dan betina mempunyai warna hitam putih

atau merah putih dan tidak bertanduk (dehorning) (BSN, 2014).


5

(2) Persyaratan Kuantitatif


Tabel 1. Persyaratan Kuantitatif Bibit Sapi Perah Betina Holstein Indonesia
Umur Persyaratan
Parameter Satuan
(bulan) (minimum)
Lingkar dada cm 155
15-18 Tinggi pundak cm 121
Bobot badan kg 300
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2014
Tabel 2. Persyaratan Kuantitatif Bibit Sapi Perah Jantan Holstein Indonesia
Umur Persyaratan
Parameter Satuan
(bulan) (minimum)
Lingkar dada cm 183
Tinggi pundak cm 144
15-18
Bobot badan kg 490
Lingkar scrotum cm 33
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2014

Tabel 3. Persyaratan Produksi Susu


Persyaratan
No Bibit sapi perah holstein Indonesia
Betina Jantan
1. Produksi susu induk (305.2x.ME) pada laktasi I ≥ 5000 ≥ 6000
Bapak berasal dari induk yang mempunyai
2. ≥ 6000 ≥ 7000
produksi sus (305.2x.ME) pada laktasi I
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2014
6

III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemilihan bibit ternak yang berkualitas dapat meningkatkan kualitas

produktivitas pada ternak perah. Dalam pemilihan bibit sapi perah dengan

mengidentifikasi berbagai sifat kuantitatif serta kualitatif dapat dilakukan dalam


penyeleksian bibit. Penampilan bibit sapi perah yang baik umumnya memiliki mata

lebar, moncong pendek, kepala halus, kepala tegak, ambing tumbuh dengan baik dan

posisinya simetris. Terdapat persyaratan umum dalam bibit sapi perah seperti sehat dan

bebas dari penyakit, tidak cacat genetic dan fisik, ambing simetris serta bukan dari

kelahiran freemartin. Persyaratan khusus dalam pemilihan bibit sapi perah meliputi

persyaratan kualitatif sepeti pada sapi perah Holstein mempunyai warna hitam putih

atau merah putih. Persyaratan khusus lainnya adalah persyaratan kuantitatif seperti

lingkar dada, tinggi pundak, bobot badan dan juga produksi susu yang dihasilkan.
7

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2014. SNI 2735-2014. Bibit Sapi Perah Holstein
Indonesia. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Bugiwati, S. R. A. 2007. Pertumbuhan Dimensi Tubuh Pedet Jantan Sapi Bali di


Kabupaten Bone dan Barru Sulawesi Selatan. Jurnal Sains Dan Teknologi,
7:103-108.

Makin, M. 2011. Tatalaksana Peternakan Sapi Perah. Graha Ilmu: 9. Yogyakarta.

Martojo, H. 1992. Peningkatan Mutu Genetik Ternak. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas
Bioteknologi IPB. Bogor.

Sugeng. 1993. Hubungan Bobot Badan dengan Lingkar Dada, Tinggi Pundak, dan
Panjang Badan Sapi Perah. Buletin Peternakan. Jakarta.
8

LAMPIRAN

No Nama NPM Tugas


1 Dini Pitriani 200110180256 PPT
2 Adisty Meutia F 200110180281 Edit, Daftar Isi dan Daftar
Tabel
3 Fatimah Nurul H. 200110180287 Penutup
4 Alfin Faturrahman 200110180288 Pembahasan 2.1 dan 2.2
5 Abdullah Waffa T. 200110180294 Pendahuluan
6 M. Brillian Akbar 200110180307 Pembahasan 2.3

Anda mungkin juga menyukai