PRAKATA i
1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
2. TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Sapi Pedaging 2
2.2 Sistem Pemeliharaan Sapi 2
2.2.1 Pemeliharaan Secara Ekstensif Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Pemeliharaan Secara Intensif Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Pemeliharaan Secara Semiintensif Error! Bookmark not defined.
2.3 Sistem Perkandangan 3
2.3.1 Atap 4
2.3.2 Dinding dan Lantai Kandang 4
2.3.3 Ketinggian Kandang 4
2.3.4 Tempat Pakan dan Tempat Minum 4
2.3.5 Kepadatan Kandang 4
2.3.6. Gang way/ Jalur Kandang 5
2.3.7 Selokan Kandang 5
2.3.8 Lorong 5
2.4 Penyediaan Pakan 5
2.5 Penanganan Limbah 5
2.6 Manajemen Kesehatan 6
2.7 Pemasaran 6
3. MATERI DAN METODE 6
3.1 Waktu dan Tempat 6
3.2 Metode Pelaksanaan 7
3.2.1 Keadaan Umum Perusahaan 7
3.2.2 Sarana Produksi 7
3.2.3 Sistem Perkandangan 7
3.2.4 Pemeliharaan Sapi 8
3.2.5 Penyediaan Pakan 9
3.2.6 Penanganan Limbah 9
3.2.7 Manajemen Kesehatan 9
3.2.8 Pemasaran 9
3.3 Metode Pengamatan dan Pengumpulan DataError! Bookmark not
defined.
4 TATA TERTIB PELAKSANAAN PKL 9
DAFTAR PUSTAKA 10
MATRIKS JADWAL KEGIATAN 1
1
1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pemeliharan sapi pedaging yang baik dilakukan dengan optimal agar sapi
pedaging yang dipelihara dapat tumbuh dengan baik. Menurut Edy R dan Endang
P (2013) dalam sistem pemeliharaan sapi pedaging dapat dilakukan dengan 3 cara
pemeliharaan yaitu pemeliharaan secara ekstensif, intensif, dan semiintensif.
Pemeliharaan sapi secara ekstensif merupakan system pemeliharaan pada sapi
dengan cara sapi digembalakan di padang penggembalaan, sedangkan pada malam
3
hari sapi hanya dikumpulkan di tempat-tempat tertentu yang diberi pagar, disebut
kandang terbuka. Pada pemeliharaan secara ekstensif kandang hanya digunakan
untuk berlindung pada saat-saat tertentu saja yaitu pada malam hari dan saat-saat
istirahat. Pemeliharaan sapi secara intensif yaitu ternak dipelihara secara terus-
menerus didalam kandang sampai saat panen. Seluruh kebutuhan sapi disuplai
oleh peternak, termasuk pakan dan minum (Susilorini 2008). Dalam sistem
pemeliharaan intensif ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengumpulan
kotoran untuk digunakan sebagai pupuk kandang bagi tanaman. Sedangkan
pemeliharaan sapi secara semiintensif merupakan perpaduan antara kedua cara
pemeliharaan ektensif dan intensif. Jadi, pada pemeliharaan sapi harus ada
kandang dan tempat penggembalaan.
2.3.1 Atap
Atap merupakan bagian kandang yang menaungi bangunan yang
didalamnya terdapat ternak. Oleh sebab itu, bahan yang digunakan pada
pembuatan atap haruslah yang kuat dan tahan lama. Bahan bahan yang biasa
digunakan dalam pembuatan atap diantaranta adalah genting, asbes, dan rumbia
atau alang-alang (Rasyid A dan Hartati 2007). Kemiringan atap yang dianjurkan
adalah sekitar 28.33 % (Rasyid A dan Hartati 2007). Selain itu, pada kandang juga
harus tersedia naungan yang dilebihkan sepanjang min 1 meter melewati kerangka
kandang. Tujuan dilakukan hal tersebut adalah untuk menampik sinar matahari
yang berlebih dan mengurangi percikan air pada saat hujan (Muktiani 2014)
tersalurkan menjadi energi gerak bukan menjadi sel sel otot. Negara Australia
menetapkan bahwa minimum kepadatan kandang untuk sapi adalah 2.5 m2 untuk
satu ekor ternak dan optimal pada kepadatan 6 m2 (Beef Cattle Feedlots: Design
and Construction 2016).
2.3.8 Lorong
Lorong merupakan tempat mobilisasi peternak untuk melakukan
pemberian pakan dan pemantauan ternak. Rata-rata lebar dari lorong adalah 1 –
1.5 m (Rasyid A dan Hartati 2007)
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
seperti usaha pemeliharaan ternak, pengolahan produk ternak dan lain-lain yang
tidak digunakan. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti
6
feses, urin, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang,
tanduk, isi rumen (Sihombing 2000)
2.7 Pemasaran
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini akan dilaksanakan selama dua belas
minggu, mulai dari tanggal 4 Februari 2019 sampai dengan 26 April 2019. Lokasi
7
yang dipilih sebagai tempat PKL adalah Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan
Pakan Ternak (BPTUHPT) Padang Mengatas, Kecamatan Luhak, Kabupaten
Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat
tinggi kandang, ukuran tempat pakan dan tempat minum, arah kandang, dan bahan
bangunan kandang yang digunakan dalam pemeliharaan, serta kandang beranak,
kandang pejantan, kandang penggemukan, kandang karantina, kandang
pembesaran dan kandang penggemukan.
3.2.8 Pemasaran
Mengumpulkan data dan informasi tentang pemasaran seperti; bentuk,
jumlah dan harga produk yang dihasilkan dari rantai tataniaga.
Tata tertib pelaksanaan PKL adalah tata tertib yang ada di perusahaan atau
farm tempat PKL, akan tetapi mahasiswa dihimbau untuk melaksanakan hal
sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan sesuai peraturan perushaan tempat PKL:
a. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang ditugaskan,
b. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diperbolehkan,
c. Melaksanakan kegiatan sesuai jam kerja yang ditentukan,
d. Melaksanakan kegiatan khusus yang harus diselesaikan meskipun diluar
jam kerja,
2. Meminta izin apabila akan keluar farm dan melaporkan apabila sudah
kembali,
3. Tidak menggunakan, mengambil barang/benda atau merusak meski tampak
tidak berharga tanpa izin pihak perusahaan,
4. Berpakaian sopan sesuai yang ditentukan perusahaan,
5. Khusus pria rambut di potong rapi,
6. Membawa perlengkapan pribadi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abidin dan Soeprapto, 2006. Penggemukan Sapi Potong. Jakarta: Agro Media
Pustaka
Arifin, M. 2016. Kiat Jitu Menggemukkan Sapi Secara Maksimal. Cetakan ke-2.
Jakarta. Penebar Swadaya.
Cattle Standards and Guildelines – Beef Feedlots. 2013. Beef Feedlots Discussion
Paper Public Consultation version 1.3. 13. Australia (AU)
Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2015. Laporan Kinerja
Tahun Anggaran 2015 BPTUHPT Padang Mengatas.
Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2017. Upaya Kementerian
Pertanian Mewujudkan Ketahanan Pangan Asal Ternak.
Diunduh tanggal 14 Januari 2019: http://ditjennak.pertanian.go.id/upaya-
kementerian-pertanian-mewujudkan-ketahanan-pangan-asal-ternak.
Kotler P. 2005.Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID): Prenhallindo.
Muktiani. 2014. Sukses Usaha Penggemukan Sapi Potong. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta
Murtidjo B A. 2012. Sapi Potong. Cetakan ke-20. Yogyakarta. Kanisius.
Nurlaha et al. 2014. Identifikasi Jenis Hijauan Makanan Ternak di lahan
persawahan Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Jitro
Vol 1 No 1
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. UI Press. Jakarta
Peter J, et al. 2016. Beef Cattle Feedlots: Design and Construction. North Sydney
(AU)
Primary Industries and Resources SA. 2006. Guidelines for Establishment and
Operation of Cattle Feedlots in South Australia, 2nd Edition. Australia
(AU)
Rasyid A dan Hartati. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Pasuruan
Rasyid A dan Hartati. 2012. Sistem Pembibitan Sapi Potong dengan Kandang
Kelompok “Model Litbangtan”. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Jakarta (ID). IAARD Press
Rianto, E dan E. Purbowati. 2010. Panduan Lengkap Sapi Potong. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Santosa, K., Warsito, dan A. Andoko. 2012. Bisnis Penggemukan Sapi.
PT.Agromedia Pustaka. Jakarta.
Santoso U. 1995. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi Potong. Jakarta (ID).
Penebar Swadaya.
Saputra, D.S. 2015. Beternak Sapi Potong. Yogyakarta. Graha Ilmu.
11
Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan selama 12 minggu terhitung dari tanggal
4 Februari 2019 – 26 April 2019 tersaji pada tabel berikut :
Bulan
Januari Februari Maret April Mei
Kegiatan
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
proposal
Persiapan
PKL
Pelaksanaan
PKL
Pengambilan
dan
Pengumpulan
data
Penyusunan
laporan PKL