Disusun Oleh :
AHMAD IKMAN
193020406027
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
2022
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 193020406027
Jurusan : Perikanan
Fakultas : Pertanian
Menyetujui :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Magang yang
berjudul "Pemijahan Ikan Gabus Haruan (Channa striata)", Di Balai Perikanan
Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan Dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Dalam penyusunan Laporan magang ini banyak pihak yang
telah membantu, oleh karena itu tidak lupa Saya ucapkan terima kasih banyak
kepada:
1. Bapak Ir. Noor Yasin, M.P (pembimbing I) dan Bapak Dr. Ir. Mohamad Rozik,
M.Si (pembimbing II) yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan
saran serta mengarahkan saya dalam menyelesaikan penulisan laporan ini dengan
Baik.
2. Ibu Dr. Ir. Sosilawaty, M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian, Bapak Dr. Noor
Syarifuddin Yusuf, S.Pi., M.Si selaku Ketua Jurusan Perikanan dan ibu Shinta
Sylvia monalisa, S.Pi selaku Ketua Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Palangka Raya.
3. Ibu Evalawati, S.P., M.M selaku Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
(BPBAT) Mandiangin.
4. Ibu Rohana Hidayati M.Sc sebagai pembimbing Lapangan dan Pak Sarmani
pendamping di lapangan yang telah bersedia membantu dan sabar mengajari saya
dalam pelaksanaan Magang dan membantu saya dalam mengarahkan penyusunan
laporan magang ini dengan baik.
5. Kepada orang tua dan keluarga dan teman yang telah banyak memberikan
semangat dan motivasi sehingga dapat menyelesaikan laporan magang ini.
Penulis menyadari bahwa dalam kegiatan magang dan penulisan laporan ini
masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi substansi maupun penyajiannya.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala masukan baik berupa saran maupun
kritik dari semua pihak untuk perbaikan penulisan pada masa yang akan datang.
Mandiangin, 27 Juli 2022
ii
Ahmad Ikman
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
I. PENDAHULUAN
1.3.1 Tujuan 2
1.3.2 Manfaat 2
3.3.2 Observasi 7
iii
3.3.3 Diskusi 8
3.4.4 Pemijahan 9
5.4 Pemijahan 23
5.4.1 Fekuenditas 23
iv
5.4.3 Hatching Rate (H23) 24
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan 28
6.2 Penutup 28
DAFTAR PUSTAKA 29
v
DAFTAR GAMBAR
Pendidikan 19
Gambar 9 Grading 32
vi
Gambar 19 peremukan mengkudu untuk obat indukan 34
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 5 Fekunditas 21
viii
LAMPIRAN TABEL
ix
I. PENDAHULUAN
Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu komoditas air tawar
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan ini memiliki bentuk kepala
menyerupai ular sehingga disebut Snake head dan juga dikenal dengan nama lokal
ikan delak atau ikan harun. Ikan gabus menjadi komoditas budidaya ekonomis
penting, karena ikan ini memiliki nilai jual tinggi, selain itu daging ikan gabus
juga mengandung albumin. Albumin bermanfaat untuk mempercepat
penyembuhan jaringan sel yang terbelah, akibat luka atau pasca operasi. Manfaat
lain dari albumin yaitu untuk membangun dan memperbaiki jaringan sel yang
mati, seperti pada luka diabetes mellitus, luka bakar, jaringan kulit yang mati, luka
lambung yang disebabkan maag dan meningkatkan daya tahan tubuh
(Rahmawanty et al, 2014).
Berbagai manfaat yang dimiliki ikan gabus menyebabkan ikan ini banyak
diminati masyarakat dan memiliki potensi untuk dibudidayakan. Kendala yang
dihadapi dalam budidaya ikan ini adalah benih ikan gabus masih mengandalkan
tangkapan dari alam. Dengan adanya keunggulan aspek biologi dan aspek
ekonomi, maka ikan gabus patut untuk dikembangbiakan untuk menghasilkan
benih yang siap untuk di tebar ke perairan sebagai upaya konservasi sumberdaya
ikan dan meningkatkan populasi alam. Selain itu benih ikan gabus hasil
pengembangbiakan dapat digunakan untuk usaha budidaya secara terkontro
(Muslim dan Syaifudin, 2012).
Penelitian yang telah dilakukan dalam upaya menjadikan ikan gabus ini
sebagai ikan budidaya, antara lain penelitian tentang biologi reproduksi ikan
gabus, upaya mendomestikasi ikan gabus dari alam liar kedalam media budidaya,
penelitian tentang biologi reproduksi ikan gabus hasil domestikasi serta upaya
pemijahan ikan gabus yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya alam atau
sumber daya agar tidak punah serta menjaga ekosistem dan menambah bahan
pangan.
1
Pemijahan merupakan proses perkawinan yang terjadi antara indukan
jantan dan indukan betina yang mengeluarkan sel sperma dan sel telur dan terjadi
diluar tubuh ikan (ekstemal). Umumnya pemijahan dalam usaha pembenihan
dilakukan yaitu untuk usaha pembesaran pemijahan dilakukan untuk mendapatkan
calon indukan baru yang lebih berkualitas.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat diambil suatu
rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana teknik pemijahan yang baik pada
ikan Gabus Haruan (Channa striata) untuk meningkatkan produksi maupun untuk
mendapatkan larva yang berkualitas.
1.3.1. Tujuan
1.3.2. Manfaat
2
II. TINJAUN PUSTAKA
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Class : Actinopterygii
Superordo : Teleostei
Ordo : Perciformes
Subordo : Channoidei
Family : Channidae
Genus : Channa
3
Ikan Gabus tergolong labirintchy yaitu memiliki organ napas tambahan
pada bagian atas insangnya, sehingga mampu menghirup udara langsung dari
atmosfer. Ikan ini juga mampu bergerak dalam jarak jauh pada musim kemarau
untuk mencari sumber air. Ikan Gabus (Channa striata) dan jenis ikan air tawar
lainnya melakukan pemijahan pada awal atau pertengahan musim hujan (Santoso,
2009).
Ikan gabus (Channa Striata) terdapat pada perairan yang dangkal, seperti
sungai dan rawa dengan kedalaman 40 cm dan menyukai tempat yang gelap,
berlumpur, berarus tenang, ataupun wilayah bebatuan untuk bersenbunyi. Ikan
gabus juga sering didapati di danau, saluran air atau sawah. Ikan gabus termasuk
salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai penyebaran yang luas, dan secara
4
alami dapat hidup di danau, sungai, rawa air tawar, dan sawah dan benih ikan
gabus banyak ditemukan di daerah perairan yang banyak rerumputan atau
tanaman air dan belukar yang terendam air.
Ikan gabus (Channa striata) merupakan ikan labirin yang mampu bertahan
di luar air, karena mempunyai alat pernafasan tambahan yang berupa lipatan kulit
tipis yang berliku-liku seperti labirin Ikan ini biasa hidup di sungai, danau, dan
kolam/tambak, serta biasa membuat sarang di daerah rawa-rawa atau diantara
belukar yang terdapat pada tepi tambak dan sungai. Pemijahan ikangabus bersifat
musiman, memijah pada musim hujan dari Bulan Oktober hingga Desember. Pada
musim kawin, ikan gabus jantan dan betina bekerjasama menyiapkan sarang
diantara tumbuhan di tepi air. Anak-anak ikan berwarna merahjinggabergaris
hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama untuk mencari
makanan.
Ikan gabus (Channa striata) merupakan ikan yang bersifat predator (pemangsa)
yang memakan cacing, katak, anak-anak ikan, udang, siput, katam, dan
sebagainya. Pada masa larva ikan gabus (Channa striata) memakan zooplankton
seperti daphnia dan cyclops (Makmur et al., 2003). Pada ukuran benih fingerling
makanan berupa serangga, udang dan ikan kecil, sedangkan ukuran dewasa
memakan udang, serangga, katak, cacing, dan ikan (Sinaga et al., 2000; Muflikha
et al., 2005). Perbedaan komposisi makanan antara anak ikan gabus dengan ikan
gabus dewasa disebabkan perbedaan bukaan mulut.
Hal ini didukung oleh pernyataan Nikolsky (1963), bahwa perbedaan bukaan
mulut, jenis pakan dan ukuran pakan disebabkan oleh proses adaptasi terhadap
pencernaan dan perubahan komposisi enzim. Selain itu Lagler et al., (1962)
mengatakan bahwa organisme yang dimakan disesuaikan dengan perkembangan
pencernaan.
5
III. METEDOLOGI MAGANG
Alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan magang dapat dilihat pada
Tabel 1 dan Tabel 2 :
6
11 Alat tulis Untuk mencatat semua kegiatan
yang dilakukan
12 Gelas kaca Untuk menghitung telur dan larva
No Nama Fungsi
3.3.2 Observasi
7
3.3.3 Diskusi
Kolam pemeliharaan induk yaitu kolam bundar dengan diameter 3 m dan kolam
permanen dengan ukuran 1,5 x 2. Pemberian pakan induk sebanyak 2 kali sehari
yaitu pada pukul 08.00 dan 16.00 waktu setempat dan dosis pemeberian pakan
sebanyak 1,5% dari biomassa. Induk diberikan pellet apung dengan kandungan
protein minimal 31%, lemak 5%, abu 12%, serat kasar 4%, kadar air 10%
(Kemasan pakan) agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ikan, kemudian
penambahan vitamin E pada pakan ikan.
8
3.4.3. Seleksi Induk
3.4.4, Pemijahan
9
mengapung pada permukaan air apabila di kolam telur ikan gabus mengapung dan
menempel di akar eceng gondok.
Setelah pemijahan selesai maka pasangan induk ikan gabus menjaga telur
dengan cara bergerak berputar di bawah permukaan air. Ikan gabus bersifat
partial spawning yaitu memijah sebagian dimana seluruh telur tidak dikeluarkan
semua.
Penetasan telur ikan gabus terjadi pada bak pemijahan, sehingga tidak
dilakukan pemanenan telur. Telur akan menetas 24-38 jam setelah fertilisasi.
Telur yang terbuahi berwarna bening, sementara telur yang tidak terbuahi
berwarna putih.
Bg
F = Bs × Fs
Keterangan :
F = jumlah seluruh telur (butir)
Fs = jumlah telur pada sebagian gonad (butir)
Bg = bobot seluruh gonad (g)
Bs = bobot sebagian gonad kecil (g)
selanjutnya fekuenditas dihubungkan dengan panjang tubuh ikan dan
bobot tubuh dengan menggunakan analisis regresi (Effendie, 2002)
2. Fertilization Rate (FR)
Effendie (1979) manyebutkan bahwa untuk mengetahui derajat fertilisasi
telur ikan dapat menggunakan rums sebagai berikut :
po
F= ×100 %
p
10
Keterangan :
FR = Derajat pembuahan telur (%)
P = jumlah telur sampel
Po = jumlah telur yang dibuahi
3. Hatching Rate (HR)
Menurut menunggal, A (2018) Haching Rate (HR) adalah daya tetas telur
atau jumlah telur yang menetas. Penetasan telur dapat disebabkan oleh
factor gerakan telur, perubahan suhu, intensitas cahaya, dan kadar oksigen
terlarut dalam air. Rumus yang digunakan untuk menghitung Haching
Rate (Alawi, 1994) sebagai berikut :
11
IV. PROFIL BALAI
12
4. Instalasi Budidaya Lahan Gambut Pulang Pisau seluas = 26,415 Ha
berada di Desa Garung, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang
Pisau.
Kondisi lahan pada BPBAT Mandiangin ini dapat dibedakan dalam tiga
topografi lahan, yakni: lahan sebelah barat, tengah dan timur. Lahan sebelah barat
seluas 4 Ha merupakan lahan yang relatif rata dan merupakan bagian yang
tertinggi Pada lahan ini dimanfaatkan sebagai lokasi kantor, laboratorium asrama
dan bangunan gedung lamnya. Lahan seluas 2 Ha yang ada dalam bagian tengah
relatif lebih rendah, di areal ini dibuat untuk unit-unit perkolaman. Lahan sebelah
timur memiliki luas 4 Ha dengan topografi dibandingkan dengan lahan bagian
tengah lebih tinggi antara 1 hingga 3 m.
13
Mandiangin berdasarkan berdasarkan SK Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor: PER 09/MEN/2006. Dengan beban tugas dan tanggung jawab yang
semakin meningkat, maka sejak tanggal 3 Februari 2014, dengan Peraturan
Menteri Keluatan dan Perikanan Nomor: 6/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan
Budidaya Air Payau, dan Perikanan Budidaya Laut, nama Balai Budidaya Air
Tawar Mandiangin berubah menjadi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar
Mandiangin. Kemudian direvisi dengan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor: 67/PERMEN-KP/2021 tanggal 28 Desember 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya, Balai
Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin.
14
Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin Provinsi Kalimantan
Selatan memiliki visi dan misi yaitu :
Visi
Mewujudkan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin sebagai
pusat pelayanan dan pengawalan teknologi budidaya air tawar yang berdaya saing,
berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Misi
1. Mewujudkan kemandirian perikanan pembudidaya melalui pemanfaatan
sumberdaya berbasis pemberdayaan masyarakat.
2. Mewujudkan produk perikanan budidaya berdaya saing melalui peningkatan
teknologi inovatif.
3. Memanfaatkan sumbedaya perikanan budidaya secara berkelanjutan.
4.3 Tugas dan Fungsi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin
15
6. pengelolaan dan pelayanan sistem informasi dan publikasi perikanan
budidaya air tawar;
7. pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis
perikanan budidaya air tawar;
8. pelaksanaan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan budidaya air tawar;
9. pelaksanaan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi
perikanan budidaya air tawar;
10. pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya air tawar; dan
11. pelaksanaan urusan ketatausahaan.
16
KEPALA
SUBBAGIAN UMUM
17
3. Seksi Uji Terap Teknis dan Kerja Sama, memiliki tugas untuk melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan uji terap teknik, standarisasi, sertifikasi, kerja
sama teknis, pengelolaan dan pelayanan informasi, serta publikasi perikanan
budidaya air tawar.
4. Kelompok Jabatan Funsional
Pada kelompok ini memiliki fungsi untuk mengembangkan serta
membudidayakan ikan air tawar. Dalam jabatan fungsional ini ada beberapa
divisi yaitu:
a. Divisi Pelayanan Publik, divisi ini memiliki tugas dalam memberikan
informasi dan publikasi yang bertujuan untuk melayani masyarakat, serta
pada divisi ini bertanggung jawab untuk informasi tersedianya benih ikan
atau bibit ikan untuk diperjual belikan.
b. Divisi Tata Usaha, pada divisi ini melaksanakan tugas penyusunan rencana
dan program Bagian Tata Usaha, urusan kepegawaian, keuangan,
persuratan, urusan dalam, perlengkapan dan rumah tangga.
c. Divisi GARUDA Gabus Haruan, Papuyu dan Belida, pada divisi ini
memiliki tugas untuk membudidayakan ikan Gabus Haruan, Papuyu dan
Belida.
d. Divisi Laboratorium, pada divisi ini memiliki peranan dalam mengamati
kesehatan ikan dan lingkungan contohnya adalah kualitas air dan ikan
yang terserang penyakit seperti jamur pada ikan, serta menguji kelayakan
teknis budidaya.
e. Divisi Ikan Hias dan Maggot, pada divisi ini memiliki tugas untuk
membudidayakan ikan hias seperti ikan Arwana, ikan Koi, ikan Komet
serta membudidayakan Maggot.
f. Divisi Pakan Ikan dan Probiotik, pada divisi ini memiliki peranan untuk
memproduksi pakan mandiri dan pembuatan probiotik untuk
memanejemen kesehatan pada budidaya ikan.
g. Divisi Masjakar, divisi ini memiliki tugas untuk mebudidayakan ikan air
tawar seperti ikan Mas, ikan Jelawat, ikan Kelabau dan ikan Gurame.
18
h. Divisi Catfish, divisi ini memiliki tugas untuk membudidayakan ikan
catfish seperti ikan Patin dan ikan Lele.
Golongan/Ruang
a b c d a b c d a b c d a b c d
PNS - - - - - 2 3 - 7 7 12 1 5 2 3 - 56
6
CPNS - - - - - - - - 1 - - - - - - - 1
Jumlah 57
Komoditas yang ada di BPBAT Mandiangin adalah ikan spesifik lokal dan
ikan introduksi. Ikan spesifik lokal terdiri dari Ikan Gabus, Ikan Papuyu, Ikan
Jelawat, Ikan Baung, Ikan Belida, Ikan Arwana Banjar Red, Ikan Gurame, Ikan
Kelabau. Sedangkan ikan introduksi terdiri dari Ikan Mas, Ikan Nila, Ikan Patin
Siam, Lele Sangkuriang, Ikan Komet, Ikan Arwana Super Red, Ikan Arwana
Silver dan Ikan Koi.
20
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Induk diberikan pakan pelet apung dengan kandungan protein 31%, lemak
5%, abu 12%, serat kasar 4%, kadar air 10%. Pemberian pakan induk sebanyak 2
21
kali sehari yaitu pada pukul 08.00 dan 16.00 waktu setempat dengan dosis
pemberian pakan sebanyak 1,5% dari biomassa. Padat tebar pemeliharaan induk
Ikan Gabus Haruan (Channa striata) adalah 7-10 meter kuadrat pada kolam
bundar dengan diameter 3 m.
Seleksi ikan gabus dilakukan untuk mendapatkan larva ikan yang berkualitas
dan mendukung keberhasilan proses pemijahan. Indukan ikan gabus jantan dan
betina memiliki ciri-ciri yang berbeda. Adapun langkah-langkah untuk melakukan
seleksi induk yaitu:
22
Induk Jantan Induk Betina
5.4 Pemijahan
5.4.1 Fekunditas
Bg
Rumus : F = Bs × Fs
Tabel 6. Fekunditas
23
sebagian (Butir/satuan induk)
gonad
1 32 0,50 339 21.696
2 27 0,71 424 16.123
3 31 0,49 336 21.257
4 25 0,64 409 20.867
5 36 0,61 358 21.127
6 15 0,35 254 10.885
7 18 0,42 272 11.657
8 20 0,61 284 9.311
Jumlah 204 4,33 2.946 132.923
Rerata 25,5 0,54 368,25 16.615
∑ Telur terbuahi
RUMUS : FR = ×100 %
∑Total telur sampel
24
8 7.878 9.311 84,6
jumlah 118.402 132.923 709,3
Rerata 14.800 16.615 88,6
Hatching Rate (HR) adalah daya tetas telur atau jumlah telur yang menetas.
Penetasan telur dapat disebabkan oleh faktor gerakan telur, perubahan suhu,
intensitas cahaya, dan kadar oksigen terlarut. Didalam penekanan mortalitas telur,
yang banyak berperan adalah factor kuantitas air dan kualitas telur selain
penanganan secara intensif. Untuk mendapatkan nilai HR sebelum dilakukan
sampling larva untuk mendapatkan jumlah total larva yang berhasil menetas. Nilai
satuan Hatching Rate dinyatak dengan persen
25
5.6 Pemeliharaan Larva
Untuk penetasan telur ikan gabus terjadi di kolam bak pemijahan setelah
2-3 hari di bak pemijahan larva di angkat dan dipindahkan ke ember plastik
diameter 25 cm. Tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan gabus
terbaik masing-masing dapat dicapai pada suhu air pemeliharaan sekitar 25℃ -
30℃.
Sebelum dipindah ke kolam pendederan dan tidak diberi makan , setelah larva di
pindahkan ke kolam pendederan baru di beri pakan. Pakan yang diberi ke larva
selama masa pemeliharaan berupa pakan alami yakni kutu air, pemberian kutu air.
26
Tabel 9. Kualitas Air
Berdasarkan data pengamatan kualitas air kolam pemijahan kualitas air di kolam
selama satu minggu pengukuran yaitu dengan rata-rata suhu 26,4℃ , pH 7,3 dan
DO (Disolved Oxygen) 6,5 mg/l. pH optimal yang dibutuhkan dalam
pemeliharaan ikan gabus berada pada kisaran nilai 7-8, sesuai dengan pendapat
pendapat Kumar (2008) menyatakan bahwa pH perairan antara 25-29℃.
27
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan magang yang saya kerjakan di Balai Perikanan Budidaya Air
Tawar (BPBAT) Mandiangin maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Larva yang dihasilkan dari kegiatan pemijahan adalah 5.550 - 16.724 dari setiap
pasang induk
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan magang ini yaitu :
28
Pemijahan ikan gabus haruan (Channa striata) harus sering-sering
dikontrol agar menghindari terjadinya pelepasan pipa pada
pembuangan air di bak pemijahan yang dapat mengakibatkan
keluarnya air pada saat ikan memijah di bak dan telurnya akan
gagal memijah karena kekeringan.
Perlu adanya komposisi pakan seperti lemak yang sesuai dengan
kebutuhan induk induk ikan gabus haruan.
DAFTAR PUSTAKA
Allington NI 2002. Channa striatus. Fish capsule report for biology of fishes
29
dan efektifitas induksi hormon gonadotropin untuk pemijahan induk. Institut
Pertanian Bogor: Bogor.
Kottelat M.and Whitten, A.J.1996. Fresh water Fishes of Western Indonesia and
Sulawesi Addition and Correction. 1996. Periplus Editions. Ltd. Jakarta
Lagler KF., JE. Bardach, and R.R. Miller. 1962. Ichthyology. New York: John
Willeyand Sons, Inc
Malik A, Abbas G, Jabbar A, Sajjad SS, Ali MA. 2018. Effect of Different
Salinity Level on Spawning, Fertilization, Hatching and Survival of
Common Carp, Cyprinus carpio(Linnaeus, 1758) in Semi Artificial
Environment. Iranian Journal of Fisheries and Sciences, 17(4): 790-804
30
Nikolsky, G.V. 1963.the ecology of Fishes. Academi press.New York
Sinaga TP, Rahardjo MF. Djaja S. 2000. Biologi ikan gabus (Channa striata)
Pada Aliran Sungai Banjaran Purwakerto. Proseding Seminar Nasional
Keanekaragaman Sumberdaya Hayati Ikan
Surbakti, T., 2015. Performa Sintasan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gabus
(Channa striata) pada Perlakuan pH yang Berbeda Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
31
Gambar 7. Menghitung larva Gambar 8. Pengangkatan larva yang
menggunakan gelas kaca sudah menetas ke dalam baskom
32
Gambar 11. Menguras kolam indukan Gambar 12. Memasangkan induk
jantan dan betina yang sudah diseleksi
Gaambar 13. Pengukuran ph pada bak Gambar 14. Pengambilan kutu air
pemijahan pada kolam pembesaran
Gambar 15. Mengurangi eceng gondok Gambar 16. Peletakan induk jantan
pada kolam pembesaran dan betina pada bak pemijahan
33
Gambar 17. Seleksi induk Gambar 18. Mencabut kutu jangkar
pada indukan di kolam indukan
34
Gambar 21. Pengukuran DO pada bak Gambar 22. Penebaran larva pada
pemijahan kolam pendederan
Gambar 23. Pellet apung (pakan Ikan) Gambar 24. Bak pemijahan
35
Gambar 25. Larva Ikan Gabus Gambar 26. Telur gabus
36