Anda di halaman 1dari 4

Nama : Inulia

NIM 203010207005
Mata Kuliah : IPA Terpadu
Dosen Pengampu : Yoan Theasy, S.Pd., M.Pd

1. Review Jurnal
Jurnal ke-1 :
Judul Pengembangan Modul Interaktif Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu
Kelas VIII

Volume, Nomor dan Vol.15 No. 2, September 2019


Tahun
Penulis Joko Kuswanto
Latar Belakang Bahan ajar merupakan sebuah susunan atas bahan-bahan yang
berhasil dikumpulkan dan berasal dari berbagai sumber belajar
yang dibuat secara sistematis. Sebagai seorang pendidik dituntut
untuk dapat secara kreatif mendesain suatu bahan ajar yang
memungkinkan peserta didik dapat secara langsung memanfaatkan
sumber belajar yang tersedia. Guru dituntut untuk lebih kreatif dan
inovatif dalam memilih sumber belajar, media ajar yang baik agar
tercipta kegiatan pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, inovatif,
dan menyenangkan sehingga tercipta multi interaksi di kelas
Keberadaan modul interaktif memberi pengaruh dalam proses
belajar mengajar, sehingga penyusunan modul interaktif harus
disusun sesuai dengan kebutuhan pada mata pelajaran tertentu
misalnya mata pelajaran IPA Terpadu. Modul interaktif dapat
menjadi bahan ajar yang menarik dan memotivasi siswa untuk
belajar. Kalimat harus disusun dengan sederhana,singkat, jelas, dan
efektif,sehingga mempermudah siswa dalam memahaminya.
Didukung dengan adanya gambar- gambar yang dapat memperjelas
isi materi sehingga menambah daya tarik dan mengurangi
kebosanan siswa untuk mempelajarinya.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul interaktif
pada mata pelajaran IPA Terpadu kelas VIII.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan


dengan tahapan perancangan, produksi, evaluasi, dan menganalisis
data dengan persentase.
Sampel Sampel untuk penelitian ini diambil dari siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan proses pendekatan saintifik dan siswa yang
mengikuti pembelajaran menggunakan metode umum. Kegiatan
belajar mengajar yang menjadi sasaran dalam penelitiann ini adalah
pembelajaran di kelas VIII
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran
berupa modul interaktif yang dikembangkan pada mata
pelajaran IPA Terpadu Kelas VIII sudah layak untuk
digunakan dalam pembelajaran oleh guru dan siswa.
Berdasarkan beberapa tahapan uji coba, modul interaktif
dikategorikan valid dengan tingkat kelayakan sebesar 82%
dengan
kriteria baik.

Jurnal ke-2 :
Judul Problematika Pembelajaran IPA Terpadu (Kendala Guru dalam
Pengajaran IPA Terpadu)
Volume, Nomor dan Volume I, No 1, Mei 2022
Tahun
Penulis Ena Suma Indrawati, Yeni Nurpatri
Latar Belakang Praktek pembelajaran di semua jenjang pendidikan di Indonesia
masih cenderung mengagungkan aspek intelektualitas dan lebih
mementingkan hasil belajar domain kognitif. Akibatnya persoalan
nilai, sikap, minat, kreativitas seringkali terabaikan(Dakhi, 2022;
Nurqaidah & Hendra, 2022; Zagoto, 2022). unsur utama (1) sikap:
rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup,
serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru
yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar,IPA bersifat
open ended; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui
metode ilmiah,metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran,
dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori,
dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep
IPA dalam kehidupan sehari-hari (Jufrida et al. 2020; Indrawati,
2018).
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan yang
dialami oleh pendidik dalam pembelajaran IPA terpadu.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode meta-analisis, yaitu suatu
teknik statistika yang menggabungkan hasil penelitian-penelitian
terdahulu (yang telah dilakukan) dalam masalah sejenis sehingga
diperoleh paduan data secara kuantitatif dan sistematis dengan
tujuan menarik suatu kesimpulan. Meta analisis merupakan analisis
kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang cukup banyak
serta menerapkan metode statistik dengan mempraktekkannya dalam
mengorganisasikan sejumlah informasi yang berasal dari sampel
besar yang fungsinya untuk melengkapi maksud-maksud lainnya.
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian terdapat kendala yang sama dialami oleh
pendidik dalam pembelajaran IPA terpadu, diantaranya kurangnya
pemahaman guru terhadap pelaksanaan kurikulum 2013, latar
belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan tuntutan
pembelajaran IPA terpadu serta fasilitas yang tidak memadai.
Kemudian terdapat solusi untuk mengatasi pemasalahan tersebut
diantaranya pendidik diharapkan mengikuti pelatihan-pelatihan
yang berkaitan dengan pembelajaran IPA terpadu, berdiskusi
dengan guru yang berlatar belakang pendidikan sainsdan
melakukan pembelajaran kooperatif.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
guru yang mengampu mata pelajaran IPA terpadu sudah berupaya
untuk mengajarkan pembelajaran IPA terpadu dengan baik. Namun,
masih terdapat beberapa kendala atau problema yang ditemukan
atau dialami oleh guru dilapangan, diantara problema tersebut yang
sering terjadi adalah latar belakang guru pengajar IPA terpadu.
Pada umumnya guru yang mengajar IPA terpadu adalah guru yang
berlatar belakang fisika, biologi dan kimia. Problema lainnya adalah
pemahaman guru yang masih kurang tentang pelaksanaan
pengajaran abad 21, kemudian kendala yang sering dialami oleh
guru IPA terpadu adalah dalam merancang RPP

2. Jelaskan pendekatan intradisiplin, keterpaduan multidisiplin, keterpaduan interdisplin


(antardisiplin) dan keterpaduan transdisiplin?
Jawab :
 Interdisipliner (interdisciplinary) adalah interaksi intensif antarsatu atau lebih disiplin,
baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak, melalui program-program
penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep, metode, dan analisis.
Pendekatan interdisipliner (interdisciplinary approach) ialah pendekatan dalam
pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu
serumpun yang relevan secara terpadu. Yang dimaksud dengan ilmu serumpun ialah
ilmu-ilmu yang berada dalam rumpun ilmu tertentu, yaitu rumpun Ilmu-Ilmu
Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB)
sebagai alternatif. Ilmu yang relevan maksudnya ilmuilmu yang cocok digunakan
dalam pemecahan suatu masalah. Adapun istilah terpadu, yang dimaksud yaitu ilmu
ilmu yang digunakan dalam pemecahan suatu masalah melalui pendekatan ini terjalin
satu sama lain secara tersirat (implicit) merupakan suatu kebulatan atau kesatuan
pembahasan atau uraian termasuk dalam setiap sub-sub uraiannya kalau pembahasan
atau uraian itu terdiri atas sub-sub uraian. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan
indisipliner ini adalah inter (terpadu antarilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau
terpadunya itu.
 Multidisipliner (multidisciplinay) adalah penggabungan beberapa disiplin untuk
bersama-sama mengatasi masalah tertentu. Pendekatan multidisipliner
(multidisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan
menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan. Ilmu ilmu
yang relevan digunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu
Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Humaniora (IIH) secara alternatif.
Penggunaan ilmu-ilmu dalam pemecahan suatu masalah melalui pendekatan ini
dengan tegas tersurat dikemukakan dalam suatu pembahasan atau uraian termasuk
dalam setiap urain sub-sub uraiannya bila pembahasan atau uraian itu terdiri atas sub-
sub uraian, disertai kontribusinya masing masing secara tegas bagi pencarian jalan
keluar dari masalah yang dihadapi. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan
multidisipliner ini adalah multi (banyak ilmu dalam rumpun ilmu yang sama).
 Transdisipliner (transdisciplinarity) adalah upaya mengembangkan sebuah teori atau
aksioma baru dengan membangun kaitan dan keterhubungan antarberbagai disiplin.
Pendekatan transdisipliner (transdisciplinary approach) ialah pendekatan dalam
pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan ilmu yang relatif dikuasai
dan relevan dengan masalah yang akan dipecahkan tetapi berada di luar keahlian
sebagai hasil pendidikan formal (formal education) dari orang yang memecahkan
masalah tersebut. Ilmu yang berada di luar keahlian yang akan digunakan oleh
seseorang itu bisa satu atau lebih ilmu. Namun, biasanya untuk keperluan kedalaman
pembahasan orang itu hanya menggunakan satu ilmu saja di luar keahliannya itu. Ilmu
yang relevan digunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu
Ilmu sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Humaniora (IIH) sebagai alternatif.
Penggunaan ilmu atau ilmu-ilmu dalam pemecahan suatu masalah melalui pendekatan
ini bisa secara tersirat atau tersurat, tetapi akan lebih baik dan biasasnya memang
tersurat. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan pertanggungjawaban keilmuan orang
tersebut

Anda mungkin juga menyukai