Abstrak
Abstract
The purpose of this study aims to analyze the Constructivism Approach in the Implementation of
Integrated Thematic Learning at SD Negeri Sumogawe 01, Kab. Semarang. Method research is
descriptive qualitative. This research was conducted on teachers and students. Data collection
techniques used are (1) observation, interviews and documentation. Instrument Data analysis was
carried out by (1) data reduction; researchers carry out the process of selecting, focusing, simplifying,
and abstracting all types of information that support research data. (2) data presentation; a collection
of information that gives researchers the possibility to draw conclusions and take action. (3)
Conclusion Drawing or verification; Researchers must try to find meaning based on data that has
been dug carefully, completely, and deeply. Assessment technique to check the validity of the data
using triangulation. The triangulation used is source triangulation and method triangulation. The
results of this study indicate that (1) the constructivism approach is to integrate lesson content into
one theme. (2) Teachers can instill students understanding of thematic learning. (3) Learning is not
only centered on the teacher, but activates students to learn. Conclusion Constructivism is of the view
that learning is the result of students' construction of their learning experience.
86
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95
87
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95
peserta didik dan tidak dapat ditransfer Tujuan dari penelitian ini untuk
begitu saja dari seorang guru. Interpretasi menganalisis pendekatan kontruktivisme
yang diwujudkan dalam keaktifan peserta untuk mengaktifkan peserta didik dalam
didik dari rasa ingin tahunya sangat berperan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu di
dalam perkembangan pengetahuannya (Anu SD Negeri Sumogawe 01 Kab. Semarang.
Beatrix, Ruminitai, 2017).
Prinsip dasar yang melandasi filsafat METODE PENELITIAN
konstruktivisme adalah semua pengetahuan Pendekatan Penelitian yang digunakan
dikonstruksikan dan bukan dipersepsi secara dalam penelitian ini adalah dengan metode
langsung oleh indera (penciuman, perabaan, penelitian deskriptif kualitatif. Adapun
pendengaran, perabaan, dan seterusnya) tujuan penelitian deskriptif kualitatif yaitu
sebagaimana asumsi kaum realis pada untuk mengangkat dan membuat gambaran
umumnya. Tidak ada teori konstruktivisme secara sistematis mengenai fakta-fakta,
yang tunggal, tetapi sebagian besar para keadaan, variable dan fenomena-fenomena
konstruktivis setidaknya memiliki dua ide yang terjadi tentang pelaksanaan
utama yang sama; (1) pembelajar aktif dalam pembelajaran tematik integrative dengan
mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. pendekatan kontruktivisme di Sekolah
(2) interaksi sosial adalah aspek penting Dasar. Metode kualitatif adalah metode
untuk mengkonstruksian pengetahuan penelitian yang digunakan untuk meneliti
(Supardan, 2016). kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti
Kontruksivisme sebagai pendekatan adalah instrument kunci, dan hasil penelitian
yang memiliki posisi filosofis dalam kualitatif ini lebih menekankan pada makna
pendekatan dan strategi pembelajaran.Karena daripada generalisasi (Darmalaksana, 2020).
itu konstruktivisme sangat berpengaruh Tempat penelitian di salah satu
dalam bidang pendidikan, yang Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten
memunculkan beragamnya metode/strategi Semarang dan waktu penelitiannya dimulai
pembelajaran baru. Sehingga kontruksivisme dari tanggal 18 Juli 2020 sampai dengan
diharapkan mampu menyelesaikan pelaksaan tanggal 10 Maret 2021. Subjek penelitian
pembelajaran tematik integrative di SD adalah guru kelas 4 dan peserta didik.
Negeri Sumogawe 01 Kab.Semarang. Sedangkan Sumber datanya adalah
Ditemukannya hal yang terkait dengan Penerapan pelaksanaan pembelajaran
permasalahan pembelajaran tematik tematik integratif. Tehnik pengumpulan
integratif. Diantaranya: (1) Ketika datanya dengan tehnik observasi, wawancara
pembelajaran berlangsung guru masih dan dokumentasi. Adapun instrument
memisahkan pembelajaran berdasarkan penelitian sebagai berikut: (1) Observasi
muatan pelajaran. (2) Guru kesulitan dalam dilakukan dikelas 4 pada kegiatan
menanamkan pemahaman pembelajaran pembelajaran tatp muka (luring). (2)
tematik terpadu kepada peserta didik. (3) Wawancara dilakukan terhadap guru kelas
Proses pembelajaran masih berpusat pada 4. (3) Dokumen yang di peroleh dari yang
guru. Dari temuan - temuan hasil observasi, bersangkutan dengan pembelajaran yang
kemudian dilakukan pendekatan diminta secara langsung kepada guru kelas
kontruksivisme untuk pelaksanaan yang diteliti.
pembelajaran tematik integrative. Data yang diperoleh kemudian
88
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95
dianalisis. Analisis data dilaksanakan menyediakan sarana dan situasi agar proses
melalui tiga tahap yaitu, (1) Reduksi data, konstruksi peserta didik dapat terlaksana
(2) Sajian data, (3) Menyimpulkan data. (guru sebagai fasilitator) (Liadi et al., 2018).
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis Pendekatan konstruktivisme, belajar
untuk mempertajam, memilih, merupakan proses aktif peserta didik
memfokuskan, mengurangi, dan menyusun mengkonstruksi arti, wacana, dialog,
data dalam suatu cara dimana kesimpulan pengalaman fisik, dll. Proses tersebut
akhir dapat digambarkan. Dalam penelitian bercirikan, a) belajar berarti membentuk
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan makna. Makna diciptakan oleh peserta didik
dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar dari apa yang dilihat, dengar, rasakan, dan
kategori, dan lainnya. Miles dan Huberman alami, b) konstruksi arti merupakan proses
(Darmalaksana, 2020) menyatakan bahwa yang terus menerus. Setiap kali berhadapan
yang sering digunakan untuk menyajikan dengan fenomena atau persoalan yang baru,
data dalam penelitian kualitatif adalah peserta didik akan selalu mengadakan
dengan teks naratif. Sedangkan rekonstruksi, c) belajar bukanlah kegiatan
menyimpulkan data dengan mengambil mengumpulkan fakta, melainkan suatu proses
intisari dari sajian data yang telah pengembangan pemikiran dengan
terorganisir dalam bentuk pernyataan membentuk suatu pengertian yang baru.
kalimat yang singkat tetapi mengandung Belajar bukanlah hasil dari perkembangan,
pengertian luas. melainkan perkembangan itu sendiri, yang
Uji keabsahan data pada penelitian ini menuntut penemuan dan pengaturan kembali
menggunakan triangulasi. Peneliti dalam pemikiran seseorang peserta didik, d) proses
triangulasi melakukan data sekaligus belajar yang sebenarnya terjadi ada pada
menguji kredibilitas data. Cara mengecek waktu skema seseorang dalam kesenjangan
kredibilitas data dengan tehnik pengumpulan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.
data dari berbagai sumber. Peneliti Situasi ketidakseimbangan (disequilibrium)
menggunakan triangulasi sumber dan adalah situasi yang baik untuk memacu
metode. belajar, e) hasil belajar dipengaruhi oleh
pengalaman peserta didik dengan dunia fisik
HASIL DAN PEMBAHASAN dan lingkungannya, dan f) hasil belajar
Pendekatan Kontruktivisme seseorang tergantung pada apa yang telah
Pendekatan kontruksivisme dalam diketahui peserta didik, yaitu konsep-konsep,
pembelajaran menggambarkan bahwa, (1) tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi
pengetahuan dibangun oleh peserta didik interaksi dengan bahan yang dipelajari.
sendiri, baik secara personal maupun sosial, Kegiatan belajar adalah kegiatan aktif
(2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari peserta didik menemukan sesuatu dan
guru ke peserta didik, kecuali melalui membangun sendiri pengetahuannya, bukan
keaktifan peserta didik untuk menalar, (3) proses mekanik untuk mengumpulkan fakta.
peserta didik aktif mengkonstruksi secara Peserta didik bertanggungjawab atas hasil
terus menerus, sehingga selalu terjadi belajarnya. Peserta didik membuat penalaran
perubahan konsep menuju ke yang lebih atas apa yang telah dipelajarinya dengan cara
rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep mencari makna, membandingkannya dengan
ilmiah, dan 4) guru sekedar membantu apa yang telah diketahui dan menyelesaikan
89
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95
ketidaksamaan antara yang telah diketahui persoalan yang dihadapi berdasarkan prinsip
dengan apa yang diperlukan dalam atau teori tertentu. Kebenaran bukanlah hal
pengalaman baru. Belajar yang bermakna yang dicari, namun berhasilnya suatu proses
terjadi melalui refleksi, pemecahan konflik, (viable) adalah hal yang dinilai.
dialog, penelitian, pengujian hipotesis, Proses penilaian dalam pembelajaran
pengambilan keputusan, dan dalam konstruktivisme tidak tergantung pada
prosesnya disesuaikan dengan tingkat bentuk penilaian yang menggunakan paper
pemikiran yang selalu diperbaharui sehingga and pencil test atau bentuk tes objektif.
menjadi semakin lengkap. Bentuk asesmen yang digunakan disebut
Bagi konstruktivisme, pembelajaran authentic assessment diantaranya; portofolio,
bukanlah kegiatan memindahkan observasi proses, dinamika. Penilaian
pengetahuan (transfer of knowledge) dari menurut Akhmat Susrajat bahwa penilaian
guru ke peserta didik, melainkan kegiatan (assessment) adalah penerapan berbagai cara
yang memungkinkan peserta didik dan penggunaan beragam alat penilaian
membangun sendiri pengetahuannya (belajar untuk memperoleh informasi tentang sejauh
sendiri). Pembelajaran adalah partisipasi mana hasil belajar peserta didik atau
guru bersama peserta didik dalam ketercapaian kompetensi (rangkaian
membentuk pengetahuan, membuat makna, kemampuan) peserta didik. Sedangkan
mencari kejelasan, bersikap kritis, dan menurut Rusli Lutan (2000:9) assessment
mengadakan justifikasi. termasuk pelaksanaan tes dan evaluasi. Jadi
Guru dalam teori pembelajaran penilaian adalah alat untuk mengukur
kontruktivisme berperan sebagai mediator ketercapaiannya peserta didik dari hasil
dan fasilitator, dapat menerima dan belajar. Hasil belajar berupa terjadinya
menghormati upaya-upaya peserta didik perubahan tingkah laku pada diri seseorang
untuk membentuk suatu pengertian baru, yang dapat diamati dan diukur bentuk
sehingga dapat menciptakan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan.
kemungkinan untuk peserta didik berkreasi. Pengetahuan hasil rekonstruksi kita
Membebaskan peserta didik dari beban sendiri kemungkinan adanya transfer
ikatan beban kurikulum dan membolehkan pengetahuan dari seseorang kepada orang
peserta didik(Rahmawati, Chumdari, 2021). lain. Pengetahuan dapat ditransfer dapat
Pengaruh Konstruktivisme terhadap ditrensfer oleh guru dengan cara mentransfer
strategi pembelajaran penguasaan yang luas suatu konsep, ide, dan pengertian kepada
dan mendalam, seorang guru dituntut untuk peserta didik, maka pemindahan itu harus
menguasai beragam strategi pembelajaran diinterpretasikan, ditransformasikan dan
sehingga dapat disesuaikan dengan dikonstruksikan oleh peserta didik itu sendiri
kebutuhandan situasi peserta didik. Strategi lewat pengalamannya. Banyaknya peserta
yang disusun guru hanyalah suatu alternatif didik yang salah menangkap (misconception)
dalam pembelajaranda yang perlu apa yang diajarkan guru itu menunjukkan
diperhatikan dalam konstruktivisme ialah bahwa pengetahuan tidak dapat begitu saja
mengevaluasi hasil belajar peserta didik. dipindahkan, melainkan harus
Dalam mengevaluasi, guru sebenarnya dikonstruksikan, atau di interpretasikan, dan
menunjukkan kepada peserta didik bahwa ditransformasikan sendiri oleh peserta didik.
pikiran/ pendapat mereka tidak sesuai untuk Gagasan Konstruktivisme mengenai
90
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95
91
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95
92
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95
94
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95
95