Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Papeda: Vol 3, No 2, Juli 2021

ISSN 2715 - 5110

Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Tematik


Terpadu di SD Negeri Sumogawe 01 Kab. Semarang

Nuryati1 & Endang Fauziati2

Prodi Magister Pendidikan Dasar, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia



E-mail: aka80794@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pendekatan Kontruksivisme dalam Pelaksanaan


Pembelajaran Tematik Terpadu di SD Negeri Sumogawe 01, Kab.Semarang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada guru dan peserta didik.
Teknik pengambilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrument
Analisis data dilakukan dengan (1) Reduksi data; peneliti melakukan proses pemilihan atau seleksi,
pemusatan perhatian atau pemfokusan, penyederhanaan, dan pengabstraksian dari semua jenis
informasi yang mendukung data penelitian. (2) Sajian data; sekumpulan informasi yang memberi
kemungkinan kepada peneliti untuk menarik simpulan dan pengambilan tindakan.(3) Penarikan
Simpulan/Verifikasi; Peneliti harus berusaha menemukan makna berdasarkan data yang telah digali
secara teliti, lengkap, dan mendalam. Teknik penilaian untuk memeriksa keabsahan data menggunakan
triangulasi. Triangulasi yang digunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa (1) Pendekatan kontruksivisme untuk memadukan muatan pelajaran menjadi satu
tema. (2) Guru dapat menanamkan pemahaman peserta didik tentang pembelajaran tematik. (3)
Pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru, tetapi mengaktifkan peserta didik untuk belajar.
Kesimpulan Aliran konstruktivisme berpandangan bahwa belajar merupakan hasil konstruksi
peserta didik terhadap pengalaman belajarnya.

Kata Kunci: Konstruktivisme; Pembelajaran; Tematik Terpadu.

Abstract

The purpose of this study aims to analyze the Constructivism Approach in the Implementation of
Integrated Thematic Learning at SD Negeri Sumogawe 01, Kab. Semarang. Method research is
descriptive qualitative. This research was conducted on teachers and students. Data collection
techniques used are (1) observation, interviews and documentation. Instrument Data analysis was
carried out by (1) data reduction; researchers carry out the process of selecting, focusing, simplifying,
and abstracting all types of information that support research data. (2) data presentation; a collection
of information that gives researchers the possibility to draw conclusions and take action. (3)
Conclusion Drawing or verification; Researchers must try to find meaning based on data that has
been dug carefully, completely, and deeply. Assessment technique to check the validity of the data
using triangulation. The triangulation used is source triangulation and method triangulation. The
results of this study indicate that (1) the constructivism approach is to integrate lesson content into
one theme. (2) Teachers can instill students understanding of thematic learning. (3) Learning is not
only centered on the teacher, but activates students to learn. Conclusion Constructivism is of the view
that learning is the result of students' construction of their learning experience.

Keywords: Constructivism; Learning; Integrated Thematic.

86
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95

PENDAHULUAN terpadu adalah pembelajaran yang


Pemerintah telah menetapkan terintegrasi dlam satu tema yang
kurikulum sebagai salah satu alat untuk menggunakan satu tema untuk mengaitkan
mencapai tujuan pendidikan yaitu kurikulum beberapa mata pelajaran sehingga dapat
2013. Kurikulum 2013 dirancang dalam membeikan pengalaman bermakna bagi
bentuk tematik yang terdiri dari tema-tema peserta didik dengan prinsip-prinsip
dan dibagi ke dalam setiap subtema. Untuk keilmuan secara holistik, bermakna, autentik,
membantu peserta didik dalam pembelajaran dan aktif. Pembelajaran tematik juga akan
tematik pemerintah menyiapkan sebuah mampu menghubungkan peserta didik
sumber belajar berupa buku tema dan buku dengan kehidupan nyata. Pembelajaran
panduan bagi guru. Pembelajaran diharapkan tematik dapat menumbuhkan motivasi bagi
dapat mengkondisikan antara perkembangan peserta didik untuk terlibat di dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi yang pembelajaran secara aktif dan dapat
dihubungkan dengan segala permasalahan menyelesaikan masalah dalam pemeblajaran.
yang terjadi dimasyarakat, untuk itu dapat Pembelajaran tematik lebih
diterapkan pembelajaran tematik. menekankan konsep belajar melakukan
Daryanto berpendapat bahwa sesuatu. Untuk itu guru dituntun dapat
pembelajaran tematik diartikan sebagai merancang pengalaman belajar yang
pembelajaran yang menggunakan tema untuk kebermakna bagi peserta didik. Pengalaman
mengaitkan beberapa mata pelajaran belajar yang berkaitan dengan unsur-unsur
sehingga dapat memberikan pengalaman konseptual akan menjadikan proses
yang bermakna kepada peserta didik. pembelajaran lebih efektif. Keterkaitan
Jaringan tema yang dirancang dalam konsep antar mata pelajaran yang dipelajari
pelaksanaan pembelajaran tematik sebagai akan membentuk skema, sehingga peserta
alat yang dapat digunakan untuk mengetahui didik akan memperoleh keutuhan dan
keterkaitan isi antara satu mata pelajaran kebulatan pengetahuan. Jadi pembelajaran
dengan mata pelajaran lainnya. Dengan tematik merupakan pembelajaran yang
demikian, penggunaan jaringan tema didasarkan dari sebuah tema yang digunakan
merupakan jalan pembuka. yang untuk mengaitkan beberapa konsep mata
menghasilkan upaya terjadinya pembelajaran pelajaran, sehingga anak akan lebih mudah
bermakna (Fitriadi & Sabri, 2019). memahami sebuah konsep pembelajaran
Pengertian pembelajaran tematik yang diajarkan.
menurut Rusman (2015: 139) “pembelajaran Salah satu landasan filosofis yang
tematik merupakan pembelajaran terpadu mempengaruhi pembelajaran tematik
sebagai suatu sistem pembelajaran yang Kontruktivisme menganggap pengalaman
memungkinkan peserta didik baik secara langsung peserta didik sebagai kunci dalam
individual maupun kelompok aktif untuk pembelajaran. Sedangkan pengetahuan
menggali dan menemukan konsep serta sebagai hasil dari konstruksi atau bentukan
prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, manusia. Manusia mengkonstruksi
bermakna, autentik, dan aktif (Fitriadi & pengetahuan yang diperoleh melalui interaksi
Sabri, 2019). dengan obyek, fenomena, pengalaman dan
Beberapa pendapat sebelumnya lingkungannya. Pengetahuan diperoleh dari
dipahami bahwa pembelajaran tematik hasil interpretasi dari masing - masing

87
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95

peserta didik dan tidak dapat ditransfer Tujuan dari penelitian ini untuk
begitu saja dari seorang guru. Interpretasi menganalisis pendekatan kontruktivisme
yang diwujudkan dalam keaktifan peserta untuk mengaktifkan peserta didik dalam
didik dari rasa ingin tahunya sangat berperan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu di
dalam perkembangan pengetahuannya (Anu SD Negeri Sumogawe 01 Kab. Semarang.
Beatrix, Ruminitai, 2017).
Prinsip dasar yang melandasi filsafat METODE PENELITIAN
konstruktivisme adalah semua pengetahuan Pendekatan Penelitian yang digunakan
dikonstruksikan dan bukan dipersepsi secara dalam penelitian ini adalah dengan metode
langsung oleh indera (penciuman, perabaan, penelitian deskriptif kualitatif. Adapun
pendengaran, perabaan, dan seterusnya) tujuan penelitian deskriptif kualitatif yaitu
sebagaimana asumsi kaum realis pada untuk mengangkat dan membuat gambaran
umumnya. Tidak ada teori konstruktivisme secara sistematis mengenai fakta-fakta,
yang tunggal, tetapi sebagian besar para keadaan, variable dan fenomena-fenomena
konstruktivis setidaknya memiliki dua ide yang terjadi tentang pelaksanaan
utama yang sama; (1) pembelajar aktif dalam pembelajaran tematik integrative dengan
mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. pendekatan kontruktivisme di Sekolah
(2) interaksi sosial adalah aspek penting Dasar. Metode kualitatif adalah metode
untuk mengkonstruksian pengetahuan penelitian yang digunakan untuk meneliti
(Supardan, 2016). kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti
Kontruksivisme sebagai pendekatan adalah instrument kunci, dan hasil penelitian
yang memiliki posisi filosofis dalam kualitatif ini lebih menekankan pada makna
pendekatan dan strategi pembelajaran.Karena daripada generalisasi (Darmalaksana, 2020).
itu konstruktivisme sangat berpengaruh Tempat penelitian di salah satu
dalam bidang pendidikan, yang Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten
memunculkan beragamnya metode/strategi Semarang dan waktu penelitiannya dimulai
pembelajaran baru. Sehingga kontruksivisme dari tanggal 18 Juli 2020 sampai dengan
diharapkan mampu menyelesaikan pelaksaan tanggal 10 Maret 2021. Subjek penelitian
pembelajaran tematik integrative di SD adalah guru kelas 4 dan peserta didik.
Negeri Sumogawe 01 Kab.Semarang. Sedangkan Sumber datanya adalah
Ditemukannya hal yang terkait dengan Penerapan pelaksanaan pembelajaran
permasalahan pembelajaran tematik tematik integratif. Tehnik pengumpulan
integratif. Diantaranya: (1) Ketika datanya dengan tehnik observasi, wawancara
pembelajaran berlangsung guru masih dan dokumentasi. Adapun instrument
memisahkan pembelajaran berdasarkan penelitian sebagai berikut: (1) Observasi
muatan pelajaran. (2) Guru kesulitan dalam dilakukan dikelas 4 pada kegiatan
menanamkan pemahaman pembelajaran pembelajaran tatp muka (luring). (2)
tematik terpadu kepada peserta didik. (3) Wawancara dilakukan terhadap guru kelas
Proses pembelajaran masih berpusat pada 4. (3) Dokumen yang di peroleh dari yang
guru. Dari temuan - temuan hasil observasi, bersangkutan dengan pembelajaran yang
kemudian dilakukan pendekatan diminta secara langsung kepada guru kelas
kontruksivisme untuk pelaksanaan yang diteliti.
pembelajaran tematik integrative. Data yang diperoleh kemudian

88
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95

dianalisis. Analisis data dilaksanakan menyediakan sarana dan situasi agar proses
melalui tiga tahap yaitu, (1) Reduksi data, konstruksi peserta didik dapat terlaksana
(2) Sajian data, (3) Menyimpulkan data. (guru sebagai fasilitator) (Liadi et al., 2018).
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis Pendekatan konstruktivisme, belajar
untuk mempertajam, memilih, merupakan proses aktif peserta didik
memfokuskan, mengurangi, dan menyusun mengkonstruksi arti, wacana, dialog,
data dalam suatu cara dimana kesimpulan pengalaman fisik, dll. Proses tersebut
akhir dapat digambarkan. Dalam penelitian bercirikan, a) belajar berarti membentuk
kualitatif, penyajian data bisa dilakukan makna. Makna diciptakan oleh peserta didik
dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar dari apa yang dilihat, dengar, rasakan, dan
kategori, dan lainnya. Miles dan Huberman alami, b) konstruksi arti merupakan proses
(Darmalaksana, 2020) menyatakan bahwa yang terus menerus. Setiap kali berhadapan
yang sering digunakan untuk menyajikan dengan fenomena atau persoalan yang baru,
data dalam penelitian kualitatif adalah peserta didik akan selalu mengadakan
dengan teks naratif. Sedangkan rekonstruksi, c) belajar bukanlah kegiatan
menyimpulkan data dengan mengambil mengumpulkan fakta, melainkan suatu proses
intisari dari sajian data yang telah pengembangan pemikiran dengan
terorganisir dalam bentuk pernyataan membentuk suatu pengertian yang baru.
kalimat yang singkat tetapi mengandung Belajar bukanlah hasil dari perkembangan,
pengertian luas. melainkan perkembangan itu sendiri, yang
Uji keabsahan data pada penelitian ini menuntut penemuan dan pengaturan kembali
menggunakan triangulasi. Peneliti dalam pemikiran seseorang peserta didik, d) proses
triangulasi melakukan data sekaligus belajar yang sebenarnya terjadi ada pada
menguji kredibilitas data. Cara mengecek waktu skema seseorang dalam kesenjangan
kredibilitas data dengan tehnik pengumpulan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.
data dari berbagai sumber. Peneliti Situasi ketidakseimbangan (disequilibrium)
menggunakan triangulasi sumber dan adalah situasi yang baik untuk memacu
metode. belajar, e) hasil belajar dipengaruhi oleh
pengalaman peserta didik dengan dunia fisik
HASIL DAN PEMBAHASAN dan lingkungannya, dan f) hasil belajar
Pendekatan Kontruktivisme seseorang tergantung pada apa yang telah
Pendekatan kontruksivisme dalam diketahui peserta didik, yaitu konsep-konsep,
pembelajaran menggambarkan bahwa, (1) tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi
pengetahuan dibangun oleh peserta didik interaksi dengan bahan yang dipelajari.
sendiri, baik secara personal maupun sosial, Kegiatan belajar adalah kegiatan aktif
(2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari peserta didik menemukan sesuatu dan
guru ke peserta didik, kecuali melalui membangun sendiri pengetahuannya, bukan
keaktifan peserta didik untuk menalar, (3) proses mekanik untuk mengumpulkan fakta.
peserta didik aktif mengkonstruksi secara Peserta didik bertanggungjawab atas hasil
terus menerus, sehingga selalu terjadi belajarnya. Peserta didik membuat penalaran
perubahan konsep menuju ke yang lebih atas apa yang telah dipelajarinya dengan cara
rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep mencari makna, membandingkannya dengan
ilmiah, dan 4) guru sekedar membantu apa yang telah diketahui dan menyelesaikan

89
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95

ketidaksamaan antara yang telah diketahui persoalan yang dihadapi berdasarkan prinsip
dengan apa yang diperlukan dalam atau teori tertentu. Kebenaran bukanlah hal
pengalaman baru. Belajar yang bermakna yang dicari, namun berhasilnya suatu proses
terjadi melalui refleksi, pemecahan konflik, (viable) adalah hal yang dinilai.
dialog, penelitian, pengujian hipotesis, Proses penilaian dalam pembelajaran
pengambilan keputusan, dan dalam konstruktivisme tidak tergantung pada
prosesnya disesuaikan dengan tingkat bentuk penilaian yang menggunakan paper
pemikiran yang selalu diperbaharui sehingga and pencil test atau bentuk tes objektif.
menjadi semakin lengkap. Bentuk asesmen yang digunakan disebut
Bagi konstruktivisme, pembelajaran authentic assessment diantaranya; portofolio,
bukanlah kegiatan memindahkan observasi proses, dinamika. Penilaian
pengetahuan (transfer of knowledge) dari menurut Akhmat Susrajat bahwa penilaian
guru ke peserta didik, melainkan kegiatan (assessment) adalah penerapan berbagai cara
yang memungkinkan peserta didik dan penggunaan beragam alat penilaian
membangun sendiri pengetahuannya (belajar untuk memperoleh informasi tentang sejauh
sendiri). Pembelajaran adalah partisipasi mana hasil belajar peserta didik atau
guru bersama peserta didik dalam ketercapaian kompetensi (rangkaian
membentuk pengetahuan, membuat makna, kemampuan) peserta didik. Sedangkan
mencari kejelasan, bersikap kritis, dan menurut Rusli Lutan (2000:9) assessment
mengadakan justifikasi. termasuk pelaksanaan tes dan evaluasi. Jadi
Guru dalam teori pembelajaran penilaian adalah alat untuk mengukur
kontruktivisme berperan sebagai mediator ketercapaiannya peserta didik dari hasil
dan fasilitator, dapat menerima dan belajar. Hasil belajar berupa terjadinya
menghormati upaya-upaya peserta didik perubahan tingkah laku pada diri seseorang
untuk membentuk suatu pengertian baru, yang dapat diamati dan diukur bentuk
sehingga dapat menciptakan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan.
kemungkinan untuk peserta didik berkreasi. Pengetahuan hasil rekonstruksi kita
Membebaskan peserta didik dari beban sendiri kemungkinan adanya transfer
ikatan beban kurikulum dan membolehkan pengetahuan dari seseorang kepada orang
peserta didik(Rahmawati, Chumdari, 2021). lain. Pengetahuan dapat ditransfer dapat
Pengaruh Konstruktivisme terhadap ditrensfer oleh guru dengan cara mentransfer
strategi pembelajaran penguasaan yang luas suatu konsep, ide, dan pengertian kepada
dan mendalam, seorang guru dituntut untuk peserta didik, maka pemindahan itu harus
menguasai beragam strategi pembelajaran diinterpretasikan, ditransformasikan dan
sehingga dapat disesuaikan dengan dikonstruksikan oleh peserta didik itu sendiri
kebutuhandan situasi peserta didik. Strategi lewat pengalamannya. Banyaknya peserta
yang disusun guru hanyalah suatu alternatif didik yang salah menangkap (misconception)
dalam pembelajaranda yang perlu apa yang diajarkan guru itu menunjukkan
diperhatikan dalam konstruktivisme ialah bahwa pengetahuan tidak dapat begitu saja
mengevaluasi hasil belajar peserta didik. dipindahkan, melainkan harus
Dalam mengevaluasi, guru sebenarnya dikonstruksikan, atau di interpretasikan, dan
menunjukkan kepada peserta didik bahwa ditransformasikan sendiri oleh peserta didik.
pikiran/ pendapat mereka tidak sesuai untuk Gagasan Konstruktivisme mengenai

90
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95

pengetahuan adalah sebagai berikut; a) memahami konsep-konsep yang dipelajari


Pengetahuan bukanlah gambaran dunia melalui pengalaman langsung dan
kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan menghubungkannya dengan konsep lain yang
konstruksi kenyataan melalui kegiatan sudah dipahaminya (Muhsinin et al., 2019).
peserta didik (Mind as inner individual Rusman (Rahmawati, Chumdari,
representation), b). Peserta didik 2021)menyatakan pembelajaran tematik
mengkonstruksi sendiri skema kognitif, merupakan model pembelajaran terpadu yang
kategori, konsep, dan struktur dalam menggunakan pendekatan tematik yang
membangun pengetahuan, sehingga setiap melibatkan beberapa pelajaran untuk
individu akan memiliki, skema kognitif, memberikan pengalaman bermakna kepada
kategori, konsep, dan struktur yang berbeda. peserta didik. Pembelajaran bermakna
Dalam hal ini proses abstraksi dan refleksi dikarenakan dalam pembelajaran melalui
seseorang akan sangat berpengaruh dalam tematik, peserta didik akan memahami
konstruksi pengetahuan (Reflection/ konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
Abstraction as primary), c) Pengetahuan pengalaman langsung dan menghubungkan-
dibentuk dalam struktur konsep masing- nya dengan konsep lain yang dipahaminya
masing.individu peserta didik (Fitriadi & Pembelajarn tematik terpadu ini bertolak dari
Sabri, 2018). suatu tema yang dipilih dan dikembangkan
Konstruktivisme dalam pembelajaran oleh guru bersama peserta didik dengan
menggambarkan bahwa, (1) Pengetahuan mempehatikan keterkaitan antar pelajaran.
dibangun oleh peserta didik sendiri, baik Pembelajaran tematik menawarkan model -
secara personal maupun social. (2) model pembelajaran menjadikan aktivitas
PPngetahuan tidak dapat dipindahkan dari pembelajaran itu relevan dan penuh makna
guru ke peserta didik, kecuali melalui bagi peserta didik.
keaktifan peserta didik sendiri untuk Terdapat sembilan prinsip yang
menalar. (3) Peserta didik aktif mendasari pembelajaran tematik menurut
mengkonstruksi secara terus menerus, Mamat SB, dkk (Utari et al., 2016): (1)
sehingga selalu terjadi perubahan konsep Terintegrasi dengan lingkungan atau bersifat
menuju ke yang lebih rinci, lengkap, serta kontekstual. (2) Memiliki tema sebagai alat
sesuai dengan konsep ilmiah, mendukung pemersatu beberapa muatan pelajaran bahan
penyampaian materi pada saat pelaksanaan kajian. (3) Menggunakan prinsip belajar
pembelajaran, guru juga mempersiapkan sambil bermain dan menyenangkan. (4)
media pembelajaran yang akan digunakan Pembelajaran memberikan pengalaman
dalam pembelajaran. (4) Guru sekedar langsung yang bermakna. (5) Menanamkan
membantu menyediakan sarana dan situasi konsep dari berbagai muatan pelajaran atau
agar proses konstruksi peserta didik dapat bahan kajian dalam suatu proses
terlaksana (guru sebagai fasilitator). pembelajaran tertentu. (6) Pemisahan atau
Pembelajaran Tematik Terpadu pembedaan antara satu muatan dengan
Pembelajaran tematik terpadu satu muatan pelajaran lain sulit dilakukan. (7)
tema untuk mengaitkan beberapa mata Pembelajaran berkembang sesuai dengan
pelajaran sehingga dapat memberikan kemampuan, kebutuhan, dan minat peserta
pengalaman bermakna kepada peserta didik. didik. (8) Pembelajaran bersifat fleksibel. (9)
Melalui pembelajaran tematik, diajak Penggunaan variasi metode dalam

91
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95

pembelajaran. pembelajaran tematik terpadu dengan


Pendekatan Kontruksivisme Dalam pendekatan kontruktivisme di Sekolah Dasar.
Pembelajaran Tematik Terpadu Adapun tahapan pelaksanaan pembelajaran
Aliran konstruktivisme melihat yang konstruktivis Widodo (Aini &
pengalaman langsung peserta didik sebagai Relmasira, 2018) menyatakan bahwa
kunci dalam embelajaran. Maksudnya isi pembelajaran yang konstruktivis terdiri dari 5
atau materi pembelajaran perlu dihubungkan tahapan yang saling berurutan, yaitu: 1.
dengan pengalaman langsung peserta didik Pendahuluan: Tahap penyiapan pembelajar
secara langsung. Aliran konstruktivistik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 2.
berpendapat bahwa pengetahuan adalah hasil Eksplorasi: Tahap pengidentifikasian dan
konstruksi atau bentukan peserta didik. pengaktifan pengetahuan awal pembelajar. 3.
Peserta didik mengkonstruksi pengetahuanya Restrukturisasi: Tahap pengetahuan awal
melalui interaksi dengan objek, fenomena, pembelajar agar terbentuk konsep yang
pengalaman, ilustrasi dan lingkungannya. diharapkan. 4. Aplikasi: Tahap penerapan
Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu konsep yang telah dibangun pada konteks
saja dari seorang guru kepada peserta didik yang berbeda ataupun dalam kehidupan
tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh sehari-hari. 5. Review dan Evaluasi: Tahap
setiap peserta didik. peninjauan kembali apa yang telah terjadi
Nurhayati menjelaskan bahwa pada diri pembelajar yang berkaitan dengan
pendekatan konstruktivistik merupakan suatu konsep yang sudah dipelajari.
model pembelajaran yang menfokuskan pada Penerapan pendekatan kontruktivisme
aktivitas peserta didik. Tujuan pembelajaran dalam pembelajaran tematik terpadu di kelas
dengan pendekatan konstrukivisme yaitu 4, Tema 5. Pahlawanku, Sub Tema 1
mengacu pada kesuksesan peserta didik Perjuangan Para Pahlawan di SD negeri
dalam mengorganisasikan pengalaman Sumogawe 01 Kab. Semarang melalui 3
belajar. Peran guru dalam pembelajaran ini tahapan proses pembelajaran:
tidak dominan karena pembelajaran ini Persiapan Pembelajaran
menempatkan guru sebagai mediator, Membuat pemetaan kompetensi dasar,
fasilitator dan motivator. Sejalan dengan pengembangan jaringan tema,pengembangan
pendekatan konstruktivistik yang silabus, dan penyusunan rencana pelaksanaan
berpandangan bahwa melalui pengalaman pembelajaran. Persiapan guru berupa
langsung peserta didik dapat mengkonstruksi penetapan jadwal yang disusun berdasarkan
pengetahuan yang diperolehnya, tema dan tidak lagi disusun berdasarkan mata
pembelajaran tematik juga menyajikan pelajaran. Penyusunan jadwal mengikuti
proses belajar yang nyata dengan kehidupan model jadwal pembelajaran tematik secara
peserta didik (Rahmawati, Chumdari, 2021). terintegrasi. Penyusunan Rencana
Pendekatan konstruktivistik dan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang
pembelajaran tematik, keduanya menyajikan digunakan adalah RPP versi terbaru dengan 3
proses belajar yang nyata dan menjadikan komponen yakni berisi tentang tujuan
peserta didik lebih aktif, serta membuat pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran
peserta didik dapat membangun atau dan inti.
membentuk pengetahuan baru berdasarkan Pelaksanaan Pembelajaran
pengalaman belajarnya. Pelaksanaan Deskripsi kegiatan pembelajaran

92
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95

Tematik Kelas 4, Tema.5, Sub Tema 1


sebagai berikut :
(1) Kegiatan Awal;
a. Kelas dimulai dengan dibuka dengan
salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran peserta didik
b. Kelas dilanjutkan dengan do’a
Gambar 1. Menyeberang jalan raya
dipimpin oleh salah seorang peserta
didik. Peserta didik yang diminta d. Berdiskusi
membaca do’a adalah peserta didik  Peserta didik diminta untuk
peserta didik yang hari ini datang mengamati gambar yang ada pada
paling awal. (Menghargai kedisiplikan buku siswa halaman 2. Guru
peserta didik/PPK). memberi waktu sekitar 15 menit
c. Peserta didik diingatkan untuk selalu untuk berdiskusi.
mengutamakan sikap disiplin setiap  Setiap peserta didik kemudian
saat dan menfaatnya bagi tercapainya menjawab pertanyaan yang ada dan
sita-cita. mendiskusikan jawabannya di
d. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila kelompok masing-masing.
atau lagu nasional lainnya. Guru  Guru membimbing diskusi, berjalan
memberikan penguatan tentang berkeliling dari kelompok satu ke
pentingnya menanamkan semangat kelompok lain untuk memastikan
Nasionalisme. bahwa setiap anggota berpartisipasi
e. kegiatan literasi; peserta diajak guru aktif.
untuk mendiskusikan buka yang  Selama proses diskusi guru
dibaca peserta didik sebelum menggunakan penilaian rubrik.
pembelajaran dimulai dengan  Guru mengajak satu atau dua peserta
pertanyaan-pertanyaan berikut: didik untuk menyampaikan hasil
 Apa yang tergambar pada diskusinya, lalu memberi penguatan
sampul buku. kepada seluruh peserta didik
 Apa judul buku mengenai jawaban yang diharapkan.
 Kira-kira ini menceritakan Guru dapat memberi kesempatan
tentang apa kepada seluruh peserta didik untuk
(2) Kegiatan Inti; memberikan komentar dari jawaban
a. Sebelumnya guru menempelkan yang ada. Guru tidak menjawab
gambar seorang anak yang membantu langsung namun memberi
kakek menyeberang jalan. kesempatan kepada peserta didik
b. Guru meminta pendapat peserta didik lain untuk mencoba menjawab
tentang kejadian yang ada di dalam pertanyaan yang diajukan oleh
gambar. Guru membuat kesimpulan temannya. Guru dapat menguatkan
bahwa anak tersebut memiliki sikap jawaban-jawaban yang ada. (Critical
kepahlawanan yaitu berkorban untuk Thinking and Problem Solving)
membantu orang lain yang (3) Penutup;
membutuhkan. a. Renungkan
c. Guru menyampaikan informasi b. Peserta didik melakukan refleksi
kepada peserta didik bahwa mereka dengan menjawab pertanyaan yang
akan banyak belajar tentang nilai-nilai terdapat dalam buku peserta didik.
kepahlawanan dari Raja-Raja di masa c. Belajar dirumah bersama Orangtua
Hindu, Budha dan Islam. d. Peserta didik diminta untuk
mendiskusikan nilai-nilai
93
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95

Lanjutan Penutup; perolehan pengetahuan atau konstruksi


perjuangan Raja Purnawarman di (bentukan) dari orang yang sedang belajar
rumah. Dapatkah mereka menemukan yang diawali dengan terjadinya konflik
nilai-nilai tersebut di sekitar? kognitif yang terjadi pada akhir proses
e. Menyanyikan salah satu lagu daerah belajar pengetahuan dan akan dibangun oleh
”Gundul-gundul pacul”
melalui pengalamannya dari hasil interaksi
f. Salam dan do’a penutup di pimpin
dengan lingkungannya.
oleh salah satu peserta didik.

Hasil Pelaksanaan Pembelajaran UCAPAN TERIMA KASIH


Dari kegiatan hasil pembelajaran Terima kasih diberikan kepada dosen
menunjukan kegiatan peserta didik yang pembimbing mata kuliah Filsafat Pendidikan
belajar secara langsung dari pengalamannya Universitas Muhammadiyah Surakarta.
terlihat saat kegiatan pembelajaran yaitu: (1) Selain itu terima kasih diberikan kepada
kegiatan diskusi hasil membaca peserta didik kepala sekolah, guru dan peserta didik SD
sebelum pembelajaran dimulai. (2) Kegiatan Negeri Sumogawe 01 Kab.Semarang atas
guru menempel gambar dan peserta didik Kerjasama dalam kegiatan observasi.
diminta menceritakan pengalamnnya yang
pernah dialami seperti di gambar. (3) Ketika KESIMPULAN
peserta diskusi berdiskusi untuk Aliran konstruktivisme berpandangan
menyelesaikan soal pertanyaan. (4) Guru bahwa belajar merupakan hasil konstruksi
memberikan kesempatan peserta didik peserta didik terhadap pengalaman
menjawab pertanyaan dari hasil belajarnya. belajarnya. Begitu juga yang diharapkan oleh
Peserta didik hasil pembelajarn akan lebih pembelajaran tematik yaitu, peserta didik
bermakna, karena peserta diidk terlibat dan dapat membangun pengetahuannya sendiri
berperan langsung dalam pembelajaran setelah terlibat langsung dan aktif dalam
melalui pemecahan masalah. Hal ini sesuai pembelajaran. Untuk itu pembelajaran
dengan pendekatan konstruktivistik yang tematik menyajikan kegiatan pembalajaran
berpandangan bahwa melalui pengalaman yang berpusat pada peserta didik dan
langsung peserta didik dapat mengkonstruksi menghadirkan kondisi nyata bagi peserta
pengetahuan yang diperolehnya, didik. Berdasarkan hasil pengakajian dan
pembelajaran tematik juga menyajikan hasil penelitian terdahulu maka pembelajaran
proses belajar yang nyata dengan kehidupan tematik merupakan model pembelajaran yang
peserta didik. Pendekatan konstruktivistik baik dan layak untuk digunakan dalam
dan pembelajaran tematik, keduanya pembelajaran di kelas. Pembelajaran tematik
menyajikan proses belajar yang nyata dan apabila dilaksanakan sesuai dengan prinsip
menjadikan peserta didik lebih aktif, serta dan tujuan serta berpedoman pada
membuat peserta didik dapat membangun landasannya maka pelaksanaan pembelajaran
atau membentuk pengetahuan baru tematik akan sangat baik dan bermakna bagi
berdasarkan pengalaman belajarnya. peserta didik.
Jadi pembelajaran konstruktivisme Pelaksanaan pembelajaran tematik
menurut Karli dan Margaretha, Poedjiadi, yang berlandaskan pendekatan
Trianto, (2002, 2005, 2009) adalah suatu konstruktivistik diharapkan dapat menjadikan
pandangan yang mendasarkan bahwa pembelajaran yang dapat membuat

94
Nuryati & Endang Fauziati / JPAPEDA (3) (2) (2021) : 86 - 95

pesertadidik menjadi lebih aktif dan mampu T. (2018). Penerapan pendekatan


membangun pengetahuan yang baru. konstruktivisme sebagai upaya
Pelaksanaan pembelajaran ini juga meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman interpretatif bagi siswa.
membutuhkan partisipasi aktif dari guru
Jurnal Transformatif, 2(1), 17–26.
karena guru merupakan pelaksana http://e-journal.iain
pembelajaran di kelas. palangkaraya.ac.id/index.php/TF%0A
Vol.
DAFTAR RUJUKAN Muhsinin, U., Musyaddad, K., & Azim, F.
Aini, Q., & Relmasira, S. C. (2018). (2019). Keywords : Integrative
Penerapan Pembelajaran Tematik thematic , character Kata Kunci :
Integratif Berbasis Kontekstual Tematik integratif , karakter
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil PENDAHULUAN Pembelajaran
Belajar Siswa Kelas 1 SD. Sekolah merupakan sebuah kegiatan yang
Dasar: Kajian Teori Dan Praktik memiliki nilai edukatif ( Bahri , 2010 ).
Pendidikan, 8285(November), 124– Pembelajaran bukan lagi usaha untuk
132. menyampaikan pengetahuan tetapi ju.
Anu Beatrix, Ruminitai, F. (2017). Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan
Pendekatan konstruktivistik dalam Islam, 10(I), 51–68.
pelaksanaan pembelajaran tematik https://doi.org/https://doi.org/10.24042/
terpadu di sekolah dasar. Prosiding atjpi.v10i1.3626
TEP & PDs, Tema: 6 Nomor: 10 Bulan Rahmawati, Chumdari, K. (2021). Analisis
Mei Tahun 2017, 630–636. penggunaan media dalam pembelajaran
Darmalaksana, W. (2020). Metode Penelitian tematik ditinjau dari teori belajar
Kualitatif Studi Pustaka dan Studi konstruktivisme di kelas v sekolah
Lapangan. Pre-Print Digital Library dasar. Didaktika Dwija Indria, 9(449).
UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 1– https://jurnal.uns.ac.id/JDDI/article/vie
6.http://digilib.uinsgd.ac.id/32855/1/M w/48975
etode Penelitian Kualitatif.pdf Supardan, D. (2016). Teori dan Praktik
Fitriadi, M., & Sabri, T. (2018). Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme dalam
pendekatan konstruktivistik terhadap Pembelajaran. Edunomic, 4(1), 1–12.
perolehan belajar tematik peserta didik http://www.fkip-
kelas iv sekolah dasar. Jurnal unswagati.ac.id/ejournal/index.php/edu
Pendidikan Dan Pembelajaran nomic/article/view/199
Khatulistiwa, 7, 1–8. Utari, U., Degeng, I. N. S., & Akbar, S.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpd (2016). Pembelajaran Tematik Berbasis
pb/article/view/28841 Kearifan Lokal Di Sekolah Dasar
Fitriadi, M., & Sabri, T. (2019). Penggunaan Dalam Menghadapi Masyarakat
Sumber Belajar dalam Pembelajaran Ekonomi Asean (MEA). JTP2 IPS,
Tematik di SD/MI. Jurnal El - Hamra, 1(Vol 1, No.1; April 2016), 39–44.
4(2), 65–71. http://ejournal.el- http://journal2.um.ac.id/index.php/jtppi
hamra.id/index.php/el/article/view/14 ps/article/view/226
Liadi, H. F., Darim, H. A., & Warjuningsing,

95

Anda mungkin juga menyukai