PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
TETTI INDIKA
NIM : 530043801
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
2
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
BAB I
3
PENDAHULUAN
bangsa”. Hal ini berarti, bahwa pendidikan merupakan bagian yang sangat
penting bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan baik pada masa sekarang
maupun pada masa yang akan datang. Dalam upaya mencerdaskan kehidupan
kebutuhan siswa.
Hal ini sejalan dengan pendapat Kline (dalam Kusaeri, 2013: 4) bahwa
permasalahan sosial, ekonomi dan alam”. Oleh karena itu, dapat dikatakan
matematika berguna bagi tiap sendi-sendi kehidupan manusia. Beth & Piaget
1
4
dengan baik.
disampaikan oleh guru, begitu juga dengan mata pelajaran matematika. Hasil
pembelajaran matematika.
siswanya adalah SDN 10 Sidomulyo dan SDN 16 Benteng Jaya di kelas V Kec.
rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil rekap nilai matematika siswa SDN 10
Sidomulyo pada semester 1. Nilai rata-rata 27 siswa adalah 68,00 yang apabila
Bahkan sembilan orang siswa secara individu masuk kategori kurang dan 1
orang siswa tidak mencapai KKM sekolah yaitu 60.00. Pada tanggal 6 Pebruari
wawancara pada hari yang sama dengan guru kelas 4 untuk mengetahui
rendahnya hasil belajar yang ada di kelas 4 SDN 10 Sido Mulyo adalah
untuk belajar. Salah satu cara untuk menciptakan suasana yang menarik adalah
siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus membangun pengetahuan itu
bukanlah tidak penting sebagai bagian integral dari pengalaman belajar yang
harus dimiliki oleh siswa, akan tetapi bagaimana dari setiap konsep atau
7
pengetahuan yang dimiliki siswa itu dapat memberikan pedoman nyata untuk
selalu bermula dari bertanya. Oleh karena itu, bertanya merupakan strategi
yang diajukan oleh guru atau siswa harus dijadikan alat untuk menggali
informai atau sumber yang ada kaitannya dengan kehidupan nyata.dengan kata
lain, tugas bagi guru adalah membimbing siswa melalui pertanyaan yang
diajukan untuk mencari dan menemukan kaitan antara konsep yang dipelajari
community bahwa hasil belajar diperoleh dari hasil kerja sama dengan orang
dibiasakan utuk saling memberi dan menerima dari teman belajarnya, (5) Guru
bukan satu-satunya sumber belajar bagi siswa, karena dengan segala kelebihan
dan keterbatasan yang dimiliki oleh guru akan mengalami hambatan untuk
bahwa pemberian tugas sebagai salah satu cara yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, karena pemberian tugas ini dapat memotivasi
siswa untuk belajar, mendorong siswa untuk mencari dan mengolah sendiri
tugas yang diberikan. Sikap disiplin siswa sangat membantu dalam proses
pembelajaran ini.
untuk melakukan suatu tugas, pekerjan, misi sesuai dengan aturan untuk
mencapai tujuan tertentu.. Pada hal ini kedisiplinan siswa dapat dilihat dari
ketaatan siswa terhadap tata tertib yang berkaitan dengan jam belajar di
sekolah meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa
kepada siswa dan karyawan, bahkan kepada pihak lain. Jadi dapat disimpulkan
bahwa disiplin sekolah adalah peraturan yang dibuat pihak sekolah untuk
9
membiasakan hidup tertib dan teratur dalam melaksanakan tata tertib yang
B. Identifikasi Masalah
guru
C. Rumusan Masalah
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan Disiplin Belajar terhadap hasil belajar
matematika siswa?
3. Apakah ada interaksi model pembelajaran dan sikap disiplin siswa terhadap
D. Tujuan Penelitian
siswa
E. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
matematika peserta didik. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan
2. Keunaan Praktis
b. Bagi Sekolah
pembelajaran.
c. Bagi Guru
11
disiplin belajar siswa sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
d. Bagi Penulis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
12
berupaya untuk mencapai tujuan atau hasil belajar. Dalam proses belajar
perubahan dalam perilakunya. Hasil belajar terjadi pada individu yang mau
sikap dan pengetahuannya. Hasil belajar akan mencapai hasil yang baik
jika output sesuai dengan pelajaran yang individu pelajari. Proses belajar
sangat penting, jika selama proses pembelajaran berjalan dengan baik dan
lancar, maka hasil belajar yang baik pun akan didapatkan. Hasil belajar
dari dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,
pembelajaran dapat ditinjau dari proses belajar dan hasil belajar. Guru
yang baik adalah guru yang dapat mengantarkan siswa berhasil dalam
memberikan tes formatif, dan sebagainya. Dengan kata lain, siswa dapat
terdiri atas unsur kognitif, afektif, dan psikomotor secara terpadu pada diri
terdapat tiga unsur yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Pada ranah
kognitif tidak hanya memiliki satu aspek, melainkan memiliki aspek yang
terdiri dari aspek kognitif tingkat rendah yang terdiri dari ingatan,
pemahaman, aplikasi dan aspek tingkat tinggi yaitu analisis, sintesis, dan
evaluasi. Dengan demikian hasil belajar tidak hanya apa yang dihasilkan
guru atau siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ruseffendi
adalah suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau
dikelola”.
“penemuan”.
15
konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa
kehidupan mereka”.
pembelajaran.
CTL.
16
dikembangkan.
1) Konstruktivisme (Constructivism)
mengemukakan bahwa :
pengalaman.
bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari
dipahaminya.
sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah
guru
Jika setiap orang mau belajar dari orang lain, maka setiap
orang bisa menjadi sumber belajar, dan ini berarti setiap orang akan
pembelajaran di kelas.
tertentu, ada model yang bisa ditiru oleh siswanya, misalnya guru
tertentu.
terbatas dari guru saja, tetapi dapat juga memanfaatkan siswa yang
pengetahuan sebelumnya.
berupa :
hasil tes, akan tetapi juga proses belajar melalui penilaian yang nyata
atau sebenarnya.
b. Ekspositori (biasa)
24
utama dalam melakukan pembelajaran ini, oleh karena itu orang sering
ini:
Tabel 2.1
Perbedaan antara Pendekatan Pembelajaran CTL
dengan Pendekatan Ekspositori
dalam menepati jadwal belajar, kedisiplinan dalam mentaati tata tertib yang
berpengaruh langsung terhadap cara dan teknik peserta didik dalam belajar
yang hasilnya dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai (Sholihat,
2016).
belajar.
suatu sikap tingkah laku dan perbuatan peserta didik dalam melakukan
maupun tidak tertulis antara peserta didik dengan tenaga pengajar ataupun
baik itu berupa pengetahuan, perbuatan maupun sikap baik itu belajar di
antara lain:
(Slameto, 2013).
mengerjakan PR.
c) Membuat laporan.
Mudjiono, 2015).
1) Belajar berkelompok.
sekelompok.
sistimatis dan terpadu. Anak tidak bisa masuk dan pulang sesuka
(Rohiat, 2010).
dan untung ruginya. Anak tidak bisa masuk dan pulang sesuka
teman sekelompok.
B. Penelitian Terdahulu
Kontekstual berpengaruh lebih baik terhadap hasil belajar dan sikap siswa
sekolah dasar
yang lebih baik dibanding siswa yang belajar melalui pembelajaran biasa
cukup baik..
4. Putri (2006) juga melakukan penelitian yang terkait dengan hal yang sama,
Hal ini berarti bahwa peringkat yang diperoleh siswa pada kemampuan
disimpulkan bahwa tingkat keprcayaan 95% nilai akhir peserta didik yang
C. Operasionalisasi Variabel
Belajar Matematika siswa SDN Kec. Sei Balai Kab. Batubara, disini variabel
1. Hasil belajar adalah merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi
belajar terjadi pada individu yang mau belajar, dan adanya perubahan pada
kehidupan mereka.
belajar di sekolah
D. Kerangka Berpikir
besar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa khususnya hasil
dapat dikatakan masih sangat jauh dari hasil yang memuaskan dan sangat
terhadap matematika.
siswa tidak berlanjut kepada sikap disiplin belajar terhadap matematika. Untuk
dan relevan. Salah satu pendekatan yang dianggap tepat adalah pendekatan
Terkait dengan hal tersebut, pendekatan CTL dan sikap disiplin belajar
dianggap tepat dan diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
hasil belajar matematika siswa. Kerangka berpikir ini dapat dilihat dalam
X1 : Pembelajaran Kontekstual
matematika materi.
Data
Analisis Data
Temuan
Penulisan Laporan
E. Hipotesis Penelitian
pendekatan CTL lebih baik daripada hasil belajar siswa yang pembelajarannya
menggunakan pendekatan CTL lebih baik daripada sikap disiplin belajar siswa
Di samping itu, perlu dikaji secara deskriptif pertanyaan penelitian yang ada di
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
39
instrumen penelitian, (2) Tahap uji coba perangkat pembelajaran dan instrumen
Keterangan :
Equivalent Postest Only Control Group Design. Dalam rancangan ini terdapat
dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi test untuk
1. Populasi Penelitian
40
c. Seluruh data yang menjadi perhatian dalam lingkup dan waktu tertentu.
d. Semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek lain yang telah
dan Siswa SDN 10 Sidomulyo ini didasarkan pada lokasi yang terdekat
dengan peneliti dan dua sekolah ini berada di pedesaan, Jika dilihat pada
pekerjaan orangtua, tingkat ekonomi dan sosial yang sama maka dapat
siswa.
2. Sampel Penelitian
mengambil sampel satu kelas yaitu siswa kelas V. Menurut Anggoro dkk
secara sengaja atas dasar pengetahuan dan keyakinan peneliti. Sampel ini
Lokasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu SDN 16 Benteng Jaya
penelitian ini yaitu pada bulan Maret – April 2022. Kelas eksperimen
C. Instrumen Penelitian
digunakan dalam penelitian yaitu tes dan non tes. Tes berupa soal untuk
pernyataan dalam bentuk skala Likert untuk mengukur karakter disiplin siswa.
Peningkatan kemampuan dan sikap siswa diukur dengan memberikan tes dan
skala Likert pada pertemuan awal dan akhir yaitu pada kegiatan pretes dan
postes.
1. Soal Tes
Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini diberikan pada peserta
didik dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang hendak diukur
adalah pendekatan CTL dan disiplin belajar. Adapun bentuk dari soal yang
diujikan berupa soal tes uraian, yang diberikan kepada 25 siswa kelas
eksperimen yang mendapat perlakuan dan 27 siswa kelas kontrol yang tidak
diberi perlakuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Maulana (2009:33) yang
menyatakan beberapa keunggulan dari soal tes uraian yaitu sebagai berikut :
sehingga dapat saja menemukan hal unik dari jawaban siswa itu maupun
Untuk memperoleh soal tes yang baik maka soal tersebut harus dinilai
pendidikan dasar, dan guru kelas atau Guru bidang studi matematika di
SD.
atau pretes dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa. Dan
kesukarannya.
yang tidak sesuai dengan masukan para ahli, selanjutnya dilakukan uji
coba instrument kepada siswa kelas V SD. Berdasarkan hasil uji coba ini
reliabilitas soal.
peningkatan suatu kemampuan, karena alat ukur yang valid tidak hanya
dikatakan valid bila instrumen itu untuk maksud dan kelompok tertentu
mengenai perbedaan antara hasil yang satu dengan yang lainnya secara
menentukan korelasi antara skor setiap butir dengan skor total. Koefisien
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√ { N ∑ X −( ∑ X ) }{ N ∑ Y −( ∑ Y ) }
2 2 2 2
44
Keterangan :
X = butir soal
Y = skor total
t=r xy
√ N −2
1−( r xy )
2 .
Menentukan validitas suatu butir soal. Kriteria yang harus dipenuhi agar
suatu butir soal dikatakan valid adalah jika thitung>ttabel dengan ttabel=
t(1−α) (dk )
untuk dk = N – 2 dan α (taraf signifikansi) dipilih 5%.Jika
b. Uji Reliabilitas
tersebut untuk setiap individu dari suatu daftar instrumen terhadap yang
( )( ∑σ
)
2
n
r 11= 1− 2 i
n−1 σt
alpha-cronbach:
Rumus
n : banyak soal
σ 2i : variansi item
2
σ t : variansi total (Arikunto, 2010)
c. Daya Pembeda
46
Daya pembeda merupakan suatu batas atau pembeda antara siswa yang
x a−x b
DP = SMI
Keterangan :
DP = Daya pembeda
sebagai berikut :
d. Tingkat Kesukaran
47
soal pada tingkat kemampuan tertentu. Indeks kesukaran suatu butir soal
yang dikategorikan sukar sedang atau mudah untuk diujikan kepada siswa.
mengembangkan daya nalar siswa, sementara soal yang terlalu sukar akan
x
IK =
SMI
Keterangan :
IK = Indeks Kesukaran
2. Non Tes
48
a. Observasi
kinerja guru dan untuk mengetahui aktifitas yang dilakukan oleh siswa
b. Skala Likert
dipandang sebagai bukti atau keterangan dari satu atau lebih sikap yang
diberikan. Pada penelitian kali ini skala sikap diberikan untuk mengukur
skala sikap karakter siswa pada kelas eksperimen. Pemberian skala sikap
pretes dan pertemuan terakhir setelah postes. Bentuk skala sikap yang
49
diberikan adalah skala Likert yang terdiri dari empat jawaban yaitu
Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
Secara umum prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu
1. Tahap Perencanaan
e. Penyusunan instrumen
f. Melakukan validasi instrumen kepada ahli untuk menguji validitas isi dan
validitas muka
penyempurnaan instrumen
penelitian
50
pelaksanaan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
b. Membuat tafsiran dan simpulan hasil penelitian dari data kuantitatif yaitu
c. Membuat tafsiran dan simpulan hasil penelitian dari data kualitatif yaitu
Data dalam penelitian ini dapat berupa data kuantitatif dan data kualitatif.
Data kuantitatif didapat dari hasil tes dalam mengukur kemampuan hasil
diperoleh dari observasi. Adapun prosedur analisis data dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Data Kuantitatif
Data nilai awal dan data nilai akhir diperoleh dari data pretes dan postes
rata pretes dan postes pada kelas quasi experiment. Perhitungan tersebut
datar
1) Uji Normalitas
postes berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas ini
berikut :
Jika nilai sig ≥ 0,05, maka H0 diterima yang berarti tidak terjadi
Jika nilai sig ¿ 0,05, maka H0 ditolak yang berarti terjadi perbedaan
normal baku.
berikut :
53
postes
dan postes.
sementara jika rata-rata hasil pretes dan postes dari populasi yang
hasil postes.
berikut :
2. Data Kualitatif
a. Lembar Observasi
sesuai kriteria yang muncul pada setiap aspek yang dilakukan observasi.
Skala sikap yang digunakan yaitu dengan skala likert. Pernyataan yang
digunakan dalam penelitian ini berisi dua puluh pernyataan yang harus
diisi oleh siswa. Kriteria jawaban yang harus dipilih yaitu sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS)
56
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Husein Umar. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajawali Persada
Jiwa, I.W., Natajaya, N., & Dantes, N. (2014). Kontribusi Motivasi Belajar,
Sikap, Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Disiplin Siswa Dalam
Belajar Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bangli. e-Journal
Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 5(1), 1-10.