PROPOSAL PENELITIAN
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Seminar Proposal
oleh:
RINA ROSDIANA
14511021
oleh:
RINA ROSDIANA
14511021
Pembimbing,
Mengetahui,
oleh
RINA ROSDIANA
14511021
Penguji I Penguji II
diketahui oleh :
Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat.
hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya dan tidak dapat hidup
berharga dan dapat menjadikan dirinya lebih dewasa. Pendidikan juga merupakan
dimilikinya.
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam dunia pendidikan maupun
dalam kehidupan sehari-hari, yang dipelajari oleh siswa pada setiap jenjang
sekolah, baik itu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
pengetahuan yang termasuk kedalam atau mungkin yang paling tepat padat dan
tidak mendua arti”. Adapun menurut Kurikulum 2006 (dalam Akilla, 2016)
mengemukakan bahwa:
yang terjadi dalam ilmu pasti disetiap jenjang pendidikan yang merupakan sebuah
yang tercantum pada KTSP 2006 yang disempurnakan pada Kurikulum 2013,
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luas, akurat, efisien, dan tepat
yang diperoleh.
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
menetapkan lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa,
sangatlah penting. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
menjadi titik sentral dari kurikulum matematika dan menjadi bagian tidak
penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Para ahli pembelajaran sependapat
melalui bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan’. Adapun yang dikemukakan
memahami suatu konsep matematika sebelum diberikan arahan dari guru. Siswa
senantiasa memerlukan penjelasan awal dari guru mengenai arah suatu konsep
dalam pemecahan masalah matematika yang tidak dapat terlepas dalam melengkapi
proses pembelajaran, seperti diri siswa sendiri, fasilitas dalam proses pembelajaran,
yang menekankan peranan aktif siswa, dan guru lebih diharapkan untuk menjadi
motivator dan fasilitator dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses
guru dan siswa berlangsung dengan baik dan siswa yang lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Selain Learning Cycle 7E, model pembelajaran lain yang dapat digunakan
orang belajar. Oleh karena itu, Problem Based Learning didukung juga oleh teori
pengetahuannya sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan dan batasan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari
penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis
E. Batasan Masalah
Agar penelitian ini sesuai dengan sasaran yang diharapkan serta menimbang
keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka penulis membatasi ruang lingkup
penelitian.
Cycle 7E dengan Problem Based Learning dan dapat menjadi sarana untuk
G. Landasan Teori
memahami dan menguasai apa yang sedang terjadi, tetapi program pembelajaran
bertujuan untuk mengetahui bagaimana suatu hal tersebut dapat terjadi. Untuk
minat belajar matematika, serta memiliki sikap teliti dan konsep diri dalam
menyelesaikan masalah.
pendekatan pembelajaran dan sebagai kegiatan atau proses dalam melakukan doing
math’.
1. Identifikasi permasalahan;
2. Representasi permasalahan;
3. Perencanaan pemecahan;
4. Menerapkan/mengimplementasikan perencanaan;
5. Menilai perencanaan;
dihadapi.
yang dihadapi.
telah saya pelajari dalam pokok bahasan ini? Bagaimanakah agar pemecahan
masalah yang dilakukan bisa lebih efisien? Jika pemecahan masalah yang
dilakukan masih kurang benar, apa yang harus saya lakukan? Dalam hal ini
penyelesaian.
pertanyaan: a) Data apa yang tersedia? b) Apa yang tidak diketahui dan atau apa
ditanyakan cukup untuk mencari yang ditanyakan? Apakah kondisi itu tidak
cukup atau kondisi itu berlebihan atau kondisi itu saling bertentangan?
serupa sebelumnya. Atau b) Pernahkah ada soal serupa atau mirip dalam bentuk
lain? c) Teori mana yang dapat digunakan dalam masalah ini. d) Pernahkah ada
pertanyaan yang sama atau serupa? Dapatkah pengalaman dan atau cara lama
digunakan untuk masalah baru yang sekarang? Dapatkah metode yang cara lama
digunakan untuk masalah baru? Apakah harus dicari unsur lain? Kembalilah
benar?
dicari dengan cara lain? d) Dapatkah hasil atau cara itu digunakan untuk masalah
lain?
Melalui pemecahan masalah, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mencari
data, mengumpulkan data mejadi sebuah konsep, teori dan atau kesimpulan.
digunakan dalam penelitian ini adalah indikator yang dikemukakan oleh Sumarmo.
berpusat pada siswa. Menurut Throwbridge dan Bybee (dalam Wena, 2011:170)
adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) yang
pembelajaran dengan berperan aktif ‘. Hal ini sesuai dengan pendapat Shoimin
(2014: 59) ‘Ciri khas model pembelajaran cycle learning adalah setiap siswa secara
model pembelajaran learning cycle berpusat pada siswa sehingga siswa secara aktif
menemukan konsep sendiri. Untuk mewujudkan hal tesebut, learning cycle terdiri
Pada fase ini guru dapat mengetahui sampai dimana pengetahuan awal siswa
yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran siswa
diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan mendasar yang
yang mudah yang diketahui siswa seperti kejadian dalam kehidupan sehari-hari.
2. Engagment (Melibatkan)
kemampuan berfikir siswa serta membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap
konsep yang akan diajarkan. Fase ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, diskusi,
membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa
3. Exploration (Menyelidiki)
berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Siswa diberi kesempatan untuk
Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengamati data, merekam data,
Fase ini siswa diperkenalkan pada konsep, hukum dan teori baru, siswa
menyimpulkan dan mengemukakan hasil dari temuannya pada fase explore. Guru
mengenalkan siswa pada beberapa kosa kata ilmiah, dan memberikan pertanyaan
untuk merangsang siswa agar menggunakan istilah ilmiah untuk menjelaskan hasil
eksplorasi.
5. Elaboration (Menguraikan)
dipelajari.
6. Evaluation (Menilai)
Formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif tidak boleh dibatasi pada siklus-
siklus tertentu saja, sebaiknya guru selalu menilai semua kegiatan siswa.
7. Extend (Memperluas)
menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan kegiatan ini
dapat merangsang siswa untuk mencari hubungan konsep yang mereka pelajari
Ketujuh tahapan di atas adalah hal-hal yang harus dilakukan guru dan siswa
untuk menerapkan Learning Cycle 7E pada pembelajaran di kelas. Guru dan siswa
mempunyai peran masing-masing dalam setiap kegiatan pembelajaran yang
dapatkan sebelumnya.
2) Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih efektif dan menambah
4) Melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka
pelajari.
1) Efektifitas guru rendah jika guru tidak menguasai materi dan langka-langka
pembelajaran.
2) Menuntut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merangsang dan
3) Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak untuk menyusun rencana dan
pelaksanaan pembelajaran.
berorientasi pada masalah autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis
menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan
pendapat para ahli diantaranya Arends menyatakan bahwa PBL sebagai suatu
PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk menyelesaikan
sebagai berikut:
dll).
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai
situasi nyata.
aktivitas belajar.
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban
1) PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru
pemecahan masalah.
2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan
H. Asumsi Dasar
bervariasi.
I. Hipotesis
kehidupan sehari-hari.
melalui cara ini siswa belajar secara aktif serta siswa mempelajari materi secara
bermakna dengan bekerja dan beripikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman
bermakna dan menjadikan skema dalam pembelajaran yang dapat diorganisasi oleh
adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk siswa belajar berpikir kritis dan
7E dan Problem Based Learning dimana kedua model tersebut merupakan model
hari, mengedepankan sebuah masalah yang harus di pecahkan oleh siswa dengan
masalah.
arahan dari guru. Siswa senantiasa memerlukan penjelasan awal dari guru mengenai
L. Metodologi Penelitian
1. Definisi Operasional
yang ada dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan secara operasional:
berpusat pada siswa, dimana siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran
dengan tahap memunculkan pemahaman awal siswa, melibatkan siswa terhadap
dilandasi oleh teori belajar kognitif dengan melibatkan lima aspek dalam
pembelajaran, yaitu orientasi siswa terhadap masalah, siswa terlibat dalam aktivitas
2. Desain Penelitian
penelitian, dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam
control group design) yang melibatkan dua kelompok, ada pretest, posttest. Desain
---------------------------------
O 𝑋2 O
Keterangan:
Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang diambil secara acak.
Dari dua kelas yang terambil,satu kelas yang dijadikan sebagai kelompok
eksperimen I yaitu kelas X-1 dan kelompok eksperimen II yaitu kelas X-2.
4. Variabel Penelitian
Based Learning
5. Instrumen Penelitian
instrumen yang digunakan adalah tes tertulis berupa uraian, serta angket untuk
1) Tes
kelompok kelas.
Tes akhir diberikan kepada kedua kelompok kelas eksperimen yang telah
eksperimen tersebut. Setelah diberikan tes akhir, maka siswa juga diberikan
Suatu instrumen penelitian yang baik dapat dilihat dari hasil uji coba
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
sundayana, 2015:59)
pearson/product moment,yaitu :
𝑛 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥) (∑ 𝑦)
r𝑥𝑦 =
√(𝑛 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2 )(𝑛 ∑ 𝑦 2 −(∑ 𝑦)2 )
Keterangan :
r𝑥𝑦 = koefisien korelasi
X = skor item butir soal
Y = jumlah skor total tiap soal
n = jumlah responden
Tabel 1
Klasifikasi kriteria koefisien validitas
Koefisien Validitas Interpretasi
rxy ≤ 0,00 Tidak Valid
𝑟√𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 − 𝑟 2
Keterangan:
r = koefisien korelasi hasil r hitung
n = jumlah responden
3) Mencari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =𝑡𝛼 (𝑑𝑘 = 𝑛 − 2)
yang tetap sama (sundayana, 2015: 69) . hasil pengukuran itu harus tetap sama
(relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun
dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berlainan,dan tempat yang
berbeda pula alat ukur yang reliabilitas nya tinggi disbut alat ukur yang reliabel
Karena bentuk tes yang diberkan berupa soal uraian, maka untuk
berikut :
𝑛 ∑ 𝑠𝑖 2
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
𝑛−1 𝑠𝑡
Keterangan :
𝑟11 = reliabilitas instrumen
𝑛 = banyaknya butir pertanyaan
∑ 𝑠𝑖 2 = jumlah varians item
𝑠𝑡 2 = varians total
Daya Pembeda (DP) soal adalah kemampuan suatu soal untuk dapat
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang
𝑆𝐴 − 𝑆𝐵
𝐷𝑃 =
𝐼𝐴
Tabel 3
Tabel Klasifikasi Kriteria Daya Pembeda
Koefisien Daya pembeda Interpretasi
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data
kualitatif. Adapun prosedur analisis dari setiap data adalah sebagai berikut:
eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk data hasil pretest, posttest dan gain
ternormalisasi diolah dengan menggunakan teknik analisis data sebagai
berikut:
dengan langkah-langkah:
𝑥 − 𝑥̅
𝑧=
𝑠
5. Menentukan nilai proporsi data yang lebih kecil atau sama dengan data
tersebut;
normal.
homogen)
𝑥1 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝑥2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑛1 + 𝑛2
𝑆𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 √ 𝑛
1 . 𝑛2
Dengan:
(𝑛1 − 1) 𝑆1 2 + (𝑛2 − 1) 𝑆2 2
𝑆𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = √
𝑛1 + 𝑛2 − 2
berikut (Sundayana,2015:148)
𝑥1 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝑥2
𝑡 ′ ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
2 2
√𝑆1 + 𝑆2
𝑛1 𝑛2
𝐻0 diterima jika:
𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2 𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2
− ≤ 𝑡′ ≤
𝑤1 + 𝑤2 𝑤1 + 𝑤2
𝑆1 2 𝑆2 2
Dengan 𝑤1 = ; 𝑤2 = ; 𝑡1 = 𝑡𝛼 (𝑛1 − 1); 𝑡2 = 𝑡𝛼 (𝑛2 − 1)
𝑛1 𝑛2
e) Apabila salah satu atau kedua variansnya tidak berdistribusi normal maka
ada nilai yang sama harus mempunyai nilai rank yang sama pula;
langkah 7;
1 2 𝑛 .𝑛 𝑁 3 −𝑁 𝑡 3 −𝑡
𝜎𝑈 = √(𝑁(𝑁−1))( )−∑𝑇 ∑𝑇 = ∑
12 12
f) Gain Ternormalisasi
Pada saat mendapatkan hasil penelitian dengan kemampuan awal beda, atau
ingin mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar, maka kita gunakan gain
2015:151):
a. Skala sikap
responden x 5
x1
Tabel 5
N0 Skor Total (ST) Interpretasi
1 𝑆𝑚𝑖𝑛 ≤ 𝑆𝑇 < 𝑆𝑚𝑖𝑛 + 𝑃 Sangat baik
7. ProsedurPenelitian
Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan, yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan.
eksperimen II
eksperimen II.
eksperimen II.
Bagan 1. Prosedur Penelitian
Pengajuan Judul
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Perizinan Penelitian
Penyusunan Instrumen
Pre-test
Post-test