PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Irma Nurhalimah
1202050061
BANDUNG
2023 M/1444 H
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
(PJBL) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN
KECERDASAN EMOSIONAL SISWA PADA MATERI STATISTIKA
KELAS VIII SMP/MTS
Oleh :
Irma Nurhalimah
1202050061
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Akademik
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat
pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya hingga kepada kita selaku
umatnya.
Irma Nurhalimah
1202050061
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN
KECERDASAN EMOSIONAL SISWA PADA MATERI STATISTIKA
KELAS VIII SMP/MTS
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diperoleh di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis dan
kecerdasan emosional siswa pada kelas yang menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning dengan kelas yang tidak
diberikan model pembelajaran Project Based Learning?
2. Bagaimana aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran
Project Based Learning pada materi statistika?
3. Bagaimana respon belajar siswa dan guru matematika di sekolah
selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan maslaah di atas, secara umum tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penggunaan model
pembelajaran Project Based Learning terhadap kemampuan komunikasi
matematis dan kecerdasan emosional siswa pada materi statistika kelas
VIII SMP/Mts. Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi matematis dan
kecerdasan emosional siswa pada kelas yang menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning dengan kelas yang tidak
diberikan model pembelajaran Project Based Learning
2. Untuk melihat tingkat atau presentase aktivitas belajar siswa dengan
model pembelajaran Project Based Learning pada materi statistika
3. Untuk melihat respon belajar siswa dan guru matematika di sekolah
selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak yang ada dalam lingkungan pendidikan dan pengajaran serta
umumnya bagi pendidikan secara keseluruhan.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih
informasi mengenai sejauh mana model pembelajaran Project Based
Learning (PJBL) dapat berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi
matematis dan kecerdasan emosional siswa. Selanjutnya menjadi
masukan dan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya serta menjadi
pengetahuan bagi para ahli untuk mengembangkannya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana
pengembangan untuk penelitian tindak lanjut dengan ruang lingkup
yang lebih luas. Selain itu menjadi pengalaman baru bagi siswa karena
strategi model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) menuntut
peserta didik mampu meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis dan kecerdasan emosional siswa sehingga termotivasi
dalam mengikuti pembelajaran matematika.
E. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini diperlukan Batasan masalah agar penelitian
dapat spesifik sehingga hasilnya pun lebih baik. Adapun batasan
masalahnya yaitu :
1. Diambil rumusan yang sesuai dengan model pembelajaran Project
Based Learning (PJBL) yaitu satu kemampuan yang akan diteliti
yakni kemampuan komunikasi matematis dan kecerdasan emosional
siswa melalui penerapan model pembelajaran Project Based Learning
(PJBL).
2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Penida
Katapang.
3. Materi pembelajaran matematika yang akan menjadi materi pokok
yakni materi statistika yang dipelajari di sekolah menengah pertama
(SMP) kelas VIII semester genap pada kurikulum 2013 revisi.
F. Definisi Operasional
Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan yang berkaitan dengan penelitian
agar tidak terdapat kesalahan persepsi. Oleh karena itu, diberikan beberapa
definisi operasional sebagai berikut :
1. Project Based Learning (PJBL) merupakan pendekatan pembelajaran
yang menekankan pada pemberian proyek atau tugas kompleks
kepada siswa sebagai pusat pembelajaran. Dalam Project Based
Learning (PJBL) siswa terlibat dalam penyelesaian masalah nyata atau
proyek yang relevan dengan konteks kehidupan nyata.
2. Kemampuan komunikasi matematis merujuk pada kemampuan siswa
untuk mengungkapkan, memahami, dan menjelaskan konsep
matematika secara jelas, koheren, dan tepat. Kemampuan ini
melibatkan kemampuan untuk menggunakan Bahasa matematika
dengan benar, menggambarkan pemikiran matematika secara verbal
dan tulisan, serta berkomunikasi secara efektif dalam konteks
matematika.
3. Kecerdasan emosional dikenal juga sebagai Emotional Quotient (EQ),
mengacu pada kemampuan siswa untuk mengenali, memahami,
mengelola, dan menggunakan emosi dengan efektif dalam berbagai
situasi. Terdapat beberapa aspek dalam kecerdasan emosional salah
satunya ialah kesadaran emosional, pengaturan emosi, motivasi diri,
dan kemampuan berinteraksi secara sosial.
4. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang kerap
dilakukan di dalam kelas. Meliputi pembelajaran langsung yang
menggunakan metode ceramah selama pembelajaran.
G. Kerangka Pemikiran
Salah satu kemampuan yang penting untuk dikembangkan dalam
pembelajaran matematika adalah kemampuan komunikasi matematis siswa
atau peserta didik. Kemampuan komunikasi matematis siswa dapat
dikembangkan melalui proses pembelajaran di sekolah, salah satunya
adalah proses pembelajaran matematika. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tersebut dengan menggunakan
Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Dengan
menggunakan Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) siswa
diberi kesempatan untuk mengemukakan seluruh kemampuannya.
Adapun indicator yang digunakan sebagai penunjang ketercapaian
komunikasi matematis siswa menurut IIS Sri Elia (2014) yaitu :
1. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan
dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual.
2. Kemampuan memahami, menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-
ide matematis baik secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk visual
lainnya
3. Kemampuan dalam menggunakan istilah, notaso matematika dan
struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan
Tes Kemampuan Awal (pre-test)
hubungan-hubungan dengan model situasi.
Kondisi Awal
Kemapuan Komunikasi Siswa dan Kecerdasan Emosional Siswa
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Project Based Learning
Konvensional
(PJBL)
Persiapan
Identifikasi dan Pilih Topik Project
Pengajaran
Tahapan project
Penilaian
Panduan dan Sumber
Pertanyaan dan Jawaban
Eksplorasi Penelitian
Penugasan dan Penilaian
Monitoring dan Bimbingan
Keterangan :
X : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning (PJBL). Sedangkan untuk kelompok control menggunakan
pembelajaran konvensional.
O : Pretest dan posttest kemampuan komunikasi matematis siswa
pada kelas eksperimen dan kelas control.
5. Instrumen Penelitian
a. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan
posttest. Pretest dan posttest kepada kelast eksperimen dan kelas
kontrol. Pretest diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran
dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal komunikasi
matematis siswa yang diberikan sebelum adanya perlakuan.
Sedangkan Posttest diberikan setelah pembelajaran dengan tujuan
untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa
setelah adanya perlakuan.
b. Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian ini berupa
skala sikap yang digunakan untuk melihat sikap siswa setelah
pembelajaran. Skala sikap ini disusun menurut skala likert. Dalam
skala likert, responden diminta untuk membaca secara seksama
setiap pernyataan kemudian memberikan penilaian atas pernyataan-
pernyataan yang terdiri dari 20 pernyataan, 10 pernyataan positif
dan 10 pernyataan negatif. Setiap pernyataan terbagi dalam empat
kategori yang disusun secara bertingkat, mulai dari sangat tidak
setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S) dan sangat setuju (SS).
Skala sikap tersebut diberikan kepada siswa kelas eksperimen
sebelum dan setelah perlakuan (treatment).
6. Analisis Instrumen Penelitian
a. Analisis Tes
Instrumen yang akan dipakai, agar menjadi instrumen yang
baik dan benar maka harus dianalisis tingkat kevalidannya,
reliabilitasnya, tingkat kesukarannya dan daya beda, berikut ini
adalah proses analisisnya.
1) Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (199:65) validitas tes
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. Suatu tes tersebut dapat mengukur hasil-hasil yang
konsisten dengan tujuannya. Kekonsistenan ini yang disebut
dengan validitas dari butir soal tersebut. Persamaan istilah lain
yang digunakan untuk kata valid adalah shahih/sangkil.
Suatu test dapat dinyatakan valid jika data yang
dihasilkan adalah tepat. Untuk mengukur koefisien validitas
jika
Keterangan:
r xy = koefisien korelasi antara variabel 𝑋 dan
variabel 𝑌
Σ XY = jumlah perkalian 𝑋 dengan 𝑌
2
X = kuadrat dari 𝑋
Y2 = kuadrat dari 𝑌
N = jumlah data
¿ = kuadrat dari jumlah variabel 𝑋
¿ = kuadrat dari jumlah variabel Y
Interpretasi nilai r xy tersebut diartikan pada
kategori-kategori interval pada tabel di bawah ini:
Interval Kategori
0,80 ≤ r xy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,60 ≤ r xy ≤ 0,80 Validitas tinggi (baik)
0,40 ≤ r xy ≤ 0,60 Validitas sedang (cukup)
0,20 ≤ r xy ≤ 0,40 Validitas rendah (kurang)
0,00 ≤ r xy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah (sangat kurang)
r xy ≤ 0,00 Tidak valid
2) Reliabilitas
Sebuah tes akan dikatakan realibitas apabila hasil-hasil
penggunaan tes tersebut menunjukkan ketepatan. Dengan kata
lain, apabila kepada para siswa diberikan tes yang sama pada
waktu yang berbeda-beda, maka setiap siswa akan tetap berada
dalam peringkat (rangking) yang sama dalam kelompoknya.
Koefisien realibitas butir soal uraian bisa dihitung dengan
menggunakan koefisien Alpha, dengan rumus:
( )
2
k ΣS
r 11= 1− 2i
k −1 St
Keterangan :
r 11 = koefisien reliabilitas
k = cacah butir
Si2 = varians skor butir
2
St = varians skor total responden.
Interval Kategori
0,80 ≤ r xy ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi (sangat baik)
0,60 ≤ r xy ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi (baik)
0,40 ≤ r xy ≤ 0,60 Reliabilitas sedang (cukup)
0,20 ≤ r xy ≤ 0,40 Reliabilitas rendah (kurang)
0,00 ≤ r xy ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah (sangat kurang)
r xy ≤ 0,00 Tidak valid
3) Daya Beda
Daya beda adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa
yang berkemampuan rendah.
4) Tingkat Kesukaran
8. Analisis Data
a) Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan
kemampuan komunikais matematis siswa yang menggunakan
model
pembelajaran PJBL (Project Based Learning) dan model
pembelajaran konvensional, maka dilakukan dengan pengolahan
data hasil pretest dan posttest yaitu dengan Malukan uji gain
ternormalisasi kemudian dilanjutkan analisis dengan menggunakan
software SPSS. Adapun langkah-langkah uji gain ternormalisasi
adalah sebagai berikut :
1. Membuat daftar nilai pretest dan posttest
2. Menghitung selisih perolehan (gain) dari masing-masing, yaitu
nilai posttest dikurangi nilai pretest, kemudian menghitung nilai
gain ternormalisasinya dengan rumus :
Skor Preteser −Skor posttest
N−Gain=
Skor maksimal −Skor postest
Dari rumus diatas, maka nilai n-gain akan berkisar antara 0
sampai 1, untuk siswa yang mendapatkan nilai pretest dan postest
sama maka mendapatkan nilai n-gain 0, sedangkan ketika siswa
yang mendapatkan nilai pretest 0 dan mencapai nilai maksimum
ketika postest maka mendapatkan nilai n-gain 1. Adapun kategori
gain ternormalisasi diinterpretasikan dalam tabel 7 berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Sunarmi (2015). Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP
Pada Model Pembelajaran TSTS Dengan Pendekatan Scientific. Skripsi Program Studi
Matematika. Universitas Negeri Semarang. Diakses 17 April 2016.
Puspendik (2012). Kemampuan Matematika Siswa SMP Indonesia Menurut Benchmark
Internasioanal Trend of International on Mathematics and Science Study 2011. Makalah
Pusat Penelitian Pendidikan.