i
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan dibalas
dengan kebaikan yang lebih besar dari Allah SWT. Dengan keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa mendatang yang lebih baik.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker ................................................ 2
1.3 Pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker ........................................ 2
BAB II TINJAUAN KHUSUS .............................................................................. 3
2.1 Sejarah Puskesmas ............................................................................... 3
2.2 Puskesmas Bihbul ............................................................................. 4
2.3 Visi dan Misi Puskesmas Bihbul ......................................................... 5
2.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes, dan BMHP .............................. 6
2.5 Pelayanan Kefarmasian ..................................................................... 15
2.6 Pelaporan, pembinaan, dan pengawasan .......................................... 17
BAB III TUGAS KHUSUS ................................................................................ 18
3.1 Menyusun Formularium Puskesmas Bihbul..................................... 18
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 29
4.1 Kesimpulan....................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 30
LAMPIRAN ......................................................................................................... 31
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
III.1 Formularium Puskesmas Bihbul .............................................................. 18
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
II.1 High Alert .................................................................................................. 13
II.2 LASA ......................................................................................................... 13
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Struktur Puskesmas Bihbul .......................................................................31
2. Etiket Puskesmas Bihbul ...........................................................................32
3. Lemari Obat Narkotika dan Psikotropika...................................................39
4. Lemari Pendingin Puskesmas Bihbul .........................................................40
5. Salinan Resep Puskesmas Bhibul ...............................................................41
6. Obat Covid Puskesmas Bihbul ..................................................................42
7. Dokumentasi Konseling Puskesmas Bihbul ...............................................43
8. Distribusi Rutin Obat dan Perbekalan Kesehatan Puskesmas Bihbul ........44
9. Kartu Stok Puskesmas Bihbul ....................................................................45
10. Gudang Obat Puskesmas Bihbul ................................................................46
11. Ruang Vaksin Puskesmas Bihbul ...............................................................47
12. Ruang Obat Puskesmas Bihbul ..................................................................48
13. Tampilan Dalam Puskesmas Bihbul ..........................................................49
14. Berita Acara Stok Opname dan BMHP Kadaluarsa/ Rusak .....................50
15. LPLPO Puskesmas Bihbul ........................................................................51
16. Pembuatan Obat Resep Racikan ................................................................52
17. Obat Racikan ..............................................................................................53
18. Resep BPJS, Resep Bayar, Resep KTP ......................................................54
19. Pelayanan Informasi Obat ..........................................................................55
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puskesmas merupakan salah satu unit dari pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kab/Kota yang memiliki tanggung jawab dalam menyelenggarakan suatu
pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan. Puskesmas juga merupakan
bagian dari suatu organisasi pelayanan kesehatan dalam hal jasa pelayanan
publik. Pelayanan di puskesmas diantaranya adalah pelayanan obat (Dirjen
POM, 1995).
1
1.2 Tujuan Praktik Kerja Profesi Apoteker
2
BAB II
TINJAUAN KHUSUS
3
2.2 Puskesmas Bihbul Bandung
Puskesmas Bihbul adalah salah satu fasilitas pelayanan kefarmasian yang
berada dibawah kelola Dinas Kesehatan Kab/Kota. Puskesmas sendiri
beralamat di jalan Kopo Bihbul Raya No. 47 Bandung.
Puskesmas Bihbul dipimpin oleh kepala puskesmas yang bertanggung jawab
langsung kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota. Sumber daya manusia di farmasi
puskesmas bihbul terdiri atas 1 (satu) orang Apoteker Pengelola, dan 1 (satu)
orang tenaga teknis kefarmasian (TTK).
Waktu operasional puskesmas bihbul yaitu hari senin – sabtu pada pukul 07.30
– 14.00 WIB.
Apoteker yang bertugas di puskesmas Bihbul yaitu:
Apt. Indah Trie Chairani, S. Farm.
4
Tugas TTK/ Pengelola Obat di Puskesmas
1) Membantu Apoteker untuk melaksanakan perencanaan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan
2) Mempersiapkan obat, bahan, obat yang diperlukan untuk pelayanan
kefarmasian
3) Melaksanakan penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
didampingi oleh Apoteker
4) Memberikan pelayanan obat (meracik dan mengemas obat) sesuai dengan
resep
5) Melaksanakan pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai ke sub
unit di puskesmas dan jaringannya yang didampingi oleh Apoteker
6) Melakukan pencatata dan pengarsipan penggunaan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai
7) Membantu Apoteker dalam melaksanakan kegiatan pelayanan farmasi
klinik
8) Melakukan pelaporan pelayanan kefarmasian ke coordinator pelayanan
kefarmasian.
5
2.4 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes, dan BMHP
2.4.1 Perencanaan
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
(BMHP) di puskesmas setiap periode, dilaksanakan oleh apoteker atau
tenaga teknis kefarmasian (TTK). Perencanaan obat yang baik dapat
mencegah kekosongan atau kelebihan stok obat dan menjaga
ketersediaan obat di puskesmas.
2. Pengumpulan data
Data penggunaan obat periode sebelumnya (data konsumsi), data
morbiditas, sisa stok.
6
3. Memperkirakan kebutuhan periode yang akan datang ditambah stok
penyangga (buffer stock).
Buffer stock ditentukan dengan mempertimbangkan waktu tunggu
(lead time), penerimaan obat serta kemungkinan perubahan pola
pernyakit dan kenaikan jumlah kunjungan. Buffer stock bervariasi
tergantung kepada kebijakan puskesmas.
4. Menyusun dan menghitung rencana kebutuhan obat menggunakan
metode yang sesuai
5. Data pemakaian, sisa stok dan permintaan kebutuhan obat
puskesmas dituangkan dalam Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO) puskesmas.
6. Laporan pemakaian berisi jumlah pemakaian obat dalam satu
periode dan lembar permintaan berisi jumlah kebutuhan obat
puskesmas dalam satu periode
7. LPLPO puskesmas menjadi dasar untuk rencana kebutuhan obat
tingkat puskesmas dan digunakan sebagai data pengajuan
kebutuhan obat ke Dinas Kesehatan Kab/Kota.
7
Contoh perhitungan dengan Metode Konsumsi untuk kebutuhan 1
(satu) tahun:
Selama tahun 2019 (Januari – Desember) pemakaian parasetamol
tablet sebanyak 25.000 tablet untuk pemakaian selama 10 (sepuluh)
bulan. Pernah terjadi kekosongan selama 2 (dua) bulan. Sisa stok per
31 Desember 2019 adalah 100 tablet.
a) Pemakaian rata-rata Parasetamol tablet perbulan tahun 2019
adalah 25.000 tablet : 10 ═ 2.500 tablet.
b) Pemakaian Parasetamol tahun 2019 (12 bulan) = 2.500 tablet
x 12 = 30.000 tablet.
c) Pada umumnya stok pengaman berkisar antara 10% - 20%
(termasuk untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan
kunjungan). Misalkan berdasarkan evaluasi data diperkirakan
20% = 20% x 30.000 tablet = 6.000 tablet.
d) Pada umumnya waktu tunggu berkisar antara 3 (tiga) s/d 4
(empat) minggu. Pemakaian rata-rata Parasetamol tablet
perminggu adalah 2.500 tablet : 4 = 625 tablet. Misalkan
leadtime diperkirakan 3 minggu = 3 x 625 tablet = 1.875
tablet.
e) Kebutuhan Parasetamol tahun 2019 adalah = b + c + d, yaitu:
30.000 tablet + 6.000 tablet + 1.875 tablet = 37.875 tablet.
f) Rencana kebutuhan Parasetamol untuk tahun 20 20 adalah:
hasil perhitungan kebutuhan (e) – sisa stok = 37.875 tablet –
100 tablet = 37.775 tablet ~ 378 box @ 100 tablet.
Rumus :
A = (B + C+ D) - E
A= Rencana kebutuhan
B = Pemakaian rata-rata x 12 bulan
C = Stok pengaman 10 % – 20 %
D = Waktu tunggu (3 – 4 minggu)
E = Sisa stok
b. Metode morbiditas
Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan
pola penyakit. Faktor yang perlu diperhatikan adalah perkembangan
pola penyakit, waktu tunggu, dan stok pengaman.
Langkah-langkah perhitungan metode morbiditas :
1) Menetapkan pola morbiditas penyakit berdasarkan
kelompok umur
2) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan
prevalensi penyakit.
3) Menyediakan formularium/ standar/ pedoman sediaan
farmasi
4) Menghitung perkiraan kebutuhan sediaan farmasi.
5) Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia.
8
Contoh perhitungan perencanaan kebutuhan obat :
Penggunaan oralit pada penyakit diare akut
Anak-anak
Dik:
1) Satu siklus pengobatan diare diperlukan 10 bungkus oralit
@ 200 ml.
2) Jumlah kasus 10.000 kasus.
Jadi,
Jumlah oralit yang diperlukan= 10.000 kasus x 10 bks =
100.000 bks @ 200ml
Dewasa
Dik: Satu siklus pengobatan diare diperlukan 20 bungkus oralit
@ 200ml. Jumlah kasus 5.000 kasus.
Jadi,
Jumlah oralit yang diperlukan= 5.000 kasus x 20 bks= 100.000
bks @ 200ml. Jumlah kebutuhan garam oralit satu periode=
100.000 + 100.000 = 200.000 bungkus @ 200ml.
c. Evaluasi Perencanaan
1) Kesesuaian perencanaan dengan kebutuhan. Dilakukan
penilaian kesesuaian antara RKO dengan realisasi.
2) Masalah dalam ketersediaan yang terkait dengan perencanaan.
Dilakukan cek silang data dari fasyankes dan data di pemasok.
1) Analisis ABC
Analisis ABC yaitu suatu penamaan yang menunjukkan
peringkat/rangking dimana urutan dimulai dengan yang
terbaik/terbanyak. Analisis ABC mengelompokkan item obat
berdasarkan kebutuhan dananya, yaitu:
a. Kelompok A: Jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar
70% dari jumlah dana obat keseluruhan.
b. Kelompok B: Jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar
20%.
c. Kelompok C: Jenis obat yang jumlah nilai rencana
pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar
10% dari jumlah dana obat keseluruhan.
9
Langkah-langkah menentukan Kelompok A, B dan C:
1. Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk masing-
masing obat dengan cara mengalikan jumlah obat
dengan harga obat.
2. Tentukan peringkat mulai dari yang terbesar dananya
sampai yang terkecil.
3. Hitung persentasenya terhadap total dana yang
dibutuhkan.
4. Hitung akumulasi persennya.
5. Obat kelompok A termasuk dalam akumulasi 70%
6. Obat kelompok B termasuk dalam akumulasi >70%
s/d 90% (menyerap dana ± 20%)
7. Obat kelompok C termasuk dalam akumulasi > 90%
s/d 100% (menyerap dana ± 10%).
2) Analisis VEN
Salah satu cara meningkatkan efisiensi penggunaan dana obat
yang terbatas dengan mengelompokkan obat berdasarkan
manfaat tiap jenis obat terhadap kesehatan. Semua jenis obat
yang tercantum dalam daftar obat dikelompokkan dalam 3
kelompok :
a. Kelompok V (Vital): mampu menyelamatkan jiwa (life
saving). Contoh: obat syok anafilaksis
b. Kelompok E (Esensial): Bekerja pada sumber penyebab
penyakit dan paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan. Contoh : Obat untuk pelayanan kesehatan
pokok (contoh: antidiabetes, analgesik, antikonvulsi),
Obat untuk mengatasi penyakit penyebab kematian
terbesar.
c. Kelompok N (Non Esensial): obat penunjang yaitu obat
yang kerjanya ringan dan biasa dipergunakan untuk
menimbulkan kenyamanan atau untuk mengatasi keluhan
ringan. Contoh: suplemen.
3) Analisis Kombinasi
Jenis obat yang termasuk kategori A dari analisis ABC: benar-
benar jenis obat yang diperlukan untuk penanggulangan
penyakit terbanyak. Statusnya harus E dan sebagian V dari
VEN. Sebaliknya, jenis obat dengan status N harusnya masuk
kategori C. Digunakan untuk menetapkan prioritas untuk
10
pengadaan obat dimana anggaran yang ada tidak sesuai
dengan kebutuhan.
2.4.2 Pengadaan
Pengadaan obat di puskesmas, dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan melakukan permintaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan pengadaan mandiri (pembelian).
1. Permintaan
Sumber penyediaan obat di puskesmas berasal dari Dinas
Kesehatan Kab/Kota (APBD dan APBN) memakai permintaan
kepada dinas menggunakan form LPLPO (Laporan Pemakaian
Laporan Permintaan Obat) dilakukan 2 bulan 1 kali. Jadwal
Puskesmas bihbul yaitu dibulan genap, misal: LPLPO Januari
pengadaan Februari.
2. Pengadaan mandiri
Pengadaan obat secara mandiri oleh Puskesmas dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Obat harus sesuai
dengan Formularium Nasional (FORNAS), Formularium Kab/Kota
dan Formularium Puskesmas. Menggunakan anggaran BLUD.
BLUD yaitu Pengadaan, belanja sendiri puskesmas langsung ke
PBF dengan membuat nota dinas dan harus acc terbebih dahulu
kepada dinas kesehatan Kab/Kota.
11
Alasan harus acc dinas kesehatan Kab/Kota:
a. Puskesmas bihbul dibawah dinas kesehatan Kab/Kota
b. Jika puskesmas beli obat dikhawatirkan dinas memiliki obat
yang sama, misal puskesmas akan membeli obat parasetamol
ternyata dinas ada sehingga puskesmas tidak boleh beli.
Puskesmas diutamaka membeli obat yang tidak ada di dinkes,
missal: vitamin, obat batuk tidak disediakan di dinkes maka
puskesmas boleh beli. Pengadaan obat menggunakan nota dinas
disertai lampiran list obat.
2.4.3 Penerimaan
Apoteker bertanggungjawab untuk memeriksa kesesuaian jenis,
jumlah dan mutu obat pada dokumen penerimaan. Dicatat sumber
anggaran, no faktur. Pemeriksaan mutu meliputi pemeriksaan label,
kemasan. Setiap obat yang diterima harus dicatat jenis, jumlah, nomor
batch dan tanggal kadaluarsanya dalam buku penerimaan dan kartu
stok obat. Fungsi kartu stok adalah pencatatan mutasi obat mulai dari
penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak, dan kedaluwarsa.
2.4.4 Penyimpanan
Tujuan penyimpanan ntuk memelihara mutu sediaan farmasi,
pmenghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga
ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan pengawasan.
1. Aspek umum yang perlu diperhatikan
a. Persediaan obat dan BMHP puskesmas disimpan di gudang
obat yang dilengkapi lemari dan rak –rak penyimpanan obat.
b. Suhu ruang penyimpanan harus dapat menjamin kestabilan
obat.
c. Sediaan farmasi dalam jumlah besar (bulk) disimpan diatas
pallet, teratur dengan memperhatikan tanda-tanda khusus.
d. Penyimpanan sesuai alfabet atau kelas terapi dengan
sistem, First Expired First Out (FEFO) dan First In First Out
(FIFO), high alert dan life saving (obat emergency).
- First In First Out (FIFO): sediaan farmasi yang pertama
masuk atau datang adalah yang pertama harus keluar.
- First Expired Date First Out (FEFO): sediaan farmasi
yang pertama kadaluwarsa harus yang pertama keluar untuk
didistribusikan. Dalam penyusunan sediaan farmasi, yang memiliki
masa kedaluwarsa lebih awal atau yang diterima lebih awal harus
digunakan lebih awal sebab sediaan farmasi yang datang lebih awal
biasanya juga diproduksi lebih awal dan umurnya relatif lebih
tua dan masa kadaluwarsanya mungkin lebih awal.
e. Sediaan psikotropik dan narkotik disimpan dalam lemari
terkunci dan kuncinya dipegang oleh apoteker atau tenaga
teknis kefarmasian yang dikuasakan.
f. Sediaan farmasi dan BMHP yang mudah terbakar, disimpan
di tempat khusus dan terpisah dari obat lain. Contoh : alkohol.
12
g. Lemari pendingin untuk penyimpanan obat tertentu disertai
dengan alat pemantau dan kartu suhu yang diisi setiap harinya.
h. Jika terjadi pemadaman listrik, dilakukan tindakan pengamanan
terhadap obat yang disimpan pada suhu dingin. Sedapat
mungkin, tempat penyimpanan obat termasuk dalam prioritas
yang mendapatkan listrik cadangan.
i. Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat
penyimpanan obat.
b. LASA
LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat-obat yang
memiliki nama, rupa dan ucapan yang mirip dan perlu
diwaspadai agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan
obat (Dispersing Error) oleh Apoteker.
13
c. Narkotika & psikotropika
Obat narkotika, dan psikotropika dibuat laporan SIPNAP yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan karena dinas yang melakukan
pengadaan. Di puskesmas dilakukan pelaporan bulanan ke
dinkes terkait pemakaian obatnya.
d. Obat emergency
Obat emergency adalah obat – obat yang bersifat
life saving atau life threatening beserta alat kesehatan yang
mendukung kondisi emergensi.
2.4.5 Pendistribusian
1) Resep
a. Resep KTP : gratis untuk 3 desa yaitu desa sukamenak, desa
margahayu, dan desa sayati.
b. Resep BPJS
c. Resep Bayar
2) Poli di puskesmas
- Poli Gigi : BMHP
- Poli Laboratorium : BMHP
- Poli UGD : BMHP
- Poli KIA : BMHP
- Poli umum : resep
- Poli TB : resep
2.4.7 Pengendalian
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan
ketersediaan obat dan BMHP. Tujua pengendalian agar obat tidak
terjadi kelebihan dan kekosongan obat dan BMHP di puskesmas.
Pengendalian persediaan obat terdiri dari:
1) Pengendalian ketersediaan
2) Pengendalian penggunaan
14
3) Penanganan ketika terjadi kehilangan, kerusakan, obat ditarik, dan
kadaluwarsa
Pengendalian di puskesmas dilakukan dengan :
1) Kartu stok
Kartu stok menjadi dokumen pengendali, karena setiap obat yang
masuk atau keluar akan dicatat di kartu stok.
2) Stok opname
stock opname merupakan kegiatan pemeriksaan dan perhitungan
secara fisik atas persediaan barang atau perbekalan farmasi yang
terdapat di puskesmas. kegiatan ini dilakukan setiap 1 (satu) bulan
sekali. Tujuan dari stok opname adalah pengendalian persediaan
barang atau perbekalan farmasi atau dapat meminimalisir
pemusnahan. Barang yang rusak, sudah melebihi tanggal
kadaluwarsa dan berubah secara fisik segera dipisahkan.
2.5 Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian meliputi Kajian administratif, kajian farmasetika dan
kajian klinik, untuk tujuan keselamatan dan menjamin kualitas hidup pasien.
Kriteria pasien yang perlu diprioritaskan dalam pelayanan kefarmasian:
1. Pasien pediatrik
2. Pasien geriatrik
3. Pasien polifarmasi
4. Pasien dengan antibiotik
5. Pasien penyakit kronis
6. Pasien yang mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit
7. Pasien dengan gagal organ eliminasi
2.5.3 Konseling
Konseling obat merupakan salah satu metode edukasi pengobatan
secara tatap muka dengan pasien dan/atau keluarganya yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien yang
membuat terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat.
15
2.5.4 Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Pemantauan terapi obat adalah suatu proses mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.
16
2.6 Pelaporan
Pelaporan kefarmasian di puskesmas bihbul meliputi :
1) Obat Generik (yang bagus: 85%)
2) PIO
3) Obat Narkotika dan Psikotropika (penerimaan, pengeluaran dicatat)
4) Obat prekursor (penerimaan, pengeluaran dicatat)
5) OTT (karbamazepin, Trihexyphenidyl)
6) Ketersediaan terhadap formularium
7) Kesesuaian peresepan terhadap formularium
8) POR
9) Jumlah kunjungan resep
10) 10 besar pemakaian obat
11) Laporan ketersediaan obat
12) Indicator ketersediaan obat
13) Berita acara stok opname
14) Pemakaian obat emergency
17
BAB III
TUGAS KHUSUS
Meloxicam Tablet 15 mg
Tablet 300 mg ✓ ✓ ✓
2 ANASTETIK
18
TINGKAT
KELAS NAMA BENTUK
NO
TERAPI GENERIK/PATEN SEDIAAN I II III
Setirizin Tablet 10 mg ✓ ✓ ✓
Sirup 5 mg/5 ✓ ✓ ✓
ml
Kombinasi Sirup 60 ml
Betametason dan
Dexchlorpheniramin
(Hufabetamin/Selest
amin/Dextamin)
4 ANTIDOT DAN OBAT LAIN UNTUK
KERACUNAN
Natrium Bikarbonat Tablet 500 mg ✓ ✓ ✓
5 ANTIEPILEPSI –ANTIKONVULSI
Injeksi 5 ✓ ✓ ✓
mg/ml
Fenobarbital Tablet 30 mg ✓ ✓ ✓
Sirup Kering ✓ ✓ ✓
125 mg/5 ml
19
TINGKAT
KELAS NAMA BENTUK
NO
TERAPI GENERIK/PATEN SEDIAAN I II III
Sirup Kering ✓ ✓ ✓
250 mg/5 ml
Sefadroksil Kapsul 500 mg ✓ ✓ ✓
Sirup Kering ✓ ✓ ✓
125 mg/5 ml
Benzatin Inj 2,4 juta ✓ ✓ ✓
Benzilpenisilin IU/mL (i.m)
6.3 Antibakteri– Tetrasiklin Kapsul 500 mg ✓ ✓ ✓
Tetrasiklin
6.4 Antibakteri – Kotrimoksazol Doen Tablet 480 mg ✓ ✓ ✓
Sulfa I (dewasa)
Trimetoprim Kombinasi ;
Sulfametoksazol 400
mg –Trimetoprim 80
mg
Suspensi 125 ✓ ✓ ✓
mg/5 ml
6.5 Antibakteri– Azitromisin Tablet 500 mg ✓ ✓
Makrolid
Eritromisin Kapsul 500 mg ✓ ✓ ✓
Sirup ✓ ✓ ✓
Kering 200
mg/5 ml
Klindamisin Kapsul 300 mg ✓ ✓ ✓
Paket OAT ✓ ✓ ✓
Anak
Etambutol Tablet 500 mg ✓ ✓ ✓
Krim/Salep ✓ ✓ ✓
20
TINGKAT
KELAS NAMA BENTUK
NO
TERAPI GENERIK/PATEN SEDIAAN I II III
Sirup 125 mg / ✓ ✓ ✓
5 ml
7. ANTIVIRUS
Tablet 400mg ✓ ✓ ✓
Ovula
Oseltamivir Kapsul 75 mg
8. ANTIPARKINSON
21
TINGKAT
KELAS NAMA BENTUK
NO
TERAPI GENERIK/PATEN SEDIAAN I II III
11. DIURETIKA
Furosemida Tablet 40 mg ✓ ✓ ✓
Hidroklortiazid Tablet 25 mg ✓ ✓ ✓
Metilprednisolon Tablet 4 mg ✓ ✓
Prednisolone Tablet 5 mg ✓ ✓ ✓
13. KARDIOVASKULER
Tablet 10 mg ✓ ✓ ✓
Tablet 5 mg ✓ ✓
Hidroklortiazida Tablet 25 mg ✓ ✓ ✓
Tablet 25 mg ✓ ✓ ✓
Nifedipin Tablet 10 mg ✓ ✓
22
TINGKAT
KELAS NAMA BENTUK
NO
TERAPI GENERIK/PATEN SEDIAAN I II III
Kaptopril Tablet 25 mg ✓ ✓ ✓
Acyclovir Krim ✓ ✓
Gentamisin Salep ✓ ✓ ✓
Kombinasi : Jelly
Neomycin + ekstrak
placenta
14.2 Antifungi Mikonazol Salep ✓ ✓ ✓
23
TINGKAT
KELAS NAMA BENTUK
NO
TERAPI GENERIK/PATEN SEDIAAN I II III
Zinc Tablet 20 mg ✓ ✓ ✓
Sirup 20 mg/5 ✓ ✓ ✓
ml
15.2 Parenteral Natrium Klorida Larutan Infus ✓ ✓ ✓
0,9%-500 ml
Ringer Laktat Larutan Infus ✓ ✓ ✓
500 ml
15.3 Lain-lain Aqua Pro Injeksi Larutan 20 ml ✓ ✓ ✓
24
TINGKAT
KELAS NAMA BENTUK
NO
TERAPI GENERIK/PATEN SEDIAAN I II III
17. OKSITOSIK
Omeprazole Kapsul 20 mg ✓ ✓ ✓
Sirup 5 mg/5 ✓ ✓ ✓
ml
Dimenhidrinat Tablet 50 mg ✓ ✓ ✓
Metoklopramid Tablet 10 mg ✓ ✓ ✓
25
TINGKAT
KELAS NAMA BENTUK
NO
TERAPI GENERIK/PATEN SEDIAAN I II III
19.6 Antispasmodik
Kombinasi Tablet
Metampyron,
Belladone extr dan
Papaverin HCl
20. OBAT UNTUK SALURAN NAFAS
Tablet 4 mg ✓ ✓ ✓
Lar. Respirator ✓ ✓ ✓
untuk
nebulizer 2,5
mg
20.2 Ekspektoran Acetylcystein Kapsul 200 mg ✓ ✓ ✓
Ambroxol Tablet 30 mg
Sirup 15 mg/5
mL
Obat Batuk Hitam Cairan 100 mL
(OBH)
20.3 Lain - lain Obat Flu Batuk Sirup 60 ml
Berdahak Kombinasi
: Parasetamol, CTM,
GG, PPA
Obat Flu Kombinasi Kaplet
: Parasetamol, PPA,
CTM
Obat Batuk Herbal Botol 60 mL
Tablet 500 mg
26
TINGKAT
KELAS NAMA BENTUK
NO
TERAPI GENERIK/PATEN SEDIAAN I II III
27
Perhitungan Persentase Peresepan Obat
1. A
A
𝑥 100% =
x
133
= 170 𝑥 100% = 78 %
2. B
B
𝑥 100% =
x
145
= 170 𝑥 100% = 85 %
3. C
C
𝑥 100% =
x
145
= 170 𝑥 100% = 85 %
Keterangan :
- A : Puskesmas
- B : Rumah Sakit
- C : Rumah Sakit
- X : Obat
Persentase peresepan obat yang sesuai dengan formularium nasional yang harus
dicapai menurut indikator World Health Organisation (WHO) adalah 100%.
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
29
DAFTAR PUSTAKA
BPOM, 2021. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 24 Tahun
2021 Tentang Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika,
Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi Di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian.
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 2016.
Direktoral Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2019, Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Dirjen POM.(1995). Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta : Depkes RI
Kementerian Kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2017. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/659/2017 Tentang
Formularium Nasional. Jakarta : Menteri Kesehatan RI.
30
LAMPIRAN 1
TENAGA TEKNIS
KEFARMASIAN
Yayan Suryana, A.Md. Far.
31
LAMPIRAN 2
32
(e) Etiket = Untuk Pasien Hipertensi (f) Etiket = Untuk Pasien Diabetes Melitus
(g) Etiket = Untuk Pasien Kolesterol (h) Etiket = Untuk Pasien Asam Urat
33
2. Etiket Obat Luar (Berwarna Biru)
34
(d) Untuk Tetes Telinga
35
(e) Untuk Ovula
36
(f) Untuk Suppositoria
37
(g) Untuk Herpes
38
LAMPIRAN 3
PUSKESMAS BIHBUL
39
LAMPIRAN 4
40
LAMPIRAN 5
41
LAMPIRAN 6
42
LAMPIRAN 7
43
LAMPIRAN 8
PUSKESMAS BIHBUL
44
LAMPIRAN 9
45
LAMPIRAN 10
46
LAMPIRAN 11
(b)
(a)
Ket :
(a) Tempat Berwarna Putih : Vaksin Covid
(b) Tempat Berwarna Biru : Vaksin Rutin
47
LAMPIRAN 12
48
LAMPIRAN 13
49
LAMPIRAN 14
BERITA ACARA STOK OPNAME & BMHP KADALUWARSA/RUSAK
50
LAMPIRAN 15
LPLPO PUSKESMAS BIHBUL
51
LAMPIRAN 16
PEMBUATAN OBAT RESEP RACIKAN
52
LAMPIRAN 17
OBAT RACIKAN
53
LAMPIRAN 18
RESEP BPJS, RESEP BAYAR, RESEP KTP
Keterangan
(a) = Resep BPJS
(b) = Resep Bayar
(c) = Resep KTP (Desa Margahayu, Desa sukamenak, Desa sayati)
54
LAMPIRAN 19
PELAYANAN INFORMASI OBAT
55