Anda di halaman 1dari 8

MATHEdunesa

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 8 No. 2 Tahun 2019


ISSN :2301-9085

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN


PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

Sukma Choirun Nisa


Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
email : sukmanisa@mhs.unesa.ac.id, sukma.c.nisa@gmail.com

Masriyah
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
email : masriyah@unesa.ac.id

Abstrak
Pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia. Pendidikan dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya
model pembelajaran yang diterapkan. Salah satu model pembelajaran dalam pembelajaran matematika yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Problem Based Learning (PBL). PBL adalah model pembelajaran
yang mendorong peserta didik untuk belajar membangun pengetahuan serta tercipta kerjasama antar
anggota suatu tim dalam menyelesaiakan suatu masalah nyata. Sejalan dengan dengan model pembelajaran,
maka diperlukan pendekatan pembelajaran, yakni pendekatan kontekstual (contextual teaching and
learning (CTL)). CTL adalah konsep pembelajaran yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan
kehidupan nyata siswa agar siswa mampu menerapkannya pada kehidupan sehari-hari siswa. Tujuan dari
penelitian ini mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran oleh guru, aktivitas peserta didik, tes hasil belajar
peserta didik dan respon peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode observasi untuk mendapatkan data pengelolaan pembelajaran oleh guru dan
aktivitas peserta didik, metode tes untuk ketuntasan belajar, dan metode angket untuk mengetahui respon
peserta didik. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan pembelajaran oleh guru pada kategori baik;
aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran dalam kategori aktif; ketuntasan belajar klasikal
peserta didik dengan persentase 87,098%; Respon peserta didik setelah mengikuti pembelajaran adalah
positif.
Kata Kunci: Problem based Learning (PBL), Pendekatan Kontektual

Abstract
Education is a necessity of human life. The success of this learning is influenced by the learning model that
is applied. One of effective learning models in mathematics learning is Problem Based Learning (PBL).
PBL is a learning model that encourages students to learn to build knowledge and create collaboration
between members in groups to solve a real problem. The learning approach used in PBL is a contextual
approach (Contextual Teaching and Learning (CTL)). CTL is a learning concept that emphasizes the
involvement of all students to understand the content of the material provided by the teacher by linking
learning material into the real-life context experienced by students. This is so that students can easily
understand the contents of the material given by the teacher. The purpose of this study was to the activities
of the teacher in managing learning, student activities, tests of student learning outcomes, and student
responses after following the learning. This research is a descriptive research. While the technique of data
collection is done by observation methods, test methods, and questionnaires. The observation method is
carried out to obtain data regarding the management of learning by teachers and student activities. The test
method is done to find out the completeness of learning. The questionnaire method was carried out to
determine student responses after following the learning. The results of the study show that the management
of learning carried out by teachers belongs to the good category; student activities during the study show
active categories; classical learning completeness of students reaches a percentage of 87,098%; The
responses of students after participating in learning are positive.

Keywords: Problem based Learning (PBL) Learning Model, Contextual Approach

428
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN…

dapat menentukan model pembelajaran yang tepat sesuai


PENDAHULUAN dengan materi yang akan dijelaskan kepada peserta didik
Pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia. (Fitryasari & Masriyah, 2016). Pengembangan model
Seperti yang tertuang pada Undang-Undang Dasar 1945 pembelajaran yang tepat bertujuan untuk mendorong
pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa “setiap warga negara peserta didik dapat belajar secara aktif dan menyenangkan
berhak mendapatkan pendidikan yang layak”. Pendidikan sehingga peserta didik dapat meraih hasil belajar
yang layak dapat diperoleh di sekolah maupun di luar maksimal.
sekolah. Pendidikan di sekolah dipengaruhi oleh beberapa Guru harus lebih kreatif dalam memilih model
hal yang salah satunya dipengaruhi model pembelajaran pembelajaran yang akan digunakan saat mengajar di kelas.
yang diterapkan. Model pembelajaran yang diterapkan Dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat maka
sangat berpengaruh pada tingkat penguasaan materi oleh setiap materi pembelajaran akan tersampaikan dengan
peserta didik. Pemilihan model pembelajaran yang tepat baik. Salah satu model pembelajaran yang dapat
dapat membantu peserta didik memahami materi. Salah diterapkan untuk memungkinkan peserta didik aktif di
satu indikator kepahaman peserta didik adalah dalam kelas yaitu Problem Based Learning (PBL). PBL
keberhasilan belajar. Dengan tingkat keberhasilan atau adalah model pembelajaran yang dibentuk agar siswa
pemahaman materi yang dicapai peserta didik merupakan mampu berkolaborasi dengan teman lainnya untuk
indikator kemajuan di bidang pendidikan, baik kemajuan mendapat pengetahuan penting serta ahli dalam
intelektual peserta didik, sekolah maupun tolak ukur memecahkan masalah (Ibrahim dan Nur, 2000).
kemajuan pendidikan bangsa tersebut. Keberhasilan Sejalan dengan dengan model pembelajaran yang
proses belajar mengajar dapat diukur melalui hasil belajar. memadai, maka diperlukan pula pendekatan pembelajaran
Menurut Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang yang tepat. Salah satu pendekatan yang mampu
standar penilaian pendidikan Bab II Pasal 3 Ayat 1 melibatkan peserta didik secara aktif adalah pendekatan
menyatakan penilaian hasil belajar peserta didik pada kontekstual. Pendekatan kontekstual merupakan suatu
pendidikan dasar dan menengah meliputi aspek sikap, sistem pembelajaran yang didasarkan pada penilaian
pengetahuan dan ketrampilan. kognitif, afektif dan psikomotor (Sulianto, 2008).
Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu
tertentu diaggap merupakan tolak ukur kualitas strategi pembelajaran yang menekankan proses
pendidikan. Matematika merupakan salah satu indikator keterlibatan peserta didik untuk menghubungkan materi
kualitas pendidikan. Karena matematika dianggap yang didapat dikelas dengan kehidupan nyata siswa
merupakan dasar dari segala pengetahuan yang ada. (Rosita, 2008).
Namun pada kenyataanya, peserta didik masih Pendekatan kontekstual bukan hanya mendengar
menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran dan mencatat yang disampaikan guru, tetapi mengaitkan
yang membosankan dan sulit. Hal ini terlihat dari beberapa dengan kehidupan nyata yang dialami. Melalui proses ini
hasil evaluasi atau tes yang telah dilakukan pada mata peserta didik tidak hanya mengembangkan aspek
pelajaran matematika yang masih rendah dan juga respon pengetahuan saja, tetapi juga mengembangkan aspek
peserta didik yang masih kesulitan ketika dihadapkan pada ketrampilan. Berdasarkan latar belakang yang telah
soal matematika. Peserta didik cenderung pasif dan malas diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dalam menyelesaikan masalah dan mngerjakan soal yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem
(Isrok’atun, 2018). Peserta didik tidak maksimal dalam Based Learning dengan Pendekatan Kontekstual Dalam
menyelesaikan permasalahan. Masalah merupakan suatu Menyelesaikan Masalah Matematika.
situasi (pertanyaan) yang dihadapi individu atau kelompok Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
ketika mereka tidak mempunyai prosedur untuk penerapan model PBL dengan pendekatan CTL dalam
menentukan jawabannya. Sedangkan pemecahan masalah menyelesaikan masalah matematika yang dilihat dari
adalah suatu proses untuk mengatasi kendala ketika empat aspek berikut.
jawaban atau metode belum tampak (Siswono,2008) 1. Pengelolaan pembelajaran oleh guru
Hasil pengamatan terhadap beberapa RPP yang 2. Aktivitas peserta didik selama mengikuti
telah digunakan menunjukan bahwa guru belum maksimal pembelajaran.
dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran maupun 3. Hasil belajar setelah menerapakan model PBL
pemilihan masalah yang kurang luas, kurang relevan dengan pendekatan CTL
dengan konteks pembelajaran dapatmenyebabkan tidak 4. Respon peserta didiksetelah mengikuti
tercapainya tujuan pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran.
pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
memilih model pembelajaran yang diterapkan. Guru harus

429
Volume 8 No. 2 Tahun 2019, Hal 428-435

METODE a. Menghitung frekuensi hasil pengamatan aktivitas


Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. peserta didik tiap indikator.
Penelitian dilaksanakan pada semester akhir tahun b. Menghitung persentase frekuensi hasil pengamatan
pelajaran 2018/2019 di kelas VIII-F SMPN I Ngronggot aktivitas peserta didik tiap indikator sebagai berikut.
Nganjuk. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas
VIII-F dan guru matematika. Rancangan penelitiain yang =
digunakan adalah One Shoot Case Study (Arikunto, 2013). Jumlah seluruh indikator teramati pada pertemuan itu.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam × 100 %
penelitian ini adalah sebagai berikut. c. Menghitung frekuensi total (P) yang relevan
1. Observasi selama pertemuan dengan menggunakan acuan
Observasi (pengamatan) digunakan untuk konversi methods of grading in Summative
mengamati pengelolaan pembelajaran oleh guru dan Evaluation daro Bloom, Madaus & Hastings dan
aktivitas peserta didik selama menerapkan model menginterpretasikan ke dalam Tabel 2. berikut.
PBL dengan pendekatan CTL dalam menyelesaikan Tabel 2 Interpretasi Rata-rata aktivitas Peserta
masalah matematika. Pengamatan dilakukan oleh didik
dua orang pengamat. Persentase Aktivitas Kategori
2. Tes Peserta diidik
< 60 % Tidak Aktif
Tes diberikan kepada peserta didik pada pertemuan
60 % ≤ < 70 % Kurang aktif
ketiga setelah mengikuti pembelajaran model PBL
70 % ≤ < 80 % Sedang
dengan pendekatan CTL dalam menyelesaikan
80 % ≤ ≤ 90 % Aktif
masalah matematika. Soal tes terdiri dari 2
≥ 90 % Sangat aktif
permasalahan uraian.
3. Angket Respon (Ratumanan:2003)
3. Analisis Data tentang Hasil Belajar
Angket diberikan setelah proses pembelajaran dan
Hasil belajar yang didapat melalui tes dianalisis
pengerjaan soal tes hasil belajar. Angket dibuat
dengan menghitung ketuntasan belajarr dengan cara
untuk mengetahui pendapat peserta didik mengenai
mengambil skor tes di akhir. Peserta didik dikatakan tuntas
penerapan pembelajaran selama mengikuti proses
belajar apabila memperoleh nilai minimal 75. Data tentang
belajar mengajar menggunakan PBL dengan
ketuntasan belajar dianalisis dengan cara:
pendekatan CTL.
Ketuntasan belajar klasikal =
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagi berikut. × 100%
1. Pengelolaan Pembelajaran oleh Guru 4. Analisis Data tentang Respon Peserta didik
Pengelolaan pembelajaran oleh guru dianalisis Data tentang respon peserta didik diperoleh dari
dengan cara: angket dan dianalisis dengan cara:
a. Memberi skor di tiap indikator dengan pada setiap a. Menetapkan nilai butir untuk kategori jawaban
pertemuan dengan menggunakan skala Likert (Masriyah, 2018)
b. Menghitung modus setiap aspek guru dalam b. Mengitung jumlah responden (peserta didik) yang
mengelola pembelajaran pada tiap pertemuan. memilih tiap butir pernyataaan.
c. Mengkonversikan nilai modus dengan kategori c. Menghitung nilai respon peserta didik dengan cara:
sebagai berikut. NRS = skor pilihan jawaban × ∑ .(jumlah
responden)
Tabel 1. Kategori Penilaian Kemampuan Guru dalam
d. Menghitung jumlah NRS peserta didik untuk tiap
mengelola Pembelajaran
butir dengan rumus berikut.
Nilai modus Kategori
= ∑ = jumlah nilai respon
1,0 ≤ < 2,0 Kurang
peserta didik
2,0 ≤ < 3,0 Cukup
e. Menghitung persentase nilai respon peserta didik
3,0 ≤ < 4,0 Baik
dengan cara:
= 4,0 Sangat baik
(Masriyah, 2018) % = × 100%
2. Analisis Data tentang Aktivitas Peserta didik Keterangan:
Aktivitas peserta didik dianalisis dengan cara: % NRS = Persentase nilai respon peserta didik NRS

430
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN…

NRS maksimum= × Skor M


skor pilihan terbaik Penga o
f. Menentukan kategori persentase nilai respon peserta Aspek mat d
didik untuk setiap butir pernyataan. ke- u
Peserta didik akan memberikan respon positif apabila 1 2 s
persentase NRS siswa pada interval 50%-100%, dan 10. Mengatasi masalah (*apabila 4 4 4
pada kategori negatif apabila NRS pada interval 0%- terjadi selama proses
50% (Arikunto, 2013). pembelajaran)
Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan
karya
HASIL DAN PEMBAHASAN
11. Membantu peserta didik 4 3 3
Penelitian dilaksanakan di kelas VIII-F SMP Negeri menyiapkan laporan hasil
I Ngronggot Nganjuk yaitu pada tanggal 5, 8 dan 12 Maret diskusi kelompok
2019. 12. Membimbing presentasi 3 4 3
Pengelolaan Pembelajarn oleh Guru hasil diskusi kelompok
Hasil pengamatan terhadap pengelolaan Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi
pembelajaran oleh guru selama dua kali pertemuan proses pemecahan masalah
dihitung modus pada ttiap pernyataan agar dapat 13. Mengevaluasi jawaban 3 4 3
kelompok penyaji serta
menetukan kategori yang sesuai.
tanggapan dari peserta didik
Tabel 3 Hasil dan Analisis Data Pengelolaan yang lain.
Pembelajaran oleh Guru Pertemuan 1 14. Memberikan penjelasan 3 4 3
Skor M tambahan (*apabila ada yang
Per Penga o belum dipahami).
tem Aspek mat d Penutup
uan ke- us 15. Membimbing peserta didik 4 4 4
1 2 membuat rangkuman atau
1 Pendahuluan kesimpulan hasil
1. Menyampaikan apersepsi 3 3 3 pembelajaran
2. Menyampaikan tujuan 4 3 3 4 3 3
16. Melakukan refleksi
pembelajaran
mengenai jalannya
3. Menyampaikan manfaat 4 4 4 diskusi/pembelajaran yang
pembelajaran (memotivasi telah dilaksanakan
peserta didik)
4 4 4
Inti 17. Menyampaikan rencana
Tahap 1: Orientasi peserta didik kepada pembelajaran pada
masalah pertemuan selanjutnya
4 4 4 Modus pertemuan 1 = 3
4. Menyampaikan garis besar Kategori pengelolaan pembelajaran = Baik
masalah yang diberikan
5. Memberi kesempatan 3 4 3
Tabel 4 Hasil dan Analisis Data Pengelolaan
kesempatan pada peserta
Pembelajaran oleh Guru Pertemuan 2
didik untuk mengajukan
pertanyaan yang terkait M
dengan masalah. Skor
o
Tahap 2: Mengorganisasikan peserta didik Per Penga
d
6. Membentuk kelompok 4 4 4 tem Aspek mat
u
belajar. uan ke-
s
3 3 3 1 2
7. Membagikan LKPD
8. Menyampaikan aturan dalam 4 3 3 2 Pendahuluan
diskusi kelompok dan 1. Menyampaikan apersepsi 3 4 3
penyajian/presentasi hasil 2. Menyampaikan tujuan 3 3 3
diskusi. pembelajaran
Tahap 3: Membimbing penyelidikan individu 3. Menyampaikan manfaat 3 4 3
dan kelompok pembelajaran (memotivasi
9. Mengobservasi dan 4 3 3 peserta didik)
berinteraksi dengan Inti
kelompok Tahap 1: Orientasi peserta didik kepada
masalah

431
Volume 8 No. 2 Tahun 2019, Hal 428-435

Skor M Berdasarkan data yang dieroleh, dapat diketahui


Penga o nilai modus pengelolaan pembelajaran oleh guru
Aspek mat d menggunakan PBL dengan pendekatan CTL pada
ke- u pertemuan pertama dan kedua adalah 3 atau termasuk
1 2 s kategori baik pada interval 3,0 ≤ < 4,0. Dengan
4 3 3 demikian, dapat disimpulkan bahwa guru dapat dengan
4. Menyampaikan garis besar
masalah yang diberikan baik mengelola pembelajaran menggunakan PBL dengan
5. Memberi kesempatan 4 4 4 pendekatan CTL.
kesempatan pada peserta Aktivitas Perserta Didik
didik untuk mengajukan Aktivitas peserta didik diamati selama penerapan PBL
pertanyaan yang terkait
dengan pendekatan CTL dalam menyelesaikan masalh
dengan masalah.
matematika pada pertemuan ke-1 dan ke-2. Pengamatan
Tahap 2: Mengorganisasikan peserta didik
6. Membentuk kelompok 3 3 3 ditujukan pada 4 orang peserta didik secara acak. Hasil
belajar. pengamatan aktivitas peserta didik selama pembelajaran
3 4 3 PBL dengan pendekatan CTL dalam menyelesaiakn
7. Membagikan LKPD
masalah matematika disajikan sebagai berikur.
8. Menyampaikan aturan 3 4 3
dalam diskusi kelompok
dan penyajian/presentasi Tabel 5 Hasil dan Analisis data Pengamatan
hasil diskusi. Aktivitas Peserta Didik
Tahap 3: Membimbing penyelidikan Pertemuan ke-
individu dan kelompok N
Aspek aktivitas Rata
9. Mengobservasi dan 3 4 3 o
peserta didik F % F % -rata
berinteraksi dengan .
%
kelompok 1 Memberikan
10. Mengatasi masalah 3 4 3 tanggapan terkait 7. 5. 8. 8.20
(*apabila terjadi selama 5
permasalahan yang 81 5 59
proses pembelajaran) disajikan oleh guru
Tahap 4: Mengembangkan dan 2 Membentuk
menyajikan karya 6. 6. 6.25
kelompok sesuai 4 4
11. Membantu peserta didik 4 4 4 25 25
dengan perintah guru
menyiapkan laporan hasil 3 Melakukan 32 39
diskusi kelompok 35.94
penyelidikan mandiri 21 .8 25 .0
12. Membimbing presentasi 3 3 3 atau berkelompok 1 6
hasil diskusi kelompok 4 Memberikan
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi pertanyaan pada guru
proses pemecahan masalah apabila mengalami 14 17
11
13. Mengevaluasi jawaban 4 4 4 kesulitan dalam 9 .0 .9 16.02
.5
kelompok penyaji serta menyelesaikan 6 7
tanggapan dari peserta permaslahan yang
didik yang lain. disajikan
14. Memberikan penjelasan 4 3 3 5 Mempresentasikan
tambahan dan menjelaskan hasil 3. 1.
2 1 2.34
Penutup diskusi tugas 13 56
15. Membimbing peserta didik 3 3 3 kelompok
membuat rangkuman atau 6 Menanggapi
kesimpulan hasil pertanyaan atau 15
3.
pembelajaran pendapat peserta 10 .6 2 9.38
13
3 3 3 didik lain. 3
16. Melakukan refleksi
mengenai jalannya
7 Menyimpulkan
diskusi/pembelajaran yang
materi atau
telah dilaksanakan
pembelajaran yang
3 3 3 didapat selama 3. 7.
17. Menyampaikan rencana 2 5 5.47
pembelajaran pada pemecahan masalah 13 81
pertemuan selanjutnya
Modus Pertemuan 2 = 3
Kategori pengelolaan pembelajaran = baik

432
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN…

Pertemuan ke- No Nama Nilai Keterangan


N
Aspek aktivitas Rata 19. MW 78 Memenuhi
o
peserta didik F % F % -rata 20. MNH 78 Memenuhi
.
(%) 21. NF 78 Memenuhi
8 Melakukan kegiatan 22. NAS 83 Memenuhi
yang tidak relevan 23. PCA 78 Memenuhi
dengan pembelajaran 12 13 24. PST 65 Tidak Memenuhi
8.
misalnya tidur, 8 .5 .2 12.89 25. RS 55 Tidak Memenuhi
5
makan, membuat 0 8 26. SNPF 83 Tidak Memenuhi
gaduh di kelas dan 27. TRN 78 Memenuhi
sebagainya. 28. WAG 78 Memenuhi
Persentase Aktivitas Relevan 83.6 29. YTP 78 Memenuhi
Keterangan Tabel: 30. Z 78 Memenuhi
F : Frekuensi 31. ZPA 78 Memenuhi
Dari Tabel 4.4. diatas didapatkan jumlah persentase Terdapat 27 peserta didik mendapatkan nilai lebih
yang relevan dengan pembelajaran sebesar 83,6%. dari 75 dan dinyatakan tuntas serta 4 peserta didik
Aktivitas peserta didik yang paling dominan selama dua mendapatkan nilai kurang dari 75 dan dinyatakan tidak
kali pertemuan ialah melakukan penyelidikan mandiri atau tuntas. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
kelompok dengan perolehan persentase rata-rata adalah pembelajaran menggunakan PBL dengan pendekatan CTL
35.94 %. Karena pada dasarnya PBL menekankan pada dikatakan baik karena ketuntasan belajar klasikal
aktivitas penyelidikan secara berkelompok. Kegiatan ini mencapai 87,098%.
dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan Respon Peserta Didik
permasalahan yang disajikan. Sedangkan perolehan Respon peserta didik diperoleh dari angket yang
persentase rata-rata untuk aktivitas peserta didik yang dibbagikan ke peserta didik di pertemuan ketiga setelah tes
tidak relevan misalnya tidur, makan, membuat gaduh di belajar selesai dilaksanakan. Berikut adalah analisis data
kelas dan sebagainya sebesar 12.89%. Dengan demikian hasil respon.
dapat disimpulkan peserta didik aktif dalam proses belajar Tabel 7. Data Hasil Angket Respon
mengajar menggunakan PBL dengan pendekatan CTL
dlam menyelesaiakna maslah matematika. % Kateg
No Pernyataan NRS
Hasil Belajar Peserta Didik NRS ori
Skor tes yang diperoleh merupakan hasil blajar 1 Setelah mengikuti 59 70.24 Baik
(+) pembelajaran
setalah pelaksanaan pembelajaran model PBL dengan matematika dengan
pendekatan CTL pada materi luas permukaan dan volume materi luas
balok. Tes dilaksanakan pada pertemuan ketiga. Skor tes permukaan dan
disajikan dalam tabel berikut. volume balok, saya
Tabel 6. Data Hasil Belajar merasa lebih mudah
memahami materi
No. Nama Nilai Keterangan tersebut
1. AER 75 Memenuhi 2 Saya merasa tidak 57 67.86 Baik
2. AM 78 Memenuhi (-) nyaman dengan
3. ANR 78 Memenuhi suasana di kelas saat
4. AO 78 Memenuhi pembelajaran
5. BRP 78 Memenuhi matematika materi
6. BS 78 Memenuhi luas permukaan dan
7. CD 78 Memenuhi volume balok
8. DLMJ 78 Memenuhi 3 Pembelajaran 50 59.52 Baik
9. DJI 78 Memenuhi (-) matematika materi
10. FGYS 78 Memenuhi luas permukaan dan
11. GR 78 Memenuhi volume balok yang
dilaksanakan tidak
12. GNP 80 Memenuhi
efektif
13. HWA 80 Memenuhi
4 Pembelajaran 54 64.29 Baik
14. HHK 80 Memenuhi
(+) matematika materi
15. JP 78 Memenuhi
luas permukaan dan
16. MFFA 43 Tidak Memenuhi volume balok yang
17. MLS 78 Memenuhi dilaksanakan terasa
18. MYAP 78 Memenuhi menyenangkan

433
Volume 8 No. 2 Tahun 2019, Hal 428-435

% Kateg 3. Ketuntasan belajar klasikal dalam kelas VIII-C


No Pernyataan NRS
NRS ori setelah mengikuti pembelajaran matematika
5 Saya tidak berminat 61 72.62 Baik menggunakan PBL dengan pendekatan CTL dalam
(-) mengikuti menyelesaikan masalah matematika dikatakan tuntas
pembelajaran
karena mencapai persentase sebesar 87.098%.
matematika materi
luas permukaan dan 4. Respon peserta didik setelah mengikuti proses blajar
volume balok, dan mengajar matematika menggunakan PBL
karena suasana kelas dengan pendekatan CTL pada materi luas permukaan
tidak kondusif dan volume balok dikatakan positif.
6 Guru tidak 61 72.62 Baik Saran
(-) membantu saya Setelah dilakukan penelitian mengenai penerapan
selama pembelajaran
model pembelajaran PBL dengan pendekatan CTL dalam
matematika materi
luas permukaan dan menyelesaikan masalah matematika di kelas VIII-F SMP
volume balok Negeri I Ngronggot, peneliti memberikan saran sebagai
7 Saya tidak 43 51.19 Baik berikut.
(+) mengalami kesulitan 1. Sebaiknya dilakukan pengecekan secara keseluruhan
dalam terhadap LKPD yang akan digunakan terkait konten
menyelesaikan dalam hal ini masalah yang disajikan maupun
masalah yang
pemilihan kata yang akan digunakan agar sesuai
diberikan saat
pembelajaran dengan karakteristik permasalahan PBL dengan
matematika materi pendekatan CTL.
luas permukaan dan 2. Pada alternatif jawaban LKPD terdapat kesalahan
volume balok pada desain bangunan, karena tidak menggunakan
8 Pembelajaran 51 60.71 Baik ukuran dalam bentuk skala. Apabila perintah pada
(+) matematika materi permasalahan adalah membuat desain rumah
luas permukaan dan
seharusnya pada alternatif jawaban desain rumah
volume balok sangat
menarik dalam bentuk skala dan peran guru dalam mengelola
Keterangan: pembelajaran mengarahkan siswa untuk membuat
(+) : Pernyataan positif (favourable) desain rumah dalam bentuk skala.
(-) : Pernyataan negatif (unfavaorable) 3. Indikator yang dibuat pada RPP tidak disesuaikan
Berdasarkan Tabel 4.6 dari delapan pernyataan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.
dalam angket respon, keseluruhan pernyataan Sebaiknya sebelum membuat indikator dari
mendapatkan respon baik dari peserta didik. Dari data di
Kompetensi dasar yang akan digunakan, guru harus
atas, diketahui bahwa dari delapan pernyataan angket
respon terdapat 100% kategori baik pada pernyataan yang mengecek apakah indikator yang dibuat sesuai
disediakan. Dengan demikian, karena terdapat 100% dengan alokasi waktu yang telah ditentukan pada
pernyataan berkategori baik maka respon peserta didik silabus.
pada pembelajaran menggunakan PBL dengan pendekatan 4. Sebaiknya model pembelajaran PBL dan pendekatan
CTL adalah positif. CTL diterapkan guru sebagai salah satu pilihan untuk
belajar mengajar. Akan lebih baik, apabila guru
PENUTUP
mampu memilih materi yang tepat agar model PBL
Simpulan
dengan pendekatan CTL dapat diterapkan secara
Berdasarkan hasil analisis dan pembahsan yang
maksimal dalam menyelesaikan masalah
dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa Penerapan PBL
matematika.
dengan pendekatan CTL dalam menyelesaikan masalah
5. Guru sebaiknya memberikan kontrol maksimal jika
matematika dilihat berdasarkan 4 (empat) aspek yaitu:
perlu teguran agar tidak terdapat peserta didik yang
1. Pengelolaan pembelajaran oleh guru menggunakan
berperilaku tidak relevan seperti gaduh dalam kelas
PBL dengan pendekatan CTL dalam menyelesaikan
dan mendiskusikan hal di luar topik pembelajaran
masalah matematika mendapatkan nilai modus 3 dan
saat pembelajaran berlangsung.
termasuk dalam kategori baik.
6. Pada saat melakukan refleksi pembelajaran, guru
2. Aktivitas peserta didik yang relevan menggunakan
sebaiknya memberikan penekanan pada peserta didik
PBL dengan pendekatan CTL dalam menyelesaikan
terkait dengan cara penyelesaian masalah agar tidak
masalah matematika sebesar 83.6% dan tergolong
terjadi kesalahpahaman pada peserta didik. Dalam
kategori aktif.
hal ini, refleksi dapat berupa memberikan

434
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN…

pemahaman ulang terkait cara penyelesaian masalah


yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Fitryasari dan Masriyah. 2016. “Penerapan Model
Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing)
Pada Materi Volume Kubus dan Balok di kelas VIII
SMP Negeri 1 Krian”. Jurnal Ilmiah pendidikan
Matematika. Vol. 2 (5): hal. 65.
Ibrahim, Muslimin dan Mohamad Nur. 2000.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:
UNESA-University Press
Isrok’atun dan Amelia Rosmala. 2018. Model-model
Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Masriyah. 2018. Assesmen: Proses dan Hasil Belajar.
Surabaya: UNESA-University Press
Raturmanan, T.G. 2003. Evaluasi Hasil Belajar yang
relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Surabaya: Surabaya: Unesa University Press
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2008. Model Pembelajaran
Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan
Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif. Surabaya: Unesa University Press.
Sulianto, Joko. 2008. “Pendekatan Kontekstual Dalam
Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan
Berpikir Kritis Pada Peserta didik Sekolah Dasar”.
Jurnal Pendidikan matematika. Vol. 4 (2): hal. 16.
Rosita. 2015. “Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam
Peningkatan Pembelajaran Ipa Peserta didik Kelas
VI SDN 2 Kalirejo Kecamatan Karanggayam
Tahun Ajaran 2014/2015”. Jurnal Pendidikan
Matematika dan Sains. Vol. 3 (5): hal 546-547

435

Anda mungkin juga menyukai