Anda di halaman 1dari 10

Jurnal_ep, Vol. 11 No.

1, Maret 2021

ANALISIS KEINTEGRASIAN MUATAN PELAJARAN SEKOLAH


DASARKELAS II TEMA KEBERSAMAAN DALAM IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013

I.K.A. Darmawan1 , N. Dantes2 , A.A.I.N. Marhaeni3


123
Program Studi Pendidikan Dasar
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: darmawanaria45@gmail.com1, dantes@undiksha.ac.id2,


ngr.marhaeni@undiksha.ac.id3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskrepsikan keintegrasian materi pembelajaran,
rancangan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, rancangan penilaian, serta rancangan media dan
sumber belajar di buku guru dan buku siswa sekolah dasar kelas II tema kebersamaan. Penelitian ini
memggunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi.
Analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil penelitian yaitu: 1) terdapat keintegrasian pada
materi pembelajaran dengan tingkat keintegrasian sangat baik sebesar 93,0% dengan kasifikasi
intradisipliner; 2) terdapat keintegrasian pada rancangan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
dengan tingkat keintegrasian baik sebesar 81,0% dengan kasilfikasi intradisipliner; 3) terdapat
keintegrasian pada rancangan penilaian dengan tingkat keintegrasian baik sebesar 78,0% dengan
klasifikasi intradisipliner; 4) terdapat keintegrasian pada rancangan media dan sumber belajar dengan
tingkat keintegrasian sangat baik sebesar 90,0% dengan klasifikasi intradisipliner dengan demikian
analisi keintegrasian ini pada keempat komponen sudah baik seta dapat diimplementasikan di sekolah
dasar.

Kata kunci: Keintegrasian; Kurikulum 2013; Muatan Pelajaran

Abstract
This study aims to identify and describe the integration of learning materials, the design of thesteps
of learning activities, the design of assessment, as well as the design of media and learning resources in
the teacher's book and the book of elementary school students in class II together themes. This
research uses descriptive qualitative. Data collection techniques using the documentation method.
Analysis of the data used is data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
Based on data analysis, the results of the study are as follows:1) there is integration in learning material
with an excellent integration level of 93.0% with intradisciplinary verification;2) there is integration in the
design of the steps of learning activities with a good integration rate of 81.0% with intradisciplinary
qualifications;3) there is integration in the assessment design with good integration level of 78.0% with
intradisciplinary classification;4) there is integration in media design and learning resources with a very
good level of integration of 90.0% with intradisciplinary classification so that this integration analysis on
the four components is good and can be implemented in primary schools.

Keywords: Integration; 2013 Curriculum; Learning Content

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 32


Jurnal_ep, Vol. 11 No. 1, Maret 2021

PENDAHULUAN dikembangkan didasarkan pada prinsip


Penerapan kurikulum 2013 yang akumulatif saling memperkuat (reinforced)
sudah memasuki tahun ke 3 untuk revisi dan memperkaya (enriched) antar mata
kedua, masih banyak guru yang belum pelajaran dan jenjang pendidikan
bisa menerapkan kurikulum ini dengan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat
baik. Workshop dan pelatihan terus diikuti oleh kompetensi inti. (7). Silabus
guru baik lewat forum forum KKG dan dikembangkan sebagai rancangan belajar
yang lainnya. Penguasaan informasi untuk satu tema (SD). Dalam silabus
teknologi (IT) merupakan salah satu dari tercantum seluruh KD untuk tema atau
sekian tantangan guru dalam mata pelajaran di kelas tersebut. (8).
melaksanakan kurikulum ini. Disamping itu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
kemampuan dan kemauan guru untuk dikembangkan dari setiap KD yang untuk
menganalisis materi pembelajaran masih mata pelajaran dan kelas tersebut.
sangat rendah ditambah waktu yang Pembelajaran tematik adalah model
tersedia dan tugas-tugas lain yang pembelajaran yang memadukan sistem
dibebankan kepada guru sangatlah pembelajaran yang memberikan
banyak. Tantangan yang dihadapi guru kesempatan kepada siswa baik individu
sangat banyak sehingga kesiapan guru maupun kelompok mengembangkan
dalam menerapkan kurikulum ini masih potensinya dalam menggali dan
sangat kurang. Analisis yang dilakukan menemukan konsep dan .prinsip-prinsip
guru baru sebatas kemunculan keilmuan secara efektif, autentik dan
kompetensi dasar dan indikator. bermakna. Pengintegrasian materi,
Sementara analisis yang lebih mendalam kegiatan pembelajaran, media/ sumber
yang berkaitan prinsisp dasar dari belajar dan penilaian intra dan antar
kurikulum ini jadi terabaikan. Jika hal ini muatan pelajaran merupakan
dibiarkan maka penerapan kurikulum 2013 pembelajaran tematik yang integratif.
tidak akan pernah menunjukkan hasil yang Integrasi tidak hanya pada materi tetapi
memuaskan dan ini akan berdampak pada juga pada kegiatan pembelajaran, sumber
potret pendidikan Indonesia. dan media pembelajaran serta pada
Terdapat delapan karakteristik penilaian. Dengan pembelajaran tematik
Kurikulum 2013 yaitu: (1). Isi atau integratif memberikan pengetahuan yang
kontennya dinyatakan dalam bentuk saling mendukung, utuh, menyeluruh, dan
Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan berkesinambungan untuk siswa.
dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Penerapan penilaian otentik juga
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran. menghasilkan penilaian terhadap
(2). Kompetensi Inti (KI) merupakan ketercapaian indikator secara nyata dan
gambaran secara kategorial mengenai obyektif.
kompetensi dalam aspek sikap, Trianto, (dalam Murfiah, 2017)
pengetahuan, dan keterampilan yang berpendapat bahwa melalui pembelajaran
harus dipelajari peserta didik untuk suatu terpadu ini beberapa konsep yang relevan
jenjang. (3). Kompetensi Dasar (KD) untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas
merupakan kompetensi yang dipelajari berulang kali dalam bidang kajian yang
peserta didik untuk suatu tema untuk berbeda, sehingga penggunaan waktu
SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas untuk pembahasannya lebih efisien dan
tertentu. (4). Kompetensi Inti dan pencapaian tujuan pembelajaran juga
Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan diharapkan akan lebih efektif. Sedangkan
menengah diutamakan pada ranah sikap Murfiah (2017) mengatakan bahwa
sedangkan pada jenjang pendidikan Pembelajaran terpadu sangat sederhana
menengah berimbang antara sikap dan jika diterapkan dalam sekolah
kemampuan intelektual. (5). Kompetensi dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), dalam
Inti menjadi unsur organisatoris, materi yang dikembangkan atau mata
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan pelajaran yang dikembangkan
proses pembelajaran dikembangkan untuk memerlukan pendekatan yang terpadu
mencapai kompetensi dalam Kompetensi sebagai acuan dasar untuk membentuk
Inti. (6). Kompetensi Dasar yang sebuah tema, pada sekolah

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 33


Jurnal_ep, Vol. 11 No. 1, Maret 2021

dasar/madrasah ibtidaiyah terhubung oleh sebuah bingkai atau


memungkinkannya dengan pendekatan frame. Topik atau mata pelajaran terpisah,
tematik tersebut. Bahkan, kompetensi inti namun dapat dihubungkan dengan
kelas I menyeimbangkan kompetensi sebuah bingkai konsep yang menaungi
sikap, keterampilan dan pengetahuan. topik atau mata pelajaran tersebut, 5)
Standar kompetensi lulusan pada ranah model shared melihat kurikulum
sikap pribadi yang beriman, berakhlak menggunakan binoculars,
mulia, percaya diri, dan bertanggung menghubungkan dua mata pelajaran
jawab dalam berinteraksi efektif dengan secara bersama untuk melihat sebuah
lingkungan sosial, alam sekitar serta dunia topik. Keterhubungan antar dua mata
dan peradabannya dengan cara pelajaran diorganisasi sehingga dapat
menerima, menjalankan, menghargai, dilakukan proses pembelajaran secara
menghayati dan mengamalkan. Standar bersama-sama, 6) model webbed atau
kompetensi lulusan ranah keterampilan jaring laba-laba melihat kurikulum
memiliki pribadi yang berkemampuan pikir menggunakan teleskop, menangkap
dan tindak yang efektif dan kreatif dalam konstelasi pembuka dari mata pelajaran,
ranah abstrak dan konkret dengan yang membentuk sebuah tema. Tema
caramengamati, menanya, mencoba, yang ditentukan menjadi langkah awal
mengolah, menyaji, menalar dan dalam melakukan pembelajaran. Indikator
mencipta. masing-masing kompetensi ilmu dan
Menurut Fogarty (dalam Trisdiono, pengetahuan terjabarkan dari tema
1991) terdapat sepuluh model kurikulum tersebut, 7) model treaded melihat
terpadu (integrated curriculum) dimulai kurikulum dengan menggunakan kaca
dari eksplorasi dengan mata pelajaran pembesar (magnifying glass). Ide besar
tunggal (within single disciplines) yaitu, 1) diperbesar melalui semua isi dengan
model fragmented model ini merupakan pendekatan kurikulum-meta
model penggalan, yaitu memandang (metacurricular). Model ini
kurikulum dalam penggalan-penggalan menggabungkan ketrampilan berpikir,
mata pelajaran terpisah. Tipikalnya ketrampilan sosial, ketrampilan belajar,
kurikulum terbagi dalam pelajaran utama mengelola grafik, teknologi, dan
yaitu matematika, sains, bahasa, dan ilmu pendekatan kecerdasan ganda (multiple
sosial. Pendekatan fragmented dilakukan intellegences), 8) model Integrated
untuk memadukan konsep-konsep dan (terpadu) melihat kurikulum menggunakan
kompetensi dalam satu mata pelajaran. kaleidoskop. Topik interdisiplin (antar mata
Antar kompetensi dipelajari secara pelajaran) ditata kembali diantara konsep
bersamaan. Kompetensi mendengar, yang sama/mirip dan munculnya pola dan
membaca, dan menulis dalam pelajaran rancangan. Melalui pendekatan antar
bahasa dilakukan secara bersamaan, 2) matapelajaran, model integrated
model connected (terhubung) memandang memadukan/mencampurkan empat mata
mata pelajaran dengan menggunakan pelajaran utama dengan menemukan
kaca pembesar (opera glass, kaca persamaan ketrampilan, konsep, dan
pembesar yang dipakai oleh penonton sikap pada keseluruhannya, 9) model
opera yang hanya satu lensa), immersed melihat kurikulum
menyediakan secara detil, seluk menggunakan mikroskop. Melalui cara
beluk/rinci, dan interkoneksi dalam satu masing-masing keseluruhan konten
mata pelajaran, 3) model nested atau disaring dengan menggunakan lensa
model sarang memandang kurikulum dari ketertarikan dan keahlian yang dimiliki.
tiga dimensional kaca baca, sasaran Dengan menggunakan model ini,
dimensi ganda dari pembelajaran. Tujuan pebelajar sedikit atau sama sekali tidak
pembelajaran tidak hanya pada mata ada intervensi atau bantuan dari pihak
pelajaran semata, namun ada beberapa luar, dan 10) model networked atau
pemahaman dan/atau ketrampilan yang jejaring melihat kurikulum menggunakan
terkuasai, 4) model sequenced melihat prisma. Menciptakan dimensi dan
kurikulum menggunakan kaca-mata, lensa pengarahan ganda terhadap fokus,
terbagi dalam dua bagian, namun

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 34


Jurnal_ep, Vol. 11 No. 1, Maret 2021

dengan menggunakan berbagai cara keterampilan pada bidang studi yang


eksplorasi dan eksplanasi. terintegrasi dalam topik lintas-kurikuler,
Forgarty (dalam Prastowo Andi, tema, isu, atau ide-ide besar; 4)
2019: 47-51) karakteristik pengintegrasian kebermaknaan personal dan sosial siswa
tersebut dilakukan melalui pendekatan ditingkatkan dengan integrasi kognitif,
intradisipliner, multidisipliner, afektif, dan sosial domain dengan
interdisipliner, dan transdisipliner. pengetahuan dan keterampilan bidang
1. Karakteristik Pendekatan studi.
Intradisipliner. 4. Karakteristik Pendekatan
Karakteristik pendekatan Transdisipliner.
intradisipliner setidak-tidakanya ada empat Karakteristik pendekatan
jenis sbagai berikut: 1) pengetahuan dan mutidisipliner yakni kurikulum ditata atas
keterampilan terhubung dalam satu bidang dasar perhatian dabn pertanyaan para
studi/keilmuan; 2) pengetahuan dan siswa. Mereka mengmbangkan life skill
keterampilan yang dipelajari melalui mata sebagaimana mereka menerapkan
pelajaran masing-masing; 3) sifat khas keterampilan disiplin dan antardisiplin
dari pembelajaran dakui dalam setiap dalam konteks kehidupan nyata. Ada dua
pembelajaran; 4) kebermaknaan personal jalur untuk melaksanakan integrasi
dan sosial siswa ditingkatkan dengan transdisiplin ini, yaitu project based
integrasi kognitif,afektif, dan sosial domain learning dab negosiasi kurikulum.
dengan pengetahuan dan keterampilan Tahapan dalam Pembelajaran
bidang studi. Tematik Terpadu adalah sebagai
2. Karakteristik Pendekatan berikut:(1) Menentukan tema. Tema dapat
Multidisipliner. ditetapkan oleh pengambil kebijakan,guru,
Karakteristik pendekatan atau ditetapkan bersama dengan peserta
multidisipliner mencakup sekurang- didik; (2) Mengintegrasikan tema dengan
kurangnya enam jenis sebagai berikut: 1) kurikulum. Desain tema pembelajaran
topik, tema, isu, atau ide besar dengan cara terintegrasi harus sejalan
mempertemukan hasil lebih dari bidang dengan tuntutan kurikulum, dengan
studi; 2) hasil tiap bidang studi tetap mengedepankan dimensi sikap,
berbeda; 3)pengetahuan dan keterampilan pengetahuan, dan keterampilan; (3)
yang dipelajari melalui masing-masing Mendesain rencana pembelajaran (RPP).
bidang studi pada waktu yang bersamaan Tahapan ini mencakup pengorganisasian
terhubung ke topik lintas-kurikuler, tema, sumber belajar, bahan ajar, media belajar,
isu atau ide besar; 4) sifat khas dari termasuk kegiatan ekstrakurikuler yang
pembelajaran diakui dalam setiap mata bertujuan untuk menunjukkan suatu tema
pelajaran; 5) kebermaknaan personal dan pembelajaran terjadi dalam kehidupan
sosial siswa ditingkatkan dengan integrasi nyata; dan (4) melaksanakan aktivitas
kognitif, afektif, dn sosial domain dengan pembelajaran (Kemdikbud, 2013:197).
pengetahuan dan keterampilan bidang Komponen pembelajaran terpadu
studi; 6) siswa dipandu untuk melihat ada 4 yaitu : (1) materi pembelajaran.
hubungan antara bidang studi. Oemar Hamalik (2017: 139-140)
3. Karakteristik Pendekatan menjelaskan jenis-jenis materi
Interdisipliner/antardisipliner. pembelajaran tersebut terdiridari: (1)
Karakteristik pendekatan Pengetahuan, yang meliputi fakta, konsep,
interdispliner mencakup sekuarang- prinsip dan prosedur. Pengetahuan
kurangnya lima hal sebagai berikut: 1) menunjuk kepada informasi yang disimpan
topik, tema ,isu, atau ide-ide besar yang dalampikiran (mind) peserta didik; (2)
digunakan berdasarkan pada hasil yang Keterampilan, yaitu melakukan suatu jenis
saling terkait antara pengetahuan dan kegiatan tertentu.Keterampilan (skill)
keterampilan lebih dari satu bidang studi; biasanya menunjuk kepada tindakan-
2) hal-hal yang sama dan dipelajari pada tindakan(intelektual atau jasmaniah) dan
mata pelajaran sudah terintegrasi dan reaksi-reaksi (gagasan, hal-hal,
teridentifikasi; 3) saling ketergantungan atauorang) yang dilakukan oleh seseorang
atau kesamaan pengetahuan dan dengan cara yang kompeten dengan

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 35


Jurnal_ep, Vol. 11 No. 1, Maret 2021

maksud mencapai tujuan tertentu.; (3) dikembangkan lagi oleh guru dengan
Sikap atau nilai, yaitu berkaitan dengan menggunakan buku pendamping; (2)
sikap atau interes (minat)peserta didik penilaian yang dirancang pada buku guru
mengikuti materi pembelajaran yang masih belum terlihat jelas keterpaduannya
disajikan guru, nilai-nilaiberupa apresiasi utamanya pada antar muatan pelajaran.
(penghargaan) terhadap sesuatu dan Kedua hal tersebut terjadi kesulitan
penyesuaianperasaan sosial; (2) kegiatan memuat materi yang luas yang dapat
pembelajaran. Daryanto (2014: 389) mengakomodasi semua indikator yang
mengatakan biasanya kegiatan pelajaran muncul baik di materi maupun pada
mengandung unsur: (1) uraian tentang penilaian.
apa yangakan dipelajari, (2) diskusi dan Maka analisis terhadap kurikulum
pertukaran pikiran, (3) kegiatan- 2013 baik dari materi pembelajaran,
kegiatanyang menggunakan berbagai alat kegiatan pembelajaran, penilaian serta
instruksional, laboratorium, dan lain- media dan sumber belajar di buku guru
lain,(4) kegiatan-kegiatan dalam dan buku siswa harus dilakukan secara
lingkungan sekitar sekolah, seperti mendalam sehingga kateristik dari
kunjungan,kerja lapangan, eksplorasi, dan kurikulum ini dapat diketahui dan dipahami
penelitian, (5) kegiatan-kegiatan oleh guru. Dalam penelitian ini akan
denganberbagai sumber seperti, buku dilaksanakan analisis terhadap
perpustakaan, alat audio visual, dan lain- keterintegrasian muatan pelajaran sekolah
lain,(6) kegiatan kreatif seperti, drama, dasar kelas II tema kebersamaan.
seni rupa, musik, pekerjaan tangan
dansebagainya; (3) penilaian/evaluasi. METODE
Evaluasi diartikan sebagai suatu proses Penelitian ini memggunakan
menentukan nilai sesuatuatau seseorang deskriptif kualitatif(Moleong, J. Lexi. 2007:
dengan menggunakan patokan-patokan 4). Teknik pengumpulan data
tertentu untukmencapai tujuan (Evelin menggunakan metode dokumentasi.
Siregar & Hartini Nara, 2013: 142); dan (4) Analisis data yang digunakan yaitu
media/susmber belajar. Sumber belajar pengumpulan data, reduksi data,
juga dapat diartikan sebagai daya yang penyajian data, dan penarikan
bisa dimanfaatkan guna kepentingan kesimpulan.Penelitian ini berfungsi untuk
proses belajar mengajar, baiksecara mengetahui dan mendeskripsikan
langsung maupun secara tidak langsung, keintegrasian muatan pelajaran pada
sebagian atau secara keseluruhan (Nana komponen pembelajarandi sekolah dasar
Sudjana & Ahmad Rivai, 2009: 76). kelas II tema kebersamaan Kurikulum
Untuk kelas 1-3, kompetensi dasar 2013.
muatan pelajaran ilmu pengetahuan alam Data penelitian ini yakni data yang
(IPA) diintegrasikan ke kompetensi dasar berhubungan dengan keintegrasian
muatan pelajaran Bahasa Indonesia dan muatan pelajaran sekolah dasar kelas II
matematika. Sedangkan, kompetensi tema kebersamaan Kurikulum 2013 baik
dasar muatan pelajaran ilmu pengetahuan data di buku guru dan buku siswa. Sumber
sosial (IPS) diintegrasikan ke kompetensi data dalam penelitian ini adalah buku guru
dasar muatan pelajaran Bahasa dan buku siswa kelas II tema
Indonesia, pendidikan Pancasila dan kebersamaan Kurikulum 2013. Data dan
Kewarganegaraan. Untuk kelas 4-6, sumber data penelitian diperoleh melalui
kompetensi dasar kedua muatan pelajaran metode pengumpulan data yakni
ini berdiri sendiri, sehingga pendekatan dokumentasi.
integrasinya adalah multidisipliner,
walaupun pembelajarannya tetap HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan tematik integratif. Hasil
Berdasarkan pengalaman empiris Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis
peneliti ada beberapa kekurangan yang Keintegrasian Muatan Pelajaran Pada
terdapat pada buku guru dan buku siswa Empat KomponenPembelajaran
yaitu : (1) Materi pada buku guru masih
Komponen Klarifikasi (%)
kurang lengkap sehingga harus

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 36


Jurnal_ep, Vol. 11 No. 1, Maret 2021

Pembelajaran Keintegrasian Ketiga,komponen rancangan penilaian


TTK II IM (RP) ditemukan 19 yang tidak terdapat
MP 4 50 1 93,0 keintegrasian, 68 keintegrasian secara
RLLKP 22 88 4 81,0 intradisipliner, dan keintegrasian secara
RP 19 68 1 78,0 multidisipliner sebanyak 1. Sehingga
RMSB 5 44 2 90,0 dapat disimpulkan kecenderungan
Total 50 250 8 84,0 keintegrasian pada komponen rancangan
penilaian (RP) yaitu integrasi intradisipliner
Keterangan: dengan tingkat keintegrasian baik.
MP : Materi pembelajaran Keempat,komponen rancangan media dan
RLLKP : Rancangan sumber belajar (RMSB) ditemukan 2 yang
Langkah-Langkah tidak terdapat keintegrasian, 44
Kegiatan keintegrasian secara intradisipliner dan
Pembelajaran ditemukan 2 keintegrasian secara
RP : Rancangan penilaian multidisipliner. Sehingga dapat
RMSB : Rancangan Media disimpulkan kecenderungan keintegrasian
dan Sumber Belajar pada komponen rancangan media dan
TTK : Tidak Terdapat sumber belajar (RMSB) yaitu integrasi
Keintegrasian Integrasi intradisipliner dengan tingkat keintegrasian
II Intradisipliner sangat tinggi.
IM : Integrasi Berdasarkan pemaparan hasil
Multidisipliner analisis keintegrasian muatan pelajaran
% : Persentase pada 4 komponen pembalajaran
ditemukan 50 yang tidak terdapat
Berdasarkan Tabel 1 hasil analisis keintegrasian, 250 keintegrasian secara
keintegrasian muatan pelajaran pada 4 intradisipliner dan ditemukan 8
komponen pembalajaran di atas dapat keintegrasian secara multidisipliner.
disimpulkan bahwa terdapat keintegrasian Sehingga dapat disimpulkan
yang ditemukan pada materi pembelajaran kecenderungan keintegrasian muatan
(RP), rancangan langkah-langkah pelajaran pada 4 komponen pembelajaran
kegiatan pembelajaran (RLLKP), di buku guru
rancangan penilaian (RP), rancangan danbukusiswasekolahdasarkelas II tema
media dan sumber belajar (RMSB). Kebersamaan secara keseluruhan yaitu
Klasifikasi keintegrasian pada 4 komponen integrasi intradisipliner (250 keintegrasian)
pembelajaran yaitu pertama, komponen dengan tingkat keintegrasian sangat
materi pembelajaran (MP) ditemukan 4 tinggi.
yang tidak terdapat keintegrasian, 50
keintegrasian secara intradisipliner dan 1 Pembahasan
keintegrasian secara multidisipliner. Pembahasan Rumusan Masalah
Sehingga dapat disimpulkan Pertama
kecenderungan keintegrasian pada Hasil analisis pertama menunjukkan
komponen materi pembelajaran (MP) yaitu terdapat keintegrasian muatan pelajaran
integrasi intradisipliner dengan tingkat pada materi pembelajaran. Hasil penelitian
keintegrasian sangat tinggi. menunjukkan bahwa terdapat
Kedua,komponen rancangan langkah- keintegrasian pada materi pembelajaran
langkah kegiatan pembelajaran (RLLKP) sekolah dasar kelas II tema Kebersamaan
ditemukan 22 yang tidak terdapat yaitu integrasi intradisipliner dengan
keintegrasian, 88 keintegrasian secara persentase keintegrasian sebesar 93%
intradisipliner dan 4 keintegrasian secara berkatagori sangat baik.
multidisipliner. Sehingga dapat Pada materi pembelajaran sekolah dasar
disimpulkan kecenderungan keintegrasian kelas II tema Kebersamaan, keintegrasian
pada komponen rancangan langkah- yang terjadi lebih banyak pada
langkah kegiatan pembelajaran (RLLKP) keintegrasian secara intradisipliner.
yaitu integrasi intradisipliner dengan Keintegrasian secara intra disipliner
tingkat keintegrasian baik. adalah keintegrasian yang terjadi dalam

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 37


Jurnal_ep, Vol. 11 No. 1, Maret 2021

satu muatan pelajaran tetapi dapat berbeda-beda, hal itu sangat besar
memfasilitasi pencapaian lebih dari satu kemungkinannya dipengaruhi oleh
tujuan pembelajaran. Sebagian besar karakteristik tema, muatan pelajaran yang
materi pembelajaran yang disajikan hanya menjadi fokus pembelajaran, kompetensi
mampu memfasilitasi tujuan–tujuan inti dan kompetensi dasar yang
pembelajaran dalam satu muatan dikembangkan.
pelajaran saja. Dalam satu pembelajaran
yang memfokuskan pada 3 muatan Pembahasan Rumusan Masalah Kedua
pelajaran, masing-masing muatan Hasil analisis kedua menunjukan
pelajaran disajikan materi tersendiri, terdapat keintegrasian muatan pelajaran
meskipun dari materi pembelajaran pada rancangan langkah-langkah kegiatan
tersebut dapat memfasilitasi pencapaian pembelajaran. Hasil penelitian
lebih dari satu tujuan pembelajaran. menunjukkan bahwa terdapat
Hal ini kemungkinan disebabkan keintegrasian pada rancangan langkah-
karakteristik tema, subtema, kompentensi langkah kegiatan pembelajaran di buku
inti, dan kompetensi dasar tidak guru dan buku siswa sekolah dasar kelas
memungkinkan menyusun materi II tema Kebersamaan yaitu integrasi
pembelajaran yang terintegrasi yang dapat intradisipliner dengan persentase
memfasilitasi pencapain lebih dari satu keintegrasian sebesar 81 % berkatagori
tujuan pembelajaran dan lebih dari satu baik.
muatan pelajaran. Kemendikbud (2013: Keintegrasian yang terjadi pada
192-193) menjelaskan bahwa, buku guru dan buku siswa kelas II tem
Pembelajaran tematik terpadu/tematik Kebersamaan pada aspek rancangan
integratif menggunakan tema sebagai langkah-langkah kegiatan pembelajaran
pemersatu kegiatan pembelajaran yang yaitu keintegrasian secara intradisipliner.
memadukan beberapa mata pelajaran Rancangan langkah-langkah kegiatan
sekaligus dalam satu kali tatap muka, pembelajaran atau RLLKP dikembangkan
sehingga peserta didik dapat setelah menyusun dan mengembangkan
memperoleh pengalaman belajar yang materi pembelajaran. Dapat dikatakan
lebih bermakna, karena peserta didik bahwa RRLKP dikembangkan untuk
selalu melalui pengalaman langsung mengaplikasikan materi pembelajaran
dalam memahami berbagai konsep kepada siswa dalam proses
yang mereka pelajari kemudian pembelajarannya. RLLKP sangat
menghubungkannya dengan konsep bergantung pada karakteristik materi
lain yang telah mereka kuasai. pembelajaran, jika materi pembelajaran
Hal ini didukung oleh venville (dalam keintegrasiannya intra disipliner maka
Harli Trisdiono, 2009:4) bahwa beberapa kemungkinan besar juga RLLKP nya juga
hambatan dalam penerapan kurikulum memiliki keintegrasian yang intradisipliner.
tematik integratif ada faktor guru yaitu Keintegrasian RLLKP secara
pengetahuan dan kualifikasi materi intradisipliner dimaksudkan karena dalam
pelajaran/subject matter, pengetahuanisi kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
pedagogigal, kepercayaan tentang dan dirancang mampu memfasilitasi
pengalaman sekolah, sebagaimana pencapaian tujuan pempelajaran lebih dari
praktik pembelajaran selama ini; dan satu meskipun masih dalam satu muatan
faktor kontekstual yaitu kebijakan pelajaran. Pada buku guru dan buku siswa
administratif, panduan kurikulum, proses kelas II tema Kebersamaan, ditemukan
penilaian dan pelaporan, dan tradisi dalam satu pembelajaran memfokuskan
sekolah. lebih dari satu muatan pelajaran tetapi
Buku kelas II tema Kebersamaan dalam RLLKP masih tersendiri ke masing-
sudah bisa dikatakan buku yang masing muatan pelajaran.
terintegrasi dalam aspek materi Buku kelas II tema Kebersamaan
pembelajaran, keintegrasiannya masih sudah bisa dikatakan buku yang
bersifat intradisipliner meskipun ada terintegrasi dalam aspek rancangan
sebagian kecil sudah multidisipliner. langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
Keintegrasian dalam setiap buku itu keintegrasiannya masih bersifat

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 38


Jurnal_ep, Vol. 11 No. 1, Maret 2021

intradisipliner meskipun ada sebagian keterampilan mulai dari masukan (input),


kecil sudah multidisipliner. Keintegrasian proses, sampai pada keluaran (output)
dalam setiap buku itu berbeda-beda, hal pembelajaran. Penilaian ini memiliki sifat
itu sangat besar kemungkinannya alami, apa adanya dan tidak dalam
dipengaruhi oleh karakteristik tema, suasana tertekan. Penilaian autentik ini
muatan pelajaran yang menjadi fokus tidak hanya mengukur apa yang diketahui
pembelajaran, kompetensi inti dan oleh siswa, namun lebih menekankan
kompetensi dasar yang dikembangkan. mengukur apa yang dapat dilakukan oleh
siswa.
Pembahasan Rumusan Masalah Ketiga Buku kelas II tema Kebersamaan
Hasil analisis menunjukkan terdapat sudah bisa dikatakan buku yang
keintegrasian muatan pelajaran pada terintegrasi dalam aspek penilaian,
rancangan penilaian. Hasil analisis keintegrasiannya masih bersifat
menunjukkan bahwa terdapat intradisipliner meskipun ada sebagian
kecendrungan penilaian di buku guru dan kecil sudah multidisipliner. Keintegrasian
buku siswa sekolah dasar kelas II tema dalam aspek penilaian setiap buku itu
Kebersamaan yaitu integrasi intradisipliner berbeda-beda, beberapa faktor yang
dengan persentase keintegrasian sebesar mempengaruhi adalah karakteristik tema,
78 % berkatagori sedang. muatan pelajaran yang menjadi fokus
Integrasi pada aspek penilaian di pembelajaran, kompetensi inti dan
buku guru dan buku siswa sekolah dasar kompetensi dasar yang dikembangkan.
kelas II tema Kebersamaan terlihat dari
instrumen dan rubrik penilaian yang Pembahasan Rumusan Masalah
digunakan. Pada penilaian proses yakni Keempat
penilaian sikap terintegrasi pada aspek Hasil analisis keempat menunjukkan
sikap yang diamati. Pada penilaian hasil terdapat keintegrasian muatan pelajaran
yaitu aspek pengetahuan terlihat dari pada rancangan media dan sumber
bentuk tes yang digunakan. Tes yang belajar. Hasil analisis menunjukkan bahwa
digunakan untuk ranah kognitif berbentuk terdapat keintegrasian pada rancangan
tes tertulis yang menggunakan kata media dan sumber belajar di buku guru
tanyayang bersifat menguraikan jawaban, dan buku siswa kelas II tema
misalnya bagaimana dan mengapa. Pada Kebersamaan yaitu integrasi intradisipliner
aspek keterampilan terlihat dari rubrik dengan persentase keintegrasian sebesar
penilaian yang digunakan, misalnya 90 % berkatagori sangat baik.
keterampilan (a) membacakan hasil Dalam pembelajaran tematik
pekerjaan, (b) diskusi, dan (c) membuat terpadu, sumber belajar utama di buku
produk. guru dan buku siswa sekolah dasar kelas
Istrumen penilaian yang II tema Kebersamaan menggunakan
dikembangkan pada buku guru dan buku bentuk teks tertulis, seperti buku, majalah,
siswa untuk mengukur ketercapaian dari brosur, surat kabar, poster, atau berupa
materi pembelajaran dan rancangan lingkungan sekitar seperti lingkungan alam
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan lingkungan sosial sehari-hari. Hal ini
yang dikembangkan. Analisis pada buku sejalan dengan Piaget (dalam Prastowo,
guru dan buku siswa menunjukkan bahwa 2019: 100) yang menyatakan penggunaan
instrumen penilaian yang ada hanya sumber belajar, bahan ajar, media, dan
mampu memfasilitasi pengkuran alat peraga itu penting dan sangat relevan
ketercapaian penilaian tujuan tujuan mengingat siswa sekolah dasar umur 7-
pembelajaran pada satu muatan pelajaran 11 tahun berada dalam perkembangan
saja. Hal ini sejalan dengan Kemendikbud kemampuan intelektual pada tingkata
(Panduan Teknis Penilaian di SD operasional kongkret.
Kurikulum 2013, 2013: 7) yang Jenis media yang sangat bermacam-
menjelaskan bahwa penilaian autentik macam merupakan salah satu tantangan
adalah penilaian yang dilakukan secara bagi guru untuk memilihan dan
luas, lengkap dan menyeluruh untuk dapat menggunakan media berkaiatan erat
menilai aspek sikap, pengetahuan dan dengan ketersediaan dan keseuaian

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 39


Jurnal_ep, Vol. 11 No. 1, Maret 2021

dengan materi pembelajaran yang akan dengan persentase keintegrasian


ditransfer ke peserta didik. Anderson sebesar 78,0% berkategori baik.
(dalam Prastowo, 2019: 108) 4. Terdapat keintegrasian muatan
mengungkapkan sebagai berikut pelajaran pada rancangan media dan
Pemilihan media yang tepat,yang dapat sumber belajar (RMSB) di buku guru
membantu dalam mencapai tujuan dan buku siswa sekolah dasar kelas II
instruksional (pembelajaran) yang telah tema Kebersamaan yaitu integrasi
ditentukan, bukanlah tugas yang intradisipliner (44 keintegrasian)
mudah. Seperti halnya dalam memilih dengan persentase keintegrasian
metode ststistik, kita memerlukan sebesar 90,0% berkategori sangat baik.
bantuan sebanyak mungkin dalam Berdasarkan simpulan di atas, maka
memilih media yang kita perlukan itu. ada beberapa saran yang dapat
Sayangnya,mencari informasi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
dapat memberikan bantuan yang kita pembelajaran dalam bukuguru da buku
perlukan dalam memilih media, tidaklah siswa yaitu:
mudah. 1. Materi pembelajaran utamanya
Sementara itu Sudjana dan Rivai dongeng yang hendaknya jangan
(1989: 84-86) yang menyebutkan ada dua terlalu panjang sehingga murid bisa
kriteria dalam memilih media dan sumber membaca sendiri dan dapat memahami
belajar yaitu kriteria umum dan kriteria lebih jelas tentang kebersamaan dan
khusus. Dengan hal tersebutakan tidak terpaku pada guru yang harus
memudahkan dalam, pemilihan media dan membacakan dongenng tersebut.
sumber belajar yang efektif dan efisien. 2. Sumber yang jelas dan lengkap perlu
Hendaknya media dan sumber belajar dicantumkan pada aspek materi
yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan pembelajaran.
ketentuan pada tujuan pembelajaran yang 3. Dimensi sikap sudah terimplisit dalam
ingin dicapai. proses pembelajaran sebaiknya tidak
dicantumkan lagi pada tujuan
PENUTUP pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan di atas, maka peneliti
menyimpulkan sebagai berikut: DAFTAR RUJUKAN
1. Terdapat keintegrasian muatan Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik,
pelajaran pada materi pelajaran (MP) Terpadu, Terintegrasi
sekolah dasar kelas II tema (Kurikulum2013). Yogyakarta: Gava
Kebersamaan yaitu integrasi Media
intradisipliner (50 keintegrasian) Evelin Siregar & Hartini Nara. 2013. Teori
dengan persentase keintegrasian Belajar Dan Pembelajaran.
sebesar 93,0% berkategori sangat baik. Yogyakarta: Gava Media
2. Terdapat keintegrasian muatan
pelajaran pada rancangan langkah- Kurikulum 2013 Semester II SD Kelas IV.
langkah kegiatan pembelajaran Jakarta: Kemdikbud
(RLLKP) di buku guru dan buku siswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sekolah dasar kelas II tema 2013. Kompetensi Dasar SD/MI.
Kebersamaan yaitu integrasi Versi Maret 1.
intradisipliner (88 keintegrasian)
dengan persentase keintegrasian Kementerian Pendidikan Dan
sebesar 81,0% berkategori baik. Kebudayaan. 2013. Penyusunan
3. Terdapat keintegrasian muatan Rencana Pelaksanaan
pelajaran pada rancangan penilaian Pembelajaran, Jakarta: Badan
(RP) di buku guru dan buku siswa Pengembangan Sumber Daya
sekolah dasar kelas II tema Manusia Pendidikan Dan
Kebersamaan yaitu integrasi Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu
intradisipliner (68 keintegrasian) Pendidikan

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 40


Jurnal_ep, Vol. 11 No. 1, Maret 2021

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian


Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Murfiah. 2017. Model Pembelajaran
Terpadu Di Sekolah Dasar. E-
Journal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) Universitas Syiah
Kuala Jurnal Pesona Dasar Vol.1
No.5. Hal: 57-69 Issn: 2337-9227 57
Nana Sudjana & Ahmad Rivai. 1989.
Teknologi Pengajaran. Bandung:
Sinar Baru Algensindo
Nana Sudjana & Ahmad Rivai. 2009.
Teknologi Pembelajaran. Bandung:
Sinar Baru Algensindo
Oemar, Hamalik, 2011. Kurikulum Dan
Pembelajaran, Jakarta: Bumi
Aksara.
Prastowo, Andi. 2019. Pengembangan
Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta:
Diva Press
Trisdiono. 2013. Pembelajaran Terpadu
Pada Sekolah Dasar.
JournalLembaga Penjaminan.

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 41

Anda mungkin juga menyukai