Anda di halaman 1dari 10

RESUME 1

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

”Hakikat dan latar belakang lahirnya PT, konsep-konsep PT, karakteristik dan
tujuan pelaksanaan PT di SD”

Disusun oleh :

Anestra Putri Fauziah


22129012

Dosen Pengampu :
1. Ari Suriani. M. Pd.
2. Etri Wahyuni, M.Pd.
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
2023

A. Hakikat Pembelajaran Tematik


Pembelajaran adalah kegiatan seorang anak untuk mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan. Tematik adalah konsep umum yang dapat mengumpulkan beberapa
bagian dalam satu hal.
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu di
defenisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep,
keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar mata pelajaran maupun satu mata pelajaran.
Pembelajaran tematik memberi penekanan pada suatu tema yang spesifik yang
sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang
memadukan berbagai informasi. Pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan
belajar mengajar yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam suatu tema untuk
memberikan suatu pengalaman bermakna bagi siswa.
pengalaman bermakna maksudnya anak memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari itu melalui pengelaman langsung dan menghubungkannya dngan
konsep lain yang sudah mereka pahami. Dari beberapa pengertian diatas dapat di tarik
kesimpulan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang diterapkan
dalam kurikulum 2013 yang memakai tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman bermakna.

B. Latar Belakang Lahirnya Pembelajaran Tematik Terpadu


Istilah pembelajaran terpadu berasal dari kata integrated teaching and learning
atau integrated curriculum approach. Istilah ini sebenarnya telah lama dikemukakan
oleh John Dewey, yakni sebagai usaha untuk mengintegrasikan perkembangan dan
pertumbuhan siswa serta kemampuan pengetahuannya.
Menilik perkembangan konsep pendekatan terpadu di Indonesia, pada saat ini
model pembelajaran yang dipelajari dan berkembang adalah model pembelajaran
terpadu yang dikemukakan oleh Fogarty. Model pembelajaran terpadu yang
dikemukakan oleh Fogarty ini berawal dari konsep pendekatan interdisipliner yang
dikembangkan oleh Jacob. Penerapan pendekatan integratif ini bersifat rentangan.
Dimulai dari keterpaduan sederhana yang berbasis satu mata pelajaran (discipline
based), meningkat ke keterpaduan mata pelajaran yang sejalan (parallel based), lintas
mata pelajaran (cross discipline), beberapa mata pelajaran (multidicipline), antar mata
pelajaran (Interdiciplinary), integrasi dalam waktu atau hari-hari mata pelajaran
(integrated day), dan integrasi dalam keseluruhan program sekolah (complete program).
Fogarty menyatakan bahwa ada sepuluh model integrasi pembelajaran yaitu: model
fragmented, connected, nested, Sequenced, shared, webbed, threaded, integrated,
immersed, dan networked. Model-model ini merentang dari yang paling sederhana
hingga yang paling rumit di antaranya:
1. Mulai dari separated-subject sampai eksplorasi keterpaduan antar aspek dalam satu
bidang studi (model fragmented, connected, nested).
2. Model yang memadukan antar berbagai bidang studi (model sequenced, shared,
webbed, threaded, integrated).
3. Hingga memadukan dalam diri pembelajar sendiri dan lintas pembelajar (model
immersed dan networked).
Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan bertitik tolak dari suatu topik atau
tema yang dipilih dan dikembangkan guru bersama anak, dengan cara mempelajari
dan menjelajahi konsepkonsep dari tema tersebut. Di samping itu, pembelajaran
terpadu didasari pada pendekatan inkuiri yang melibatkan anak dalam perencanaan,
eksplorasi, dan tukar menukar ide, serta anak didorong untuk bekerja sama dalam
kelompok dan didorong untuk merefleksikan kegiatan belajarnya sehingga mereka
dapat memperbaiki secara mandiri.
Sekitar 40 tahun yang lalu, pembelajaran terpadu mulai mendapat perhatian
yang luas dari para penulis maupun para penyusun kurikulum, khususnya dalam
pembelajaran IPA. Pada tahun 1968, diadakan konferensi internasional tentang
pembelajaran terpadu untuk sains yang pertama di Varna atau Bulgaria. Hingga
tahun 1978 telah diadakan konferensi serupa sebanyak lima kali. Berbagai kurikulum
pembelajaran terpadu dikembangkan di seluruh dunia, tetapi tampaknya pengertian
pembelajaran terpadu masih banyak variasi. Model pembelajaran terpadu kembali
memperoleh proporsinya ketika diberlakukan kurikulum berbasis kompetensi
dengan kemasan lain yang juga dikenal dengan nama model pembelajaran tematik.

C. Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu


Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan berbagai
mata pelajaran ke dalam satu tema atau topik pembelajaran. Konsep-konsep utama
dalam pembelajaran tematik terpadu melibatkan:
1. Integrasi Mata Pelajaran
Menggabungkan berbagai mata pelajaran seperti matematika, bahasa, IPA, IPS, seni,
dan lainnya dalam satu konteks tematik.
2. Keterkaitan Konten
Menekankan hubungan dan keterkaitan antar konsep, memungkinkan siswa melihat
gambaran utuh dari materi pembelajaran.
3. Pengalaman Holistik
Memberikan pengalaman pembelajaran yang holistik dengan memanfaatkan
kegiatan praktis, proyek, atau eksplorasi lapangan.
4. Kreativitas dan Kolaborasi
Mendorong siswa untuk berpikir kreatif, berkolaborasi, dan mengembangkan
keterampilan sosial melalui proyek bersama.
5. Relevansi Konteks
Mengaitkan pembelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa untuk
meningkatkan rasa relevansi dan pemahaman.
6. Pembelajaran Berbasis Masalah
Memasukkan pendekatan pemecahan masalah ke dalam pembelajaran,
memungkinkan siswa menghadapi tantangan dan menemukan solusinya.
Penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung interaksi aktif
siswa dan memotivasi mereka untuk menjelajahi berbagai aspek pengetahuan melalui
tema yang menarik.

D. Karakteristik Pembelajaran Tematik


Karakteristik Pembelajaran Tematik adalah lebih menekankan pada keterlibatan
murid dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga murid
dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung murid akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang lebih dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh
Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah
bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil
melakukan sesuatu ( learning by doing ). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau
merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar murid.
Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan
proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang
dipelajari akan membentuk skema, sehingga murid akan memperoleh keutuhan dan
kebulatan pengetahuan.20 Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di
sekolah dasar akan sangat membantu murid, karena sesuai dengan tahap
perkembangannya murid yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik). Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak usia sekolah dasar
2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari
minat dan kebutuhan murid
3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi murid sehingga hasil belajar
dapat bertahan lebih lama
4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir murid
5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan
yang sering ditemui murid dalam lingkungannya.
6. Mengembangkan keterampilan sosial murid, seperti kerja sama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Dengan pelaksanaan pembelajaran memanfaatkan tematik ini, akan diperoleh
beberapa manfaat yaitu:
1. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi
matapelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat
dikurangi bahkan dihilangkan.
2. Murid mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.
3. Pembelajaran menjadi utuh sehingga murid akan mendapat pengertian mengenal
proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
4. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan
semakin baik dan meningkat Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar,
pembelajaran tematik memiliki karakteristik atau ciri khas yang berbeda dengan
pendekatan pembelajaran lainnya. Agar dapat mengetahui lebih rinci maka akan
diuraikan berikut ini:
a. Aktif dan Berpusat pada Murid Pembelajaran tematik berpusat pada murid
(Student Centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar yang modern yang
lebih banyak menempatkan murid sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih
banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan
kepada murid untuk melakukan aktifitas belajar. Firdaus menjelaskan bahwa
pembelajaran modern harus menekankan keaktifan murid dalam pembelajaran,
baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil
yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan murid
sehingga mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar. Karena apabila murid
diberikan keleluasaan untuk berperan secara aktif mereka akan merasakan
kesenangan, sehingga rasa bosan dalam belajar tidak akan mudah muncul.
b. Memberikan pengalaman langsung Pembelajran tematik dapat memberikan
pengalaman langsung kepada murid . Dengan pengalaman langsung ini, murid
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajran tematik
pemisahan antar matapelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran
diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan
kehidupan murid .
d. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran Pembelajaran tematik
menyajikan konsep-konsep dari berbagai matapelajaran dalam satu proses
pembelajaran. Dengan demikian, murid mampu memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
e. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru
dapat mengaitkan bahan ajar dari satu matapelajaran dengan matapelajaran
yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan murid dan keadaan
lingkungan dimana sekolah dan murid berada.
f. Hasil pembelajran sesuai dengan minat dan kebutuhan murid Murid diberi
kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan
minat dan kebutuhannya.
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
(joyfullearning).
Dengan melihat tujuh prinsip tersebut, maka pembelajaran tematik sangat baik
diterapkan kepada murid sekolah dasar pada tahap awal. Karena menurut hemat
penulis karakteristik pembelajaran tematik akan mampu membuat murid merasa
senang dan termotivasi untuk belajar. h. Efisiensi Pembelajaran tematik memiliki
nilai efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi, metode, penggunaan
sumber belajar yang otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi
secara tepat.

E. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu


Pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran yang diterapkan pada
kurikulum 2013. Tematik terpadu memiliki beberapa tujuan, Kemendikbud (2013: 193)
tujuan tematik terpadu sebagai berikut:
a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
b. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata
pelajaran dalam tema yang sama.
c. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
d. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai
mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
e. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain
f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam
konteks tema yang jelas.
g. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu
dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih
dan atau pengayaan.
h. Budi pekerti dan moral siswa dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat
sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan pembelajaran tematik terpadu
merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam
memahami materi pelajaran, menjadikan siswa lebih bergairah dalam mengikuti
proses pembelajaran, serta mengembangkan berbagai kemampuan siswa dalam
tema tertentu pembelajaran tematik
Daftar Pustaka
Aminuddin. (1994). Pembelajaran Terpadu sebagai Bentuk Penerapan Kurikulum 1994 Mata

Depdiknas. (2003). Kurikulum Sekolah Dasar Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

Johni Dimyati. 2016. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Mediagroup, h. 4. 30

Resmini, Novi, dkk. (1996). Penentuan Unit Tema dalam Pembelajaran Terpadu. Malang: IKIP
Malang

Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. Tematik Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2005). hlm. 11

Tim Pengembang PGSD. (1997). Pembelajaran Terpadu D-II dan S-I Pendidikan Dasar. Jakarta:
Dirjen Dikti, Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010). hlm. 61-62

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Mediagruop, h. 264. 31 Ibid, h. 266

Anda mungkin juga menyukai