FILSAFAT PENDIDIKAN
“Wawasan tentang Filsafat Pendidikan
Pendekatan Sosialistik”
Disusun Oleh :
Nama : Anestra Putri Fauziah
Nim : 22129012
Dosen Pengampu:
Prof. Yalvema Miaz, MA.,Ph.D
Dr. Yullys Helsa, S.Pd., M.Pd.
3 Maret 2024
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikanrahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga penuli berhasil menyelesaikan tugas yang telah diberikan
dalam mata kuliah “filsafat Pendidikan” yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Wawasan tentang Filsafat Pendidikan Pendekatan Sosialistik”
Penulisan tugas ini menjadi suatu bahan bagi penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Pendidikan. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin membuat makalah ini,
walaupun masih ada kekurangan. Pada kesempatan ini penulis, tidak lupa menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan kepada pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah
ini terutama Prof. Yalvema Miaz, MA.,Ph.D dan Dr. Yullys Helsa, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pengampu yang senantiasa memberikan arahan dalam proses perkuliahan.
Semoga bimbingan dan bantuan yang telah diberikan, menjadi amal kebaikan disisi Allah
SWT. Penulis mengharapkan kritikan dan saran demi kemajuan penulis dimasa depan. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak , baik yang terkait secara lansung
atau tidak.
Akhir kata, semoga Allah SWT selalu kekuatan dan memberkahi semua amal baik yang
telah kita jalani.Amin.
A. Pendekatan Sosialistik............................................................................................................ 4
a. Kesimpulan .............................................................................................................. 17
b. Saran ......................................................................................................................... 19
A. Pendekatan Sosialistik
a. Kemampuan manusia untuk belajar dari pengalaman orang lain
Kemampuan manusia untuk belajar dari pengalaman orang lain Pendidikan berfungsi
sebagai pembaharuan hidup, “a renewal of life”. Hidup itu selalu berubah, selalu
menuju pada pembaharuan.hidup merupakan keseluruhan tingkatan pengalaman
individu dengan kelompok. untuk kelangsungan hidup diperlikan usaha untuk
mendidik anggota masyarakat, mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan sebagai
minat pribadi "personal interest. bahwa pembaharuan hidup tidak otomatis, melainkan
banyak tergantung pada teknologi, seni, ilmu pengetahuan, dan perwujudan moral
kemanusiaan, untuk itulah semuanya membutuhkan pendidikan.
1. Perencanaan Makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan
yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu
pada tingkat nasional. Rencana pembanguna nasional dewasa ini meliputi rencana
dalam bidang ekonomi dan social. Dipandang dari sudut perencanaan makro,
tujuan yang harus dicapai Negara (khususnya dalam bidang peningkatan SDM)
adalah pengembangan system pendidikan untuk menghasilkan tenaga
pembangunan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif
pendidikan harus menghasilkan tenaga yang cukup banyak sesuai dengan
kebutuhan pembangunan. Sedangkan secara kualitatif harus dapat menghasilkan
tenaga pembangunan yang terampil sesuai dengan bidangnya dan memiliki jiwa
pancasila.
2. Perencanaan Meso
Kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan
kedalam program-program yang bersekala kecil.pada tingkatamnya perencanaan
sudah lebih bersifat operasional disesuaikan dengan depertem,en dan unit-unit.
3. Perencanaan Mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat instituisional dan
merupakan penjabran dari perencanaan tingkat mesokhususan dari lembaga
mendpatkan perhatian, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah
ditetapkan dalam perencanaan makro ataupun meso.
b. Menurut Tingkatannya
1. Perencanaan Strategic
Perencanaan strategic disebut juga dengan perencanaan jangka panjang. Strategi itu
menurut R.G. Muurdick diartikan sebagai konfigurasi tentang hasil yang
diharapkantercapai pada masa depan.
Bentuk konfigurasi terungkap berdasarkan:
1. Ruang lingkup
2. Hasil persaingan
3. Target, dan
4. Penataan sumber-sumber.
Perencanaan strategic digunakan untuk mengatakan suatu lingkup perencanaan yang
lebih “general” disamping adanya beberapa jenis perencanaan lain yang disebut
stainer. Pengertian perencanaan strategic yaitu proses pendayagunaan sumber-sumber
dan strategi yang mengatur pengadaan dan pendayagunaan sumber untuk pencapain
tujuan. Hal tersebut bertujuan untuk mencari bentuk dan identitas pada masa yang
akan datang dengan mempertimbangkan berbagai kompleks dalam suatu system.
Berdasarkan hal diatas, metode penelaah dan pemecahan masalah didasarkan atas
kerangka ini yang mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
- Sistematik
- Berorientasi pada output dan konfigurasi keinginan
- Mempunyai tujuan menyeluruh
- Berdimensi jangka panjang, menengah, dan pendek
- Menerapkan metode keilmuan analisi teoretik dan empiric dengan program
pengembangan.
- Rencana operasional terjabar kedalam proyek dan program
- Berlandaskan kebijakan
- Memperhitungkan norma dan kaidah
- Mempunyai pola input, proses, output dengan informasi umpan balik.
2. Perencanaan Koordinatif
Perencanaan koordinatif ditunjukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini mempunyai cangkupan semua aspek operasi suatu system yang
meminta di taatinya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkanpada tingkat
perencanaan strategic.
1. Menurut Jangka Waktunya
- Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan tahunan atau perencanaan
yang dibuat untuk dilaksanakan dalam waktu kurang dari 5 tahun, sering
disebut sebagai rewncana operasional. Perencanaan ini merupakan
penjkabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang.
- Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan jangka menengah mencakup kurun waktu diatas 5-10 tahun.
Perencanaan ini penjabaran dari rencana jangka panjang, tetapi sudah lebih
bersifat operasional.
- Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang meliputi cakupan waktu diatas 10 tahun sampai
dengan 25 tahun. Perencanaan ini memiliki jangka menengah, lebih-lebih lagi
jika dibandingkan dengan perencanaan jangkla pendek. Dengan demikian
perencanaan tahunan bukan hanya sekedar pembabakan dari rencana 5 tahun,
tetapi merupakan penyempurnaan dari rencana itu sendiri.
Pendidikan dan kemajuan social itu sendiri merupakan ilmu yang berusaha
untuk mengetahui cara-cara dalam pengendalian proses pendidikan agar nantinya
memperoleh perkembangan kepribadian individu yang lebih baik.
Berikut ini beberapa tujuan dari sosiologi pendidikan:
a. Sebagai Analisis Proses Sosiolisasi.
Francis Brown mengemukakan bahwa "Sosiologi pendidikan memperhatikan
pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu
memperoleh dan mengorganisasikan pengalamannya".
Semua persoalan yang terjadi, pada akhirnya kita kembalikan kepada diri kita sendiri.
Manusia tentu mempersoalkan dirinya sendiri. Dalam suatu persoalan, perdebatan dan
cita-cita, kita terus –menerus bertanya tentang diri kita sendiri, Siapakah sebetulnya aku
ini?, bahkan ketika kita mengalami suatu pertentangan, kebingungan ataupun
kebimbangan mengenai yang baik dan buruk, maka kita akan refleks berfikir untuk
menjawab permasalahan tersebut. Jadi, cara untuk mengetahui diri sendiri dengan terus
memikirkannya dan menerjemahkannya, karena ada banyak hal dalam diri kita juga yang
perlu diterjemahkan (hermeneutika). Jika seseorang tidak berusaha mengenal diri sendiri,
maka dia akan sulit menentukan arah dan tujuan hidupnya. Sebenar-benarnya tidak ada
manusia yang mampu mengetahui dirinya sendiri, yang ada manusia yang berusaha untuk
mengetahui dirinya sendiri.
D. Simpulan
a. Kemampuan manusia untuk belajar dari pengalaman orang lain Pendidikan berfungsi
sebagai pembaharuan hidup, “a renewal of life”. Hidup itu selalu berubah, selalu
menuju pada pembaharuan.hidup merupakan keseluruhan tingkatan pengalaman
individu dengan kelompok. untuk kelangsungan hidup diperlikan usaha untuk
mendidik anggota masyarakat, mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan sebagai
minat pribadi "personal interest. bahwa pembaharuan hidup tidak otomatis, melainkan
banyak tergantung pada teknologi, seni, ilmu pengetahuan, dan perwujudan moral
kemanusiaan, untuk itulah semuanya membutuhkan pendidikan
b. Jenis pendidikan dilihat dari sifatnya
Menurut Besarnya atau Segi Ruang Lingkup :
a. Perencanaan Makro
b. Perencanaan Meso
c. Perencaan Makro
Menurut Tingkatannya :
a. Perencanaan Strategic
b. Perencaan Koordinatif
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 3-10.
Drs.Ali Saifullah H.A, Antara Filsafat dan Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1977.
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Cet. ke-18. (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2005), h. 8-35.
Nur A. Fadhil Lubis, Pengantar Filsafat Umum, Edisi Revisi, Cet. ke-3. (Medan: IAIN
Press, 2011), h. 3
Mahsun Mahfud, “Hakikat Kebebasan Berpikir Dan Etika,” Jurnal Hermeneia Vol. 6,
No. 1 (June 2007): h. 163-164 Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka
Uyoh Sadullo, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. Media Iptek, 1994. Hasan
Langgulung, 1986.
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, cet. XVI, Jakarta :
Sinar Harapan, 2003