Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 7

FILSAFAT PENDIDIKAN
“Wawasan tentang Filsafat Pendidikan
Pendekatan Sosialistik”

Disusun Oleh :
Nama : Anestra Putri Fauziah
Nim : 22129012

Dosen Pengampu:
Prof. Yalvema Miaz, MA.,Ph.D
Dr. Yullys Helsa, S.Pd., M.Pd.

3 Maret 2024

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikanrahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga penuli berhasil menyelesaikan tugas yang telah diberikan
dalam mata kuliah “filsafat Pendidikan” yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
“Wawasan tentang Filsafat Pendidikan Pendekatan Sosialistik”
Penulisan tugas ini menjadi suatu bahan bagi penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Pendidikan. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin membuat makalah ini,
walaupun masih ada kekurangan. Pada kesempatan ini penulis, tidak lupa menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan kepada pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah
ini terutama Prof. Yalvema Miaz, MA.,Ph.D dan Dr. Yullys Helsa, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pengampu yang senantiasa memberikan arahan dalam proses perkuliahan.
Semoga bimbingan dan bantuan yang telah diberikan, menjadi amal kebaikan disisi Allah
SWT. Penulis mengharapkan kritikan dan saran demi kemajuan penulis dimasa depan. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak , baik yang terkait secara lansung
atau tidak.
Akhir kata, semoga Allah SWT selalu kekuatan dan memberkahi semua amal baik yang
telah kita jalani.Amin.

Padang, 3 Maret 2024

Anesrtra Putri Fauziah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

A. Pendekatan Sosialistik............................................................................................................ 4

a. Kemampuan manusia untuk belajar dari pengalaman orang lain ............................ 17

a. Jenis pendidikan dilihat dari sifatnya ....................................................................... 17

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 16

a. Kesimpulan .............................................................................................................. 17

b. Saran ......................................................................................................................... 19

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................................. 20


PEMBAHASAN

A. Pendekatan Sosialistik
a. Kemampuan manusia untuk belajar dari pengalaman orang lain
Kemampuan manusia untuk belajar dari pengalaman orang lain Pendidikan berfungsi
sebagai pembaharuan hidup, “a renewal of life”. Hidup itu selalu berubah, selalu
menuju pada pembaharuan.hidup merupakan keseluruhan tingkatan pengalaman
individu dengan kelompok. untuk kelangsungan hidup diperlikan usaha untuk
mendidik anggota masyarakat, mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan sebagai
minat pribadi "personal interest. bahwa pembaharuan hidup tidak otomatis, melainkan
banyak tergantung pada teknologi, seni, ilmu pengetahuan, dan perwujudan moral
kemanusiaan, untuk itulah semuanya membutuhkan pendidikan.

b. Jenis pendidikan dilihat dari sifatnya


a. Menurut Besarnya atau Segi Ruang Lingkup

1. Perencanaan Makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan
yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu
pada tingkat nasional. Rencana pembanguna nasional dewasa ini meliputi rencana
dalam bidang ekonomi dan social. Dipandang dari sudut perencanaan makro,
tujuan yang harus dicapai Negara (khususnya dalam bidang peningkatan SDM)
adalah pengembangan system pendidikan untuk menghasilkan tenaga
pembangunan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif
pendidikan harus menghasilkan tenaga yang cukup banyak sesuai dengan
kebutuhan pembangunan. Sedangkan secara kualitatif harus dapat menghasilkan
tenaga pembangunan yang terampil sesuai dengan bidangnya dan memiliki jiwa
pancasila.
2. Perencanaan Meso
Kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan
kedalam program-program yang bersekala kecil.pada tingkatamnya perencanaan
sudah lebih bersifat operasional disesuaikan dengan depertem,en dan unit-unit.
3. Perencanaan Mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat instituisional dan
merupakan penjabran dari perencanaan tingkat mesokhususan dari lembaga
mendpatkan perhatian, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah
ditetapkan dalam perencanaan makro ataupun meso.

b. Menurut Tingkatannya
1. Perencanaan Strategic
Perencanaan strategic disebut juga dengan perencanaan jangka panjang. Strategi itu
menurut R.G. Muurdick diartikan sebagai konfigurasi tentang hasil yang
diharapkantercapai pada masa depan.
Bentuk konfigurasi terungkap berdasarkan:
1. Ruang lingkup
2. Hasil persaingan
3. Target, dan
4. Penataan sumber-sumber.
Perencanaan strategic digunakan untuk mengatakan suatu lingkup perencanaan yang
lebih “general” disamping adanya beberapa jenis perencanaan lain yang disebut
stainer. Pengertian perencanaan strategic yaitu proses pendayagunaan sumber-sumber
dan strategi yang mengatur pengadaan dan pendayagunaan sumber untuk pencapain
tujuan. Hal tersebut bertujuan untuk mencari bentuk dan identitas pada masa yang
akan datang dengan mempertimbangkan berbagai kompleks dalam suatu system.

Berdasarkan hal diatas, metode penelaah dan pemecahan masalah didasarkan atas
kerangka ini yang mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
- Sistematik
- Berorientasi pada output dan konfigurasi keinginan
- Mempunyai tujuan menyeluruh
- Berdimensi jangka panjang, menengah, dan pendek
- Menerapkan metode keilmuan analisi teoretik dan empiric dengan program
pengembangan.
- Rencana operasional terjabar kedalam proyek dan program
- Berlandaskan kebijakan
- Memperhitungkan norma dan kaidah
- Mempunyai pola input, proses, output dengan informasi umpan balik.

2. Perencanaan Koordinatif
Perencanaan koordinatif ditunjukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini mempunyai cangkupan semua aspek operasi suatu system yang
meminta di taatinya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkanpada tingkat
perencanaan strategic.
1. Menurut Jangka Waktunya
- Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan tahunan atau perencanaan
yang dibuat untuk dilaksanakan dalam waktu kurang dari 5 tahun, sering
disebut sebagai rewncana operasional. Perencanaan ini merupakan
penjkabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang.
- Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan jangka menengah mencakup kurun waktu diatas 5-10 tahun.
Perencanaan ini penjabaran dari rencana jangka panjang, tetapi sudah lebih
bersifat operasional.
- Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang meliputi cakupan waktu diatas 10 tahun sampai
dengan 25 tahun. Perencanaan ini memiliki jangka menengah, lebih-lebih lagi
jika dibandingkan dengan perencanaan jangkla pendek. Dengan demikian
perencanaan tahunan bukan hanya sekedar pembabakan dari rencana 5 tahun,
tetapi merupakan penyempurnaan dari rencana itu sendiri.

2. Jenis Perencanaan Berdasarkan Sifatnya


Jenis perencanaan berdasarkan sifat dibagi atas :
- Perencanaan Strategik, perencanaan yang berhubungan dengan proses
penetapan tujuan , pengalokasian sumber – sumber untuk mencapai tujuan dan
kebijakan – kebijakan yang dipakai sebagai pedoman untuk memperoleh,
menggunakan atau menghilangkan hal – hal tersebut. Perencanaan strategis
cenderung dipusatkan pada masalah – masalah yang tidak begitu terstruktur
yang melibatkan variable – variable yang jumlahnya banyak dan parameter
yang tidak pasti.
- Perencanaan Manajerial, perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan
jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
secara efektif dan efisien.
- Perencanaan Operasional, yang memusatkan perhatian pada apa yang akan
dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu rencana
manajerial. Jenis perencanaan berdasarkan sektor dibagi atas : Perencanaan
Nasional, proses penyusunan perencanaan berskala nasional sebagai
konsensus dan komitmen seluruh rakyat yang terarah, terpadu, menyeluruh
untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
- Perencanaan Regional, yang juga disebut dengan perencanaan daerah atau
wilayah, diantaranya Propeda dan perencanaan pendidikan di tingkat propinsi,
kabupaten /kota.
- Perencanaan Tata Ruang, perencanaan yang mengupayakan pemanfaatan
fungsi kawasan tertentu, mengembangkan secara seimbang baik secara
ekologis, geografis maupun demografis.

3. Pendidikan dan kemajuan sosial

Pendidikan dan kemajuan social itu sendiri merupakan ilmu yang berusaha
untuk mengetahui cara-cara dalam pengendalian proses pendidikan agar nantinya
memperoleh perkembangan kepribadian individu yang lebih baik.
Berikut ini beberapa tujuan dari sosiologi pendidikan:
a. Sebagai Analisis Proses Sosiolisasi.
Francis Brown mengemukakan bahwa "Sosiologi pendidikan memperhatikan
pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu
memperoleh dan mengorganisasikan pengalamannya".

b. Sebagai Analisis Kedudukan Pendidikan Dalam Masyarakat.

L.A. Cook mengutamakan fungsi lembaga pendidikan dalam masyarakat dan


menganalisis hubungan sosial antara sekolah dengan berbagai aspek masyarakat,
misalnya: penyelidikan tentang hubungan antara masyarakat pedesaan dengan
sekolah rendah dan menengah atau meneliti fungsi sekolah berhubungan dengan
struktur sosial dalam lingkungan masyarakat tertentu.

c. Sebagai Analisis Sosial Disekolah Dan Antara Sekolah Dengan Masyarakat.


Disini diusahakan menganalisis pola-pola interaksi sosial dan peranan sosial
dalam masyarakat sekolah dan hubungan orang-orang didalam sekolah dengan
kelompok-kelompok diluar sekolah.
- Sebagai Alat Kemajuan Dan Perkembangan Sosial.
Pendidikan dianggap sebagai badan yang sanggup memperbaiki masyarakat
dimana pendidikan sebagai alat untuk mencapai kemajuan sosial. Sekolah
dapat dijadikan alat kontrol sosial yang membawa kebudayaan ke puncak
yang setinggi-tingginya.
- Sebagai Dasar Menentukan Tujuan Pendidikan.
Sejumlah ahli memandang bahwa sosiologi pendidikan sebagai alat untuk
menganalisis tujuan pendidikan secara objektif dimana mencoba mencapai
suatu filsafat pendidikan berdasarkan analisis masyarakat dan kebutuhan
manusia.
- Sebagai Sosiologi Terapan.
Para ahli sosiologi pendidikan menggunakan segala sesuatu yang diketahui
dalam bidang sosiologi dan pendidikan lalu memadukannya kedalam suatu
ilmu baru dengan menerapkan prinsip-prinsip sosiologi kepada seluruh proses
pendidikan.
- Sebagai Latihan Bagi Petugas Pendidikan.
Sosiologi dapat memberikan sumbangan yang berharga dalam menganalisis
pendidikan, untuk memahami hubungan antar manusia didalam sekolah dan
struktur masyarakat tempat sekolah itu beroperasi. Sosiologi pendidikan tidak
hanya mempelajari masalah-masalah sosial dalam pendidikan melainkan juga
tujuan pendidikan, bahan kurikulum, pokok-pokok praktis, etis dan
sebagainya.
C. Permasalahan/Penyelesaian
1. Mengapa filsafat dengan pendidikan berkaitan?
Jawab : Filsafat dan pendidikan merupakan dua hal yang saling terkait karena
pendidikan pada hakikatnya merupakan hasil dari pemikiran (filsafat), filsafat merupakan
arah dan pedoman atau pijakan dasar bagi tercapainya pelaksanaan dan tujuan
pendidikan. Jadi, filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakikatnya merupakan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang Pendidikan. terimakasih
2. Bagaimana proses pembentukan Karakter Manusia menurut pandangan Filsafat?
Jawab : Menurut pendapat saya, sejak lahir setiap manusia dikaruniai dua potensi atau
karakter, yakni potensi kebaikan/ karakter baik dan potensi keburukan/ karakter buruk.
Potensi tersebut akan berkembang mengikuti proses pertumbuhan manusia. Potensi mana
yang akan dominan, baik atau buruk tergantung bagaimana lingkungan yang
membentuknya. Jika tumbuh dalam lingkungan yang baik, maka akan menjadi baik, dan
jika tumbuh dalam lingkungan yang buruk, maka akan menjadi buruk. Oleh karena itu,
dalam dunia pendidikan, lingkungan sekolah harus benar-benar mampu menjadi
lingkungan belajar yang baik bagi anak agar mampu mengoptimalkan karakter baik
dalam setiap diri anak. Terima kasih.
takut akan kegagalan dan ragu-ragu dalam usaha kita dalam menggapai cita-cita tersebut
3. Bagaimana agar terhindar dari Ruang dan Waktu yang salah?
Jawab : Sebelum kita menghindar, kita harus memahami dahulu mana yang berarti salah
maupun benar dalam konteks ruang dan waktu. Ketika kita telah memahami betul apa
yang dimaksud benar sesuai ruang dan waktu maka diri kita pun akan memposisikan diri
pada keadaan yang benar. Maka dari itu kita harus mampu belajar memposisikan diri
untuk mengetahui mana yang baik dan benar juga mana yang salah dan buruk. Ketika
kita berada pada posisi yang salah sebenarnya hati kita pun akan merasa tidak nyaman,
maka berusahalah untuk selalu menjernihkan hati dan pikiran kita dengan mendekatkan
diri kepada Allah SWT agar kita selalu takut pada hal hal buruk yang menjerumuskan
kita
Filsafat merupakan olah pikir. Berpikir dalam berbagai hal. Berpikir antara mana yang
baik dan buruk, berpikir antara yang sesuai dan tidak sesuai, dan lain sebagainya. Agar
tidak salah ruang dan waktu maka kita harus terus belajar dan berlatih. Belajar tentang
materi pembelajaran, belajar tentang kehidupan, belajar dengan kondisi yang sesuai dan
tidak, belajar yang mungkin dan tidak mungkin, dan belajar hal-hal yang lainnya. Kita
harus terus belajar agar dapat mengetahui ruang dan waktu yang sesuai. Kita berfilsafat
ketika dalam melakukan proses pembelajaran filsafat bersama dengan dosen ahli. Jangan
sampai kita berfilsafata dirumah dengan adik kita yang masih belum mengerti hal-hal ini
karena berpikir filsafat belum tentu diterima oleh orang lain. Yang ada malah kita
dianggap sudah tidak waras lagi. Berfilsafatlah pada ruang dan waktu yang sesuai.
Contoh lain seperti pada saat membahas tugas matematika, lakukanlah bersama orang
yang sesuai jurusan atau yang lebih tahu, jangan dibahas dengan orang bahasa yang
cenderung menghindari matematika apalagi ditambah dengan situasi yang krang
memungkinkan seperti ketika dia sedang sibuk mengerjakan tugasnya. Hal ini tidak akan
menyelesaikan masalah yang ada malah akan menambah masalah. untuk itu kita harus
terus belajar dan berusaha untuk lebih mengerti mana yang sesuai dan tidak sesuai.
Kapan dan dimana kita harus berbuat A, kapan dan dimana kita harus berbuat B, dan lain
sebagainya
4. Bagaimana Filsafat memandang konsep hubungan/interaksi dalam keluarga dan
masyarakat?
Jawab : Sangat penting dalam bagi kita dalam membangun hubungan interaksi kepada
masyarakat atau keluarga, karena interaksi yang sering terjalin akan memudahkan kita
untuk saling bekerjasama dalam membangun kehidupan kekluargaan. Hal utama yang
menjadi perhatian bagi yang ingin membangun hubungan dengan masayarakat atau
keluarga adalah komunikasi, dengan komunikasi yang lancar maka kerbersamaan akan
selalu ada dan terjaga.
Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki kepribadian atau katakteristik yang
berbeda-beda. Adanya perbedaan tersebut menjadikan seseorang tidak akan bisa
menjalani hidupnya tanpa adanya orang lain. Maka dari itu diperlukan suatu interaksi
atau hubungan untuk saling melengkapi diantara perbedaan yang ada dalam diri setiap
orang. Karena dengan melakukan suatu interaksi atau hubungan akan membuat setiap
orang untuk saling membantu.
5. Bagaimana cara mengetahui diri sendiri dan menyadari bahwa Filsaat sangatlah
dekat dengan diri kita masing-masing?
Jawab : Gali dalam pikiran, selami mereka, pahami mereka satu persatu, ajak kenalan
lagi bila perlu, karena semua yang ada di dalam pikiran diri ini merupakan dasar filsafat
yang memang sudah menjadi bakal filsafat sejak dulu. Renungi diri sendiri, evaluasi diri,
atau bahkan hanya melakukan aktifitas seperti biasanya sudah termasuk filsafat. Cukup
sadari bahwa diri ini sedang beraktifitas melakukan apapun, baik benar maupun salah
tetap sudah termasuk berfilsafat. Kenali diri lebih dalam lagi dan selalu bersyukur karena
sudah melakukan aktifitas yang baik setiap harinya.

Semua persoalan yang terjadi, pada akhirnya kita kembalikan kepada diri kita sendiri.
Manusia tentu mempersoalkan dirinya sendiri. Dalam suatu persoalan, perdebatan dan
cita-cita, kita terus –menerus bertanya tentang diri kita sendiri, Siapakah sebetulnya aku
ini?, bahkan ketika kita mengalami suatu pertentangan, kebingungan ataupun
kebimbangan mengenai yang baik dan buruk, maka kita akan refleks berfikir untuk
menjawab permasalahan tersebut. Jadi, cara untuk mengetahui diri sendiri dengan terus
memikirkannya dan menerjemahkannya, karena ada banyak hal dalam diri kita juga yang
perlu diterjemahkan (hermeneutika). Jika seseorang tidak berusaha mengenal diri sendiri,
maka dia akan sulit menentukan arah dan tujuan hidupnya. Sebenar-benarnya tidak ada
manusia yang mampu mengetahui dirinya sendiri, yang ada manusia yang berusaha untuk
mengetahui dirinya sendiri.
D. Simpulan
a. Kemampuan manusia untuk belajar dari pengalaman orang lain Pendidikan berfungsi
sebagai pembaharuan hidup, “a renewal of life”. Hidup itu selalu berubah, selalu
menuju pada pembaharuan.hidup merupakan keseluruhan tingkatan pengalaman
individu dengan kelompok. untuk kelangsungan hidup diperlikan usaha untuk
mendidik anggota masyarakat, mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan sebagai
minat pribadi "personal interest. bahwa pembaharuan hidup tidak otomatis, melainkan
banyak tergantung pada teknologi, seni, ilmu pengetahuan, dan perwujudan moral
kemanusiaan, untuk itulah semuanya membutuhkan pendidikan
b. Jenis pendidikan dilihat dari sifatnya
Menurut Besarnya atau Segi Ruang Lingkup :
a. Perencanaan Makro
b. Perencanaan Meso
c. Perencaan Makro

Menurut Tingkatannya :
a. Perencanaan Strategic
b. Perencaan Koordinatif

Menurut Jangka Waktunya :


a. Perencaan Jangka Pendek
b. Perencaan Jangka Menengah
c. Perencanaan Jangka Panjang
E. Daftar Rujukan

Asmoro Achmadi, Filsafat Umum (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 3-10.

Bagus, Lore. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010

Drs.Ali Saifullah H.A, Antara Filsafat dan Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1977.

Ferry Hidayat, Pengantar Teori-Teori Filsafat (Bekasi: STBA Pertiwi, 2016), h. 7.

Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Cet. ke-18. (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2005), h. 8-35.

Nur A. Fadhil Lubis, Pengantar Filsafat Umum, Edisi Revisi, Cet. ke-3. (Medan: IAIN
Press, 2011), h. 3

Mahsun Mahfud, “Hakikat Kebebasan Berpikir Dan Etika,” Jurnal Hermeneia Vol. 6,
No. 1 (June 2007): h. 163-164 Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka

Al-Husna Ismaun, 2001. Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar


Pendidikan, Malang: Usaha Nasional, 1980.

Palmquis Stephen. Pohon Filsafat. Cetakan I. Pustaka Pelajar. Jakarta. 2000.

Uyoh Sadullo, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. Media Iptek, 1994. Hasan
Langgulung, 1986.

Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, cet. XVI, Jakarta :
Sinar Harapan, 2003

Anda mungkin juga menyukai