Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERENCANAAN STRATEGIS DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Strategi Pendidikan
Dosen Pengampu: Mansyur Hidayat Pasaribu, M. Pd

DISUSUN OLEH:
M. HUSNI MUBAROQ NST
(0307182056)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SUMATRA UTARA
T.A. 2020-2021
Kata pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “ PERENCANAAN STRATEGIS
DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan saya juga berterimakasih kepada Bapak dose mata kuliah strategi
pendidikan yang telah memberikan tugasi ini kepada saya.
Saya sangat berharapmakalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Strategi Pendidikan. Saya juga menyadari bahwa di dalam
makalah ini terdapat masih banyak mungkin kekurangan-Nya dan masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu saya berharap adanya saran atau kritik, agar bisa menjadikan
makalah yang saya buat bisa lebih baik lagi untuk masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran dan masukkan.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami dan bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya maupun
orang lain yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila ada terjadi kesalahan
ataupun dari segi kalimat atau kata yang kurang berkenan. Sekian dari saya dan terima
kasih.

Medan, 18, Februari 2021

2
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hampir setiap orang atau organisasi memiliki perencanaan. Apakah

perencanaan tersebut menyangkut kehidupan pribadinya, maupun yang terkait

dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai.

Perencanaan merupakan fungsi pertama dan yang utama dalam kegiatan

manajemen. Oleh karenanya berbagai faktor yang terkait dengan perencanaan perlu

untuk dipahami sebelum kegiatan dijalankan. Hal ini disebabkan karena perencanaan

akan menentukan ke mana Organisasi akan diarahkan.

Pada intinya, perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang

sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana

sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan

rencana kegiatan tertentu.

Perencanaaan yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan dapat

direalisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Sebaliknya, perencanaan yang

buruk adalah ketika apa yang dirumuskan dan ditetapkan ternyata tidak bisa

diimplementasikan, sehingga tujuan organisasi tidak terwujud.

Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi,

benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak

boleh dilakukan secara asal-asalan.1 Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur

urusan Rumah Tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan

sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam

1
Didin Hafhiduddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah, (Cet. 1; Jakarta: Gema Insani
Press, 2003), h. 1

3
bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa

selesai secara efisien dan efektif.

Pendidikan Agama Islam dengan berbagai jalur, jenjang, dan bentuk yang ada

seperti pada jalur pendidikan formal ada jenjang pendidikan dasar yang berbentuk

Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), jenjang pendidikan

menengah ada yang berbentuk Madrasah Alyah (MA) dan Madrasah Aliyah

Kejuruan (MAK), dan pada jenjang pendidikan tinggi terdapat begitu banyak

Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dengan berbagai bentuknya ada yang

berbentuk Akademi, Sekolah Tinggi, Institut, dan Universitas. Pada jalur pendidikan

non formal seperti Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA), Majelis

Ta’lim, Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jalur Pendidikan Informal seperti

pendidikan yang diselenggarakan di dalam kelurarga atau pendidikan yang

diselenggarakan oleh lingkungan. Kesemuanya itu perlu pengelolaan atau

manajemen yang sebaik-baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran negatif

tentang pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat dan sulit

dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan hancur oleh

kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada di sekelilingnya,

sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib: “kebenaran yang tidak terorganisir

dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi”.

Oleh sebab itu, Dalam mengembangkan strategi dibutuhkan perencanaan,

pandangan umum mengatakan bahwa strategi dikembangkan dan diterapkan dengan

cara linear, dan bahwa strategi yang diinginkan oleh organisasi akan diterapkan

secara keseluruhan untuk menjadi kenyataan sebagai strategi yang aktual. Akan

4
tetapi tidak setiap strategi yang diinginkan selalu menjadi kenyataan. Hal ini

disebabkan oleh adanya pergeseran keadaan lingkungan yang tidak diharapkan,

sehingga masalah-masalah dalam pencapaian yang tidak terlihat sebelumnya, sering

muncul dan membatasi efisiensi dan formulasi dari strategi yang telah direncanakan.

Meskipun demikian, tidak berarti bahwa organisasi tersebut menjadi tidak

memiliki strategi sama sekali. Dalam kaitan ini, strategi yang dikejar organisasi tidak

perlu didukung oleh organisasi atau tokoh-tokoh seniornya. Tetapi harus ditempatkan

pada konteks tujuan yang dikejar oleh organisasi. Dengan demikian strategi itu dapat

berkembang secara berkesinambungan, mudah menyesuaikan diri dan sekaligus

meningkatkan diri.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian-uraian di atas, maka penulis akan merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan yang strategis?

2. Bagaimana implementasi perencanaan strategis dalam Lembaga

Pendidikan?

5
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Strategis

Perencanaan atau rencana (planning) dewasa ini telah dikenal oleh hamper

setiap orang, kita mengenal rencana pembangunan, perencanaan pendidikan,

perncanaan produksi suatu perusahaan. Bahkan keluarhga yang pada waktu dulu

dipandang sebagai sesuatu yang berjalan menurut alam sekarang direncanakan juga

yang dikenal dengan sebutan keluarga berencana. 2 Perencanaan adalah pemilihan

sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang aharus dilakukan, kapan,

bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan

mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang dalam perencanaan dan

kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan.3

Perencanaan Strategis adalah suatu kerangka berpikir logis yang

menetapkan di mana Anda berada, ke mana Anda akan pergi, bagaimana Anda bisa

sampai di sana. Ia juga merupakan proses yang mengarahkan para pemimpin

mengembangkan visi dalam menggambarkan masa depan yang dikehendaki. Ia

mengubah cara managemen berpikir, mengalokasikan, dan merealokasikan berbagai

sumber daya, sementara pelaksanaan program berlangsung. Dengan kata lain,

perencanaan berhubungan dengan dampak masa depan dari keputusan yang dibuat

sekarang, atau disebut sebagai futuarity of current decisions. Ia mencakup pilihan-

pilihan yang berkaitan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Ia juga

merangkul kekuatan-kekuatan eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Bahkan

2
Harjanto, Perencanaan Pembelajaran, (cet. 1, Jakarta 1997), h. 1
3
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta, 2003), h. 77

6
perencanaan strategis adalah falsafah, yaitu suatu sikap, a way of life, suatu proses

berpikir, suatu aktivitas intelektual.4

Perencanaan strategis adalah instrument kepemimpinan dan suatu proses.

Sebagai suatu proses, ia menentukan apa dan bagaimana usaha mencapainya, suatu

proses yang menjelaskan sasaran-sasaran. Perencanaan strategis sebagai komponen

dari manajemen strategis bertugas untuk memperjelas tujuan dan sasaran, memilih

berbagai kebijaksanaan, terutama dalam memperoleh dan mengalokasikan sumber

daya, serta menciptakan suatu pedoman dalam menerjemahkan kebijaksanaan

organisasi. Bahkan dipandang sebagai metode untuk mengelola perubahanperubahan

yang tidak dapat dihindari sehingga dapat juga disebut sebagai metode untuk

berurusan dengan kompleksitas lingkungan yang sering kali erat hubungannya

dengan kepentingan organisasi.5

Dalam buku management, Richard menyebutkan bahwa perencanaan

merupakan tindakan untuk menentukan tujuan organisasi dan apa yang dibutuhkan

untuk mencapainya6.

Wikipedia menjelaskan Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan

sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber

daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan

cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan

cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional.

Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan organisasi

4
George A.Stainer, Strategic Planning (New York: The Free Press, 2006) h. 152
5
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik (Cet. II; Jakarta: PT. Grasindo, 1998) h. 500
6
Lihat Richard L. Daft, Management (edisi enam; Jakarta: Salemba Empat, 2006) h. 315

7
sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari

anggota organisasi.

Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka

panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya

didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka

pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana

yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time frame.

Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan

rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan

guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh

karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa

yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel,

namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana

yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga

memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi

biaya, dan lain-lain.

Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single

use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan

satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau

"mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan standing plans

8
adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di

dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.7

Dari pengertian di atas, disimpulkan bahwa perencanaan sebagai sebuah

proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk

pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan system

pencernaan yang menyeluruh untuk mengordinasikan seluruh pekerjaan organisasi

hingga tercapainya tujuan organisasi karena perencanaan merupakan suatu kegiatan

strategi untuk mencapai tujuan dan mengembangkan rencana aktivitas kerja

organisasi. Dalam perencanaan, ada dua elemen penting yang selalu ada yaitu tujuan

dan rencana.

Ada tiga alasan yang menunjukkan pentingnya perencanaan strategis.

Pertama, memberikan kerangka dasar dalam semua bentuk-bentuk perncanaan

lainnya harus diambil. Kedua, pemahaman terhadap perencanaan setrategis dan

mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya. Ketiga, perencanaan

strategic sering merupakan titik permulaan bagi pemahaman dan penilaian kegiatan-

kegiatan manajer dan organisasi8

B. Implementasi perencanaan strategis dalam lembaga pendidikan

Standar pengelolaan pendidikan pada sekolah yang ditetapkan oleh

pemerintah, salah satu bagiannya adalah perencanaan. Dalam perencanaan ini

meliputi visi, misi, tujuan, dan rencana kerja sekolah/madrasah. Artinya setiap

sekolah wajib merumuskan dan menetapkan serta mengembangkan visi, misi, tujuan,

dan rencana kerja di sekolahnya sesuai dengan kriteria dan ketentuan membuat: 1)

7
lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan.
8
T. Hani Handoko, Op. Cit, h. 92

9
rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai

dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan yang telah ditetapkan

tersebut. Dalam hal rencana kerja, sekolah dituntut mutu lulusan yang ingin dicapai

dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan; 2) rencana

kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran

Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan rencana jangka

menengah.9 Melihat konteks ketentuan pemerintah yang berupa peraturan menteri

pendidikan nasional tentang perencanaan tersebut, maka pada hakekatnya sekolah

dituntut untuk merumuskan dan memiliki perencanaan strategis meliputi: pertama,

formulasi strategis memuat visi, misi, tujuan dan rumusan program strategis empat

tahunan dalam bentuk rencana kerja jangka menengah; kedua, implementasi strategis

memuat program strategis tahunan berupa rencana kegiatan dan anggaran

berdasarkan berdasarkan rencana jangka menengah.

Dalam mengimplementasikan perencanaan strategis di sekolah, maka tiap

sekolah menjalankan proses yang berupa langkah-langkah atau cara-cara tertentu

agar perencanaan strategis dapat disusun secara efektif dan efisien. Tiap sekolah

tentu memiliki langkah-langkah yang berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan

kondisi yang ada disekolahnya. Sekolah akan menghasilkan sebuah perencanaan

strategis yang baik apabila dalam penyusunannya menggunakan metode yang baik

pula.

Perencanaan strategis di sekolah dibutuhkan sebagai bentuk usaha antisipasi

terhadap perubahan atau masalah di sekolah yang perlu diselesaikan. Antisipasi

9
Depdiknas, Permendiknas RI No 19 Th. 2007 Tentang Standar Pengelolaan Oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah (Jakarta, 2007), h. 3-5

10
masalah itu bisa sederhana dan bisa juga kompleks. Apapun masalah itu apakah

sederhana atau kompleks, membutuhkan penyelesaian yang tuntas, artinya

penyelesaian itu tidak setengah-setengah sehingga masalah itu tidak muncul lagi

dalam waktu yang lama atau untuk selamanya. Untuk menyelesaikan antisipasi

masalah ini membutuhkan pikiran-pikiran, analisis-analisis melalui pendekatan

tertentu. Dalam melakukan analisis-analisis tersebut sekolah dapat menggunakan

salah satu pendekatan analisis atau beberapa model analisis. Dalam hal ini tiap

sekolah juga berbeda dalam menggunakan pendekatan analisisnya. Dalam

perencanaan membutuhkan pendekatan rasional kearah tujuan yang telah ditetapkan.

Namun demikian, pada prinsipnya dalam perencanaan strategis harus menghasilkan

sebuah analisis lingkungan strategis baik ekstenal maupun internal.

Analisis dilakukan melalui proses intelektual yang menentukan secara sadar

tindakan yang akan dilakukan dan mendasarkan keputusan-keputusan pada tujuan

yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya, serta

memperhatikan perkiraan keadaan yang akan datang, sehingga tergambar dengan

jelas apa yang menjadi tantangan nyata bagi sekolah ke depan. Dengan adanya

tantangan masa depan sekolah, maka dilahirkankan visi, misi, tujuan, dan program-

program strategis yang merupakan wujud dari antisipasi dan solusi masalah yang

akan datang.

Selain visi, misi, dan tujuan yang harus dijelaskan dalam perencanaan

strategis, ia juga diminta memberi alasan yang rasional mengenai program yang

dipilih untuk menyongsong perubahan dan menyelesaikan masalah atau mengapa

suatu misi harus dipikul. Perencanaan ini dengan misinya harus juga menjelaskan

11
kondisi tempat perencanaan itu akan dilaksanakan yaitu apa yang akan dikerjakan,

siapa yang akan dilibatkan dalam pekerjaan itu, bagaimana persyaratan fasilitasnya,

dan kriteria hasil yang bagaimana yang diinginkan.

Dalam manajemen strategis perencana sekaligus manajer berusaha

memadukan formulasi dengan implementasi atau pikiran dengan tindakan.

Perencanaan belum dianggap cukup hanya merupakan dokumentasi hasil pikiran,

melainkan bagaimana proses penciptaan dokumen itu, implementasinya, pelaksanaan

hasilnya di lapangan dapat diamankan dari gangguan-gangguan baik yang bersumber

dari dalam lembaga pendidikan itu sendiri maupun dari luar lembaga. Implementasi

perencanaan strategis dapat dilaksanakan secara efektif atau tidak bisa dilihat dengan

melihat tingkat capaian dari target dan sasaran program yang telah ditetapkan.

Untuk melihat efektivitas implementasi perencanaan strategis di sekolah

dapat dilakukan dengan melakukan monitoring dan evaluasi. Oleh karena itu

perencanaan strategis dalam implementasinya akan tergambar faktornya adalah

komitmen manajemen. Komitmen itu terutama berupa efektivitasnya. Faktor-faktor

yang mempengaruhi efektivitas implementasi perencanaan strategis perlu diketahui

dan di analisis oleh sekolah. Salah satu kemauan untuk membangun dan

mempertahankan disiplin perencanaan, terlibat secara total dalam segala waktu,

berbicara tentang rencana sesering mungkin, dan kemudian secara konstan

memfokuskan perhatian pada isu-isu perencanaan.

Syarafuddin menjelaskan bahwa untuk saat sekarang ini, setiap lembaga

pendidikan memerlukan adanya perencanaan strategis dengan menyusun misi, visi,

tujuan, sasaran, metode, program dan kegiatan. Ia menegaskan bahwa sebagai salah

10

12
satu jenis perencanaan, maka keberadaan perencanaan strategis mencakup spektrum

kegiatan yang luas dan memerlukan waktu yang lama dalam mewujudkannya dan

harus didukung sumber daya yang baik. Hal itu dimaksudkan sebagai perencanaan

jangka panjang untuk menjawab tantangan eksternal sekolah yang semakin dinamis

dan kompleks. Di sini diperlukan analisis kekuatan, kelemahan (faktor internal

organisasi sekolah), dan peluang serta ancaman/tantangan (faktor ekstenal organisasi

sekolah). Akhirnya akan diketahui dimana posisi sekolah, mau ke mana sekolah, dan

apa masalah krusial yang dihadapi , lalu dibuatlah perencanaan strategis menjangkau

masa depan yang lebih baik.10

Ditegaskan juga oleh Bryson bahwa perencanaan strategis telah didefinisikan

sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting

yang membentuk dan mengarahkan bagaimana suatu organisasi, apa yang dikerjakan

organisasi, dan mengapa melakukan apa yang dikerjakannya itu. Menurutnya arti

penting perencanaan strategis berasal dari kemampuannya membangun organisasi

secara efektif merespon lingkungan yang telah berubah secara dramatis dan kini di

depannya. Ditegaskannya pula bahwa perencanaan strategis dapat membantu

orgasnisasi dan komunitas untuk merumuskan dan memecahkan masalah terpenting

yang mereka hadapi. Perencanaan strategis dapat membantu organisasi membangun

kekuatan dan mengambil keuntungan dari peluang penting, sembari organisasi

mengatasi kelemahan dan ancaman serius. Perencanaan strategis dapat membantu

organisasi menjadi lebih efektif dalam dunia yang sangat bermusuhan.11

10
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2005) hlm.
129-131.
11
John M. Bryson,Strategic Planning For Public And Non Profit Organizations, terj. M.
Miftahuddin (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 23-24

11

13
Dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi:

a. Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas

kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses

pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.

b. Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap

pelaksanaan dan hasil pendidikan.

c. Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.

d. Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.12

Jika dilihat dari posisi pembangunan kelembagaan, maka perencanaan dapat

dibedakan kedalam dua kategori, yaitu:

a. Perencanaan strategis (strategic planning)

Perencanaan strategis dilakukan oleh para perencana yang memperhatikan

visi dan misi lembaga yang dikaitkan dengan kepentingan stakeholders serta

lingkungan internal dan eksternal lembaga, yang diikuti kajian isu-isu strategis bagi

pengembangan prioritas lembaga di masa depan. Perencanaan strategis ini biasanya

dilakukan untuk jangka waktu minimum tiga tahun.

Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan

dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan,

seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang

semakin kompleks, dan percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya.

12
Ramayulius, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. 1; Jakarta: Kalam Mulia, 2007) h. 271

12

14
b. Perencanaan operasional (operational planning)

Perencanaan operasional merupakan perencanaan internal organisasi yang

biasanya terbatas pada mengendalikan proses terjadinya transformasi sistem (input,

proses, dan output).13

Apabila perencanaan strategis diimplementasikan secara benar dan

komprehensif, tentu sebuah sekolah akan mudah meraih keberhasilannya. Tidak

sedikit contoh keberhasilan dan kesuksesan dari lembaga pendidikan karena visi

besar dari organisasi maupun pemimpinnya. Namun visi besar tersebut tetap

realistis dengan indikator pencapaian yang jelas. Perencanaan strategis

mengarahkan organisasi dan para pemimpin mengembangkan visi dalam

menggambarkan masa depan yang dikehendaki. Selain visi, kemudian sekolah

memiliki rumusan misi, melakukan analisis lingkungan strategis yang

komprehensif, merumuskan isu-isu strategis, memiliki tujuan jangka panjang dan

strategi utama, memiliki tujuan tahunan dan strategi jangka pendek sesuai dengan

tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan,

mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang

dianggarkan, dan mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan

pengambilan keputusan di masa datang. Kesemuanya merupakan tahapan

implementasi perencanaan strategis yang menuntun sekolah akan dapat menjawab

tantangan perubahan yang begitu cepat dan kompleks serta akan meraih

kemenangan dalam persaingan yang semakin ketat.

13
Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Memenangkan
Persaingan Mutu, (Cet. 1; Jakarta: Nimas Multima, 2006) h. 21

13

15
Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima perkara penting

untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu:

a. Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan

b. Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai

c. Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggung jawab

operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang

hendak dicapai

d. Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan

masyarakat, mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan

tim yang bertanggung jawab terhadap operasionalnya atau dengan mitra

kerjanya, kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan

perencanaan melakukan evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan

tujuan.

e. Kemampuan organisatoris penanggungjawab operasional.

Dari uraian diatas dapat kita fahami bersama bahwa dalam upaya mencapai

keberhasilan dalam perencanaan memerlukan kerjasama, komitmen disertai dengan

pengawasan yang berkelanjutan.

Namun kenyataannya, unsur perencanaan pendidikan bagi sebagian sekolah

masih lebih banyak dijadikan faktor pelengkap, sehingga sering kali tujuan yang

telah ditetapkan tidak tercapai secara maksimal. Penyebabnya adalah karena para

perencana pendidikan kurang memahami proses dan mekanisme perencanaan dalam

konteks yang lebih komprehensif. Selain itu, posisi bidang perencanaan belum

merupakan key factor keberadaan suatu lembaga pendidikan, baik pada tingkat

14

16
makro maupun mikro. Karena itu, sumbangan perencanaan pendidikan terhadap

pencapaian visi, misi, dan tujuan lembaga pendidikan belum dirasakan secara

optimal.

15

17
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan memiliki peranan yang amat penting dalam pengelolaan sebuah

institusi atau lembaga terutama pada lembaga pendidikan, karena lembaga

pendidikan bukanlah menghailkan barang dan jasa tetapi lembaga penidikan

merupakan sebuah pabrik yang akan memproduksi generasi-generai yang unggul

dalam pretasi dan anggun dalam akhlak, apalagi dengan lembaga yang berlabelkan

Islam sebagai pandangan dan pedoman dalam membina dan mengembangkan peserta

didik.

Perencanaan ini meliputi perencanaan strategis yang diukur dari berbagai

sudut pandang baik itu lembaga, lingkungan eksternal, peluang dan sebagainya yang

bertujuan mampu mengelola organisasi atau lembaga pendidikan Islam sesuai target

dan mencapai sasaran. Sedangkan perencanaan operasional merupakan langkah-

langkah nyata dalam pengoperasionalan sebuah lembaga pendidikan Islam.

B. Implikasi

Perencanaan Strategis bukanlah salah satu yang harus dipelajari secara

tekstual belaka, akan tetapi adalah untuk direalisasikan dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara. Dan semoga dengan semangat dan tekad yang kuat untuk mencari

ilmu akan menjadi motivator untuk perubahan terhadap berbagai problematika yang

terjadi pada lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

16

18
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, Permendiknas RI No 19 Th. 2007 Tentang Standar Pengelolaan Oleh


Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, 2007
Hafhiduddin, Didin dan Tanjung, Hendri, Manajemen Syariah, Cet. I; Jakarta: Gema
Insani Press, 2003
Handoko, T. Hani, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta, 2003
Harjanto, Perencanaan Pembelajaran, cet. 1, Jakarta 1997
http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan.
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik, Cet. II; Jakarta: PT. Grasindo, 1998
M. Bryson, John, Strategic Planning For Public And Non Profit Organizations, terj.
M. Miftahuddin, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001
Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 1997
Ramayulius, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. 1; Jakarta: Kalam Mulia, 2007
Richard L. Daft, Management, Cet. 6; Jakarta: Salemba Empat, 2006
Sagala, Syaiful, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat
Strategi Memenangkan Persaingan Mutu, Cet. 1; Jakarta: Nimas Multima,
2006
Stainer, George A., Strategic Planning, New York: The Free Press, 2006
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005

17

19

Anda mungkin juga menyukai