DISUSUN OLEH:
M. HUSNI MUBAROQ NST
(0307182056)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “ PERENCANAAN STRATEGIS
DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan saya juga berterimakasih kepada Bapak dose mata kuliah strategi
pendidikan yang telah memberikan tugasi ini kepada saya.
Saya sangat berharapmakalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Strategi Pendidikan. Saya juga menyadari bahwa di dalam
makalah ini terdapat masih banyak mungkin kekurangan-Nya dan masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu saya berharap adanya saran atau kritik, agar bisa menjadikan
makalah yang saya buat bisa lebih baik lagi untuk masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran dan masukkan.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami dan bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya maupun
orang lain yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila ada terjadi kesalahan
ataupun dari segi kalimat atau kata yang kurang berkenan. Sekian dari saya dan terima
kasih.
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manajemen. Oleh karenanya berbagai faktor yang terkait dengan perencanaan perlu
untuk dipahami sebelum kegiatan dijalankan. Hal ini disebabkan karena perencanaan
Pada intinya, perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang
sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana
sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan
buruk adalah ketika apa yang dirumuskan dan ditetapkan ternyata tidak bisa
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi,
benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak
boleh dilakukan secara asal-asalan.1 Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur
urusan Rumah Tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan
sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam
1
Didin Hafhiduddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah, (Cet. 1; Jakarta: Gema Insani
Press, 2003), h. 1
3
bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa
Pendidikan Agama Islam dengan berbagai jalur, jenjang, dan bentuk yang ada
seperti pada jalur pendidikan formal ada jenjang pendidikan dasar yang berbentuk
menengah ada yang berbentuk Madrasah Alyah (MA) dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), dan pada jenjang pendidikan tinggi terdapat begitu banyak
Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dengan berbagai bentuknya ada yang
berbentuk Akademi, Sekolah Tinggi, Institut, dan Universitas. Pada jalur pendidikan
non formal seperti Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA), Majelis
manajemen yang sebaik-baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran negatif
tentang pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat dan sulit
dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan hancur oleh
sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib: “kebenaran yang tidak terorganisir
cara linear, dan bahwa strategi yang diinginkan oleh organisasi akan diterapkan
secara keseluruhan untuk menjadi kenyataan sebagai strategi yang aktual. Akan
4
tetapi tidak setiap strategi yang diinginkan selalu menjadi kenyataan. Hal ini
muncul dan membatasi efisiensi dan formulasi dari strategi yang telah direncanakan.
memiliki strategi sama sekali. Dalam kaitan ini, strategi yang dikejar organisasi tidak
perlu didukung oleh organisasi atau tokoh-tokoh seniornya. Tetapi harus ditempatkan
pada konteks tujuan yang dikejar oleh organisasi. Dengan demikian strategi itu dapat
meningkatkan diri.
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
Pendidikan?
5
II. PEMBAHASAN
Perencanaan atau rencana (planning) dewasa ini telah dikenal oleh hamper
perncanaan produksi suatu perusahaan. Bahkan keluarhga yang pada waktu dulu
dipandang sebagai sesuatu yang berjalan menurut alam sekarang direncanakan juga
sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang aharus dilakukan, kapan,
bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan
menetapkan di mana Anda berada, ke mana Anda akan pergi, bagaimana Anda bisa
perencanaan berhubungan dengan dampak masa depan dari keputusan yang dibuat
2
Harjanto, Perencanaan Pembelajaran, (cet. 1, Jakarta 1997), h. 1
3
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta, 2003), h. 77
6
perencanaan strategis adalah falsafah, yaitu suatu sikap, a way of life, suatu proses
Sebagai suatu proses, ia menentukan apa dan bagaimana usaha mencapainya, suatu
dari manajemen strategis bertugas untuk memperjelas tujuan dan sasaran, memilih
yang tidak dapat dihindari sehingga dapat juga disebut sebagai metode untuk
merupakan tindakan untuk menentukan tujuan organisasi dan apa yang dibutuhkan
untuk mencapainya6.
sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber
cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional.
Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan organisasi
4
George A.Stainer, Strategic Planning (New York: The Free Press, 2006) h. 152
5
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik (Cet. II; Jakarta: PT. Grasindo, 1998) h. 500
6
Lihat Richard L. Daft, Management (edisi enam; Jakarta: Salemba Empat, 2006) h. 315
7
sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari
anggota organisasi.
didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka
pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana
karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa
yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel,
yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai
use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan
satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau
"mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan standing plans
8
adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di
proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk
organisasi. Dalam perencanaan, ada dua elemen penting yang selalu ada yaitu tujuan
dan rencana.
strategic sering merupakan titik permulaan bagi pemahaman dan penilaian kegiatan-
meliputi visi, misi, tujuan, dan rencana kerja sekolah/madrasah. Artinya setiap
sekolah wajib merumuskan dan menetapkan serta mengembangkan visi, misi, tujuan,
dan rencana kerja di sekolahnya sesuai dengan kriteria dan ketentuan membuat: 1)
7
lihat http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan.
8
T. Hani Handoko, Op. Cit, h. 92
9
rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai
dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan yang telah ditetapkan
tersebut. Dalam hal rencana kerja, sekolah dituntut mutu lulusan yang ingin dicapai
formulasi strategis memuat visi, misi, tujuan dan rumusan program strategis empat
tahunan dalam bentuk rencana kerja jangka menengah; kedua, implementasi strategis
agar perencanaan strategis dapat disusun secara efektif dan efisien. Tiap sekolah
strategis yang baik apabila dalam penyusunannya menggunakan metode yang baik
pula.
9
Depdiknas, Permendiknas RI No 19 Th. 2007 Tentang Standar Pengelolaan Oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah (Jakarta, 2007), h. 3-5
10
masalah itu bisa sederhana dan bisa juga kompleks. Apapun masalah itu apakah
penyelesaian itu tidak setengah-setengah sehingga masalah itu tidak muncul lagi
dalam waktu yang lama atau untuk selamanya. Untuk menyelesaikan antisipasi
salah satu pendekatan analisis atau beberapa model analisis. Dalam hal ini tiap
yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya, serta
jelas apa yang menjadi tantangan nyata bagi sekolah ke depan. Dengan adanya
tantangan masa depan sekolah, maka dilahirkankan visi, misi, tujuan, dan program-
program strategis yang merupakan wujud dari antisipasi dan solusi masalah yang
akan datang.
Selain visi, misi, dan tujuan yang harus dijelaskan dalam perencanaan
strategis, ia juga diminta memberi alasan yang rasional mengenai program yang
suatu misi harus dipikul. Perencanaan ini dengan misinya harus juga menjelaskan
11
kondisi tempat perencanaan itu akan dilaksanakan yaitu apa yang akan dikerjakan,
siapa yang akan dilibatkan dalam pekerjaan itu, bagaimana persyaratan fasilitasnya,
dari dalam lembaga pendidikan itu sendiri maupun dari luar lembaga. Implementasi
perencanaan strategis dapat dilaksanakan secara efektif atau tidak bisa dilihat dengan
melihat tingkat capaian dari target dan sasaran program yang telah ditetapkan.
dapat dilakukan dengan melakukan monitoring dan evaluasi. Oleh karena itu
dan di analisis oleh sekolah. Salah satu kemauan untuk membangun dan
tujuan, sasaran, metode, program dan kegiatan. Ia menegaskan bahwa sebagai salah
10
12
satu jenis perencanaan, maka keberadaan perencanaan strategis mencakup spektrum
kegiatan yang luas dan memerlukan waktu yang lama dalam mewujudkannya dan
harus didukung sumber daya yang baik. Hal itu dimaksudkan sebagai perencanaan
jangka panjang untuk menjawab tantangan eksternal sekolah yang semakin dinamis
sekolah). Akhirnya akan diketahui dimana posisi sekolah, mau ke mana sekolah, dan
apa masalah krusial yang dihadapi , lalu dibuatlah perencanaan strategis menjangkau
sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting
yang membentuk dan mengarahkan bagaimana suatu organisasi, apa yang dikerjakan
organisasi, dan mengapa melakukan apa yang dikerjakannya itu. Menurutnya arti
secara efektif merespon lingkungan yang telah berubah secara dramatis dan kini di
10
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2005) hlm.
129-131.
11
John M. Bryson,Strategic Planning For Public And Non Profit Organizations, terj. M.
Miftahuddin (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 23-24
11
13
Dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi:
visi dan misi lembaga yang dikaitkan dengan kepentingan stakeholders serta
lingkungan internal dan eksternal lembaga, yang diikuti kajian isu-isu strategis bagi
dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan,
12
Ramayulius, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. 1; Jakarta: Kalam Mulia, 2007) h. 271
12
14
b. Perencanaan operasional (operational planning)
sedikit contoh keberhasilan dan kesuksesan dari lembaga pendidikan karena visi
besar dari organisasi maupun pemimpinnya. Namun visi besar tersebut tetap
strategi utama, memiliki tujuan tahunan dan strategi jangka pendek sesuai dengan
mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang
tantangan perubahan yang begitu cepat dan kompleks serta akan meraih
13
Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Memenangkan
Persaingan Mutu, (Cet. 1; Jakarta: Nimas Multima, 2006) h. 21
13
15
Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima perkara penting
hendak dicapai
tujuan.
Dari uraian diatas dapat kita fahami bersama bahwa dalam upaya mencapai
masih lebih banyak dijadikan faktor pelengkap, sehingga sering kali tujuan yang
telah ditetapkan tidak tercapai secara maksimal. Penyebabnya adalah karena para
konteks yang lebih komprehensif. Selain itu, posisi bidang perencanaan belum
merupakan key factor keberadaan suatu lembaga pendidikan, baik pada tingkat
14
16
makro maupun mikro. Karena itu, sumbangan perencanaan pendidikan terhadap
pencapaian visi, misi, dan tujuan lembaga pendidikan belum dirasakan secara
optimal.
15
17
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam pretasi dan anggun dalam akhlak, apalagi dengan lembaga yang berlabelkan
Islam sebagai pandangan dan pedoman dalam membina dan mengembangkan peserta
didik.
sudut pandang baik itu lembaga, lingkungan eksternal, peluang dan sebagainya yang
bertujuan mampu mengelola organisasi atau lembaga pendidikan Islam sesuai target
B. Implikasi
tekstual belaka, akan tetapi adalah untuk direalisasikan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Dan semoga dengan semangat dan tekad yang kuat untuk mencari
ilmu akan menjadi motivator untuk perubahan terhadap berbagai problematika yang
16
18
DAFTAR PUSTAKA
17
19