Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Penjamin Mutu PAI
DosenPengampu :
Disusun Oleh :
210101210072
2022
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
Sistem Penjamin Mutu PAI yang berjudul “Perencanaan Strategis Mutu Satuan
Pendidikan Islam” dengan tepat waktu dan tanpa ada halangan yang berarti.
Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
Adapun tujuan kami menyusun makalah ini yaitu sebagai salah satu syarat
memenuhi mata kuliah Sistem Penjamin Mutu PAI juga untuk menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan tentang Pendidikan Islam. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah semoga apa yang kami paparkan dan sajikan dalam makalah ini
dapat menjadi manfaat serta mudah dimengerti oleh semua kalangan dan semoga
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................. 23
B. Saran ........................................................................................................ 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak
dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam bidang apa pun, perencanaan merupakan unsur penting
dan strategis sebagai pemandu arah pelaksanaan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan atau sasaran yang dikehendaki. Perencanaan sebagai suatu
rangkaian proses kegiatan dilakukan untuk menyiapkan keputusan mengenai
apa yang diharapkan terjadi dan apa yang akan dilakukan.
Dalam bidang Pendidikan Islam, perencanaan strategis merupakan
salah satu factor kunci efektivitas terlaksananya aktivitas pendidikan
dan peningkatan mutu demi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan
bagi setiap jenjang dan jenis pendidikan pada tingkat nasional maupun lokal.
Hal tersebut tentunya juga akan berdampak baik bagi meningkatkan mutu dan
kualitas Pendidikan Agama Islam. Akan tetapi, perencanaan strategis
mutu pendidikan, yang seharusnya menjadi bagian integral dari manajemen pe
nyelenggaraan pendidikan Islam seringkali diabaikan dan belum menjadi
tradisi dalam pengembangan pendidikan Islam. Pentingnya perencanaan yang
handal dalam lingkup pendidikan Islam, karena pendidikan Islam diyakini
oleh umat Islam sebagai jalan hidup manusia yang paling baik.
Maka dari itu, Pendidikan Islam perlu direncanakan secara strategis
dan sistematis, sehingga Pendidikan Islam benar-benar bermutu dan
berkualitas serta dapat menyejahterakan setiap Muslim, baik di dunia maupun
di akhirat kelak. Dengan adanya kepentingan tersebut, maka dalam makalah
ini penyusun akan membahas mengenai Perencanaan Strategis Mutu
Pendidikan Agama Islam.
1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian perencanaan strategis mutu pendidikan agama islam?
2. Rangkaian perencanaan strategis mutu pendidikan agama islam?
3. Analisis perencanaan strategis mutu pendidikan agama islam?
C. Tujuan Makalah
1. Mendeskripsikan perencanaan strategis mutu pendidikan agama islam.
2. Mendeskripsikan rangkaian perencanaan strategis mutu pendidikan agama
islam.
3. Menganalisis perencanaan strategis mutu pendidikan agama islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Wendy Robson,Strategic Management & Information System Second Edition,(San. London:
Prentice Hall,1997) h. 95.
3
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan strategi
adalah suatu keputusan fundamental yang akan mengarahkan lembaga
pendidikan pada percapaian-pencapaian strategi sesuai visi, misi lembaga ke
masa depan. Perencanaan strategi berkaitan dengan apa visi, misi, tujuan,
sasaran dan pencapaian organisasi dimasa depan
serta berkaitan dengan bagaimana organisasi bisa menggerakan sumber daya
yang ada untuk mencapai tujuan tersebut.
2
Arif Muljadi, Pokok-pokok dan Ikhtisar Manajemen Strategik Perencanaan dan Manajemen
Kinerja. h. 26.
4
ࣖ
3
RahmadDwiJatmiko,ManajemenStrategik , (Malang: UMM Press, 2003), h. 18.
5
ه ه ه ٰٓ
ّٰلل خ ر ّٰۗلل ق ت ت ظر نفس ّٰلل ق لذين
4
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (Jogjakarta : IRCiSoD, 2010), h.53.
5
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, h. 54.
6
Crosby, mutu adalah conformance to requirment, yaitu sesuai apa yang
dinyatakan atau distandarkan. Menurut Deming, mutu adalah kesesuaian
dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Menurut Feigenbaum, mutu adalah
kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction).6
6
Nasution, M,N., Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2001), h. 15-16.
7
Jerome S, Quality in Education : An Implementation Handbook, Alih Bahasa : Yosal
Iriantara (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, Cetakan III, 2006), h. 8.
8
Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Budaya Mutu, (Badan
Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Cetakan I, Desember 2010), h. 37-38.
7
B. Rangkaian Perencanaan Strategis Mutu Pendidikan Agama Islam
Analisis SWOT dan Apa yang kita butuhkan agar menjadi baik?
9
Edward Sallis, Total Quality Management in Education. h.215.
8
1. Visi, Misi, Nilai-nilai dan Tujuan.
a. Visi
1) Pengertian Visi
10
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2017), h. 120.
11
Ismail, Visi dan Misi Depag,(Surabaya: Balai Diklat Pegawai Teknis Keagamaan, 2005), h.
4.
9
membentuk perilaku yang diharapkan dari civitas organisasi dalam
mewujudkan visinya.12
b. Misi
2) Pengertian Misi
12
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, h. 121.
13
Muhaimin, dkk.Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
PadaSekolah& Madrasah, (Jakarta: RajaGrafindoPersada, 2008), h. 15.
10
membuat peta yang secara akurat menggambarkan dunia yang dimasuki,
memberikan kesempatan pada lembaga tersebut untuk mengelola aktivitas
pendidikan yang memenuhi kebutuhan dan keinginan lingkungannya,
sehingga kelangsungan hidup dan perkembangan Lembaga tersebut
terjamin.14
c. Nilai-Nilai
14
Mulyono, ManajemenAdministrasi&Organisasi Pendidikan, h.120.
11
tersebut beroperasi. Nilainilai tersebut harus menancapkan hubungan kuat bai
k dengan pelanggan maupun dengan para staf. Sebuah institusi harus
menentukan nilai-nilainya sendiri, namun ia setidak-tidaknya
mencakup beberapa hal berikut ini :
15
Edward Sallis, Total Quality Management in Education. h.218.
12
2. Analisa/Riset Pasar
13
Analisa pasar harus dimasukkan sebagai elemen penting dalam
segmentasi pasar. Jarang ada organisasi yang beroperasi dalam sebuah pasar
tunggal. Pasar yang berbeda perlu diidentifikasi. Begitu diidentifikasi pasar
berhasil dilakukan, maka perlu diajukan pertanyaan-pertanyaan menyangkut
aneka kebutuhan masing-masing segmen serta apakah sebuah layanan perlu
disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu. Hal inisangat penting,
terutama bagi institusi-institusi pendidikan tinggi yang lebih besar di mana
pelajar memiliki persepsi dankebutuhan yang berbeda dari para lulusan
sebelumnya. Walaupun demikian, analisa segmentasi pasar juga bisa
diterapkan di sekolah. Jika sebuah institusi ingin memenuhi kebutuhan yang
diinginkan seluruh pelanggan, maka institusi tersebut harus mengadopsi
strategi-strategi berbeda yang disesuikan dengan segmen pasar yang ada.
3. Analisis SWOT
14
Aktivitas SWOT dapat diperkuat dengan menjamin analisa
tersebut berfokus pada kebutuhan pelanggan dan konteks kompetitif tempat
institusi beroperasi. Ini adalah dua variabel kunci dalam membangun atau
mengembangkan strategi jangka panjang institusi. Strategi ini harus
dikembangkan dengan berbagai metode yang dapat memungkinkan institusi
mampu mempertahankan diri dalam menghadapi kompetisi serta mampu
memaksimalkan daya tariknya bagi para pelanggan. Jika pengujian tersebut
dipadukan dengan pengujian misi dan nilai, maka akan ditemukan sebuah
identitas institusi yang berbeda dari para pesaingnya. Begitu sebuah identitas
distingtif mampu dikembangkan dalam sebuah institusi, maka karakteristik
mutu dalam institusi tersebut akan menjadi lebih mudah diidentifikasi.
15
• Tingkat presentasi pasar yang ingin dimasuki institusi : Sebuah
institusi harus memiliki target tingkat presentasi pasar yang
harus mereka capai.
• Portofolio layanan : Hal ini harus dihubungkan secara dekat
dengan identifikasi pasar dan tingkat presentasi pasar. Tanpa
portofolio dan program yang tepat, institusi mungkin dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
• Pengembangan portofolio : Jika institusi tidak miliki program
yang membantunya dalam meraih yang ditargetkan, maka jelas
institusi tersebut membutuhkan sebuah strategi dan skala waktu
untuk mengembangkannya. Pengembangan tersebut tidak
hanya akan mencakup program-program baru, namun juga
mencakup cara baru dan fleksibel dalam menjalankan program
yang sebelumnya sudah ada.
1. Mengembangkan Strategi Institusional Jangka Panjang
16
pertama. Walaupun demikian, sebagai contoh, sebuah sekolah yang dapat
mengontrol atau menghemat skala biaya, akan memiliki jumlah uang yang
lebih untuk dimanfaatkan sesuai dengan yang diinginkan. Hasil dari
pemanfaatan sumberdaya-sumberdaya secara efektif bisa memberi sisi-sisi
kompetitif pada institusi.
Strategi pasar yang ketiga disebut dengan strategi fokus. Strategi ini
mencakup konsentrasi pada sebuah wilayah geografis, kelompok pelanggan,
atau segmen pasar tertentu. Ia adalah sebuah strategi pembedaan melalui
segmentasi pasar. Dengan target tertentu, institusi akan menyesuaikan
program-programnya lebih dekat dengan kebutuhan kelompok-kelompok
target. Sebagaimana halnya strategi lain, strategi ini juga bertujuan untuk
memperoleh kemajuan kompetitif.
17
6. Kebijakan dan Perencanaan Mutu
7. Biaya Mutu
Ada dua tipe biaya mutu: Biaya pasti dan biaya yang bias dihindari.
Biaya pasti adalah biaya yang diperlukan untuk mencapai dan menjaga
standar kerja baku. Sedangkan biaya yang bias dihindari muncul
16
Edward Sallis, Total Quality Management in Education. h.230-231.
17
Jerome S.,Quality in Education: An Implementation Handbook,Alih Bahasa: Yosal
Iriantara,h.188.
18
bila pekerjaan yang salah dilakukan atau ada pekerjaan yang salah dikerjakan.
Contoh wakil kepala sekolah yang menangani urusan jadwal bus sekolah
merupakan contoh bentuk biaya yang bias dihindari. Biaya pasti mencakup
pencegahan dan inspeksi. Biaya yang dapat dihindari mencakup beberapa
inspeksi dan biaya semua kegagalan. Biaya pencegahan adalah biaya setiap
tindakan yang dimaksudkan untuk memastikan tidak terjadi kekeliruan. Biaya
inspeksi merupakan biaya untuk menemukan apakah ada dan di mana
kekeliruan terjadi sehingga diperlukan langkah korektif dan preventif.
19
jalur yang seharusnya dan sedang meraih potensinya.
Tujuannya evaluasi pada tingkatan ini adalah untuk
memastikan perbaikan bagi segala sesuatu yang harus
diperbaiki.
• Jangka Panjang : Sebuah evaluasi terhadap kemajuan dalam
mencapai tujuan strategis. Evaluasi ini merupakan evaluasi
yang dipimpin langsung oleh institusi secara keseluruhan.
Evaluasi ini memerlukan banyak contoh-contoh kasus tentang
sikap dan pandangan pelanggan, juga diawasi melalui skala
besar indicator prestasi institusi. Tujuan terpenting dari tipe
evaluasi ini adalah pencegahan. Yaitu dengan menemukan
kesalahan yang terjadi, dan hal-hal apa saja yang tidak mampu
memberikan keuntungan pada para pelajar, dan selanjutnya
mencegah hal tersebut agar tidak terjadi lagi. Ia adalah
mekanisme pemeriksaan yang memastikan inisiatif perbaikan
yang berkelanjutan dapat mengantarkan institusi dalam
mencapai tujuannya.
20
evaluasi sering digunakan untuk memperbaiki masa depan, dan bukan
sekarang.
18
Nur Zazin,Gerakan MenataMutu Pendidikan: Teori dan Aplikasi,(Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,2011), h. 56.
21
baik.Tentunya organisasi pendidikan agama Islam ini ditunjang dengan
strategi bekerjasama (Cooperative Strategy).19
19
Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate Strategi Pemasaran Jasa
Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 66.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
23
dilaksanakan menjadi pendidikan bermutu sehingga dapat
mencetak generasi yang bermutu.
2. Sebagai orang tua/walisiswa, hendaknya dapat mendukung
kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah sehingga bias
beriringan untuk mencapai visi, misi bersama.
3. Sebagai masyarakat, hendaknya dapat menjadi monitor atau
evaluator sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat
bermutu dan menjadi lebih berkualitas.
4. Sebagai peserta didik, hendaknya dapat melaksanakan
kegiatan yang telah diprogramkan sehingga perencanaan yang
ditetapkan dapat berjalan dengan baik.
24
DAFTAR PUSTAKA
25