Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH TENTANG KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI

DOSEN PENGAMPU: RADIAL, M.PD

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Sistem Pembelajaran

Disusun Oleh Kelompok 2 :

NIZMAH ( NIM : 900.20.246)

SHAFA AUZIRA ( NIM : 900.20.306 )

ZALFA ZAHIRA ALMALINDA GINTING ( NIM : 900.20.370)

ZARI’A ISTIQOMAH ( NIM : 900.20.371)

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEMESTER : VI – C REGULER PAGI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH KOTA BINJAI

1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena

berkat taufik dan rahmatNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

sebagaimana yang diharapkan, juga tak lupa pula shalawat beserta salam kepada

Nabi Muhammad shollallahu ‘alai wa sallam yang telah membawa risalahnya

kepada seluruh ummat manusia.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan, baik dalam penulisan maupun isi pokok pembahasan. Kami berharap

saran maupun kritikan dari Ibu dan teman-teman sekalian yang sifatnya

membangun, sehingga makalah ini dapat mencapai kesempurnaan. Dan semoga

makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, khususnya bagi kami sendiri.

Binjai, 10 Maret
2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I .......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................1

C. TUJUAN PENULISAN ..............................................................................1

BAB II .....................................................................................................................3

PEMBAHASAN .....................................................................................................3

a. Perencanaan Pembelajaran PAI ..................................................................... 3


b. Pendekatan Sistem Pembelajaran .................................................................. 7
c. Karakteristik Perencanaan Pembelajaran ...................................................... 8
d. Fungsi Perencanaan Pembelajaran PAI ......................................................... 9
e. Prinsip Perencanaan Pembelajaran PAI..................................................11
f. Tujuan Perencanaan Pembelajaran PAI..................................................14
g. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran PAI….......................15
h. Perencanaan Pembelajaran di Dalam Al Qur'an dan Hadist......................22
BAB III ..................................................................................................................26

PENUTUP .............................................................................................................26

A. KESIMPULAN..........................................................................................26

B. SARAN .......................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan agama Islam memiliki arti yaitu upaya sadar dan terencana

dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan Hadits (Nasional, 2006).

Sedangkan perencanaan itu sendiri bermakna cara berpikir mengenai persoalan-

persoalan sosial dan ekonomi, terutama yang berorientasi pada masa mendatang,

berkembang dengan hubungan antara tujuan dan keputusan–keputusan kolektif dan

mengusahakan kebijakan dan program.1

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

perencanaan pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi dalam mengajarkan pendidikan

agama Islam kepada peserta didik, terutama yang berorientasi di masa yang akan

datang.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar perencanaan pembelajaran PAI?

b. Bagaimana cara menyusun konsep dasar perencanaan pembelajaran PAI?

c. Apa tujuan penyusunan konsep dasar perencanaan pembelajaran PAI?

1
Taufiqurokhman. Konsep dan Kajian Ilmu Perencanaan. (Jakarta Pusat: Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama). 2008. Hal.2

1
C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang konsep

dasar perencanaan pembelajaran PAI serta untuk memenuhi tugas mata kuliah

Perencanaan Sistem Pembelajaran PAI.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pembelajaran PAI

1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam

bernagai macam ragam tergantung dari sudut pandang mana melihat, serta latar

belakang apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi.

Di antara beberapa definisi tersebut dirumuskan sebagai berikut:

1) Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu

yang akan dijalankan dalam mencapai tujun tertentu, oleh siapa, dan

bagaimana.

2) Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses

mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang aka dilakukan

untuk mencapai tujuan tertentu.

3) Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai

keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan itu dapat pula diberi

arti sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk

mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan.2

2
Udin Syaefudin Sa’ud, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) Hal
4.

3
Di dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa segala sesuatu yang diperbuat di hari

esok, haruslah direncanakan terlebih dahulu. Hal ini terbukti dalam Surah al

Hasyr ayat 18:

َ َّ ‫ت ِلغَ ٍد َواتَّقُوا‬
َ َّ ‫َّللا ِإ َّن‬
‫َّللا‬ ٌ ‫َّللا َو ْلت َ ْنظُ ْر نَ ْف‬
ْ ‫س َما قَدَّ َم‬ َ َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬

َ‫ير بِ َما ت َ ْع َملُون‬


ٌ ِ‫َخب‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap individu memperhatikan merencanakan apa yang akan

diperbuatnya di hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah

mengetahui apa yang akan kamu kerjakan".

2. Pengertian Pembelajaran

Pengertian pembelajaraan (instruction) merupakan akumulasi dari konsep

mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada

perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik

laki-laki dan perempuan.

Konsep tersebut sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem pembelajaran

ini terdapat komponen-komponen siswi-siswa, tujuan, materi untuk mencapai

tujuan, fasilitas dan prosedur, serta alat atau media yang harus dipersiapkan.

Dengan kata lain, pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan, harus

direncanakan oleh guru berdasarkan kurikulum yang berlaku.

3. Pengertian Pendidikan Agama Islam

4
PAI adalah usaha dan proses penanaman sesuatu (pendidikan) secara

kuntinyu antara guru dengan siswa, dengan akhlakul karimah sebagai tujuan

akhir. Penanaman nilai-nilai Islam dalam jiwa, rasa, dan pikir; serta keserasian

dan keseimbangan adalah karaktersitik utamanya (Rahman, 2012). Karaktersitik

utama itu dalam pandangan Muhaimin (2004) sudah menjadi way of life

(pandangan dan sikap hidup seseorang).

Dalam regulasi lain disebutkan bahwa PAI adalah upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam

mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan

Hadits (Nasional, 2006).3

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

perencanaan pembelajaran pendidikan agama Islam adalah perhitungan dan

penentuan tentang system pendidikan agama Islam yang direncanakan oleh guru

dan bertujuan agar pendidikan agama Islam dapat tercapai berdasarkan

kurikulum yang berlaku.

4. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran

3
Mokh. Imam Firmansyah. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : PENGERTIAN, TUJUAN,
DASAR, DAN FUNGSI. Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim. Vol. 17 No. 2. 2019. Hal. 83-
84.

5
Perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai

perbaikan pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan

asumsi berikut:

1) Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan

peren-canaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain

pembelajaran.

2) Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan

pendekatan sistem.

3) Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana

seseorang belajar

4) Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada

siswa secara perseorangan.

5) Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian

tujuan pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran,

dan tujuan pengiring dari pembelajaran.

6) Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah

mudahnya siswa untuk belajar.

7) Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel

pembelajaran.

8) Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode

pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan pembelajaran merupakan perencanaan yang sistematik dan

suatu pembelajaran yang akan dimanifestasikan bersama-sama (kepada) peserta

6
didik. Dalam rangka hal ini, ada baiknya jika guru lebih dahulu memiliki proses

berfikir dalam dirinya; apa yang akan diajarkan, dan materi apa yang diperlukan

untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan, bagaimana cara mengajarkan

serta prosedur pencapaiannya, dan bagaimana guru menilai (untuk mengetahui)

apakah tujuan sudah dicapai atau apakah materi sudah dikuasai oleh peserta

didik atau belum.4

B. Pendekatan Sistem Pembelajaran

Dalam berbagai kegiatan, khususnya proses pembelajaran, dewasa ini

pendekatan sistem dipandang merupakan salah satu pendekatan logis dan analitis

terhadap berbagai bidang. Sistem menurut Harjanto adalah suatu kesatuan yang

terdiri dari sejumlah komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan. Dengan mengidentifikasi tujuan, dapat dianalisis komponen

yang terdapt pada sistem itu. 5

Gagasan inti filosofis adalah suatu sistem merupakan kumpulan dari

sejumlah komponen, yang saling berinteraksi dan saling bergantungan satu sama

lain. Perubahan suatu sistem harus dilihat dari perubahan komponentersebut. Tidak

mungkin mengubah suatu system tanpa perubahan sistem secara menyeluruh.

Sistem filosofis cenderung untuk mengkondisikan pendekatan tertentu terhadap

sistem yakni sensitivitas terhadap hakikat sistemis dari kenyataan, sikap sensitive

4
Farida Jaya. Perencanaan Pembelajaran. (Medan: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UINSU). 2019. Hal. 10.
5
Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 44

7
terhadap variabel dalam sistem yang saling berinteraksi. Itulah sebabnya para

perancang sistem harus bersikap rasional, senantiasa tanggap terhadap kenyataan

yang sesungguhnya.

Ada dua pendekatan yang perlu diperhatikan terhadap pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, yakni sebagai berikut;

1) Pendekatan psikologis (psychological approach). Pendekatan ini

perlu dipertimbangkan mengingat aspek psikologis manusia yang

meliputi aspek rasional/intelektual, aspek emosional, dan aspek

ingatan.

2) Pendekatan sosio-kultural (socio-cultural approach). Suatu

pendekatan yang melihat dimensi manusia tidak saja sebagai

individu melainkan juga sebagai makhluk sosial-budaya yang

memiliki berbagai potensi untuk pengembangan masyarakat, dan

juga mampu mengembangkan sistem budaya dan kebudayaan yang

berguna bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya.

Oleh karena itu, dalam pendekatan sistem pembelajaran Pendidikan Agama

Islam harus bersifat komprehensip, intregated dan universal. Karena itu, secara

filosofis pendekatan sistem pembelajaran dapat membantu para perancang

pendidikan untuk berpikiran terhadap proses pendidikan. Hal ini disebabkan karena

pendekatan secara filosofis menjadi akar dari setiap permasalahan kependidikan.

C. Karakteristik Perencanaan Pembelajaran

8
Ada beberapa karakteristik yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan guru

dalam menyususn suatu rencana pembelajaran yaitu:

1) Penyusunan perencanaan pembelajaran ditujukan terhadap siswa

yang belajar dan disusun sesuai dengan tujuan dan kebutuhan siswa.

2) Memiliki tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap

evaluasi, dan tahap tindak lanjut.

3) Penysusnan perencanaan harus disusun secara sistematis yaitu dari

materi dari yang mudah dan diikuti dengan materi yang sulit dan dari segi

pembelajaran yang diberikan harus mempertimbangkan keakuratan metode,

media, evaluasi, dan tujuan pembelajaran.

4) Pembelajaran harus disusun dengan menggunakan pendekatan

sistem.

D. Fungsi Perencanaan Pembelajaran PAI

Perencanaan pembelajaran dapat menolong pencapaian suatu target atau

sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu dan memberi peluang untuk lebih

mudah dikontrol dan dimonitor dalam pelaksanaannya. Karena itu perencanaan

pembelajaran sebagai unsur dalam fungsi pengelolaan pada umumnya menempati

posisi yang sangat penting dan sangat menentukan. Suatu perencanaan yang

sistematik mempunyai daya ramal dan kontrol yang baik. Proses ini dapat berjalan

dengan baik apabila kita:

a). Merumuskan kebutuhan (need assesment) secara spesifik dan nyata.

9
b). Menggunakan logika, proses setapak demi setapak, untuk menuju

perubahan yang diharapkan.

c). Memperhatikan macam-macam pendekatan dan memilih yang lebih

sesuai dengan situasi dan kondisi.

d). Menetapkan mekanisme “feedback” yang memberitahukan

kemajuan kita, identifikasi hambatan-hambatan dan menunjukkan

perubahan-perubahan yang diperlukan, dan

e). Menggunakan istilah serta langkah yang jelas, mudah

dikomunikasikan dan dipahami orang lain.

Oleh sebab itu, untuk mencapai suatu hasil senantiasa tersedia berbagai

alternatif. Manakala kita menyusun perencanaan pembelajaran tentu kita memilih

cara terbaik menurut pertimbangan atau penilaian kita. Dan kita juga harus

memperhatikan faktor-faktor lain yang sangat penting di dalam membuat

keputusan. Dengan demikian secara umum perencanaan pembelajaran berfungsi

sebagai haluan atau pedoman dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif

dan efisien, sedangkan secara khusus perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai

alat untuk mengoreksi guru tentang kelemahan dan kelebihan program

pembelajaran yang dibuatnya dan upaya peningkatan kualitas mengajarnya. 6

Seorang guru dalam mengajar pasti memiliki kelemahan dan kekurangan-

kekurangan, baik dari segi penyampaian materi, metode, alat dan lain sebagainya.

Dengan adanya perencanaan pembelajaran, seorang guru dapat melihat kelemahan

6 Ibid. Hal. 11

10
yang ada pada program yang direncanakannya dan kemudian mencari solusi dari

kelemahan tersebut untuk bahan evaluasi kegiatan belajar mengajar yang kemudian

memperbaiki dalam pembuatan program pembelajaran berikutnya.

E. Prinsip Perencanaan Pembelajaran PAI

1. Prinsip Perkembangan

Pada prinsipnya peserta didik yang sedang belajar di kelas berada

dalam proses perkembangan, dan akan terus berkembang yang berarti

perubahan. Kemampuan peserta didik pada jenjang usia dan tingkat kelas

berbeda-beda sesuai perkembangannya. Peserta didik pada jenjang usia atau

kelas yang lebih tinggi, memiliki kemampuan lebih tinggi dari pada di

bawahnya.

Pada waktu memilih bahan dan metode mengajar, pendidik

hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan dengan kemampuan peserta

didiknya. Karena perubahan ada yang cepat dan ada yang lambat. Oleh

karena itu, guru hendaknya mengerti dan bersabar dalam melaksanakan

tugas pelayanan belajar bagi peserta didiknya. Bila pada suatu saat peserta

belum memperhatikan kemajuannya, mungkin membutuhkan satu minggu

atau lebih baru kemudian anak dapat mengalami kemajuan yang berarti.

2. Prinsip Perbedaan Individu

Seorang pendidik yang menghadapi 30 orang siswa di kelas,

sebenarnya bukan hanya menghadapi ciri-ciri satu kelas siswa, melainkan

juga menghadapi 30 perangkat ciri-ciri siswa. Untuk dapat memberikan

11
bantuan belajar bagi peserta didik, maka pendidik harus dapat memahami

dengan benar ciri-ciri peserta didiknya tersebut. Baik dalam menyiapkan

dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tugas-tugas dan

bimbingan belajar peserta didik. Pendidik hendaknya dapat

menyesuaikan dengan ciri-ciri siswanya.

Masing-masing, dalam model pengajaran berprogram bermodul,

penyesuaian belajar dengan perbedaan individu ini sepenuhnya dapat

dilakukan oleh pendidik, karena cara belajarnya individual. Dalam

pembelajaran bersifat klasikal, seperti yang umumnya dilaksanakan di

sekola-sekolah, penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individual sangat

batas. Pembelajaran model klasikal ini dapat disempurnakan dengan cara:

a) Pendidik menggunakan metode atau strategi pembelajaran

yang bervariasi, sebab dengan variasi tersebut diharapkan

beberapa perbedaan kemampuan peserta didik dapat terlayani.

b) Mengsunakan alat atau media pengajaran yang dapat

membantu peserta didik khususnya yang mempunyai

kelemahan tertentu. Pendidik memberikan bahan pelajaran

tambahan kepada peserta didik yang pandai, untuk

mengimbangi kepandaiannya. Pemberian tugas-tugas

disesuaikan dengan minat dan kemampuan peserta didik.

3. Minat dan Kebutuhan Anak

Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri. Dalam

hal pembelajaran, bahan ajaran dan penyampaian sedapat mungkin

12
menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan setiap siswa,

meskipun demikian sedapat mungkin perbedaan-perbedaan minat dan

kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Pembelajaran perlu memperhatikan

minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya

perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, tentu akan

menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh

dalam belajar.

4. Aspek Motivasi dalam Perencanaan Pembelajaran

Setiap perbuatan termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu

atau beberapa motif. Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan,

merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu atau peserta didik

yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan.

dasar-dasar atau prinsip perencanaan sebagai berikut:

a) Rancangan yang dibuat harus disesuaikan dengan tersedianya

sumber-sumber.

b) Organisasi pembelajaran harus senantiasa memperhatikan situasi

dan kondisi masyarakat sekolah.

c) Guru selaku pengelola pembelajaran harus melaksanakan tugas dan

fungsinya dengan penuh tanggung jawab.

d) Faktor manusia selaku anggota organisasi senantiasa dihadapkan

pada keterbatasan.

Jika prinsip-prinsip ini terpenuhi, maka secara teoritik perencanaan

pembelajaran akan memberi penegasan dan kejelasan dalam mencapai

13
tujuan dan sesuai dengan skenario yang sudah disusun. Walaupun kenyataan

dalam lapangan sangat berbeda dengan apa yang telah dirumuskan,

perencanaan akan tetap berperan memberikan inovasi dan motivasi guru

saat kehabisan metode ketika mengajar. Paling tidak perencanaan yang jelas

akan memberikan langkah-langkah yang jelas pula dalam membentuk

kompetensi.

F. Tujuan Perencanaan Pembelajaran PAI

a). Mengarahkan kegiatan

Dalam perencanaan pembelajaran telah termuat tujuan,

langkah-langkah kegiatan yang harus diikuti, serta strategi yang

digunakan. Dengan adanya semua itu, maka akan dapat memberikan

arahan bagi guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajarannya.

b). Menjabarkan kegiatan dan bahan yang akan diajarkan

Pada perencanaan tersebut akan terlihat apa yang akan

disampaikan kepada siswa dan apa kegiatan yang dilakukan untuk

menyampaikan bahan itu.

c). Mempermudah guru dalam melaksanakan tugasnya

Dengan jelasnya tujuan, langkah-langkah kegiatannya,

bahan, strategi dan sebagainya dari suatu perencanaan pembelajaran,

maka akan mempermudah guru untuk melaksanakan proses belajar

mengajar yang merupakan salah satu tugas pokoknya.

d). Mengatasi keterbatasan waktu dan fasilitas belajar

14
Pada perencanaan pembelajaran kita sudah memperkirakan

waktu dan fasilitas yang akan digunakan dalam proses belajar

mengajar, sehingga waktu yang sudah direncanakan dapat

digunakan dengan sebaik mungkin. Penyimpangan penggunaan

waktu yang tidak efektif akan dapat terhindari.

e). Evaluasi program

Berhasil atau tidaknya suatu program yang dilaksanakan

akan dapat dilihat dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

Perencanaan pembelajaran dijadikan sebagai tolok ukur

keberhasilan suatu program pembelajaran; tanpa adanya

perencanaan pembelajaran sulit mengukur apakah program berhasil

atau tidak karena sebagai bahan perbandingannya tidak ada. Oleh

karena itu diperlukan perencanaan pembelajaran.

f). Revisi program.

Perencanaan pembelajaran juga bertujuan sebagai bahan

untuk revisi dimasa yang akan datang. Tanpa perencanaan (desain

pembelajaran) itu sulit diketahui kelemahan-kelemahan yang

diperbuat . Untuk itu dalam rangka revisi/perbaikan program, sangat

diperlukan perencanan pembelajaran. 7

G. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran PAI

7 Ibid. Hal. 14

15
Dewi Salma Prawiradilaga, (2008 : 21) mengatakan bahwa pada

pertengahan tahun 1990-an, pakar teknologi pendidikan kembali berupaya

menyamakan persepsi mereka terhadap desain pembelajaran. Kesepakatan itu

adalah ADDIE, desain pembelajaran yang berlandaskan pendekatan sistem. Arti

sebenarnya ADDIE, yaitu:

Analyze (menganalisis) : kebutuhan, peserta didik, dan seterusnya.

Design (mendesain) : rumusan kompetensi, strategi.

Develop (mengembangkan) : materi ajar, media, dan seterusnya.

Implement (melakasanakan) : tatap muka, asesmen dan seterusnya.

Evaluate (menilai) : program pembelajaran, perbaikan.

Dua orang pakar yang turut mengembangkan konsep ADDIE adalah Reiser

dan Molenda. Keduanya berbeda dalam merumskan ADDIE secara visual. Reiser

merumuskan ADDIE dengan penggunaan kata kerja (design, developt, implement,

evaluate). Reiser secara eksplisit menjabarkan revision atau perbaikan terjadi

diantara masing-masing fase. Molenda menyatakan bahwa seluruh komponen

dengan kata benda (analysis, design, development, implementation, evaluation). Ia

menggambarkan perbaikan melalui gambar garis terputus. Molenda menyatakan

pula bahwa revisi dapat terjadi terus menerus dalam setiap tahap yang dilalui walau

tidak dinyatakan dengan jelas.

1. Analisis Karakteristik Siswa dan Menilai Kebutuhan Pembelajaran

(Needs Assesment)

Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan

siswa seperti bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan

16
berfikir, dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya, serta

latar belakang pribadi siswa dan tempat/lingkungan belajar siswa.

Karakteristik siswa akan sangat berpengaruh dalam pemilihan stategi

pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran,

khususnya komponen-komponen strategi pembelajaran, agar sesuai dengan

krakteristik perseorangan siswa.

Menilai kebutuhan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan keputusan-keputusan tentang

prioritas dalam suatu konteks, misalnya konteks pembelajaran. Sedangkan

kebutuhan adalah menunjuk pada kesenjangan antara kondisi yang ada saat

ini (realitas) dibandingkan dengan kondisi yang diinginkan (idealitas).

Dengan perkataan lain, setiap keadaan yang kurang dari yang seharusnya

menunjukkan adanya kebutuhan. Apabila kesenjangan itu besar atau

menimbulkan akibat lebih jauh sehingga perlu ditempatkan sebagai prioritas

untuk di atasi, kebutuhan itu disebut masalah.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran, biasa disebut “performance-objectives”.

Gerlach dan Ely dalam Waridjan (1984: 21) mendefinisikan tujuan

pembelajaran sebagai suatu deskripsi perubahan tingkah laku atau hasil

perbuatan yang memberi petunjuk bahwa suatu proses belajar telah

berlangsung. Selanjutnya Briggs (1977) mengatakan bahwa tujuan

pembelajaran adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dapat

dilakukan siswa atau tentang tingkah laku bagaimana yang diharapkan dari

17
siswa setelah ia menyelesaikan suatu program pembelajaran tertentu. Jadi

tujuan pembelajaran harus menunjukkan tingkah laku akhir atau hasil

perbuatan (product) yang dituntut dapat dilakukan siswa sebagai bukti

usaha belajarnya telah berhasil.

Dengan demikian kegiatan pertama dalam merancang pembelajaran

adalah menetapkan dan merinci tujuan pembelajaran, dan langkah

berikutnya adalah menentukan pokok-pokok bahasan agar tujuan

pembelajaran itu tercapai untuk itu (sesuai dengan tujuan mata pelajaran)

dirinci ragam pokok-pokok bahasan yang harus disajikan dan rincian

sasaran belajar/hasil belajar dari masing-masing pokok bahasan tersebut.

Dengan demikian, tujuan pembelajaran merupakan perumusan yang

jelas dan memuat pernyataan tentang kemampuan dan tingkah laku peserta

didik setelah mengikuti suatu program pembelajaran tertentu untuk satu

topik atau sub-topik tertentu yang dirumuskan dalam suatu kalimat dengan

menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan dapat diukur.

3. Analisis Tugas Belajar (Learning Task Analysis)/Analisis Materi)

Sebelum melakukan analisis tugas belajar/analisis materi, maka

yang perlu difahami adalah bagaimana jenis-jenis materi yang harus

difahami agar materi-materi tersebut dapat dianalisis dan disusun sesuai

dengan struktur/urutannya yang baik dan sesuai.

4. Jenis-jenis Materi

Jenis materi pembelajaran secara umum dapat dibagi empat, yaitu fakta,

konsep, prinsip, dan prosedur:

18
1) Pertama, fakta adalah tingkat yang paling rendah dari suatu

abstraksi. Suatu fakta adalah dalam keadaan aktual (yang

sesungguhnya) dan dapat diterima sebagaimana adanya.

2) Kedua, konsep adalah sekelompok fakta atau data yang banyak,

memiliki ciri-ciri yang sama dan dapat dimasukkan ke dalam satu

nama label. Pada dasarnya konsep memiliki dua sifat, yaitu

konkrit atau nyata, serta abstrak. Konsep nyata mengadung aspek

kebendaan dan dapat dilihat. Kursi, secara umum, adalah benda

nyata yang berfungsi sebagai tempat duduk seseorang. Usul,

gagasan, pandangan, atau pendapat seseorang terhadap sesuatu

hal dapat dikategorikan sebagai konsep abstrak.

3) Ketiga, prinsip adalah menarik dua atau lebih konsep sedemikian

rupa sehingga konsep-konsep itu saling berhubungan antara satu

dengan yang lain. Sebagaimana pendapat Kemp Prinsip

merupakan “....menjelaskan hubungan antara dua konsep.”

Sedangkan menurut Merril, “Prinsip berupa penjelasan atau

ramalan atas suatu kejadian didunia ini. Prinsip menyangkut

hukum sebab-akibat dengan sifat hubungan korelasi untuk

menginterpretasi kejadian khusus.” Kata kunci: hubungan, sebab

– akibat, jika ... , maka ... . dalil/ hukum. Contoh: makin primitif

suatu masyarakat, lingkungan hidupnya akan makin

mempengaruhi cara hidup masyarakat itu. Hukum meminum

minuman keras haram, karena dapat memabukkan.

19
4) Keempat, prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan sesuatu

sesuai dengan prosedur atau aturan tertentu (materi yang

berkaitan dengan bagaimana melakukan sesuatu). Materi jenis ini

biasanya mengambil bentuk serangkaian langkah-langkah yang

harus diikuti. Kata kunci, keterampilan, metode, teknik, kriteria

untuk menentukan prosedur yang sesuai.

5. Analisis Tugas Belajar (analisis struktur materi)

Analisis tugas adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi

perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematik (Suparman, 1997:

89). Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasi

perilakuperilaku (ketrampilan-ketrampilan) khusus yang menggambarkan

perilaku umum secara lebih terperinci. Dari susunan tersebut jelas

kedudukan perilaku khusus yang dilakukan lebih dahulu dari prilaku yang

lain karena berbagai hal seperti kedudukannya sebagai perilaku prasyarat.

Yang dimaksud dengan prasyarat disini adalah apa yang diketahui oleh

siswa sebelum mempelajari sesuatu.

6. Merancang Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis

untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran

dalam membantu siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara

optimal. Secara umum dapat dikatakan, evaluasi pembelajaran adalah

20
penilaian/penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke

arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum.

Hasil penilaian ini dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun

kualitatif. Dari pengertian tersebut di atas tujuan evaluasi pembelajaran

antara lain adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan

mengukur sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta

didik dalam mencapai tujuan kurikuler atau pembelajaran. Dengan

demikian evaluasi menempati posisi yang penting dalam proses belajar

mengajar, karena dengan adanya evaluasi pembelajaran ini, keberhasilan

pembelajaran tersebut dapat diketahui.

7. Pengembangan Sistem Penilaian Autentik

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan

keluaran (output) pembelajaran. Oleh sebab itu, penilaian autentik

(Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara

signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan,

dan pengetahuan. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian,

pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim

dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Secara konseptual penilaian autentik

lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda

terstandar sekalipun.

21
Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan

prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan

dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan

nilai prestasi luar sekolah. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat

terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan

Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan

hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar,

mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.8

H. Perencanaan Pembelajaran di Dalam Al Qur’an dan Hadist

1. Ayat-ayat Al Qur’an yang Membahas tentang Perencanaan

Pembelajaran

1) Surah Al-Hasyr ayat 18:

‫ت ِلغَ ٍد َواتَّقُوا هللاَ إِ َّن هللاَ َخبِي ٌْر‬ ٌ ‫يَا أَيـُّها َ الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتَّقُوا هللاَ َوا ْنظُ ْر نَ ْف‬
ْ ‫س ما َ قَدَّ َم‬

َ‫ِبما َ ت َ ْع َملُ ْون‬

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

dan hendaklah setiap individu memperhatikan merencanakan apa yang

akan diperbuatnya di hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah,

sesungguhnya Allah mengetahui apa yang akan kamu kerjakan."

8 Ibid. Hal. 42-75

22
Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa salah satu perintah Allah

subhanahu wa ta’ala kepada orang-orang yang beriman adalah agar

mereka bertakwa kepada Allah dan mempersiapkan diri mereka untuk

menghadapi hari esok. Di dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala

‘mendidik’ kita untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapi ‘hari

esok’, hal ini dapat diterapkan oleh seorang pendidik untuk

merencanakan pembelajaran sebelum dimulainya kegiatan belajar

mengajar.

2) Surat Al-Anfal ayat 60:

َ ‫اط ْال َخ ْي ِل ت ُ ْر ِهبُونَ بِ ِه‬


َّ ‫عد َُّو‬
ِ‫َّللا‬ َ َ ‫َوأ َ ِعدُّوا لَ ُه ْم َما ا ْست‬
ِ َ‫ط ْعت ُ ْم ِم ْن قُ َّوةٍ َو ِم ْن ِرب‬

َ ‫َّللاُ يَ ْعلَ ُم ُه ْم َو َما ت ُ ْن ِفقُوا ِم ْن‬


ٍ‫ش ْيء‬ َّ ‫عد َُّوكُ ْم َوآخ َِرينَ ِم ْن دُونِ ِه ْم ََل ت َ ْعلَ ُمونَ ُه ُم‬
َ ‫َو‬

ْ ُ ‫ف ِإلَ ْيكُ ْم َوأ َ ْنت ُ ْم ََل ت‬


َ‫ظلَ ُمون‬ ِ َّ ‫س ِبي ِل‬
َّ ‫َّللا ي َُو‬ َ ‫فِي‬
Artinya: "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja

yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan

musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak

mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu

nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup

kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)."

Pada ayat tersebut Allah subhanahu wa ta’alai juga berfirman

untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapi peperangan, dalam ayat

23
ini bisa kita ambil pembelajaran yang besar bahwa untuk menghadapi

suatu kejadian yang besar haruslah dibekali dengan persiapan yang besar

pula.

2. Hadist-hadist yang Berisi tentang Perencanaan Pendidikan

(1) Memanfaatkan Waktu Sekarang

‫ أخذ رسول هللا صلى هللا عليه و‬:‫ قال‬-‫وعن ابن عمر – رضي هللا عنهما‬

‫ أو عابر سبيل وكان ابن عمر‬،‫ كن في الدنيا كأنك غريب‬:‫سلم بمنكبي فقال‬

‫ وإذا أصبحت‬،‫ إذا أمسيت فال تنتظر الصباح‬:‫– رضي هللا عنهما – يقول‬

‫ رواه‬.‫ ومن حياتك لموتك‬،‫ وخذ من صحتك لمرضك‬،‫فال تنتظر المساء‬

‫البخاري‬

Dari Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma beliau berkata: Rosululloh shollallohu

‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda,

“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar

berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi

dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya

sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum

mati.” (HR. Bukhori)

2) Memanfaatkan 5 Perkara Sebelum Datangnya 5 Perkara

24
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa

sallam pernah menasehati seseorang,

َ‫سقَ ِمكَ َو ِغنَاك‬


َ ‫ص َّحتَكَ قَ ْب َل‬
ِ ‫شبَابَكَ قَ ْب َل ه ََر ِمكَ َو‬ ً ‫اِ ْغتَنِ ْم َخ ْم‬
َ : ‫سا قَ ْب َل َخ ْم ٍس‬

َ ‫قَ ْب َل فَ ْق ِركَ َو فَ َراغَكَ قَ ْب َل‬


َ‫ش ْغلِكَ َو َحيَات َكَ قَ ْب َل َم ْوتِك‬

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara

(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,

(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,

(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,

(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,

(5) Hidupmu sebelum datang matimu.”

(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya 4: 341. Al Hakim mengatakan bahwa

hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari Muslim namun keduanya tidak

mengeluarkannya. Dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish

berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Syaikh Al Albani dalam Shahih At

Targhib wa At Tarhib mengatakan bahwa hadits ini shahih)

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan pembelajaran merupakan perencanaan yang sistematik

dan suatu pembelajaran yang akan dimanifestasikan bersama-sama

(kepada) peserta didik. Dalam rangka hal ini, ada baiknya jika guru lebih

dahulu memiliki proses berfikir dalam dirinya apa yang akan diajarkan, dan

materi apa yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan,

bagaimana cara mengajarkan serta prosedur pencapaiannya, dan bagaimana

guru menilai (untuk mengetahui) apakah tujuan sudah dicapai atau apakah

materi sudah dikuasai oleh peserta didik atau belum.

Ada dua pendekatan yang perlu diperhatikan terhadap pembelajaran

pendidikan agama Islam yaitu pendekatan psikologis (psychological

approach) dan pendekatan sosio-kultural (socio-cultural approach). Ada

tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran PAI, yaitu:

adanya rencana, saling ketergantungan dan memiliki tujuan.

Ada beberapa karakteristik yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan

guru dalam menyususn suatu rencana pembelajaran yaitu: penyusunan

perencanaan pembelajaran ditujukan terhadap siswa yang belajar dan

disusun sesuai dengan tujuan dan kebutuhan siswa. Penysusnan

perencanaan harus disusun secara sistematis Pembelajaran harus disusun

dengan menggunakan pendekatan sistem.

26
B. Saran

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum

sempurna, dan untuk menjadi sempurna, kami sangat membutuhkan

masukan dari pembaca. Untuk itu kami mengharapkan kepada pembaca

untuk memberikan berbagai masukan dan kritik demi perbaikan dan

kesempurnaan makalah ini.

27
DAFTAR PUSTAKA

Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta)

Imam Firmansyah, Mokh. 2019. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : PENGERTIAN,

TUJUAN, DASAR, DAN FUNGSI. Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim. Vol.

17 No. 2.

Jaya, Farida. 2019. Perencanaan Pembelajaran. (Medan: Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UINSU).

Syaefudin Sa’ud, Udin. 2009. Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya)

Taufiqurokhman. 2008. Konsep dan Kajian Ilmu Perencanaan. (Jakarta Pusat:

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama).

28

Anda mungkin juga menyukai