Dosen Pengampu:
Di susun oleh:
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
kelompok Perencanaan Pembelajaran Kelompok Bermain dengan judul Karakteristik, Model,
Serta Standar Kecapaian Pembelajaran Kelompok Bermain. Disamping itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata, penulis yang memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki karya-karya kami di waktu
mendatang.
Penyusun
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari perencanaan pembelajaran ?
2. Apa saja karakteristik pembelajaran kelompok bermain ?
3. Apa saja model-model pembelajaran kelompok bermain ?
4. Apa saja standar kecapaian pada pembelajaran kelompok bermain ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran.
2. Mengetahui karakteristik pembelajaran kelompok bermain.
3. Mengetahui model-model pembelajaran kelompok bermain.
4. Mengetahui standar kecapaian pada pembelajaran kelompok bermain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Rencana memberikan arah sasaran bagi
organisasi dan mencerminkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Selain
itu, rencana memungkinkan:
a. Sekolah dapat memperoleh serta mengikat sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuannya.
b. Anggota organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan secara konsisten
dengan tujuan dan prosedur yang telah dipilih.
c. Kemajuan ke arah tujuan dapat dipantau dan diukur, sehingga tindakan
perbaikan dapat diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan (Danim dan
Suparno, 2009: 9).
Pada hakikatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan
menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan,
suasana, dan sebagainya) dan apa yang akan dilakukan (intensifikasi, eksistensifikasi,
revisi, renovasi, substitusi, kreasi dan sebagainya. Perencanaan bermakna sangat
kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam berbagai macam ragam tergantung dari
sudut pandang mana melihat, serta latar belakang apa yang mempengaruhi orang
tersebut dalam merumuskan definisi. Di antara beberapa definisi tersebut dirumuskan
sebagai berikut:
a. Menurut Prajudi Atmusudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan
penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan
tertentu, oleh siapa, dan bagaimana.
b. Perencanaan dalam arti seluasluasnya tidak lain adalah proses
mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan
jntuk mencapai tujuan tertentu.
c. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan
yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Perencanaan itu dapat pula diberi arti sebagai suatu
proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan
sesuai yang ditentukan. Perencanaan dapat pula diartikan sebagai upaya
untuk memadukan antara cita-cita nasional dan resources yang tersedia yang
diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut (Su’ud dan Makmun, 2011:
3).
Fungsi perencanaan sering kali dinamakan sebagai fungsi utama dari kegiatan
manajemen, karena dalam perencanaan seluruh rangkaian aktivitas yang akan
dilakukan, mengapa dilakukan, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya disusun.
Robbins dan Coulter menjelaskan bahwa paling tidak ada empat fungsi dari
perencanaan, yaitu perencanaan berfungsi sebagai arahan, perencanaan meminimalkan
dampak dari perubahan, perencanaan meminimalkan pemborosan dan kesia-siaan, serta
perencanaan menetapkan standar dalam pengawasan kualitas (Sule dan Saefullah,
2012: 97).
Dalam proses belajar mengajar, perencanaan program pembelajaran memegang
peranan yang sangat penting, sebab menentukan langkah pelaksanaan dan evaluasi.
Guru harus mempersiapkan perangkat yang harus dilaksanakan dalam merencanakan
program. Hidayat mengemukakan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan dalam
perencanaan pembelajaran antara lain:
a. Memahami kurikulum
b. Menguasai bahan pengajaran
c. Menyusun program pengajaran
d. Melaksanakan program pengajaran
e. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan (Majid, 2003: 91- 92).
Dengan dalam kontek perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan
metode pengajaran, dalam suatu lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu
semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Tujuan dalam
pembelajaran akan berhasil dicapai jika terdapat perencanaan secara tertulis.
STTPA PAUD sendiri terdiri dari beberapa standar, seperti tingkat pencapaian
perkembangan anak, isi, proses, penilaian, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. Tingkat pencapaian perkembangan anak
yaitu pertumbuhan dan perkembangan anak yang dapat dicapai pada rentang usia
tertentu, dimana kesehatan dan gizi anak dipantau menggunakan istrumen yang
dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan seperti Kartu Menuju Sehat (KMS), tabel
berat badan atau tinggi badan, dan alat ukur lingkar kepala.
1. Standar Isi: Standar Isi adalah kriteria tentang lingkup materi dan kompetensi
menuju tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.
Meliputi program pengembangan yang disajikan dalam bentuk tema dan sub tema.
3. Standar Penilaian: Standar Penilaian adalah kriteria tentang penilaian proses dan
hasil pemebelajaran dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian yang sesuai
dengan tingkat usia anak.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak,
tidak dapat dipungkiri perencanaan dalam pembelajaran yang perlu disiapkan
semaksimal mungkin.
Pada hakikatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan
keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan
sebagainya) dan apa yang akan dilakukan (intensifikasi, eksistensifikasi, revisi,
renovasi, substitusi, kreasi dan sebagainya. Perencanaan bermakna sangat kompleks.
Perencanaan didefinisikan dalam berbagai macam ragam tergantung dari sudut
pandang mana melihat, serta latar belakang apa yang mempengaruhi orang tersebut
dalam merumuskan definisi.
Proses belajar mengajar di PAUD memiliki beberapa karakteristik pembelajaran
yang memandang setiap anak adalah unik dan mempunyai potensi masing-masing,
sehingga memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
STTPA merupakan kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh
aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni. Menurut Permendikbud (2014).
DAFTAR PUSTAKA
Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Menghadapi Tantangan
Revolusi Industri 4.0. Tantangan dan Peluang Dunia Pendidikan di Era 4.0 - 13 Juli
2019, pp. 321-328
Beberapa Karakteristik Pembelajaran di Satuan PAUD, Salah Satunya dengan
Menyesuaikan Kebutuhan Anak. BeritaSoloRaya.com. 2 Agustus 2022. 10 September
2022. https://prsoloraya.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-1115169657/beberapa-
karakteristik-pembelajaran-di-satuan-paud-salah-satunya-dengan-menyesuaikan-
kebutuhan-anak#google_vignette
Model Kelompok sebagai Pembelajaran yang Kondusif di PAUD. Kompasiana.com. 7
Juni 2021. 10 September 2022.
https://www.kompasiana.com/aderosmalinda/5f37f3ca097f36641f2f9885/model-
kelompok-sebagai-pembelajaran-yang-kondusif-di-paud
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2015. Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
Dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta. 88
hal.