Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“KARAKTERISTIK, MODEL, SERTA STANDAR KECAPAIAN PEMBELAJARAN


KELOMPOK BERMAIN”

Dosen Pengampu:

Cahaya A. Napitupulu, M.Psi., Psikolog

Di susun oleh:

Elza Fatimah Sana Hasn : 203010213006


Gina Huriya : 203020213017
Riani : 203030213055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
kelompok Perencanaan Pembelajaran Kelompok Bermain dengan judul Karakteristik, Model,
Serta Standar Kecapaian Pembelajaran Kelompok Bermain. Disamping itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini.

Akhir kata, penulis yang memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki karya-karya kami di waktu
mendatang.

Palangka Raya, 10 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran ............................................................... 2
B. Karakteristik Pembelajaran Kelompok Bermain ................................................. 3
C. Model-Model Pembelajaran Kelompok Bermain ................................................ 4
D. Standar Kecapaian Pada Pembelajaran Kelompok Bermain ................................ 5
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui
kualitas proses pembelajaran disekolah. Upaya untuk meningkatkan suatu pendidikan
membutuhkan waktu yang panjang, proses yang teratur dan sistematis, karena terkait
dengan berbagai aspek kehidupan kualitas pendidikan, karena disesuaikan dengan
perkembangan jaman, misalnya tentang otonomi pendidikan, kebutuhan masyarakat,
serta jiwa otonomi daerah dalam mengelola sumber daya manusia di masa
depan.(Agung, Agung, Angga Dewi, & Dantes, 2019).
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak,
tidak dapat dipungkiri perencanaan dalam pembelajaran yang perlu disiapkan
semaksimal mungkin. Saat ini revolusi industri 4.0 yang digaungkan oleh pemerintah
memang menjadi tantangan besar bagi pendidik. Dalam proses perencanaan guru harus
memiliki inovasi agar pembelajaran yang dirancang menjadi optimal.(Yulia, Dewi, &
Hengki, 2019). Perencanaanlah yang menjadi titik tolak dalam kelancaran dan
keberhasilan suatu pembelajaran.
Permasalahan dalam pembelajaran muncul ketika guru tidak memiliki kualitas,
kompetensi, fungsi dan peran seperti yang disebutkan di atas, diantaranya: (1) peran
guru yang sangat dominan dan hanya menyampaikan informasi bersifat satu arah
menyebabkan anak didik cenderung pasif, (2) guru lebih suka memilih bahan ajar pada
buku teks yang baku sehingga anak didik kurang mendapat perpektif yang realistik dan
berdayaguna bagi pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari, (3) penugasan
yang cenderung membuat anak didik terisolasi dan sulit berkomunikasi dengan anak
lainnya, (4) pertanyaan yang dilontarkan lebih banyak bersifat konvergen dan
melumpuhkan kreativitas anak dan mempengaruhi kemandirian anak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari perencanaan pembelajaran ?
2. Apa saja karakteristik pembelajaran kelompok bermain ?
3. Apa saja model-model pembelajaran kelompok bermain ?
4. Apa saja standar kecapaian pada pembelajaran kelompok bermain ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran.
2. Mengetahui karakteristik pembelajaran kelompok bermain.
3. Mengetahui model-model pembelajaran kelompok bermain.
4. Mengetahui standar kecapaian pada pembelajaran kelompok bermain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Rencana memberikan arah sasaran bagi
organisasi dan mencerminkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Selain
itu, rencana memungkinkan:
a. Sekolah dapat memperoleh serta mengikat sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai tujuannya.
b. Anggota organisasi dapat melanjutkan kegiatan-kegiatan secara konsisten
dengan tujuan dan prosedur yang telah dipilih.
c. Kemajuan ke arah tujuan dapat dipantau dan diukur, sehingga tindakan
perbaikan dapat diambil apabila kemajuan itu tidak memuaskan (Danim dan
Suparno, 2009: 9).
Pada hakikatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan
menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan,
suasana, dan sebagainya) dan apa yang akan dilakukan (intensifikasi, eksistensifikasi,
revisi, renovasi, substitusi, kreasi dan sebagainya. Perencanaan bermakna sangat
kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam berbagai macam ragam tergantung dari
sudut pandang mana melihat, serta latar belakang apa yang mempengaruhi orang
tersebut dalam merumuskan definisi. Di antara beberapa definisi tersebut dirumuskan
sebagai berikut:
a. Menurut Prajudi Atmusudirdjo, perencanaan adalah perhitungan dan
penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan
tertentu, oleh siapa, dan bagaimana.
b. Perencanaan dalam arti seluasluasnya tidak lain adalah proses
mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan
jntuk mencapai tujuan tertentu.
c. Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan
yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Perencanaan itu dapat pula diberi arti sebagai suatu
proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan
sesuai yang ditentukan. Perencanaan dapat pula diartikan sebagai upaya
untuk memadukan antara cita-cita nasional dan resources yang tersedia yang
diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut (Su’ud dan Makmun, 2011:
3).
Fungsi perencanaan sering kali dinamakan sebagai fungsi utama dari kegiatan
manajemen, karena dalam perencanaan seluruh rangkaian aktivitas yang akan
dilakukan, mengapa dilakukan, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya disusun.
Robbins dan Coulter menjelaskan bahwa paling tidak ada empat fungsi dari
perencanaan, yaitu perencanaan berfungsi sebagai arahan, perencanaan meminimalkan
dampak dari perubahan, perencanaan meminimalkan pemborosan dan kesia-siaan, serta
perencanaan menetapkan standar dalam pengawasan kualitas (Sule dan Saefullah,
2012: 97).
Dalam proses belajar mengajar, perencanaan program pembelajaran memegang
peranan yang sangat penting, sebab menentukan langkah pelaksanaan dan evaluasi.
Guru harus mempersiapkan perangkat yang harus dilaksanakan dalam merencanakan
program. Hidayat mengemukakan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan dalam
perencanaan pembelajaran antara lain:
a. Memahami kurikulum
b. Menguasai bahan pengajaran
c. Menyusun program pengajaran
d. Melaksanakan program pengajaran
e. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan (Majid, 2003: 91- 92).
Dengan dalam kontek perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan
metode pengajaran, dalam suatu lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu
semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Tujuan dalam
pembelajaran akan berhasil dicapai jika terdapat perencanaan secara tertulis.

B. Karakteristik Kelompok Bermain

Proses belajar mengajar di PAUD memiliki beberapa karakteristik


pembelajaran yang memandang setiap anak adalah unik dan mempunyai potensi
masing-masing, sehingga memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Beberapa
karakteristik pembelajaran ini dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di PAUD
mulai dari TK, RA, BA, KB, SPS, serta TPA.
Pemenuhan karakteristik pembelajaran ini adalah untuk mengembangkan
potensi berupa kelebihan/kekuatan anak dalam lingkungan yang cermat.
Dalam pengembangan potensi anak didik yang memerlukan beberapa karakteristik
pembelajaran ini pasti akan ada unsur Scaffolding (perancah, dukungan belajar secara
terstruktur) yang dinilai sangat penting untuk diberikan pendidik di PAUD.
Scaffolding ini diberikan dengan cara terlibat dalam percakapan sehari-hari
dengan tiap anak didik, memberikan tantangan seiring waktu, dukungan dan bimbingan
bagi anak untuk mengembangkan keterampilan motorik. Tidak hanya itu saja,
Scaffolding ini juga dilakukan dengan memberikan dukungan pada keterampilan sosial
dan nilai-nilai moral, keterampilan bahasa lisan dan kemampuan anak untuk produktif,
serta mengeksplorasi lingkungan.
Untuk melakukan unsur Scaffolding ini maka satuan PAUD pasti membutuhkan
beberapa karakteristik pembelajaran. Dikutip dari Kemdikbud, adapun beberapa
karakteristik pembelajaran yang perlu diperhatikan oleh satuan PAUD adalah sebagai
berikut:
1. Mendukung terbentuknya kesejahteraan diri (well-being) anak.
2. Menghargai dan menghormati anak.
3. Mendorong rasa ingin tahu anak.
4. Menyesuaikan dengan usia, minat, tahap perkembangan, serta kebutuhan
anak.
5. Memberikan stimulasi secara holistik integratif.
6. Memberikan tantangan, bimbingan, serta dukungan pada pembelajaran tiap
anak lewat percakapan dan interaksi bermakna dengan setiap anak.
7. Melibatkan keluarga sebagai mitra.
8. Memanfaatkan sumber belajar dari lingkungan dan teknologi.
9. Menggunakan penilaian otentik atau penilaian yang diperoleh bersamaan
dengan berlangsungnya proses pembelajaran.
Dalam karakteristik pembelajaran tersebut disebutkan bahwa ada bentuk dukungan
kesejahteraan diri atau yang disebut well-being pada anak didik. Ini artinya pendidik
harus memberikan bentuk dukungannya kepada kesejahteraan peserta didiknya.
Disebutkan pula dalam karakteristik pembelajaran tersebut, bahwa pendidik harus
menghargai dan menghormati anak didiknya. Itu artinya, dalam proses belajar mengajar
perlu menerapkan rasa menghargai dan menghormati antar pendidik dan anak didik.

C. Model-Model Pembelajaran Kelompok Bermain

Model pembelajaran kelompok (coopretive learning) merupakan model


pembelajaran dimana anak didik dibagi dalam beberapa kelompok dengan kegiatan
yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak didik dimotivasi untuk dapat
menyelesaikan tugasnya 2-3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila
dalam pergantian kelompok terdapat anak yang sudah menyelesaikan tugasnya dengan
cepat, anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain selama dalam kelompok lain masih
ada tempat. Jika sudah tidak ada tempat, anak tersebut dapat bermain di tempat yang
sudah disediakan guru, tempat itu bisa disebut dengan kegiatan pengaman. Pada
kegiatan pengaman, tersedia alat-alat permainan yang bervariasi yang disesuaikan
dengan tema saat pembelajaran berlangsung/saat itu.
Adapun strategi pelaksanaan Model Pembelajaran Kelompok supaya pembelajaran
menjadi Kondusif di kelas PAUD dibagi dalam 3 tahapan, yaitu :
1. Pengelolaan kelas. Guru menata ruang kelas sesuai dengan kegiatan yang
akan dilaksanakan pada hari masuk sekolah. Kemudian menata meja dan kursi
sesuai kebutuhan anak agar mereka merasa nyaman dan keluasan ketika
melaksanakan kegiatan di ruang tersebut. Guru juga memaksimalkan dinding
sebagai sarana menempel hasil kegiatan siswa dan yang tidak kalah pentingnya
adalah meletakkan alat bermain sesuai dengan fungsinya sehingga keputusan,
dan membiasakan anak didik menata kembali peralatan digunakannya.
2. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar ada 4, yaitu kegiatan
prndahuluan atau awal, kegiatan inti, kegiatan inti, kegiatan, istirahat, dan
kegiatan penutup.
3. Penilaian, guru membuat dan melakukan pengumpulan serta mengelola
informasi atau data yang telah dapat untuk menentukan tingkat pencapaian
perkembangan anak dalam belajar.
Dengan Model Pembelajaran Kelompok anak dapat belajar dengan kondusif. Ada 6
aspek dalam diri anak dapat berkembang yaitu:
a. Aspek kognitif
b. Aspek sosial emosional
c. Aspek nilai agama dan moral
d. Aspek fisik-motorik
e. Aspek bahasa
f. Aspek seni anak usia dini.
D. Standar Pencapain Pada Pembelajaran Kelompok Bermain
STTPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh
aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni. Menurut Permendikbud (2014).

STTPA PAUD sendiri terdiri dari beberapa standar, seperti tingkat pencapaian
perkembangan anak, isi, proses, penilaian, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. Tingkat pencapaian perkembangan anak
yaitu pertumbuhan dan perkembangan anak yang dapat dicapai pada rentang usia
tertentu, dimana kesehatan dan gizi anak dipantau menggunakan istrumen yang
dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan seperti Kartu Menuju Sehat (KMS), tabel
berat badan atau tinggi badan, dan alat ukur lingkar kepala.

STPPA merupakan acuan untuk mengembangkan standar isi, proses, penilaian,


pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta
pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Standar Isi: Standar Isi adalah kriteria tentang lingkup materi dan kompetensi
menuju tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.
Meliputi program pengembangan yang disajikan dalam bentuk tema dan sub tema.

2. Standar Proses: Standar Proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran


pada satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat
pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak.

3. Standar Penilaian: Standar Penilaian adalah kriteria tentang penilaian proses dan
hasil pemebelajaran dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian yang sesuai
dengan tingkat usia anak.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; Standar Pendidik dan Tenaga


Kependidikan adalah kriteria tentang kualifikasi akademik dan kompetensi yang
dipersyaratkan bagi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD.
5. Standar Sarana dan Prasarana; Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria tentang
persyaratan pendukung penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini
secara holistik dan integratif yang memanfaatkan potensi local.

6. Standar Pengelolaan: Standar Pengelolaan adalah kriteria tentang perencanaan,


pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan atau
program PAUD.

7. Standar Pembiayaan: Standar Pembiayaan adalah kriteria tentang komponen dan


besaran biaya personal serta opersional pada satuan atau program PAUD.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak,
tidak dapat dipungkiri perencanaan dalam pembelajaran yang perlu disiapkan
semaksimal mungkin.
Pada hakikatnya perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan
keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan
sebagainya) dan apa yang akan dilakukan (intensifikasi, eksistensifikasi, revisi,
renovasi, substitusi, kreasi dan sebagainya. Perencanaan bermakna sangat kompleks.
Perencanaan didefinisikan dalam berbagai macam ragam tergantung dari sudut
pandang mana melihat, serta latar belakang apa yang mempengaruhi orang tersebut
dalam merumuskan definisi.
Proses belajar mengajar di PAUD memiliki beberapa karakteristik pembelajaran
yang memandang setiap anak adalah unik dan mempunyai potensi masing-masing,
sehingga memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
STTPA merupakan kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh
aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni. Menurut Permendikbud (2014).
DAFTAR PUSTAKA
Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Menghadapi Tantangan
Revolusi Industri 4.0. Tantangan dan Peluang Dunia Pendidikan di Era 4.0 - 13 Juli
2019, pp. 321-328
Beberapa Karakteristik Pembelajaran di Satuan PAUD, Salah Satunya dengan
Menyesuaikan Kebutuhan Anak. BeritaSoloRaya.com. 2 Agustus 2022. 10 September
2022. https://prsoloraya.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-1115169657/beberapa-
karakteristik-pembelajaran-di-satuan-paud-salah-satunya-dengan-menyesuaikan-
kebutuhan-anak#google_vignette
Model Kelompok sebagai Pembelajaran yang Kondusif di PAUD. Kompasiana.com. 7
Juni 2021. 10 September 2022.
https://www.kompasiana.com/aderosmalinda/5f37f3ca097f36641f2f9885/model-
kelompok-sebagai-pembelajaran-yang-kondusif-di-paud
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. 2015. Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
Dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta. 88
hal.

Anda mungkin juga menyukai