KELOMPOK 3
Penyusun :
Hanin Arrosyidah (2102402)
STIPI MAGHFIRAH
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa taala yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan pembahasan “Perencanaan Tingkat Satuan Pendidikan”.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Akbar Ismail M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, tak lupa pula
kepada Ustadz dan Ustadzah STIPI Maghfirah yang telah memberikan dukungan
berupa kesempatan untuk menggunakan fasilitas kampus sebagai penunjang
pembuatan makalah dan semua pihak yang telah memberikan dukungan baik berupa
moril ataupun materil.
Kami menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan makalah ini, Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan guna meningkatkan kualitas pembuatan makalah dan tugas lain pada waktu
mendatang.
Semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat untuk memudahkan para
pembaca agar dapat memahami perencanaan tingkat satuan pendidikan.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perencanaan merupakan langkah awal dari setiap proses untuk memperoleh hasil yang
memuaskan. Proses yang berhasil atau mengeluarkan output yang sesuai dengan apa
yang diharapkan sangatlah memerlukan perencanaan yang baik. Akan tetapi apapun
pekerjaannya yang dilakukan tanpa melalui perencanaan yang baik maka akan dapat
dipastikan menghasilkan output apa adanya sesuai dengan usaha yang dilakukan.
Perencanaan sangatlah penting sebagai bagian dari manajemen, apalagi bidang yang
direncanakan merupakan bidang yang sangat subtansial yaitu pendidikan. Pendidikan
dengan menggunakan perencanaan yang matang maka dalam prosesnya akan
menghasilkan pendidikan yang baik pula. Pendidikan yang baik adalah pendidikan
yang dalam prosesnya mampu mengembangkan seluruh fitrah peserta didik, terutama
fitrah akal dan agamanya. Dengan fitrah ini, peserta didik akan dapat
mengembangkan daya pikir secara rasional. Sementara melalui fitrah agama, akan
tertanam pilar-pilar kebaikan pada diri peserta didik yang kemudian diimplikasikan
dalam seluruh aktivitas hidupnya.
Untuk mencapai tingkat pendidikan yang baik seperti tersebut diatas, perlulah
direncanakan langkah-langkah konkrit sehingga dapat dilaksanakan oleh pelaku
pendidikan dan pengelola pendidikan sesuai dengan sarana dan prasarana serta
sumber daya manusia yang tersedia. Begitu pula sebaliknya pendidikan yang tidak
direncanakan dengan baik maka akan berdampak pada proses pendidikan yang tidak
sesuai dengan tujuan dan harapan pendidikan pada hakikatnya. Sebagai contoh dalam
proses pembelajaran seorang guru hendaknya membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu dengan harapan pembelajaran yang dilaksanakan
dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
1
1.3 Tujuan penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, tujuan, dan prinsip perencanaan
3
berbagai pengalaman belajar tidak akan saling berhubungan dan tidak mengarah pada
tujuan yang diharapkan.
4
pelaksanaan pembangunan sekolah tersebut pemerintah perlu menganggarkan alokasi
dana untuk pelaksanaan tersebut serta siapa saja yang akan melakukannya.
5
B. Jenis dan tahapan proses perencanaan
Jenis-jenis proses perencanaan Pendidikan di bagi menjadi beberapa macam jenis dan
tipe. Yaitu 1).berdasarkan ruang lingkup atau luas besarannya,2).berdasarkan jangka
waktunya, 3).berdasarkan tingkatannya, 4).berdasarkan sifatnya, 5).berdasarkan luas
lingkupannya, 6).berdasarkan rancangan system, 7).berdasarkan peranan pemerintah,
8).dan berdasarkan pembuat rencananya.
6
Perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat institusional dan merupakan
penjabaran dari perencanaan tingkat meso, dari lembaga mendpatkan perhatian,
namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan
makro ataupun meso. Perncanaan ini lebih detail, konkret dan operasional dengan
meperhatikan karakteristik Lembaga. Contoh perencancanaan ini adalah proses
kegiatan belajarmengajar yang dilaksanakan di kelas.
2. Berdasarkan jangka waktunya
Berdasarkan jangka waktunya terbagi menjadi beberapa macam :
a. Perencanaan jangka panjang
Rencana jangka panjang adalah perencanaan tahunan yang meliputi jangka waktu 10,
20 atau 25 tahun. Parameter keberhasilannya bersifat sangat umum, global dan tidak
detail. Semakin panjang jangka waktunya makin banyak variabel dan pencapaiannya
parameter yang sulit diukur. Namun demikian, perencanaan jangka panjang dapat
memberi arah untuk perencanaan jangka menengah maupun pendek.
b. Perencanaan jangka menengah
Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang mencakup jangka waktu
pelaksanaan 5 – 10 tahun. Perencanaan ini adalah penjabaran dari rencana jangka
panjang, tetapi lebih bersifat operasional.
c. Perencanaan jangka pendek
Merupakan jangka waktu 1 - 3 tahun. Yang bersifat rutin dan siklus yang dilakukan
berulang. Perencanaan jangka pendek dibedakan tiga macam yaitu:
Perencanaan tahunan
Merupakan konkretisasi atau penerjemahan dari jangka menengah dengan
mengadakan penyesuaian apabila diperlukan
Perencanaan untuk memecahkan masalah mendesak yang mungkin dapat
dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun
Perencanaan kerja dalam pelaksanaan tugas rutin yang dapat berupa perencanaan
triwulan, bulan, mingguan dan harian termasuk prosedur kerja dan cara kerja.
3. Berdasarkan tingkatannya
a. Perencanaan strategic
7
disebut juga dengan perencanaan jangka panjang. Strategi itu menurut R.G. Muurdick
diartikan sebagai konfigurasi tentang hasil yang diharapkan tercapai di masa depan.
Bentuk konfigurasi terungkap berdasarkan:
1. Ruang lingkup
2. Hasil persaingan
3. Target
4. Penataan sumber-sumber
b. Perencanaan Koordinatif
Perencanaan koordinatif adalah perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan
jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Perencanaan ini mempunyai cangkupan semua aspek operasi suatu
system yang meminta di patuhinya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pada
tingkat perencanaan strategic.Sedangkan ada pendapat lain yang menyimpulkan yang
hampir sama dengan pengertian diatas yaitu menurut dalam buku system informasi
manajemen dan perencanaan pembangunan pendidikan yang disusun Idocdi Anwar,
dkk yang dikutip dari H. Ozbehkan (D. Cleland & W.R king. 1975, Hal,
31) mengemukaka tiga jenis perencanaan, yaitu: “polici planning. Strategic planning
dan operational planning.
1. Perencanaan strategis berbagai upaya untuk mempersiapkan seperangkat desisi
dimasa yang akan datang yang mempengaruhi keseluruhan kegiatan yang
dilaksanakan oleh suatu organisasi
2. Perencanaan taktis adalah sebagai upaya dalam mempersiapkan berbagai desisi untuk
kegiatan-kegiatan jangka pendek terutama dalam mengalokasi berbagai sumber yang
diperlukan dalam pencapaian tujuan
3. Perencanaan teknis adalah proses upaya untuk mempersiapkanberbagai desisi untuk
dilaksanakan terutama dalam jangka waktu yang pendek dan untuk pelaksanaan
tugas-tugas yang spesifik dalam rangka pencapaian tujuan yang sudah pasti (target-
target)
c. Perencanaan operasional
Perencanaan operasional adalah perencanaan yang memusatkan perhatiannya pada
apa yang akan dilaksanakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu rencana
strategi. Perencanaan ini bersifat spesifik yang berfungsi untuk memberikan petunjuk
konkret tentang bagaimana suatu program atau proyek khusus dilaksanakan menurut
aturan, prosedur, dan ketentuan lain yang ditetapkan secara jelas sebelumnya.
Perencanaan operasional biasanya tidak mempergunakan pendekatan integratif,
seperti halnya perencanaan strategik.
8
Sedangkan menurut Rahman (1989: 48) jenis-jenis perencanaan pendidikan
dapat ditinjau dari segi sifatnya, luas lingkupnya, dan dari segi pembuat rencananya.
c. Regio Planning
Regio planning adalah perencanaan yang berlaku sekali saja dan tidak ada
tindak lanjutnya.
d. Flexible Planning
e. Continue Planning
9
5. Berdasarkan Luas Lingkupnya
a. International Planning
b. National Planning
National planning adalah perencanaan yang dibuat oleh suatu negara yang
mencakup kepentingan dari negara yang bersangkutan.
c. Regional Planning
d. City Planning
e. Village Planning
10
a. Individual Planning
b. Staff Planning
Staff planning adalah suatu perencanaan yang dibuat untuk mengatur suatu
staf.
d. Department Planning
e. Supervisory Planning
Supervisory planning adalah suatu perencanaan yang disusun oleh supervisor.
11
8. Perencanaan dilihat dari peranan pemerintah
a. Perencanaan wajib
Perencanaan yang dilakukan oleh suatu badan yang memiliki kekuasaan secara
penuh karena mendapat tugas dan mandate dari pemerintah untuk menentukan
sasaran, kebijakan dan strategi pembangunan.
b. Perencanaan arahan
Perencanaan yang hanya menunjukkan arah sasaran kebijakan dan strategi
pembangunan. Arahan yang diberikan tidak bersifat mengikat, dan fungsinya hanya
bersifat sebagai nasihat.
1. Prakiraan (forecasting)
Yang dimaksud prakiraan (forecasting) adalah membuat perkiraan dengan
mengantisipasi kedepan. Perkiraan tersebut didasarkan atas faktor-faktor organisasi
pendidikan, baik yang bersifat kondisional maupun situasional. Ada tiga dimensi
waktu yang harus dilibatkan dalam forecasting, yaitu dimensi kelampauan, dimensi
kekinian dan dimensi keakanan.
2. Perumusan Tujuan (objectives)
Yang dimaksud objectives adalah perumusantujuan. Penggolongan tujuan bermacam-
macam sesuai dengan sudut kepentingan, lingkup/cakupan dan tingkatan lembaga
pendidikan. Ada yang menggolongkan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Penggolongan tujuan ini terus berkembang, karena sekarang ini juga muncul istilah
tujuan utama dan tujuan sampingan, tujuan strategis dan tujuan operasional atau
taktis.
3. Kebijakan (policy)
Kebijakan disini berarti mengidentifikasi berbagai macam jenis kegiatan yang
diperhitungkan dapat mencapai tujuan. Pelaku kegiatan tersebut bisa terdiri atas ketua
yayasan, kepala sekolah, guru, staff, peserta didik,pengurus dewan sekolah/majelis
madrasah atau komite sekolah.
4. Pemrograman (programming)
Yang dimaksud dengan programming adalah seleksi atas kegiatan-kegiatan yang
sudah dirumuskanpada langkah policy. Aktivitas programming sesungguhnya
bersubstansikan pemrograman terhadap berbagai jenis kegiatan yang dinilai feasible.
12
Selain aspek feasibelitas, aspek sustainabelitas (kebersambungan) juga perlu
diperhitungkan. Sebab aktivitas pendidikan termasuk berjangka panjang.
5. Langkah- Langkah (procedure)
Procedure juga dapat diartikan sebagai penentuan sekuen. Yang berarti bahwa
kegiatan-kegiatan yang telh diseleksi pada langkah programming tersebut diurutkan.
Dengan kata lain, seorang perencana direkomendasikan untuk menentukan jenis
kegiatan mana yang menjadi skala prioritas dan kegiatan mana yang tidak menjadi
skala prioritas.
6. Penjadwalan (schedule)
Yang dimaksud dengan schedule aadlah penjadwalan terhadap kegiatan-kegiatan yang
sudah diprioritaskan sebagaimana pada langkah programming.
7. Pembiayaan (budgetting)
Dalam pembiayaan ini dapat diartikan mengalokasikan anggaran dan penentuan
sumber anggaran. Alokasi anggaran dibuat berdasarkan kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan dan disusun serealistia mungkin.
13
C. Model dan metode perencanaan
1. Pengertian Model
2. Pengertian Metode
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, susunan W.J.S. Poerwadarminta,
bahwa “metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu
maksud”, adalah cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan
dalam mencapai maksudnya. Bisa juga dikatakan sebagai suatu cara, seni dalam
mengajar.
3. Pengertian Perencanaan
14
b. Model Target Setting
Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun
memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu. Dalam
persiapannya dikenal:
a. Model untuk menganalisis demografis dan proyeksi penduduk
b. Model untuk memproyeksikan enrolmen (jumlah siswa terdaftar) sekolah.
c. Model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja.
d. Model PPBS
PPBS (planning, programming, budgeting system) bermakna bahwa
perencanaan, penyusunan program dan penganggaran dipandang sebagai suatu system
yang tak terpisahkan satu sama lainnya. PPBS merupakan suatu proses yang
komprehensif untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif.
Beberapa ahli memberikan pengertian, antara lain: Kast Rosenzweig (1979)
mengemukakan bahwa PPBS merupakan suatu pendekatan yang sistematik yang
berusaha untuk menetapkan tujuan, mengembangkan program-program untuk dicapai,
menemukan besarnya biaya dan alternative dan menggunakan proses penganggaran
yang merefleksikan kegiatan program jangka panjang.
Sedangkan Harry J. Hartley (1968) mengemukakan bahwa PPBS merupakan
proses perencanaan yang komprehensif yang meliputi program budget sebagai
komponen utamanya.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa:
a. PPBS merupakan pendekatan yang sistematik. Oleh karena itu, untuk menerapkan
PPBS diperlukan pemahaman tentang konsep dan teori system.
b. PPBS merupakan suatu proses perencanaan komprehensif. Penerapannya hanya
dimungkinkan untuk masalah-masalah yang kompleks dan dalam organisasi yang
dihadapkan pada masalah yang rumit dan komprehensif.
Untuk memahami PPBS secara baik, maka perlu kita perhatikan sifat-sifat
esensial dari system ini. Esensi dari PPBS adalah sebagai berikut:
1. Memerinci secara cermat dan menganalisis secara sistematik terhadap tujuan yang
hendak dicapai.
2. Mencari alternatif-alternatif yang relevan, cara yang berbeda-beda untuk mencapai
tujuan.
3. Menggambarkan biaya total dari setiap alternatif, baik biaya langsung ataupun
tidak langsung, biaya yang telah lewat ataupun yang akan datang, baik biaya yang
15
berupa uang ataupun biaya yang tidak berupa uang.
4. Memberikan gambaran tentang efektifitas setiap alternatif dan bagaimana alternatif
itu mencapai tujuan.
5. Membandingkan dan menganalisis alternatif tersebut, yaitu mencari kombinasi
yang memberikan efektifitas yang paling besar dari sumber yang ada dalam pencapain
tujuan (Jujun S., 1980).
Ada banyak metode yang digunakan dalam perencanaan, akan tetapi yang
biasa dipakai dalam perencanaan pendidikan adalah yang ditemukan oleh Augus W
Smith dalam Nanang Fattah menyebutkan ada 8 metode perencanaan pendidikan:
a) Metode mean-ways-end analysis (analisis mengenai alat-cara-tujuan)
Metode ini digunakan untuk meneliti sumber-sumber dan alternatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Tiga hal yang perlu dianalysis dalam metode ini, yaitu:
means yang berkaitan dengan sumber-sumber yang diperlukan, ways yang
berhubungan dengan cara dan alternative tindakan yang dirumuskan dan bakal dipilih
dan ends yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Ketiga aspek
tersebut ditelaah dan dikaji secara timbal balik.
b) Metode input-output analysis (analisis masukan dan keluaran)
Metode ini dilakukan dengan mengadakan pengkajian terhadap interelasi dan
interdependensi berbagai komponen masukan dan keluaran dari suatu system. Metode
ini dapat digunakan untuk menilai alternative dalam proses transformasi.
c) Metode econometric analysis (analisa ekonometrik)
Metode ini menggunakan data empirik, teori ekonomi dan statistika dalam
mengukur perubahan dalam kaitan dengan ekonomi. Metode ekonometrik
16
mengembangkan persamaan-persamaan yang menggambarkan hubungan
ketergantungan di antara variabel-variabel yang ada dalam suatu system
d) Metode Cause-effect diagram (diagram sebab akibat)
Metode ini digunakan dalam perencanaan dengan menggunakan sikuen hipotetik
untuk memperoleh gambaran tentang masa depan. Metode ini sangat cocok untuk
perencanaan yang bersifat strategic.
e) Metode Delphi
Menurut Nanang Fattah metode Delphi bertujuan untuk menentukan sejumlah
alternative program. Mengeksplorasi asumsi-asumsi atau fakta yang melandasi
“Judgments” tertentu dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai
suatu consensus. Biasa metode ini dimulai dengan melontarkan suatu masalah yang
bersifat umum untuk diidentifikasi menjadi masalah yang lebih spesifik. Partisipan
dalam metode ini biasanya orang yang dianggap ahli dalam disiplin ilmu tertentu.
f) Metode Cause-effect diagram (diagram sebab akibat)
Metode ini dirancang untuk mengeksplorasi isu-isu dan untuk mengakomodasi
pandangan-pandangan yang bertentangan atau ketidakpastian. Metode ini didasarkan
atas seperangkat prinsip dan prosedur yang mensistematiskan langkah-langkah dalam
usaha pemecahan masalah.
g) Metode life-cycle analysis (analisa siklus kehidupan)
Metode ini digunakan terutama untuk mengalokasikan sumber-daya yang ada di
sekolah dengan memperhatikan siklus kehidupan mengenai produksi, proyek,
program atau aktivitas pendidikan. Tahapan yang perlu diperhatikan oleh penyusun
perencanaan pendidikan yang menggunakan metode ini, adalah:
(1) Melakukan konseptualisasi program-program dalam perencanaan Pendidikan.
(2) Spesifikasi program-program dalam perencanaan Pendidikan.
(3) Pengembangan prototipe layanan Pendidikan.
(4) Pengujian dan evaluasi program-program dalam perencanaan Pendidikan.
(5) Operasi.
(6) Produk atau output layanan pendidikan (lulusan).
h) Metode value added análisis (analisa nilai tambah)
Metode ini digunakan untuk mengukur keberhasilan peningkatan produksi atau
pelayanan. Dengan demikian, kita dapat mendapatkan gambaran singkat tentang
kontribusi dari aspek tertentu terhadap aspek lainnya.
D. Teknik perencanaan
17
adalah teknik yang dapat digunakan oleh para perencana pada semua tingkat
perencanaan. Teknik-teknik tersebut antara lain yaitu:
18
3. Rencana Operasi
Menurut Buku IIB Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar
V(1983/1984: 28) dalam merencanakan proyek, harus menjawab dan menganalisa
pertanyaan “Apakah yang harus dilakukan?”; kemudian “Bagaimana hal itu akan
dilakukan?” Lalu dua pertanyaan tersebut diperluas, misalnya seperti berikut:
a. Oleh siapakah kegiatan itu dilaksanakan?
b. Sumber apakah (man, money, material) yang diperlukan?
c. Kapan dan dalam waktu mana kegiatan itu dilakukan?
d. Di mana akan dilakukan?
Tiap pertanyaan di atas bisa diuraikan lebih lanjut secara detail. Pertanyaan-
pertanyaan memerlukan jawaban yang kemudian dinyatakan dalam bentuk keputusan-
keputusan. Hasil akhir dari keputusan tersebut adalah suatu rencana kerja yang sering
disebut dengan Rencana Operasi atau RENOP.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terdapat beberapa jenis, model, metode, serta tehnik perencanaan pendidikan yang
dapat kita aplikasikan. Juga angkah-langkah tertentu dalam melakukannya.
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Model_(disambiguasi)
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-metode.html
https://www.google.co.id/books/edition/Perencanaan_Pendidikan/Qu6hEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=model+model+perencanaan+pendidikan&pg=PA66&printsec=fr
ontcover
file:///C:/Users/HP/Downloads/Pengertian%20Unsur%20Prinsip%20dan%20Ruang%
20Lingkup%20Perencanaan%20Pendidikan.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/556568-perencanaan-pendidikan-yang-
baik-sebagai-7f82d64b.pdf
https://uia.e-journal.id/Tahdzib/article/view/471
Arifin, Konsep perencanaan, Pendekatan dan Model Perencanaan Pendidikan
21
22