Anda di halaman 1dari 25

PERENCANAAN, TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KELOMPOK 3

Penyusun :
Hanin Arrosyidah (2102402)

Nur Azizah (2203108)


Fani Zakia Patri (2203099)

Nabila Az Zahra (2203077)


Sity Zahra (2203096)

Syaifida Umarul Muslimah (2203067)


Tantri Sri Rahayu (2203087)

Wardah Aulia Shabrina (2203112)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

STIPI MAGHFIRAH
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa taala yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan pembahasan “Perencanaan Tingkat Satuan Pendidikan”.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Akbar Ismail M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, tak lupa pula
kepada Ustadz dan Ustadzah STIPI Maghfirah yang telah memberikan dukungan
berupa kesempatan untuk menggunakan fasilitas kampus sebagai penunjang
pembuatan makalah dan semua pihak yang telah memberikan dukungan baik berupa
moril ataupun materil.

Kami menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan makalah ini, Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan guna meningkatkan kualitas pembuatan makalah dan tugas lain pada waktu
mendatang.
Semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat untuk memudahkan para
pembaca agar dapat memahami perencanaan tingkat satuan pendidikan.

Bogor, Oktober 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan penulisan ........................................................................................... 2
1.4 Manfaat penulisan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian, tujuan, dan prinsip perencanaan ................................................ 3
B. Jenis dan tahapan proses perencanaan ......................................................... 6
C. Model dan metode perencanaan .................................................................. 14
D. Teknik perencanaan .................................................................................... 17
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 20
A. Kesimpulan ................................................................................................ 20
B. Saran .......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 21

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Perencanaan merupakan langkah awal dari setiap proses untuk memperoleh hasil yang
memuaskan. Proses yang berhasil atau mengeluarkan output yang sesuai dengan apa
yang diharapkan sangatlah memerlukan perencanaan yang baik. Akan tetapi apapun
pekerjaannya yang dilakukan tanpa melalui perencanaan yang baik maka akan dapat
dipastikan menghasilkan output apa adanya sesuai dengan usaha yang dilakukan.

Perencanaan sangatlah penting sebagai bagian dari manajemen, apalagi bidang yang
direncanakan merupakan bidang yang sangat subtansial yaitu pendidikan. Pendidikan
dengan menggunakan perencanaan yang matang maka dalam prosesnya akan
menghasilkan pendidikan yang baik pula. Pendidikan yang baik adalah pendidikan
yang dalam prosesnya mampu mengembangkan seluruh fitrah peserta didik, terutama
fitrah akal dan agamanya. Dengan fitrah ini, peserta didik akan dapat
mengembangkan daya pikir secara rasional. Sementara melalui fitrah agama, akan
tertanam pilar-pilar kebaikan pada diri peserta didik yang kemudian diimplikasikan
dalam seluruh aktivitas hidupnya.
Untuk mencapai tingkat pendidikan yang baik seperti tersebut diatas, perlulah
direncanakan langkah-langkah konkrit sehingga dapat dilaksanakan oleh pelaku
pendidikan dan pengelola pendidikan sesuai dengan sarana dan prasarana serta
sumber daya manusia yang tersedia. Begitu pula sebaliknya pendidikan yang tidak
direncanakan dengan baik maka akan berdampak pada proses pendidikan yang tidak
sesuai dengan tujuan dan harapan pendidikan pada hakikatnya. Sebagai contoh dalam
proses pembelajaran seorang guru hendaknya membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu dengan harapan pembelajaran yang dilaksanakan
dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

1.2 Rumusan masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Tingkat Satuan Pendidikan?


b. Apa tujuan Perencanaan Tingkat Satuan Pendidikan?
c. Apa prinsip-prinsip dalam Perencanaan Tingkat Satuan Pendidikan?
d. Apa jenis dan tahapan dalam proses Perencaan Tingkat Satuan Pendidikan?
e. Bagaimana model dan metode Perencanaan Tingkat Satuan Pendidikan?
f. Bagaimana Teknik Perencanaan Tingkat Satuan Pendidikan?

1
1.3 Tujuan penulisan

a. Menjelaskan pengertian Perencanaan Tingkat Satuan Pendidikan


b. Menjelaskan tujuan Perencanaa Tingkat Satuan Pendidikan
c. Memaparkan prinsip-prinsip Perencanaan Tingkat Satuan Pendidikan
d. Memaparkan jenis dan tahapan dalam proses Perencanaan Tingkat Satuan Pendidikan
e. Mendeskripsikan model dan metode Perencanaan Tingkat Satuan Pendidikan
f. Memaparkan Teknik Perencanaan Tingkat Satuan Pendidikan

1.4 Manfaat penulisan

Memberikan pengetahuan dan wawasan serta gambaran rinci terkait Perencanaan


Tingkat Satuan Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, tujuan, dan prinsip perencanaan

Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk


dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman
(2008) berpendapat bahwa perencanaan adalah perhitungan dan penentuan
tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa
yang melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan
adalah kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai
tujuan dan dalam perencanaan itu mengandung beberapa unsur, diantaranya sejumlah
kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, adanya proses, hasil yang ingin dicapai, dan
menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.

Dalam pendidikan formal pasti memiliki jenjang (tingkat satuan pendidikan)


entah itu SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi, semuanya pasti berlandaskan
dalam suatu sistem yang dinamakan kurikulum. Setiap kegiatan dalam pendidikan
semuanya diatur dalam sebuah kurikulum.

Secara etimologis kata kurikulum merupakan terjemahan dari kata curriculum


dalam bahasa inggris yang berarti rencana pembelajaran (Echol,1994). Kurikulum
diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman belajar, alat pembelajaran, dan cara
penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan.

Menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003


menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Perencanaan kurikulum adalah suatu proses ketika peserta


dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara mencapai
tujuan tujuan tersebut melalui situasi mengajar-belajar, serta penelaahan keefektifan
dan kebermaknaan metode tersebut. Tanpa perencanaan kurikulum, sistematika

3
berbagai pengalaman belajar tidak akan saling berhubungan dan tidak mengarah pada
tujuan yang diharapkan.

Tujuan Perencanaan Pendidikan


Definisi-definisi perencanaan pendidikan diatas telah memberi gambaran yang jelas
tujuan perencanaan pendidikan yakni sebagai arah langkah para pelaku pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Secara
rinci ada beberapa tujuan perencanaan pendidikan, antara lain untuk :

a. Standar pengawasan pola perilaku pelaksana pendidikan, yaitu untuk mencocokkan


antara pelaksanaan atau tindakan pemimpin dan anggota organisasi pendidikan
dengan program atau perencanaan yang telah disusun;

b. Mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu diberlakukan dan


bagaimana proses penyelesaian suatu kegiatan layanan pendidikan;
c. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya) dalam pelaksanaan
program atau perencanaan pendidikan, baik aspek kualitas maupun kuantitasnya, dan
baik menyangkut aspek akademik-nonakademik;

d. Mewujudkan proses kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan secara efektif


dan sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan;
e. Meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan tidak efisien,
baik dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses layanan pendidikan;
f. Memberikan gambaran secara menyeluruh (integral) dan khusus (spefisik) tentang
jenis kegiatan atau pekerjaan bidang pendidikan yang harus dilakukan;

g. Menyerasikan atau memadukan beberapa sub pekerjaan dalam suatu organisasi;


h. Mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan dan kesulitan yang dihadapi
organisasi pendidikan;

i. Mengarahkan proses pencapaikan tujuan pendidikan


Dari beberapa tujuan perencanaan pendidikan diatas kiranya lebih jelas lagi bahwa
tujuan penting perencanaan pendidikan adalah untuk menentukan arah pendidikan,
pelaku, proses dan untuk mengetahui peluang, hambatan dan tantangan serta kesulitan
yang dihadapi lembaga/satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan dengan tingkat kepastian yang tinggi dengan resiko yang kecil.
Sebagai contoh dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah tentang pentingnya Sekolah
Menengah Kejuruan dalam upaya mengurangi tingkat pengangguran di propinsi
Jambi, maka dari itu pemerintah akan membangun beberapa sekolah kejuruan. Untuk

4
pelaksanaan pembangunan sekolah tersebut pemerintah perlu menganggarkan alokasi
dana untuk pelaksanaan tersebut serta siapa saja yang akan melakukannya.

Perencanaan pendidikan mengenal prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pegangan,


baik dalam proses penyusunan maupun dalam proses implementasinya. Prinsip-
prinsip tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Prinsip interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau beragam
kehidupan. Hal ini penting karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik
harus menyangkut berbagai jenis pengetahuan, beragam ketrampilan dan nilai-norma
kehidupan yang berlaku di masyarakat.
2. Prinsip fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap
perkembangan atau perubahan kehidupan di masyarakat. Hal ini penting, karena
hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik adalah menyiapkan siswa untuk
mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dan
beragam tantangan kehidupan terkini.
3. Prinsip efektifitas-efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan pendidikan
didasarkan pada perhitungan sumber daya yang ada secara cermat dan matang,
sehingga perencanaan itu ‘berhasil guna’ dan ‘bernilai guna’ dalam pencapaian tujuan
pendidikan.
4. Prinsip progress of change, yaitu terus mendorong dan memberi peluang kepada
semua warga sekolah untuk berkarya dan bergerak maju ke depan dengan beragam
pembaharuan layanan pendidikan yang lebih berkualitas, sesuai dengan peranan
masing-masing.
5. Prinsip objektif, rasional dan sistematis, artinya perencanaan pendidikan harus
disusun berdasarkan data yang ada, berdasarkan analisa kebutuhan dan kemanfaatan
layanan pendidikan secara rasional (memungkinkan untuk diwujudkan secara nyata),
dan mempunyai sistematika dan tahapan pencapaian program secara jelas dan
berkesinambungan.
6. Prinsip kooperatif-komprehensif, artinya perencanaan yang disusun mampu
memotivasi dan membangun mentalitas semua warga sekolah dalam bekerja sebagai
suatu tim (team work) yang baik. Disamping itu perencanaan yang disusun harus
mencakup seluruh aspek esensial (mendasar) tentang layanan pendidikan akademik
dan non-akademik setiap peserta didik.
7. Prinsip human resources development, artinya perencanaan pendidikan harus
disusun sebaik mungkin dan mampu menjadi acuan dalam pengembangan sumber
daya manusia secara maksimal dalam mensukseskan program pembangunan
pendidikan. Layanan pendidikan pada peserta didik harus benarbenar mampu
membangun individu yang unggul baik dari aspek intelektual (penguasaan science
and technology), aspek emosional (kepribadian atau akhlak), dan aspek spiritual
(keimanan dan ketakwaan) , atau disebut IESQ yang unggul.

5
B. Jenis dan tahapan proses perencanaan
Jenis-jenis proses perencanaan Pendidikan di bagi menjadi beberapa macam jenis dan
tipe. Yaitu 1).berdasarkan ruang lingkup atau luas besarannya,2).berdasarkan jangka
waktunya, 3).berdasarkan tingkatannya, 4).berdasarkan sifatnya, 5).berdasarkan luas
lingkupannya, 6).berdasarkan rancangan system, 7).berdasarkan peranan pemerintah,
8).dan berdasarkan pembuat rencananya.

1. Berdasarkan ruang lingkup atau luas besarannya


Berdasarkan ruang lingkup atau luassnya terbagi menjadi beberapa macam :
a. Perencanaan makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menentukan kebijakan-kebijakan yang
dilalui , tujuan yang akan dicapai dan metode-metode untuk mencapai tujuan itu di
tingkat nasional. Dilihat dari segi perencanaan makro, tujuan yang harus dicapai
Negara (terutama dalam bidang peningkatan SDM) ialah pengembangan system
pendidikan dengan tujuan menghasilkan tenaga pembangunan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Secara kuantitatif pendidikan wajib menghasilkan tenaga yang
cukup banyak sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Sedangkan menurut kualitatif
wajib menghasilkan tenaga pembangunan yang terampil sesuai dengan bidangnya dan
memiliki jiwa pancasila. Menurut Pidarta (1988: 58) “perencanaan makro pada
umumnya ditangani oleh pemerintah pusat, atau dapat juga oleh kelompok tertentu
tetapi mereka ditunjuk oleh pemerintah pusat pula. Adapun syarat strategi Pendidikan
untuk melaksanakan fungsi makro adalah:
 Tujuan pendidikan nasional telah dirumuskan dengan jelas. Tujuan ini dijabarkan
kembali menjadi tujuan-tujuan lebih spesifik
 Pemerintah memegang peranan utama dalam pengambilan keputusan dan
menciptakan mekanisme kerja yang efektif.
 Sumber-sumber pembiayaan harus dimobilisasikan dari sektor yang ada.
 Prioritas harus disusun, baik yang berkenaan dengan bentuk, tingkat dan jenis
pendidikan.
 Alokasi biaya harus disediakan menurut prioritas yang telah ditetapkan.
 Penilaian yang berkesinambungan harus selalu dilaksanakan dan program direvisi
berdasarkan penilaian itu.
 Pelaksanaan pendidikan mendapat latihan sesuai dengan tugas yang akan
dikerjakannya. (dalam Fattah, 2011: 54-55)
Contoh dari perencanaan makro adalah model admission of new students (penerimaan
siswa/mahasiswa baru) karena berlaku di seluruh indonesia, begitu pula perencanaan
tentang kurikulum inti untuk SMA.
b. Perencanaan messo
Perencanaan messo adalah pemaparan perencanaan makro yang dipaparkan lebih
detail ke dalam program-program dalam dimensi/skala yang lebih kecil, Atau
kebijaksanaa yang telah di tentukan pada tingkat makro. Perencanaan meso lebih
bersifat operasional disesuaikan dengan depertemen-departemen dan unit-unit
lainnya. Contoh perencanaan messo adalah perencanaan pada tingkat Departemen
atau Direktoral Jenderal dan pada tingkat provinsi.
c. Perencanaan mikro

6
Perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat institusional dan merupakan
penjabaran dari perencanaan tingkat meso, dari lembaga mendpatkan perhatian,
namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan
makro ataupun meso. Perncanaan ini lebih detail, konkret dan operasional dengan
meperhatikan karakteristik Lembaga. Contoh perencancanaan ini adalah proses
kegiatan belajarmengajar yang dilaksanakan di kelas.
2. Berdasarkan jangka waktunya
Berdasarkan jangka waktunya terbagi menjadi beberapa macam :
a. Perencanaan jangka panjang
Rencana jangka panjang adalah perencanaan tahunan yang meliputi jangka waktu 10,
20 atau 25 tahun. Parameter keberhasilannya bersifat sangat umum, global dan tidak
detail. Semakin panjang jangka waktunya makin banyak variabel dan pencapaiannya
parameter yang sulit diukur. Namun demikian, perencanaan jangka panjang dapat
memberi arah untuk perencanaan jangka menengah maupun pendek.
b. Perencanaan jangka menengah
Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang mencakup jangka waktu
pelaksanaan 5 – 10 tahun. Perencanaan ini adalah penjabaran dari rencana jangka
panjang, tetapi lebih bersifat operasional.
c. Perencanaan jangka pendek
Merupakan jangka waktu 1 - 3 tahun. Yang bersifat rutin dan siklus yang dilakukan
berulang. Perencanaan jangka pendek dibedakan tiga macam yaitu:
 Perencanaan tahunan
Merupakan konkretisasi atau penerjemahan dari jangka menengah dengan
mengadakan penyesuaian apabila diperlukan
 Perencanaan untuk memecahkan masalah mendesak yang mungkin dapat
dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun
 Perencanaan kerja dalam pelaksanaan tugas rutin yang dapat berupa perencanaan
triwulan, bulan, mingguan dan harian termasuk prosedur kerja dan cara kerja.
3. Berdasarkan tingkatannya
a. Perencanaan strategic

Pengertian perencanaan strategic adalah proses pendayagunaan sumber-sumber dan


strategi yang mengatur pengadaan dan pendayagunaan sumber untuk pencapain
tujuan . yang bertujuan untuk mencari identitas di masa yang akan datang dengan
mempertimbangkan berbagai kompleks dalam suatu system. Perencanaan strategic

7
disebut juga dengan perencanaan jangka panjang. Strategi itu menurut R.G. Muurdick
diartikan sebagai konfigurasi tentang hasil yang diharapkan tercapai di masa depan.
Bentuk konfigurasi terungkap berdasarkan:
1. Ruang lingkup
2. Hasil persaingan
3. Target
4. Penataan sumber-sumber
b. Perencanaan Koordinatif
Perencanaan koordinatif adalah perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan
jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Perencanaan ini mempunyai cangkupan semua aspek operasi suatu
system yang meminta di patuhinya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pada
tingkat perencanaan strategic.Sedangkan ada pendapat lain yang menyimpulkan yang
hampir sama dengan pengertian diatas yaitu menurut dalam buku system informasi
manajemen dan perencanaan pembangunan pendidikan yang disusun Idocdi Anwar,
dkk yang dikutip dari H. Ozbehkan (D. Cleland & W.R king. 1975, Hal,
31) mengemukaka tiga jenis perencanaan, yaitu: “polici planning. Strategic planning
dan operational planning.
1. Perencanaan strategis berbagai upaya untuk mempersiapkan seperangkat desisi
dimasa yang akan datang yang mempengaruhi keseluruhan kegiatan yang
dilaksanakan oleh suatu organisasi
2. Perencanaan taktis adalah sebagai upaya dalam mempersiapkan berbagai desisi untuk
kegiatan-kegiatan jangka pendek terutama dalam mengalokasi berbagai sumber yang
diperlukan dalam pencapaian tujuan
3. Perencanaan teknis adalah proses upaya untuk mempersiapkanberbagai desisi untuk
dilaksanakan terutama dalam jangka waktu yang pendek dan untuk pelaksanaan
tugas-tugas yang spesifik dalam rangka pencapaian tujuan yang sudah pasti (target-
target)
c. Perencanaan operasional
Perencanaan operasional adalah perencanaan yang memusatkan perhatiannya pada
apa yang akan dilaksanakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu rencana
strategi. Perencanaan ini bersifat spesifik yang berfungsi untuk memberikan petunjuk
konkret tentang bagaimana suatu program atau proyek khusus dilaksanakan menurut
aturan, prosedur, dan ketentuan lain yang ditetapkan secara jelas sebelumnya.
Perencanaan operasional biasanya tidak mempergunakan pendekatan integratif,
seperti halnya perencanaan strategik.

8
Sedangkan menurut Rahman (1989: 48) jenis-jenis perencanaan pendidikan
dapat ditinjau dari segi sifatnya, luas lingkupnya, dan dari segi pembuat rencananya.

4. Ditinjau dari Segi Sifatnya

Jenis-jenis perencanaan pendidikan yang dilihat dari segi sifatnya terdapat


perencanaan yang dibuat berdasarkan fakta nyata, perencanaan yang dibuat berdasar
hasil penalaran, regio planning, flexible planning, dan continue planning.

a. Perencanaan yang Dibuat Berdasarkan Fakta Nyata

Perencanaan yang dibuat berdasarkan fakta nyata adalah perencanaan yang


disusun berdasarkan hasil penelitian atau hasil kegiatan observasi lapangan.

b. Perencanaan yang Dibuat Berdasar Hasil Penalaran

Perencanaan yang dibuat berdasar hasil penalaran adalah perencanaan yang


dibuat berdasarkan hasil renungan pemikiran yang biasa disebut rasional
planning atau logical planning.

c. Regio Planning

Regio planning adalah perencanaan yang berlaku sekali saja dan tidak ada
tindak lanjutnya.

d. Flexible Planning

Flexible planning adalah perencanaan yang bersifat luas, yakni suatu


perencanaan yang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan kondisi dan situasi
setempat.

e. Continue Planning

Continue planning adalah perencanaan yang berkelanjutan, sehingga nampak


suatu progress.

9
5. Berdasarkan Luas Lingkupnya

Jenis-jenis perencanaan pendidikan yang dilihat dari segi luas lingkupnya


terdapat international planning, national planning, regional planning, city planning,
dan village planning.

a. International Planning

International planning adalah suatu perencanaan yang mencakup kepentingan


negara-negara dunia. Perencanaan semacam ini biasanya dibuat oleh badan-badan
internasional.

b. National Planning

National planning adalah perencanaan yang dibuat oleh suatu negara yang
mencakup kepentingan dari negara yang bersangkutan.

c. Regional Planning

Regional planning adalah perencanaan yang dibuat oleh pemerintahan wilayah


dan daerah.

d. City Planning

City planning adalah suatu perencanaan tingkat kota.

e. Village Planning

Village planning adalah perencanaan tingkat pedesaan.

6. Berdasarkan Pembuat Rencananya

Jenis-jenis perencanaan pendidikan yang ditinjau dari segi pembuat


rencananya terdapat individual planning, staff planning, organizing planning
committee, department planning, dan supervisory planning.

10
a. Individual Planning

Individual planning adalah suatu rencana yang dibuat secara perorangan.

b. Staff Planning

Staff planning adalah suatu perencanaan yang dibuat untuk mengatur suatu
staf.

c. Organizing Planning Committee

Organizing planning committee adalah suatu perencanaan yang dibuat oleh


suatu panitia dari suatu organisasi.

d. Department Planning

Department planning adalah suatu perencanaan yang dibuat oleh suatu


departemen.

e. Supervisory Planning
Supervisory planning adalah suatu perencanaan yang disusun oleh supervisor.

7. Berdasarkan rancangan system


a. Perencanaan perbaikan
Merupakan perencanaan yang ditunjukkan untuk memperbaiki sistem yang telah
ada tanpa menambah atau mengurangi komponen sistem yang ada. Perencanaan
perbaikan bertujuan untuk sistem yang telah ada lebih meningkat baik produktivitas,
efisiensi maupun efektivitas.
b. Perencanaan pengembangan

Merupakan perencanaan yang ditunjukkan untuk menambah dan meningkatkan ouput


atau keluaran sistem atau menambah jenis keluaran baru dengan cara menambah atau
mengurangi komponen sistem yang ada atau membuat subsistem baru. Dengan
penambah subsistem baru maka keluaran akan lebih meningkat dan bertambah
jenisnya dengan cara yang lebih efektif efisien dan cara yang baik dengan
menggunakan mekanika atau elektronika

11
8. Perencanaan dilihat dari peranan pemerintah
a. Perencanaan wajib
Perencanaan yang dilakukan oleh suatu badan yang memiliki kekuasaan secara
penuh karena mendapat tugas dan mandate dari pemerintah untuk menentukan
sasaran, kebijakan dan strategi pembangunan.
b. Perencanaan arahan
Perencanaan yang hanya menunjukkan arah sasaran kebijakan dan strategi
pembangunan. Arahan yang diberikan tidak bersifat mengikat, dan fungsinya hanya
bersifat sebagai nasihat.

Tahapan Proses Perencanaan


Menurut Ali Imrom (Imron, 2022) ada sejumlah langkah perencanaan pendidikan
tingkat satuan pendidikan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah. Langkah-
langkah tersebut meliputi prakiraan (forecasting), perumusan tujuan (objectives),
kebijakan (policy), penjadwalan (schedule), pemrograman (programming), langkah-
langkah (procedure), dan pembiayaan (budgetting).
Secara ringkas, langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Prakiraan (forecasting)
Yang dimaksud prakiraan (forecasting) adalah membuat perkiraan dengan
mengantisipasi kedepan. Perkiraan tersebut didasarkan atas faktor-faktor organisasi
pendidikan, baik yang bersifat kondisional maupun situasional. Ada tiga dimensi
waktu yang harus dilibatkan dalam forecasting, yaitu dimensi kelampauan, dimensi
kekinian dan dimensi keakanan.
2. Perumusan Tujuan (objectives)
Yang dimaksud objectives adalah perumusantujuan. Penggolongan tujuan bermacam-
macam sesuai dengan sudut kepentingan, lingkup/cakupan dan tingkatan lembaga
pendidikan. Ada yang menggolongkan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Penggolongan tujuan ini terus berkembang, karena sekarang ini juga muncul istilah
tujuan utama dan tujuan sampingan, tujuan strategis dan tujuan operasional atau
taktis.
3. Kebijakan (policy)
Kebijakan disini berarti mengidentifikasi berbagai macam jenis kegiatan yang
diperhitungkan dapat mencapai tujuan. Pelaku kegiatan tersebut bisa terdiri atas ketua
yayasan, kepala sekolah, guru, staff, peserta didik,pengurus dewan sekolah/majelis
madrasah atau komite sekolah.
4. Pemrograman (programming)
Yang dimaksud dengan programming adalah seleksi atas kegiatan-kegiatan yang
sudah dirumuskanpada langkah policy. Aktivitas programming sesungguhnya
bersubstansikan pemrograman terhadap berbagai jenis kegiatan yang dinilai feasible.

12
Selain aspek feasibelitas, aspek sustainabelitas (kebersambungan) juga perlu
diperhitungkan. Sebab aktivitas pendidikan termasuk berjangka panjang.
5. Langkah- Langkah (procedure)
Procedure juga dapat diartikan sebagai penentuan sekuen. Yang berarti bahwa
kegiatan-kegiatan yang telh diseleksi pada langkah programming tersebut diurutkan.
Dengan kata lain, seorang perencana direkomendasikan untuk menentukan jenis
kegiatan mana yang menjadi skala prioritas dan kegiatan mana yang tidak menjadi
skala prioritas.
6. Penjadwalan (schedule)
Yang dimaksud dengan schedule aadlah penjadwalan terhadap kegiatan-kegiatan yang
sudah diprioritaskan sebagaimana pada langkah programming.
7. Pembiayaan (budgetting)
Dalam pembiayaan ini dapat diartikan mengalokasikan anggaran dan penentuan
sumber anggaran. Alokasi anggaran dibuat berdasarkan kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan dan disusun serealistia mungkin.

Sedangkan menurut Mukhlis Fakhruddin (Fakhruddin, 2023) dalam Luth Gulick,


pelaksanaan perencanaan yang sistematik – integratif dilakukan dengan langkah –
langkah :
a) Perencanaan dimulai dengan tujuan secara lengkap
b) Adanya rumusan – rumusan tindakan yang akan dilakukan
c) Analisis dan penetapan cara dan sarana untuk mencapai tujuan dalam kerangka
melaksanakan perencanaan
d) Penunjukan orang – orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan termasuk juga
ketua yayasan dalam mengadakan pengawasan
e) Menentukan sistem yang memungkinkan pengukuran pencapaian berdasarkan kriteria
tertentu

13
C. Model dan metode perencanaan

1. Pengertian Model

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu


objek, sistem, atau konsep, yang sering kali berupa penyederhanaan atau idealisasi.
Bentuknya dapat berupa model fisik, bentuk, atau rumusan matematis.

2. Pengertian Metode
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, susunan W.J.S. Poerwadarminta,
bahwa “metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu
maksud”, adalah cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan
dalam mencapai maksudnya. Bisa juga dikatakan sebagai suatu cara, seni dalam
mengajar.

(M. Prawiro, 31 Oktober 2023) dalam Maxmanroe.com menjelaskan


pengertian metode bahwa kata “metode” merujuk pada suatu cara atau jalan yang
harus dilakukan oleh seseorang agar dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Baik dalam ilmu pengetahuan, pendidikan, seni, maupun bidang lainnya, metode
menjadi pondasi penting yang membentuk cara kita memahami, mengamati, dan
mengatasi berbagai situasi.

3. Pengertian Perencanaan

Perencanaan merupakan bentuk dalam proses aktivitas, dilaksanakan dalam


mengambil keputusan tentang mengharapkan sesuatu yang terjadi dan apa yang ingin
dilaksanakan. Dalam arti, perencanaan bisa dikatakan sebagai suatu proses
menyiapkan aktivitas dengan berurutan yang ingin dilaksanakan agar tercapainya
tujuan tersebut.
Perencanaan adalah fungsi awal kumpulan kegiatan manajemen agar
tercapainya tujuan, selanjutnya adalah pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.

4. Pengertian Model Perencaan Pendidikan

Menurut (Nurhasanah, 2019) model perencanaan pendidikan yaitu, contoh


atau patokan yang berfungsi dalam menyusun suatu perencanaan, lebih umumnya
berkaitan dengan rencana dan kebijakan pada lembaga pendidikan. Menurut
(Nurhasanah, 2019) model perencanaan pada pendidikan adalah :

a. Model Perencanaan Komprehensif


Model ini terutama digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan
dalam system pendidikan secara keseluruhan. Di samping itu berfungsi sebagai suatu
patokan dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik ke arah tujuan-
tujuan yang lebih luas.

14
b. Model Target Setting
Model ini diperlukan dalam upaya melaksanakan proyeksi ataupun
memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu. Dalam
persiapannya dikenal:
a. Model untuk menganalisis demografis dan proyeksi penduduk
b. Model untuk memproyeksikan enrolmen (jumlah siswa terdaftar) sekolah.
c. Model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja.

c. Model Pembiayaan dan Efektivitas Biaya.


Model ini digunakan untuk menganalisis proyek-proyek dalam kriteria efisien
dan efektivitas ekonomis. Dengan model ini dapat diketahui proyek yang paling
fisibel dan memberikan suatu perbandingan yang paling baik di antara proyek-proyek
yang menjadi alternatif penanggulangan masalah yang dihadapi. Penggunaan model
ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas dari masalah
pembiayaan. Dan dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses pendidikan
diharapkan dapat memberikan keuntungan tertentu. Penggunaan model ini didasarkan
bahwa pendidikan tidak terlepas dari biaya yang diharapkan membawa keuntungan
atau benefit. Dapat dikatakan model ini sama dengan model untung rugi.

d. Model PPBS
PPBS (planning, programming, budgeting system) bermakna bahwa
perencanaan, penyusunan program dan penganggaran dipandang sebagai suatu system
yang tak terpisahkan satu sama lainnya. PPBS merupakan suatu proses yang
komprehensif untuk pengambilan keputusan yang lebih efektif.
Beberapa ahli memberikan pengertian, antara lain: Kast Rosenzweig (1979)
mengemukakan bahwa PPBS merupakan suatu pendekatan yang sistematik yang
berusaha untuk menetapkan tujuan, mengembangkan program-program untuk dicapai,
menemukan besarnya biaya dan alternative dan menggunakan proses penganggaran
yang merefleksikan kegiatan program jangka panjang.
Sedangkan Harry J. Hartley (1968) mengemukakan bahwa PPBS merupakan
proses perencanaan yang komprehensif yang meliputi program budget sebagai
komponen utamanya.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa:
a. PPBS merupakan pendekatan yang sistematik. Oleh karena itu, untuk menerapkan
PPBS diperlukan pemahaman tentang konsep dan teori system.
b. PPBS merupakan suatu proses perencanaan komprehensif. Penerapannya hanya
dimungkinkan untuk masalah-masalah yang kompleks dan dalam organisasi yang
dihadapkan pada masalah yang rumit dan komprehensif.
Untuk memahami PPBS secara baik, maka perlu kita perhatikan sifat-sifat
esensial dari system ini. Esensi dari PPBS adalah sebagai berikut:
1. Memerinci secara cermat dan menganalisis secara sistematik terhadap tujuan yang
hendak dicapai.
2. Mencari alternatif-alternatif yang relevan, cara yang berbeda-beda untuk mencapai
tujuan.
3. Menggambarkan biaya total dari setiap alternatif, baik biaya langsung ataupun
tidak langsung, biaya yang telah lewat ataupun yang akan datang, baik biaya yang

15
berupa uang ataupun biaya yang tidak berupa uang.
4. Memberikan gambaran tentang efektifitas setiap alternatif dan bagaimana alternatif
itu mencapai tujuan.
5. Membandingkan dan menganalisis alternatif tersebut, yaitu mencari kombinasi
yang memberikan efektifitas yang paling besar dari sumber yang ada dalam pencapain
tujuan (Jujun S., 1980).

Ciri-ciri SP4 (sistem perencaan penyusunan program dan penganggaran) menurut


Timan (2004) adalah sebagai berikut:
1. SP4 dimulai dari penetapan tujuan nasional. Jadi perencanaan dengan SP4 bersifat
dari atas ke bawah (top down).
2. Menghubungkan tujuan umum dengan program yang bersifat khusus.
3. Menghubungkan program dengan sumber-sumber yang diperlukan.
4. Menghubungkan masukan instrumental dengan uang yang diperlukan.

Tujuan penggunaan SP4 (sistem perencaan penyusunan program dan penganggaran)


menurut Timan (2004) adalah sebagai berikut:
1. Membuat agar perencanaan jangka panjang merupakan kegiatan rutin.
2. Memungkinkan rencana dan program dapat ditinjau kembali setiap saat untuk dapat
diadakan revisi.
3. Mengadakan klasifikasi kegiatan organisasi dalam bentuk program dan hasil yang
diharapkan dan bukan lagi berdasarkan jumlah jabatan atau yang hal-hal lain.
4. Meningkatkan koordinasi antar berbagai program yang dirancang untuk mencapai
tujuan.
5. Mendorong perencanaan terpadu antar Departemen/ bagian.
6. Memungkinkan pengukuran kemajuan suatu program sesuai dengan pertahapannya.

5. Pengertian Metode Perencanaan Pendidikan

Ada banyak metode yang digunakan dalam perencanaan, akan tetapi yang
biasa dipakai dalam perencanaan pendidikan adalah yang ditemukan oleh Augus W
Smith dalam Nanang Fattah menyebutkan ada 8 metode perencanaan pendidikan:
a) Metode mean-ways-end analysis (analisis mengenai alat-cara-tujuan)
Metode ini digunakan untuk meneliti sumber-sumber dan alternatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Tiga hal yang perlu dianalysis dalam metode ini, yaitu:
means yang berkaitan dengan sumber-sumber yang diperlukan, ways yang
berhubungan dengan cara dan alternative tindakan yang dirumuskan dan bakal dipilih
dan ends yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Ketiga aspek
tersebut ditelaah dan dikaji secara timbal balik.
b) Metode input-output analysis (analisis masukan dan keluaran)
Metode ini dilakukan dengan mengadakan pengkajian terhadap interelasi dan
interdependensi berbagai komponen masukan dan keluaran dari suatu system. Metode
ini dapat digunakan untuk menilai alternative dalam proses transformasi.
c) Metode econometric analysis (analisa ekonometrik)
Metode ini menggunakan data empirik, teori ekonomi dan statistika dalam
mengukur perubahan dalam kaitan dengan ekonomi. Metode ekonometrik

16
mengembangkan persamaan-persamaan yang menggambarkan hubungan
ketergantungan di antara variabel-variabel yang ada dalam suatu system
d) Metode Cause-effect diagram (diagram sebab akibat)
Metode ini digunakan dalam perencanaan dengan menggunakan sikuen hipotetik
untuk memperoleh gambaran tentang masa depan. Metode ini sangat cocok untuk
perencanaan yang bersifat strategic.
e) Metode Delphi
Menurut Nanang Fattah metode Delphi bertujuan untuk menentukan sejumlah
alternative program. Mengeksplorasi asumsi-asumsi atau fakta yang melandasi
“Judgments” tertentu dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai
suatu consensus. Biasa metode ini dimulai dengan melontarkan suatu masalah yang
bersifat umum untuk diidentifikasi menjadi masalah yang lebih spesifik. Partisipan
dalam metode ini biasanya orang yang dianggap ahli dalam disiplin ilmu tertentu.
f) Metode Cause-effect diagram (diagram sebab akibat)
Metode ini dirancang untuk mengeksplorasi isu-isu dan untuk mengakomodasi
pandangan-pandangan yang bertentangan atau ketidakpastian. Metode ini didasarkan
atas seperangkat prinsip dan prosedur yang mensistematiskan langkah-langkah dalam
usaha pemecahan masalah.
g) Metode life-cycle analysis (analisa siklus kehidupan)
Metode ini digunakan terutama untuk mengalokasikan sumber-daya yang ada di
sekolah dengan memperhatikan siklus kehidupan mengenai produksi, proyek,
program atau aktivitas pendidikan. Tahapan yang perlu diperhatikan oleh penyusun
perencanaan pendidikan yang menggunakan metode ini, adalah:
(1) Melakukan konseptualisasi program-program dalam perencanaan Pendidikan.
(2) Spesifikasi program-program dalam perencanaan Pendidikan.
(3) Pengembangan prototipe layanan Pendidikan.
(4) Pengujian dan evaluasi program-program dalam perencanaan Pendidikan.
(5) Operasi.
(6) Produk atau output layanan pendidikan (lulusan).
h) Metode value added análisis (analisa nilai tambah)
Metode ini digunakan untuk mengukur keberhasilan peningkatan produksi atau
pelayanan. Dengan demikian, kita dapat mendapatkan gambaran singkat tentang
kontribusi dari aspek tertentu terhadap aspek lainnya.

D. Teknik perencanaan

Dalam pembuatan perencanaan diawali dengan teknik perencanaan. Teknik


perencanaan dapat berjalan dengan baik apabila unsur-unsur pendukung terbentuknya
dapat berjalan dengan lancar. Unsur-unsur tersebut antara lain:
1. Sebelum melakukan suatu perencanaan harus mengetahui keadaan sekarang dan apa
yang ingin direncanakan.
2. Merencanakan sesuatu dengan target agar tujuan tercapai atau adanya perubahan.
Teknik-teknik dalam perencanaan pendidikan bertujuan membantu
perencanaan dalam mengambil keputusan. Teknik yang dipilih dalam uraian ini

17
adalah teknik yang dapat digunakan oleh para perencana pada semua tingkat
perencanaan. Teknik-teknik tersebut antara lain yaitu:

1. Diagram Balok (Bar Chart)


Diagram Balok bisa disebut juga Diagram Gannt. Diagram Balok memberikan
gambaran tentang kegiatan terperinci dari suatu proyek, waktu memulai sikap
kegiatan, dan lamanya kegiatan tersebut. Dalam suatu proyek biasanya kita
menjumpai beberapa kegiatan yang harus dilakukan secara berurutan, yang berarti
suatu kegiatan tidak dapat dilakukan sebelum kegiatan lain diselesaikan. Itulah
sebabnya Diagram Gannt, garis mengenai jadwal kegiatan diletakkan secara tumpang
tindih.

Kelemahan dari Diagram Balok adalah:


a. Hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya tidak tergambarkan atau
hubungan kebergantungan tidak ditunjukkan.
b. Tidak bisa diidentifikasi kegiatan mana yang merupakan kegiatan kritis. Kegiatan
kritis adalah kegiatan yang tidak dapat ditunda, apabila tertunda mengakibatkan
gangguan terhadap penyelesaian keseluruhan proyek.
Menurut Timan dalam Damayati (2013) beberapa hal yang dipandang sebagai
kelemahan dari diagram ini antara lain:
a. Hubungan antara satu aktivitas dengan aktivitas lain tidak ditunjukkan.
b. Kegiatan kritis (kegiatan yang sedemikian pentingnya sehingga penundaan kegiatan
tersebut akan mengganggu atau menunda keseluruhan proyek) tidak dapat
diidentifikasikan).
c. Penyempurnaan (updating) informasi karena adanya perubahan waktu mulai atau
waktu penyelesainnya suatu kegiatan menyebabkan diagram ini harus diganti
seluruhnya.
Meskipun demikian sampai saat ini Diagram Balok masih banyak digunakan
terutama untuk kegiatan-kegiatan yang tidak kompleks.
2. Diagram Milstone
Diagram Milstone disebut juga diagram struktur perincian kerja
yang menggambarkan unsur fungsional suatu proyek dengan keterkaitannya secara
fungsional. Struktur ini dibuat berdasarkan proyek yang disusun secara hierarkis.
Apabila proyek secara keseluruhan dianggap sebagai sistem, maka proyek itu dipecah
menjadi bagian-bagian sistem (subsistem).

18
3. Rencana Operasi
Menurut Buku IIB Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar
V(1983/1984: 28) dalam merencanakan proyek, harus menjawab dan menganalisa
pertanyaan “Apakah yang harus dilakukan?”; kemudian “Bagaimana hal itu akan
dilakukan?” Lalu dua pertanyaan tersebut diperluas, misalnya seperti berikut:
a. Oleh siapakah kegiatan itu dilaksanakan?
b. Sumber apakah (man, money, material) yang diperlukan?
c. Kapan dan dalam waktu mana kegiatan itu dilakukan?
d. Di mana akan dilakukan?
Tiap pertanyaan di atas bisa diuraikan lebih lanjut secara detail. Pertanyaan-
pertanyaan memerlukan jawaban yang kemudian dinyatakan dalam bentuk keputusan-
keputusan. Hasil akhir dari keputusan tersebut adalah suatu rencana kerja yang sering
disebut dengan Rencana Operasi atau RENOP.

4. PERT dan CPM (Network Planning)


PERT(Program Evaluation and Review Technique)
Menurut Richard dalam Fattah (2013: 63) PERT diartikan sebagai “teknik
manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan proyek-proyek yang bersifat
nonrepetitive atau tak berulang.” Sedangkan menurut Buku IIB Materi Dasar
Pendidikan Program Akta Mengajar V (1983/1984: 31) “PERT merupakan
representasi diagramatik yang juga berguna dalam merencanakan kegiatan sekaligus
alat manjemen yang efektif”. Kegunaan PERT ini terletak pada tingkat
ketelitian analisis dari suatu kegiatan, urutan, serta hubungan logisnya. PERT dapat
digunakan hampir dalam segala hal kegiatan, mulai dari memformulasikan rencana
sampai kepada evaluasi dari implementasi suatu rencana.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Perencanaan pendidikan adalah suatu proses ketika peserta


dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara mencapai
tujuan-tujuan tersebut melalui situasi mengajar-belajar tertentu. Perencanaan
pendidikan dilakukan guna mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik di masa
mendatang. Didalam prosesnya terdapat prinsip-prinsip yang harus dijadikan
landasan.

Terdapat beberapa jenis, model, metode, serta tehnik perencanaan pendidikan yang
dapat kita aplikasikan. Juga angkah-langkah tertentu dalam melakukannya.

B. Saran

Suatu Lembaga Pendidikan perlu untuk Menyusun rencana Pendidikan secara


sistematis dan terstruktur rapi agar tujuan-tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Model_(disambiguasi)
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-metode.html
https://www.google.co.id/books/edition/Perencanaan_Pendidikan/Qu6hEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=model+model+perencanaan+pendidikan&pg=PA66&printsec=fr
ontcover

file:///C:/Users/HP/Downloads/Pengertian%20Unsur%20Prinsip%20dan%20Ruang%
20Lingkup%20Perencanaan%20Pendidikan.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/556568-perencanaan-pendidikan-yang-
baik-sebagai-7f82d64b.pdf

https://uia.e-journal.id/Tahdzib/article/view/471
Arifin, Konsep perencanaan, Pendekatan dan Model Perencanaan Pendidikan

JENIS-JENIS PERENCANAAN PENDIDIKAN | attawijasa20 (wordpress.com)


(Anwar, 1986) Sistem informasi manajemen dan perencanaan pembangunan
Pendidikan
Oktapiani, M. (2019). Perencanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan di
indonesia. Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 71-102.

21
22

Anda mungkin juga menyukai