Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERENCANAAN SISTEM PENGAJARAN ANAK USIA


DINI

KONSEP DASAR PERENCANAAN SISTEM PENGAJARAN


ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu
RINA JULIANA, M,Pd.I.

Disusun Oleh
IRMA NURYANTI

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)
MUARA BUNGO
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
sehingga kami penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Beriring salam tidak
lupa kita ucapkan kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari yang tidak tahu menjadi tahu sehingga kita bisa membedakan antara baik dan
buruk.

Kami penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini. Secara khusus, kami ucapkan terima
kasih kepada Ibu Rina Juliana, M,Pd.I. selaku dosen pengampu, Karena dengan
arahan beliau lah kami dapat menyelesai kan makalah ini menjadi lebih lengkap.

Makalah yang berjudul “Konsep dasar Perencanaan Sistem Pengajaran


Anak Usia Dini” ini semoga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
yang tentunya memiliki nila-nilai kebaikan yang sangat tinggi.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, kritik dan saran yang
membangun sangatlah kami butuhkan agar makalah ini lebih sempurna.

Muara Bungo, 23 Februari 2019


Penyusun

IRMA NURYANTI

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... ii


Daftar Isi .....................................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................ 2

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengertian Perencanaan Sistem Pembelajaran ............................... 3
B. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran Anak Usia Dini ........................ 5

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................ 11

Daftar Pustaka ........................................................................................... iv

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan bentuk pendidikan untuk
rentang usia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan anak usia dini
bukan pendidikan yang diwajibkan. Namun, apabila kita memaknai lebih
mendalam tentang pentingnya pendidikan sejak usia dini atau prasekolah
merupakan bentuk pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan menusia di
masa mendatang. Hal ini sesuai dengan ungkapan berbagai tokoh pendidikan
anak bahwa pendidikan pada usia dini merupakan tahapan yang sangat
fundamental bagi perkembangan dan pendidikan selanjutnya. Bagi guru Paud,
Memahami hakikat pendidikan dan pembelajaran di Paud merupakan suatu
tuntutan yang sangat mendasar.1
Tujuan pembelajaran pada PAUD (pendidikan anak Usia Dini) yaitu
membantu anak untuk mencapai tahap-tahap perkembangannya, sehingga
perlu direncanakan agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Berdasarkan PP no 20 Tahun 2000, daerah memiliki kewenangan untuk
mengembangkan silabus sesuai dengan kurikulum, keadaan sekolah, keadaan
siswa serta kondisi sekolah. Pemerintah telah membuat standar pendidikan
anak usia dini yaitu yang dituangkan dalam Permendiknas no 58 tahun 2009
termasuk didalamnya standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia 0-6
tahun. Lembaga PAUD diberikan kebesasan untuk membuat program
pembelajarannya sendiri yang mengacu pada Permendiknas nomor 58 tahun
2009 tersebut.2 Kenyataannya masih banyak pendidik PAUD yang kesulitan
dalam mengembangkan perencanaan pembelajarannya, berikut akan
dijelaskan lebih lanjut tentang penyusunan perencanaan pembelajaran.

1
Masitoh, “Strategi Pembelajaran TK,” dalam PGTK 2202, Modul 1, h. 1.1
2
Enda Puspitasari, “Menyusun Perencanaan Pembelajaran AUD” dalam EDUCHILD.
Vol.01 No.1 Tahun 2012, h. 67

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Perencanaan Sistem Pembelajaran ?
2. Bagaimana Hakikat dan Tujuan Pembelajaran Anak Usia Dini ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Perencanaan Sistem Pembelajaran
2. Untuk mengetahui Hakikat dan Tujuan Pembelajaran Anak Usia Dini
D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengatahui apa itu Perencanaan Sistem Pembelajaran
2. Mahasiswa mampu mengetahui Hakikat dan Tujuan Pembelajaran Anak
Usia Dini

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Sistem Pembelajaran


1. Definisi Perencanaan
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-
beda satu dengan yang lain. Cunningham misalnya mengemukakan bahwa
perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta,
imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan
memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan
yang diperlukan, dan perilaku dalam batas batas yang dapat diterima yang
akan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan disini menekankan pada
usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa
akan datang serta usaha untuk mencapainya.3
Nawawi juga mengungkapkan bahwa perencanaan berarti menyusun
langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu
pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.4
Berdasarkan rumusan diatas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu
perencanaan. Perencanaan yakni suatu cara yang membuat kegiatan dapat
berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif
guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Definisi Sistem
Istilah sistem meliputi spektrum konsep yang sangat luas. Misalnya,
sebagai seorang manusia, organisasi, mobil, susunan tata surya merupakan
suatu sistem, dan masih banyak lagi. Semua contoh tersebut berbeda.
Meskipun demikian terdapat kesamaan dari segi prosesnya. Itulah

3
Amiruddin, Perencanaan Pembelajaran (Yogyakarta: Parama Ilmu, 2016), h.1
4
Annisa Eka Fitri, “Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini”, dalam J u r n a l P o t e n s i a , P G - P A U D F K I P U N I B , V o l . 2 N o . 1 . 2 0 1 7,
h.3

6
sebabnya pengertian sistem tidak lain adalah suatu kesatuan unsur unsur
yang saling berinteraksi secara fungsional.5
3. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat
untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik
untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. 6
Pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah
dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran.7
Pembelajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan
siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat
kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai
hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan
pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan
pembelajaran.8
4. Definisi Perencanaan Sistem Pembelajaran
Majid mengungkapkan bahwa perencanaan sistem pembelajaran
merupakan proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media
pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian
dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 9
Ahmad mendefinisikan perencanaan secara sederhana yaitu pemikiran
sebelum melaksanakan tugas. Sedangkan pembelajaran adalah “proses
kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaaanak usia dinian segala
potensi (dalam&luar) sebagai upaya mencapai tujuan belajar tertentu”.10
Dari dua pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa perencanaan

5
Op Cit, Amiruddin, h. 17
6
Isjoni, Cooperative Learning efektifitas pembelajaran kelompok (Bandung : Alfabeta,
2016), h. 11
7
Tukiran Taniredja dkk, Model Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif (Bandung :
Alfabeta, 2015), h.
8
Op Cit, Amiruddin, h. 3
9
Ibid.
10
Ibid.h. 4

7
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berfikir secara
rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu dengan
memanfaaanak usia dinian segala potensi dan sumber daya yang ada.
B. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran Anak Usia Dini
1. Hakikat Anak Usia Dini
Ada beberapa kajian yang dapat dicermati tentang hakikat anak
diantaranya yang dikemukakan oleh Bredecamp & Copple, Brenner, serta
Kellough, dalam Solehuddin sebagai berikut. 11
a. Anak bersifat unik.
Masing-masing anak berbeda satu sama lain. Anak memiliki
bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan masing-
masing. Dengan demikian, meskipun terdapat pola urutan umum
dalam perkembangan anak yang dapat diprediksi, pola perkembangan
dan belajar tetap memiliki perbedaan satu sama lain. Di samping
memiliki universalitas, menurut Bredecamp anak juga memiliki
keunikan tersendiri seperti dalam gaya belajar, minat, dan latar
belakang keluarga.
b. Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan.
Perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli, tidak
ditutup-tutupi. Ia akan marah, kalau memang mau marah; dan ia akan
menangis, kalau memang mau menangis. Ia memperlihatkan wajah
yang ceria di saat bergembira, dan ia menampakkan muka murung
ketika bersedih hati, tak peduli di mana ia berada dan dengan siapa.
c. Anak bersifat aktif dan energik.
Anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas. Selama
terjaga dari tidur, anak seolah tak pernah berhenti dari beraktivitas, tak
pernah lelah, dan tak pernah bosan. Terlebih lagi kalau anak
dihadapkan pada kegiatan baru dan menantang. Bagi anak, gerak dan
aktivitas merupakan suatu kesenangan.

11
Op Cit, Masitoh, h. 1.14

8
d. Anak itu egosentris
Dengan sifatnya yang egosentris, ia lebih cenderung melihat dan
memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri.
Contohnya anak menangis kalau menghendaki sesuatu yang tidak
dipenuhi oleh orang tuanya atau memaksakan sesuatu terhadap orang
lain.
e. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak
hal.
Karakteristik perilaku ini terutama menonjol pada anak usia 4–5
tahun. Karena itu sangat lazim jika anak pada usia ini banyak
memperhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal
yang sempat dilihat dan didengarnya, terutama terhadap hal-hal yang
baru.
f. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.
Terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat terhadap sesuatu hal,
anak lazimnya senang menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal-hal
baru. Misalnya, anak senang membongkar pasang alat-alat mainan
yang baru dibelinya.
g. Anak umumnya kaya dengan fantasi
Anak senang dengan hal-hal yang bersifat imajinatif. Berkaitan
dengan karakteristik ini, cerita dapat merupakan suatu kegiatan yang
banyak digemari oleh anak.
h. Anak masih mudah frustrasi.
Umumnya anak masih mudah menangis atau mudah marah apabila
keinginannya tidak terpenuhi. 12
i. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak, termasuk yang
berkenaan dengan hal-hal yang membahayakan.
Ini mengimplikasikan perlunya lingkungan perkembangan dan
belajar yang aman bagi anak sehingga anak dapat terhindar dari
kondisi-kondisi yang membahayakan.

12
Ibid, h. 1.15

9
j. Anak memiliki daya perhatian yang pendek.
Anak lazimnya memiliki daya perhatian yang pendek, kecuali
terhadap hal-hal yang secara intrinsik menyenangkan. Anak masih
sangat sulit untuk duduk dan memperhatikan sesuatu untuk jangka
waktu yang lama.
k. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial.
Masa anak usia dini kadang disebut golden age(usia emas) atau
magic years NAEYC mengkampanyekan masa awal kehidupan
inisebagai masa-masa belajar dengan slogannya Early Years are
Learning Years
l. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.
Seiring dengan perkembangan keterampilan fisiknya, anak usia ini
menjadi semakin berminat pada teman-temannya. Ia mulai
menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dan berhubungan
dengan teman-temannya.13

2. Hakikat Pembelajaran Anak Usia Dini


Pembelajaran bagi anak Usia Dini termasuk TK di dalamnya memiliki
kekhassan tersendiri. Kegiatan pembelajaran di paud mengutamakan
bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Secara alamiah
bermain memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam, dan
secara spontan anak mengembangkan kemampuannya. Bermain pada
dasarnya mementingkan proses daripada hasil.” Bermain merupakan
wahana yang penting untuk perkembangan sosial, emosi, dan kognitif
anak yang direfleksikan pada kegiatan.
Bredecamp mengatakan Bermain merupakan wahana yang penting
yang dibutuhkan untuk perkembangan berfikir anak. Piaget dalam Rita de
Vries mengatakan Pembelajaran yang paling efektif untuk Anak Usia Dini
/Taman Kanak-Kanak adalah melalui suatu kegiatan yang berorientasi
bermain. Menurut Froebel, bermain sebagai bentuk kegiatan belajar di

13
Ibid, h. 1.16

10
Taman Kanak- Kanak adalah bermain yang kreatif dan menyenangkan.
Melalui bermain kreatif anak dapat mengembangkan serta
mengintegrasikan semua kemampuannya. 14
Anak lebih banyak belajar melalui bermain dan melakukan eksplorasi
terhadap objek-objek dan pengalamannya karena anak dapat membangun
pengetahuannya sendiri melalui interaksi sosial dengan orang dewasa pada
saat mereka memahaminya dengan bahasa dan gerakan sehingga tumbuh
secara kognitif kearah berfikir verbal.
Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak selain menekankan pada
pembelajaran yang berorientasi bermain juga menekankan pembelajaran
yang berorientasi perkembangan. David Weikart dalam Claudia Eliason
mengemukakan, “ Pembelajaran yang berorientasi perkembangan
mempunyai arti bahwa pendekatan yang digunakan guru untuk
15
melaksanakan dan mengajar adalah dari sisi anak itu sendiri Ini. Berarti
bahwa guru Taman Kanak-Kanak harus memahami kebutuhan dan
karakteristik perkembangan setiap anak secara kelompok maupun secara
individual. Pembelajaran berorientasi perkembangan lebih banyak
memberi kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara- cara
yang tepat, umpamanya melalui pengalaman nyata melakukan kegiatan
eksplorasi serta melakukan kegiatan-kegiatan yang bermakna untuk anak.
Tujuan-tujuan dan kegiatan belajar harus mengintegrasikan seluruh
aspek perkembangan serta menyediakan kesempatan yang tepat bagi anak
agar mereka dapat mengeksplorasi lingkungannya. Agar pembelajaran
optimal, berorientasi pada bermain dan berorientasi pada perkembangan,
maka pendekatan yang paling tepat dalam pembelajaran di Taman Kanak-
Kanak adalah pembelajar yan berpusat pada anak atau active learning .
Melalui pendekatan ini anak dapat menggunakan seluruh indranya dalam
melakukan berbagi kegiatan. Anak bukan obyek akan tetapi subyek yang

14
Heny Djoehaeni, “Hakikat Pembelajaran di TK” dalam REPOSITORY PGTK UPI,
2013, h.18
15
Ibid.

11
aktip belajar. Secara khusus tentang belajar aktif akan disajikan pada
modul tentang “Belajar Aktif”.
Hakikat pembelajaran anak Usia Dini yang disajikan dalam KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi) sebagai berikut :
a. Proses pembelajaran bagi anak usia dini adalah proses interaksi antara
anak, sumber belajar, dan pendidik dalam suatu lingkungan belajar
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif
melakukan berbagai eksplorasi dalam kegiatan bermain, maka proses
pembelajarannya ditekankan pada aktivitas anak dalam bentuk-bentuk
belajar sambil bermain.
c. Belajar sambil bermain ditekankan pada pengembangan potensi di
bidang fisik (koordinasi motorik halus dan kasar) intelegensi ( daya
pikir daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual) sosial
emosional, sikap prilaku, serta agama), bahasa dan komunikasi
menjadi kemampuan yang secara aktual dimiliki anak.
d. Penyelenggaraan pembelajaran bagi anak usia dini perlu memberikan
rasa aman bagi anak.
e. Sesuai dengan sifat perkembangan anak usi dini, proses
pembelajarannya dilaksanakan secara terpadu.
f. Proses pembelajaran pada anak usia dini akan terjadi apabila anak
berbuat secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur
pendidik.16
3. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah
mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk
hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Secara khusus tujuan pendidikan anak usia dini adalah :
1. Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta
mencintai sesamanya.

16
Ibid.

12
2. Agar anak mampu mengelola ketrampilan tubuhnya termasuk gerakan
motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan
sensorik.
3. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan
dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk
berpikir dan belajar.
4. Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan
masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.
5. Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan
masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu
mengembangkan konsep diri yang positif dan control diri.
6. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta
menghargai kreatif.17

17
Tatik Ariyanti “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang Anak
The Importance Of Childhood Education For Child Development.” Dalam JURNAL DINAMIKA
PENDIDIKAN DASAR VOLUME 8, NO 1, Maret 2016, h. 5

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil
berfikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu
dengan memanfaaanak usia dinian segala potensi dan sumber daya yang
ada.
2. Kegiatan pembelajaran di paud mengutamakan bermain sambil belajar dan
belajar sambil bermain. Secara alamiah bermain memotivasi anak untuk
mengetahui sesuatu lebih mendalam, dan secara spontan anak
mengembangkan kemampuannya.
3. Tujuan umum pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai
potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini ditemukan kesalahan atau kekeliruan,
kritik dan saran yang membangun sangatlah dibutuhkan. kami hanya manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan dan khilafan.
Dan harapan kami penulis, semoga tulisan ini bisa bermanfaat serta
menambah wawasan bagi pembaca. Dan bisa dijadikan sebagai rujukan untuk
penulisan-penulisan karya ilmiah selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Masitoh. “Strategi Pembelajaran TK,” dalam PGTK 2202. Modul 1.

Enda Puspitasari. “Menyusun Perencanaan Pembelajaran AUD” dalam Educhild.


Vol.01 No.1 Tahun 2012.

Amiruddin. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta : Parama Ilmu. 2016.

Annisa Eka Fitri. “Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Anak


Usia Dini”. dalam J u r n a l P o t e n s i a , P G - P A U D F K I P U N I
B , V o l . 2 N o . 1 . 2 0 1 7.

Tatik Ariyanti. “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang
Anak The Importance Of Childhood Education For Child Developmen”.
Dalam JURNAL DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR VOLUME 8, NO 1,
Maret 2016.

Isjoni. Cooperative Learning : Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung :


Alfabeta. 2016. Cet. 8.

Tukiran Taniredja dkk. Model-model pembelajaran inovatif dan efektif. Bandung :


Alfabeta. 2015.

Heny Djoehaeni, “Hakikat Pembelajaran di TK” dalam


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197007241998022-
BEL%26PEMB_.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai