Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGEMBANGANKELOMPOK BERMAIN
“Penerapan Model Pembelajaran BCCT (Sentra
Imtaq, Bermain Peran Kecil dan Besar)”

Dosen Pengampu
MARHAMAH. S.Pd.I.

Disusun oleh:
ROHANA

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)
MUARA BUNGO
2021
KATA PENGANTAR

‫ﺍﻠﺣﻤﺩ ﻟﻟﻪ ﺭﺏ ﺍﻠﻌﺎ ﻟﻤﻳﻦ ﻭﺍﻠﺼﻼﺓ ﻭﺍﻠﺳﻼﻡ ﻋﻠﻰﺍﺷﺭﻑﺍﻻﻧﺑﻳﺄﻭﺍﻠﻣﺭﺳﻠﻳﻥ‬


‫ﻭﻋﻠﻰﺍﻠﻪ ﻭﺻﺣﺑﻪ ﺍﺟﻣﻌﻳﻥ‬
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
sehingga kami penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Beriring salam tidak lupa kita
ucapkan kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari yang tidak
tahu menjadi tahu sehingga kita bisa membedakan antara baik dan buruk.

Kami penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Secara khusus, kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Marhamah. S.Pd.I. selaku dosen pengampu, Karena dengan arahan beliau
lah kami dapat menyelesai kan makalah ini menjadi lebih lengkap.

Makalah yang berjudul “Pengintegrasian Sains dengan Bahasa, Matematika,


Keterampilan Sosial dan Motorik” ini semoga dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan yang tentunya memiliki nila-nilai kebaikan yang sangat tinggi.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, kritik dan saran yang
membangun sangatlah kami butuhkan agar makalah ini lebih sempurna.

Muara Bungo, Oktober 2021


Penyusun

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. ii


Daftar Isi ...................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN


A. Model Pembelajaran BCCT .............................................................. 3
B. Sentra Imtaq ...................................................................................... 5
C. Sentra Bermain Peran ....................................................................... 6
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 8
B. Saran .................................................................................................. 8

Daftar Pustaka ............................................................................................. iv


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang mendasar bagi kehidupan manusia. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Anak Usia Dini menurut National Association for the Education Young Children
(NAEYC) menyatakan bahwa anak usia dini atau “early childhood” merupakan anak
yang berada pada usia nol sampai dengan delapan tahun. Menurut Bacharuddin
Musthafa, anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia antara satu
hingga lima tahun. Pengertian ini didasarkan pada batasan psikologi perkembangan
yang meliputi bayi (infancy atau babyhood) usia 0-1 tahun, usia dini (early childhood)
usia 1-5 tahun, dan masa kanak-kanak akhir (late childhood) usia 6-12 tahun. Berbeda
halnya dengan Subdirectorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang membatasi
pengertian istilah usia dini pada anak usia 0- 6 tahun, yakni hingga anak menyelesaikan
masa taman kanak-kanak.2
Sedangkan Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut. 3Secara teoritis dan filosofis tujuan pendidikan anak usia dini lebih menekankan
pada aspek pembentukan pribadi anak menjadi seorang manusia dewasa yang berdiri
sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Dewasa dalam hal ini berarti dewasa

1
Helmawati, Mengenal dan Memahami PAUD (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2015), 30.
2
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori), (Jakarta : Bumi Aksara, 2016), 1.
3
Ibid
secara pikiran, perasaan, kemauan, umur, tingkah laku, sikap dan kepribadian atau
istilah lain dewasa dalam cipta, rasa dan karsa.4
Pendidikan anak usia dini harus berlandaskan pada kebutuhan anak. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 disebutkan bahwa proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.5
Dalam makalah ini akan dibahasan tentang “Penerapan Model Pembelajaran
BCCT”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu model pembelajaran BCCT ?
2. Bagaimana pembelajaran sentra Imtaq?
3. Bagaimana pembelajaran sentra Bermain Peran ?
C. Tujuan
4. Untuk mengetahui Apa itu model pembelajaran BCCT
5. Untuk mengetahui Bagaimana pembelajaran sentra Imtaq
6. Untuk mengetahui Bagaimana pembelajaran sentra Bermain Peran
D. Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengetahui Apa itu model pembelajaran BCCT
2. Mahasiswa mampu mengetahui Bagaimana pembelajaran sentra Imtaq
3. Mahasiswa mampu mengetahui Bagaimana pembelajaran sentra Bermain Peran

4
Safrudin Aziz, Strategi Pembelajaran Aktif Anak Usia Dini (Yogyakarta : Kalimedia, 2017), 71-72.
5
Maman Sutarman dan Asih, Manajemen Pendidikan Usia Dini (Bandung : Pustaka Setia, 2016), 87.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Pembelajara BCCT


Metode pembelajaran anak usia dini melalui pendektatan BCCT
(beyond centers and circle times atau sistem sentra & saat lingkaran ) merupakan
pendekatan yang dikembangkan melalui hasil kajian teoritik dan pengalaman empirik
yang merupakan pengembangan diri dari pendekatan mentossori, high scope, head
star, dan Reggio Emilia yang dikembangkan oleh cretive for childhood research and
trainging ( CCCRT) Florida, USA dan sudah dilaksanakan selama 35 tahun, baik untuk
anak normal maupun anak yang berkebutuhan khusus.
Model BCCT atau pembelajaran sentra adalah sebuah model pembelajaran yang
menjadikan bermain di sentra dan saat lingkaran sebagai wahana belajar anak.
Pendekatan ini lebih menekankan pada aktivitas eksplorasi lingkungan. Anak-anak
belajar di sentra yang dilengkapi dengan sejumlah alat permainan dengan tujuan agar
berfungsi sebagai pijakan (Scaffolding) yang dapat mendukung perkembangan Moral-
Agama, Fisik-Motorik Bahasa, Kognitif, Sosial-Emosional dan Seni.
Model pembelajaran BCCT didasarkan pada prinsip-prinsip dan tahap
perkembangan anak yang mengacu pada perkembangan potensi dan minat setiap anak
melalui penyediaan lingkungan belajar yang kaya dan memasukkan makna bermain
pada setiap pembelajarannya. Disamping itu, saat lingkaran merupakan pengkondisian
guru dan anak duduk bersama ketika mengawali dan menutup pembelajaran. Secara
umum metode yang digunakan dalam pembelajaran PAUD adalah melalui bermain
sambil belajar.6
Model sentra dan lingkaran adalah model penyelenggaraan PAUD yang berfokus
pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main saat anak dalam
lingkaran dengan menggunakan empat jenis pijakan (scaffolding) untuk mendukung

6
Een Y Haenilah, Kurikulum dan Pembelajaran PAUD (Yogyakarta : Media Akademi, 2015), 114.
perkembangan anak yaitu : a. pijakan lingkungan main, b. pijakan sebelum main, c.
pijakan selama main dan d. pijakan setelah main.7
Seluruh kegiatan pembelajaran berfokus kepada anak sebagai subjek pembelajaran,
sedangkan pendidik lebih banyak berperan sebagai motivator dan fasilitator dengan
memberikan pijakan-pijakan. Pijakan yang diberikan sebelum dan sesudah anakbermain
dilakukan dalam setting duduk melingkar sehingga dikenal anak bermain dilakukan
dalam setting duduk melingkar sehingga dikenal dengan sebutan “saat lingkaran.8
Manfaat yang dapat diambil dari model pembelajaran BCCT atau pembelajaran
sentra ini adalah peserta didik memperoleh pengetahuan dari konteks yang terbatas,
sedikit demi sedikit, dan dari proses mencoba sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan
masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat sekarang dan kelak.9
Selain itu manfaat pembelajaran sentra diantaranya adalah a). Meningkatkan
kreativitas anak dengan memberikan kesempatan anak untuk bermain, bereksplorasi dan
menentukan kegiatan yang membantunya dalam memecahkan masalah, mempelajari
keahlian keahlian dasar dan memahami konsep-konsep baru, b). Melalui sentra, anak
dapat memanipulasi objek dalam sentra-sentra yang disediakan, mengembangkan
percakapan dan bermain peran serta belajar sesuai tingkatan dan langkah-langkah yang
anak inginkan, c). mengembangkan keahlian belajar mandiri karena adanya prinsip
kehendak sendiri (self directing) dan koreksi diri (self correcting) yang alamiah
terhadap berbagai alat di sentra kegiatan, d). memberikan individualisasi kegiatan
karena gaya dan tingkat belajar anak yang berbeda-beda, e). memudahkan anak dalam
memahami materi dan mengambil kesimpulan bahwa melalui sentra materi akan masuk
ke otak anak secara teratur, sistematis dan terarah.10
B. Sentra Imtaq
Sentra Imtaq merupakan sentra yang memberikan kesempatan kepada anak
pembelajaran nilai-nilai, aturan-aturan agama sehingga anak bisa mengembangkan
keimanan dan ketaqwaan melalui pembiasaaan sehari-hari melalui kegiatan main anak.

7
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan
Anak Usia Dini, Pedoman Penerapan Pendekatan “Beyond Centers And Circle Time (BCCT)”
(Pendekatan Sentra Dan Lingkaran ) Dalam Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta : 2006), 2.
8
Mursid, Pengembangan Pembelajaran PAUD (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2015),h. 35.
9
Ibid, H.217
10
Asmawati, Perencanaan Pembelajaran PAUD, 112.
Dimana fokus dari sentra Imtaq ini adalah mendukung anak untuk mengenal dan
membangun konsep konsep Al-Qur’an dan Hadis. 11
Keimanan dan ketaqwaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yang
harus ada dalam jiwa orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Berdasarkan
pengertian pelaksanaan, sentra, keimanan dan ketaqwaan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan sentra keimanan dan ketaqwaan adalah serangkaian
kegiatan pembelajaran dalam rangka menyiapkan dan meletakkan dasar-dasar bagi
perkembangan diri anak didik meliputi pijakan, materi, metode, media, kegiatan dan
evaluasi yang memfokuskan pada penanaman keimanan dan ketaqwaan anak. Sentra
keimanan dan ketaqwaan sering disebut juga dengan sentra agama (Islam).
Tujuan pembelajaran IMTAQ dijadikan sentra atau terpusat, agar secara bertahap
siswa mampu mengenal ajaran agama Islam sesuai dengan tuntunan AlQur’an dan
Hadits. Model pembelajaran sentra IMTAQ di kelompok bermain ini, dibuat hari
khusus dimana dalam kurun waktu dua kali seminggu, guru mengajarkan pembelajaran
IMTAQ selama satu hari penuh saat jam pembelajaran. Oleh karena itu, seluruh materi
dan media mengajar yang digunakan oleh guru telah disesuaikan dengan kebutuhan
pembelajaran sentra IMTAQ tersebut.
Materi yang disampaikan dalam pembelajaran sentra IMTAQ, mengadopsi dari
kurikulum 2013 khusus Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan adanya materi
yang telah ditetapkan dalam kurikulum tersebut, maka proses pembelajaran dapat
terselenggara secara terprogram sehingga dapat berjalan teratur. Berdasarkan survey
yang telah dilakukan peneliti selama beberapa bulan terakhir, pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar sentra IMTAQ di kelompok bermain Aisyiah Suryocondro, guru
menerapkan metode ceramah, diskusi, tugas mandiri, dan tanya jawab. Sedangkan
kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran IMTAQ adalah seperti praktek
sholat, praktek wudhu, mengenal makhlukmakhluk ciptaan Allah, belajar bersosialiasi
secara islami, mengenal huruf hijaiyah, menghafal beberapa surat pendek, menghafal
do’a sehari-hari, menghafal beberapa hadits, bermain puzzle berbentuk gerakan sholat,

11
Eka Putri Nur Damayanti. Pengembangan sumber belajar Pada sentra imtaq di play group genus.
(Journal Pdf, tahun 2016) h. 41
mewarnai sebuah tulisan Arab atau beragam gambar yang berkitan dengan ibadah umat
Islam, bernyanyi lagu islami, dan materi lain yang sudah disesuaikan dengan kurikulum.
C. Sentra Bermain Peran
Menurut Erik Ericson ada dua jenis bermain peran, yaitu :
1. Sentra Bermain Peran Makro
Sentra bermain peran makro adalah kegiatan bermain dimana seorang anak
melakukan peniruan terhadap perilaku orang lain baik dalam bentuk nyata atau
imajinasi. Dalam kegiatan bermain peran anak akan memerankan tokoh yang dilihatnya,
seperti meniru perilaku ibu atau bapaknya, tokoh khayalan seperti batman atau
superman atau juga berbagai profesi kerja.
Bermain peran makro, adalah mengembangkan daya pikir dan kemampuan imajinasi
(daya cipta) sehingga anak dapat menuangkan pengalaman inderanya dalam bermain
simbolik (bermain fantasi). 12Anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran
besar yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran, contoh
memakai baju, menggunakan kotak kardus dibuat menjadi mobil. Sejumlah alat
permainan edukatif yang digunakan anak untuk bermain peran makro adalah:
a) Dokter, perawat
b) Polisi, tentara
c) Pemadam kebakaran
d) Pak pos
e) Sekretaris
f) petani
g) Pedagang
h) Penjual bunga
i) Pesta ulang tahun j. Kegiatan di restoran.
2. Sentra Bermain Peran Mikro
Sentra bermain peran mikro adalah kegiatan bermain pura-pura atau simbolik
dimana anak menjadi dalang dari berbagai peran yang dimainkannya. Biasanya anak
memulai kegiatan bermain dengan membuat miniatur ruang atau keadaan dan suasana

12
Een Y. Haenilah, Kurikulum dan Pembelajaran PAUD, (Yogyakarta: Media Akademi, 2015), hlm 104
tertentu, misalnya seolah-olah berada di ruang kerja dokter, dapur, atau di salon
kecantikan.
Bermain peran mikro, adaah saat anak memegang atau menggerakgerakkan benda-
benda berukuran kecil untuk menyusun adegan 13. Mereka belajar untuk
menghubungkan dan mengambil sudut pandang dari orang lain. Anak memainkan peran
melaui tokoh yang diwakilkan oleh benda-benda berukuran kecil, contoh kandang
dengan binatangbinatangan dan orang-orangan kecil. Sejumlah alat permainan edukatif
simbolik yang biasa digunakan untuk bermain peran mikr diantaranya :
a) Rumah boneka: perabotan, ruang
b) Kereta api : rel, lokomotif, dan gerbong-gerbongan
c) Bandar udara : pesawat dan truk-truk
d) Kebun binatang : boneka bermacam-macam binatang
e) Jalan kota : jalan, orang, mobil
f) Panggung boneka
g) Boneka jari
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis bermain peran sangat
beraneka ragam, bisa menyeluruh dalam memaksimakan perkembangan anak. Karena
dalam sentra bermain peran ini memang diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai.

13
Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, Mainan, Dan Permainan Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta:
Gramedia, 2012), Hlm 20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Model BCCT atau pembelajaran sentra adalah sebuah model pembelajaran yang
menjadikan bermain di sentra dan saat lingkaran sebagai wahana belajar anak.
Pendekatan ini lebih menekankan pada aktivitas eksplorasi lingkungan. Anak-anak
belajar di sentra yang dilengkapi dengan sejumlah alat permainan dengan tujuan
agar berfungsi sebagai pijakan (Scaffolding) yang dapat mendukung perkembangan
Moral-Agama, Fisik-Motorik Bahasa, Kognitif, Sosial-Emosional dan Seni.
2. Sentra Imtaq merupakan sentra yang memberikan kesempatan kepada anak
pembelajaran nilai-nilai, aturan-aturan agama sehingga anak bisa mengembangkan
keimanan dan ketaqwaan melalui pembiasaaan sehari-hari melalui kegiatan main
anak. Dimana fokus dari sentra Imtaq ini adalah mendukung anak untuk mengenal
dan membangun konsep konsep Al-Qur’an dan Hadis
3. Sentra bermain peran makro adalah kegiatan bermain dimana seorang anak
melakukan peniruan terhadap perilaku orang lain baik dalam bentuk nyata atau
imajinasi. Dalam kegiatan bermain peran anak akan memerankan tokoh yang
dilihatnya, seperti meniru perilaku ibu atau bapaknya, tokoh khayalan seperti
batman atau superman atau juga berbagai profesi kerja.
4. Sentra bermain peran mikro adalah kegiatan bermain pura-pura atau simbolik
dimana anak menjadi dalang dari berbagai peran yang dimainkannya.
B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini ditemukan kesalahan atau kekeliruan, kritik
dan saran yang membangun sangatlah dibutuhkan. kami hanya manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan dan khilafan.
Dan harapan kami penulis, semoga tulisan ini bisa bermanfaat serta menambah
wawasan bagi pembaca. Dan bisa dijadikan sebagai rujukan untuk penulisan-
penulisan karya ilmiah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Helmawati, Mengenal dan Memahami PAUD. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2015.

Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori), Jakarta : Bumi
Aksara, 2016.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah


Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Penerapan Pendekatan
“Beyond Centers And Circle Time (BCCT)” (Pendekatan Sentra Dan Lingkaran
) Dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : 2006.

Een Y Haenilah, Kurikulum dan Pembelajaran PAUD. Yogyakarta : Media Akademi,


2015.

Eka Putri Nur Damayanti. Pengembangan sumber belajar Pada sentra imtaq di play
group genus. Journal Pdf, tahun 2016.

Maman Sutarman dan Asih, Manajemen Pendidikan Usia Dini Bandung : Pustaka Setia,
2016.

Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, Mainan, Dan Permainan Untuk Pendidikan Anak


Usia Dini, Jakarta: Gramedia, 2012.

Mursid, Pengembangan Pembelajaran PAUD Bandung : Remaja Rosdakarya, 2015.

Safrudin Aziz, Strategi Pembelajaran Aktif Anak Usia Dini Yogyakarta : Kalimedia,
2017.

Anda mungkin juga menyukai