Disusun Oleh :
1. WULANDARI 211B10341
2. DWI RENI FATMAWATI 211B10388
3. MOH.AGUS RAHMATULLOH 221B10115
4. TAUFI QUR ANDARU 221B10118
5. MOHAMMAD IRWAN 221B10123
PROGRAM STUDI
BIMBINGAN dan KONSELING
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “SEJARAH BIMBINGAN KONSELING” dengan tepat
waktu. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW
yang kita nanti natikan syafaat-nya di ahirat nanti, serta nikmat sehat-nya baik itu berupa sehat fisik
maupun fikiran sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan Didalamnya, Untuk itu, Kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Kemudian apabila banyak kesalahan dalam makalah ini Kami mohon maaf sebesar-
besarnya .
Judul ……………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar…………………………………………………………….…….ii
Daftar isi………………………………………………………………...………iii
BAB I……………………………………………………………………..…...…1
PENDAHULUAN………………………………………………………......…1.1
C . Tujuan………………………………………………………………….…..1.3
BAB II…………………………………………………………………………...2
PEMBAHASAN………………………………………………………....…....2.1
A. Pengetian Bimbingan Konseling…………..…………………………....…..2.2
B. Sejarah Bimbingan Konseling Bimbingan Konseling di dunia………...…..2.3
C. Sejarah Bimbingan Konseling Bimbingan Konseling di Indonesia..............2.3
BABIII …………………………………………………………………...….….3
PENUTUP…………………………………………………………………....….3
KESIMPULAN ………………………………………………………........…....3
BAB I
PENDAHULUAN
Pandangan itu bersumber dari aliran humanistik, yang menganggap bahwa manusia adalah
unggul dan mempunyai kemampuan untuk mengatasi segala persoalan kehidupan di dunia. Manusia
menjadi sentral kekuatan melalui otaknya. Karena itu pendidikan harus mengutamakan otak
( kognitif dan daya nalar). Akibatnya, manusia itu amat sekuler, hanya mengutamakan duniawi saja,
dan mengabaikan kekuasaan Allah. Terjadilah apa yang disebut kesombongan intelektual
(intellectual arrogance). Namun aspek lain yang dianggap positif adalah paham demokratis, dimana
manusia dihargai harkat kemanusiaan, mengembangkan sikap empati, terbuka, memahami, dan
sebagainya. Sikap-sikap tersebut amat mendukung bagi kegiatan bimbingan dan konseling.
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang
pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam rangka
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai
macam media dan teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian
sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian
bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka
antara guru pembimbing / konselor dengan klien dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh
pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan
mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan
Oleh karena permasalahan tersebut diatas maka munculah gagasan untuk mengembangkan
Bimbingan tersebut yang di terapkan dalam berbagai kebutuhan .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah maka rumusan masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
C . Tujuan
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah maka tujuan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Pengertian dari bimbingan konseling atau yang seringkali disingkat menjadi BK ini adalah
serangkaian aktivitas yang berupa bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli pada konseling dengan
cara tatap muka, baik itu secara individu ataupun kelompok dengan memberikan pengetahuan
tambahan. Pengetahuan tambahan itu nantinya diharapkan bisa menjadi jalan keluar untuk
mengatasi dan menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh konseling, yakni dengan cara terus-
menerus dan sistematis. Bimbingan konseling ini juga telah diatur di dalam Surat Keputusan
Mendikbud No. 025/1995 mengenai Petunjuk Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Disini disebutkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan yang
ditujukan untuk peserta didik, baik itu individu ataupun kelompok supaya mandiri dan tetap bisa
berkembang secara optimal. Tak hanya itu saja, bimbingan yang diberikan juga meliputi bimbingan
sosial, karir, belajar, dan lainnya melalui berbagai macam layanan dan juga kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku. Pada intinya, bimbingan konseling adalah sebuah proses
interaksi antara konselor dan juga konseli. Baik itu secara langsung ataupun tidak langsung dalam
rangka membantu para konseli supaya bisa mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya atau
bisa memecahkan masalah yang sedang mereka alami.
Selain itu, bimbingan konseling juga bisa disebut sebagai salah satu upaya yang sistematis,
objektif, berkelanjutan, dan logis, serta terprogram yang mana dilakukan oleh para konselor untuk
memberikan fasilitas pengembangan konseli supaya mereka bisa mencapai kemandirian dan
mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
https://www.gramedia.com/literasi/bimbingan-konseling/
6. Tohirin
Menurut Tohirin, bimbingan dan konseling merupakan sebuah proses bantuan yang diberikan
kepada para individu atau kelompok dari para konselor atau pembimbing melalui tatap muka
ataupun hubungan timbal balik antara keduanya. Agar konseli memiliki kemampuan ataupun
kecakapan dalam melihat dan menemukan masalahnya. Konseli juga diharapkan agar bisa
mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri.
https://www.gramedia.com/literasi/bimbingan-konseling/
B.Sejarah Bimbingan Konseling Bimbingan Konseling di dunia
Sejarah bimbingan konseling dimulai pada abad ke-19. Awal mula adanya bimbingan
konseling yaitu dari Amerika sampai akhirnya berkembang menjadi disiplin ilmu bervariasi.
Keilmuan tersebut meluas pada berbagai pelosok bumi. Lalu, diterapkan sebagai program
pengembangan manusia untuk pelaksanaan layanan di sekolah.
Keberadaan bimbingan konseling dinilai positif karena membantu proses perkembangan diri
siswa. Sekaligus membantu memahami agar siswa bisa menyelesaikan masalah yang tidak bisa ia
selesaikan sendiri. Prinsip dukungan maupun wawasan orang lain justru bisa lebih membantu.
Bimbingan dan konseling termasuk layanan bagi siswa baik individu atau kelompok.
Fungsinya adalah menyelesaikan masalah dalam proses belajar mengajar. Selain itu, untuk
membantu supaya siswa punya perkembangan diri lebih mandiri dan optimal terkait belajar dan
kegiatan pendukung sesuai norma. Bimbingan konseling yaitu upaya dari pembimbing atau guru
secara sistematik dan proaktif.
Pembimbing punya peran dalam memberikan fasilitas siswa supaya bisa mencapai tingkat
perkembangan optimal, membantu membentuk perilaku efektif pada lingkungan, serta membantu
agar fungsi maupun manfaat individu terhadap lingkungan lebih meningkat. Perubahan perilaku
terhadap individu merupakan hasil karena adanya interaksi antara diri sendiri dengan lingkungan
sekitar.
Individu yang berkembang pada lingkungan sehat pasti punya karakter baik. Bimbingan dan
konseling juga penting dalam memberikan arahan siswa juga tanggungjawab tentang perkembangan
lingkungan untuk bahan interaksi siswa secara dinamis, termasuk dalam perkembangan diri serta
perbaikan perilaku.
Sejarah perkembangan BK di wilayah Amerika Serikat terbagi menjadi 4 era yaitu era tahun
1900-1909, tahun 1910-1970, tahun 1980-an, dan tahun 1990-an.
Bimbingan dan konseling pertama kali dikenal di Amerika dengan didirikannya Vocational
Bureau yang dipelopori oleh Frank Parson pada tahun 1908. Bertepatan dengan itu, seorang
konselor Jesse B. Davis memasukkan layanan konseling di SMA di Detroid (1907).
Pada tahun 1913 didirikannya National Vocational Guidance Association (NVGA), selain itu,
pemerintah pada saat itu juga sudah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dalam
membantu veteran perang. Pada tahun 1920-an program bimbingan mulai bermunculan di lembaga
pendidikan tingkat SMP dan SMA, kemudian layanan bimbingan dan konseling mulai
diselenggarakan di tingkat SD pada akhir 1920-an hingga awal dekade 1930-an. Pada tahun 1942
Carl Rogers mempublikasikan buku yang berjudul Counseling and Psychotherapy yang didalamnya
terdapat teori tentang onseling non-directive. Pada tahun 1950-an berdirilah berbagai organisasi
konseling yaitu American Personnel and Guidance Association (APGA). Pada tahun 1958,
disahkannya National Defense Education Act (NDEA). Kemudian pada awal 1970 layanan
konseling mulai berkembang di luar sekolah seperti di lembaga komunitas dan pusat kesehatan
mental.
Pada tahun 1981 dibentuknya Council for Accreditation of Counseling and Related
Educational Program (CACREP) yang berfungsi untuk melakukan standarisasi pada program
pendidikan konseling pada tingkat master dan doktor di bidanf konseling sekolah, komunitas,
kesehatan mental, perkawinan dan keluarga, serta konseling di Perguruan Tinggi.
4. Era Tahun 1990-an
Pada akhir ke 19-an, spesialis psikiatri yang dipelopori oleh Van Ellenberger Renterghem dan
Van Eeden telah mendapat tempat berdampingan dengan spesialis pengobatan lain. Kemudian
selama tahun 80 dan 90-an, berbagai permasalahan sosial mempengaruhi anak-anak yang pada
gilirannya mengakselerasi pertumbuhan konseling di SD. Berbagai isu seperti penganiayaan anak,
pelecehan seksual, dan lain sebagainya mengarah pada pemandatan konseling SD.
https://www.kompasiana.com/nindafath/6250561992cb5a32833d1cf2/sejarah-
perkembangan-bimbingan-konseling-bk
Secara bahasa, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata, yaitu Guidence (bimbingan)
dan Counseling (konseling). Dalam praktik pelaksanaanya dua kata tersebut adalah satu kesatuan
dan tidak boleh dipisah. Keduanya merupakan bagian yang integral (Tohirin, 2011:15).
Sejarah awal bimbingan konseling yaitu pada awal tahun 1964 fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian berubah menjadi IKIP) di Bandung dan Malang
mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Pada tahun 1971 berdiri proyek printis
pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yang berada di Padang, Jakarta, Manado, bandung,
Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang.
Dari pengembangan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan tersebut, pada tahun 1975 lahirlah
kurikulum untuk sekolah menengah atas yang didalamnya memuat pedoman Bimbingan dan
Penyuluhan. Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui pada tahun 1989
dengan lahirnya SK menpan No 026/men an/1989 tentang angka kredit bagi jabatan guru dalam
lingkungan departemen pendidikan dan kebudayaan.
Dalam kopmen tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah. Namun, pelaksanaannya di sekolah masih belum jelas seperti pemikiran
awal untuk mendukung misi sekolah dan membantu peserta didik mencapai tujuan pendidikan
mereka. Parahnya lagi orang tua murid beranggapan bahwa anak yang ke BP identic dengan anak
yang bermasalah, jika orang tua murid mendapat panggilan ke ruang BP mereka beranggapan
bahwa anaknya di sekolah mendapat masalah, inilah yang disebut miskomunikasi BK.
Sampai tahun 1995 lahirlah SK Mendikbud NO25/1995 tentang jabatan fungsional guru dan angka
kreditnya yang didalamnya memuat aturan tentang bimbingan dan konseling di sekolah serta
perencanaan, pelaksanaan, penilaian, analisis, dan tindak lanjut kegiatannya. Di dalam SK
Mendikbut ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di
sekolah dan dilaksanakan oleh guru pembimbing dan di sinilah pola pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling di sekolah menjadi jelas.
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional
yaitu berkembangnya potensi peserta didik. Layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah
melakukan fungsi-fungsi sebagai usaha pemahaman. Fungsi pemahaman mendorong upaya-upaya
kepada peserta didik agar mereka lebih memahami diri mereka sendiri secara baik.
BABIII
PENUTUP
3. KESIMPULAN
Mengingat Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain dalam
konsep kehidupan yang majemuk , maka bentuk bimbingan sangat penting adanya terutama pada
dunia pendidikan atau lingkup sekolah. Utamanya Peranan Guru BK di sekolah sangat penting
dalam keberhasilan setiap siswa agar bisa menjalani proses pendidikan di sekolah dengan baik.
Guru BK bertugas untuk mengetahui dan juga memahami perilaku dan juga memberikan konseling
kepada siswa sehingga bisa membantu siswanya dalam mengatasi setiap permasalahan siswa.
Perkembangan Bentuk bimbingan yang berawal dari Sejarah bimbingan konseling dimulai
pada abad ke-19 yaitu dari Amerika sampai akhirnya berkembang menjadi disiplin ilmu bervariasi.
Keilmuan tersebut meluas pada berbagai pelosok bumi. Hingga masuk ke negara Indonesia yang
diterapkan pada tahun awal tahun 1964 di fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (disingkat FKIP,
yang kemudian berubah menjadi IKIP) di Bandung dan Malang. Dan berkembang sampai ndengan
sekarang.